Anda di halaman 1dari 84

AXLE WHEEL & SUSPENSION

BASIC MECHANIC COURSE

REVISI : 002

INDONESIA LEARNING CENTRE

Heavy Equipment Development Centre Pusat


Pengembangan dan Pelatihan Alat Berat
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat kami sajikan
Training “ Axle Wheel and Suspension “ ini untuk kelas Basic Mechanic Course Step One.
Buku Training ini di sajikan dalam bentuk yang sederhana untuk mampu dengan mudah
dimengerti dan difahami , khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior Mekanik dibidang Alat-
alat Berat.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah
persepsi untuk pemahaman dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.

Malang, 21 Maret 2016

Team Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Deskripsi.....................................................................................................................1
B. Prasyarat....................................................................................................................1
C. Petunjuk Penggunaan Modul.....................................................................................1
D. Tujuan Akhir...............................................................................................................2
E. Kompetensi................................................................................................................2
BAB II PEMBELAJARAN........................................................................................................4
A. Rencana Belajar Peserta...........................................................................................4
B. Kegiatan Belajar Peserta Pelatihan............................................................................5
Kegiatan Belajar 1 Prinsip Dasar Axle........................................................................5
Pengertian Umum Axle..........................................................................................6
Struktur Fungsi & Jenis Front Axle........................................................................7
Struktur Fungsi & Jenis Rear Axle.......................................................................11
Front Wheel Alignment.........................................................................................15
Rangkuman Materi 1.................................................................................................20
Kegiatan Belajar 2. Prinsip Dasar Differential, Propeller Shaft & U-Joint.................21
Definisi, Struktur & Fungsi Differential.................................................................22
Jenis-Jenis Final Gear dan Differential................................................................24
Testing & Adjusting..............................................................................................34
Propeller Shaft & U Joint......................................................................................35
Rangkuman Materi 2...............................................................................................37
Kegiatan Belajar 3. Struktur dan Fungsi Wheel........................................................38
Struktur dan Fungsi Wheel..................................................................................39
Pengertian Umum dan Jenis Tyre.......................................................................41
Rangkuman Materi 3...............................................................................................48
Kegiatan Belajar 4. Fungsi dan Prinsip Dasar Suspensi..........................................49
Pengertian Umum Suspension............................................................................50
Jenis-Jenis, Struktur & Fungsi Suspension.........................................................51
Rangkuman Materi 4...............................................................................................65

BAB III PENUTUP..................................................................................................................66


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Klasifikasi Axle


Gambar 1. 2 Skema Power Train
Gambar 1. 3 Struktur Axle depan
Gambar 1. 4 Contoh dari front axle pada unit
Gambar 1. 5 Contoh rigid axle
Gambar 1. 6 Contoh independent Axle
Gambar 1. 7 Perbandingan antara Axle Suspension tipe Rigid dengan tipe Independent
Gambar 1. 8 Tipe Elliot
Gambar 1. 9 Tipe Reverse Elliot
Gambar 1. 10 Contoh jenis front axle type merman dan type
lemoine Gambar 1. 11 Klasifikasi Front Dead Axle berdasarkan
bentuknya Gambar 1. 12 Contoh hubungan Front Axle dengan
Knuckle Gambar 1. 13 Full Floating
Gambar 1. 14 Half Floating
Gambar 1. 15 Floating
Gambar 1. 16 rear drive axle
Gambar 1. 17 Axle housing type banjo
Gambar 1. 18 Axle housing type build up
Gambar 1. 19 Axle housing type split.
Gambar 1. 20 Rear dead axle.
Gambar 1. 21 Contoh salah satu pekerjaan front wheel alignment
Gambar 1. 22 King Pin Inclanation
Gambar 1. 23 Chamber angle
Gambar 1. 24 (a) Sebelum Mendapat beban; (b) Setelah mendapat beban
Gambar 1. 25 Contoh keausan tidak merata
Gambar 1. 26 Caster angle
Gambar 1. 27 Toe-in dan Toe-out
Gambar 2. 1 Simulasi kerja differential
Gambar 2. 2 Struktur differential
Gambar 2. 3 Ilustrasi final gear
Gambar 2. 4 final gear type worm gear
Gambar 2. 5 Final gear type straight bevel gear
Gambar 2. 6 Final gear type spiral bevel gear
Gambar 2. 7 Final gear type hypoid
Gambar 2. 8 Final gear type 1 stage reduction
Gambar 2. 9 Final gear type two stage reduction .
Gambar 2. 10 Final gear type planetary gear.
Gambar 2. 11 final gear type double axle interlocked driving
Gambar 2. 12 Cara kerja differential gear
Gambar 2. 13 Torque proportional differential dengan jumlah gigi pinion gear ganjil
Gambar 2. 14 Differential type planetary gear
Gambar 2. 15 Bagian - bagian pada non spin differential.
Gambar 2. 16 Ilustrasi differential lock
Gambar 2. 17 Ilustrasi inter axle differential lock
Gambar 2. 18 Pengukuran backlash
Gambar 2. 19 Pengukuran preload .
Gambar 2. 20 Pengukuran tooth contact
Gambar 2. 21 Struktur propeller shaft
Gambar 2. 22 struktur U-Joint
Gambar 3. 1 Disc wheel
Gambar 3. 2 Spoke wheel
Gambar 3. 3 Light alloy wheel
Gambar 3. 4 Spider wheel
Gambar 3. 5 Trilex wheel
Gambar 3. 6 Bagian - bagian rim
Gambar 3. 7 Bagian dari tyre
Gambar 3. 8 Ukuran dari tyre.
Gambar 3. 9 Klasifikasi tyre .
Gambar 3. 10 Perbedaan tyre tube dan tubeless
Gambar 3. 11 Bagian dari type tubeless .
Gambar 3. 12 Bagian dari type tube
Gambar 3. 13 Perbedaan struktur type bias dan radial
Gambar 4. 1 Bagian dari rigid suspension
Gambar 4. 2 Contoh independent axle suspension.
Gambar 4. 3 Aplikasi leaf spring pada kendaraan .
Gambar 4. 4 Komponen leaf dari leaf spring
Gambar 4. 5 Bentuk spring eye dan gaya yang diterima leaf spring
Gambar 4. 6 Bentuk - bentuk shackle
Gambar 4. 7 Sliding contact pada shackle
Gambar 4. 8 Lapisan pada permukaan leaf
spring.
Gambar 4. 9 Beban ke main leaf yang menghubungkan axle dengan chassis
Gambar 4. 10 Aplikasi coil spring pada kendaraan
Gambar 4. 11 Aplikasi torsion spring pada kendaraan
Gambar 4. 12 Gaya yang bekerja pada torsion bar saat mendapat beban.
Gambar 4. 13 Aplikasi air spring suspension pada kendaraan
Gambar 4. 14 Konstruksi air spring suspension
Gambar 4. 15 Contoh dari rubber spring pada saat meredam hentakan
Gambar 4. 16 Aplikasi hydropneumatic pada HD 785-7
Gambar 4. 17 Konstruksi front suspension
Gambar 4. 18 Prinsip kerja rear suspension
Gambar 4. 19 Konstruksi dari rear suspension
GLOSARIUM

Air Spring adalah salah satu jenis sistem suspension dengan menggunakan gaya reaksi
dari udara pada sistem suspensionnya.
Bead adalah cincin yang terbuat dari kawat baja dengan kadar karbon yang tinggi. Bead
digunakan di carcass, berfungsi untuk menahan kedua ujung dari cord, menjamin
pemasangan yang kuat dari ban ke rim (pelek).
Breaker adalah bagian ban yang ditempatkan diantara tread dan carcass dengan tujuan
sebagai peredam goncangan/tumbukan.
Camber Angle adalah garis tengah ban yang tidak vertical akan tetapi miring membentuk
sudut dengan arah keluar sebesar sekitar 1° ketika axle dilihat dari depan kendaraan.
Carcass adalah bagian dari ban yang terletak di dalamyang berfungsi menahan berat,
goncangan, tumbukan dan tekanan angin. Carcass dibuat dari lembaran-lembaran ply
cords. Karet yang membungkus/melapisi cord tidak hanya melindungi dari kerusakan
luar, tetapi mencegah pergeseran diantara cords.
Caster Angle adalah kingpin akan miring kebelakang dari garis vertical jika dilihat dari sisi
samping kendaraan.
Coil Spring adalah salah satu jenis steel spring yang terbuat dari baja yang dilingkar, yang
akan menggunakan elastisitas baja untuk torsion (puntiran).
Damping Forces adalah Gaya yang menimbulkan getaran yang tidak diperlukan pada
shock absorbers, dan efeknya disebut dengan a damping effect.
Differential adalah suatu komponen untuk meneruskan tenaga putar dari transmisi melalui
propeller shaft yang selanjutnya akan membuat penyaluran tenaga lebih halus dari
final gear keroda kiri dan kanan pada kondisi apapun.
Disc wheel adalah salah satu jenis wheel yang dibentuk dengan proses moulding. Disc
wheel sangat cocok untuk produksi massal dan lebih ekonomis, banyak dipakai pada
passenger cars, trucks, buses, dan yang lainnya.
Front Dead Axle adalah axle yang menyangga beban kendaraan atau unit bagian belakang.
Front Drive Axle adalah kendaraan yang hanya bergerak dengan roda depan dan sebagai
roda untuk kemudi
Front Wheel Alignment adalah Penyetelan roda depan kendaraan agar kendaraan dapat
berjalan stabil ketika di jalan lurus dan lembut sewaktu berbelok.
Hydropneumatic suspension adalah merupakan jenis suspensi yang menggunakan udara
sebagai medianya dan dibantu slinder hydropneumatic untuk mengurangi getaran.
Kingpin Anclination Angle (β) adalah sudut antara kingpin shaft dengan garis vertical
kepermukaan jalan.
Plies adalah lapisan-lapisan tali (layers of cord) yang biasanya terbuat dari nylon, rayon atau
polyester fiber yang diisi dengan karet sehingga menyusun badan ban atau carcass.
Ply Rating (PR) adalah Suatu index dari kekuatan ban dengan kata lain spesifik beban
maksimum yang diijinkan dari ban.
Shock Absorbers adalah komponen yang digunakan untuk meningkatkan kenyamanan
berkendaraan dengan menahan getaran kendaraan dengan lambat dan menjaga
kontaknya wheel dengan permukaan jalan dengan cara menahan besar dan kecepatan
getaran.
Torsion Spring Bar adalah salah satu jenis steel spring yang strukturnya terbentuk dengan
stretching (puntiran) sebuah coil spring lurus.
Tread adalah Bagian ban yang merupakan kulit luar dari ban, melindungi carcass dari
keausan dan kerusakan.
Tread Pattern adalah merupakan bentuk kulit luar dari ban (bentuk pola dari tread).
Tube Tire Type adalah ban yang menggunakan tube (istilah untuk ban dalam)
memungkinkan untuk mudah berkurangnya angin akibat adanya tusukkan dari benda
asing.
Tubeless Tire Type adalah ban yang tidak menggunakan ban dalam.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul axle wheel and suspension ini membahas tentang pengetahuan dasar axle
wheel and suspension yang harus dimiliki oleh seorang calon mekanik khususnya
mekanik di bidang alat berat. Tujuan dari modul ini adalah agar mekanik memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam membentuk kompetensi mengetahui nama
komponen, lokasi, fungsi, cara kerja, sistem dan testing serta adjusting pada axle wheel
and suspension.

Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar meliputi :


1. Prinsip dasar axle
2. Prinsip dasar differential, propeller shaft dan U-joint
3. Struktur dan fungsi wheel
4. Fungsi, prinsip dasar dan jenis suspensi

B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-modul yang
harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Petunjuk Bagi Peserta Pelatihan
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada instruktur.
b. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan.
2) Pahami setiap langkah kerja (Shop Manual, QA Sheet, SOP) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktik, rencanakan tools yang diperlukan secara
cermat.

AXLE WHEEL AND


4) Gunakan alat sesuai prosedur yang pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan belajar praktek yang belum jelas, harus meminta ijin
instruktur lebih dahulu.
6) Setelah selesai praktek, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang bersangkutan.

2. Peran instruktur antara lain


a. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu peserta dalam memahami konsep dan praktek baru dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan mentor/ pendamping (among) dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan (peserta OJT/experience).
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
h. Melakasanakan penilaian.
i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan dari suatu
kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran
selanjutnya,
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini
peserta diharapkan “Mampu mendeskripsikan komponen, lokasi, fungsi, cara kerja,
sistem dan testing serta adjusting pada axle wheel and suspension dengan tepat
dan benar”

E. Kompetensi
Modul ini membantu peserta dalam membentuk kompetensi mengetahui nama,
lokasi, fungsi, cara kerja, sistem dan testing serta adjusting pada Axle, Wheel &
Suspension dengan tepat dan benar.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Elemen
Kriteria Lingkup Pokok Pemelajaran
Kompetensi
Unjuk Bahasan Pengetahuan Ketrampilan Sikap
Kerja

1. Mengetahui
Prinsip dasar axle 1. Pengertian umum - Memahami - Mampu - Mengikuti
prinsip dasar
dapat axle pengertian menjelaskan setiap
Axle
diketahui 2. Struktur-fungsi umum axle prinsip dasar pembelajara
dan jenis-jenis - Memahami dan fungsi n dengan
front axle struktur dan axle. sesuai
3. Struktur-fungsi fungsi front - Mampu prosedur.
dan jenis-jenis axle menjelaskan - Mengikuti
rear axle - Memahami dan setiap
4. Front W struktur dan menunjukka faktor-faktor
heel fungsi rear axle n jenis axle safety
Alignment - Memahami front sesuai type
drive axle yang ada
secara benar
dan
menyeluruh.
- Mampu
menjelaskan
sub-sub
component
axle dengan
benar.

2. Mengetahui
Prinsip dasar, cara 1. Definisi, struktur - Memahami - Mampu
Prinsip dasar
kerja & jenis-jenis fungsi dan cara definisi, menjelaskan
Differential,
propeller shaft Differential, kerja differential struktur fungsi dan
& U-joint propeller shaft & U- 2. jenis-jenis final dan cara kerja menunjukkan
joint diketahui gear dan differential nama
differential - Memahami komponen
3. Inspection, jenis-jenis final dan sub-
Testing & gear – komponen
Adjusting differential & differential sda
4. Struktur & fungsi struktur fungsi - Mampu
propeller shaft & differential menjelaskan
U-joint - Memahami cara kerja
Inspection, differential
Testing & - Mampu
Adjusting melakukan
- Memahami testing
Struktur & adjusting
fungsi propeller differential
shaft & U-joint

3. Mengetahui
Fungsi struktur & 1. Struktur fungsi - Memahami - Mampu
struktur &
fungsi dan jenis- wheel struktur dan menjelaskan
fungsi W
jenis Wheel 2. Pengertian umum fungsi wheel dan
heel
diketahui dan fungsi tyre beserta menunjukkan
aplikasinya nama sda
- Mengetahui komponen
jenis-jenis tire dan sub-
berdasarkan komponen
aplikasinya wheel

4. Mengetahui
Fungsi, Prinsip 1. Pengertian umum - Memahami - Mampu
Fungsi,
dasar dan jenis- suspensi pengertian menjelaskan
Prinsip dasar
jenis suspensi di 2. Jenis-jenis, umum suspensi dan
dan jenis-
ketahui struktur & - Mengetahui menunjukkan
jenis suspensi
fungsi Suspensi jenis-jenis, nama sda
struktur dan komponen
fungsi dan sub-
suspensi dan komponen
aplikasinya suspensi

AXLE WHEEL AND


3

AXLE WHEEL AND


BAB II
PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta


Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan
mintalah bukti belajar kepada instruktur jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan
belajar.

Lingkup Bahasan Tempat Alasan Paraf


1. Prinsip dasar Hari/Tanggal Waktu Belajar perubahan Instruktur
axle

Prinsip dasar differential, propeller shaft & u-joint


Struktur & fungsi dan jenis-jenis wheel diketahui
Fungsi,
prinsip dasar dan jenis-jenis suspensi di
ketahui

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


B. Kegiatan Belajar Peserta Pelatihan

KEGIATAN BELAJAR I
Tujuan Kegiatan Belajar 1
Prinsip Dasar Axle

Ranah
Elemen Kompetensi
Kompetensi Kegiatan Indikator Keberhasilan
Pembelajaran P K S
Dapat menjelaskan
pengertian umum dari axle
Pengertian umum axle
Dapat menjelaskan struktur
fungsi dan jenis dari front
Struktur fungsi dan jenis
Prinsip dasar axle
axle
axle Dapat menjelaskan struktur
fungsi dan jenis dari rear
Struktur fugsi dan jenis
axle
rear axle
Dapat menjelaskan front
Front wheel alignment wheel alignment

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Pengertian Umum Axle
Komponen yang dipasang pada chasis bagian depan maupun belakang sebagai
dudukan roda dan dipasang differential atau final drive, sehingga front axle juga dapat
menyalurkan putaran dan torque. Klasifikasi dari axle sesuai dengan diagram dibawah ini:

Gambar 1. 1 Klasifikasi Axle

Gambar 1. 2 Skema Power Train

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Axle shaft pada kendaraan dibedakan menjadi dua, yaitu front axle shaft (poros
penggerak roda depan) dan rear axle shaft (poros penggerak roda belakang).

Uraian Materi Kegiatan Belajar 1


Struktur Fungsi & Jenis Front Axle
A. Struktur & Fungsi
Front axle berfungsi untuk menyangga sebagian beban dari kendaraan pada roda
depan (front wheel) dan juga sebagai steering kendaraan.

Gambar 1. 3 Struktur Axle depan

Knuckle terpasang pada masing-masing ujung axle beam dengan kingpin, dan
dapat berputar pada kingpin. Steering arm terpasang tetap pada knuckle. Kedua ujung
dari knuckle dihubungkan dengan menggunakan tie-rod arm dan tie-rod. Hub dengan dua
tapered roller bearing terpasang pada komponen-komponen spindle dari knuckle. Roda
dan brake drum terpasang tetap pada flange dari hub dengan hub bolt.
Thrust bearing disisipkan antara bagian tengah axle beam dengan knuckle sehingga
kendaraan dapat dikemudikan dengan mudah ketika mendapat beban yang besar.
Clearance dengan thrust bearing dapat di-adjust dengan shim. Komponen dari sistem
brake terpasang pada flange dari knuckle.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


B. Klasifikasi Front Axle
1. Berdasarkan Type Suspension

Gambar 1. 4 Contoh dari front axle pada unit

Front axle dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu; tipe rigid axle suspension dan
tipe independent suspension.

a. Rigid Axle Suspension


Rigid axle suspension tipe ini digunakan pada truk dan bis untuk membawa
beban besar, dimana ketika salah satu roda naik karena kondisi permukaan jalan
maka body atau frame dari unit akan miring tetapi hanya dapat untuk kemiringan
dengan sudut kecil. Keuntungan tipe ini mudah dalam perawatannya karena
strukturnya sederhana.

Gambar 1. 5 Contoh rigid axle

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


b. Independent Axle Suspension
Dipakai untuk mobil penumpang, beberapa off-road heavy-duty dump truck
serta truk kecil dan sedang. Tipe ini lebih memberikan kenyamanan pada operator
atau penumpangnya dan akan mengurangi efek dari jalan yang bergelombang
karena ketika salah satu roda naik akibat kondisi permukaan jalan maka unit tidak
akan miring.

Gambar 1. 6 Contoh independent Axle

Gambar 1. 7 Perbandingan antara Axle Suspension tipe Rigid dengan tipe


Independent

2. Berdasarkan Bentuknya
Dari bentuknya front dead axle dibagi menjadi 4 macam yaitu:
a. Tipe Elliot

Gambar 1. 8 Tipe Elliot

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


b. Tipe Reverse eliot

Gambar 1. 9 Tipe Reverse Elliot

c. Tipe Merman
d. Tipe Lemoine

Merman type Lemoine type

Gambar 1. 10 Contoh jenis front axle type merman dan type lemoine

Gambar 1. 11 Klasifikasi Front Dead Axle berdasarkan bentuknya

1
0

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 1. 12 Contoh hubungan Front Axle dengan Knuckle

Uraian Materi Kegiatan Belajar 1


Struktur Fungsi & Jenis Rear Axle
A. Struktur & Fungsi
Rear axle akan menyangga beban dan meneruskan tenaga penggerak ke roda
bagian belakang yang disebut juga driving axle. Bagiannya yaitu rear axle housing, axle
shaft dan bearing roda. Selain itu ada rear axle yang tidak meneruskan tenaga atau dead
axle. Rear axle tipe rigid digunakan pada kendaraan sedang dan heavy duty.

