Anda di halaman 1dari 21

Ujian Tengah Semester Dosen Pengajar

Peralatan industri T. Kimia Dra. Zultiniar M,Si

“PIPA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : FUJI LESTARI

NIM : 1807025125

KELOMPOK : I (Satu)

KELAS : D3-B

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan pipa banyak digunakan oleh perusahaan– perusahaan sebagai
pendistribusian air minum, minyak maupun gas. Demikian juga dengan kebutuhan
air pada rumah tangga, penggunaan pipa ini paling banyak digunakan baik untuk
penyaluran air bersih maupun sanitasi. Pipa merupakan sarana fluida yang
memiliki berbagai ukuran dan bentuk penampang. Baik bentuk penampang
lingkaran maupun kotak. Material pipa bermacam–macam yaitu baja, plastik,
PVC, tembaga, kuningan dan lain sebagainya.
Sistem instalasi perpipaan merupakan suatu sistem yang sangat penting
pada kebutuhan rumah tangga. Pipa pada umumnya berguna untuk mengalirkan
suatu fluida baik itu cair maupun gas, dari suatu tempat ketempat yang lain
dengan memanfaatkan bantuan mesin ataupun pompa. Sistem perpipaan harus
disusun sepraktis mungkin dengan minimum bengkokkan dan sambungan. Pada
sistem instalasi yang diharapkan dapat menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa
yang efisien baik dari segi peletakan maupun segi keamanannya harus
diperhatikan sesuai peraturan klasifikasi maupun dari spesifikasi installation guide
dari sistem pendukung permesinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pipa?
2. Apa fungsi atau kegunaan pipa?
3. Apa saja komponen-komponen serta faktor-faktor sistem perpipaan?
4. Apa saja jenis-jenis pipa berdasarkan bahan dan jenis fluidanya?
5. Bagaimanakah proses pebuatan pipa?
6. Bagaimanakah sistem suatu perpiapaan?

1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pipa
2. Untuk dapat memahami fungsi serta kegunaan suatu pipa
3. Untuk dapat mengetahui berbagai komponen yang ada pada sistem
perpipaan
4. Untuk dapat mengetahui apa saja jenis-jenis pipa yang digunakan dalam
industri maupun kehidupan sehari-hari
5. Untuk dapat memahami bagaimana proses pembuatan pipa
6. Untuk dapat memahami bagaimana sistem suatu perpipaan

1.4 Manfaat
1. Mengetahui apa pengertian dari pipa
2. Memahami fungsi serta kegunaan pipa
3. Mengetahui berbagai komponen yang ada pada sistem perpipaan
4. Mengetahui jenis-jenis pipa
5. Memahami proses pembuatan pipa
6. Memahami sistem suatu perpipaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pipa

Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di tengahnya


yang terbuat dari logam maupun bahan-bahan lain sebagai sarana pengaliran atau
transportasi fluida berbentuk cair,gas maupun udara. Fluida yang mengalir ini
memiliki temperature dan tekanan yang berbeda-beda. Pipa biasanya ditentukan
berdasarkan nominalnya sedangkan ‘TUBE’ adalah salah satu jenis pipa yang
ditetapkan berdasarkan diameter luarnya.

Pipa adalah istilah untuk benda silinder yang berlubang dan digunakan
untuk memindahkan zat hasil pemrosesan seperti cairan, gas, uap, zat padat yang
dicairkan maupun serbuk halus. Material yang digunakan sebagai pipa sangat
banyak diantaranya adalah: beton cor, gelas, timbal, kuningan (brass), tembaga,
plastik, aluminium, besi tuang, baja karbon, dan baja paduan. Pemilihan material
pipa akan sangat membingungkan sehingga perlu pemahaman mendalam untuk
apa saluran/sistem pipa itu dibuat, mengingat setiap material memiliki
keterbatasan dalam setiap aplikasinya. Material yang paling umum digunakan
adalah pipa baja karbon.

Pipa adalah saluran tertutup sebagai sarana pengaliran atau transportasi


fluida, sarana pengaliran atau transportasi energi dalam aliran. Pipa biasanya
ditentukan berdasarkan ukuran nominalnya, sedangkan tube adalah merupakan
salah satu jenis pipa yang ditetapkan berdasarkan diameter luarnya.

