Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN STARTING BERBASIS SECONDARY RESISTOR PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk PALIMANAN-CIREBON

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pelaksanaan Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Teknik Elektro

Disusun Oleh : Suhada C. 20201091014

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 CIREBON 2013

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN STARTING BERBASIS SECONDARY RESISTOR PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk PALIMANAN-CIREBON

Telah diperiksa dan disetujui pada Hari/tanggal : .. di Cirebon.

Mengusulkan

Pembimbing I

Pembimbing II

Erfan Subiyanta, ST., M. Eng.

Agus Siswanto, ST., MT.

Mengetahui, Kaprodi Teknik Elektro

Agus Siswanto, ST., MT.

ii

ABSTRAK
1

Suhada1 Departement Of Electrical Engineering, 17 Agustus 1945 Cirebon Of University Jln. Perjuangan No. 17 Cirebon, West Java-Indonesia Email: Hadad1945@Yahoo.Com

Motor-motor listrik adalah suatu alat utama yang memanfaatkan energi listrik untuk menggerakkan mesin-mesin penggerak dan peralatan industri lainnya. Motor induksi merupakan jenis motor tidak ada tegangan eksternal yang diberikan pada rotornya, tetapi arus pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara dan pada lilitan rotor untuk menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan magnet stator dan rotor kemudian berinteraksi dan menyebabkan rotor motor berputar. Pengereman yang paling baik adalah dengan pengereman dinamik karena kemudahan pengaturan kecepatan pengereman terhadap motor induksi tiga fasa. Kendala dari penggunaan motor induksi adalah pada saat starting. Hal tersebut dikarenakan arus starting yang terjadi pada motor induksi sangat besar. Untuk mengatasinya diperlukan starter agar nantinya tidak merusak peralatan dan menggangu sistem kelistrikannya. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik dalam membuat penelitian. Motor yang akan dianalisa adalah motor Cement Mill Merk Brush Hawker Siddelay dengan kapasitas 4600 kW di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Metode starting yang digunakan pada motor tersebut adalah dengan pengasutan Berbasis Secondary Resistor (SR). Kecepatan rotor dapat diatur dengan cara mengatur nilai tahanan pada rangkaian rotor tersebut. Semakin besar nilai tahanan pada rangkaian rotor, maka putaran rotor semakin lambat. Keyword: Berbasis, Stator, Secondary Resistor, Motor, Starting.

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii ABSTRAK ....................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................. 2 1.3 Perumusan Masalah ............................................................................ 2 1.4 Ruang Lingkup Masalah ..................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ................................................................................... 3 2.2 Motor Induksi Tiga Fasa ...................................................................... 3 2.3 Kontruksi Motor Listrik ........................................................................ 4 2.4 Metode Pengasutan Motor Induksi Tiga Fasa .................................... 5 2.5 Pengasutan Tahanan Rotor ................................................................. 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian .............................................................. 6 BAB IV JADWAL PENELITIAN 4.1 Waktu Penelitian................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang hampir setiap tahun pembangunan infrastruktur di Indonesia maupun dunia semakin meningkat sehingga kebutuhan bahan akan bakunya juga meningkat. Salah satu bahan baku untuk pembangunan infrastruktur yaitu semen. Jumlah perusahaan semen di Indonesia sangat banyak. Salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan misalnya, belt conveyor, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain lain. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri Motor-motor listrik adalah suatu alat utama yang memanfaatkan energi listrik untuk menggerakkan mesin-mesin penggerak dan peralatan industri lainnya. Motor induksi merupakan jenis motor tidak ada tegangan eksternal yang diberikan pada rotornya, tetapi arus pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara dan pada lilitan rotor untuk menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan magnet stator dan rotor kemudian berinteraksi dan menyebabkan rotor motor berputar. Pengereman yang paling baik adalah dengan pengereman dinamik karena kemudahan pengaturan kecepatan pengereman terhadap motor induksi tiga fasa. Kendala dari penggunaan motor induksi adalah pada saat starting. Hal tersebut dikarenakan arus starting yang terjadi pada motor induksi sangat besar. Untuk mengatasinya diperlukan starter agar nantinya tidak merusak peralatan dan menggangu sistem kelistrikannya. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik dalam membuat penelitian. Motor yang akan dianalisa adalah motor Cement Mill Merk Brush Hawker Siddelay dengan kapasitas 4600 kW. Metode starting yang digunakan pada motor tersebut adalah dengan pengasutan Berbasis Secondary Resistor (SR). Kecepatan rotor dapat diatur dengan cara mengatur nilai tahanan pada rangkaian