B. Klasifikasi Rear Axle


1. Berdasarkan Support terhadap Drive shaft
a. Full Floating
Masing-masing roda didukung oleh axle housing melalui dua tapered roller
bearing . Momen bending dihasilkan oleh gaya vertical, melintang dan memanjang
dari roda semuanya diterima axle housing sedangkan axle shaft meneruskan
tenaga driving dan hanya menerima momen torsi yang dihasilkan oleh tenaga
driving tersebut. Tipe ini dipakai untuk kendaraan sedang dan heavy-duty. Axle
shaft dapat dilepas dan pasang dengan mudah daripada tipe lainnya.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 1. 13 Full Floating

b. Half Floating
Roda dipasang langsung pada axle shaft. Axle shaft ini didukung oleh axle
housing melalui bearing. Axle shaft dan axle housing menerima beban yang sama
diteruskan ke roda. Bagaimanapun axle shaft akan menerima momen bending
yang dihasilkan oleh gaya vertical, melintang dan memanjang pada roda serta
momen torsi yang dihasilkan oleh tenaga kendali (driving). Tipe ini banyak
digunakan untuk kendaraan kecil sebab strukturnya sederhana dan hanya untuk
beban ringan.

Gambar 1. 14 Half Floating

c. ¾ Floating
Struktur tipe ini antara tipe half floating dan full floating. Roda didukung oleh
axle housing melalui sebuah bearing. Axle shaft sangat mudah menyalurkan
kekuatan driving. Karena itu hampir ¾ momen bending dari beban vertical dan
melintang oleh roda akan diteruskan ke axle housing. Axle shaft menerima momen
torsi dan momen bending ¼ dari beban melintang. Tipe ini jarang digunakan karena

strukturnya komplek.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 1. 15 Floating

2. Berdasarkan Final Drive


Berdasar fungsinya rear axle diklasifikasikan menjadi dua yaitu live axle (drive
axle) & dead axle.

a. Drive axle

Gambar 1. 16 rear drive axle

Bentuknya bervariasi tergantung dari jenis kendaraan. Axle housing berfungsi


menutup dan melindungi axle shaft, mendukung berat kendaraan dan beban. Final
gear terpasang dekat dengan bagian tengah axle housing. Axle housing dapat
diklasifikasikan :

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


1) Banjo type
Tipe ini mudah dibuat sehingga saat ini banyak digunakan.

Gambar 1. 17 Axle housing type banjo

2) Build-up type
Tipe ini mempunyai struktur yang paling komplek, dibanding yang lain.

Gambar 1. 18 Axle housing type build up

3) Split type
Axle housing terpisah antara bagian kiri dan kanan. Final gear terpasang
ditengah dengan menggunakan bolt untuk menghubungkannya. Pada tipe ini
pemeriksaan dan peng-adjust-an differential carrier (final gear) lebih sulit dari tipe
lain.

Gambar 1. 19 Axle housing type split

Axle shaft bertugas meneruskan tenaga melalui final gear dan differential gear
ke roda. Hub terpasang pada kedua sisi axle housing melalui dua bearing pada

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


masing-masing sisi. Brake drum dan disc roda terpasang pada hub. Tapered roller
bearing digunakan pada rear axle karena adanya beban melintang dari roda.

b. Dead Axle
Dead axle tidak meneruskan tenaga, tetapi hanya mendukung beban pada
roda sehingga tidak ada final gear atau axle shaft. Yang terdapat pada axle tipe ini
hanya shaft dimana ujungnya terdapat bearing. Komponen hub disini pada
dasarnya sama seperti drive axle.

Gambar 1. 20 Rear dead axle

Uraian Materi Kegiatan Belajar 1


Front Wheel Alignment
Pada kendaraan pada umumnya terdapat dua roda yang digunakan sebagai kemudi
yang terdapat pada roda depan. Roda depan tersebut harus dipastikan dalam keadaan
normal dalam berfungsi sebagai steering.

Gambar 1. 21 Contoh salah satu pekerjaan front wheel alignment

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Sehingga memerlukan steering wheel alignment atau front wheel alignment. Roda ini
harus bergerak halus dan akurat selama sistem kemudi dikerjakan sehingga mudah dalam
pengoperasian, harus stabil dan cepat kembali keposisi sebenarnya jika mendapat beban
dari jalan selain itu ban tidak boleh cepat aus, maka faktor faktor yang harus diperhatikan
pada roda tersebut :

A. King Pin Inclination (Steering Axis Inclination)


Pivot shaft dari roda kemudi dinamakan kingpin. Pada struktur tipe rigid axle
suspension, roda akan berputar mengitari kingpin. Umumnya kingpin tidak vertical dengan
permukaan jalan, tetapi ada kemiringan yang terlihat pada gambar. Sudut antara kingpin
shaft dengan garis vertical kepermukaan jalan dinamakan kingpin inclination angle.
Kemiringan ini akan membantu memberikan steering kestabilan dengan kecenderungan
roda untuk kembali keposisi langsung kedepan (posisi lurus) setelah diputar. Saat kemudi
dibelokkan, roda akan berputar dengan kingpin sebagai porosnya dan roda akan
cenderung naik yang akan mengakibatkan ada gaya reaksi untuk mengembalikan roda

keposisi awal. Besarnya kingpin inclination antara .

Gambar 1. 22 King Pin Inclanation

B. Camber
Ketika axle dilihat dari depan kendaraan, akan terlihat garis tengah ban tidak vertical
tetapi akan miring membentuk sudut dengan arah keluar yang dinamakan camber angle

dengan besar sekitar . Ban akan cenderung miring kedalam ketika unit mendapat
beban atau muatan, maka adanya camber ini akan menghilangkan efek tersebut.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 1. 23 Chamber angle

Gambar dibawah ini menunjukkan perbandingan saat roda sebelum diberi beban
dan saat mendapat beban (gambar tampak dari depan).

Gambar 1. 24 (a) Sebelum Mendapat beban; (b) Setelah mendapat beban

Efek yang ditimbulkan apabila chamber tidak benar diantaranya:


- Ban menjadi cepat aus dibagian dalam (negative
camber berlebihan).
- Ban cepat aus dibagian luar (positive camber
berlebihan).
- Wheel bearings menjadi cepat aus.

Gambar 1. 25 Contoh keausan


tidak merata

Bagian ban yang aus adalah sisi luarnya. Bagian sisi luar ban berputar dengan
radius yang lebih kecil dibandingkan bagian sisi dalam ban. Namun, dikarenakan
kecepatan putaran ban sisi dalam dan luar adalah sama, maka bagian sisi luar ban akan
slip. Jadi Chamber angle secara umum terbagi menjadi 2 jenis : chamber (+) dan
chamber (-). Untuk unit yang menanggung beban menggunakan chamber (+).

17

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


C. Caster
Caster adalah tingkat kemiringan ke arah dalam atau luar dari steering axis. Caster
diukur dalam derajat dari garis lurus vertikal steering axis yang dilihat dari sisi samping.
Kemiringan ke dalam dari garis vertikal disebut dengan positive caster, dan kemiringan ke
luar disebut dengan negative caster. Jarak dari persimpangan garis tengah steering axis
center dengan ground ke titik tengah antara ban dan permukaan jalan disebut dengan
caster trail.

Gambar 1. 26 Caster angle

Fungsi dari caster diantaranya :


1. Untuk membantu kontrol arah kendaraan dengan cara menjaga posisi roda depan agar
tetap lurus ke depan.
2. Membantu agar roda depan kembali lurus ke depan setelah berbelok.
3. Untuk menanggulangi pengaruh efek road crown pada arah kendaraan.
4. Membantu kinerja suspensi sesuai dengan desain suspensi kendaraan, sudut camber
(camber angle) dan sudut kemiringan (steering axis) agar perubahan camber pada
saat mobil berbelok sesuai dengan keinginan.

18

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Pengaturan sudut-sudut dan ukuran ini, tergantung pada sistem suspensi, sistem
penggerak roda dan system kemudi. Tujuannya agar kemampuan kendaraan dan
stabilitas kemudi dapat mencapai optimum, stabilitas pengemudian serta penggunaan
komponen dapat bertahan lama.

D. Toe-in & Toe-out


Ketika roda kemudi dilihat dari atas akan terlihat jarak yang beda antara A dan B, A
akan lebih pendek inilah yang dinamakan toe-in. Ketika unit belok maka membentuk
suatu radius yang titik pusatnya jika ditarik garis ke titik tengah masing-masing roda
kemudi akan membentuk dua garis yang berbeda oleh karena itu agar beban jalan ke
masing-masing roda sama dan tidak terjadi slip pada roda bagian dalam maka sudut
untuk roda kemudi bagian luar harus lebih tajam sehingga diperlukan toe-in.

Gambar 1. 27 Toe-in dan Toe-out

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Rangkuman Materi 1

1. Axle shaft adalah merupakan poros pemutar roda-roda penggerak yang berfungsi
meneruskan tenaga gerak dari differential ke roda-roda. Axle shaft pada kendaraan
dibedakan menjadi dua yakni front axle shaft (poros penggerak roda depan) dan rear
axle shaft (poros penggerak roda belakang).

2. Front dead axle dibagi menjadi empat macam yaitu elliot, reverse elliot, merman,
lemoine.

3. Front wheel alignment adalah kelurusan roda yang bertujuan untuk membantu
pengemudi agar unit mudah dikendalikan, ban tidak cepat aus,kemudi lebih stabil.

