Anda di halaman 1dari 42

PRAKTIKUM I

BOD (Biological Oxygen Demand)

Hari, Tanggal : Kamis, 12 Januari 2023


Waktu : Pukul 10.00 – 15.30
Tempat : Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Tujuan Praktikum : a. Untuk mengetahui tingkat pencemaran dalam air
b.Untuk mengetahui jumlah oksigen yang
digunakan untuk menstabilkan bahan orgaik
secara biologi
1. Mengapa menggunakan sambungan elbow
2. Mengapa menggunakan sambungan tee

A. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk
transportasi fluida antar peralatan (equipment) dalam suatu pabrik atau dari
suatu tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi dapat berlangsung.
Sistem perpipaan (piping system) secara umum terdiri dari komponen-
komponen seperti pipa, katup, fitting (elbow, reducer, tee), flange, nozzle,
instrumentasi (peralatan untuk mengukur dan mengendalikan parameter aliran
fluida, seperti temperatur, tekanan, laju aliran massa, level ketinggian),
peralatan atau equipment (alat penukar kalor, bejana tekan, pompa
compressor), penyangga pipa (pipe support dan pipe hanger) dan komponen
khusus (strainer, drain, vent) Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada
semua jenis industri, dari sistem pipa tunggal sederhana sampai sistem
bercabang yang sangat kompleks.
Contoh sistem perpipaan adalah sistem distribusi air bersih pada
gedung atau kota, sistem pengangkutan minyak dari sumur ke tandon atau
tangki penyimpanan, sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung,
sistem distribusi uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya. Sistem
perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi
tujuan, yaitu

1
saringan (strainer), katup (valve), sambungan (fitting), nozzle dan lain
sebagainya.
Untuk sistem perpipaan yang menggunakan fluida cair umumnya dari
lokasi awal fluida dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak
menyumbat aliran fluida. Saringan (strainer) dilengkapi dengan katup searah
(foot valve) yang berfungsi mencegah 4 aliran kembali ke lokasi awal atau
tandon. Sedangkan sambungan dapat berupa sambungan penampang tetap,
sambungan penampang berubah, belokan (elbow) atau sambungan bentuk T
(tee) dan masih banyak komponen-komponen yang digunakan dalam sistem
perpipaan.
Dalam sistem pemipaan ada 2 istilah yang familiar yaitu piping dan
pipe line. Meskipun sama menggunakan pipa, tapi 2 sistem ini jelas punya
perbedaan. Piping mengalirkan fluida satu sistem ke sistem lainnya dengan
jarak yang cukup dekat. Sedangakan pipeline menghubungkan plant (fasilitas)
satu dengan yang lainnya dengan jarak dan ukuran yang sangat besar.
Awalnya ukuran pipa yang jadi acuan adalah IDnya atau dikenal
dengan IPS (iron pipe size). Jika pipa dengan IPS 6, maka memiliki nilai
diameter pipa sekitar 6 inc, begitu juga untuk ukuran lainnya. Pada saat itu,
ukuran ketebalan pipa hanya satu, yang dikenal dengan standard (STD).
Kemudian karena meningkatnya penggunaan pipa, terutama untuk pressure
yang sangat tinggi, maka dipakailah pipa dengan ketebalan yang maksimum
atau extra strong (XS).
Sistem pemipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang
mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Sistem pemipaan digunakan untuk
penyediaan dan pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan
industri ataupun dari fasilitas publik lainnya. Selainitu, sistem pemipaan
digunakan untuk mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak
menuju tangki yang kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan
dan mendistribusikan gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan.
Sistem perpipaan juga diaplikasikan dalam pendistribusian minyak
uatupun gas untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin pembangkit tenaga
dan keperluan komersial. Sistem perpipaan juga digunakan untuk mengangkut
cairan, bahan kimia, campuran kimia dan uap pada industri makanan, pabrik

2
kimia dan industri lainnya. Sistem perpipaan juga digunakan untuk instalasi
pemadam kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dll. Semakin banyak
penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia maka semakin banyak
diperlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya bagian perpipaan dan
detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran diameter, jenis katup
yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa, dll. Sehingga
dengan demikian akan terdapat keseragaman ukuran antara satu dengan
lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan
ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan
Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride), stainless Steel, dll.
Sistem perpipaan dalam suatu bangunan merupakan suatu hal yang
mutlak. Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan
instalasi gas sangat diperlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan
demikian sistem perpipaan merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dalam gedung. Oleh karena itu perencanaan dan
perancangan sistem perpipaan dilaksanakan dan disesuaikan dengan
tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri dengan
memperhatikan secara seksama hubungan dengan bagian-bagian konstruksi
gedung dan peralatan lainnya yang ada dalam gedung itu sendiri. Dari hal
tersebut dapat kita ketahui bahwa sistem perpipaan atau lazim kita sebut
dengan istilah “Plumbing’ yang dapat didefenisikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan dan ketermpilan dalam hal instalasi pipa air bersih. Adapun
fungsi-fungsi dari instalasi tersebut, yaitu:
• Menyediakan air bersih dari suatu tempat ke tempat lain yang di
kehendaki dengan tekanan cukup.
• Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan
bagian penting lainnya.
• Menyediakan gas untuk pemakaian dalam gedung, khususnya untuk
pemakaian pipa dapur.

