Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PIPING SYSTEM

DISUSUN OLEH:

NIKO PERDANA

2105012075

ME-4G

PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pipa merupakan sarana transportasi fluida yang efektif dan efisien. Pipa memiliki berbagai
ukuran dan bentuk penampang. Aliran fluida didalam pipa pada kenyataannya mengalami
penurunan tekanan seiring dengan panjang pipa yang dilalui fluida tersebut. Viskositas fluida
menyebabkan timbulnya gaya geser yang sifatnya menghambat. Fluida yg mengalir dalam pipa
akan mengalami hambatan berupa gesekan dengan dinding pipa hal ini mengakibatkan
berkurangnya laju aliran dan penurunan tekanan. Walaupun dapat terjadi berbagai jenis
kehilangan energi gerak, umumnya hambatan yang paling utama adalah akibat gesekan yang
sangat tergantung dari kekasaran dinding pipa. Semakin kasar dinding pipa makin besar
terjadinya penurunan atau kehilangan tekanan aliran (Sihite, 2013).

Jaringan pipa adalah bagian dari proses flow diagram suatu industri. Pipa rentan memiliki
resiko kegagalan atau kerusakan yang perlu diperhitungkan sehingga perlu lakukannya
pemeriksaan. Pada industri pertambangan, bagian yang rentan terjadi kerusakan dan sangat
perlu diantisipasi sebelum terjadi kerusakan adalah pada pipa penyalur, hal ini dikarenakan
pipa merupakan bagian terbesar dari unit produksi pertambangan, sehingga peluang kerusakan
juga besar dibandingkan dengan equipment yang lainnya (Meryanalinda, 2014).

Kerusakan pada permukaan pipa akan menimbulkan penipisan pada dinding material sehingga
dapat mengganggu kondisi proses maupun faktor keselamatan.

Pada umumnya cacat kerusakan permukaan dinding pipa jenis HDPE (High Density
Polyethylene) disebabkan oleh laju aliran pada pipa tailing di industri petambangan. Aliran
limbah didalam pipa yang mengalir secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya
keausan pada pipa. Keausan terjadi karena gesekan antara par tikel lumpur yang mengalir
dengan dinding pipa (Hariyotejo, 2013).
1.2 Tujuan
Setelah mengikuti seluruh kegiatan praktek ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1) Mempersiapkan peralatan dan bahan praktek dengan benar dan sesuai fungsi.
2) Menjaga keselamatan kerja dengan benar.
3) Memotong dan mengulir pipa
4) Membuat instalasi pipa.

1.3 Manfaat
Ada pun manfaat dari kegiatan praktek ini, yaitu:
1) Mengetahui jenis – jenis dan fungi dari pipa.
2) Mengenal alat – alat yang digunakan saat melakukan instalasi pipa.
3) Memahami cara pemotongan dan penguliran pipa.
4) Mengetahui langkah – langkah proses penginstalasian pipa.
5) Mengetahui langkah – langkah proses pemasangan alat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pipa.

Pipa adalah sebuah selongsongan bundar (silinder berongga) yang digunakan untuk
mengalirkan fluida cairan atau gas. Pipa biasanya disamakan dengan istilah tube, pipa
tersebut biasanya terbuat dari bermacam-macam bahan sesuai dengan kebutuhannya, seperti:
besi, tembaga, kuningan, plastic, pvc, alumunium, stainless. (Mukti Wibowo. 1974).

Pipa adalah suatu batang silinder berongga yang dapat mengalirkan zat cair, uap, gas
ataupun zat padat yang dapat dialirkan berjenis tepung/ serbuk. Untuk pembuatan pipa
disesuaikan dengan kebutuhan dan dibedakan dari batas kekuatan tekanan, ketebalan
dinding pipa, temperatur zat yang mengalir, jenis material berkaitan dengan korosi dan
kekuatan pipa tersebut.

Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di tengahnya yang terbuat dari
logam maupun bahan–bahan lain sebagai sarana pengaliran atau transportasi fluida
berbentuk cair, gas maupun padat yang berjenis serbuk. Fluida yang mengalir ini memiliki
temperature dan tekanan yang berbeda–beda. Pipa biasanya ditentukan berdasarkan
nominalnya, sedangkan tube adalah salah satu jenis pipa yang ditetapkan berdasarkan
diameter luarnya.

2.2 Jenis-jenis Pipa.

1. Pipa galvanis
2. Pipa besi tuang
3. Pipa tembaga
4. Pipa PVC (Polyvinyl Clorida)
2.3 Fungsi dan Kegunaan Pipa

1. Fungsi pipa

Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan seperti zat cair, gas, maupun
uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan efek, temperatur dan
tekanan fluida yang dialirkan, lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar. Selain fungsi
diatas, jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai konstruksi bangunan di dalam
kapal

Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari
tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa.
Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin, atau
mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin maupun untuk kebutuhan sehari–hari.

2 Bagian–bagian dari pipa


Bagian–bagian dari pipa terdiri dari bagian–bagian yang berbentuk dan disesuaikan dengan
kebutuhan
a. Body Pipa.
Body Pipa adalah bagian terpenting pada pipa atau bagian utama dimana di dalam
body pipa ini berongga yang berfungsi sebagai media mengalirnya fluida.