4. Jenis front wheel aligment; camber, caster,king pin inclination, toe in dan toe out.

5. Jenis-jenis rear axle yaitu full floating, half floating, ¾ floating.

20

AXLE WHEEL AND


KEGIATAN BELAJAR II
Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2
Prinsip Dasar Differential, Propeller Shaft & U-Joint

Ranah
Elemen Kompetensi
Kompetensi Kegiatan Pembelajaran Indikator Keberhasilan
P K S
Definisi, struktur fungsi Dapat menjelaskan
dan cara kerja differential definisi, struktur fungsi dan
cara kerja differential
Prinsip Jenis – jenis final gear dan Dapat menjelaskan jenis –
Dasar differential jenis differential
Differential, Inspection testing & Dapat menjelaskan
Propeller adjusting inspection testing &
Shaft & U- adjusting
Joint Struktur dan fungsi Dapat menjelaskan struktur
propeller shaft dan U joint dan fungsi propeller shaft
dan U joint

21

AXLE WHEEL AND


Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Definisi, Struktur & Fungsi Differential

A. Definisi Differential
Differential terdiri dari dua buah bagian besar yaitu final gear yang terdiri dari
perkaitan antara drive pinion gear dengan ring gear/bevel gear, yang fungsinya untuk
memperbesar momen putar dan merubah arah putaran sebesar 90 °. Differential gear
yang terdiri dari perkaitan antara roda gigi-roda gigi pinion gear dengan side gear, yang
berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan saat kendaraan membelok.
Tujuan dari differential adalah secara automatis menyerap perbedaan kecepatan
antara roda kiri dan kanan pada kondisi saat unit berada ditanjakan atau jalan yang jelek.
Sehingga roda bias berputar secara perlahan. Saat unit bergerak lurus, differential gear
memutar roda kiri dan kanan pada kecepatan yang sama. Saat unit berbelok, differential
gear secara automatis membuat roda sisi luar berputar lebih cepat dibandingkan dengan
roda sisi dalam. Sehingga memungkinkan roda berputar secara perlahan tanpa
mengalami slidding.

Gambar 2. 1 Simulasi kerja differential

Setelah kecepatan dikurangi dan torque ditambah oleh transmisi setelah melewati
propeller shaft tenaga akan digunakan untuk memutar roda, saat awal unit bergerak tidak
diperlukan kecepatan tetapi torque yang besar Karena itu untuk menambah torque dari
output transmisi lagi gear reduksi yang dinamakan final gear. Selain itu final gear
22

AXLE WHEEL AND


berfungsi untuk merubah arah tenaga dari propeller shaft ke roda kanan dan kiri, oleh
karena itu umumnya digunakan kombinasi bevel gear.
B. Struktur & Fungsi Differential

1. Struktur differential

Gambar 2. 2 Struktur differential

2. Fungsi differential :
a. Membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat kendaraan membelok
b. Mereduksi putaran untuk menghasilkan momen yang besar
c. Merubah arah putaran sebesar 90º terhadap putaran asal

3. Prinsip dasar differential


Saat kendaraan bergerak lurus, differential akan membuat roda kiri dan kanan
mempunyai kecepatan sama, tapi pada saat unit belok atau jalan rusak maka roda
pada sisi luar atau dimana hambatan jalan kecil akan berputar lebih cepat.
a. Running Straight / Saat gear rack kiri dan kanan mempunyai tahanan yang sama
(bergerak lurus).
Jika pinion yang terletak diantara dua rack
dimana antara gear pinion dan gear rack
dihubungkan kemudian pada ujung bawah rack
diberi beban yang besarnya sama maka pada
saat pinion ditarik kedua rack akan terbawa.
23

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


b. Turning (berbelok) / Saat gear rack kiri dan kanan mempunyai tahanan yang
berbeda.
Ketika beban pada salah satu rack lebih besar
maka saat pinion ditarik cenderung lebih
membawa rack dengan beban ringan sedang
pada rack dengan beban lebih berat pinion
hanya berputar.

Uraian Materi Kegiatan Belajar 2


Jenis-Jenis Final Gear dan Differential

A. Final Gear
Pada komponen final gear atau istilah yang lain bevel gear, berfungsi dalam
meneruskan tenaga dan meningkatkan torque dari transmissi yang akan disalurkan ke
kedua roda kanan dan kiri. Selain itu final gear berfungsi untuk merubah arah putaran dari
propeller shaft yang diteruskan ke roda kanan dan kiri.
Input
(output transmissi)

Output

Gambar 2. 3 Ilustrasi final gear

24

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


1. Type final gear berdasarkan bentuknya :

a. Worm gear
Karakteristik tipe ini smooth dan saat
meshing tidak bersuara karena poros drive
gear dan driven gear tidak lurus, level
lantai dapat lebih rendah dan ratio
reduksinya lebih besar lebih mudah
dicapai. Tetapi tipe ini hanya digunakan
untuk sedikit jenis kendaraan tipe heavy-
duty dan cenderung untuk panas karena
efisiensi transmisi rendah.

Gambar 2. 4 final gear type worm gear

b. Straight bevel gear


Karakteristiknya terus-menerus,
Pinion gear
smooth, saat meshing tidak bersuara,
kapasitas torque besar dan efisiensi
transmisi tinggi. Secara konstruksi hampir
sama dengan spiral bevel gear, akan tetapi
gear yang digunakan adalah teeth lurus. Ini
akan berpengaruh dengan bidang luasan
yang otomatis akan lebih kecil daripada Ring gear
Spiral.

Gambar 2. 5 Final gear type straight bevel gear


c. Spiral bevel gear
Pinion gear
Karakteristiknya terus-menerus,
smooth, saat meshing tidak bersuara,
kapasitas torque besar dan efisiensi
transmisi tinggi karena itu tipe ini sekarang
banyak digunakan untuk efisiensi bahan Ring gear
bakar kendaraan. Konstruksi antara poros
pinion dan ring gear pada tipe ini satu
garis lurus.
Gambar 2. 6 Final gear type spiral bevel
gear

25

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


d. Hypoid gear
Pinion gear
Hypoid gear mempunyai tipe spiral
bevel gear,keduanya mempunyai bentuk
gear yang hampir sama tetapi antara poros
drive gear dan driven gear pada tipe hypoid
tidak lurus (garis tengah pinion lebih
rendah dari garis tengah ring gear).
Sehingga level lantai dapat lebih rendah.
Selain itu tipe ini lebih tahahan lama dan
tidak menimbulkan kebisingan. Ring gear

Gambar 2. 7 Final gear type hypoid

2. Type final gear berdasarkan speed reduction methode


a. One-stage reduction type
Pada type final gear ini, putaran dari transmissi yang melalui propeller shaft
direduksi satu kali sebelum diteruskan ke roda kanan dan kiri.

Gambar 2. 8 Final gear type 1 stage reduction

b. Two- stage reduction type


Pada final gear type two stage reduction, terdapat dua kali reduksi puataran
dari output transmissi sebelum diteruskan ke putaran kanan dan kiri roda. Pada type
ini memiliki torque yang lebih besar dibandingkan type one stage reduction

26

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 2. 9 Final gear type two stage reduction

c. Planetary gear type


Pada type ini untuk penerusan putaran atau tenaga dari transmissi ke roda
bagian kanan - kiri menggunakan system planetary gear yang berperan juga dalam
mereduksi putaran transmissi sehingga akan didapatkan torque yang lebih tinggi.
Ring gear

Internal gear Support case (LH)

Drive pinion
Sun gear

Pinion shaft

Pinion gear

Gambar 2. 10 Final gear type planetary gear

AXLE WHEEL AND


27

AXLE WHEEL AND


3. Type final gear berdasarkan driving method :
a. Single axle independent driving type
b. Double axle interlocked driving type ( tandem type, in-line tandem type)

Gambar 2. 11 final gear type double axle interlocked driving

B. Differential
1. Spin Type Differential
Spin Type Differential terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Conventional Differential Gear

Adalah tipe yang paling luas digunakan, Prinsip kerjanya seperti telah
dijelaskan pada prinsip dasar dari differensial diatas. Pada dasarnya perbedaan
konstruksi terdapat pada susunan pinion gear yaitu berjumlah genap jikalau dihitung
saat kondisi overhaul.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


28

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 2. 12 Cara kerja differential gear

b. Torque proportional differential gear

1
7

3
5
4

Gambar 2. 13 Torque proportional differential dengan jumlah gigi pinion gear ganjil

Merupakan tipe spin yang mempunyai jumlah gigi pinion gear ganjil sebab
perbedaan tahanan dari permukaan jalan akan mengubah posisi hubungan antara
pinion gear dan side gear yang akan menyebabkan pula perubahan traksi pada
masing-masing roda.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


29

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Saat tahanan roda sama jarak antara pinion gear dan titik kontak “a” pada
side gear kiri akan sama dengan “b” untuk side gear kanan sehingga traksi sisi kiri
TL akan sama dengan traksi sisi kanan TR.
Saat tahanan salah satu roda (misal sisi 3A) lebih rendah maka side gear
pada sisi ini akan berusaha untuk berputar lebih cepat sehingga akan menyebabkan
perubahan hubungan antara pinion dan side gear, jarak “a” menjadi lebih panjang
dari “b” dan disini berlaku hubungan axTL=bxTR. Ratio antara jarak “a” dan “b”
dapat berubah menjadi 1 : 1,38. Ketika ratio tersebut belum tercapai atau
perbedaan tahanan antara roda kiri dan kanan kurang dari 38% pinion gear tidak
akan berputar bebas pada sisi yang tahanannnya rendah sehingga kedua roda
masih meneruskan tenaga dan tidak terjadi slip. Hal ini akan menambah umur ban
20-30% dan efisiensi kerja juga naik

c. Planetary gear differential type


Yaitu tipe differential yang menggunakan planetary gear type pada final
gearnya. Dari keluaran side gear masih terdapat suatu system differential juga.

