Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

PERCOBAAN MOTOR ASINKRON

Disusun untuk memenuhi laporan mata kuliah Praktikum Teknik Tenaga Listrik
Dosen Pembina : Ir. Noor Suroso., MM

Disusun Oleh

Adang Iskandar 1311406

Ediyanto 1411124

JURUSAN TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar
serta tepat pada waktunya. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad
Shalallahu’alaihi wassalam yang telah menegakkan agama kebenaran dimuka bumi ini.

Makalah ini disusun oleh mahasiswa jurusan teknik mesin setelah menerima tugas
dari dosen pengampu mata kuliah Praktikum Teknik Tenaga Listrik, yang bertujuan sebagai
pemahaman yang lebih mendalam terhadap bidang teknik (prodi) yang dipilih.

Penulis mengucapkan terima kasih kepad bapak Noor Suroso, Ir. MT. selaku
instruktur praktikum Teknik Tenaga Listrik dan juga kepada teman-teman kelompok kerja
praktikum yang telah membantu dalam praktek Teknik Tenaga Listrik dan penulisan laporan
ini, sehingga penulis dapat menyelesaikannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan laporan ini
dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan bagi
penulis khususnya, dengan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih.

Bandung, Oktober 2019

Penulis
PERCOBAAN MOTOR ASINKRON

1. Pendahuluan
Motor asinkron( induksi) merupakan motor listrik arus bolak balik (AC)
yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa
motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya,
dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi
merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif
antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang
dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari
baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum
dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor
induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak
digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak
digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin,
lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-
fase mempunyai daya keluaran yang rendah.

Bentuk fisik motor induksi

Motor induksi dilihat ke dalam

3
Keuntungan penggunaan motor asinkron adalah :
- Konstruksinya sederhana tetapi kuat (terutama rotor sangkar)
- Efisiensinya tinggi, faktor kerjanya cukup baik
- Cara startnya mudah
- Biaya perawatan rendah

2. Konstruksi Motor Induksi

Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai


berikut:
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang
dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan
rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari
startor ke rotor.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi
magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan
rotor.

Gambar kumparan dikeluarkan dari rotor

Gambar rotor belitan

Gambar stator dan rotor sangkar

4
Gambar rotor sangkar

Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bahagian-


bahagian sebagai berikut :
1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan
tempat meletakkan belitan (kumparan stator).
4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.

Rangka stator motor induksi ini didisain dengan baik dengan empat tujuan
yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak
langsung dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh
gangguan objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh
karena itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan
goncangan.
4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga
pendinginan lebih efektif.

Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi


menjadi dua jenis , yaitu.
1. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
2. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor)

Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bahagian-bahagian sebagai


berikut.
1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti
stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur
merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.

5
Gambaran sederhana bentuk alur/slot pada motor induksi

Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan
antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang
memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah
udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa
sehingga didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara
antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor
induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan
menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana
bentuk alur / slot pada motor induksi diperlihatkan pada gambar berikut :

Gambaran sederhana motor induksi dengan 1 kumparan stator dan 1


kumparan rotor

Tanda silang (x) pada kumparan stator atau rotor pada gambar
menunjukkan arah arus yang melewati kumparan masuk ke dalam (tulisan
ini) sedangkan tanda titik (.) menunjukkan bahwa arah arus keluar dari
permukaan.

6
3. Prinsip Kerja Motor Induksi

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan


stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-
fasa yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-fasa, maka
kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-
garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong
kumparan rotornya sehingga timbul EMF (GGL) atau tegangan induksi.
Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup,
maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan)
rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari
kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz
yang menimbulka torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan
arah pergerakan medan induksi stator.

Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor


pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz,
rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan
putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban,
akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar
pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan
putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, Bila beban motor
bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-
slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini
menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan
makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan
berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya
kecepatan sinkron ini adalah sebagai berikut.