Pipa adalah sebuah selongsongan bundar (silinder berongga) yang


digunakan untuk mengalirkan fluida cairan atau gas. Pipa biasanya disamakan

3
dengan istilah tube, pipa tersebut biasanya terbuat dari bermacam-macam
bahan

4
sesuai dengan kebutuhannya, seperti: besi, tembaga, kuningan, plastic, pvc,
alumunium, stainless. (Mukti Wibowo. 1974).
Pipa adalah suatu batang silinder berongga yang dapat mengalirkan zat
cair, uap, gas ataupun zat padat yang dapat dialirkan berjenis tepung serbuk.
Untuk pembuatan pipa disesuaikan dengan kebutuhan dan dibedakan dari
batas kekuatan tekanan, ketebalan dinding pipa, temperature zat yang
mengalir, jenis material berkaitan dengan korosi dan kekuatan pipa tersebut.
Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di
tengahnya yang terbuat dari logam maupun bahan–bahan lain sebagai sarana
pengaliran atau transportasi fluida berbentuk cair, gas maupun padat yang
berjenis serbuk. Fluida yang mengalir ini memiliki temperature dan tekanan
yang berbeda–beda. Pipa biasanya ditentukan berdasarkan nominalnya,
sedangkan tube adalah salah satu jenis pipa yang ditetapkan berdasarkan
diameter luarnya.
Pipa memiliki fungsi yaitu mengalirkan fluida yang biasanya berupa
gas, air ataupun vapour yang mempunyai temperature tertentu dari satu tempat
ke tempat lainnya. Sistem perpipaan biasanya terdapat pada gedung-gedung
bertingkat, mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem pipa
bercabang yang sangat kompleks.
Berikut beberapa jenis pipa yang dapat digunakan untuk penyaluran air
limbah maupun air bersih:
a. Pipa beton
1) Pipa pracetak dengan diameter di atas 600 mm harus dipasang dengan
tulangan, meskipun pada diameter yang lebih kecil tetap dibuat beton
bertulang.
2) Untuk konstruksi beton bertulang (pracetak), diameter dan panjang
yang tersedia di lapangan
• Diameter : [(300)-600-2700] mm
• Panjang : 1,8 m untuk pipa dengan diameter < 375 mm - 3 m
untuk pipa dengan diameter > 375 mm
• Tersedia 5 kelas berdasarkan pada kekuatan beban eksternal.

5
3) Untuk konstruksi beton tidak bertulang (pracetak)
• Diameter : (100-600) mm
• Panjang : (1,2-7,3) m
b. Pipa asbes semen
• Diameter (100-1050) mm, panjang 4 m
• Diameter (250-525) mm, panjang 2 m
• Tersedia berbagai klas didasarkan pada supporting strength, dan
epoxy-lined.
c. Vitrified Clay Pipe (VCP)
• Diameter : - (100-1050) mm - (100-375) mm
• Panjang: (0,6-1,5) m
d. Pipa plastic
• Diameter sampai dengan 300 mm
• Panjang standar 6 m

Sambungan pipa adalah bagian yang digunakan untuk menghubungkan


pipa dengan pipa yang lainnya. Dengan menggunakan sambungan pipa,
bisa mengubah arah pipa, mengubah ukuran pipa, dan membuat pipa
menjadi bercabang ataupun menggabungkan pipa-pipa tersebut. Selain itu
terdapat berbagai jenis dan juga metode dalam menyambungkan pipa
seperti menggunakan sekrup pada sambungan pipa.
a. Sambungan pipa elbow/ siku
b. Sambungan pipa bushing
c. Sambungan pipa increaser (reducer)
d. Sambungan pipa street elbow
e. Sambungan pipa cap
f. Sambungan pipa coupling
g. Sambungan pipa bentuk T
h. Sambungan pipa plug

6
B. ALAT DAN BAHAN
• ALAT
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN

1. Seal Tape Untuk merekatkan kran atau


pipa.

2. Pipa Cutter Untuk memotong pipa.

3. Meteran Untuk mengukur jarak atau


panjang.

4. Spidol Untuk memberi tanda pada


benda atau menulis sesuatu
agar tidak mudah terhapus.

5. Selang Untuk mendistribusikan air


dari satu tempat ke tempat
lain.

7
• BAHAN
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN

1. Pipa Menyalurkan air bersih


maupun air limbah.

2. Kran Untuk mengeluarkan air dari


sistem instalasi air.

3. Over sock Untuk memperpanjang pipa


dengan cara
menyambungnya secara
lurus antara pipa satu
dengan pipa lainnya.

4. Sock drat Sebagai penyambung pipa.


dalam

5. Elbow Berfungsi untuk


membelokkan air

6. Tee Untuk pencabangan jalur


yang tadinya satu menjadi
dua sumber jalur.

7
7. Cup Untuk menutup saluran pipa.

C. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan pipa PVC dan sambungannya yang sesuai. Selalu gunakan lem
khusus yang bersifat tahan air untuk menyambung pipa-pipa tersebut.
2. Ambil lah pipa yang ingin disambung. Gosoklah bagian ujung
permukaannya memakai ampelas. Gerakkan ampelas secara memutar
searah dengan jarum jam sebanyak 3-5 kali. Jangan terlalu kuat menekan
ampelas karena bisa membuat dimensi pipa menjadi semakin tipis. Ingat,
kita hanya ingin membersihkan dan mengasarkan permukaan pipa
menggunakan ampelas tadi. Setelah itu, bersihkan permukaan ujung pipa
ini memakai kain lap.
3. Ambil sambungan pipa PVC. Bersihkan bagian dalamnya menggunakan
kain lap yang bersih. Pastikan pula kondisi seluruh bagian di dalamnya
telah benar-benar kering. Cek sekali lagi untuk memastikan sudah tidak
ada debu dan kotoran di dalam sambungan pipa tersebut.
4. Ambil lem khusus untuk pipa PVC. Oleskan cairan lem ini ke seluruh
permukaan ujung pipa PVC. Kemudian oleskan pula cairan lem tersebut ke
permukaan ujung bagian dalam sambungan pipa PVC. Anda tidak perlu
meratakan lapisan lem tersebut karena justru akan mengurangi daya
rekatnya.
5. Sesaat setelah bagian ujung pipa dan bagian dalam sambungan pipa sudah
dilapisi dengan lem, sambungkanlah keduanya. Caranya yaitu masukkan
bagian ujung pipa ke dalam sambungan pipa, lalu tekanlah sekeras
mungkin agar keduanya menyaut dengan kuat. Tahan posisi tersebut
selama beberapa saat hingga lapisan lem mengering serta pipa dan
sambungannya telah menyatu secara sempurna. Ulangi langkah-langkah di
atas untuk menyambung pipa PVC dan sambungan pipa PVC yang lain.