Gambar 2. 14 Differential type planetary gear

2. Non-spin Type Differential


Pada tipe non spin ini akan terjadi suatu kondisi dimana tenaga justru akan
diteruskan kesalah satu roda yang mempunyai hambatan sehingga diharapkan akan
bergerak lebih bebas karena dia akan dapat berputar lebih cepat.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Spider

Driven
clutch

Gambar 2. 15 Bagian - bagian pada non spin differential

Cara kerja non spin differential :


a. Saat unit berjalan lurus
Driven cluth mempunyai permukaan yang bergigi, dimana gigi tersebut
berhubungan dengan spider yang kedua permukaannya bergigi dan didalamnya
terdapat center cam yang bergigi pula pada kedua sisinya. Putaran dari bevel gear
yang diteruskan ke spider dan selanjutnya ke driven clutch sebelah kiri dan kanan
dengan kecepatan sama. Pada kondisi yang demikian gigi pada driven clutch
berhubungan dengan gigi pada center cam (tanpa backlash) begitu juga gigi pada
driven clutch berhubungan dengan gigi pada spider. Saat cage berputar karena
penerusan tenaga dari transmisi maka spider akan berputar yang diteruskan ke
driven clutch yang selanjutnya diteruskan pula memutar drive shaft yang menuju
roda sebelah kanan dan kiri.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


b. Saat unit berjalan membelok (salah satu hambatanya lebih
besar) Ketika unit berjalan membelok,
maka putaran roda bagian luar atau yang
hambatannya lebih kecil akan berputar
lebih cepat. Karena hambatan yang
timbul antara permukaan jalan dan roda
beda maka center cam akan mendorong
driven clutch kearah luar, akibatnya
hubungan antara spider dengan driven
clucth sebelah luar menjadi bebas
(disengaged), maka roda sebelah luar
bebas dan dapat berputar lebih cepat.
Side gear bagian dalam akan tetap
meneruskan tenaga dari transmisi tanpa
mengurangi jumlah putaran roda.

C. Differential Lock
Differential Lock adalah suatu komponen yang terdapat pada komponen Spin Type
Differential yang berfungsi untuk mengunci salah satu Side Gear pada Spin Type
Differential. Dengan terkuncinya side gear maka pinion gear tidak dapat berputar walopun
terjadi perbedaan beban. Praktis dengan ini side gear yang lain akan terkunci, sehingga
fungsi differential akan tidak ada dan roda kiri dan kanan akan bergerak dengan putaran
yang sama dan torsi yang sama.

Diff-lock OFF Diff-lock ON

Gambar 2. 16 Ilustrasi differential lock

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Terdapat beberapa definisi mengenai Differential lock, yaitu interwheel & interaxle.
Interwheel merupakan differential lock yang berfungsi untuk mengunci roda kiri dan kanan
pada satu axle, contohnya adalah Front-rear saja atau Rear-rear saja. Sedangkan inter-
axle adalah differential lock yang berfungsi untuk mengunci input gear antara 2 axle agar
selalu sama, yaitu antara Front-rear axle dengan Rear-rear axle. Sehingga putaran input
yang diterima antar 2 axle ini sama walaupun mendapatkan beban yang berbeda.

Gambar 2. 17 Ilustrasi inter axle differential lock

AXLE WHEEL AND


33

AXLE WHEEL AND


Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Testing and Adjusting
Terdapat beberapa pengecekan dan penyetelan terhadap komponen Differential block
assy (Axle Gear). Pengukuran yang dilakukan untuk pengerjaan Axle gear antara lain
Backlash, bearing preload, tooth contack (meshing image of bevel gear).

Pengukuran axle gear pada 3 komponen pengukuran ini selalu saling berkaitan. Jika
terjadi penyetelan yang kurang tepat maka harus dilakukan peyetelan berulang dan tidak
boleh di tinggalkan salah satunya sampai didapatkan standartnya ( semua standart harus
didapatkan semua saat pengukuran, jika ada yang tidak standart harus dilakukan
penyetelan).
A. Backlash
Backlash adalah jarak perkaitan antara 2
perkaitan roda gigi. Pada Axle gear ini jarak yang
dimaksudkan adalah jarak antara drive pinion
dengan bevel gear. Jarak ini perlu dilakukan
pengecekan dan penyetelan jikalau terbaca data
yang tidak standart karena akan mengakibatkan
keausan yang berlebih akibat hantaman drive
pinion terhadap bevel gear. Tools yang
digunakan untuk pengukuran adalah Dial
Indicator.
Gambar 2. 18 Pengukuran backlash

B. Bearing preload
Bearing preload diukur menggunakan tools
pull-push scale untuk mengetahui besarnya force
yang digunakan untuk dapat menggerakkan
shaft yang tertumpu pada bearing. Bearing terdiri
dari outer race, inner race dan roller (pada
differential menggunakan cone bearing). Untuk
mendapatkan dukungan dan daya cengkeram
yang bagus terhadap gear shaft, maka bearing
tersebut harus dikencangkan secara aksial agar
lebih rapat.
Gambar 2. 19 Pengukuran preload

AXLE WHEEL AND


34

AXLE WHEEL AND


C. Tooth contact
Pengukuran terhadap visual mesh antara teeth drive shaft dan teeht bevel gear
dilakukan supaya bidang sentuh nya tepat di tengah posisi teeth bevelgear. Ini dilakukan
agar transfer force maksimal berkaitan dengan area sentuh/luasannya.
Secara garis besar tooth contact dibagi menjadi 2 yaitu toe contact dan heel
contact. Toe contact adalah titik persinggungan antara pinion gear dengan bevel gear
terletak pada sisi dalam bevel gear. Sedangkan heel contact adalah titik persinggungan
antara pinion gear dengan bevel gear berada pada sisi luar bevel gear.

Titik persinggungan
1. Toe contact Bevel gear

Pinion gear

Bevel gear

2. Heel contact
Titik
persinggungan

Gambar 2. 20 Tooth contact

Uraian Materi Kegiatan Belajar 2


Propeller Shaft & U-joint
A. Propeller Shaft
Untuk konstruksi dari transmisi terhadap axle pada unit truck atau auto mobil
terdapat jarak tertentu, sehingga dibutuhkan suatu komponen yang menghubungkan
putaran dan tenaga output transmisi menuju axle gear. Komponen yang berfungsi
sebagai penghubung ini adalah propeller shaft.

35

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 2. 21 Struktur propeller shaft

B. U-joint (Universal Joint)


Universal joint merupakan bagian dari propeller shaft yang berfungsi sebagai
penghubung antara output shaft transmisi dengan propeller shaft. U-joint akan
memungkinkan untuk terus terjadi putaran walaupun hubungan antara output shaft
transmisi dengan prpeller shaft tidak dalam satu sumbu.

Gambar 2. 22 struktur U-Joint

36

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Rangkuman Materi 2

1. Tujuan dari differential adalah secara automatis menyerap perbedaan kecepatan antara
roda kiri dan kanan pada kondisi saat unit berada ditanjakan atau jalan yang jelek.

2. Final gear berfungsi untuk merubah arah putaran dari propeller shaft yang diteruskan ke
roda kanan dan kiri.

3. Differential Lock adalah suatu komponen yang terdapat pada komponen Spin Type
Differential yang berfungsi untuk mengunci salah satu Side Gear pada Spin Type
Differential

4. Backlash adalah jarak perkaitan antara 2 perkaitan roda gigi.

5. Bearing preload diukur menggunakan tools pull-push scale untuk mengetahui besarnya
force yang digunakan untuk dapat menggerakkan shaft yang tertumpu pada bearing

6. Pengukuran terhadap visual mesh antara teeth drive shaft dan teeht bevel gear
dilakukan supaya bidang sentuh nya tepat di tengah posisi teeth bevelgear.

7. Universal joint merupakan bagian dari propeller shaft yang berfungsi sebagai
penghubung antara output shaft transmisi dengan propeller shaft.

37

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


KEGIATAN BELAJAR 3
Tujuan Kegiatan Belajar 3
Struktur & Fungsi Wheel

Ranah
Elemen Kegiatan
Kompetensi Pembelajaran Indikator Keberhasilan Kompetensi
P K S
Struktur dan fungsi Dapat menjelaskan definisi,
Mengetahui
wheel struktur fungsi wheel
Struktur dan fungsi
Dapat menjelaskan jenis –
Wheel Jenis – jenis tire
jenis tire

38

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Uraian Materi Kegiatan Belajar 3
Struktur & Fungsi Wheel
A. Pengetahuan Umum
Wheel dan Tire menahan beban kendaraan dan sebagai bantalan dari beban
kendaraan tersebut. Wheel dan Tire mengendalikan traksi yang diteruskan ke permukaan
tanah. Ketika kendaraan berjalan, wheel dan tire menahan kendaraan tetap terhadap
permukaan tanah. Keseimbangan Wheel membantu menghindari terjadinya suara bising
ketika kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi.

B. Jenis-jenis wheel
Wheel di bagi dalam beberapa tipe seperti dibawah ini :
1. Disc Wheel
Disc wheel dibentuk dengan proses moulding. Disc
wheel sangat cocok untuk produksi massal dan lebih
ekonomis, banyak dipakai pada passenger cars, trucks,
buses, dan yang lainnya.

Gambar 3. 1 Disc wheel


2. Spoke Wheel
Spoke wheel tersusun atas rim, center hub dan
spokes. Dalam kehidupan sehari–hari spoke biasa
disebut dengan jeruji. Tipe spoke ini biasa digunakn pada
motorcycles dan sports cars karena memiliki berat yang
ringan.

Gambar 3. 2 Spoke wheel

3. Light Alloy Wheel


Tipe ini dibentuk dengan proses casting atau forging
menggunakan bahan alumunium alloy atau magnesium
alloy. Memiliki karakteristik ringan, kuat, than lama, dan
mudah dibentuk dengan hasil yang akurat. Banyak
digunakan pada passenger cars dan beberapa truck dan
bus.
Gambar 3. 3 Light alloy wheel

39

AXLE WHEEL AND


4. Spider Wheel
Tipe ini sama halnya dengan tipe disc wheel, tetapi
disc tidak langsung bertumpu pada wheel melainkan
menggunakan adaptor yang disebut spider yang terletak
pada hub. Spider berfungsi untuk dudukan disc. Disc
duduk pada adaptor dengan cara di clamping. Dilakukan
seperti ini agar pemasangan dan melepasnya lebih
mudah. Gambar 3. 4 Spider wheel

5. Trilex Wheel
Trilex wheel sam dengan spider wheel, tetapi tipe ini
dibagi menjadi tiga bagian yang berpusat pada hubnya.

