Oleh
No.BP : 1501011019
Kelas : 3 MB
Semoga semua kebaikan kita menjadi amal shaleh dan dibalas dengan
limpahan rahmat Allah SWT. Amin.
Candra Buana
BAB I
PENDAHULUAN
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan baik. Dalam perancangan suatu alat dibutuhkan
beberapa komponen pendukung. Teori komponen berfungsi untuk memberi
landasan dalam perancangan ataupun pembuatan alat. Ketepatan dan ketelitian
dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran dari komponen itu sangat
mempengaruhi kinerja dari alat yang akan dirancang
PEMBAHASAN
Pada Kasus Poros Yang Berputar, Bagian Poros Yang Berkontak Dengan
Bantalan Disebut Journal. Bagian Yang Datar Pada Bantalan Yang Melawan
Gaya Aksial Disebut Thrustsufaces. Bearing Ini Sendiri Dapat Disatukan Dengan
Rumah Atau Crankcase. Tetapi Biasanya Berupa Shell Tipis Yang Dapat Diganti
Dengan Mudah Dan Yang Menyediakan Permukaan Bantalan Yang Terbuat Dari
Material Tertentu Seperti Babbit Atau Bronze. Ketika Proses Bongkar Pasang
Tidak Memerlukan Pemisahan Bantalan, Bagian Tertentu Pada Bantalan Dapat
Dibuat Sebagai Sebuah Dinding Silindris Yang Ditekan Pada Lubang Dirumah
Bantalan. Bagian Bantalan Ini Disebut Sebagai Bushing.
Pada Awalnya, Thrust Bearing Hanya Terdiri Dari Plat Yang Berputar
Terhadap Poros Dan Plat Yang Diam. Karena Plat Ini Sejajar Satu Sama Lain
Maka Lapisan Film Tidak Terbentuk Diantaranya, Maka Tidak Menimbulkan
Load Support. Oleh Karena Itu Apabila Berputar Akan Terjadi Keausan. Ini
Menjadi Masalah Besar Untuk Bearing Yang Digunakan Pada Baling-Baling
Kapal Atau Bearing Vertikal Untuk Turbin Air.
Disamping Dapat Menahan Beban Radial, Jenis Ini Juga Dapat Menahan Beban
Aksial Dalam Dua Arah. Karena Konstruksinya Juga, Jenis Ini Dapat Menahan
Beban Torsi. Jenis Ini Juga Digunakan Untuk Mengganti Dua Buah Bearing Jika
Ruangan Yang Tersedia Tidak Mencukupi.
5. Double Row Barrel Roller Bearings
Bearing Ini Mempunyai Dua Baris Elemen Roller Yang Pada Umumnya
Mempunyai Alur Berbentuk Bola Pada Cincin Luarnya. Jenis Ini Memiliki
Kapasitas Beban Radial Yang Besar Sehingga Ideal Untuk Menahan Beban Kejut.
Jenis Ini Mempunyai Dua Alur Pada Satu Cincin Yang Biasanya Terpisah. Efek
Dari Pemisahan Ini, Cincin Dapat Bergerak Aksial Dengan Mengikuti Cincin
Yang Lain. Hal Ini Merupakan Suatu Keuntungan, Karena Apabila Bearing Harus
Mengalami Perubahan Bentuk Karena Temperatur, Maka Cincinya Akan Dengan
Mudah Menyesuaikan Posisinya. Jenis Ini Mempunyai Kapasitas Beban Radial
Yang Besar Pula Dan Juga Cocok Untuk Kecepatan Tinggi.
7. Tapered Roller Bearings
Dilihat Dari Konstriksinya, Jenis Ini Ideal Untuk Beban Aksial Maupun Radial.
Jenis Ini Dapat Dipisah, Dimana Cincin Dalamnya Dipasang Bersama Dengan
Rollernya Dan Cincin Luarnya Terpisah.
Bearing Jenis Ini Hanya Cocok Untuk Menahan Beban Aksila Dalam Satu Arah
Saja. Elemenya Dapat Dipisahkan Sehingga Mudah Melakukan Pemasangan.
Beban Aksial Minimum Yang Dapat Ditahan Tergantung Dari Kecepatannya.
Jenis Ini Sangat Sensitif Terhadap Ketidaksebarisan (Misalignment) Poros
Terhadap Rumahnya.
9. Double Direction Thrust Ball Bearings
Bearing Jenis Ini Hanya Cocok Untuk Menahan Beban Aksila Dalam Satu Arah
Saja. Elemenya Dapat Dipisahkan Sehingga Mudah Melakukan Pemasangan.
Beban Aksial Minimum Yang Dapat Ditahan Tergantung Dari Kecepatannya.
Jenis Ini Sangat Sensitif Terhadap Ketidak Sebarisan (Misalignment) Poros
Terhadap Rumahnya.
Bearing Jenis Ini Mempunyai Alur Dalam Berbentuk Bola, Yang Bisa Membuat
Elemennya Berdiri Sendiri. Kapasitasnya Sangat Besar Terhadap Beban Aksial.
Selain Itu Juga Dapat Menahan Beban Radial Secara Simultan Dan Cocok Untuk
Kecepatan Yang Tinggi.