v 1

rotor tersebut. Semakin besar nilai tahanan pada rangkaian rotor, maka putaran rotor semakin lambat. 1.2 Tujuan Pembuatan tugas akhir ini mempunyai tujuan yaitu : a. Memberikan penjelasan tentang metode-metode dan fungsi pengasutan motor induksi. b. Mengetahui pengasutan secondary resistor pada motor cement mill di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. c. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pengasutan secondary resistor. d. Penulis mencoba melakukan perhitungan manual dengan cara

menghitung jumlah kutub dan slip pada motor induksi.

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat dikemukakan beberapa permasalahan pokok dalam pembuatan Tugas akhir ini adalah kendala dari penggunaan motor induksi adalah pada saat starting. Hal tersebut dikarenakan arus starting yang terjadi pada motor induksi sangat besar. Untuk mengatasinya diperlukan starter agar nantinya tidak merusak peralatan dan menggangu sistem kelistrikannya maka salah satu Metode starting yang digunakan pada motor tersebut adalah dengan pengasutan Berbasis Secondary Resistor (SR).

1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah jenis metode operasi pengasutan secondary resistor untuk motor high voltage yang dalam aplikasinya berfungsi untuk mengoperasikan motor induksi tiga fasa pada cement mill di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

2 vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Motor listrik adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, conveyor, dan lain-lain. Dalam pengoperasiannya motor listrik tergantung pada interaksi dua medan magnet. Dari hasil interaksi medan magnet tersebut menghasilkan gaya yang dapat mengakibatkan motor listrik tersebut berputar. Motor listrik dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu AC dan DC. Masing masing kategori tersebut memiliki cabang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1.
MOTOR LISTRIK

Motor Arus Bolak Balik( AC )

Motor Arus Searah ( DC )

Singkron

Induksi

Separately Excited

Self Excited

Satu Fase

Tiga Fase

Seri

Campuran

Shunt

Gambar 2.1. Klasifikasi motor motor listrik

2.2 Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan statornya, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang kita sebut dengan slip. Hampir semua motor AC yang digunakan adalah motor induksi, terutama motor induksi tiga phasa yang paling banyak di gunakan di perindustrian. Motor induksi tiga fasa ini banyak digunakan sebagai penggerak mesin diindustri karena banyak memiliki keuntungan, tetapi ada juga kelemahan.

vii 3

2.3 Kontruksi Motor Listrik Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator dan bagian rotor. Stator adalah bagian motor yang diam terdiri: badan motor, inti stator, belitan stator, bearing, dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar, dan poros rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada bagian rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam motor induksi tidak ada komutator dan sikat arang.

Gambar 2.2. Konstruksi motor induksi Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya sangat kecil. Celah udara antara stator dan rotor pada motor yang berukuran kecil 0,25 mm 0,75 mm, sedangkan pada motor yang berukuran besar biasanya mencapai 10 mm. Celah udara yang disediakan untuk mengantisipasi terjadinya pelengkungan pada sumbu akibat pembebanan. Tarikan pada pita (belt) atau beban yang tergantung akan menyebabkan sumbu motor melengkung. Inti besi rotor dan stator terbuta dari lapisan baja silicon yang tebalnya berkisar antara 0,35 mm 1 mm yang tersusun rapih dan masing masing terisolasi secara listrik dan diikat pada ujung ujungnya. Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan mengalirkan arus fasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur sebagai tempat dudukan kumparan. Alur pada tumpukan laminasi ini diisolasi dengan kertas. Tiap kumparan tersebar dalam alur disebut dengan belitan fasa, dimana untuk motor tiga phasa belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakan dalam cangkang silindris.