ωsink = 2πf (listrik, rad/dt)


         = 2πf / P (mekanik, rad/dt)
atau:
Ns = 60. f / P (putaran/menit, rpm) (3.2)
yang mana :
f = frekuensi sumber AC (Hz)
P = jumlah pasang kutup
Ns dan ωsink = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator

7
Prinsip kerja motor induksi berdasarkan macam fase sumber tegangannya
dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut dibawah ini.

1. Sumber 3 fasa

Membaca Name Plate Motor 3 Phase


Pada umumnya name plate pada motor induksi 3 phasa terdapat hal hal
penting tentang klasifikasi motor itu sendiri. Tetapi hal yang paling dasar
yang perlu kita ketahui adalah Tegangan (Volt), Horse Power (HP), daya
(KVA), kecepatan (RPM) dan juga wiring inputnya.

Dalam kesempatan ini saya hanya akan membahas tentang tegangan dan
wiring input yang terdapat pada name plate-nya saja, atau bagaimana cara
membaca name plate secara umum. Karena saya sering menjumpai
pertanyaan-pertanyaan dasar  tentang hal ini.

Volts : 380V

Motor induksi 3 phasa yang standard digunakan di Indonesia adalah motor


induksi 3 phasa untuk tegangan 380V saja, dan biasanya pada salah satu
bagian name plate nya tertulis “Volts : 380V”. Untuk motor induksi 3
phasa yang berdaya diatas 5 HP harus dihubung dengan rangkaian
kontaktor Star Delta, dan untuk motor induksi yang berkapasitas dibawah
5 HP bisa langsung dihubung Star (bintang)  atau Delta (segitiga) dengan
sebuah rangkaian interlock kontaktor (klik disini bagaimana cara
penyambungannya). Perhatikan contoh foto name plate380V dibawah ini..

contoh gambar name plate motor 380V


 

8
gambar ilustrasi umum gulungan motor 3 phasa

Pada motor ber name plate seperti ini, saat hubung start menggunakan
suplay tegangan 380V, namun masing-masing phasanya hanya menerima
220V, dan pada saat hubung delta phasanya akan menerima 380V. Maka
rating motornya untuk delta adalah 380V, dan rating perphasanya
(tegangan kerja)-nya adalah 380V.

Volts : 220V/380V

Untuk motor induksi 3 phasa yang ber-name plate 220V/380V ini, tidak


dapat digunakan pada rangkaian kontaktor hubung Star Delta. Motor
induksi 3 phasa jenis ini menunjukkan kalau motor yang terhubung Delta
(segitiga) tegangan suplaynya harus bertegangan 220 Volt 3Ø, dan kalau
terhubung Star (bintang) tegangan suplaynya haruslah bertegangan 380
Volt 3Ø. Perhatikan contoh foto name plate 220/380Vdibawah ini..

   
 contoh gambar name plate motor 220/380V

9
gambar pengkabelan motor 220V/380V

Hal itu disebabkan rating perphasa (tegangan kerja) motor tersebut adalah
220V. Jadi motor yang mempunyai name plate 220/380V seperti foto
name plate diatas, tidak bisa dihubung Star Delta dikarenakan tegangan
kerjanya yang berbeda. Motor 3 phasa jenis ini, pada umumnya
mempunyai daya yang kecil atau lebih kurang dibawah 10 HP yang
mempunyai kisaran Arus kerja maksimal ± 7 amper. Karena itulah motor
jenis ini sangat aman bila langsung dihubungStar (bintang) dengan sebuah
rangkaian interlock kontaktor, pada tegangan kerja 380V 3Ø.

