Disusun Oleh :
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
PERCOBAAN 1.
Kontruksi dan Prinsip Kerja Motor Induksi 3 fasa..............................................1
PERBOBAAN 2.
Pengukuran Motor DC Shunt ............................................................................14
PERCOBAAN 3.
Transformator ....................................................................................................20
PERCOBAAN 4.
Rangkaian DOL .................................................................................................24
PERCOBAAN 5.
Start and Stop Generator ...................................................................................28
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur kepada Tuhan YME, atas segala penyertaan-
Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Rangkaian
Listrik
Laporan ini dapat diselesaikan juga berkat dorongan, saran, serta bantuan
pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada semua
Semoga penulisan Laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa PEM
AKAMIGAS, maupun para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari Laporan
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun guna kemajuan penulisan yang akan datang. Semoga Laporan
Akhir Praktikum Rangkaian Listrik ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
ii
PERCOBAAN 1
I. TUJUAN
induksi 3 phasa.
phasa.
dari arus bolak-balik (arus AC). Motor AC lebih sering digunakan dalam
industri dari pada motor DC. Tetapi motor AC ini tidak dapat beroperasi dengan
baik pada kecepatan rendah. Motor AC biasanya terdiri dari dua bagian dasar, yaitu:
1
a. Stator
untuk menghasilkan medan magnet yang berputar. Stator ini terbentuk atas
lapisan plat-plat tipis dengan sejumlah pole yang tersusun melingkar, seperti
b. Rotor
Perputaran rotor disebabkan karena adanya medan magnet dan lilitan kawat
pada rotor. Sedangkan torsi dari perputaran rotor di tentukan oleh banyaknya
dengan lilitan-lilitan kawatnya dialiri oleh arus searah. Kutub magnet rotor
Rotor kutub menonjol (salient), adalah tipe yang dipakai untuk generator-
Rotor kutub tidak menonjol atau rotor silinder digunakan untuk generator-
2
Terdapat dua jenis motor AC, tergantung pada tipe rotor yang digunakan:
1. Tipe pertama adalah motor induksi atau motor asinkron. Medan magnet
2. Tipe kedua adalah motor sinkron, yang tidak bergantung pada induksi.
stator maka akan timbul medan putar dengan kecepatan ( Ns = 120. f / p ). Medan
putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor, akibatnya pada
Dimana :
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E) akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya
(F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup
besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar
3
stator. Tegangan induksi timbul oleh karena terpotongnya batang konduktor (rotor)
oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan teriduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (Ns) dengan kecepatan
Stator mempunyai tiga buah gulungan fasa, masing- masing ujung ketiga
buah gulungan tersebut ditarik keluar ke terminal (U-X, V-Y, W-Z), bila
setiap gulungan phasa pada motor tersebut mampu diberikan tegangan 220 volt,
maka motor tersebut bisa dioperasikan dengan 2 macam tegangan jala- jala, yaitu
220 volt dengan hubungan delta pada terminal motor dan dengan hubungan bintang
pada terminal motor bila tegangan jala- jala adalah 220 x √3 = 380 volt, karena
4
Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki sumber
AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator terhubung
dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui kumparan stator.
Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan stator saja. Sesuai hukum faraday bahwa
apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat
menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah
tangan kanan.
Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena
setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap
waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap
waktunya. Misalkan fasafasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa
mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga
menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum.
Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana
yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan
bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu.
Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah
dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi
pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada
rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan adanya
medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz. Hal
yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai
5
kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron
dan rotor sama, maka tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada
gaya yang terjadi pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya
pada rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek
dengan sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan
sinkron dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus
sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah
2. Tang
3. Obeng
4. Multimeter
5. Kabel
6. Kunci pas
V. LANGKAH KERJA:
6
Gambar rangkaian terminal motor dengan multimeter
kanan V dan W.
- Lakukan sekali lagi untuk mencari ujung kumparan W-Z pada terminal
motor.
7
Gambar Terminal Motor Induksi 3 Phasa 6 Terminal
tegangan kerja (jala-jala), sebagai contoh tegangan 220 Volt dan dengan
tegangan 220 x √3 = 380 Volt, bila tegangan kerja yang tersedia adalah 220
bawah
8
c. Rangkaian bintang pada terminal motor
Bila tegangan kerja yang tersedia adalah 380 Volt, maka terminal motor
9
Gambar Rangkaian Delta Percobaan Motor Induksi 3 fasa
120 ∙𝑓 𝑁𝑆−𝑁𝑟
Pole (P) f (Hz) NS= Nr S= 𝑥100 %
𝑃 𝑁𝑆
2 50 3000 2850 5%
4 50 1500
6 50 1000
10
VIII. ANALISIS
𝟏𝟐𝟎 ∙𝒇
NS=
𝑽
𝑵𝑺−𝑵𝒓
NS= 𝒙𝟏𝟎𝟎 %
𝑵𝑺
3. Cara mengganti arah putaran pada motor yaitu dengan menukar salah satu
kabel penghubung.