8
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
• HASIL

PEMBAHASAN
Menurut Mukti Wibowo (1974). Pipa adalah sebuah selongsongan bundar
(silinder berongga) yang digunakan untuk mengalirkan fluida cairan atau gas. Pipa
biasanya disamakan dengan istilah tube, pipa tersebut biasanya terbuat dari
bermacam-macam bahan sesuai dengan kebutuhannya, seperti: besi, tembaga,
kuningan, plastic, pvc, alumunium, stainless. Dalam dunia industri sistem
perpipaan merupakan sistem yang sangat kompleks, baik dari segi perencanaan
maupun pembangunannya. Sistem perpipaan mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan prinsip-prinsip analisa statik dan dinamik stress, thermodinamic, teori
aliran fluida untuk merencanakan keamanan dan efisiensi jaringan pipa. Jalur
instalasi pada pipa penyalur sedapat mungkin direncanakan untuk mengindari
stress yang terlalu tinggi pada struktur. Oleh karena itu, dalam proses instalasi pipa
perlu diberikan tumpuan yang aman pada instalasi pipa darat dan diberikan
pemberat pada instalasi pipa laut untuk menghindari getaran. Dalam
penggunaannya, fungsi dari jaringan pipa cukup beragam, antara lain digunakan
untuk menyalurkan fluida dari sumber menuju tempat pengolahan atau antar
bangunan anjungan lepas pantai (offshore facility) ataupun dari bangunan
anjungan lepas pantai langsung ke darat.
Menurut penulis perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk
transportasi fluida antar peralatan (equipment) dari suatu tempat ke tempat yang
lain sehingga proses produksi dapat berlangsung. perpipaan ini mempermudah
mengalirkan air dari suatu tempat ke tempat lain.

9
Awal mula materi dijelaskan dahulu kepada kami, penjelasannya berisikan
panjang pipa, ukuran pipa, sambungan-sambungan pipa, dan cara
menyambungkan perpipaan. Kemudian itu kami dijelaskan rancangan perpipaan
yang akan kami rakit. Kami pun merakit perpipaan yang telah di tentukan.
Setelah dicek dan dilakukan uji coba untuk mengetahui adakah kebocoran pada
sambungan pipa tersebut.
Hasilnya terdapat kebocoran pada salah satu sambungan pipa karena
kurangnya kerekatan pada sambungan pipa. Setelah diperbaiki akhirnya pipa yang
kami rakit berhasil mengalirkan air dengan baik tanpa adanya kebocoran.

E. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Terdapat dua metode penyambungan pada pipa, yaitu: 1. Fix Joint,
merupakan tipe sambungan tetap yang mana sambungan ini tidak dapat
dilepas kembali apabila sudah terpasang. 2. Flexible Joint, merupakan tipe
sambungan yang dapat dilepas kembali.
Pipa harus diukur dan dipotong sesuai ketentuan agar Air yang
dialirkan dapat tersalurkan dengan baik sesuai dengan keadaan daerah
sekitar Ada sembilan jenis sambungan Pipa yaitu Socket, Elbow, elbow,
Tee Stuck, Cross, Reducer, Adapter, Penutup, Nipple. Sambungan elbow
dan tee sangat penting dalam perpipaan. Elbow berbentuk L akan membuat
fluida mengalir dengan lancar dan sesuai keinginan. sedangkan tee
Bentuknya yang menyerupai huruf T berfungsi untuk membagi atau
menggabungkan fluida dengan dipasang di antara tiga pipa.
2. SARAN
• Pengecekan secara berkala pada jalur perpipaan untuk mengetahui
tegangan maksimum yang terjadi memberikan dampak pada saat
beroperasi.
• Perlu diperhatikan apabila beban yang terjadi tidak melebihi dari
beban izin terbesar dari loadcase yang lain maka tegangan yang
terjadi masih dalam keadaan aman.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16768/BAB%20II
.pdf?sequence=6&isAllowed=y
(diakses tanggal 8/11/2022 pukul 09.04 WIB)
https://www.karyaprimasuplindo.co.id/simak-informasi-lengkap
mengenaireducerteedisini#:~:text=Tee%20adalah%20salah%20satu%20fit
ting,dipasang%20di%20antara%20tiga%20pipa
(diakses tanggal 8/11/2022 pukul 09.27 WIB)
https://www.klopmart.com/article/detail/memahami-8-jenis-sambungan-
pipapvc#:~:text=Elbow,fungsi%20untuk%20membelokkan%20aliran%20
air (diakses tanggal 8/11/2022 pukul 10.12 WIB)
https://repository.uir.ac.id/8995/1/163310713.pdf
(diakses tanggal 8/11/2022 pukul 10.36 WIB)

11
LAMPIRAN

Sedang melakukan pemiihan pipa Hasil pipa yang sudah dirakit


sesuai ukuran

Sedang melakukan uji coba Sedang memotong pipa

Sedang merakit pipa Sedang diberi arahan tentang


sambungan perpipaan

12
PRAKTIKUM II

ILMU UKUR TANAH

Hari, Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2022


Waktu : Pukul 15.00 – 17.00
Tempat : Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Tujuan Praktikum : a. Agar mengetahui beda tinggi dengan pesawat theodolit
b. Mampu menghitung hasil pengukuran dengan theodolit
c. Dapat mengukur sudut, baik sudut horizontal maupun
sudut vertikal.

A. TINJAUAN PUSTAKA
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit
sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Di dalam
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering
digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun
pengamatan matahari.
Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti pesawat penyipat
datar bila sudut vertikalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada theodolit,
maka theodolit dapat dibidikkan ke segala arah. Di dalam pekerjaan bangunan
gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada
perencanaan/ pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari Ilmu Geodesi, yang
merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan
menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan
perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik
lapangan.

13
Dalam bidang survei pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak
dibuat peralatan mengukur sudut, baik digunakan untu mengukur sudut atau
didesain untuk keperluan lain. Alat untuk mengukur sudut dalam bidang
pengukuran tanah dikenal dengan nama transit atau theodolit. Walaupun
semua theodolit mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun pada
tingkatan tertentu terdapat perbedaan baik penampilan, bagian dalamnya dan
konstruksinya. Theodolit adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal
dan horizontal, merupakan alat untuk meninjau dan merencanakan kerja untuk
mengukur tempat yang tak dapat dijangkau dengan berjalan. Sekarang
theodolit juga sudah digunakan dalam bidang meteorologi dan teknologi
peluncuran roket. Theodolit modern terdiri atas teleskop yang dapat dipindah-
pindahkan terpasang dalam dua tegaklurus axes the horisontal atau trunnion
poros, dan poros vertikal. Jika teleskop menunjuk ke benda yang diinginkan,
sudut masing-masing poros ini bisa diukur dengan ketepatan yang sangat teliti,
biasanya atas skala “arcseconds”.
Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah
merupakan salah satu bagian terpenting dalam ilmu ukur tanah, beda tinggi ini
biasa ditentukan dengan berbagai macam sifat datar, Sifat datar (levelling)
adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik
dipermukaan tanah, sebuah bidang datar acuan atau datum ditetapkan dan
elevasi diukur terhadap bidang tersebut. (Nurjati, 2004)
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dalam segala
bidang mempengaruhi pesatnya teknologi terutama dalam penggambaran
profil memanjang dan melintang. Penggambaran profil memanjang dan
melintang ini memerlukan software yang mendukung seperti Autodesk Land
Dekstop 2004.
Jalan sadapan merupakan akses bagi para penyadap getah, untuk
mempermudah para pekerja, dibutuhkan sarana transportasi yang memadai.
Jalan sadapan di KPH Sukabumi BKPH Lengkong RPH Hanjuang Barat
kurang memadai, oleh karena itu dibutuhkan perencanaan jalan sadapan getah
yang memadai. Dalam perencanaan ini metode yang akan dilakukan adalah
pengukuran profil memanjang dan melintang, untuk menggambarkan
penampang jalan sadapan di KPH Sukabumi BKPH Lengkong RPH Hanjuan.