Dalam keadaan sehari – hari pipa AC menggunakan pipa tembaga.


Pengerjaan pemipaan yang berhubungan dengan sistem pemanasan, pendinginan
dan sistem lainnya. Semua produksi pipa tembaga di Amerika yang digunakan
untuk memenuhi semua kebutuhan, harus sesuai standar dan spesifikasi dari
American Society for Testing and Materials (ASTM). Dan semua pipa tembaga
ber-standar ASTM harus berkomposisi minimal 99,9 % tembaga murni.
2.2 Fungsi Pipa

Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair,gas


maupun uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan
efek,temperature dan tekanan fluida yang dialirkan,lokasi serta pengaruh
lingkungan sekitar. Selain fungsi di atas jenis pipa tertentu bisa juga digunakan
sebagai konstruksi bangunan gedung,gudang dan lain-lain.

Dalam dunia industri fungsi pipa bisa kita lihat di bawah ini :
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas dan lain-lain.

2.3 Komponen-komponen Perpipaan

Dalam sebuah proyek instalasi perpipaan baik migas maupun non migas


kita melihat ada kompponen lain yang selalu berhubungan dan menempel pada
pipa.
Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Flanges - alat penggabung ke komponen lain
2. Fittings - sambungan pipa
3. Valves - katup
4. Strainger - saringan
5. Bland
6. Boltings - baut
6. Gasket
7. Special Items
8. Dan lain-lain
Dari sekian banyak jenis-jenis dan komponen pipa tersebut di atas mungkin
ada sebagian yang rekan pipe fitter ketahui dan pernah dikerjakan tapi sebagian
lagi belum tahu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaliran fluida pada lintasan instalasi
pipa adalah:

1. Diameter Pipa
Semakin besar ukuran pipa atau semakin besar diameter pipa maka
semakin banyak air yang dapat dialirkan.

2. Panjang pipa
Semakin panjang pipa semakin panjang perjalanan air maka semakin besar
gesekan yang terjadi di permukaan dalam pipa oleh air.

3. Keadaan Pipa
Air lunak yang kaya akan O2 dan air keras yang banyak mengandung
garam akan mempercepat terjadinya karat pada permukaan dalam pipa, hal
ini dapat menghambat aliran air.

4. Perubahan Arah Aliran


Belokan yang tajam akan memperlambat laju aliran air, oleh karena itu
dalam merencanakan jaringan pipa diusahakan seminimal mungkin
merubah arah aliran.
5. Mutu sambungan
Bram / serpih di ujung pipa, mutu uliran dan lilitan threat type akan
mempengaruhi aliran air.

6. Pemasangan Valves
Dalam jaringan pipa perlu direncanakan pemasangan valves (kran) untuk
menghentikan sementara aliran air apabila terjadi perbaikann pipa.

7. Pembesaran Ukuran
Agar pengaliran air akan tetap lancar, perubahan ukuran (pemakaian
Reducing Socket) dibuat secara bertahap / tidak terlalu drastis.

Ukuran Nominal Pipa

∅ (mm) ∅ (inchi) ∅ (mm) ∅ (inchi)


6 1/8 100 4
8 ¼ 125 5
10 3/8 150 6
15 ½ 175 7
20 ¾ 200 8
25 1 225 9
32 1¼ 250 10
40 1½ 300 12
50 2 350 14
65 2½ 400 16
90 2 1/3 500 20

2.4 Jenis-jenis Pipa

Kita sudah mengenal pipa digunakan sebagai sambungan instalasi air di


rumah (dingin atau panas) untuk itu kita juga perlu mengetahui jenis pipa untuk
pilihan yang tepat sesuai peruntukannya.
Ada beberapa jenis pipa berdasarnya bahan yaitu :

A. Pipa Besi

memang pipa ini lebih kuat dan tahan, tapi pemasangannya kurang praktis,
pipa tidak luwes mengikuti kontur atau jalur, setiap sambungan butuh drat, bila
rusak atau bocor, perbaikannya pun tidak mudah, bagian dalam pipa bisa berkarat
sehingga air jadi kotor dan bau, harganyapun lebih mahal.