Gambar 3. 5 Trilex wheel

C. Struktur & Fungsi Wheel


Disc wheel merupakan jenis wheel yang paling banyak digunakan terutama di unit
alat berat maupun truck atau buses. Disc wheel diklasifikasikan menjadi 4 tipe,
penggolongan ini berdasarkan JASO C603 (japanese Automobile Standart Organization).
Tabel penggolongan ini adalah sebagai berikut :

Disc wheel terdiri dari rim yang menahan ban dan disc yang menyatukan wheel
pada hub dari kendaraan. Disc terbuat dari plat baja tipis, yang disatukan dengan cara

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


dirivet atau dilas. Rim terbuat dari plat baja yang dirol.
40

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 3. 6 Bagian - bagian rim

Untuk ukuran dari Rim dapat dilihat dari kode rim. Kode ini berdasarkan standart
dari JIS. Deskripsi kodenya adalah sebagai berikut :

Uraian Materi Kegiatan Belajar 3


Pengertian Umum & Fungsi Tyre
A. Pengertian Umum
Pada kendaraan yang menggunakan wheel sebagai penggerak akhirnya, maka ban
(tyre) adalah salah satu komponen yang menempel langsung ke tanah. Peran ban ini
sangatlah penting karena apabila ban ini rusak atau tidak dalam keadaan performa bagus
pasti kendaraan tersebut tidak akan bisa beroperasi optimum.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


41

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


B. Fungsi & Struktur Tyre
Tyre atau ban adalah bagian dari penggerak akhir (final drive) yang bersinggungan
langsung dengan permukaan tanah dan merupakan komponen yang terletak pada pelek
(rim) sebuah kendaraan.

1. Fungsi dari tyre adalah sebagai berikut :


a. Menahan berat suatu kendaraan dan muatan yang bersinggungan dengan
permukaan tanah/jalan.
b. Mengendalikan jalannya kendaraan saat bergerak maju atau mundur.
c. Meneruskan tenaga dari mesin sehingga kendaraan dapat berjalan dan sebaliknya
untuk memberhentikan bila diperlukan.
d. Bersama dengan sistem suspensi menentukan keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pengendalian kendaraan.

2. Struktur Tyre / Ban


Secara umum ban tersusun dari empat bagian utama yaitu :
a. Carcass
Carcass terletak di dalam ban yang berfungsi menahan berat, goncangan,
tumbukan, dan tekanan angin. Carcass dibuat dari lembaran-lembaran ply cords
(lihat gambar berikut ini). Karet yang membungkus atau melapisi cord tidak hanya
melindungi dari kerusakan luar, tetapi mencegah pergeseran di antara cords.
b. Tread
Tread merupakan kulit luar dari ban, melindungi carcass dari keausan dan
kerusakan. Bagian tread yang berhubungan langsung dengan permukaan jalan
disebut crown. Bagian samping dari ban disebut side wall dan daerah
pertemuannya dengan tread disebut shoulder. Alur-alur yang dibuat pada
permukaan ban disebut groove atau non-skid. Dalamnya alur tersebut dinamakan
non-skid depth, bagian dibawah groove dinamakan skid base. Karena side wall
menerima gaya tekan dan tarik selama ban beroperasi, maka side wall dinamakan
flexing area. Shoulder juga dinamakan buttress dan merupakan bagian penyangga
crown. Bagian ini mempunyai konsentrasi karet yang paling tebal dan dibuat juga
alur untuk mengeluarkan panas.
c. Breaker
Breaker adalah lapisan yang berada di antara tread dan carcass yang
berfungsi sebagai peredam goncangan/tumbukan. Sebagai tambahan untuk
mencegah pemisahan dan untuk mengurangi perubahan tiba-tiba dari elastisitas,
selembar karet disisipkan antara carcass dan breaker supaya berfungsi sebagai
cushion (bantalan).

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


d. Bead
Bead digunakan di carcass, berfungsi untuk menahan kedua ujung dari cord,
menjamin pemasangan yang kuat dari ban ke rim (pelek). Bead wire (kawat bead)
adalah cincin yang terbuat dari kawat baja dengan kadar karbon yang tinggi. Flipper
menutup bead wire dan di dalamnya terisi bead filler, karet keras yang berbentuk
segitiga (apex rubber). Bead filler membantu flipper agar bisa bercampur dengan
baik di dalam ban. Bagian ujung yang berhubungan dengan pelek dan lebih dekat
dengan pusat ban dinamakan bead toe. Bagian yang berhubungan dengan flens
dari pelek dinamakan bead heel. Bagian luar dari daerah bead dilapisi oleh
semacam ply cord (yang sudah dilapisi karet), dinamakan chafer.

Gambar 3. 7 Bagian dari tyre

Bentuk-bentuk „kembangan‟ ban yang disebut sebagai crown untuk aplikasi off
road dan on road pasti berbeda, demikian juga aplikasi on road dengan kondisi
permukaan jalan yang beraspal dan permukaan jalan tanah juga berbeda.

3. Kode

43

AXLE WHEEL AND


Gambar 3. 8 Ukuran dari tyre

Ply rating di gunakan untuk menunjukan suatu ban dengan beban maksimum yang
di-ijinkan. Jadi Ply rating adalah suatu index dari kekuatan ban.

C. Klasifikasi Tyre

Gambar 3. 9 Klasifikasi tyre

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


44

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


1. Klasifikasi tyre berdasarkan struktur
Ditinjau dari struktur yang digunakan, ban dibagi menjadi dua tipe, yaitu tube-
tyre; menggunakan ban dalam dan valve (pentil ban) melekat pada ban dalam dan
tubeless-tyre; tidak menggunakan ban dalam (tubeless) dengan rim (velg/pelek)
khusus dan valve (pentil ban) berdiri terpisah dengan ban. Lihat gambar 3 berikut ini,
warna merah pada tube-tyre menggambarkan ban dalam.

Gambar 3. 10 Perbedaan tyre tube dan tubeless

a. Tubeless type
Tipe ban tubeless adalah ban yang tidak menggunakan ban dalam. Tidak
adanya ban dalam ini dikarenakan adanya lapisan liner yang melekat pada casing,
sehingga memperkuat lapisan luar jika terjadi tusukan akibat benda asing dari luar
seperti pada gambar berikut ini.
Tread
Shoulder

Casing

Belt Sidewal

LINER

Bed area
Rim hump
bead core

Gambar 3. 11 Bagian dari type tubeless


45

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


b. Tube type
Tipe ban yang menggunakan tube (istilah untuk ban dalam) memungkinkan
untuk mudah berkurangnya angin akibat adanya tusukkan dari benda asing. Hal ini
dikarenakan tidak adanya hubungan antara casing (ban luar) dengan tube (ban
dalam) sehingga memungkinkan adanya rongga tempat keluarnya angin.

Tread
Shoulder

Casing
Sidewal
Belt

LINER

Bed area

bead core

Gambar 3. 12 Bagian dari type tube

2. Klasifikasi tyre berdasarkan susunan ply accord


a. Struktur bias
Ban dengan struktur bias adalah paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak
lembar cord yang digunakan sebagai rangka (frame) dari ban. Cord ditenun dengan
cara zig-zag membentuk sudut 40o-65o terhadap keliling lingkaran ban.

b. Struktur radial
Konstruksi carcass cord membentuk sudut 90o terhadap keliling lingkaran
ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap
pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban yang berhubungan langsung dengan
permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan breaker
atau belt. Ban jenis ini hanya mengalami sedikit deformasi karena bentuknya yang
sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai rolling
resistance yang kecil.

c. Struktur belted bias


Struktur belted bias belakangan ini telah mendapat banyak perhatian. Sebagai
tambahan dari struktur bias yang biasa, suatu belt seperti sabuk pengikat yang

46

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


digunakan dalam struktur radial dipasang pada keliling luar dari carcass. Dengan
demikian menambah/menaikkan kekerasan dari bagian ban yang berhubungan
dengan jalan.

TREAD
CASING CROWN

SIDEWALL

BIAS RADIAL

Gambar 3. 13 Perbedaan struktur type bias dan radial

AXLE WHEEL AND


47

AXLE WHEEL AND


Rangkuman Materi 3

1. Wheel dan Tire menahan beban kendaraan dan sebagai bantalan dari beban kendaraan
tersebut. Wheel dan Tire mengendalikan traksi yang diteruskan ke permukaan tanah.
2. Disc wheel merupakan jenis wheel yang paling banyak digunakan terutama di unit alat
berat maupun truck atau buses.
3. Disc Wheel dibentuk dengan proses moulding. Disc wheel sangat cocok untuk produksi
massal dan lebih ekonomis, banyak dipakai pada passenger cars, trucks, buses, dan
yang lainnya.
4. Spoke wheel tersusun atas rim, center hub dan spokes. Dalam kehidupan sehari–hari
spoke biasa disebut dengan jeruji.
5. Light Alloy Wheel Tipe ini dibentuk dengan proses casting atau forging menggunakan
bahan alumunium alloy atau magnesium alloy.
6. Spider WheelTipe ini sama halnya dengan tipe disc wheel, tetapi disc tidak langsung
bertumpu pada wheel melainkan menggunakan adaptor yang disebut spider yang
terletak pada hub
7. Trilex WheelTrilex wheel sam dengan spider wheel, tetapi tipe ini dibagi menjadi tiga
bagian yang berpusat pada hubnya.
8. Tyre atau ban adalah bagian dari penggerak akhir (final drive) yang bersinggungan
langsung dengan permukaan tanah dan merupakan komponen yang terletak pada pelek
(rim) sebuah kendaraan.
9. Komponen utama dari tyre adalah Carcass, tread, breaker & bead
10. Ditinjau dari struktur yang digunakan, ban dibagi menjadi dua tipe, yaitu tube-tyre;
menggunakan ban dalam dan valve (pentil ban dan tubeless-tyre yang tidak
menggunakan ban dalam.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


KEGIATAN BELAJAR 4
Tujuan Kegiatan Belajar 4
Prinsip Dasar Suspensi

Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Pengertian Umum Dapat menjelaskan
Suspension pengertian umum
Prinsip suspension
Dasar Jenis, Struktur Dapat menjelaskan jenis,
Suspensi & Fungsi struktur & fungsi
Suspension suspension

49

AXLE WHEEL AND


Uraian Materi Kegiatan Belajar 4
Pengertian Umum Suspension
Fungsi utama dari suspension sistem adalah mendukung berat unit melawan
permukaan jalan, selain itu juga melindungi transmisi dari getaran vertikal roda ke badan
unit. Ada juga sistem suspension yang mempunyai perlengkapan untuk buffer. Ketika
kendaraan melewati jalan yang rusak atau ada gundukan pada kecepatan tinggi pengendara
dan penumpang merasakan ada beban kejut dari permukaan jalan. Suspension sistem akan
melindungi komponen dari kerusakan, supir dan penumpang dari ketidaknyamanan serta
muatan juga tidak ikut rusak. Kebanyakan sistem suspension yang menggunakan spring
akan membentuk sistem penahan getaran terhadap gaya luar yang tidak beraturan dari
permukaan jalan. Tingkat penyerapan beban kejut dan karakteristik getaran yang mengikuti
tergantung dari metode suspension pada unit yang terdiri dari tipe spring, mekanismenya,
struktur dan susunan axle baik yang menggunakan shock absorber atau tidak.

