Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Perancangan dalam Manufaktur dan Assembly Rotor Squirrel Cage pada


Motor Induksi

Disusun oleh :

BASYIRUDDIN QORI WICAKSONO


12/333561/TK/39909

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

NAMA : Basyiruddin Qori Wicaksono

NIM : 12/333561/TK/39909

PRODI : Teknik Mesin

DEPARTEMEN : Teknik Mesin dan Industri

JUDUL : Perancangan dalam Manufaktur dan Desain Rotor Squirrel


Cage pada Motor Induksi

Yogyakarta, 15 Desember 2017

Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Mahasiswa yang Bersangkutan,

Muslim Mahardika, S.T., M. Eng., Ph.D Basyiruddin Qori Wicaksono


NIP. 197907302012121002 NIM. 12/333561/TK/39909

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin

Dr. Kusmono, S.T., M.T.


NIP: 197211041998031002
A. Judul Penelitian

Perancangan dalam Manufaktur dan Assembly Rotor Squirrel Cage pada

Motor Induksi

B. Latar Belakang

Motor dan generator listrik telah banyak digunakan di dunia, dari kipas

angin rumah hingga mesin berkekuatan tinggi untuk kendaraan listrik. Salah satu

jenis motor listrik paling umum adalam motor induksi. Motor induksi bekerja

dengan cara mengubah Energi dari arus listrik AC menjadi energi mekanik yang

dapat dimanfaatkan atau sebaliknya. Perbedaan paling signifikan dibandingkan

dengan motor listrik lainya adalah karena motor induksi merupakan motor

asynchronous dan tidak menggunakan magnet permanen.

Motor Induksi adalah motor paling umum digunakan di bidang industry.

Konstruksinya sederhana dan kuat sehingga dapat digunakan pada hamper setiap

lingkungan. Tidak seperti motor listrik jenis lainya, motor induksi lebih murah

karena tidak memiliki komponen berupa komutator, slip ring maupun sikat

konduktor. Motor listrik Induksi 3-fasa lebih sering dijumpai pada penggunaan

industry, sedangkan motor listrik 1 fasa lebih umum dijumpai pada penggunaan

domestik.

Seperti semua motor listrik, motor induksi terdiri dari stator dan rotor. Ada dua

jenis rotor yang digunakan pada motor induksi, rotor slip ring dan rotor squirell.

Motor induksi dengan rotor squirell cage lebih sering digunakan karena efisiensinya

yang lebih tinggi walaupun memiliki torsi starting yang lebih rendah. Rotor squirrel
cage dapat juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu rotor aluminium bar squirrel cage

rotor dan copper bar squirrel cage rotor.

Produsen motor telah lama menyadari bahwa karena konduktifitas tembaga

hampir 60% lebih baik dari aluminium, penggunaan tembaga untuk menggantikan

aluminium pada squirrel cage rotor pada motor induksi akan meningkatkan efisiensi

dari motor. Walau begitu, aluminium masih lebih sering digunakan karena proses

manufakturnya lebih sederhana dibandingkan dengan tembaga yang jauh lebih

kompleks. Kendala terbesar untuk beralih ke pengecoran tembaga adalah karena

titik lelehnya yang tinggi (1083ºC dibandingkan 660ºC untuk aluminium) akan

menyebabkan kerusakan pada insulasi pada core motor.

Penelitian ini mengajukan desain untuk manufaktur dan assembly rotor squirrel

cage tembaga untuk motor induksi yang dapat dengan mudah dibuat dan di

manufaktur di Indonesia. Dimodifikasi dari stator standar NEMA yang ada di

pasaran, desain yang diajukan akan berfokus pada pengembangan rotor squirrel

cage tembaga yang dapat dimanufaktur dengan tanpa pengecoran tembaga sehingga

lebih mudah dibuat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, beberapa masalah

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Walau tembaga mempunyai konduktifitas yang lebih tinggi daripada

aluminium, rotor aluminium masih banyak digunakan sehingga efisiensi

pada motor induksi masih bias dimaksimalkan.


