Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BEARING

Nama : Cristian Firdaus Simamora


Nim : 10206016
Mata Kuliah : PDPPM
Jurusan : Teknik Perawatan dan Perbaikan mesin

POLITEKNIK NEGERI SUBANG


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “
BEARING".Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah Bearing ini.Makalah bearing ini
memberikan panduan dalam pembelajaran PDPPM bagi mahasiswa untuk
memahami dan mengetahui tentang makalah bearing ini. Penulis menyadari ada
kekurangan pada makaalh bearing ini.Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga makalah
ini mampu memberikan pengetahuan tentang bantalan/bearing dalam pembelajaran.

Subang, 24 November 2021


Daftar isi
Kata pengantar ....................................................................................................
Daftar isi ..............................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1.2 Tujuan ........................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................
Bab II Pembahasan .............................................................................................
2.1 Definisi Bantalan ......................................................................................
2.2 Klasifikasi bantalan (Bearing Classification) .........................................
2.3 Jenis Bantalan ..........................................................................................
2.4 Penyebab-penyebab kerusakan pada bantalan/bearing .......................

2.5 Cara Mengatasi Kerusakan pada Bantalan / Bearing ............................


Bab III Penutup .......................
3.3 Kesimpulan dan Saran . ...........................................................................
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bantalan (bearing) merupakan komponen pada mesin yang mampu menahan
poros yang memiliki beban, sehingga putaran terjadi secara halus, aman dan
berumur panjang menurut buku yang ditulis oleh Firdausi (2013). Pada umumnya
bantalan memiliki dua jenis, yaitu none friction bearing dan plain bearing. Menurut
arah beban yang dimiliki oleh elemen (none friction) maka bantalan dapat dibagi
menjadi tiga macam, yaitu bantalan radial, bantalan axial dan bantalan khusus.
Sedangkan menurut gesekan bantalan terhadap poros (plain bearing) memiliki dua
jenis, yaitu bantalan peluru (bullet bearing) dan bantalan luncur (journal bearing).
Bantalan peluru merupakan bantalan yang memiliki gaya gesek menggelinding
antara elemen yang berputar dengan elemen yang diam. Sedangkan bantalan
luncur adalah bantalan yang terjadi gesekan luncur antara poros dengan bantalan,
dikarenakan permukaan pada poros yang ditumpu oleh bantalan.

Umur bantalan dapat dipengaruhi dari aspek pemakaian beban kerja bantalan
dan pemasangan yang dilakukan pada bantalan terhadap porosnya. Perawatan
pada bantalan tidak memerlukan perhatian khusus, akan tetapi perlu adanya
pemberian pelumasan yang secara terus menerus sesuai dengan beban kerja yang
dimilikinya. Selain melindungi bantalan, pelumasan juga mampu mencegah
terjadinya korosi. Pada umumnya pelumasan yang dilakukan menggunakan vaselin
(grace) dan oli.

1.2.Tujuan.
1. Sebagai pengetahuan bagi Mahasiswa tentang Bearing dan Pelumasan
2. Tugas dari Mata Kuliah PDPPM
1.3. Rumusan Masalah.
1. Sebutkan Jenis Bearing dan kegunaannya.
2. Bagaimanakah pelumasan pada bearing.
3. Sebutkan Jenis pelumasan pada bearing, berikut bahan, kelebihan, kekurangan,
dan juga kegunaannya.
4. Apa sajakah fungsi pelumasan pada bearing
Bab II

Pembahasan

2.1 Definisi Bantalan (Bearing).

Bantalan (Bearing) adalah Elemen Mesin yang digunakan untuk menumpu


poros yang berbeban, sehingga putaran atau gesekan bolak baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman dan tahan atau memisahkan antara bagian yang
berputar dengan bagian yang diam. Bantalan tersebut dapat memikul beban radial,
aksial dan kombinasi serta harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen
mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka
prestasi seluruh system akan menurun atau tidak dapat bekerja secara baik. Jadi,
bantalan dalam permesinan dapat diartikan dengan pondasi pada sebuah gedung.
Pada perencanaan pada bantalan yang dapat berfungsi sebagai anti gesekan
dihadapkan dengan persoalan dalam merencanakan sekelompok elemen yang
membentuk sebuah bantalan rol ; elemen – elemen ini harus direncanakan untuk
masuk kedalam suatu ruang yang ukurannya sudah tertentu, ini direncanakan untuk
menerima suatu beban yang mempunyai karakter tertentu dan elemen ini harus
direncanakan untuk umur yang memuaskan bila dioperasikan pada suatu kondisi
tertentu.
Para tenaga ahli di bidang perancangan (design), bantalan harus
mempertimbangkan hal – hal seperti berikut ;
Pembebanan lelah
Panas
Gesekan (friction)
Ketahanan terhadap korosi
Kinematika
Sifat-sifat bahan
Teloransi pengerjaan mesin
Pelumasan
Pemasangan
Pemakaian
Biaya

2.2 Klasifikasi bantalan (Bearing Classification)


Bantalan dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
(1). Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros.

a. Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan
poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.
Pada bantalan ini :
Bekerja pada permukaan pelumasan yang besar
Peredaman ayunan
Kejutan dan kebisingan
Kurang peka terhadap goncangan dan kemasukan debu (pelumasan gemuk
sebagai
pencegah debu).