viii 4

2.4 Metode Pengasutan Motor Induksi Tiga Fasa Saat motor induksi distarting secara langsung, arus awal motor besarnya antara 500 % -700% dari arus nominal. Ini menyebabkan drop tegangan yang besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 KW, arus starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor diatas 30 KW 100 KW akan menyebabkan drop tegangan yang besar dan menurunkan kwalitas listrik serta berpengaruh pada instalasi penerangan yakni fliker. Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan motor saat pertama kali start. Tujuannya agar arus startung kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi. 2.5 Pengasutan Tahanan Rotor Pengasutan ini digunakan untuk jenis motor induksi rotor lilit, kumparan rotor dihubungkan tahahan secara seri. Dengan mengatur besaran tahanan rotor, maka arus dan torsi starting dapat diukur. Ketika tahanan berharga maksimum, maka arus rotor yang mengalir minimum. Kelebihan pengasutan rotor lilit yaitu diperoleh torsi starting yang tinggi dengan arus starting yang tetap terkendali.
L1 L2 L3 PE

Q1

Q4

Q3

Q2

M1 MOTOR 3

R3

R2

R1

Gambar 2.3. Pengasutan tahanan rotor empat tahap

ix 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian dilakukan dengan cara beberapa metode, sehingga bisa dijadikan sumber-sumber yang relevan dalam pembuatan Tugas Akhir ini. a. Studi Literatur Pada tahap ini, penulis mencoba mencari dengan cara mengumpulkan, mempelajari, baik dari perpustakaan, internet, jurnal, buku-buku yang relevan, berkas-berkas, dokumen seta arsip penunjang tentang Analisis Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Starting Berbasis Secondary Resistor PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Selanjutnya data-data tersebut menjadi referensi dan mempelajari sumber-sumber informasi yang berhubungan dengan penelitian. b. Interview ( Wawancara ) Adalah suatu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab atau berdiskusi dengan pihak yang mengetahui serta menguasai segala permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan Tugas Akhir. Dalam metode ini penulis melakukan diskusi dengan dosen pembimbing dan wawancara langsung dengan karyawan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang berkaitan dengan pengumpulan data sehingga informasi dapat lebih jelas c. Studi observasi Lapangan. Dalam hal ini penulis mengamati terjun langsung ke lokasi sehingga bisa mendapatkan data yang jelas dan relevan. d. Analisa dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan analisis dan evaluasi terhadap kinerja dari motor motor dengan Kecepatan Operasi Sistem Kendali Motor Induksi 3 Fasa Menggunakan Pengasutan Berbasis Secondary Resistor (SR) e. Pembuatan dan Penyusunan Laporan Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap-tahap yang lainnya. Pembuatan laporan ini merupakan laporan dari keseluruhan penulisan Tugas Akhir.

6x

BAB IV JADWAL PENELITIAN 4.1 Waktu Penelitian Penelitian direncanakan akan dilakukan selama enam bulan. Rincian rencana jadwal penelitian dicantumkan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1. jadwal penelitian

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Keterangan Telaah studi literatur Interview (wawancara) Studi observasi lapangan Pengambilan data Kompilasi dan analisis data Evaluasi Penulisan dan penyusunan Laporan

Bulan 1 2 3 4 5 6

xi 7

DAFTAR PUSTAKA Ade, Susilo. 2010. Pengasutan Secondary Resistor Motor . Bandung : Politeknik Negeri Bandung. Electrical Office Departement. Katalog motor motor listrik, 2002. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Palimanan- Cirebon. Gafur, Nugroho, Winardi, Bambang. 2006. Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa Dengan Static Scherbius Drive Pada Suspention Preheater Fan Plant 9 Semarang : Universitas Diponegoro. Purba, Jeremia S. 2009. Simulasi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Dengan Direct Torque Control Menggunakan MATLAB 7.0.1. Medan: USU. Sirait, David H. 2008. Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa. Medan: USU. Siswoyo. 2008. Teknik Listrik Industri , Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Menengah Kejuruan. Suhada, 2012. Laporan Kerja Praktek Studi Kasus Metode Pengasutan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Cement Mill Plant 10 Berbasis Secondary Resistor PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Palimanan-Cirebon. Cirebon: Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon. Sumanto. 1996. Mesin Sinkron (Generator Sinkron dan Motor Sinkron). Andi Yogyakarta: Yogyakarta Sumardjati, Prih dkk. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik, jilid 3. Jakarta : Direktorat Pembinaan Menengah Kejuruan. Sumardjati, P.,Sofian Yahya, dan Ali Mashar, 2008,Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik, jilid 3, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah , Departemen Pendidikan Nasional.

xii

Anda mungkin juga menyukai