Anda di halaman 1dari 30

Guru FI Team Director

A
p
p.

Comment :
BUKU PANDUAN 1. Pelumasan

CHAIN 2. Kontruksi roller chain c/v


3. Jenis chain c/v
4. Cara pemasangan pin
5. Take up
6. Chain dan pelumasan
7. Contoh touble

TPM CRT LGEDI

2002. 07. 01 Disusun oleh FI Team


1.Pelumasan Metode pelumasan
PELUMASAN AWAL
Pelumas di tambahkan kesemua permukaan bushing chain, kepermukaan bushing tersebut untuk memperpan
jang kekuatan chain rantai bias. Dan mengurangi maintenance cost

Metode pelumasan ada 3cara

1.Cara A Pelumasan dengan cara manual


Manual lubrication oli di tambahkan dengan oli filter/sikat di cela antara pin link dan roller link, di atas sisi rantai
ini seharusnya di tambahkan kira kira setiap 8jam sekali/ sesuai dengan kebutuhkan untuk mencegah area
bushing dari chain tersebut dari kekeringan
Pelumasan dengan cara di tetekan

Casing sederhana dapat digunakan.Oli di tambahkan dengan cara di teteskan Setiap untaian rantai biasanya
membutuhkan 5 20 tetes oli permenit tergantung dari kecepatan rantai tersebut

2.Cara B Pelumasan dengan cara di rendam( chain di rendam dalam oli)

Rantai tersebut di pasang pada casing yang berlubang kedalam oli standartnya 6 12mm Jika oli terlalu dalam,
oli akan menimbulkan efeck yang merugikan dan dapat menimbulkan penghematan panas

1/30
1.Pelumasan
Pelumasan dengan cara slinger disc

3. Cara C.Pelumasan dengan menggunakan pompa


Gunakan cashing yang berlubang sebuah pompa di gunakan untuk perputaran oli yang mana oli telah dingin
Banyak lubang suplai sama dengan z+1 di mana mana adalah jumlah standar rantai Jumlah penambahan oli
pada setiap lubang harus stabil tanpa memperhatikan penggunaan sistim pelumasan

Cara pembersihan chain


Roller chain harus di cuci secara berkala dengan ( Minyak tanah, Bensin, Solar ) memeriksa pin chain dan
bushing setelah rantai chain di bongkar

Untuk mengatahui kurangnya pelumasan pada chain


Warna pada permukaan chain muncul warna coklat kemerah merahan itu menandakan sistem pelumasan
tidak cukup.

2/30
2.Kontruksi rollerchain
Kontruksi roller chainc/v
conveyor
1.Kontruksi
dimensi utama dari roller chainadalah ,lebar chain dan diameter roller pada dimensi yang sama,roller chain
dapat saling mengantikan pada sprocket ( bila jenisnya yang sama )
Toleransi
ketika shaft di satukan ke lubang ada suatu kelonggaran nilai,nilai antara lobang dan shaftnya
Tekanan
ketika shaft di masukan kelubang terdapat torelansinya yang pas,lubang lebih kecil dari shaftnya
Plate
plate sambungan adalah salah satu component utama yang mempertahankan pin dan bushing pada tempatnya
oleh karena itu di butuhkan kekuatan tarik yang lebih besar ,kekuatan fatique dan ketahanan getaran
Pin
pin adalah menahan gaya geser langsung dari tegangan chain dan rantai bushing,pin ini membutuhkan kekua
tan yang lebih besar ( tidak mudah patah )dan kekuatan pemakaian yang baik
Bushing
bushing adalah dasar part pelindung dari chain dan pin di mana -mana pelindung ketahanan di perlukan juga
tahan terhadap kejutan ( getaran ) yang tinggi untuk repetitive beban kejutan ( getaran ) melalui roller ketika
chain bersentuhan dengan sprocket
Roller
roller adalah peredam kejutan ( getaran ) untuk mengurangi efeck dari benturan,antar chain dan sprocket
dan membagi kekuatan rolling dengan gigi sprocket karena itu membutuhkan kejutan ( getaran )
dan lapis pelindung