Keuntungan Bantalan Luncur :


Mudah dipasang
Pada putaran tinggi

Mudah dibuat

Pada goncangan dan getaran kuat


Jauh lebih murah dari bantalan gelinding
Memerlukan diameter pemasangan yang lebih kecil.

Pada bantalan luncur tidak ada elemen lain antara bantalan dengan bagian
yang bergerak.
Bantalan ini dipakai pada poros-poros yang berputar dengan kecepatan tinggi dan
contoh
pemakaiannya adalah pada poros engkol (crankshaft).
b. Bantalan Gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam
melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.

Sifat dari Bantalan Gelinding :


Gerakan awal jauh lebih kecil
Gesekan kerja lebih kecil sehingga penimbulan panas lebih kecil pada pembebanan
yang
sama.
Pelumasan yang terus menerus yang sederhana.
Kemampuan dukung yang lebih besar setiap lebar bantalan.
Bentuk badan gelinding :

Kelemahan Bantalan gelinding :


Kebisingan pada bantalan
Bantalannya dipecah-pecah
Kejutan yang kuat pada putaran bebas

Kerja gesekan (kerja yang hilang) pada bantalan gelinding ditimbulkan secara
bersama-sama dari :
Kehilangan histerisis (peredaman bahan pada perubahan bentuk elastis).
Luncuran dari badan gelinding pada sarangan dan pinggirannya.
Tahan melalui benda asing (debu dan serpihan)
Kerugian ventilasi (gesekan udara) pada bantalan kecepatan tinggi.

Kerja yang hilang tersebut dapat dikurangi melalui :


Pendekapan yang efektif, sehingga benda asing dari luar tidak dapat masuk.
Menggunakan gesekan cairan pada permukaan luncur.
Jumlah dan viskositas yang cukup dari bahan pelumas dan system pelumas yang
sesuai.
Pemilihan bantalan yang sesuai dengan mesin / alat yang digunakan.
Bagian terpenting dari bantalan gelinding :
Ring luar dan ring dalam
Bola atau bagian yang menggelinding
Ring pemisah (untuk memisahkan bola satu dengan yang lain)

(2). Atas dasar arah beban terhadap poros.


a. Bantalan Radial
Apabila gaya reaksi atau arah beban jauh lebih banyak mengarah tegak lurus
pada garis sumbu poros.
b. Bantalan Aksial
Arah beban atau gaya reaksi jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis sumbu
poros.

c. Bantalan Gelinding khusus.


Bantalan ini dapat menumpu baban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros.

2.3 Jenis Bantalan.


Bantalan dibuat untuk menerima beban radial murni, beban aksial murni atau
gabungan
keduannya. Tata nama dari bantalan peluru , seperti pada gambar dibawah ini :
Penggolongan dari bantalan menurut Arah Gaya.
a. Bantalan Radial
Melintang
Dukung ………………… (untuk gaya radial)

b. Bantalan Aksial
Memanjang
Spur ……………….……. (untuk gaya aksial)

c. Menurut Bahan
Logam putih
Perunggu
Logam Sinter
Logam ringan
Besi tuang merah

Bantalan press

d. Menurut Design
Mata
Tetap
Penutup
Cakram
Kotak
Ayun

e. Menurut Penggunaannya
Mesin perkakas
Transmisi
Kotak roda
Turbin & motor
f. Pelumasan
Bantalan Gemuk
Bantalan Udara
Bantalan Air
Bantalan Minyak

2.4 Penyebab-penyebab kerusakan pada bantalan/bearing

16 % Teknik Pemasangan Yang Kurang Benar

Kerusakan dini bearing yang disebabkan oleh faktor pemasangan, pada umumnya
terjadi akibat tidak tersedianya peralatan kerja yang tepat untuk mendukung
pemasangan. Akibatnya mekanik di lapangan memasang bearing dengan cara yang
sangat kasar. SKF dapat merekomendasikan teknik & peralatan yang tepat untuk
pemasangan bearing.

36 % Pelumasan Yang Kurang Tepat

Umumnya ada beberapa hal yang mengakibatkan kesalahan dalam hal pelumasan,
seperti: jenis pelumas yang tidak tepat, jumlah dan interval re-lubrikasi yang kurang
benar, mutu pelumas, serta penanganan pelumas yang salah sehingga
mengakibatkan kontaminasi. Untuk itu pastikan anda mendapat informasi yang
benar dalam hal pelumasan melalui SKF.

