Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem perpipaan dalam suatu bangunan merupakan suatu hal yang mutlak.
Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan instalasi gas sangat di
perlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan demikian sitem perpipaan
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam gedung. Oleh karena itu
perencanaan dan perancangan sistem perpipaan di laksanakan dan di sesuaikan dengan
tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara
seksama hubungan dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya yang
ada dalam gedung itu sendiri.
Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa sistem perpipaan atau lazim kita sebut
dengan istilah “Plumbing’ yang dapat di defenisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan
dan ketermpilan dalam hal instalasi pipa air bersih, instalasi gas, instalasi alat-alat
saniter dan instalasi air kotor.
Adapun fungsi-fungsi dari instalasi tersebut, yaitu:
1. Menyediakan air bersih dari suatu tempat ke tempat lain yang di
kehendaki dengan tekanan cukup.
2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencemarkan bagian penting lainnya.
3. Menyediakan gas untuk pemakaian dalam gedung,
khususnya untuk pemakaian pipa dapur.
Demikian rumitnya jaringan perpipaan dalam gedung, maka di perlukan suatu
ketelitian dalam perancangan, pemasangan, dan pelaksanaannya, serta perawatan dari
suatu jaringan plumbing dapat membahayakan jiwa manusia. Oleh karena itu di banyak
negara telah menetapkan undang-undang peraturan atau pedoman pelaksanaan (code of

1
practise), standar dan sebagainya yang menyangkut peralatan instalasi plumbing di
Indonesia telah di siapkan suatu pedoman plumbing Indonesia oleh suatu tim yang di
bentuk oleh Direktorat Jendral Cipta Karya.

1.2 Syarat – syarat dan Jenis Pipa


Instalasi plumbing tidak lepas dari perpipaan. Banyak jenis-jenis pipa yang di
tawarkan di pasaran. Akan tetapi tidak semua jenis di pasaran dapat di gunakan dalam
suatu perancangan jaringan pipa. Pipa harus memenuhi suatu persyaratan untuk suatu
pemakaian.
Adapun syarat-syaratnya secara umum yaitu:
1. Ukuran.
Ukuran pipa harus mampu rnengeluarkan debit yang di perlukan dalam hal ini
diameter pipa dan tersedia di lapangan.
2. Kwalitas.
Dalam hal ini harus mampu menahan gaya dalam dan luar, awet dan tahan
lama, serta kedap air.
3. Workabiliti.
Dalam hal ini mudah dalam proses pemakainnya.Sehubungan dengan
pemakaiannya, pipa dapat di kategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Pipa pembawa ( pipa induk)


Pipa ini berfungsi mengeluarkan air dari sember air ke tempat tertentu. Pipa
seperti ini biasa di sebut:
- Pipa utama.
- Pipa jaringan.
- Pipa instalasi pompa ( pipa galvanis)

2. Pipa distribusi
Pipa pembawa sekunder yang membawa air dan pipa induk ke instalasi plumbing.
3. Pipa plumbing.
Jaringan pipa yang ada dalam rumah atau bangunan (pipa instalasi plumbing).

Dengan demikian dalam memilih jenis pipa yang akan di gunakan atau di pakai
perlu di pertimbangkan faktor-faktor, antara lain sebagai berikut:
1. Ukuran standar yang tersedia di lapangan.
2. Karakteristik jenis pipa.
3. Daya tahan terhadap tekan dan umur paka
4. Faktor ekonomis dan pemasangan.

1.3 Jenis dan Fungsi Pipa


Jenis pipa yang umum di gunakan adalah pipa galvanis, pipa besi tuang, pipa PVC,
dan pipa tembaga.
1 Pipa galvanis.
Pipa galvanis adalah pipa besi lunak yang di lapisi oleh timah. Pipa ini di lapisi
timah untuk menghindari karatan, seperti yang kita ketahui bahwa timah merupakan
sesuatu bahan yang mempunyai daya tahan terhadap karat. Apabila kualitas lapisan
sempurna, maka pipa galvanis akan tahan terhadap karat hingga kurang lebih sepuluh
tahun. Pipa galvanis di produksi dengan berbagai ukuran, baik diameter maupun
ketebalan dindingnya, di sesuaikan kegunaannya. Ukuran yang umum di pergunakan
dan banyak di pasaran adalah pipa dengan diameter ½″, ¾″, 1½″, 2″, 2½″, 3″, dan 4″
dengan ukuran paling standar adalah 6 ( enam) meter.