B. Pipa Tembaga

Pipa jenis ini bisa menjadi alternatif karena lebih flexibel dan tidak
berkarat, selain juga tahan panas dan tekanan tinggi. pemasangan tidak perlu
banyak sambungan, sehinggga lebih praktis dan cepat. harganya lebih mahal
meskipun lebih murah ketimbang pipa besi. Pipa tembaga pada umumnya dibagi
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

a. Pipa Tembaga Lunak (Soft)

Pipa tembaga lunak biasanya digunakan pada mesin-mesin pendingin jenis


domestik dan komersial. Pipa tembaga ini memiliki sifat kekerasan tertentu yang
disebut “Annealed Copper Tubing”, yaitu, pipa dipanaskan kemudian dibiarkan
mendingin sendiri. Hal ini membuat pipa tembaga menjadi lunak dan mudah
dibentuk. Pipa tembaga lunak mempunyai sifat khusus. Jika pipa dibengkokan
berulang kali maka pipa tersebut akan menjadi keras dan kaku, sehingga mudah
rusak, retak atau patah. Sifat ini dapat diperbaiki dengan cara memanaskan pipa
tersebut sampai warnanya berubah menjadi merah atau ungu dan didinginkan
secara perlahanlahan di udara, selanjutnya pipa dapat dengan mudah dibentuk
seperti semula. Pekerjaan ini dinamakan proses “annealing”. Penyambungan pipa
tembaga ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) pengelasan (brazing), (2)
tanpa pengelasan, tetapi menggunakan flare fitting yang disebut sebagai flare nut,
yaitu baut khusus untuk keperluan penyambungan secara cepat (flaring).

b. Pipa Tembaga Keras (Hard)

Pipa tembaga keras biasanya digunakan pada mesin pendingin untuk


keperluan komersial, dimana sifat pipa tembaga ini kaku dan keras, jadi pada saat
pemasangan pipa tersebut harus dipasang klem atau penyangga sebagai tumpuan
dan pengikatnya, apalagi jika ukuran diameter pipa yang digunakan ukurannya
besar. Pipa tembaga keras tidak dapat dibengkokkan, jadi harus menggunakan
elbow bila diperlukan bengkokan. Penyambungan pipa hanya hanya dilakukan 7
dengan sistem pengelasan dengan las perak (silver brazing) atau menggunakan
flare fitting. Penyolderan hanya dilakukan untuk saluran tekanan rendah. Pipa
tembaga keras ini diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk batangan, dimana
setiap batangnya mempunyai panjang kurang lebih 7 meter.
dideskripsikan sebagai tingkat kekuatan dan kekerasan dari pipa. Drawn
temper tube biasa dikatakan sebagai hard tube/pipa keras sedangkan annealed
temper tube lebih sering dikataan soft tube/pipa lunak. Berdasarkan pada tabel
2.1, terdapat enam tipe standar pipa tembaga dan spesifikasi penggunaannya. Pada
tabel juga, menunjukkan standar ASTM untuk produksi pipa tembaga dengan
beragam ukuran dan tempers. Terdapat tipe K, L, M, DWV dan Medical Gas Tube
yang sesuai dengan standar ASTM. Tiap tipe pipa merepresentasikan tingkat
ketebalan pipa. Pipa tipe K akan lebih tebal dari pada pipa tipe L, dan pipa tipe L
akan lebih tebal dari pada pipa tipe M untuk semua ukuran diameter pipa.
Sedangkan ukuran diameter dalam, dipengaruhi oleh ukuran pipa serta ketebalan
pipa tersebut.

C. Pipa Alluminium

Pipa alluminium banyak dipergunakan sebagai bahan evaporator. Daya


hantar panas pipa alluminium ini tidak begitu baik jika dibandingkan dengan daya
hantar panas pipa tembaga, dan harganya pun relatif lebih mahal. Penyambungan
atau pengelasan pipa alluminium tidak semudah penyambungan pipa tembaga,
dimana harus menggunakan las khusus yang disebut las MIG, atau bisa juga
dengan menggunakan kawat las Platinum 52 dengan campuran boraks atau fluks
12 52 dengan nyala api yang teratur, dimana apinya tidak boleh bersentuhan
secara langsung dengan fluks 52 yang telah dioleskan, disinipun diperlukan
keterampilan las secara khusus.