Fungsi Utama
1. Sebagai pendukung berat unit.
2. Menyangga getaran vertikal roda yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata.
Melindungi kabin, pengemudi dan muatan unit.
3. Meningkatkan kestabilan dalam mengemudi.
4. Meneruskan beban yang ditimbulkan akibat gaya mengemudi dan gaya pengereman unit,
sebagaimana halnya yang terjadi pada saat unit belok.
50

AXLE WHEEL AND


Uraian Materi Kegiatan Belajar 4
Jenis – jenis, Struktur & Fungsi Suspension

A. Klasifikasi Suspensi berdasarkan type axle :


1. Rigid Axle Suspension System
Roda kiri dan kanan digabung dengan satu axle. Bodi kendaraan ditopang axle
dengan menggunakan spring. Sistem suspension pada tipe ini lebih mudah
perawatannya karena strukturnya yang simple, lebih kuat dan getaran vertikal pada
roda tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada kelurusan roda sehingga tidak
mempercepat keausan roda. Tetapi pada bagian bawah spring berat dan kedua roda
akan terjadi gerakan bersama (satu roda naik, roda yang lain akan terpengaruh karena
axlenya akan jungkit), keduanya akan cenderung bersama mendapatkan gaya vertikal
dan meneruskan getaran secara serentak. Pada front axle akan cenderung bergoyang
karena getaran ini untuk menguranginya digunakan suspension spring dengan spring
konstan yang lebih tinggi. Pada tipe rigid ini biasanya menggunakan tipe longitudinal
leaf spring (paralel leaf spring) yaitu leaf spring yang dipasang dengan arah
longitudinal pada sisi kanan dan kiri. Struktur dengan coil spring dan air spring akan
lebih baik jika digunakan.

Gambar 4. 1 Bagian dari rigid suspension

51

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


2. Independent Axle Suspension System
Struktur tipe ini menyebabkan roda dapat bergerak bebas sebab roda kanan dan
kiri tidak digabung dengan satu axle. Pada bagian bawah spring bisa lebih ringan
sehingga kontak roda dengan jalan lebih halus dan meningkatkan kesempurnaan, saat
satu roda naik yang lain tidak terpengaruh. Karena penerusan gerak dari axle tidak ada
hambatan langsung menggunakan spring fleksible spring dapat digunakan dan karena
tidak ada axle yang menghubungkan roda kanan dan kiri maka bagian tengah unit bisa
lebih rendah. Kelemahan dari tipe ini perawatannya membutuhkan waktu lama karena
strukturnya yang komplek dan getaran vertikal pada roda mengganggu kelurusan roda
yang mengakibatkan efek negatif penggantian ban.

Gambar 4. 2 Contoh independent axle suspension

B. Klasifikasi Suspensi Berdasarkan Prinsip Kerjanya


- Steel Spring (laminated leaf spring, coil spring, torsion bar).
- Air suspension.
- Rubber suspension.
- Hydropneumatic suspension.

52

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


1. Steel Spring (Metallic Spring)
a. Leaf spring

Gambar 4. 3 Aplikasi leaf spring pada kendaraan

Leaf spring sebagai bagian dari struktur sistem suspensi pemasangannya


sangat mudah. Jumlah leaf, lebar dan ketebalan menentukan besarnya beban yang
diijinkan. Leaf sebagai lapisan-lapisan dan digabung dengan center bolt dan U-bolt
untuk menahan secara longitudinal dan penerusan gerak. Axle dipasang dibawah
leaf spring. Salah satu ujungnya (biasanya sisi depan kendaraan) spring digabung
pada frame dengan pin, ketika ujung yang lain dipasang dengan shackle atau
dengan metode slidding. Spring menerima beban pada kedua center boltnya
dinamakan semi-elliptic spring.
Yang umum digunakan adalah tipe leaf spring konvensional. Leaf spring
dengan helper spring dipakai pada rear axle truck heavy-duty karena perbedaan
beban saat kosong dan saat bermuatan tinggi. Pada truck sedang, bus dan
beberapa heavy-duty truck digunakan tipe progressive yang mempunyai fungsi
seperti pada leaf spring dengan helper spring.

Leaf spring menggunakan kelenturan material bajanya untuk melengkung,


bentuk yang panjang mempunyai kekonstanan spring kecil dan akan lebih terasa
nyaman. Susunan leaf spring dapat mendukung beban yang besar jika
kekonstanan spring bisa bertambah dengan merubah bentuk, jumlah serta lebar
dan tebalnya leaf. Leaf spring meneruskan gaya kemudi dan gaya pengereman
kendaraan serta mepunyai kekuatan untuk arah melintang. Keuntungan dari sistem
suspensi bentuk leaf spring strukturnya sederhana dan kuat tetapi berat, tidak
menyerap getaran kecil serta cenderung berisik karena ada internal friksi yang
besar.

53

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Komponen-komponen pada leaf spring :
1) Leaf
Masing-masing lapisan pada leaf spring dinamakan leaf. Masing-masing
leaf ini secara seimbang dibuat melengkung dengan tidak ada celah diantaranya
sehingga meimbulkan friksi yang tinggi yang akan menyebabkan spring efektif
untuk mengurangi getaran tetapi tidak sesuai untuk getaran kecil. Graphite
grease dipakai atau sebuah peredam suara yang terbuat dari karet atau sintetis
resin dengan cara dimasukkan diantara leaf untuk menghindari keretakan atau
noise yang disebabkan oleh friksi antar leaf sehingga efek pengurangan getaran
akan ditingkatkan.

Gambar 4. 4 Komponen leaf dari leaf spring

a) Penampang melintang leaf


Selain bentuk datar leaf ada yang mempunyai bentuk penampang
melintang dengan grove atau yang lainnya. Groove pada leaf bertujuan untuk
mengurangi berat dari leaf spring.
54

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


b) Bentuk leaf end
Pada bentuk C, ujungnya meruncing ini adalah ideal karena pembagian
ketegangan akan lebih baik dan mengurangi friksi, banyak digunakan untuk
kendaraan penumpang dimana agar lebih nyaman. Bentuk yang paling
banyak dipakai adalah pada B.

c) Spring eye

Spring eye mempunyai bentuk yang bervariasi. Spring eye terpasang fixed pada
frame (spring bracket) dengan spring pin. Bentuk A yang paling umum
digunakan, tetapi untuk kondisi kerja berat menggunakan bentuk B yang
disebut juga military wrapper karena awalnya digunakan pada
kendaraan militer amerika. Pada bentuk B ini leaf nomer dua ini tidak hanya
melindungi spring eye main leaf utama tetapi juga menggantikan main leaf
apabila patah. Bentuk dan ukuran spring eye menentukan oleh karena itu
perlu diperhatikan untuk mengantisipasi gaya dari luar. Bentuk utama bushing
pada spring eye bervariasi. Tipe A dan B adalah metallic bushing, yang
mempunyai groove untuk lubrikasi antara bushing dan pin. Tipe C dan D adalah
rubber bushing yang akan membatasi putaran spring eye pada main leaf
karena adanya torsi dan juga akan memberi efek spring saat memutar. Rubber
juga akan menyerap noise.

55

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 4. 5 Bentuk spring eye dan gaya yang diterima leaf spring

d) Clip
Dinamakan juga rebound clip. Clip
digunakan untuk melindungi main leaf,
menjaga pemindahan shifting dari leaf dan
menjaga gap antar leaf selama unit
memantul. Umumnya sebuah clip binds
terdiri dari tiga leaf dengan posisi paling
dekat yang memungkinkan ke spring eye
sesuai permintaan untuk melindungi main
leaf. Untuk menjaga penerusan shifting
sebuah clip dipasang pada leaf yang
pendek dimana ini tidak mempengaruhi
pemasangan spring ke axle.

56

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


e) Shackle
Leaf spring umumnya dipasang pada chassis atau frame dengan pin
yang dimasukkan pada spring eye diujungnya. Sebuah shackle sering dipakai
pada satu ujung yang lain (umumnya bagian belakang) untuk menyerap
perubahan bentuk yang terjadi akibat defleksi dari spring. Shackle
diklasifikasikan dua tipe. Shackle yang diaplikasikan dengan gaya tekan
dinamakan compression shackle sedang gaya tarik dinamakan tension
shackle.

Gambar 4. 6 Bentuk - bentuk shackle

Pengaruh shackle
Baik compression shackle maupun tension shackle posisinya dapat berputar
pada spinnya karena perubahan beban. Karena itu sebuah shackle berusaha
memakai tenaga reaktif yang menekan atau menarik spring sesuai dengan
sudutnya. Karena panjang shackle, sudut dan kelengkungan dari spring
mempunyai hubungan sebagai berikut, dimana faktor-faktor tersebut saling
mempengaruhi. Ketika spring melengkung, compression shackle berusaha
memakai gaya reaktifnya untuk menekan kembali agar leaf memanjang,
karena itu konstanta spring agak meningkat. Bagaimanapun perubahan pada
konstanta spring tersebut tidak terlalu berpengaruh sebab sangat kecil
dibandingkan peningkatan pada konstanta spring yang disebabkan
penambahan bentangan spring. Kebalikannya, tension shackle berusaha
memakai gaya reaktifnya membantu leaf memanjang, menjadikan spring lebih
fleksibel sehingga posisi unit lebih rendah. Tension shackle digunakan pada
kendaraan penumpang tetapi tidak pada kendaraan heavy- duty.