2 Pipa besi tuang.


Pipa besi tuang dalam pekerjaan pipa digunakan untuk instalasi air bersih dan
instalasi air kotor, baik dipasang di dalam maupun di luar gedung serta diatas maupun
di bawah tanah. Pipa besi tuang di produksi dengan diameter 2″ sampai 15″ dengan
panjang 3 meter dan 6 meter.
Keuntungan pipa besi tuang :
1. Terbuat dari bahan yang kuat.
2. Tidak menyerap air
3. Tidak berisik bisa di aliri air
Kerugian pipa besi tuang :
1. Bahannya berat
2. Bila kurang hati-hati dalam mengulir dapat menimbulkan retak.

3 Pipa tembaga.
Pipa tembaga dalam pekerjaan pipa di pakai untuk instalasi air bersih,
terutama untuk instalasi pipa air panas, karena tembaga merupakan bahan
penghantar panas yang baik, ringan, mudah di sambung dan tahan terhadap karat.
Pipa tembaga dibagi atas :
1 Pipa tembaga lunak
2 Pipa tembaga keras
Pipa tembaga keras di produksi dalam bentuk batangan dengan panjang 5-6
meter, juga di produksi dalam bentuk rol dengan panjang 5 meter.

4 Pipa PVC.
Pipa PVC dalam pekerjaan pipa di pergunakan untuk instalasi air bersih dan
instalasi air kotor. Pipa PVC di bagi dalam 4 kelas berdasarkan kekuatan tekan yang
mampu diterimanya, yaitu :
1 Kelas AW ( VP ) dengan tekanan kerja 10 Kg/cm
2 Kelas AZ dengan tekanan kerja 8 Kg/cm
3 Kelas D ( VU ) dengan tekanan kerja 5 Kg/cm
4 Kelas C untuk saluran kebel listrik

Pipa PVC dengan panjang standar 4 meter sampai 6 meter per batang. Pipa
PVC kelas AW ( VP ) dan AZ di pergunakan untuk instalasi air bersih, saluran
pembuangan, irigasi, pembuangan dan instalasi ventilasi pada gedung, saluran
bahan kimia, dan sprinkler. Pipa PVC kelas AZ dan D ( VU ) di gunakan untuk
pembuangan pada bangunan. Pipa PVC kelas C khusus di pergunakan untuk
instalasi listrik dan penerangan.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan PVC, yaitu :
1 Tidak menghambat aliran air.
2 Anti karat, tahan terhadap zat-zat kimia.
3 Ringan.
4 Tidak mudah terbakar
BAB II
PIPA GALVANIS

2.1 Pengenalan Alat


Mengenal alat-alat dan perkakas serta fungsi-fungsi alat dan cara
penggunaannya sangat penting dalam bidang teknik plumbing.Peralatan kerja
tangan ( hand tool ) yang di pergunakan dalam kerja pipa dapat di kelompokan
sebagai berikut:

1) Alat ukur
Meliputi rol meter, mistar baja, siku baja, unting-unting, waterpass, pita ukur,
jangka sorong, jangka tusuk, jangka dalam, jangka luar, selang air dan benang.

2) Alat pemberi tanda


Meliputi pensil, krayon, kapur tulis, spidol, penggores, penitik.

3) Alat pemotong
Meliputi gergaji besi, pemotong pipa, burring reamer, pahat besi, dan kikir.

4) Alat pengulir
Meliputi pengulir dalam (tap), pengulir luar ( sney ), dan T-Dies.

5) Alat penjepit.
Meliputi ragum, kunci pipa, kunci inggris, Tang Klem, dan Tang kombinasi.

2.2 Pengenalan Bahan


Selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan cara menggunakan
peralatan yang aman, seorang pekerja juga harus mengetahui bahan-bahan dalam
pekerjaan pipa. Pengetahuan mengenai bahan-bahan yang di pergunakan pada
pekerjaan pipa meliputi jenis pipa, alat sambung, dan katup
1) Jenis Pipa
Pipa galvanis adalah pipa besi lunak yang di lapisi oleh timah. Pipa ini di
lapisi timah untuk menghindari karatan, seperti yang kita ketahui bahwa timah
merupakan sesuatu bahan yang mempunyai daya tahan terhadap karat. Apabila
kualitas lapisan sempurna, maka pipa galvanis akan tahan terhadap karat hingga
kurang lebih sepuluh tahun. Pipa galvanis di produksi dengan berbagai ukuran, baik
diameter maupun ketebalan dindingnya, di sesuaikan kegunaannya. Ukuran yang
umum di pergunakan dan banyak di pasaran adalah pipa dengan diameter ½″, ¾″,
1½″, 2″, 2½″, 3″, dan 4″ dengan ukuran paling standar adalah 6 ( enam) meter.