3/30
3.Jenis chain
2.Assembling part
Roller chain biasanya berbentuk panjang dengan penghubung link,
jika rantai di tambah dengan link maka offset link harus di gunakan

2.1Conecting link
Standart conecting link mempunyai pelindung slip plate

2. 2Type roll pin


Type roll pin yang di pergunakan untuk RS 40 ada 3 Ea
1.super
2.super H
3.ultra super

4/30
3.Jenis chain
2. 3 Gold conecting link
Pemasangan mas conecting link bisa lebih sesuai dari standart conecting link tetapi mempunyai fortique
lebih kuat tenaganya hampir sama dengan rantainya,standart mas conecting link di persiapkan untuk beberapa
kondisi dan untuk aplikasi dengan pengendalian kecepatan tinggi
2. 4 Offset link ( OL )
Satu bushing yang di offset sangat kuat dan saat di pasang antara pin dan plate

2. 5 Offset link (2POL )


Adalah gabungan dari roller link dan offset link di hubungkan / di satukan

5/30
3.Jenis chain Conveyor
Jenis Chain
* JENIS CHAIN CONVEYOR *
1. CHAIN DENGAN SELONGSON
2. CHAIN TANPA SELONGSONG

Split pin Chain

Selongsong chain
Roller chain

SPEC:RF 2060 SPEC:RF 2050 VRP


~ Di pergunakan hampir di semua proses ~ Dipergunakan khusus di proses
Kecepatan Pallet = Kecepatan chain x 2,5 1ST inspection
SPEC:RF 2060PRP

~ Di pergunakan di proses SM ( coating 3 )


Kecepatan Pallet = Kecepatan chain ( 1:1)

6/30
Cara Kerja Free Flow Conveyor

Gaya gesek yang terjadi diantara roller ( roda ) yang besar dan roller (roda) yang kecil membuat kedua roda
tersebut berputar bersamaan.adanya perbedaan diameter antara roller ( roda) yang besar dan yang lebih kecil
membuat kecepatan benda diatasnya menjadi 2,5 kali lebih cepat dari kecepatan chain

Pallet
Roller kecil Cover
(bahan plastik)
Base chain( steel)

Roller besar Guide Rail


(bahan plastik) ( aluminium)

7/30
4.Cara pemasangan
Cara pasang pin pin
Pemasangan Pin chain yang benar

PIN CHAIN

ARAH PUTARAN
ARAH
PUTARAN

PIN CHAIN

Pemasangan Slpit Pin yang terlalu panjang


~Slpit pin tersangkut di profil conveyor
dan lepas akan mengakibatkan chain lepas

8/30
5.Take up
Take up
Masalah Cara perbaikan
~ Chain conveyor bunyi
1. Periksa tension ( kekencangan dan kekendorannya ) secara
~ Pallet jalannya lambat
periodik 2 minggu satu kali chain conveyor jangan terlalu
~ Chain conveyor tersangkut di sproket
kencang.
atau tempat lainnya
2. Periksa take up chain conveyor , apakah take up masih bisa
Penyebab disetting atau chain conveyor sudah harus dipotong
3. Untuk gambar 1 bila jarak take up antara point A dan point B
~ Chain conveyor kendor
sudah berjarak kira-kira 2 mm, maka chain sudah bisa dipotong
~ Take up chain c/v habis
walaupun chain c/v belum terlalu kendor.
~ Tension tidak bisa lagi disetting
4. Untuk gambar 2 jarak antara point A dan point B adalah
Gambar 1 Gambar 2 kurang lebih 25 mm chain sudah dapat dipotong .
5. Cara menyeting take up / mengencangkan chain conveyor.
~ kendorkan nut dan set bolt yang di tunjukkan oleh point C.
~ Putar point D berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
~ kencangkan kembali setbolt atau nut pengunci