Kasus kerusakan atau kebocoran evaporator pada mesin pendingin


seringkali terjadi. Untuk mengatasinya jika kebocorannya tidak terlampau besar
kebocorannya bisa di tutup dengan menggunakan lem apoxy atau hardex. Karena
tekanan pada bagian evaporator adalah rendah, jadi dengan system pengeleman
saja sudah cukup tanpa perlu pengelasan. Gambar berikut menunjukan bentuk
evaporator yang ada di pasaran dengan kapasitas bermacam-macam.

D. Pipa Baja

Pipa baja juga banyak sekali dipergunakan pada mesin pendingin untuk
keperluan domestic, seperti halnya pada kondensor lemari es. Ada beberapa pipa
baja dengan ketebalan dinding tertentu yang biasa digunakan pada mesin
pendingin, adapun ukuran diameter pipa baja tersebut sama dengan ukuran
diameter pipa tembaga, sedangkan cara penyambungan dari pipa baja adalah
dengan sistem brazing dan ada pula yang menggunakan ulir. Pipa tembaga atau
kuningan tidak dapat digunakan pada sistem pendingin yang menggunakan bahan
refrigeran amoniak , dimana sifat pipa tembaga ini mudah bereaksi jika terkena
amoniak, jadi untuk mesin pendingin yang menggunakan bahan refrigerannya
amoniak harus menggunakan pipa baja.

E. Pipa Baja Stainless


Pipa Baja stainless pada umumnya mempunyai fungsi yang sama dengan
pipa refrigeran lainnya, dimana pipa baja stainless ini sangat kuat terhadap korosi
dan sangat mudah dalam melakukan penyambungannya, dimana bisa
menggunakan brazing maupun menggunakan ulir.

F. Pipa PVC (polyvinyl chloride)

Pipa jenis lebih murah, selain untuk air bersih PVC dipakai juga untuk
saluran kloset,air limbah dan talang air hujan. Diameter pipa mulai 1/2 inci
sampai 6 inci atau 16 mm sampai 150 mm dan dijual dalam satuan empat meter
perbatang.Pipa yang terbuat dari fiber ini lebih ringan dan lentur sehingga mudah
dipasangdan diperbaiki,bila ada yang rusak atau bocor cukup dipotong bagian
yang rusak dan disambung kembali.Pipa tidak berkarat dan cukup kuat,mampu
menahan tekanan air hingga dua bar atau 10kg/cm2.

Kelemahan pipa PVC hanya bisa dipakai untuk saluran dingin.


Pemasangan juga butuh banyak sambungan dan masih rentan bocor. Karena
kelemahan pipa PVC yang hanya bisa dipakai untuk instalasi air dingin dan juga
butuh banyak sambungan serta rentan bocor kemudian produsen pipa melansir
produk pipa uPVC (unplasticized polyvinyl chloride). Ada beberapa merek pipa
PVC dan uPVC yang ada dipasaran seperti Pralon, Wavin, Rucika, Vinilon,
Maspion, Denya dan lainya.
G. Pipa uPVC

Pipa uPVC (unplasticized polyvinyl chloride) lebih kuat dan lebih tahan
terhadap tekanan, pipa uPVC ini mampu menahan tekanan lima kali pipa PVC
dengan daya tahan sampai 50 tahun, atau dua kali pipa PVC. Meskipun demikian
tetap saja pipa uPVC tidak disarankan untuk saluran air panas. Pipa juga masih
butuh banyak sambungan. Bahkan, konon penggunaan pipa uPVC di negara-
negara maju sudah dilarang, karena dinilai mengandung zat timbal (zat klorida
dan bahan campuran stabilizer)