Sumber 3-fase ini biasanya digunakan oleh motor induksi 3-fase. Motor
induksi 3-fase ini mempunyai kumparan 3-fase yang terpisah antar satu
sama lainya sejarak 120 derajat listrik yang dialiri oleh arus listrik 3-fase
yang berbeda fase 120 derajat listrik antar fasenya, sehingga keadaan ini
akan menghasilkan resultan fluks magnet yang berputar seperti halnya
kutup magnet aktual yang berputar secara mekanik. Bentuk gambaran
sederhana hubungan kumparan motor induksi 3-fase dengan dua kutup
stato rdiperlihatkan pada gambar diatas

4. Rangkaian pengganti

Pada motor asinkron, pemindahan energy dari stator ke rotor disebabkan


karena induksi, karena itu rangkaian apenggantinya seperti pada
transformator. Tegangan induksi dan reaktansi pada motor tergantung dari
kecepatan relative fluksi medan putar terhadap rotor, jadi tergantung dari
slip.
Untuk mempermudah analisis motor induksi, digunakan metoda rangkaian
ekivalen per – fasa. Motor induksi dapat dianggap sebagai transformator
dengan rangkaian sekunder berputar. Rangkaian ekivalen statornya dapat
digambarkan sebagai berikut :

Arus stator terbagi atas 2 komponen, yaitu komponen arus beban dan
komponen arus penguat I0. Komponen arus penguat I0 merupakan arus
stator tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan fluksi celah udara
resultan, dan merupakan fungsi ggm E1.

5. Start motor Asinkron

10
Pada prinsipnya cara – cara yang dilakukan waktu start motor asinkron
adalah untuk membatasi arus mula ;
1. Dengan mempergunakan tegangan bertahap
2. Dengan mempergunakan hubungan start Y -
3. Start langsung hanya boleh dilakukan pada motor motor kecil

6. Membalik Putaran
Dengan membalik arah perputaran medan putar dilakukan dengan
membalik urutan phase sumber.

 Dengan cara merubah fasa ( kabel warna hitam , biru , kuning )


ditukar 2 warna (biru – kuning ; hitam – biru ; hitam – kuning)

Fasa yang belum dirubah.

Fasa yang sudah dirubah posisi warna kabelnya.

11
 Dapat dengan menggunakan pembalik putaran / fasa.

7. Pembebanan motor asinkron

Bila kopel beban semakin besar, perputaran motor asinkron semakin turun
sedangkan arus pada stator dan rotor semakin besar. Daya mekanis pada
poros rotor ; (Pbeban)

Pbeban = T = (mkp)
n = (rpm)

1.Percobaan
o Start Motor Asinkron
o Start dengan tegangan bertahap

12
 Pelaksanaan :

 Masukkan switch S

 Naikkan Tegangan perlahan – lahan sampai motor mulai


berputar.

 Catat Tegangan , Perputaran dan arus start pada keadaan


tersebut.

13
 Naikan Tegangan sampai mencapai nominal

 Matikan Mesin

 Hasil Pengamatan

14
Beban Lampu No. I I II III IV
Tegangan 200 200 195 185 180
Generator
I motor 3,2 3,5 4,1 4,5 5,2
I beban 0 0,2 0,5 0,75 1,1

 Start Langsung

 Pelaksanaan
 Periksa ampere meter, sambungkan terminalnya ke rating
yang besar terlebih dahulu
 Jalankan motor asinkron dengan langsung memasukkan
switch S1, pada tegangan nominal, posisi S2 terbuka
 Masukkan switch S2 dan pindahkan terminal ampere meter
ke rating yang kecil lalu S2 buka lagi
 Catat arus start dan tegangan
 Matikan motor

 Hasil Pengamatan
Dengan Tegangan Generator dijaga tetap 200 Volt

15
Beban Lampu No. I I II III IV
Tegangan 200 200 200 200 200
Generator
I motor 3,2 3,6 4,2 4,8 5,6
I beban 0 0,2 0,5 1 1,2

8. Alat dan Bahan Percobaan


1. Motor AC 3 fasa 1 buah
2. Ampere meter 10 A 1 buah
3. Ampere meter 50 A 1 buah
4. AVO meter 1 buah
5. Obeng 1 buah
6. Pengatur Tegangan AC 1 buah
7. Kabel penghubung Secukupnya