A B C D
A B D
C ada 4 ea

9/30
6.Chain danPelumasan
Chain dan pelumasan
Masalah
~ Chain motor kaku Grease
~ Chain motor karatan / kering
Mengikuti arah putaran
Masalah motor ( kanan )
~ Kurang pelumasan
~ Tidak adanya standar pengecheckan
~ Banyak kotoran yang menempel

Cara perbaikan

~ Memberi pelumasan dengan grease/ oli


~ Pelumasan dapat di lakukan dengan menggunakan
koas / jari tangan sesuai arah putaran chain motor
( Motor dalam keadaan stop )
~ Membuat standar pengecheckan ( satu minggu,satu
bulan sekali )
~ Membersihkan kotoran yang menempel di chain

10/30
RS 25.BF 25H-PITCH 6.35 MM

BF 25H
3.30
2.31
2.31 3.30

2 POL

2.31 3.30

N0.chain Jumlah Pin Ulir garis melintang C Type pin Kekuatan M in.U/standart Kekuatan Daya rentang Daya tegang M ax.yang Berat rata -rata Jumlah mata Rantai
Tsubaki untaian L1+L2 L1 L2 KN ( kgf ) rata -rata KN ( kgf ) di perbolehkan KN ( kgf ) KG/M

RS25 ~1 1 8.6 3.6 4.8 ~ Paku Rivet 3.50 ( 357 ) 4.71 ( 480 ) 0.64 ( 65 ) 0.14 480

RS25 ~2 2 15,0 7,0 8,0 6,5 Paku Rivet 7,00 ( 714 ) 9,41 ( 960 ) 1,08 ( 110 0 0,27 480

RS25 -3 3 21,4 10,2 11,2 6,4 Paku Rivet 10,5 ( 1,071 ) 14,1 ( 1,440 0 1,57 ( 160 ) 0,42 480

BF25 -H 1 9,2 41,1 5,1 ~ Paku Rivet ~ 5,88 ( 600 0 0,78 ( 80 0 0,17 480

Catatan: Hanya 2 offset dan ulir yang bisa untuk RS25 dan RS25-2 sedangkan yang tidak bisa di offset hanya untuk BF 25H

11 11/30
RS
RS25.BF25H-PITCH
35 -PITCH 9.5256.35MM
MM

5.08
3.59

N0.chain Jumlah Pin Ulir garis melintang C Type pin Kekuatan M in.U/standart Kekuatan Daya rentang Daya tegang M ax.yang Berat rata -rata Jumlah mata Rantai
Tsubaki untaian L1+L2 L1 L2 L KN ( kgf ) rata -rata KN ( kgf ) di perbolehkan KN ( kgf ) KG/M

RS35 ~1 1 12,7 5,82 6,85 13,5 Paku Rivet 7,900 ( 806) 4.71 ( 480 ) 0.64 ( 65 ) 0.14 480

RS35 ~2 2 22,8 10,9 11,9 24,5 10,1 Paku Rivet 15,8 ( 1,612 ) 9,41 ( 960 ) 1,08 ( 110 0 0,27 480

RS35 -3 3 32,9 16,0 16,9 34,6 Paku Rivet 10,5 ( 1,071 ) 23,7 ( 2,418 ) 1,57 ( 160 ) 0,42 480

12/30
RS 25.BF25H-PITCH 6.35MM

3.30
2.31
BF 25H
2.31 3.30

2 POL

2.31 3.30

N0.chain Jumlah Pin Ulir garis melintang C Type pin Kekuatan M in.U/standart Kekuatan Daya rentang Daya tegang M ax.yang Berat rata -rata Jumlah mata Rantai
Tsubaki untaian L1+L2 L1 L2 KN ( kgf ) rata -rata KN ( kgf ) di perbolehkan KN ( kgf ) KG/M