2. Produksi rotor squirrel cage tembaga memiliki banyak kendala dan

tantangan karena kompleksitasnya

3. Desain denang biaya terjangkau untuk manufaktur dan assembly rotor

squirrel cage tembaga belom banyak diriset.

D. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada :

1. Desain rotor adalah untuk motor induksi, dan menggantikan rotor

aluminium dengan rotor tembaga yang baru

2. Data dan parameter yang digunakan untuk mendesain rotor berdasarkan

beban mekanik, listrik dan termal yang dialami motor induksi yang

sejenis pada umumnya

3. Desain akan melibatkan stator dan rotor, namun desain untuk

manufaktur dan assembly akan lebih berfokus pada rotor

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari desain untuk manufaktur dan assembly ini adalah untuk

menghasilkan sebuah desain motor induksi dengan rotor squirrel cage tembaga

dengan tenaga 3HP yang dapat dimanufaktur dengan mesin konvensional dan

disassembly dengan part yang dapat ditemukan dipasaran.

F. Manfaat Penelitian

Desain yang diajukan akan diharapkan menjadi refrensi dan memberi

kontribusi untuk perkembangan rpenelitian rotor squirrel cage. Penelitian ini


diharapkan akan bermanfaat untuk produsen motor, pengguna, pembaca dan

peneliti di masa yang akan datang.

G. Metodologi Penelitian

1. Tempat Perancangan
Proses perancangan rotor squirrel cage ini dilakukan di laboratorium

Teknologi Mekanik dan lingkungan Departemen Teknik Mesin dan Industri

UGM.

2. Alat Perancangan
Perancangan dilakukan dengan menggunakan software CAD Autodesk

Inventor Professional 2016. Komputer yang digunakan untuk perancangan

memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Processor : Intel(R) Core(TM) i7-3210M CPU @2,50 GHz (4

CPUs), ~2.5GHz

2. RAM : 8192 MB

3. OS : Windows 8.1 64-bit

3. Tahapan Perancangan
Perancangan rotor squirrel cage ini terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya:

1. Perhitungan

Proses desain diawali dengan melakukan perhitungan output power yang

direncanakan dengan input power yang telah diasumsikan. Dimensi rotor squirrel

cage dan parameter-parameter rotor squirrel cage dihitung dengan dimensi dan

parameter stator sebagai variabel tetap. Perhitungan dilanjutkan dengan pemilihan

jumlah dan luas penampang rotor bar dan end rings sampai mendapatkan nilai rotor
resistivity yang optimal. Perhitungan juga mencakup aspek peningkatan efisiensi

motor ketika material konduktor alumunium digantikan oleh tembaga.

2. 3D CAD Designing

Setelah perhitungan dari berbagai parameter dimensi didapatkan, dilakukan

proses perancangan tiga dimensi turbin dengan menggunakan software CAD.

Software yang digunakan adalah Autodesk Inventor Professional 2016. Berikut

merupakan diagram alur pembuatan 3D CAD:

Mulai

Penggunaan Feature
(extrude, revolve,sweep, dll.)

Part

Assembly

Selesai

3. Analisis Design for Manufacture and Assembly

Analisis yang menunjukkan proses manufaktur, waktu manufaktur, potongan,

dan detail-detail lainnya yang perlu diketahui untuk memprediksi waktu yang

dibutuhkan untuk proses manufaktur dari rotor squirrel cage dibuat setelah

rancangan tiga dimensi sudah selesai.


H. Alur Perancangan

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Pemilihan dimensi dan parameter stator

TIDAK

Apakah dimensi stator sesuai


dengan input rating?

YA

Menghitung dimensi komponen turbin

Membuat gambar 3D

Membuat gambar teknik

Membuat laporan

Selesai
I. Rencana Waktu Pengerjaan

Bulan
Kegiatan
September Oktober November Desember Januari

Studi

Literatur

Perhitungan

Perancangan

Simulasi

Pengambilan

Data

Analisis Data

Penulisan

Laporan

Anda mungkin juga menyukai