14 % Kontaminasi

Bearing adalah komponen penting dalam suatu mesin. Mesin tidak bisa beroperasi
secara efektif apabila terdapat kontaminasi benda asing seperti debu, kotoran, dan
sebagainya.
34 % Kelelahan Produk

Mesin yang beroperasi dengan beban berlebih akan mempendek usia pakai bearing.
Dengan senantiasa monitor kondisi mesin-mesin secara teratur & menggunakan alat
monitoring yang tepat akan dapat menghindari un-schedule downtime.

Dari penjelasan diatas presentasi kerusakan tipe bearing berbeda beda dengan kata
lain banyak faktor yang menentukan kerusakan pada bearing. atau secara singkat
nya kerusakan bearing bisa terjadi karena hal ini juga, simak penjelasan nya:

Abrasi Masuknya kotoran dan pasir ke dalam bearing dapat menyebabkan keausan
dini karena kotoran tersebut akan menyebabkan permukaan bearing menjadi kasar.

Kekurangan Pelumasan Timbulnya panas merupakan akibat kekurangan


pelumasan. Panas menyebabkan perubahan warna pada permukaan bearing, roller
dan ball. Pada plain bearing, kekurangan pelumasan akan mengakibatkan goresan,
keausan berlebih dan akhirnya akan menyebabkan keseluruhan bagian bearing
mengalami kerusakan. Sangatlah penting melakukan pelumasan pada pin dan
bearing untuk meyakinkan tidak terjadi keausan.

Korosi Air dan uap akan menyebabkan korosi. Ini terlihat seperti bekas lubang atau
karat. Penanganan yang ceroboh atau penyimpanan bearing yang tidak benar
setelah pencucian dapat menyebabkan korosi pada permukaan. Bearing harus
dilumasi dan dibungkus dengan kertas yang diberi oli meskipun untuk periode
penyimpanan yang singkat.

Penyetelan yang Salah


Penyetelan yang dilakukan dapat: terlalu longgar, tepat atau terlalu kencang. Selalu
mengacu pada spesifikasi pabrik pembuat untuk menentukan apakah bearing
tersebut harus di pre load atau tidak. Bearing harus disetel dengan tepat karena jika
tidak akan menyebabkan ball atau roller pecah dan permukaan bearing menjadi
tergores. Penyetelan yang terlalu kencang Brinelling.
2.5 Cara Mengatasi Kerusakan pada Bantalan / Bearing
a) Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah ditentukan.
b) Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa tersebut.
c) Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang telah
ditentukan.
d) Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
e) Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
f) Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada rumah
bantalan dan
perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi kebocoran.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Bantalan (bearing) merupakan komponen pada mesin yang mampu menahan
poros yang memiliki beban, sehingga putaran terjadi secara halus, aman dan
berumur panjang menurut buku yang ditulis oleh Firdausi (2013). Pada umumnya
bantalan memiliki dua jenis, yaitu none friction bearing dan plain bearing.
Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil
beberapa kesimpulan dengan harapan dapat memberikan pedoman atau
penyelesaian tentang masalah yang sama kepada pembaca, yaitu:
1. Faktor dari kerusakan ball bearing pada pompa ballast diantaranya penerapan
PMS (Plant Maintenance System) tidak dijalankan sesuai ketentuan, kualitas ball
bearing yang tidak memenuhi standar, serta terjadinya kontaminasi debu dan
kotoran yang menempel pada ball bearing.
2. Dampak yang ditimbulkan bila ball bearing pada pompa ballast mengalami
kerusakan yaitu, kerja daripada pompa ballast tidak maksimal karena ball bearing
tidak mendapatkan perawatan secara periodik, permukaan ball bearing yang tidak
berkualitas tinggi sangat mudah terkikis, dan penurunan tekanan pada pompa
ballast.
3. Upaya yang dilakukan terhadap ball bearing dari pengaruh kerusakan agar pompa
ballast dapat bekerja dengan optimal berjalan secara optimal.
Saran
Dari kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran mengenai
permasalahan yang dibahas dalam bab sebelumnya, yang mana saran tersebut
semoga dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah yang terjadi
diatasl, antara lain:

1. Sebaiknya lebih sering memantau kerja daripada bawahannya agar perawatan


terhadap ball bearing dan komponen pompa ballast yang lainnya dapat berjalan
secara optimal.

2. Sebaiknya perusahaan menyediakan ball bearing berkualitas sesuai manual book


agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
3. Sebaiknya seluruh mesin harus melakukan pemberian grease agar mengurangi
menempelnya debu dan kotoran pada ball bearing

Anda mungkin juga menyukai