RS25 ~1 1 8.6 3.6 4.8 ~ Paku Rivet 3.50 ( 357 ) 4.71 ( 480 ) 0.64 ( 65 ) 0.14 480

RS25 ~2 2 15,0 7,0 8,0 6,5 Paku Rivet 7,00 ( 714 ) 9,41 ( 960 ) 1,08 ( 110 0 0,27 480

RS25 -3 3 21,4 10,2 11,2 6,4 Paku Rivet 10,5 ( 1,071 ) 14,1 ( 1,440 0 1,57 ( 160 ) 0,42 480

BF25 -H 1 9,2 41,1 5,1 ~ Paku Rivet ~ 5,88 ( 600 0 0,78 ( 80 0 0,17 480

Catatan: Hanya 2 offset dan ulir yang bisa untuk RS25 dan RS25-2 sedangkan yang tidak bisa di offset hanya untuk BF 25H

13/30
RS 35 -PITCH 9.525MM

5.08
3.59

N0.chain Jumlah Pin Ulir garis melintang C Type pin Kekuatan M in.U/standart Kekuatan Daya rentang Daya tegang M ax.yang Berat rata -rata Jumlah mata Rantai
Tsubaki untaian L1+L2 L1 L2 L KN ( kgf ) rata -rata KN ( kgf ) di perbolehkan KN ( kgf ) KG/M

RS35 ~1 1 12,7 5,82 6,85 13,5 Paku Rivet 7,900 ( 806) 4.71 ( 480 ) 0.64 ( 65 ) 0.14 480

RS35 ~2 2 22,8 10,9 11,9 24,5 10,1 Paku Rivet 15,8 ( 1,612 ) 9,41 ( 960 ) 1,08 ( 110 0 0,27 480

RS35 -3 3 32,9 16,0 16,9 34,6 Paku Rivet 10,5 ( 1,071 ) 23,7 ( 2,418 ) 1,57 ( 160 ) 0,42 480

14/30
RS 40 -PITCH 12.70MM

3.97
3.97

N0.chain Jumlah Pin Ulir garis melintang C Type pin Kekuatan M in.U/standart Kekuatan Daya rentang Daya tegang M ax.yang Berat rata -rata Jumlah mata Rantai
Tsubaki untaian L1+L2 L1 L2 L KN ( kgf ) rata -rata KN ( kgf ) di perbolehkan KN ( kgf ) KG/M

RS40 ~1 1 18,2 8,28 9,95 18,0 Paku Rivet 13,8 ( 1,407 0 19,1 ( 1,950 ) 3,63 ( 370 ) 0,60

RS40 ~2 2 32,6 15,45 17,15 33,5 Paku Rivet 27,6 ( 2,814 ) 38,2 ( 3,900 ) 6,18 ( 630 0 1,27

RS40-3 3 46,8 22,65 24,15 47,9 14,4 Paku Rivet 41,4 ( 4221 ) 57,4 ( 5,850 0 1,57 ( 160 ) 1,90 240

RS40-4 4 61,2 29,9 31,3 62,3 Paku Rivet 55,2 ( 5,628 0 7,65 ( 7,800 0 12,0 ( 1,220 ) 2,53

RS40-5 5 75,7 37,1 38,6 76,8 Paku Rivet 69,0 ( 9,035 ) 95,6 ( 9,750 ) 14,1 ( 1,440 ) 3,16

RS40-6 6 90,1 44,3 45,8 91,2 Paku Rivet 82,8 ( 8,442 ) 115 ( 11,700 ) 16,7 9 1,700 ) 3,79

15/30
RS 60 -PITCH 19.50MM

11.91
5.96

19.5 19.5

Pin Kekuatan min Kekuatan Daya tegang Berat rata- Jumlah mata
No. Chain Ulir garis u/ standar
Type pin daya rentang Max yang di rata kg /m Rantai
Tsubaki Jumlah untaian melintang KN ( kgf ) rata-rata Perbolehkan
L 1+L 2 L1 L2 L C
KN (kgf ) KN (kgf )