14
B. ALAT DAN BAHAN
• ALAT
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN
1. Bak Ukur Untuk mempermudah
mengukur beda tinggi
antara garis bidik dengan
permukaan tanah.

2. Roll Meter Untuk mengukur Panjang


pada proyek bangunan.

3. Waterpass tukang Untuk mengukur sebuah


batu benda atau garis dalam
posisi rata baik secara
tegak dan datar.

4. Payung Untuk menciptakan


bayang-bayang
danemncegah terpaparnya
sinar matahari

5. Spidol Untuk memberi tanda


pada benda atau menulis
sesuatu agar tidak mudah
terhapus

6. Alat Tulis Untuk menuliskan atau


menorehkan tanda atau
bentuk di atas suatu
permukaan.

15
• BAHAN
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN
1. Pesawat theodolit Untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut
mendatar dan sudut tegak.

2. Unting-unting Untuk mengukur


ketegakkan suat benda
atau bidang.

3. Statif Sebagai tempat untuk


meletakkan theodolite.

C. PROSEDUR KERJA
1. Terlebih dahulu menentukan tempat yang ingin diukur.
2. Ukur jarak yang akan diukur.
3. Tentukan titik letak alat ukur theodolite dengan cara membagi dua jarak titik.
4. Berdirikan alat dengan memperhatikan tinngi alat.
5. Mengkalibrasi atau mengatur nivo agar terletak di tengah lingkaran.
6. Kemudian satu orang memegang mistar baca depan dan belakang.
7. Baca dan catat hasil pengukuran yang terlihat melalui tropong lensa.
8. Didapatkan hasil Batas Atas (BA), Batas Tengah (BT), dan Batas Bawah
(BB)

16
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
• HASIL

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Theodolit merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop
yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang
dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan
sudut horizontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada
piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horizontal,
sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut
dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (farring ton 1997).
Survei dengan menggunakan theodolit dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs
tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan
menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisien. Instrumen pertama lebih seperti alat
survei theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Jhosua
Habermel di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod.
Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari Ilmu Geodesi, yang
merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan
menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi
pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan
ketinggian titik lapangan.

17
Awal mula dilakukan pengukuran pada lapangan. Hasil pengukuran
lapangan tersebut diperoleh Lebar 47 Meter dan Panjang 16,5 Meter.
Praktikum dilanjutkan dengan pembelajaran mengenai cara menyeting
theodolit. Dalam melakukan penyetingan theodolit ada 3 tahap, yang
pertama menyeting lensa pada theodolit berpatok dengan yang ada di
bawahnya. Maka saat meletakkan alat theodolit pada statip, usahakan statip
tegak lurus pada patok di bawahnya. Yang kedua mengatur apakah alat
theodolit sudah horizontal atau belum. Caranya adalah dengan menaik
turunkan ketiga kaki statip. Kemudian setting yang ketiga dilakukan
dengan cara memutar ketiga skrup yang ada pada theodolit. Pastikan
gelembung nivo berada di tengah-tengah dan selanjutnya menembak titik
atau target yang akan dihitung jaraknya, dengan cara arahkan pada patok
yang akan diamati, lalu kunci agar alat tidak bergerak lagi. Selanjutnya
arahkan teropong pada mistar ukur lalu catat pengamatannya. Hasil
pengukuran diperoleh :
• Bagian Belakang
Batas Atas = 1,27
Batas Tengah = 1,21
Batas Bawah = 1,12
• Bagian Depan
Batas Atas = 1,29
Batas Tengah = 1,22
Batas Bawah = 1,13
Lalu dilakukan pengukuran jarak :
a) = (BA Belakang – BB Belakang) + (BA Depan – BB Depan)
= (1,27 – 1,12) + (1,29 – 1,13)
= 0,15 + 0,16
= 0,31 meter
b) = (BA Belakang – BA Depan) + (BA Depan – BA Depan)
= (1,27 – 1,29) + (1,29 – 1,22)
= -0,02 + 0,07
= 0,05 meter

18
c) Beda tinggi = BT Belakang – BT Depan
= 1,21 – 1,22
= -0,01 meter
d) Tinggi terhadap nol = 100 + Beda tinggi
= 100 + -0,01
= 99,99 meter

E. PENUTUP
1. KESIMPULAN
• Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar
(waterpass). Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah
rambu yang berdiri vertical. Maka beda tinggi dapat dicari dengan
menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang.
Dalam setiap pengukuran tidaklah lepas dari adanya kesalahan pembacaan
angka, sehingga diperlukan adanya koreksi antara hasil yang didapat di
lapangan dengan hasil dari perhitungan.
• Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di
tempat yang kasar berbaris dengan titik yang ingin diukur, lalu kunci klem.
Gunakan adjuster horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan objek
antara dua lampu vertikal dalam penglihatan. Buat garis referensi dengan
menyusun theodolite secara horizontal dengan tengara tinggi dalam
tampilan yang mudah. Buka kunci klem bawah untuk membuat rotasi ini,
luruskan pandangan dengan tengara, dan kunci klem bawah lagi.
Pengukuran horizontal akan tetap nol.
• Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di
tempat yang kasar berbaris dengan titik yang ingin ukur, lalu kunci klem.
Gunakan adjuster horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan objek
antara dua lampu vertikal dalam penglihatan. Lihatlah melalui lensa mata
kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus untuk mendapatkan garis
horizontal tepat dengan objek.

19
• Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil
memindahkan theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat
secara vertikal pada objek yang ingin diukur. Kunci klem dan gunakan
tombol penyesuaian vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan tepat
pada titik yang dipilih.
2. SARAN
• Dalam praktikum theodolit praktikum diharapkan teliti saat melakukan
pengukuran agar mendapatkan hasil yang akurat dan sebelum melakukan
pengukuran theodolit sebaiknya mempelajari terlebih dahulu teori alat
theodolit.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.belajarsipil.com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-theodolit/
(diakses tanggal 8/11/2022 pukul 11.58 WIB)
http://saig.upi.edu/2019/04/07/bermain-theodholit-pada -ilmu-ukur-tanah/
(diakses tanggal 8/11/2022 pukul 12.25 WIB)
https://zdocs.tips/doc/laprak-3-bab-2-d1m45m8rl410 (diakses
tanggal 9/11/2022 pukul 14.35 WIB) https://pdfcoffee.com/bab-
ii-tinjauan-pustaka-104-pdf-free.html (diakses tanggal
9/11/2022 pukul 15.19 WIB)

21
LAMPIRAN

Sedang memfokuskan lensa pesawat Sedang melihat hasil angka dari


theodolit lensa pesawat theodolite

Sedang diberi arahan instruksi Hasil perhitungan theodolite

Sedang memegang mistar baca Hasil pengukuran tanah


menggunakan theodolite

22
PRAKTIKUM III

KONSTRUKSI BETON

Hari, Tanggal : Rabu, 19 Oktober 2022


Waktu : Pukul 13.00 – 17.00
Tempat : Workshop Kesehatan Lingkungan
Tujuan Praktikum : a. Agar mengetahui macam macam tulangan pada beton.
b. Agar mengetahui metode pembuatan tulangan beton.

A. TINJAUAN PUSTAKA
Besi tulangan atau besi beton (reinforcing bar) adalah batang baja yang
berberntuk menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada
beton bertulang dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu
beton di bawah tekanan. Besi tulangan secara signifikan meningkatkan
kekuatan tarik struktur. Salah satu jenis besi tulangan adalah Baja tulangan
beton polos (BjTP) Baja tulangan polos adalah baja tulangan beton
berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip/berulir.
Baja tulangan polos (BjTP) terbuat dari billet baja tuang kontinyu
dengan komposisi karbon (C), silikon (Si), mangan (Mn), fosfor (P), belerang
(S), dan karbon ekivalen (Ceq). Besi tulangan atau besi beton (reinforcing bar)
adalah batang baja yang berberntuk menyerupai jala baja yang digunakan
sebagai alat penekan pada beton bertulang dan struktur batu bertulang untuk
memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan.
Beton bertulang umumnya digunakan pada struktur bangunan karena
sifatnya yang kuat. Oleh karena itu, material ini sering digunakan untuk bagian
pondasi, balok ikat, plat beton, kolom, balok, maupun dinding geser. Tidak
hanya itu, beton bertulang juga dapat digunakan untuk furnitur rumah.
Beton merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan
dalam dunia konstruksi. Beton sendiri adalah material konstruksi yang
diperoleh dari pencampuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, serta air.

23
Campuran beton tersebut seiring dengan bertambahnya waktu akan menjadi
keras seperti batuan, dan memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat tariknya
rendah. Tulangan baja akan memberikan kuat tarik yang tidak dimiliki beton
dan juga mampu memikul beban tekan. Sehingga kedua material tersebut
dikombinasikan menjadi beton bertulang. Agar suatu bangunan struktur beton
bertulang dapat berfungsi dengan baik, maka dikenal beberapa jenis elemen
yang sering digunakan yaitu elemen pelat lantai, balok, kolom, dinding, dan
pondasi. Beton Bertulang ini juga memiliki beberapa keunggulan maupun
kekurangan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pemilihan
konstruksi.
1. Jenis besi tulangan
o Besi tulangan bantu
Besi tulangan bantu merupakan jenis besi yang memiliki permukaan
yang halus dan juga licin, serta memiliki bentuk penampungan bundar
mulus. Ketika menggunakan besi beton jenis ini, anda tidak akan
menemukan kesulitan yang berarti saat hendak membengkokkannya,
karena besi beton polos memiliki sifat lentur. Tak perlu takut besi akan
patah ketika dibengkokkan, sebab besi beton jenis ini memiliki
ketahanan tekanan minimal 240 Mpa.
o Besi tulangan utama
Selanjutnya ada besi tulangan utama atau juga disebut sebagai
deformed bar yang memiliki tonjolan dengan sirip. Tonjolan tersebut
ada di seluruh permukaan besi, sehingga memiliki daya ikat yang kuat
dan juga tinggi. Tak sama seperti besi beton polos, besi jenis ini
memiliki sifat yang kurang lentur, sehingga Anda akan sedikit
kesulitan ketika hendak membengkokkannya.
2. Prinsip Dasar Beton Bertulang
Secara mekanis beton merupakan material yang kuat dalam menahan
tekan, namun lemah dalam menahan tarik. Oleh karena itu, beton dapat
mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan
tarik yang melebihi kekuatan tariknya.

24
Mekanisme tegangan yang menyebabkan digunakannya tulangan baja
pada beton sehingga terbentuk struktur beton bertulang dapat
diilustrasikan seperti gambar di atas. a menunjukkan sebuah balok
yang diberi beban terbagi merata. Pada struktur balok beton tanpa
tulangan b, momen yang timbul akibat beban luar (dalam hal ini beban
terbagi merata) akan menimbulkan gaya tekan dan tarik sehingga
terjadi tegangan tekan dan tarik (compressive stresses dan tensile
stresses) pada penampang.

B. ALAT DAN BAHAN


• ALAT
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN
1. Meteran Untuk mengukur jarak
atau Panjang.

25
2. Spidol Untuk memberi tanda pada
benda atau menulis sesuatu
agar tidak mudah terhapus.

3. Gunting besi Untuk memotong berbagai


jenis logam seperti besi
beton, kawat, besi
kerangka bangunan, dan
logam lainnya.

4. Kunci besi Untuk membengkokkan


besi tulangan dalam
berbagai macam sudut.

5. Tang Sebagai penjepit atau


penahan benda kerja.

• BAHAN
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN
1. Besi Untuk rangka utama serta
pondasi penyusunan struktur
bangunan.

26
2. Kawat Sebagai penguat atau
Bendrat pengikat rangka besi
tulangan sebelum dicor.

C. PROSEDUR KERJA
1. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
2. Membuat bekisting beton deking dengan ukuran 50x50 cm dan tebal 1 cm
dan pasang skor untuk mengokohkan cetakan.
3. Tandai bekisting sesuai dengan ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm.
4. Letakkan bekisting diatas plastik.
5. Menyiapkan kawat pengikat tulangan, bentuk kawat tersebut dengan
memuntir kedua ujung kawat.
6. Aduk bahan hingga merata campurannya.
7. Tuangkan adukan ke dalam bekisting dan padatkan, meratakan permukaan
beton.
8. Biarkan selama 1 menit hingga genangan air di permukaan, adukan sedikit
setelah air di atas permukaan beton mulai mengering, bagi beton tersebut
dengan ukuran beton deking yaitu 5x5 cm.
9. Memasukkan kawat ke dalam adukan beton dalam bekisting sedalam + %
dari tebal beton deking.
10. Biarkan adukan mengeras (1 hari) setelah itu, buka bekisting dan pisahkan
beton deking tersebut.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


• HASIL
NO PEMBUATAN TULANGAN BETON
1. Jenis tulangan -Tulangan utama 4 buah (80cm)
-Tulangan bantu 8 buah (45cm)

27
2. Lokasi pembuatan Jln. Sukarno Hatta No. 1, Hajimena, Kec.
tulangan beton Natar, Kab. Lampung Selatan. Kampus B
Poltekkes Tanjung Karang (Work shop).
3. Tujuan pembuatan Untuk memberikan kekuatan pada beton
agar kuat.
4. Tanggal pembuatan 19 Oktober 2022
5. Jam 13.00 WIB

PEMBAHASAN
Baja tulangan adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang
digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dan bahan baku billet dengan
cara canai panas (hot rolling). Baja tulangan terdiri dari 2 jenis yakni baja tulangan
beton polos dan baja tulangan beton sirip. Baja tulangan beton polos adalah baja
tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata, disingkat BjTP.
Sedangkan baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk
khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang
dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan
membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS. Besi
tulangan atau besi beton (reinforcing bar) adalah batang baja yang berberntuk
menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton bertulang
dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah
tekanan. Baja tulangan beton sirip/ ulir adalah baja tulangan beton yang
permukaannya memiliki sirip/ulir melintang dan memanjang yang dimaksudkan
untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari
batang secara relatif terhadap
beton.
Awal mula praktikum siapkan tulangan utama sebanyak 4 buah dengan
masing-masing panjang 75cm, tulangan bantu berjumlah 7 buah dengan masing-
masing panjang 25cm. Lalu kami membuat cincin menggunakan tulangan bantu,
dengan cara membengkokkan menggunakan kunci besi menjadi 7 buah cincin
tulangan bantu. Kemudian rakit cincin ke dalam tulangan utama dan kaitkan
dengan kawat bendrat. Setelah rakitan tulangan selesai kami memasukkan
tulangan tersebut ke dalam galian tanah yang digali sedalam 30cm.

28
E. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Macam macam tulangan beton yaitu :
• Tulangan Pokok. Tulangan Pokok disebut juga tulangan utama atau
tulangan memanjang. Yaitu tulangan yang memanjang searah dengan
panjang balok atau kolom.
• Tulangan Tumpuan. Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama yang
posisinya berada di sekitar area tumpuan. Biasanya yang menggunakan
istilah ini hanya untuk balok (dan juga pelat). Kolom tidak mengenal
tulangan tumpuan. Kalau kolom biasanya istilahnya tulangan ujung atas
atau bawah.
• Tulangan lapangan. Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama yang
posisinya berada di tengah bentang.
• Tulangan Geser. Tulangan geser disebut juga begel, sengkang, ties,
stirrups, dan lain-lain. Yaitu tulangan melingkar yang mengikat tulangan
utama pada balok maupun kolom. Fungsinya untuk memegang tulangan
utama, dan sebagai tulangan geser (menahan gaya dalam geser).
• Tulangan Ekstra. Yaitu tulangan tambahan yang ditambahkan pada
tulangan tumpuan atau tulangan lapangan. Biasanya tulangan ekstra ini
tidak dipasang di sepanjang balok, tapi hanya di sekitar area yang
membutuhkan saja.
2. SARAN
Dalam pembuatan beton dibutuhkan ketelitian, kecermatan dan kesabaran.
Rangkaian beton yang dibuat harus sesuai dengan standar dan komposisi
karena apabila terjadi banyak kesalahan akan mengakibatkan tidak efektif dan
tidak efisien bahan, waktu, tenaga dan biaya.

29
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/368671822/Makalah-Konstruksi-Beton
(diakses tanggal 8/11/2022 pukul 14.25 WIB)
https://repositori.kemdikbud.go.id/8801/1/KONST-BETON-KLS-XI-SM-II.pdf
(diakses tanggal 8/11/2022 pukul 15.04 WIB)
http://repository.untag-sby.ac.id/1131/3/BAB%20II.pdf
(diakses tanggal 11/11/2022 pukul 12.03 WIB)
https://www.arsigriya.com/material-baja-tulangan-beton
(diakses tanggal 11/11/2022 pukul 12.22 WIB)
https://www.rumah.com/panduan-properti/beton-bertulang-41518
(diakses tanggal 11/11/2022 pukul 12.45 WIB)

30
LAMPIRAN

Sedang membuat cincin tulangan Sedang merakit tulangan bantu dan


bantu tulangan utama

Sedang mengaitkan cincin tulangan Sedang mengaitkan kawat pada


bantu ke tulangan utama tulangan bantu.

Sedang memilih tulangan utama Sedang merakit tulangan flat dasar

31
PRAKTIKUM IV

KONSTRUKSI BETON

Hari, Tanggal : Kamis, 20 Oktober 2022


Waktu : Pukul 13.00 – 15.30
Tempat : Workshop Kesehatan Lingkungan
Tujuan Praktikum : a. Agar mengetahui berbagai macam uji atau tes beton.
b. Agar mengetahui konsistensi normal dari semen.

A. TINJAUAN PUSTAKA
Konstruksi beton merupakan konstruksi dengan bahan dari beton yang terdiri
dari semen dan bahan lainnya seperti fly ash dan semen terak, agregat (agregat
kasar umumnya terbuat dari batu kerikil atau dihancurkan seperti kapur atau batu
granit, ditambah agregat halus seperti pasir), air dan kimia pencampuran.
Beton akan mengeras setelah pencampuran semua bahan dengan air. Beton
adalah salah satu bahan konstruksi yang paling banyak digunakan di dunia.
Hal Ini disebabkan karena :
a. Bahan-bahan dasar pembuat beton seperti air, semen, pasir dan agregat
kasar mudah didapatkan.
b. Beton itu relatif awet atau tahan lama (durable).
c. Beton mudah dibentuk keberbagai bentuk yang diinginkan.
Beton dibuat dengan mencampurkan air, semen, agregat halus (pasir),
agregat kasar dan bahan campuran tambahan lainnya jika diperlukan dengan
semen dan komponen lainnya bersama-sama. Jika kurang air dalam pasta semen
akan menghasilkan beton yang lebih kuat, lebih tahan lama, sebaliknya jika lebih
banyak air akan memberikan kualitas rekat beton kurang baik. Demikian halnya
dengan air kotor digunakan untuk membuat beton dapat menyebabkan masalah
ketika mengatur atau dalam menyebabkan kegagalan prematur struktur. Beton
juga dapat

32
digunakan untuk membuat trotoar, pipa, struktur arsitektur, jalan raya / jalan,
jembatan / jalan layang, parkir struktur, bata / blok dinding dan pondasi untuk
pintu gerbang, pagar, tiang dan sebagainya.
Standarisasi karakteristik beton yang baik adalah sebagai berikut :
a. Kepadatan
b. Kekuatan
c. Faktor Air Semen
d. Tekstur
e. Parameter
Jenis – jenis tulangan pada beton
a. Tulangan utama
Tulangan utama atau tulangan arah memanjang yaitu: tulangan yang memanjang
searah dengan panjang beton atau balok. Fungsi dari tulangan utama adalah agar
struktur beton bertulang menjadi lebih kuat dan tulangan utama juga berfungsi
sebagai penahan gaya geser. Pada daerah tumpuan dipasang tulangan bantu atau
begel dengan jarak tertentu, ukuran tulangan utama 100 cm.
b. Tulangan bantu
Tulangan Bantu atau tulangan arah melebar yaitu:Tulangan tambahan yang
ditambahkan pada tulangan tumpuan yang ditambahkan pada tulangan utama.
Biasanya tulangan bantu ini tidak dipasang disepanjang balok, tapi hanya di
sekitar area yang dibutuhkan saja. ukuran tulangan bantu 40 cm.
Perhitungan Tiang Beton
a. Besi
Besi tulangan utama panjang 75 cm berjumlah 4 buah.
Besi tulangan bantu panjang 25 cm berjumlah 7 buah.
b. Bendrat
Satu tulangan bantu terdiri dari 4 bendrat. Berdasarkan praktek yang
dilakukan terdiri dari 7 tulangan bantu dan 4 tulangan utama jadi diperlukan
28 bendrat. Dan masing-masing bendrat memiliki panjang 25 cm.

33
c. Coral
Coral terdiri dari 3 ember dalam satu adukan coran. Dalam praktek kemarin
satu tiang menggunakan 6 ember coral.
d. Pasir
Pasir terdiri dari 2 ember dalam satu adukan coran. Dalam praktek kemarin
satu tiang menggunakan 6 ember pasir.
e. Semen
Semen terdiri dari 1 ember dalam satu adukan coran. Dalam praktek
kemarin satu tiang menggunakan 3 ember semen. Jadi keseluruhan 4 tiang
menggunakan 112 bendrat, 36 ember coral, 18 ember pasir, dan 12 ember
semen.
Pengacian adalah pekerjaan menuangkan beton segar ke dalam cetakan yang
telah dipasangi besi tulang. Untuk memastikan bahwa cetakan tersebut telah
terpasang sesuai rencana, maka diperlukan inspeksi pekerjaan sebelum proses
pengecoran dimulai. Dalam proses pengecoran, setiap pekerja harus memakai
Alat Pelindung Diri (APD), mulai dari safety boot, helm, sarung tangan, masker
hingga pelindung mata. Selain pemakaian APD yang sesuai prosedur, para
profesional di proyek juga melakukan pengecekan terhadap ukuran dan elevasi.
Dengan demikian, perencanaan dan ukuran zona pengecoran harus ditentukan
dengan baik sejak awal. Sebelum proses pengecoran, pekerja juga harus
memastikan bahwa bekisting telah kuat. Bekisting adalah cetakan sementara yang
digunakan untuk menahan beton selama beton dituang sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Saat proses pengecoran berlangsung, harus dipastikan bekisting dan
tulangan tidak rusak atau berubah.
Durasi proses pengerasan dapat dipengaruhi cuaca panas atau angin yang
kencang dan kedua hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi proses
pengeringan beton. Dalam proses pengecoran, pekerja tidak dianjurkan
menambahkan air pada beton untuk memudahkan proses pengecoran. Jika dirasa
harus menambahkan air, maka bisa gunakan campuran air dan semen.

34
Perhitungan terdiri dari:
• Kaki kursi : 4 tiang beton, 112 Benrat, 36 ember coral, 18 ember pasir, 12
ember semen.
• Plat Dasar : 28 Benrat, 15 ember coral, 10 ember pasir, 5 ember semen.
• Total keseruhannya : 140 Benrat, 51 ember coral, 28 ember pasir, 17 ember
semen, 3 ember aci.

B. ALAT DAN BAHAN


• ALAT
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN
1. Cangkul Untuk menggali dan
mengaduk semen.

2. Ember Untuk membawa adonan


semen, mengangkut air,
pasir, dan coral.

3. Sendok semen Untuk mengambil semen


dari zak ke ember cor.
Membuat adukan beton,
memplaster dinding, dan
mengaci dinding.

35
• BAHAN
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN
1. Semen Untuk merekatkan batu
maupun bahan bangunan
lainnya.

2. Agregat halus Untuk merekatkan semen.

3. Agregat kasar Sebagai bahan pengisi dalam


campuran mortar/ beton dan
memberikan kekuatan.

4. Agregat Sebagai bahan pengisi


campuran campuran untuk beton.

5. Baja dan batang Untuk menegakkan beton,


tulangan mengokohkan beton, serta
menguatkan beton.

36
C. PROSEDUR KERJA
1. Pencampuran bahan-bahan utamanya ada semen, air, dan agregat. Agregat ini
masih dibagi menjadi dua, yaitu agregat kasar dan halus. Agregat kasar ini
biasanya adalah kerikil, sedangkan agregat halus adalah pasir beton. Bahan-
bahan tersebut lalu dicampurkan sampai benar-benar rata menutupi seluruh
rongga.
2. Setelah campuran merata, adonan beton siap dipindahkan karena terbuat dari
campuran semen, air dan agregat, adonan beton harus segera dipindahkan ke
dalam cetakan sebelum mengeras dan tidak bisa dicetak sesuai dengan
kebutuhan.
3. Padatkan kembali adonan beton rongga di dalamnya tertutup sempurna
permukaan adonan perlu diratakan permukaannya. Alasannya, dengan
permukaan yang rata, proses pengeringan jadi lebih merata dan tidak
membutuhkan waktu yang lama.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

NO KONSTRUKSI BETON
1. Alat dan bahan Campurkan bahan untuk membentuk beton
dengan perbandingan 1:2:3
Keterangan :
Semen = 1
Batu coral = 2
Pasir = 3
Tambahkan air dan aduk menggunakan cangkul
2. Lokasi pembuatan Jln. Sukarno Hatta No. 1, Hajimena, Kec.
tulangan beton Natar, Kab. Lampung Selatan. Kampus B
Poltekkes Tanjung Karang (Work shop).

37
3. Tujuan pembuatan Sebagai perekat maupun pengikat dalam proses
pengerasan beton itu sendiri.
4. Tanggal pembuatan 20 Oktober 2022
5. Jam 14.00 WIB

PEMBAHASAN
Beton adalah campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat
halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture). Seiring
dengan penambahan umur, beton akan semakin mengeras dan akan mencapai
kekuatan rencana (fc) pada usia 28 hari. Beton memliki daya kuat tekan yang baik,
oleh karena itu beton banyak dipakai atau dipergunakan untuk pemilihan jenis
struktur terutama struktur bangunan, jembatan dan jalan. Beton terdiri dari± 15%
semen, ± 8 % air, ± 3% udara, selebihnya pasir dan kerikil. Campuran tersebut setelah
mengeras mempunyai sifat yang berbeda-beda, tergantung pada cara pembuatannya.
Perbandingan campuran, cara pencampuran, cara mengangkut, cara mencetak, cara
memadatkan, dan sebagainya akan mempengaruhi sifat-sifat beton. (Wuryati, 2001).
Menurut kami beton adalah suatu elemen dalam konstrusi yang merupakan
struktur sederhana yang dibentuk oleh campuran semen, air, agregat halus, agregat
kasar yang berupa batu pecah atau kerikil, udara serta bahan campuran lainnya.
Struktur beton ini dapat diketahui lewat karakteristik beton yang itu sendiri.
Cara mengaduk semen yang baik dan kuat :
1. Memilih bahan semen pasir dan batu koral.
2. Tentukan takaran yang sesuai.
3. Gabungkan semen dengan air, lalu tambahkan pasar dan batu koral, aduk
dengan menggunakan cangkul dengan merata, lalu masukkan adukan semen
ke ember.
Jangan membuat adukan semen terlalu banyak jika bagian yang akan dibangun
hanya sedikit. Hal ini untuk menghindari dari kulitas adukan yang menurun karena
terlalu lama nganggur/ tidak digunakan. Lebih baik membuat adukan plesteran
secukupnya kemudian bisa membuatnya kembali.

38
Awal mula praktikum konstruksi beton dilakukan dengan membuat adukan
semen menggunakan semen, pasir, batu coral, air. Dengan perbandingan semen, batu
coral, pasir (1:2:3). Aduk menggunakan cangkul. Masukkan adukan semen yang telah
jadi ke dalam ember. Lalu adukan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan yang berisi
tulangan beton. Ratakan semen hingga tidak ada rongga yang tersisa. Tunggu hingga
kering. Setelah kering dilanjutkan membuat tulangan plat dasar lalu diberi adukan
semen dan ratakan. Dan tunggu hingga kering secara keseluruhan.

E. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Konsistensi normal semen adalah suatu kondisi standar yang
menunjukkan kebasahan pasta. Kekuatan semen yang telah mengeras
tergantung pada jumlah air yang dipakai untuk proses hidrasi berlangsung.
Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan untuk proses hidrasi hanya kira-kira
25 % dari berat semennya. Penambahan jumlah air akan mengurangi kekuatan
setelah mengeras. Kelebihan air dari yang diperlukan untuk proses hidrasi
pada umumnnya memang diperlukan pada pembuatan beton, diangkut dengan
mudah agar adukan dapat dicampur dengan baik, dan dapat dicetak tanpa
rongga-rongga yang besar (tidak keropos). Konsentrasi hasil hidrasi yang
padat pada seluruh ruang atau volume yang tersedia (volume semula ditempati
oleh air dan semen) merupakan suatu nilai indeks porositas. Kuat tekan pasta
semen (juga betonnya) sangat dipengaruhi oleh besar pori-pori hasil hidrasi.
Kelebihan air akan mengakibatkan pasta semen berpori lebih banyak,
sehingga hasilnya kurang kuat dan juga lebih porous (berpori).
2. SARAN
Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan
peralatan berpedoman pada faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan
di lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.

39
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/kisaranteknik/assignments/konstruksi-beton
(diakses tanggal 9/11/2022 pukul 10.09 WIB)
https://www.builder.id/tahap-konstruksi-beton/
(diakses tanggal 9/11/2022 pukul 10.21 WIB)
https://m.dekoruma.com/artikel/77838/apa-itu-beton-bertulang
(diakses tanggal 9/11/2022 pukul 11.03 WIB)
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C11A/2015/C-05-BAB-II.pdf
(diakses tanggal 11/11/2022 pukul 11.47 WIB)
http://eprints.undip.ac.id/34345/6/2178_CHAPTER_II.pdf
(diakses tanggal 11/11/2022 pukul 12.24 WIB)

40
LAMPIRAN

Sedang membuat adukan semen Sedang mengaplikasikan adukan semen ke


dalam tulangan beton

Sedang memasukkan adukan ke dalam Menunggu konstruksi beton hingga kering


ember

Sedang memasukkan adukan semen ke Hasil dari konstruksi beton


dalam cetakan

41

Anda mungkin juga menyukai