2) Alat sambung
Ukuran panjang standar pipa perbatang umumnya 6 meter. Pada suatu
instalasi pipa baik untuk instalasi air bersih maupun instalasi air kotor banyak di
jumpai sambungan, belokan, katup ataupun hubungan lainnya. Untuk keperluan
tersebut, telah di produksi bermacam-macam alat sambung dari berbagai ukuran.

a. Tee
Di pergunakan untuk menyambung tiga buah pipa yang
berdiameter sama, dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini
mempunyai ulir di tiga ujungnya.

b. Reducing Tee
Di pergunakan untuk menyambung tiga buah/batang pipa yang
mempunyai dua macam ukuran diameter dengan arah tegak lurus.
Alat sambung ini mempunyai uliran di ketiga ujungnya.

c. Elbow ( F+F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter 90’. Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua

ujungnya.

d. Elbow ( F+M )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 90’. Alat sambung ini mempunyai
uliran yang berada pada masing-masing ujungnya, yaitu uliran dalam
dan uliran luar.

e. Elbow 45’ ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 45’ . Alat sambung ini mempunyai
ulir dalam di kedua ujungnya.

f. Socket
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa lurus dengan
ukuran diameter yang sama dan mempunyai ulir di kedua ujungnya.
g. Reducing Socket
Di pergunakan menyambung dua pipa lurus dengan ukuran
diameter pipa yang berbeda. Alat sambung ini mempunyai ulir di
kedua ujungnya

h. Elbow 45’ ( F + M )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama, dengan sudut 45’, alat sambung ini mempunyai
ulir yang berlainan di kedua ujungnya itu uliran dalam dan uliran
luar.

i. Bend ( F + M )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 90’, alat sambung ini mempunyai
uliran yang berlainan di kedua ujungnya yaitu uliran dalam dan uliran
luar.
j. Bend ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiamter sama, dengan sudut 90’, yang mempunyai ulir dalam di
kedua ujungnya.

k. Bend 45’ ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama, dengan sudut 45’ yang mempunyai ulir dalam dan
ulir luar dan mempunyai jari-jari panjang.

l. Bend 45’ ( F + M )

Dipergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang


berdiameter sama dengan sudut 45’ yang mempunyai jari-jari
panjang dan dikedua ujungnya mempunyai ulir yang berlainan. Yaitu
ulir luar dan ulir dalam.
m. Barrel Union
Alat sambung ini di pergunakan untuk menyambung dua buah
pipa yang berdiameter sama, terutama pada instalasi tertutup.
n. Bushis.
Di pergunakan dua buah pipa yang berlainan ukuran diameternya
sama dengan ulir luar pada posisi luar dan uliran dalam pada posisi
dalam.

o. Heksagonal Nipple
Alat sambung ini di pergunakan untuk mengencangkan
sambungan pipa. Bentuk segi enam di tengah alat ini di pergunakan
untuk mengencangkan sambungan dengan menggunakan kunci pipa.

p. Cap
Dipergunakan untuk menutup aliran dan alat sambung ini
mempunyai ulir luar.

q. Plug.

Di pergunakan untuk menutup pipa atau alat sambung yang


mempunyai ulir dalam.

3) Katup Pipa
Katup pipa adalah salah satu bentuk alat sambung pada suatu instalasi
pipa air bersih,ini berfungsi untuk mengontrol aliran air pada instalasi
tersebut,seperti mengalirkan dan menghentikan aliran air dalam instalasi
tersebut serta mengatur arah air.instalasi pada air bersih harus dilengkapi
sejumlah katup pipa dan memadai dan ditempatkan pada lokasi ditempat –
tempat katup tersebut sering digunakan.
Untuk mengontrol aliran air pada instalasi pipa air bersih, pekerja pipa
akan memasang bermacam- macam tipe dan ukuran katup, umumnya katup
ukuran 2″ kebawah terbuat dari bahan kuningan, sedangkan 2 ½″ keatas terbuat
dari bahan besi tuang pada bagian dalamnya terbuat dari kuningan.
Ada dua tipe katup yang sering dipergunakan yaitu gatevalve dan stop
cock/ globe valve.
a. Gate valve
Katup jenis ini sangat cocok digunakan pada pipa utama atau pada
pompa , yaitu tempat yang sangat diperlukan tekanan air yang tetap.
Apabila katup dibuka, air akan melalui diameter
dalam pipa, dalam hal ini pemasangan dapat
dilakukan dengan dua arah.

b. Stop cock/Globe valve.