RS 60 -1 1 18,2 8.28 9.95 Paku rivet 13.8 ( 1.407 ) 19.1 ( 1.950 ) 3.63 ( 370 ) 0.64
18.0

RS 60 -2 2 32.6 15.45 17.15 33.5 Paku rivet 27.6 (2.814 ) 38.2 ( 3.900 ) 6.18 ( 630 ) 1.27

RS 60 -3 3 46.8 22.65 24.15 47.9 Paku rivet 41.4 ( 4.221) 57.4(5.850 ) 9.12 ( 930 ) 1.90
22.8
160
RS 60 -4 4 61.2 29.9 31.3 62.3 Paku rivet 2.53
55.2 ( 5.628) 7.65 ( 7.800) 12.0( 1.220)

RS 60 -5 5 75.7 37.1 38.6 76.8 Paku rivet 69.0 ( 7.035) 95.6 ( 9.750) 14.1 ( 1.440) 3.16

RS 60 -6 6 90.1 44.3 45.8 91.2 Paku rivet 82.8 ( 8.442) 115 ( 11.700) 16.7 ( 1.700) 3.79

16/30
Metode pelumasan
Jumlah gulungan untaian chain Angka factor untaian
A Pelumasan manual atau pelumasan dengan meneteskan
2 1.7
B Pelumasan dengan mencelup atau mengalirkan oli
3
2.5
C Pelumasan dengan menggunakan pompa
4
3.3

5 3.9

6 4.6

RS25
RPM maksimum sprocket kecil
Jumlah gerigi
50 100 3 00 5 00 7 00 9 00 1500 1800 2100 2500 3 000 3500 4000 45000 5000 55000 6000 65000 7000 75000 8000 85000
1200
Sprocket kecil
System pelumasan 9000

RS41
RPM maksimum sprocket kecil
Jumlah gerigi
10 25 50 1 00 2 00 3 00 400 500 700 900 1200 1400 1600 1800 2100 2400 2700 3000 35000 4000 5000 6000 7000 8 000
Sprocket kecil
System pelumasan

17/30
RS11-SS STAINLESS STEEL CHAIN PICH 3.7465 MM

Catatan :1. Nilai perkalian di atas di dapat dan Factor untaian chain untuk menghasilkan pemindahan kekuatan dari untaian chain
2.Dan hal 79a 80a adalah penjelasan metode pelumasan,Silahkan berkonsultasi dengan TSUBAKI cara
penggunaan yang tepat di line

3.5
2.285
1.57
3.7465 3.7465

NO.CHAIN Kecepatan rata-rata Gaya tegang rantai


TSUBAKI Berat kg/m Jumlah sambungan
KN (kgf ) KN ( kgf ) perunit

RS11-SS 780 ( 80 ) 50 ( 5 ) 0.052 0.052

Catatan :1. Chain akan di sediakan dengan panjang 134 sambungan ( 500mm ) termasuk peghubung kecuali ada yang khusus
2.Tidak boleh ada offset

18/30
RS15- PICH 4.7625 MM

4.3
2.48
1.62
4.7625 4.7625

NO.CHAIN Kecepatan rata-rata Gaya tegang rantai


TSUBAKI Berat kg/m Jumlah sambungan
KN (kgf ) KN ( kgf ) perunit

RS15 2.26 ( 230 ) 0.31 ( 32 ) 0.075 210

Catatan :1. Chain akan di sediakan dengan panjang 134 sambungan ( 500mm ) termasuk peghubung kecuali ada yang khusus
2.Tidak boleh ada offset