2. PROSES PENGUJIAN
- Pengujian Awal
a. Kumparan 3 Fasa terdiri dari : Y (Bintang) dan ∆ (delta)
Adapun rangkaian dari masing-masing rangkaian, sebagai
berikut :
Y (Bintang)

16
∆ (Delta)

Start sistem kumparan 3 Fasa = Y ∆


Rangkaian 3 Fasa
R = Kabel Biru
S = Kabel Hitam
T = Kabel Kuning
Tegangan masuk ke motor : 420 v
Tegangan pada kabel yang telah diukur pada beberapa kabel :
R . T = 420 v
S . T = 416 v
R. S = 412 v
Pelaksanaan
1. Masukan switch S
2. Naikan teganan perlahan lahan sampai motor mulai berputar
3. Catat Tegangan, putaran dan rus star pada keadaan tersebut
4. Naikan tegangan sampai maksimal.
5. Matikan mesin
Hasil pengamatan

- Pada saat Distart (mesin Mulai dinyalakan)


Pada saat start langsung :
 Pada rangkaian bintang : 14 A
 Pada rangkaian ∆ : 48 A – 50 A
- Pengujian Lanjutan
i. Pada saat start Y ∆

17
Pada saat mesin dalam kondisi stabil, hasil pengukuran arusnya
sebagai berikut :
- Posisi delta : 3 A (dengan arah putaran ke kanan/searah jarum
jam)
- Posisi Bintang : 1 A (dengan arah putaran ke kanan/searah
jarum jam)

Membalik arah putaran dengan mengubah posisi kabel masuk / input 3 Fase
( dengan catatan 1 warna dalam posisi tetap)
Perbedaan motor dengan lampu

- Arus motor : 2,5 A


- Tegangan Generator : 220 v tanpa beban (lampu)
- Diberi beban no 2 -> Arus motor : 2,6 A , Tegangan generator : 220 v
- Diberi beban no 4 -> Arus Motor : 2,6 A, Tegangan generator : 220 v
- Diberi beban no 5 dengan 5 lampu : Arus Motor : 2,7 A, Tegangan
generator : 220 v.

9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
- pada beban bervariasi dengan voltase generator yang tidak dijaga tetap,
semakin besar beban yang diberikan maka voltase yang dihasilkan
generator semakin menurun karena semakin besar daya yang ditarik
oleh motor semakin besar begitu sebaliknya.
(Vgenerator  , Imotor , Ibeban)

- Pada percobaan dengan beban bervariasi dan tegangan generator dijaga


tetap pada 200 V terlihat bahwa semakin besar beban yang diberikan,
semakin besar pula daya yang ditarik oleh motor.
(Vgenerator dijaga konstan , Imotor , Ibeban )

1. Motor dengan Sistem kumparan 3 fase putaran dapat dirubah berlawanan


misalkan tegangan masuk ke RST maka motor berputar ke arah kanan ,
kemudian tegangan dirubah masuk ke RTS, maka motor akan berputar ke
kiri

18
2. Motor dengan kumparan Y atau bintang arus yg mengalir relatif rendah
sekitar 14 A
3. Motor dengan sistem kumparan delta arus yg mengalir relatif tinggi
sekitar 50 A
4. Percobaan start dengan Y-A bintang delta.. arus yg mengalir lebih kecil
= 1A
5. Percobaan start dengan arus steady delta A arus yang mengalir lebih
besar 3 A
6. Sedangkan start dengan arus steady bintang Y arus yg mengalir 1A
7. Cara pengereman bisa dilakukan dengan membalikan tuas togel semula
berputar ke kanan maka putaran dibalik sehingga terjadi pengereman
8. Pembebanan motor dengan trafo/beban lampu arus semakin tinggi sesuai
dengan pengeluaran energi/lampu

19

Anda mungkin juga menyukai