ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan baik.Dalam perancangan suatu alat dibutuhkan
beberapa komponenpendukung. Teori komponen berfungsi untuk memberi
landasan dalam perancangan ataupun pembuatan alat. Ketepatan dan ketelitian
dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran dari komponen itu sangat
mempengaruhi kinerja dari alat yang akan dirancang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bearing
2
1. Bantalan Radial/Radial Bearing: Menahan Beban Dalam Arah Radial
1. Bantalan Luncur
Bantalan luncur Yang Sering Disebut Slider Bearing Atau Plain
Bearing Menggunakan Mekanisme Sliding, Dimana Dua Permukaan
Komponen Mesin Saling Bergerak Relatif. Diantara Kedua Permukaan
Terdapat Pelumas Sebagai Agen Utama Untuk Mengurangi Gesekan
Antara Kedua Permukaan. Slider Bearing Untuk Beban Arah Radial
Disebut Journal Bearing Dan Untuk Beban Arah Aksial Disebut
Thrust Bearing.
Slider Bearing Memerlukan Geseran Langsung Dari Elemen
Yang Membawa Beban Pada Tumpuannya. Hal Ini Berbeda Dengan
Rolling-Element Bearings Dimana Bola Atau Roller Dipasang
Diantara Dua Permukaan Geser. Slider Bearing Atau Sering Juga
3
Disebut Plain Bearing Terdiri Atas Dua Jenis. Journal Atau Sleeve
Bearing, Yang Bentuknya Silindris Dan Menahan Beban Radial (Yang
Tegak Lurus Terhadap Sumbu Poros).
Pada Kasus Poros Yang Berputar, Bagian Poros Yang Berkontak
Dengan Bantalan Disebut Journal. Bagian Yang Datar Pada Bantalan
Yang Melawan Gaya Aksial Disebut Thrustsufaces. Bearing Ini
Sendiri Dapat Disatukan Dengan Rumah Atau Crankcase. Tetapi
Biasanya Berupa Shell Tipis Yang Dapat Diganti Dengan Mudah Dan
Yang Menyediakan Permukaan Bantalan Yang Terbuat Dari Material
Tertentu Seperti Babbit Atau Bronze. Ketika Proses Bongkar Pasang
Tidak Memerlukan Pemisahan Bantalan, Bagian Tertentu Pada
Bantalan Dapat Dibuat Sebagai Sebuah Dinding Silindris Yang
Ditekan Pada Lubang Dirumah Bantalan. Bagian Bantalan Ini Disebut
Sebagai Bushing.
2. Bantalan Gelinding
Bantalan Gelinding Menggunakan Elemen Rolling Untuk
Mengatasi Gesekan Antara Dua Komponen Yang Bergerak. Diantara
Kedua Permukaan Ditempatkan Elemen Gelinding Seperti Misalnya
Bola, Rol, Taper Dan Lain Lain. Kontak Gelinding Terjadi Antara
Elemen Ini Dengan Komponen Lain Yang Berarti Pada Permukaan
Kontak Tidak Ada Gerakan Relatif.
4
Bearing Ini Mempunyai Alur Dalam Pada Kedua Cincinnya. Karena
Memiliki Alur, Maka Jenis Ini Mempunyai Kapasitas Dapat Menahan Beban
Secara Ideal Pada Arah Radial Dan Aksial. Maksud Dari Beban Radial Adalah
Beban Yang Tegak Lurus Terhadap Sumbu Poros, Sedangkan Beban Aksial
Adalah Beban Yang Searah Sumbu Poros.
5
Secara Pararel Maupun Bertolak Belakang, Sehingga Mampu Juga Untuk
Menahan Beban Aksial.
Bearing Ini Mempunyai Dua Baris Elemen Roller Yang Pada Umumnya
Mempunyai Alur Berbentuk Bola Pada Cincin Luarnya. Jenis Ini Memiliki
Kapasitas Beban Radial Yang Besar Sehingga Ideal Untuk Menahan Beban
Kejut.
6
6. Single Row Cylindrical Bearings
Jenis Ini Mempunyai Dua Alur Pada Satu Cincin Yang Biasanya
Terpisah. Efek Dari Pemisahan Ini, Cincin Dapat Bergerak Aksial Dengan
Mengikuti Cincin Yang Lain. Hal Ini Merupakan Suatu Keuntungan,
Karena Apabila Bearing Harus Mengalami Perubahan Bentuk Karena
Temperatur, Maka Cincinya Akan Dengan Mudah Menyesuaikan
Posisinya. Jenis Ini Mempunyai Kapasitas Beban Radial Yang Besar Pula
Dan Juga Cocok Untuk Kecepatan Tinggi.
7
8. Single Direction Thrust Ball Bearings
8
Tergantung Dari Kecepatannya. Jenis Ini Sangat Sensitif Terhadap Ketidak
Sebarisan (Misalignment) Poros Terhadap Rumahnya.
Tahan tekanan
Kekuatan fatigue
9
Comformability
Embedd ability
Tahan korosi
Thermal konduktivitas
Ekspansi thermal
10
Tekanan maksimum Temperatur Maksimal
Kekearasan
NO Bahan Bantalan yang diperbolehkan
Hn
yang diperbolehkan (ºC)
1 Besi Cor 50-100 0,3 – 0,6 150
2 Perunggu 80-150 0,7 – 2,0 200
3 Kuningan 100-200 1,5 – 6,0 200
4 Perunggu fosfor 20-30 0,6 – 1,0 250
5 Logam Putih berdasarkan Sn 15-20 0,6 – 1,0 150
6 Logam Putih berdasarkan Pb 30-40 1,0 – 1,4 150
7 Paduan Cadmium 20-30 1,0 – 1,4 250
8 Kelmet 45-50 1,0 – 1,8 170
9 Paduan Alumunium 40-80 2,8 100 - 150
10 Perunggu Timah Hitam 160 -180 2,0 – 3,2 220 – 250
11 Perunggu Timah Hitam 160 -180 2,0 – 3,2 220 – 250
11
Pengkodean Bearing Dalam Satuan Metric Jika Anda Mendapatkan Kode
Bearing Seperti Ini = R8-2rs, Maka Kode Pertama ( R) Yang Menandakan
Bahwa Bearing Tersebut Merupakan Bearing Berkode Satuan Inchi.
12
Selain Kode Nomor 0 Sampai 3, Misalnya 4, 5 Dan Seterusnya Maka
Diameter Bore Bearing Dikalikan Dengan Angka 5 Misal 04 Maka Diameter
Bore Bearing = 20 Mm.
13
2.7. Umur/ Masa Bearing
14
BAB III
3.1.1. Alat
Adapun peralatan yang digunakan pada praktik ini yaitu:
15
3.1.2. Bahan
Adapun bahan yang dijadikan bahan uji yaitu:
16
BAB IV
LANGKAH PENGERJAAN
4.1. Langkah Kerja
17
4.1.2. Pengukuran Dimensi Bearing
18
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
19