19/30
Ada 3jenis insert,sesuai dengan characteristik dari tiap-tiap type seperti pada tabel dibawah ini
S.type terbuat dari Nitrile,baik untuk menahan shock atau beban kejut
M.type insert terbuat dari Urethane dapat mentransmisikan torsi 1,5kali type S baik untuk menahan bahan kimia
H.type insert terbuat dari Hitrel dapat mentranmisikan torsi 2~3 kali Stype.dan baik untuk menahan oli dan kimia

20/30
1 Type 2 Type 3
2

Type 1 3

D
E
L

Tsubaki,coupling di design secara sederhana,terdiri dari 2 bagian dan sebuah perantara.untuk mendapatkan pemindahan Torsi dan getaran
Dan kemampuan redaman,sangatlah mudah untuk di pasang atau di bongkar .
Ada 3 type perantara untuk memilihnya tergantung suhu operasi dan ketahanan kimia dan sangat cocok untuk aneka motor 110KW yang umum

Rahang coupling seri L kami berbasis pada filosopi asli coupling dan kami yakin bahwa anda akan lebih puas dengan kemampuannya

21/30
Ada 3 jenis insert ,sesuai dengan karakteristik dari tiap type seperti pada table di bawah ini

1.Type S ( hitam ) terbuat dari Nitrile baik untuk menahan shock atau beban kejut

2.Type M ( biru ) insert terbuat dari Urethane dapat mentransmisikan Torsi 1,5 kali type S (hitam ) dan baik menahan kimia

3.Type H ( putih ) insert terbuat dari Hytrel dapat mentransmisikan Torsi 2-3 kali type S (hitam )dan baik untuk menahan oli dan kimia

H type ( putih )

S type ( hitam ) M type ( biru )

22/30
Dengan 33 macam ukuran ( diameter shaft dari 4~69 mm ) jangkauan Torsi 0.4~711nm adalah variabel yang pemakaiannya paling luas

Designnya cocok untuk kecepatan tinggi dan Torsi rendah dan cocok untuk motor pada umumnya,motor 4kutubdi atas 45KW dan

2kutub untuk di atas 110 SW dapat juga di gunakan

Ada 3 type perantara S.M dan H ( Lo35 dapat menggunakan type S dan Lo50 dapat menggunakan type S dan H )
.
Pilih yang paling cocok karakteristik dari masing masing type ada pada halaman 15b

Ada3bagian jadi sangat jarang rusak untuk perbaikannya mudah memungkinkan untuk memasukan oli dan bahan kimia
Type H dapat di gunakan pada temperatur 50 oC-12 oC menggunakan perantara type karet yang tidak tahan panas

-+ 2x di ijinkan untuk misaligmen dan 6x tidak cocok sudutnya menurut JIS ( japan industrial standard ) ke2 bagian di hubungkan

Dan cengkram dan dapat di lepas dan mudah dengan memindahkan melalui shaft ,coupling ini di design sangat ekonomi untuk motor DC

23/30
Contoh trouble Chain
Sebab
1. Chain yang memanjang (memuai) 1. Banyak kotoran pada bagian dalam
( Kecelakaan besar bisa terjadi apabila pada Rail masuk
2. Chain yang tidak bisa disetting lagi
Baut ,Mur,Kotoran )
( karena chainnya memngembang
maka tidak bisa di setting ) 2. Bahaya kecelakaan besar
3. Bagian bracket mulai aus.

Tindakan
Tindakan
Agar dapat kontrol/setting tegangan chain Pencegahan masuknya kotoran ikuti standart
maka potong chain saat libur/stop produksi. Kebersihan sesuai waktunya

24/30
Contoh trouble Chain Perbaikan Chain
Penyebab Cara perbaikan
1.SPROCKET MIRING
1.Meluruskan posisi kembali dan memeriksa posisi
Oleh karena posisi Sprocket miring
Shaft,Pin atau Bearing
akibatnya chain tertarik terus menerus
( panjang chain tidak sesuai dengan 2.Pembersihan debu pada daerah sekitar chain

kemiringan sprocket) dan akhirnya putus dengan menggunakan koas atau angin
3.Pembersihan Oli atau Grease dengan menggunakan
2.KOTORAN
filter pada bagian antara Pin Link dan Roller Link di
Kotoran yang menempel pada bagaian
sehingga kondisi chain menjadi kaku yang chain dan biasakan untuk pelumasan tiap 8 jam dan
lama kelamaan membiarkan kondisi chain kering atau kuning
menjadi putus 4.Membalikan arah spring Clip sesuai dengan arah putaran chain
3.OLI/ GREASE KURANG
Pelumsan ( Oli /Grease ) yang kurang dapat
menyebabkan kondisichain menjadi kaku Periksa PIN Arah Arah
patah putaran putaran
yang lama kelamaan menjadi putus. SPROCKET CHAIN CHAIN
Motor
4.SPRING CLIP miring Periksa
BEARING
Pemasangan Spring Clip tidak sesuai arah rusak ?

putaran chain sehingga ketika ada Heavy SPROCKET Periksa Spring clip
miring SHAFT SALAH BENAR
Shock yang
terdeformasi ?
tiba tiba Spring Clip lepas Conection
Linklepas chain lepas.

25/30
Cara Pakai WD-40
Salah dalam pemakaian WD-40 dapat menyebabkan gemuk/grease meleleh
sehingga mesinnya cepat aus.

Motor F/F C/V chain

1. Oli meleleh
Walaupun mesin bersih namun salah
memakai jenis WD-40, maka gemuk
pada bearing chain meleleh. Sehing-
ga pelumasan yang dilakukan sia-sia
2. Kegunaan WD-40 ini adalah untuk
menghilangkan karat atau saat akan
membongkar mesin.
Sprocket chain UC Bearing
3. Saat pembersihan menggunakan
WD-40 sehingga kecepatan member-
sihkan bertambah

Solar atau minyak tanah bisa juga untuk


membersihakan saat perbaikan

26/30
Contoh trouble Chain Aging F/F Conveyor

Masalah
1. Chain putus atau rusak
~As penggerak chain tidak center
~Gear rusak sehingga macet
~Sprocket aus

2. Chain terjepit Rail


~Profile berubah ( menyempit )
~Chain pecah ( rusak )

Tindakan
1.Kontrol sesering mungkin kondisi Baut,sprocket
pelumasan
2.Kontrol kondisi chain kering /menguning( pecah )
3.Kalau terlihat mata lakukan perbaikan

Pencegahan Kecelakaan Fatal


3. Kurangi Index
~Tingkatkan kapasitas motor ( KW ) ( 0.75~1 HP )

27/30
Contoh trouble Chain

MASALAH CARA PERBAIKAN


~Sulit pembersihan dan perbaikan ~Mengganti Power Moller dengan Belt diverter
~Gerakan moller lambat Sehingga mudah d ibersihkan dan gerakannya
PENYEBAB cepat

~ SEMPIT PERHATIAN

~Adanya bentangan moller dari sisi yang satu ~Penggantian P. Moller ini harus di sesuaikan
ke sisi yang lainnya. dengan beban dan model pallet yang melewatinya
~SERIAL CHAIN ~Penggantian ini harus persetujuan manager proses
~Sprocket moller saling terkait satu dengan yang dan I/E team
lainnya sehingga chain tension belum tentu sama

Di bawah moller sulit di bersihkan Di bawah moller mudah di bersihkan


PERHATIAN

Sprocket

28/30
Contoh trouble Chain
CHAIN Contoh trouble

Masalah Tindakan
* Chain terlalu panjang ,sehingga rawan * Chain sudah dipotong.sehingga rapi
menimbulkan kecelakaan dan menim- dan safetynya lebih terjamin .
bulkan bunyi berisik.

29/30

Anda mungkin juga menyukai