H. Pipa PEX

Selain PVC dan uPVC ada pipa baru yang diklaim tidak mengandung zat
berbahaya, lebih kuat dan bisa dipakai baik untuk air panas dan air dingin, yaitu
pipa berbahan polyethylene atau PEX (polyethylene cross linked) seperti Westpex
dan Rifeng, serta pipa HDPE (high density polyethylene) dari Pralon. Pipa PEX
merupakan jenis pipa mutakhir untuk menggantikan pipa PVC dan uPVC, besi,
dan tembaga. Pipa polyethylene lebih kuat, higenis dan aman. Ketahanannya
mulai dari minus 40 derajat sampai 110 derajat celcius dengan umur setara pipa
uPVC. Harganya lebih murah ketimbang pipa tembaga. Bentuknya berupa
gulungan (bisa digulung)seperti selang air, bukan batangan seperti pipa PVC dan
uPVC, dengan berat sekitar 11 kg/100m. Karena itu pipa mudah dibawa, disimpan
dan dipasang. Pemasangan tidak memerlukan sambungan bila dipasang
membelok, pipa cukup dilekukkan sehingga kebocoran bisa diminimalisir.
Wespex membedakan pipa warna putih untuk aplikasi air dingin dan warna merah
untuk aplikasi air panas.

Perbandingan jenis pipa berdasarkan bahannya :

a. PVC

Hanya bisa dipakai untuk instalasi air dingin,lebih Fleksibel ketimbang


pipa besi,tapi tidak sekuat besi dalam menahan tekanan dan masih rentan
bocor.Harga jauh lebih murah ketimbang besi dan tembaga.

b. uPVC

Hanya bisa dipakai untuk instalasi air dingin,lebih fleksibel ketimbang


pipa besi,lebih kuat daripada pipa PVC.Pemasangan butuh sambungan dan masih
rentan bocor.Harga lebih mahal ketimbang PVC tapi jauh lebih murah ketimbang
pipa besi.

c. PEX (Polyethylene)

Bisa dipakai untuk instalasi air panas dan dingin,lebih tahan ,kuat,elastis
dan lebih higenis karena tidak mengandung bahan berbahaya.Pemasangan
praktis ,tidak butuh sambungan dan tidak mudah bocor.Harga lebih mahal
ketimbang pipa PVC dan uPVC tapi lebih murah ketimbang pipa besi dan
tembaga.

Berdasarkan zat yang dialirkan,jenis pipa dapat diklasifikasikan,yaitu:


1. Pipa Air
2. Pipa Minyak
3. Pipa Gas
4. Pipa Uap
5. Pipa Udara
6. Pipa Lumpur
7. Pipa Drainase dan lain-lain.

2.5 Proses Pembuatan Pipa 

Berdasarkan cara pembuatannya secara umum kita mengenal 3 jenis pipa


besi yaitu :

1. Pipa Baja Seamless (pembuatan pipa tanpa pengelasan) yaitu dibentuk dengan


menusuk batang besi silinder untuk menghasilkan lubang pada diameter dalam
pipa.

2. Pipa Baja Welded (pembuatan pipa dengan pengelasan) yaitu dibentuk dengan


pelengkungan plat baja hingga ujung sisinya saling bertemu untuk kemudian
dilakukan pengelasan.

3. Pipa Besi Ductile yaitu dibentuk dengan cara casting sentrifugal logam


campuran panas.
Dilihat dari struktur bahan baku yang digunakan secara umum kita mengenal
jenis-jenis pipa sebagai berikut :
1. Pipa Carbon Steel
2. Pipa Carbon Moly
3. Pipa Steinless Steel
4. Pipa Duplex (biasa digunakan di proyek migas)
5. Pipa Galvanis
6. Pipa Ferro Nikel
7. Pipa Chrom Moly
8. Pipa PVC
9. Pipa HDPE (High Density PolyEthylene)

Selain itu ada juga jenis pipa dari bahan khusus antara lain :
1. Pipa Vibre Glass
2. Pipa Aluminium
3. Pipa Wrought Iron (besi tanpa tempa)
4. Pipa Cooper (tembaga)
5. Pipa Nickel Cooper (timah tembaga)
6. Pipa Nickel Chrom Iron / inconnel (besi timah chrom)
7. Pipa Red Brass (kuningan merah)