Katup jenis ini harus dipasang dengan
benar aliran air harus melalui bawah dudukan
katup. Tanda panah pada badan katup
menunjukkan arah aliran air yang melalui
katup tersebut. Sebaliknya pemasangan barrel
union terletak sebelum atau sesudah
pemasangan katup, hal ini dilakukan apabila
ada paerbaikan dapat dengan mudah
dikejakan.
JOB 1
Memotong Pipa Galvanis

1. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :
1. Dapat mengukur pipa galvanis dengan tepat, serta member
tanda dengan jelas.
2. Dapat memotong pipa galvanis dengan gergaji besi atau
dengan
pemotongan pipa (pipa cutter).
3. Dapat membersihkan bram / bekas pemotongan dengan
burring
reamer serta meratakan ujung pipa dengan kikir.

2. Instruksi Umum
Pemotongan pipa ini di tekankan pada ketegakan
pemotongan yang dapat menunjang job selanjutnya, karena ini
sangat penting hubungannya dengan pemasangan instalasi pipa.
Pemotongan pipa dapat di lakukan dengan cara :
• Dengan memakai pemotong pipa (pipa cutter)
• Dengan memakai gergaji besi
• Dengan cara gabungan yaitu antara pipa cutter dan gergaji
besi.

3. Keselamatan kerja
 Fokuskan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-
hal yang mengganggu kelancaran kerja.
 Simpan potongan-potongan pipa yang tidak di pakai di
tempat yang aman, sebab kalau terinjak bisa tergelincir.
 Perhatikan dan ikuti petunjuk dari instruktur.
 Hati-hatilah bila memotong pipa dengan pemotong pipa,
karena mata pemotong pipa mudah patah.
 Aturlah penempatan peralatan dengan baik dan teratur
4. Alat dan Bahan
• Alat :

Ragum Pipa Mistar Baja Gergaji Besi

Burring Reamer Kikir Pemotong pipa

Penggores

• Bahan

NO URAIAN UKURAN ( INCHI) UKURAN (CM) KETERANGAN


1 Pipa galvanis Ø ½″ 25 cm 1 batang
2 Pipa galvanis Ø ¾″ 25 cm 1 batang
3 Pipa galvanis Ø 1″ 25 cm 1 batang
Gambar Bahan

Pipa Galvanis

5. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ukur panjang pipa Ø ½″ , Ø ¾″ dan Ø 1″ dengan panjang masing- masing 25 cm.
3. Tandai dengan penggores.
4. Memotong pipa Ø ½″ dengan gergaji besi, pipa ¾″ dengan pipa cutter dan pipa Ø
1″ dengan cara gabungan (gergaji besi dan pipa cutter).
5. Bersihkan bram / serpihan bekas pemotongan dengan burring reamer.
6. Kikirlah permukaan ujung pipa untuk mendapatkan kesikuannya serta agar ukuran
panjang pipa tepat.
7. Periksakanlah hasil kerja pada instruktur.
JOB 2
Mengulir Pipa

1. Tujuan.
Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :
1. Dapat menentukan panjang ulir untuk pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″
2. Dapat mengoperasikan sney langsung dan sney tak langsungdengan baik.
3. Dapat membuat ulir pada pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″.

2. Instruksi umum
Maksud dari penguliran pipa galvanis untuk menyambung pipa dengan alat sambung
(fitting).
Penyambungan dilakukan apabila :
1. Akan memperpanjang pipa lebih dari 6 meter.
2. Akan membelokkan aliran air.
3. Akan mencabangkan aliran.

Jadi hal tersebut diatas semuanya memerlukan penyambungan dengan baik. Ini
akan terasa sekali apabila hendak memasang instalasi dalam rumah.

3. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran kerja.
2. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dari instruktur serta ikutilah langkah kerja yang
telah di tentukan.
3. Hati-hatilah pada bram yang tajam, terutama pada saat penguliran berlangsung.
4. Taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli yang berserakan di lantai.
5. Pakailah alat pengaman bila diperlukan.

4. Alat dan bahan.

1. Alat
Ragum pipa Penggores Mistar besi

Sney langsung Sney tidak langsung meteran

Kuas kecil

2. bahan

NO URAIAN UKURAN ( INCHI) PANJANG KETERANGAN


1 Pipa galvanis Ø ½″ 25 cm 1 batang
2 Pipa galvanis Ø ¾″ 25 cm 1 batang
3 Pipa galvanis Ø 1″ 25 cm 1 batang
Gambar bahan

Pipa Galvanis

5. Langkah kerja.
1. Siapkan alat yang akan di gunakan.
2. Siapkan bahan yang akan di gunakan yaitu pipa yang telah di potong pada job 1.
3. Ukur dan tandai panjang uliran pada masing-masing ujung pipa,yaitu:
 Pipa Ø ½″ = 1,5 cm
 Pipa Ø ¾ ″ = 1,7 cm
 Pipa Ø 1″ =2 cm
4. Kikir sedikit permukaan ujung pipa yang akan di ulir agar memudahkan penguliran.
5. Mengulir pipa tersebut dengan panjang uliran yang telah di sebutkan pada poin 3
dengan sney tak langsung.

6. Bersihkan uliran dari bram.


7. Ceklah terlebih dahulu dengan alat sambung.
8. Kemudian dengan langkah kerja yang sama, mengulir pipa dengan sney langsung,
dengan panjang uliran masing-masing.
9. Mencoba dahulu dengan alat sambung.
10. Bersihkan uliran dari bram/serpih bekas penguliran.
11. Setelah megulir dengan pipa, lalu memeriksakan hasil kerja pada instruktur.
12. Rapikan kembali alat yang telah di gunakan.
JOB 3
Membuat Instalasi Tertutup

1. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :
1. Dapat menggunakan alat sambung sesuai dengan fungsinya.
2. Dapat membuat instalasi tertutup dengan baik dan benar serta tidak bocor.

2. Instruksi umum.
Pemasangan instalasi ini biasanya di pasang di pabrik untuk menyuling seperti
penyulingan minyak dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain dan juga pada instalasi air bersih
di rumah.
Dalam penyambungan, alat sambungan dengan pipa diusahakan tidak ada
kebocoran, salah satu cara mencegah hal itu adalah dengan melilitkan call tape atau call
haned dan dapat juga dengan tali goni sebelum pemasangan alat sambung. Hal itu perlu di
perhatikan karena pemasangan atau penyambungan stop kran dan juga barrel union jangan
sampai terbalik karena akan mengakibatkan kebocoran.

3. Keselamatan kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran kerja.
2. Bekerjalah sesuai petunjuk dari instruktur dan ikutilah langkah kerja yang telah di
tentukan.
3. Hati-hati pada bram yang tajam, terutama pada saat pengulitran berlangsung.
4. Taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli yang berserakan di lantai.
5. Pakailah alat-alat pengaman bila perlu.
4. Alat dan bahan

1. Alat

Ragum Pipa Mistar baja Pemotong pipa

Burring reamer Penggores Gergaji besi

Sney langsung kunci pipa kuas kecil


2. Bahan

NO URAIAN PANJANG KETERANGAN


1 Pipa galvanisØ ½’’ - 20 cm 2 buah
- 30 cm 4 buah
- 60 cm 2 buah
2 Alat sambung
- Socket
- 1 buah
- Elbow
- 2 buah
- Tee
- 2 buah
- Burrel union
- 1 buah
-
3 oli - secukupnya
4 Kran - 1 buah
5 Meteran air - 1 buah
6 Cell tape - secukupnya