2.5 Sifat- Sifat Bantalan
1. Tahan tekanan
Bahan bantalan harus memiliki kekuatan tekanan yang tinggi untuk meningkatkan
tekanan maksimum sehingga mencegah ekstruksi atau deformasi permanen pada
bantalan
2. Kekuatan fatigue
Bahan bantalan harus memiliki kekuatan fatigue yang tinggi sehingga ketika
terjadi beban berulang tidak menghasilkan retak pada material
3. Comformability
4. Embedd ability
5. Tahan korosi
Bahan bantalan tidak boleh menimbulkan korosi akibat pelumasan. Properti ini
sangat penting didalam mesin pembakaran dimana pelumas yang sama digunakan
untuk melumasi dinding silinder dan bantalan
6. Thermal konduktivitas
Untuk mendapatkan semua sifat diatas sulit didapatkan dalam bahan bantalan
tertentu, dimana bahan yang digunakan pada prakteknya tergantung pada
kebutuhan dari kondisi pemanfaatan bantalan. Sehingga pemilihan bahan untuk
setiap aplikasi harus berdasarkan analisis, tabel berikut menunjukan perbandingan
dari beberapa sifat yang lebih umum bahan bantalan logam
Sifat-sifat bantalan
(Kg/mm2)Temperatur
Kekearasan Tekanan maksimum Maksimal yang
Bahan Bantalan
Hn yang diperbolehkan diperbolehkan(ºC)
Kalau Kode Pertama Adalah Angka Maka Bearing Tersebut Adalah Bearing
Metric Seperti Contoh Di Atas (6203zz ), Maka Kode Kedua Menyatakan Seri
Bearing Untuk Menyatakan Ketahanan Dari Bearing Tersebut. Seri Penomoran
Adalah Mulai Dari Ketahan Paling Ringan
Untuk Kode 0 Sampai Dengan 3, Maka Diameter Bore Bearing Adalah Sebagai
Berikut :
• 00 = Diameter Dalam 10mm
• 01= Diameter Dalam 12mm
• 02= Diameter Dalam 15mm
• 03= Diameter Dalam 17mm
Selain Kode Nomor 0 Sampai 3, Misalnya 4, 5 Dan Seterusnya Maka Diameter
Bore Bearing Dikalikan Dengan Angka 5 Misal 04 Maka Diameter Bore Bearing
= 20 Mm
Pengkodean Ini Menyatakan Tipe Jenis Penutup Bearing Ataupun Bahan Bearing.
Seperti Berikut :
1. Z Single Shielded ( Bearing Ditutuipi Plat Tunggal)
2. Zz Double Shielded ( Bearing Ditutupi Plat Ganda )
3. Rs Single Sealed ( Bearing Ditutupi Seal Karet)
4. 2rs Double Sealed (Bearing Ditutupi Seal Karet Ganda )
5. V Single Non-Contact Seal
6. Vv Double Non-Contact Seal
7. Ddu Double Contact Seals
8. Nr Snap Ring And Groove
9. M Brass Cage
2.7 Penyebab-Penyebab Kerusakan Pada Bearing:
Ada empat faktor penyebab kerusakan bearing yaitu:
1. Kesalahan Bahan
– Faktor Produsen: Yaitu Retaknya Bantalan Setelah Produksi Baik Retak Halus
Maupun Berat, Kesalahan Toleransi, Kesalahan Celah Bantalan.
– Faktor Konsumen: Yaitu Kurangnya Pengetahuan Tentang Karakteristik Pada
Bearing
2. Penggunaan Bearing Melewati Batas Waktu Penggunaannya (Tidak Sesuai
Dengan Petunjuk Buku Fabrikasi Pembuatan Bearing).
3. Pemilihan Jenis Bearing Dan Pelumasannya Yang Tidak Sesuai Dengan Buku
Petunjuk Dan Keadaan Lapangan (Real).
4. Pemasangan Bearing Pada Poros Yang Tidak Hati-Hati Dan Tidak Sesuai
Standart Yang Ditentukan.
1. Pemasangan Yang Terlalu Longgar, Akibatnya Cincin Dalam Atau Cincin Luar
Yang Berputar Yang Menimbulkan Gesekan Dengan Housing/Poros.
2. Pemasangan Yang Terlalu Erat, Akibatnya Ventilasi Atau Celah Yang Kurang
Sehingga Pada Saat Berputar Suhu Bantalan Akan Cepat Meningkat Dan Terjadi
Konsentrasi Tegangan Yang Lebih.
3. Terjadi Pembenjolan Pada Jalur Jalan Atau Pada Roll Sehingga Bantalan Saat
Berputar Akan Tersendat-Sendat.
3.1.1 Alat
5.1 Kesimpulan
b. Kode yang terdapat pada permukaan bearing harus di pasang ke depan, karena
nantinya memeudahkan pada saat melakukan pergantian.
c. Pada saat menggunakan heater, sebaiknya jangan ditambahkan suhu pada saat
melakukan pemanasan selanjutnya, karena dapat mengubah bentuk bearing.
e. Pada pemasangan bearing pada poros dengan metode paksa, karena poros
memilki suaian sesak.
5.2 Saran
c. Semoga praktek kedepannya dapat dilakukan pada mobil praktek, agar dapat
mengenal langsung penggunaanya.