2.6 Sistem Perpipaan dan Detail

Pada dasarnya sistem pipa dan detail untuk setiap industri atau
pengilangan tidaklah jauh berbeda, perbedaan-perbedaan mungkin terjadi hanya
pada kondisi khusus atau batasan tertentu yg diminta pada setiap proyek.
Pabrikasi pipa dapat dilakukan pada bengkel-bengkel di lapangan atau pada suatu
pembuatan pipa khusus di suatu tempat lalu dikirim kelapangan, baik melalui
transportasi laut atau darat, sehingga dilapangan hanya merupakan penyambungan
saja. Hal ini menguntungkan dari segi waktu, ongkos kerja dan pekerjaan
dilapangan.
Pemilihan keputusan untuk pabrikasi pipa di suatu bengkel dilapangan
atau di suatu tempat di luar lapangan bahkan dinegara lain, memerlukan
perhitungan teknis dan ekonomis secara cermat. Pemasangan pekerjaan perpipaan
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian sbb:

1. Pipa diatas tanah

2. Pipa dibawah tanah

3. Pipa dibawah air ( didalam air)

Pemasangan sistem perpipaan diketiga tempat ini baik pipa proses ,pipa
utiliti mempunyai permasalahan masing-masing dan dalam buku ini hanya akan
disinggung butir satu dua.

1. PEMASANGAN PIPA DI ATAS TANAH

Pemasangan ini dapat dilakukan pada rak pipa (pipe Rack), diatas
penyangga penyangga pipa, atau diatas dudukan pipa (sleeper). Pada pemasangan
pipa diatas tanah ini dapat pula dimasukkan pipa peralatan (equipment) yaitu yg
meliputi pipa kolom dan vesel, pipa exchanger, pipa pompa dan turbin, pipa
kompressor dan pipa utilitas. berikut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Pipa Kolom dan Vesel

Pipa yg akan dipasang pada kolom dan vesel harus ditempatkan secara
radial disekitar kolom di bagian jalur pipa, jalan orang, platform dibagian access.
Untuk pipa 18″ keatas bisa langsung dilas ke vesel, kecuali pertimbangan
pemeliharaan dan akan digunakan sambungan flange. Sambungan dalam skirt
tidak boleh ditempatkan katup atau flange. Penggunaan vent atmosferis berkatup
dan bertudung harus disediakan pada tempat lokasi titik tertinggi dari vessel atau
jalur pipa diatasnya, sedangkan drain dipasang pada tempat lokasi terendah yg
akan ditentukan oleh P&ID.

Katup pelepas tekanan yg membuang kedalam sistem blowdown tertutup


harus ditinggikan guna memungkinkan bagian pengeluaran pengaliran sendiri ke
dalam sistem blowdown. Katup pelepas tekanan yg membuang uap ke udara
bebas harus dilengkapi dengan pipa paling sedikit tiga meter diatas setiap platform
dalam radius 7.5 meter, juga disediakan lubang pembuangan yg besarnya 6
mm(1/4″) dibawah pipa guna mencegah akumulasi cairan.

b. Pipa Exchanger

Pemasangan pipa pada exhcanger tidak boleh dipasang diatas daerah-


daerah kanal, tutup shell dan fasilitas fasilitas lain yg telah terpasang pada
exchanger atau handling yg suka digunakan. Ruang-ruang bebas untuk
pemasangan flange exchanger harus disediakan. Spool dipasang diluar nozzle
kapal guna memungkinkan pemindahan bundel pipa exchanger.

c. Pipa Pompa Dan Turbin

Pipa suction atau pipa yg mengalirkan aliran disebut juga pipa hisap harus
diatur sedemikian rupa guna mencegah penurunan tekanan dan kantung uap yg
dapat pula menimbulkan kavitasi pada impeler. Apabila perubahan ukuran
diperlukan untuk mempercepat atau memperlambat aliran, maka reduser eksentris
harus dipakai bilaman kantung tanpa vent tak dapat dihindari. Pemasangan pipa
pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk
perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk mencegah pembongkaran besar
yg tak perlu pada pemeliharaan dan perbaikan pipa. Saringan permanen dan
sementara harus disediakan pada inlet pompa dan turbin. Sedangkan untuk aliran
panas dan dingin harus diperhatikan fleksibilitasnya, begitu pula kedudukan-
kedudukan penyangga haruslah baik dan dapat mengatasi getaran-getaran yg
diakibatkan motor pipa serta aliran.