Gambar 1. Body Pipa


Sumber : https://betonbesibaja.com

b. Elbow.
Elbow adalah jenis fitting yang pertama, elbow merupakan komponen pemipaan yang
berfungsi untuk membelokkan arah aliran pipa. Elbow terdiri dari dua jenis yang
paling umum yaitu 45 derajat dan 90 derajat. Untuk memperoleh sudut di atas,
terkadang elbow tersebut dipotong sesuai kebutuhan untuk memperoleh sudut tertentu

Gambar 2. Elbow
c. Tee.
Tee merupakan fitting kedua yang paling banyak digunakan pada instalasi
perpipaan. Digunakan untuk membagi aliran menjadi dua arah

Gambar 3. Tee

d. Gate Valve.
Gate Valve adalah katup yang menggunakan disk gerbang. Katup jenis ini bergerak
secara linier naik turun, fungsinya yaitu mencegah lewatnya aliran cairan
menggunakan lempengan yang bergerak dan bergeser keluar maupun ke dalam pipa.
Gambar 4. Gate Valve

2.4 Peralatan Praktik Kerja Pipa

1. Alat Pemotong
a. Pipa cutter (pipa galvanis) Digunakan untuk memotong pipa tegak lurus terhadap
sumbu panjang pipa.

Gambar 5. Pipa Cutter


b. Boring Reamer Berbentuk seperti bor tangan yang berguna untuk membersihkan bram
pada bagian dalam pipa dengan cara memasukkan reamer kedalam pipa kemudian
diputar.

Gambar 6. Boring Reamer


2. Alat Ulir
a. Snay (alat untuk mengulir)
Alat ini terbuat dari baja yang berbentuk sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk
membuat ulir. Alat ini terdiri tangkai dan mata ulir.

Gambar 7. Snay
3. Alat Penjepit
a. Ragum Pipa Alat ini berguna untuk menjepit benda kerja, terbuat dari baja, selain itu
berguna menjepit benda kerja.

Gambar 8. Ragum Pipa

b. Ragum Meja Digunakan untuk menjepit pipa atau benda kerja.


Gambar 9. Ragum Meja
Sumber : https://bacabrosur.blogspot.com

4. Alat Penunjang
a. Kunci Inggris Digunakan sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan pipa.

Gambar 10. Kunci Inggris


Sumber : https://www.tokopedia.com/elektronifashion/kunci-inggris

b. Minyak oli/Oil Can Minyak oli digunakan untuk melumas pipa pada bagian uliran
sehingga mudah untuk diulir.

Gambar 11. Minyak oli/Oil Can


Sumber : https://www.tokopedia.com/jayasentosatool/oli-can-oil-can-500cc
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

3.1 Peralatan dan Bahan Praktik.

Peralatan

1. Ragum pipa
2. Burring reamer
3. Pipe cutter
4. Ragum Meja
5. Kunci inggris
6. Snay

Bahan yang diperlukan:

1. Pipa galvanis diameter ¾ dengan panjang 10 cm dan 13 cm.


2. Minyak pelumas atau oli 3. Alat sambung pipa (sesuai kebutuhan, digunakan untuk
memeriksa hasil ulir)
3. Gate Valve (6 buah).
4. Elbow Galvanis (6 buah)
5. Tee (4 buah)

3.2 Langkah Kerja.

1. Persiapan

a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam job


b) Meletakkan pipa galvanis pada ragum meja/ragum pipa, mengukur dengan mistar
baja, menandai dengan penggores, dan memotong pipa dengan pipe cutter
berdasarkan ukuran yang ditentukan dan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan,
yaitu: a. 13 cm 6 batang, b. 10 cm 14 batang
c) Membersihkan bram pipa yang telah dipotong dengan menggunakan boring reamer.
d) Mengulir pipa dengan menggunakan sney langsung. Panjang uliran pipa adalah 15
mm.
2. Prosedur Kerja

a) Menyambung ke 6 pipa galvanis 13cm dengan Gate vlve.

Gambar 12. pemasangan gate valve

b) Memasang elbow galvanis pada salah satu ujung pipa galvanis 10 cm, dan memasang tee
pada ujung yang lain.

Gambar 13. Pemasangan elbow dan tee

c) Menyambung/merangkai pipa galvanis yang di maksud pada poin 1, 2, dan 3 dengan


rangkaian.

d) Menyambung pipa 13 cm pada masing-masing tee yang terdapat pada ujung rangkaian
dengan arah vertikal dan horizontal,dan disambungkan menggunakan elbow dengan pipa 10
cm dengan arah horizontal.
3. Gambar instalansi pipa.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan.
Dengan adanya praktek ini, mahasiswa dapat mempelajari banyak hal baru yang
tidak didapat pada masa sekolah dulu, mulai dari kedisiplian, kecepatan dalam
bekerja, berkomunikasi dengan banyak orang dan keterampilan membuat instalansi
pipa. Sehingga pada akhirnya praktek ini bisa menjadi salah satu program yang
disiapkan untuk menerbitkan lulusan yang saip bekerja di duia kerja.
4.2 Saran
a. Mengutamakan keselamatan kerja dibandingkan target kerja karena keselamatan kerja
dapat meningkatkan produktivitas.
b. Pergunakan alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya kecelakan kerja pada saat
di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai