Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

SISTEM PERPIPAAN, BAHAN-BAHAN PIPA DAN


KOMPONEN SISTEM PERPIPAAN

Disusun oleh :
ROBINSON PASARIBU
(6160515201001)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kasihNya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan  makalah dengan  judul “Makalah Sistem
Perpipaan, Bahan – bahan Pipa dan Komponen Sistem Perpipaan”. Makalah ini
merupakan salah satu tugas pada Mata Kuliah Sistem Perpiaan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak  yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penyusun masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah di masa datang.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun kepada pembaca pada umumnya. Saya menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya berharap kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk makalah ini.

Makassar, 28 April 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya
manusia memindahkan air dari sungai ke rumah dengan menggunakan ember.
Lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga
proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini
manusia berfikir untuk lebih mengefisienkan waktu dan tenaga maka dibuatlah
distribusi melalui sistem perpipaan.
Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem perpipaan
yang dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara lain melalui
sistem perpipaan bawah laut (offshore). Dengan sistem ini akan dihemat waktu
lebih banyak, walaupun kendala yang akan dihadapi lebih banyak.
 Sistem perpipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang mengalirkan
darah keseluruh bagian tubuh. Sistem perpipaan digunakan untuk penyediaan dan
pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan industri ataupun dari
fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan digunakan untuk
mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak menuju tangki yang
kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan dan mendistribusikan
gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan. Sistem perpipaan juga di
aplikasikan dalam pendistribusian minyak atupun gas untuk menyuplai kebutuhan
industri, mesin pembangkit tenaga dan keperluan komersial. Sistem perpipaan
juga digunakan untuk mengangkut cairan, bahan kimia, campuran kimia dan uap
pada industri makanan, pabrik kimia dan industri lainnya. Sistem pemipaan juga
digunakan untuk instalasi pemadam kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dan
lain – lain.
Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia maka
semakin banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya bagian
perpipaan dan detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran diameter,
jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa, dan lain-
lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman ukuran antara satu
dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan
ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan
Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride), stainless Steel, dan lain-lain. Peralatan
sistem perpipaan yang berbeda-beda yang memiliki jenis dan fungsi masing-
masing terkadang sulit untuk membedakan yang satu dengan yang lain. Oleh
karena itu dibuatlah makalah “Sistem Perpipaan” ini agar nantinya mahasiswa
yang ingin bekerja di suatu industri dapat memahami seperti apakah sistem
perpipaan itu dan memperluas pengetahuannya di bidang sistem perpipaan.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sistem perpipaan ?
2. Apa saja bahan-bahan sistem perpipaan ?
3. Apa saja komponen sitem perpipaan

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem perpipaan.
2. Untuk mengetahui bahan-bahan sistem perpipaan.
3. Untuk mengetahui skomponen sistem perpipaan.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Sistem Perpipaan

Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk transportasi


fluida antar peralatan (equipment) dalam suatu pabrik atau dari suatu tempat ke
tempat yang lain sehingga proses produksi dapat berlangsung. Sistem perpipaan
(piping system) secara umum terdiri dari komponen-komponen seperti pipa,
katup, fitting (elbow, reducer, tee), flange, nozzle, instrumentasi (peralatan untuk
mengukur dan mengendalikan parameter aliran fluida, seperti temperatur,
tekanan, laju aliran massa, level ketinggian), peralatan atau equipment (alat
penukar kalor, bejana tekan, pompa compressor), penyangga pipa (pipe support
dan pipe hanger) dan komponen khusus (strainer, drain, vent). Dalam dunia
industri, biasanya biasanya dikenal beberapa istilah mengenai sistem perpipaan
seperti piping dan pipeline. Piping adalah sistem perpipaan disuatu plant, sebagai
fasilitas untuk mengantarkan fluida (cair atau gas) antara satu peralatan ke
peralatan lainnya untuk melewati proses-proses tertentu. Piping ini tidak akan
keluar dari satu wilayah plant. Sedangkan pipeline adalah sistem perpipaan untuk
mengantarkan atau mengalirkan fluida antara satu plant ke plant lainnya yang
biasanya melewati beberapa daerah.

Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
sistem pipa tunggal sederhana sampai sistem bercabang yang sangat kompleks.
Contoh sistem perpipaan adalah sistem distribusi air bersih pada gedung atau
kota, sistem pengangkutan minyak dari sumur ke tandon atau tangki
penyimpanan, sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung, sistem
distribusi uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya. Sistem perpipaan
meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan, yaitu
saringan (strainer), katup (valve), sambungan (fitting), nozzle dan lain
sebagainya. Untuk sistem perpipaan yang menggunakan fluida cair umumnya
dari lokasi awal fluida dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak
menyumbat aliran fluida.

II.2 Bahan – Bahan Sistem Perpipaan


II.2.1. Klasifikasi pipa berdasarkan jenis materialnya

1. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)

Gambar 2.2 Pipa GIP

Pipa galvanis adalah semacam pipa besi yang ditutupi dengan lapisan
pelindung seng yang dapat sangat mengurangi kecenderungan pipa untuk
menimbulkan korosi serta memperpanjang harapan hidup tabung agar awet. Pipa
galvanis ini terbuat dari baja karbon rendah dengan lapisan galvanis, yang
mengandung berbagai macam unsur di dalamnya: - unsur seng (Zn) 99,7%dan
biasanya di aplikasikan untuk pipa pada air minum. - unsur karbon sebesar
0,091% sehingga tergolong dalam baja karbon rendah. Sehingga bisa di jelaskan
bahwa Pipa galvanis ini terbuat dari unsur utamanya adalah seng. Pipa GIP atau
pipa besi galvanis digunakan untuk intalasi air bersih dingin saja, tidak dianjurkan
untuk pipa air panas.
Pipa galvanis diproduksi dengan berbagai ukuran maupun ketebalan
dindingnya, disesuaikan dengan kegunaannya ukuran panjang standar adalah 6
m.Bahan galvanis tidak hanya berbentuk pipa, tabung, akan tetapi dapat berupa
plat lembaran maupun bentuk lain seperti: siku, U, H, C dan sebagainya.
Baja galvanis berasal dari kata galvanized steel yaitu pelapisan bahan anti
karat pada baja dengan cara bahan baja tersebut dicelupkan ke bak cairan timah
dan aluminium panas di pabrik (produsen) khusus baja. Pembuatan lapisan
galvanis tersebut berguna agar bahan baja dapat lebih tahan dan kuat dalam jangka
waktu sangat lama atau terhindar dari terjadinya pengaruh karat.
 Fungsinya
Baja galvanis mempunyai banyak manfaat, tergantung keperluannya,
misalnya bila membahas bahan pipa, tentu bahan pipa galvanis dibuat sebagai
penyalur utama bahan gas, air, minyak, uap atau gas agar instalasinya kuat, aman
dan tahan lama. Pada beberapa keperluan lain, bahan ini juga digunakan sebagai
konstruksi: misalnya penopang/ tiang dan sebagainya, tergantung kebutuhan
penggunanya.

Keuntungan pipa galvanis :


1. Tahan pecah
2. Tahan lama
3. Sambungannya menggunakan ulir
4. Permukaannya kuat
2. Pipa Plastik PVC

Gambar 2.3 Pipa PVC

Terbuat dari gabungan material vinyl plastik yang menghasilkan pipa yang
kuat, ringan, tidak berkarat serta tahan lama. PVC diproduksi dengan cara
polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah
klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi terendah
di antara polimer lainnya.
Berdasarkan tingkat ketebalannya, pipa peralon bisa dibagi menjadi 3 macam
yaitu : 
• Tipe C : Ini adalah pipa yang paling tipis. Ukuran diameter yang ada di
pasaran mulai dari yang 5/8 inci, 1/2 inci, 3/4 inci, 1 inci, 1 1/4 inci, 1 /2
inci, 2 inci, 2 1/2 inci, 3 inci, 4 inci sampai dengan 5 inci. Pipa jenis ini
biasanya digunakan saat membangun saluran pembuangan air dengan
tekanan yang lemah dan sebagai pelindung kabel listrik.
• Tipe D : Ini adalah jenis pipa dengan ketebalan yang sedang. Biasanya
dipakai di dalam saluran pembuangan air dengan tekanan yang normal.
Adapun ukuran diameter yang dijual di pasaran mulai dari 1 1/4 inci
hingga 10 inci
• Tipe AW : Ini adalah pipa PVC yang paling tebal. Ukuran diameternya
mulai dari 1/2 inci sampai yang 1
• inci. Adapun kegunaan dari pipa AW diperlukan saat membangun saluran
air bertekanan tinggi, seperti saluran pompa air tanah.

 Fungsinya
Pipa PVC yaitu jenis pipa plastik, umumnya digunakan sebagai bahan
penyalur air dingin dan air limbah ringan dan berat, terutama cairan kimia sebab
bahan pipa ini sangat baik untuk bahan cairan yang sifatnya menimbulkan reaksi
tertentu dengan ada tidaknya perubahan suhu.

PVC memiliki banyak keuntungan, yakni:


▪ Penginstalannya mudah.
▪ Tahan terhadap bahan kimia
▪ Sangat kuat
▪ Memiliki daya tahan korosi.
▪ Daya konduksi panas yang rendah
▪ Biaya instalasinya rendah
▪ Hampir bebas pemeliharaan (virtually free maintenance)

3. Pipa HDPE (High Density Poly Ethylene)

Gambar 2.4 Pipa HDPE


Pipa HDPE (High-Density Poly Ethylene) adalah pipa yang terbuat dari
bahan poly-ethylene yang mempunyai kepadatan tinggi sehingga jenis pipa HDPE
ini dapat menahan daya tekan yang lebih tinggi. Adapun karakteristik pipa HDPE
ini adalah kuat, lentur atau fleksibel dan tahan terhadap bahan kimia.
• Pipa ini memiliki satuan ukuran tersendiri yaitu SDR (Standard Dimension
Ratio). Satuan tersebut berguna sebagai standar pengukuran tebal dan
diameter (OD) pipa. Rumusnya yaitu diameter pipa (OD) dibagi dengan
tebal pipa,  yang nantinya akan menghasilkan SDR. Contohnya jika OD
300 mm, dan tebal pipa 15mm maka SDRnya yaitu 20.

• Lambang untuk pipa HDPE

 Fungsinya
Pipa H D P E dapat digunakan pada penyambungan zat cair (khususnya air
bersih) atau bahan lain yang sesuai.

Gambar 2.5 Instalasi Pipa HDPE

Pipa HDPE dipakai untuk Pipa air, Pipa gas, Pipa zat kimia, Pipa air kotor,
Pipa biogas
Keuntungan Pipa HDPE :
 Memiliki kemampuan dalam menahan benturan (Impact Strength).
 Memiliki ketahanan akan temperatur rendah bahkan temperatur air beku.
 Ringan (mengapung di air) dengan densitas = 0.94 gr/cm3, sehingga
mudah dalam penanganan dan transportasi.
 Metode penyambungan yang cepat dan mudah.
 Tahan terhadap korosi dan abrasi.
 Permukaan halus, akan meminimalisasi hilangnya tekanan.
 Sangat disarankan untuk distribusi air minum (bersahabat dengan
lingkungan).
 Jangka waktu pemakaian 50 tahun

4. Pipa Baja (Steel Pipe)

Gambar 2.6 Pipa Baja


Pipa baja digunakan sebagai jalur pipa untuk pasokan energi, misalnya : air,
gas, minyak, dan cairan mudah terbakar lainnya. Dalam dunia industri, kegunaan pipa
sangatlah dominan. Antara lain sebagai sistem transportasi berbagai produk industri.
Oleh karena itu pemilihan material sangatlah penting mengingat fluida yang akan
dialirkan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga medianya (pipa) akan
menyesuaikan.
a. Carbon Steel
Baja karbon adalah bahan pipa yang paling umum dalam industri power plant,
kimia, proses, hidrokarbon dan pipa industri. Spesifikasi pipa baja karbon umum
digunakan dalam steam operation, air atau udara termasuk ASTM A106 dan ASTM
A53. Baja karbon yang umum untuk apliaksi pipeline adalah pipa API 5L. Baja
ringan adalah baja karbon dengan kandungan karbon kurang dari 0,30%. Baja karbon
menengah memiliki 0,30% sampai 0,60% karbon. Baja karbon tinggi memiliki
karbon diatas 0,6%.
b. Alloy Steel (Baja Paduan)
Baja paduan adalah baja yang mengandung sejumlah elemen paduan, seperti
0,3% kromium (Cr), nikel 0,3% (Ni), molibdenum 0,08% (Mo), dll [ASTM A 941].
Baja paduan rendah adalah baja paduan yang mengandung kurang dari minimum
persentase paduan yang didefinisikan. Baja paduan umumnya dipakai dalam operasi
temperatur tinggi dan tekanan tinggi seperti di pembangkit listrik, penukar panas dan
tabung tungku, serta reaktor kimia.

5. Pipa Tembaga

Gambar 2.7 Pipa Tembaga

 Pipa tembaga merupakan jenis pipa yang kuat dan tahan lama, dan biasanya
lebih banyak digunakan untuk instalasi air panas.
 Pipa Tembaga bisa menjadi alternatif karena lebih flexibel dan tidak
berkarat,selain juga tahan panas dan tekanan tinggi.pemasangan tidak perlu
banyak sambungan ,sehinggga lebih praktis dan cepat.
 Harganya lebih mahal meskipun lebih murah ketimbang pipa besi
 Fungsinya
Bahan pipa tembaga merupakan bahan tambang dari bumi sebagaimana
layaknya bahan boksit, monel, timah maupun besi, tetapi tembaga memiliki sifat
istimewa: karena kuat, tahan karat, mudah dibentuk dan dapat digunakan dalam
berbagai keperluan seperti kebel elektrinika dan sebagainya.

6. Pipa Beton

Gambar 2.8 Pipa Beton

Pipa Beton adalah adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen atau bahan perekat sejenisnya,air, batu koral dan agregat dengan
atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu pipa beton itu.
Digunakan untuk saluran limbah, terowongan, dan irigasi.
7. Pipa Kuningan

Gambar 2.9 Pipa Kuningan

Kuningan adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar
tembaga antara 60-96% massa. Warna kuningan bervariasi dari coklat kemerahan
gelap hingga ke cahaya kuning keperakan tergantung pada jumlah kadar seng. Seng
lebih banyak mempengaruhi warna kuningan tersebut. Komponen utama dari
kuningan adalah Tembaga sehingga kuningan biasanya diklasifikasikan sebagai
paduan tembaga Kuningan sangat mudah untuk di bentuk ke dalam berbagai bentuk,
sebuah konduktor panas yang baik, dan umumnya tahan terhadap korosi dari air
garam. Karena sifat-sifat tersebut, kuningan kebanyakan digunakan untuk membuat
pipa, assesoris plambing alat plambing, tabung, sekrup, radiator, alat musik, aplikasi
kapal laut, dan casing cartridge untuk senjata api. Kuningan lebih kuat dan lebih keras
daripada tembaga.
Dalam perdagangan dikenal 2 jenis kuningan, yaitu:
• Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95%
• Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90%
(Sumber: Dep.PU, 1985)
• Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%
8. Besi Tuang (Cast Iron)

Gambar 2.10 Pipa Besi tuang

Pipa besi tuang adalah jenis pipa yang sangat keras dibanding pipa besi
sejenis karena dengan hasil cor, karbon (Ca) sehingga mempunyai sifat carbon
(sifat mengeras) dan tahan atas karat. Oleh karenanya sangat sesuai digunakan
sebagai penyaluran limbah industri pada proyek sanitasi (purification Plan). Akan
tetapi cukup banyak pengusaha menggunakan bahan pipa besi tuang ini pada
proyek kecil hingga sedang di gedung komersial.

II.2.2. Berdasarkan Klasifikasi Pengguna (User)

1. Standar Pipe

 Mechanical service pipe untuk kepentingan structural dan mekanikal.


Berdasarkan ketebalan dinding, dibagi menjadi 3 kelas, yaitu standard weight,
extra strong, double extra strong. Ada dalam bentuk seamless dan welded.
Berdiameter sampai 12 in, OD.

 Refrigeration pipe untuk membawa refrigerant, Berdiameter 3/+ - 2in.

 Dry-kiln pipe Digunakan di industri kayu.


2. Pressure pipe

Digunakan untuk membawa fluida atau gas pada tekanan atau temperature
normal, subzero/ atau tinggi. Berukuran Ll8 in. nominal size sampai 36 in. actual
OD dengan berbagai ketebalan dinding.

3. Line Pipe

Diproduksi dalam bentuk welded dan seamless. Berukuran 1/8 in. nominal
OD sampai 36 in. actual OD. Digunakan untuk membawa gas, minyak atau air.

4. Water-well pipe

Diproduksi dalam bentuk welded atau seamless dengan bahan steel.


Digunakan untuk membawa air untuk digunakan diperkotaan maupun industri.
Berukuran 1/8 - 96 in. dengan berbagai ketebalan dinding.

5. Oil country goods

Casing digunakan sebagai structural retainer untuk dinding sumur minyak


atau gas dan juga untuk mengeluarkan fluida yang tidak diinginkan dan untuk
melindungi dan mengalirkan minyak atau gas dari sumber di bawah permukaan
menuju permukaan tanah. Casing dihasilkan dalam ukuran 4 1/2 - 20 in OD.
II.3 Komponen Sistem Perpipaan
II.3.1 Pipa- pipa

Pipa-pipa adalah saluran yang tertutup sebagi sarana untuk pengaliran atau
transportasi fluida bisa juga sebagai sarana pengaliran atau tranportasi energi
dalam aliran.

1. Pipa tanpa sambungan (seamless pipe)

Pipa tanpa sambungan ini dibuat dengan cara menusuk batang baja yang
mendekati suhu cair dengan cara menggunakan sebuah mandrel yang mana pipa
ini tidak memiliki sambungan. Pipa tanpa sambungan ditunjukkan seperti gambar
2.1.

Gambar 2.11 Seamless pipe

2. Pipa dilas (butt-welded pipe atau straight welded pipe)

Dibuat dengan cara memasukkan plat panas melalui pembentuk (shapers,


shape rollers) yang akan merolnya ke menjadi bentuk batangan pipa yang
berlubang. Penekanan yang sangat kuat pada kedua sisi plat akan menghasilkan
sambungan las. Pipa dilas ditunjukkan seperti gambar 2.2.
Gambar 2.12 Butt-welded pipe

3. Pipa las spiral (spiral welding pipe)

Pipa las spiral dibuat dengan cara memuntir strip logam (plat panjang
dengan lebar sempit dan pita) dan menjadi bentuk spiral, kemudian dilas pada
ujung-ujung sambungan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk sebuah
sambungan pada pipa. Pipa jenis ini jarang digunakan pada sistem perpipaan,
karena jenis pipa ini biasanya digunakan pada tekanan rendah karena tebal pipa
yang tipis.

Gambar 2.13 Spiral welded pipe

4. Tubing
Tubing adalah benda silindris yang memiliki lubang pada tengahnya untuk
mengalirkan fluida. Tubing berukuran lebih kecil jika dibanding dengan pipa
disamping itu tubing lebih fleksibel dan mudah dibentuk jika dibandingkan
dengan pipa. Tubing sering digunakan pada pipa-pipa alat penukar kalor (shell
and tube heat exchanger) dan koneksi instrumen seperti pemasangan alat ukur
suhu, tekanan, sistem kontrol hidrolik atau penumatik. Tubing ditunjukkan
seperti gambar 2.14.
Gambar 2.14 Tubing pada heat
exchanger

5. Flange

Gambar 2.15 Flanges

Flange adalah sambungan baut di mana dua buah pipa, equipment, fitting
atau valve dapat dihubungkan bersama-sama.

Jenis-jenis flens (flanges) terdiri dari :


1. Blind flange (flens buta)
2. Weld neck flange (flens las di leher)
3. Weld neck orifice flange (flens orifis las di leher)
4. Slip on flange (flange sambungan langsung)
5. So. red flange (flens memperkecil sambungan sock)
6. SW red flange ( flens memperkecil sambungan sock di las)
7. Socket weld flange (flens sambungan sock di las)
8. Threaded flange (flens sambungan ulir)
9. Stub flange ( flens tonggak)
10. ST red flange (flens memperkecil ST)
11. LPA joint flange (flens sambungan LPA)
12. Socket type flange( flange tipe sock)
13. Weld neck red flange (flens memperkecil las dileher)

6. Fittings (Sambungan)

Pipe fittings merupakan suatu pelengkap yang terletak pada ujung pipa
yang memberikan fleksibilitas pada sitem perpipaan. Pipe fittings umunya
digunakan untuk mengubah arah aliran, distrbusi, meningkatkan atau mengurangi
kapasitas aliran dan interkoneksi.
Gambar 2.16 Macam-Macam Fittings

1. Soket Pipa Galvanize digunakan untuk menyambung pipa lurus yang satu
dengan pipa lainnya
2. Tee Pipa Galvanize digunakan untuk menyambung pipa lurus bercabang
satu dengan pipa lainnya

3. Reducing soket (Flock sock) digunakan untuk menyambung pipa yang


berdiameter besar ke pipa yang berdiameter kecil

4. Bareel union untuk menyambung pipa yang satu dengan pipa lainnya dan
berguna sebagai sambungan akhir pada suatu instalasi pipa besar ke pipa
yang berdiameter kecil

5. Bushes Galvanize (Pleuring) untuk menyambung pipa yang satu dengan


pipa lainnya dari pipa berdiameter besar ke pipa berdiameter kecil

6. Elbow dart luar untuk menyambung perubahan arah aliran/belokan, ujung


yang satu berulir luar dan satunya lagi berulir dalam.

7. Cros untuk menyambung pipa bercabang empat

8. Double Nipple yaitu sambungan yang berurir luar

9. Lock nut untuk menguatkan sambungan-sambungan yang longgar pada


ulir panjang

10. Plug yaitu sambungan penutup yang berulir luar


11. Cup adalah sambungan penutup yang berulir dalam

7. Katup (Valve)

Katup atau valve, adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida
dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran.
Contoh yang mudah adalah keran air. Adalah kewajiban bagi seorang insinyur
pipa untuk mengetahui setidaknya dasar-dasar dari valve ini. Bebeberapa macam
katup yang sering digunakan adalah sebagai berikut :

1. Gate Valve Bentuk penyekatnya adalah piringan, atau sering disebut wedge,
yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa digunakan
untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian
terbuka.

Gambar 2.17 Gate Valve

1. Globe Valve digunakan biasanya untuk mengatur banyaknya aliran fluida.


Gambar 2.18 Globe valve

2. Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di
tengahnya. Menurut disainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan eccentric.
Eccentric memiliki disain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik
dari concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan
valve lainnya.

Gambar 2.19 Butterfly valve

3. Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya.
Gambar 2.20 Ball Valve

4. Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola,
melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka
cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.

Gambar 2.21 Plug valve

5. Check Valve atau Non-Return Valve


Mempunyai fungsi untuk mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan
mencegah aliran ke arah sebaliknya. Mempunyai beberapa tipe lagi berdasarkan
bagian dalamnya seperti double-plate, swing, tilting, dan axial.
Gambar 2.22 Check Valve

8. Bolting

Dalam industri perpipaan, pada sebuah sambungan flange digunakan stud


bolts dan machine bolts. Stud bolt memiliki batang yang berulir dengan dua mur
segienam yang berat, sedangkan machine bolt memiliki saut kepala dengan satu
mur. Pemilihan keduanya bergantung pada material flange yang cocok, kondisi
servis, properti mekanis, dan karakteristik temperatur.
Gambar 2.23 Bolting (Baut)

9. Gasket

Gambar 2.24 Gasket


Jenis gasket sebagai kelengkapan dari sambungan pipa yang perlu
diketahui karena berfsi sebagai bahan /alat kelengkapan sambungan agar
sambungan tidak bocor. adalah sebagai berikut 1. Ring gasket 2. Oval ring gasket
3. Full face gasket 4. Flat ring gasket 5. Spiral gasket

10. Sambungan Pipa


Sambungan pipa atau fitting ini secara garis besar terbagi menjadi 2 jenis,
adapun jenis jenis sambungan pipa tersebut yaitu:

1. Welded Component yaitu fitting yang digunakan bersifat tetap. Artinya


pipa disambung dengan di las, sehingga sambungannya menjadi tetap dan
tidak dapat dibuka. Fitting jenis ini terbagi lagi menjadi 2, yaitu:
 Butt welded component, proses pengelasannya langsung pada bagian butt
dari pipa dan fitting.
 Socketwelded component, proses pengelasannya dilakukan pada bagian
fillet dari pertemuan antara pipa dan fitting. Hal ini dikarenakan sebelum
di las pipa dimasukkan terlebih dahulu ke bagian socket dari fitting
tersebut.

Gambar 2.25 Sambungan Pipa

Jenis pengelasan yang dilakukan adalah tergantung jenis pipa dan


penggunaannya, misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan
las busur wolfram, dan untuk pipa baja karbon digunakan las metal.
Kelebihan : Sambungan yang paling sempurna jika dilihat dari sisi
pencegahan bocor dan ketahanan akan tekanan fluida yang mengalir adalah
menyambung langsung dengan las.

Kekurangan : Tetapi dengan las membuat sambungan itu bersifatpermanen


yang bukan merupakan hal baik jika sambungan itu butuh dilepas untuk perawatan
atau perbaikan. Las juga tidak bisa diaplikasikan jika ada bagian dalam yang tidak
tahan akan suhu tinggi yang dihasilkan proses las.

2. Threaded Component atau fitting yang berulir. Dengan menggunakan


fitting jenis ini pipa yang disambung dapat di buka kembali. Dan ini
memudahkan untuk proses maintenance

10.1 Sambungan Soket (socket weld pipe joint)

Sambungan tipe ini mengunakan soket, artinya pipa yang satu lebih besar
dari pipa yang lain, kemudian pipa yang kecil di masukan ke pipa yang
diameternya lebih besar. Kalau anda pernah melihat sambungan atar pipa paralon,
mirip seperti itulah sambungannya. Untuk metal, biasanya seperti sambungan
pada pipa AC

Keuntungan sambungan soket adalah lebih mudah di paskan (alighment)


daripada yang welding, karena tinggal memasukan pipa ke pipa yang lain. Lalu
keuntungan kedua, tidak ada material dari las di dalam pipa, jadi pipa ini bersih.

Kelemahannya, karena pemasangan ini dimasukan dari pipa satu ke yang


lain, jadi bisa terjadi celah diantara pipa. Hal ini dapat menyebabkan korosi, jadi
untuk pengunaan pipa yang korosif tidak dapat memanfaatkan sambungan jenis
ini.
Gambar 2.26 Sambungan Socket

Sambungan socket dapat juga diberi tambahan penyambung atau biasa


dinamakan fitting. Jenis – jenis fitting bermacam – macam tergantung dengan
kebutuhan sambungan. Berikut adalah macam – macam fitting, antara lain:

 Tee

Gambar 2.27 Tee


 Reducer

Gambar 2.28 Reducer

Ada hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan reducer.


Reducer dibagi menjadi dua,eccentric dan concentric.

Jika dipasang pada pipa vertikal, apapun yang dipakai tidak masalah,
walaupun concentric reducer lebih sering dipakai. Tetapi jika dipasang di pipa
horizontal jika dengan fluida cairan, eccentric reducer dengan bagian yang datar
dibawah adalah desain yang baik. Jika fluida gas, eccentric reducer dengan bagian
datar dibagian atas merupakan desain yang baik. Keduanya adalah untuk
mencegah terakumulasinya fluida.

 Cap

Gambar 2.29 Kap


 Cross
Gambar 2.30 Kross

10.2 Sambungan ulir (screwed pipe joint)

Sambungan jenis ulir ini, seperti halnya pada pipa pipa ledeng. Ia
mengunakan ulir untuk merekatkan dua pipa. keuntugan mengunakan sambungan
ulir ini, ia mudah di aplikasikan di lapangan dan ia bisa di aplikasikan manakala
pengelasan tidak di ijinkan karena dapat menimbulkan bahaya kebakaran
misalnya.

Kerugiannya, sambungan bisa saja bocor kalau seal (perapat) yang


digunakan tidak baik. Tidak dapat di gunakan untuk service yang korosif.
Kekuatan pipa turun karena ulir sudah memakan ketebalan pipa.

Penyambungan ini dilakukan pada pipa bertekanan tak terlalu tinggi.


Umumnya pipa dengan sambungan ulir digunakan pada pipa dengan uliran
(threaded joint), seperti menyambung baut dengan mur.

Kelebihan : Sambungan dengan threaded joint dapat dibongkar pasang.


Kekurangan : tidak bisa diaplikasikan untuk sambungan dengan ukuran besar dan
bertekanan tinggi
Gambar 2.31 Sambungan Ulir

10.3 Sambungan flange (flanged pipe joints)

Sambungan dengan mengunakan flange juga banyak digunakan dalam


system pemipaan. Sambungan flange adalah sambungan yang mengunakan flange
sebagai koneksi yang menghubungan atar pipa satu dengan pipa yang lain. Lalu
kenapa digunakan flange?

Flange adalah mekanisme pengencangan yang tidak permanen, ia bisa di


bongkar dan dipasang dengan memanfaatkan baut sebagai media pengencang.
Pipa yang mengunakan flange sebagai sambungannya, biasanya pipa tersebut
nantinya akan dilakukan maintenance, jadi agar mudah di bongkar dan dipasang
kembali.

Flange adalah istilah untuk salah satu jenis sambungan yang digunakan
saat menyambung antara pipa dan elemennya dengan katup, bejana, pompa dan
lainnya. Kedua ujung  pipa yang akan disambung dipasang flens kemudian diikat
dengan  baut, Sesama flange direkatkan dengan baut dan mur.

Kelebihan : Karena adanya kekasaran pada permukaan metal,sambungan


metal dengan metal tidak akan mencegah kebocoran. Karena itulah dibutuhkan
juga gasket diantara flange untuk menutupi celah-celah kecil dari kekasaran
permukaan flange sehingga tidak bocor sama sekali.

Gambar 2.32 Flange


10.4 Sambungan spigot (spigot socket pipe joint)

Sambungan tipe spigot ini adalah dengan memasukan pipa satu ke pipa
lainya, mirip dengan soket. Seperti apa jenis sambungan ini? kalau kita melihat
disamping kanan atau kiri jalan ada galian, biasanya pipa yang di pasang, atau
bahkan beton, mengunakan sambungan tipa ini.

Karena desain dan pengerjaan yang bagus, sambungan ini sangat baik
untuk kedapan air dan mudah untuk di pasang di lapangan. Keuntungan lainya,
tipe sambungan ini dapat mengakomodir mis-aligment (pemasangan pipa yang
tidak lurus) sampai dengan 10 derajat. Sisi lain, kelemahan sambungan tipe ini
adalah ia hanya mampu untuk menahan pressure yang rendah.

Gambar 2.33 Sambungan Spigot

10.5 Sambungan buttress end (buttress end pipe joints)

Buttress biasanya digunakan untuk pipa non metal, jenis sambungan ini
memanfaatkan flange namun tidak di las, jadi semacam slip-on jenis flangenya.
pertanyaannya, kenapa di gunakan pipa non metal? karena bisa jadi fluida yang di
gunakan sangat korosif, sehingga kalau di gunakan metal akan banyak mengikis.
Gambar 2.34 Sambungan Buttres
BAB III

KESIMPULAN

III.1 Kesimpulan

1. Sistem pemipaan merupakan suatu unit pengatur laju aliran fluida cair
maupun gas dengan mengunakan pipa sebagai media transportasinya.

2. Pipa dapat dibedakan berdasarkan 2 klasifikasi yakni klasifikasi pipa


berdasarkan jenisnya dan klasifikasi pipa berdasarkan penggunaanya.

3. Komponen-komponen pada sistem perpipaan yakni terdiri dari :


a. Pipes (pipa-pipa)
b. Flanges ( flens-flens)
c. Fittings (sambungan)
d. Valves (katup-katup)
e. Boltings (baut-baut)
f. Pipe Support

Anda mungkin juga menyukai