d. Pipa Kompresor

Pemasangan pipa pada kompresor harus diatur perbaikan dan


pemeliharaannya. Sambungan pipa dengan menggunakan flanges lebih
diutamakan demi memperlancar jalannya perbaikan dan pemeliharaan. Pipa hisap
(suction) dan buang (discharge) harus benar-benar diperhatikan fleksibilitasnya,
terutama untuk temperatur rendah atau tinggi atau tekanan tinggi. Masalah getaran
termasuk bagian terpenting pada pipa kompresor ini, akibat adanya beban dinamis
yg berhubungan dengan kompresor ini. Karena itu masalah penyangga, guide dan
anchor juga harus menjadi perhatianbagian perencana teknik.

2. PEMASANGAN PIPA DIBAWAH TANAH

Secara umum, penerapan jalur pipa bawah tanah digolongkan dalam dua
bagian, yaitu:
a. Pipa Utilitas
b. Pipa Untuk Proses
Sistem aliran gravitasi, tergantung dari pusat gravitasi, sehingga jalur-jalur
perpipaan harus mempunyai slope. Dalam hal ini,  sangat dianjurkan agar
perbandingan slopenya 1:1000 untuk katup jalur di bawah permukaan tanah.
a. Pipa Utilitas

Pemasangan pipa utilitas ini harus benar-benar direncanakan sehingga


kebutuhan utilitas di proyek dapat terjangkau penggunaanya. Pipa utilitas seperti
apa yg lain haruslah direncanakan beroperasi pada temperatur dan tekanan berapa.
Pipa untuk aliran berdasarkan gravitasi dan Pipa dengan sistem aliran bertekanan.
Perencanaan sub header haruslah dapat memenuhi daerah equipment
proses atau kelompok peralatan lainnya yg memerlukan jalur utilitas. Sambungan
cabang haruslah dibuat dari atas header. Apabila aliran utilitas berupa uap jangan
lupa membuat kantung kantung uap pada setiap daerah titik terendah dimana
aliran akan mendaki dan diperhitungkan tidak boleh lebih dari 40% tekanannya
dalam jarak yg dihitung dalam feet.
BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari pembuatan makalah ini, ialah :

1. Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di


tengahnya yang terbuat dari logam maupun bahan-bahan lain sebagai
sarana pengaliran atau transportasi fluida berbentuk cair,gas maupun
udara.
2. Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida
cair,gas maupun uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan
mempertimbangkan efek,temperature dan tekanan fluida yang
dialirkan,lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar.
3. Komponen-komponen sistem perpipaan adalah Flanges (alat
penggabung ke komponen lain), Fittings (sambungan pipa), Valves
(katup), Strainger (saringan), Bland, Boltings (baut), Gasket, Special
Item, Dan lain-lain
4. Pemasangan pekerjaan perpipaan dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian sbb: Pipa diatas tanah, Pipa dibawah tanah, Pipa dibawah air
( didalam air)
DAFTAR PUSTAKA

Alfansuri, Solihin. (2010), Perlindungan Pipa Bawah Laut. ITS Surabaya.


ASME B31.1. (2001). Power Piping. The American Society of Mechanical
Engineers. New York.
Medio, Vladimir. (2009). Cathodic Protection. ITS Surabaya.
Nayyar, ML. (2000). Piping handbook 7th Edition. Mc Graw-Hill. USA.
Raswari. 2009. Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpiaan. Jakarta:
UIPress.
Raswari. 2010. Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan. Jakarta: UI-Press.
Suharman, A. 2017. Prinsip Dasar Sistem Penyaluran Air Hujan. Diperoleh dari
https://www.academia.edu/11345998/Prinsip_Dasar_Sistem_Penyaluran
_ Air_Hujan. Diakses tanggal 2 April 2020

Anda mungkin juga menyukai