Gambar bahan

Pipa Galvanis Socket Elbow

Tee Burrel Union Oli


Kran Meteran air

5. Langkah kerja.
Siapkan pipaØ ½″ serta alat dan bahan lain yang akan digunakan.

1. Memotong pipa sesuai dengan panjang pipa dalam gambar


kerja dan sesuai dengan jumlah yang di butuhkan, gunakan
penggores dan mistar baja dalam mengukur pipa dan jangan
lupa menggunakan oli untuk mempermudah pemotongan.
2. Kikirlah sedikit permukaan ujung pipa yang akan diulir agar
memudahkan dalam penguliran.
3. Bersihkan bram dengan burring reamer atau kikir.
4. Ulir pipa dengan panjang 15 mm dan jangan lupa
menggunakan oli untuk mempermudah penguliran.
5. Sambung lah pipa-pipa tersebut dengan alat sambung tee,
elbow, socket. Jangn lupa melilitkan call tape pada masig-
masing uliran pipa, lalu pasang alat sambung dan
kencangkan dengan kunci pipa.
6. Pasangkanlah barrel union sebagai akhir dari sambungan dan
tetap gunakan call tape pada uliran yang belum di lilitkan
call tape dan terakhir pasangkanlah stop kran.
7. Cocokanlah dengan gambar kerja
8. setelah itu periksakanlah pada instruktur guna dites
kebocorannya dengan test pump.

JOB 1
Memotong Pipa Tembaga

1. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :
1. Dapat mengukur pipa tembagadengan tepat, serta member
tanda dengan jelas.
2. Dapat memotong pipa tembaga dengan tube cutter

ii. Instruksi Umum


Pemotongan pipa ini di tekankan pada ketegakan
pemotongan yang dapat menunjang job selanjutnya, karena ini
sangat penting hubungannya dengan pemasangan instalasi tubing.

iii. Keselamatan kerja


 Fokuskan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-
hal yang mengganggu kelancaran kerja.
 Simpan potongan-potongan tubing yang tidak di pakai di
tempat yang aman, sebab kalau terinjak bisa tergelincir.
 Perhatikan dan ikuti petunjuk dari instruktur.
 Hati-hatilah bila memotong pipa dengan tubing cutter
 Aturlah penempatan peralatan dengan baik dan teratur
iv. Alat dan Bahan
1. Alat :

Mistar Baja Penggores

2. Bahan

NO URAIAN UKURAN ( INCHI) UKURAN (CM) KETERANGAN


1 Pipa galvanis Ø ½″ 25 cm 1 batang
2 Pipa galvanis Ø ¾″ 25 cm 1 batang
3 Pipa galvanis Ø 1″ 25 cm 1 batang

Gambar Bahan

Pipa Galvanis

v. Langkah kerja
8. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
9. Ukur panjang pipa Ø ½″ , Ø ¾″ dan Ø 1″ dengan panjang masing- masing 25 cm.
10. Tandai dengan penggores.
11. Memotong pipa Ø ½″ dengan gergaji besi, pipa ¾″ dengan pipa cutter dan pipa Ø
1″ dengan cara gabungan (gergaji besi dan pipa cutter).
12. Bersihkan bram / serpihan bekas pemotongan dengan burring reamer.
13. Kikirlah permukaan ujung pipa untuk mendapatkan kesikuannya serta agar ukuran
panjang pipa tepat.
14. Periksakanlah hasil kerja pada instruktur.
JOB 2
Mengulir Pipa

6. Tujuan.
Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :
4. Dapat menentukan panjang ulir untuk pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″
5. Dapat mengoperasikan sney langsung dan sney tak langsungdengan baik.
6. Dapat membuat ulir pada pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″.

7. Instruksi umum
Maksud dari penguliran pipa galvanis untuk menyambung pipa dengan alat sambung
(fitting).
Penyambungan dilakukan apabila :
4. Akan memperpanjang pipa lebih dari 6 meter.
5. Akan membelokkan aliran air.
6. Akan mencabangkan aliran.

Jadi hal tersebut diatas semuanya memerlukan penyambungan dengan baik. Ini
akan terasa sekali apabila hendak memasang instalasi dalam rumah.

8. Keselamatan Kerja
6. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran kerja.
7. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dari instruktur serta ikutilah langkah kerja yang
telah di tentukan.
8. Hati-hatilah pada bram yang tajam, terutama pada saat penguliran berlangsung.
9. Taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli yang berserakan di lantai.
10. Pakailah alat pengaman bila diperlukan.

9. Alat dan bahan.

1. Alat
Ragum pipa Penggores Mistar besi

Sney langsung Sney tidak langsung meteran

Kuas kecil

2. bahan

NO URAIAN UKURAN ( INCHI) PANJANG KETERANGAN


1 Pipa galvanis Ø ½″ 25 cm 1 batang
2 Pipa galvanis Ø ¾″ 25 cm 1 batang
3 Pipa galvanis Ø 1″ 25 cm 1 batang
Gambar bahan

Pipa Galvanis

10. Langkah kerja.


13. Siapkan alat yang akan di gunakan.
14. Siapkan bahan yang akan di gunakan yaitu pipa yang telah di potong pada job 1.
15. Ukur dan tandai panjang uliran pada masing-masing ujung pipa,yaitu:
 Pipa Ø ½″ = 1,5 cm
 Pipa Ø ¾ ″ = 1,7 cm
 Pipa Ø 1″ =2 cm
16. Kikir sedikit permukaan ujung pipa yang akan di ulir agar memudahkan penguliran.
17. Mengulir pipa tersebut dengan panjang uliran yang telah di sebutkan pada poin 3
dengan sney tak langsung.