57

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Sliding Contact
Dalam beberapa kasus, salah satu atau kedua sisi dari leaf spring tidak
tetap tetapi mendukung berat unit pada hubungannya dengan contact seat.
Ketika ada beban bentuknya menjadi pendek dan konstanta spring meningkat.
Metode ini strukturnya sangat sederhana karena leaf tidak perlu spring eye.
Bagaimanapun hal itu cenderung untuk meneruskan suara berisik dan
knocking antara spring dan contact seat sebab leaf tidak fixed.

Gambar 4. 7 Sliding contact pada shackle

Permukaan akhir dari spring


Karena leaf berulang-ulang terputar balik ketika unit bergerak sehingga
cenderung untuk lelah dan patah. Oleh sebab itu leaf perlu diberi lapisan akhir
pada proses produksi melalui shot peening atau stress peening untuk
menjaga agar tidak patah. Shot peening yaitu dengan cara menembakkan
dalam jumlah besar bola baja kecil ke permukaan leaf, sedangkan stress
peening melanjutkan dari proses shot peening kemudian leaf dibuat menjadi
tegang dengan cara diberi beban pada arah yang sama seperti saat
menerima beban kerja.

Gambar 4. 8 Lapisan pada permukaan leaf spring


58

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


f) Nip
Masing-masing leaf yang membentuk leaf spring berbentuk bengkok.
Jika lapisan itu tidak dipasang antara leaf yang berdekatan akan terbentuk
celah yang dinamakan nip. Ketika leaf terpasang dengan center bolt, beban
yang dihasilkan oleh pengikat akan mengerjakan pada masing-masing leaf.
Leaf yang lebih pendek memberikan gaya ke leaf berikutnya dengan arah
berlawanan arah beban kerja. Ketika spring terpasang pada unit maka berat
unit akan memberi beban, gaya yang bekerja ke main leaf lebih kecil dari
berat sebenarnya, karena berat unit dan gaya dari nip bekerja bersama pada
leaf yang pendek, hal ini disebut nip effect.

Gambar 4. 9 Beban ke main leaf yang menghubungkan axle dengan chassis.

b. Coil Spring
Coil spring terbuat dari baja yang dilingkar, yang akan menggunakan
elastisitas baja untuk torsion (puntiran). Karena coil spring hampir
tidak menimbulkan friksi maka kenyamanannya akan lebih baik. Energi dari
beratnya dapat ditahan dalam jumlah besar sehingga kondisi spring akan
lebih konstan tanpa menempati jarak yang besar. Coil spring biasanya
digunakan pada sistem suspensi independent.

59

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Gambar 4. 10 Aplikasi coil spring pada kendaraan

c. Torsion Spring Bar

Gambar 4. 11 Aplikasi torsion spring pada kendaraan

Sebuah torsion bar spring mempunyai struktur yang terbentuk dengan


stretching (puntiran) sebuah coil spring lurus. Seperti coil spring, torsion bar spring
menggunakan torsional elastisitasnya. Satu ujung dari sebuah torsion bar spring
fixed ke frame, sedang ujung yang lain dihubungkan dengan mekanisme link.

60

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Pergerakan vertikal dari unit diteruskan ke mekanisme link dan torsion bar spring
akan twist.

Gambar 4. 12 Gaya yang bekerja pada torsion bar saat mendapat beban

2. Air Suspension
Air spring biasa dipakai pada unit-unit yang biasa mengutamakan kenyamanan
dan lingkungan kerja yang tidak berat.

Gambar 4. 13 Aplikasi air spring suspension pada kendaraan

Gambar 4. 14 Konstruksi air spring suspension

61

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


Prinsip kerja :
Ketika udara mendapat tekanan akan bereaksi atau berarti udara elastis. Air
spring menggunakan gaya reaksi dari udara yang ada. Dibandingkan dengan steel
spring, air spring lebih konstan seiring dengan kenaikan beban. Ketika beban ringan air
spring akan berfungsi sebagai soft spring dan pada saat bebannya besar akan
berfungsi sebagai rigid spring, ini artinya tipe air spring lebih maju dari tipe leaf spring.

3. Rubber suspension
Sama dengan type suspensi yang lain, rubber spring juga berfungsi untuk
mengurangi hentakan dengan cara mengkompresi rubber pada saat roda terkena
beban. Aplikasi rubbber spring sangat jarang digunakan pada kendaraan pada
umumnya karena proses dalam meredam hentakan / beban tidak sehalus
dibandingkan type steel dan air spring. Contoh pemakaian rubber suspension adalah
pada unit Komatsu HM 400

Gambar 4. 15 Contoh dari rubber spring pada saat meredam hentakan

4. Hydropneumatic Suspension
Silinder hydropneumatic digunakan pada silinder suspensi untuk mengurangi
getaran. Pada sistem ini silinder suspensi diisi dengan oli dan gas nitrogen. Prinsip
kerjanya ialah dengan contracting atau expanding gas nitrogen dan oli untuk meredam
beban dari permukaan jalan. Pada unit dump truck silinder suspensi ini terbagi dua
yaitu front suspensi dan rear suspensi.

Gambar 4. 16 Aplikasi hydropneumatic pada HD 785-7

62

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


a. Front suspensi
Bagian dalam silinder terbagi menjadi ruangan gas A yang diisi nitrogen dan
ruang oli B. Antara ruangan oli B dan C dihubungkan dengan tube (11) dan valve
body (12). Ketika unit bergerak roda akan mengikuti permukaan jalan dan gaya dari
luar akan mengerjakan suspensi naik atau turun. Saat ini terjadi volume nitrogen
pada ruang A berubah elastis tergantung gaya input dan akan meredam gaya
tersebut. Gas nitrogen dibatasi oleh rod dan oli sehingga pressure cenderung untuk
selalu sesuai gaya dari luar dan bekerja sebagai air spring. Pada valve body (12)
terdapat orifice plate (8) dan leaf spring (9a) dan (9b) yang akan menahan aliran oli
antara ruang B dan ruang C sehingga akan menghasilkan damping force. Saat gas
nitrogen mendapat tekanan dari luar, oli dari ruang B mengalir melalui valve (12)
dan tube (11) ke ruang C. Oli mengalir melalui valve dari arah Z ke orifice plate (8)
dimana volumenya akan dikurangi melalui orifice pada empat tempat , ini adalah
proses retracting (memendek). Sedangkan saat extending (memanjang), ketika
sudah tidak ada gaya dari luar tekanan dari nitrogen mendorong rod, oli akan
melewati tube (11) dan valve (12) untuk mengalir ke ruang B. Oli mengalir dari arah
X melalui dua orifice pada orifice plate (8). Dari proses tersebut akan dihasilkan
damping force dimana proses retracting cepat sedang proses extending
(memendek) akan lebih lama.

Gambar 4. 17 Konstruksi front suspension

63

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


b. Rear suspensi
Pada rear suspensi ketika ada beban dari luar rod akan tertekan masuk
sehingga oli akan mengalir dari ruang oli (6) melalui orifice (4) dan (5) ke rongga (2)
dengan cepat. Setelah tidak ada beban dari luar oli pada rongga (2) akan didesak
keluar. Oli akan mendorong check ball (3) menutup orifice (4) sehingga oli hanya
akan melewati orifice (5) menuju ruang (6). Karena itu proses extending akan lama.

Gambar 4. 18 Prinsip kerja rear suspension

Keterangan :

Cylinder
Ball
Flange
Retainer
Rod
Valve (for bleeding)
Feed valve

Gambar 4. 19 Konstruksi dari rear suspension

AXLE WHEEL AND


64

AXLE WHEEL AND


Rangkuman Materi 4

1. Fungsi utama dari suspension sistem adalah mendukung berat unit melawan permukaan
jalan, selain itu juga melindungi transmisi dari getaran vertikal roda ke badan unit.
2. Fungsi utama suspensi
- Sebagai pendukung berat unit.
- Menyangga getaran vertikal roda yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak
rata. Melindungi kabin, pengemudi dan muatan unit.
- Meningkatkan kestabilan dalam mengemudi.
- Meneruskan beban yang ditimbulkan akibat gaya mengemudi dan gaya pengereman
unit, sebagaimana halnya yang terjadi pada saat unit belok.
3. Clip digunakan untuk melindungi main leaf, menjaga pemindahan shifting dari leaf dan
menjaga gap antar leaf selama unit memantul
4. . Sebuah shackle sering dipakai pada satu ujung yang lain (umumnya bagian belakang)
untuk menyerap perubahan bentuk yang terjadi akibat defleksi dari spring

AXLE WHEEL AND SUSPENSION


BAB III
PENUTUP

Peserta pelatihan secara pengetahuan harus menguasai kompetensi-kompetensi


yang terdapat pada modul ini, dengan menguasai kompetensi tersebut peserta pelatihan
diharapkan dapat melakukan praktek sesuai dengan table cek kemampuan pada modul ini.
Pada dasarnya dalam modul ini bertujuan agar peserta pelatihan dapat mengetahui struktur,
lokasi dan fungsi dari Axle Wheel & Suspension.
Modul Axle Wheel & Suspension ini termasuk kedalam salah satu materi dalam
pelatihan Basic Mechanic Course (BMC). Peserta diharapkan mengerti dan memahami
secara detail agar dapat membantu pemahaman dalam tingkatan training selanjutnya seperti
Preventive Maintenance Unit, Component Overhaul dan Remove Install Component pada
unit.
Peserta pelatihan diharapkan terus melanjutkan pembelajaran Axle Wheel &
Suspension secara mandiri setelah pelatihan ini berakhir, sehingga dapat dijadikan
persiapan untuk mengikuti pelatihan selanjutnya. Akhir kata, semoga modul ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

AXLE WHEEL AND SUSPENSION

Anda mungkin juga menyukai