18. Bersihkan uliran dari bram.


19. Ceklah terlebih dahulu dengan alat sambung.
20. Kemudian dengan langkah kerja yang sama, mengulir pipa dengan sney langsung,
dengan panjang uliran masing-masing.
21. Mencoba dahulu dengan alat sambung.
22. Bersihkan uliran dari bram/serpih bekas penguliran.
23. Setelah megulir dengan pipa, lalu memeriksakan hasil kerja pada instruktur.
24. Rapikan kembali alat yang telah di gunakan.
JOB 3
Membuat Instalasi Tertutup

1. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :
3. Dapat menggunakan alat sambung sesuai dengan fungsinya.
4. Dapat membuat instalasi tertutup dengan baik dan benar serta tidak bocor.

2. Instruksi umum.
Pemasangan instalasi ini biasanya di pasang di pabrik untuk menyuling seperti
penyulingan minyak dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain dan juga pada instalasi air bersih
di rumah.
Dalam penyambungan, alat sambungan dengan pipa diusahakan tidak ada
kebocoran, salah satu cara mencegah hal itu adalah dengan melilitkan call tape atau call
haned dan dapat juga dengan tali goni sebelum pemasangan alat sambung. Hal itu perlu di
perhatikan karena pemasangan atau penyambungan stop kran dan juga barrel union jangan
sampai terbalik karena akan mengakibatkan kebocoran.

3. Keselamatan kerja
6. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran kerja.
7. Bekerjalah sesuai petunjuk dari instruktur dan ikutilah langkah kerja yang telah di
tentukan.
8. Hati-hati pada bram yang tajam, terutama pada saat pengulitran berlangsung.
9. Taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli yang berserakan di lantai.
10. Pakailah alat-alat pengaman bila perlu.
4. Alat dan bahan

3. Alat

Ragum Pipa Mistar baja Pemotong pipa

Burring reamer Penggores Gergaji besi

Sney langsung kunci pipa kuas kecil


4. Bahan

NO URAIAN PANJANG KETERANGAN


1 Pipa galvanisØ ½’’ - 20 cm 2 buah
- 30 cm 4 buah
- 60 cm 2 buah
2 Alat sambung
- Socket
- 3 buah
- Elbow
- 4 buah
- Tee
- 2 buah
- Burrel union
- 1 buah
-
3 oli - secukupnya
4 Kran - 1 buah
5 Meteran air - 1 buah
6 Cell tape - secukupnya

Gambar bahan

Pipa Galvanis Socket Elbow

Tee Burrel Union Oli


Kran Meteran air

6. Langkah kerja.
Siapkan pipaØ ½″ serta alat dan bahan lain yang akan digunakan.

9. Memotong pipa sesuai dengan panjang pipa dalam gambar kerja dan sesuai dengan
jumlah yang di butuhkan, gunakan penggores dan mistar baja dalam mengukur pipa
dan jangan lupa menggunakan oli untuk mempermudah pemotongan.
10. Kikirlah sedikit permukaan ujung pipa yang akan diulir agar memudahkan dalam
penguliran.
11. Bersihkan bram dengan burring reamer atau kikir.
12. Ulir pipa dengan panjang 15 mm dan jangan lupa menggunakan oli untuk
mempermudah penguliran.
13. Sambung lah pipa-pipa tersebut dengan alat sambung tee, elbow, socket. Jangn lupa
melilitkan call tape pada masig-masing uliran pipa, lalu pasang alat sambung dan
kencangkan dengan kunci pipa.
14. Pasangkanlah barrel union sebagai akhir dari sambungan dan tetap gunakan call
tape pada uliran yang belum di lilitkan call tape dan terakhir pasangkanlah stop
kran.
15. Cocokanlah dengan gambar kerja
16. setelah itu periksakanlah pada instruktur guna dites kebocorannya dengan test
pump.

Anda mungkin juga menyukai