Perhitungan :
𝟏𝟐𝟎 ∙𝒇
NS=
𝑽
Untuk 2 kutub :
𝟏𝟐𝟎 ∙𝟓𝟎
NS=
𝟐
NS= 3000
Untuk 4 kutub :
𝟏𝟐𝟎 ∙𝟓𝟎
NS=
𝟒
NS= 1500
Untuk 6 kutub :
𝟏𝟐𝟎 ∙𝟓𝟎
NS=
𝟔
NS= 1000
11
Menghitugn presentase slip :
3000−2850
S= 𝑥100 %
3000
S= 5%
IX. KESIMPULAN
1. Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu cabang dari jenis motor listrik
yang merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang
mempunyai slip antara medan stator dan rotor dengan sumber tegangan 3 fasa
2. Motor induksi 3 fasa berputar pada kecepatan yang pada dasarnya adalah
konstan. Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan
terhadap motor ini, namun motor induksi 3 fasa merupakan jenis motor listrik
yang paling banyak digunakan pada dunia industri karena sesuai kebutuhan
IX. SARAN
1. Praktikan harus selalu berhati-hati dalam merangkai rangkaian
12
PERCOBAAN 2
I. TUJUAN
energi listrik menjadi enegri mekanik. .Motor ini dinamakan motor DC shunt
karena cara pengkabelan motor ini yang parallel (shunt) dengan kumparan
armature. Motor jenis ini memiliki kecepatan yang stabil sehingga motor ini
dari saat terdapat beban. Selain itu, motor ini juga tepat jika kita gunakan pada
berbeda dengan motor yang sejenis terutama pada gulungan kawat yang
13
dengan armature, maka disebut sebagai shunt winding dan motornya disebut
berbeda dengan motor listrik yang sejenis. Karena medan kumparan parallel
terbuat dari kabel yang kecil. Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang
besar ketika mulai melakukan putaran seperti pada medan kumparan seri. Hal
ini berarti motor parallel mempunyai torsi awal yang lemah. Ketika voltase
menjaga arus mengalir lambat. Kumparan armature untuk motor shunt pada
dasarnya sama dengan motor seri dan menggunakan arus untuk memproduksi
memulai putaran. Seperti halnya motor seri, ketika armature mulai berputar,
arus pada kumparan armature mulai terkurangi sampai pada level yang sangat
armatureini akan membutuhkan arus yang sedikut pula. Namun, ketika motor
14
Bagian-Bagian Motor DC Shunt:
a. Stator
Rangka
bagian ini terbuat dari bahan ferromagnetic. Fungsi dari rangka adalah
Sikat komutator
b. Rotor
Komutator
Jangkar
Lilitan jangkar
15
Lilitan jangkar terdiri atas beberapa kumparan yang dipasang di dalam
alur jangkar. Tiap kumparan dapat terdiri atas lilitan kawat atau lilitan
- DC Meter................................................................... 1 buah
V. LANGKAH KERJA
3. Amati yang terjadi pada motor dan besar nilai pada alat ukur DC
4. Catat besar tegangan dan arus yang ditunjukan pada alat ukur
7. Ulangi langkah (5) dan (6) dengan mengubah tegangan yang lain
16
9. Matikan power supply 3 fase
VIII. ANALISA
terjadi kenaikan rpm, artinya nilai tegangan berpengaruh pada kecepatan motor.
Kenaikan tegangan dan rpm berbanding lurus dan dengan nilai yang konstan. Pada
setiap kenaikan tegangan 20 V DC terjadi perubahan rpm sekitar 200 rpm, artinya
dapat diketahui bahwa kenaikan rpm / 1 Volt yaitu 200 rpm x 1/20 = 10 rpm.
Maksudnya, setiap kenaikan 1 Volt maka terjadi perubahan sebesar 10 Rpm. Dapat
17
diketahui juga bahwa kenaikan tegangan berpengaruh pada arus, namun perubahan
IX. KESIMPULAN
Medan dan Kumparan Angker dihubungkan secara paralel, maka total arus listrik
merupakan penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus yang
2. Rangkaian eksitasi motor shunt terletak paralel dengan jangkar. Putaran akan
turun dengan naik-nya momen torsi. Pada kondisi tanpa beban, karakteristik
motor shunt mirip dengan motor dengan penguat terpisah yaitu arus eksitasinya
X. SARAN
18
PERCOBAAN 3
TRANSFORMATOR
I. TUJUAN
serta menjaga salah satu tangan tetap dibelakang tubuh atau dalam saku,
Jangan biarkan terjadi kontak antara bagian tubuh manapun baik pada
19
4. Berhati-hatilah dalam menggunakan perlatan yang dapat menyebabkan
baik.
5. Jika terjadi kontak antara seorang dengan listrik tegangan tinggi segera
kecuali jika kita dalam keadaan terinsulasi. Jika korban tidak bernafas,
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie
yang berarti perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian
elektromagnetik. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya hanya
balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet
yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
20
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance).
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan
21
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder,
Dimana:
dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I1 pada kumparan
tersebut. Oleh karena kumparan menpunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet
yang juga berubahubah, pada intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah-
22
Dalam keadaan sederhana transformator mempunyai bagian-bagian sebagai
berikut :
tegangan.
beban.
Fungsi utama inti trafo adalah sebagai jalan atau penghantar garis-garis gaya
magnit. Karena fluksi magnet yang mengalir pada inti trafo adalah fluksi bolak-
balik, untuk itu diperlukan persyaratan agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat
ditekan sekecil mungkin. Untuk itu biasanya inti trafo dibuat dari bahan plat baja
silikon dengan kadar silikonnya 4-5% dengan ketebalan 0,3 s/d 0,5mm.
pelat inti trafo, harus diusahakan serapat mungkin, sehingga tidak ada celah udara.
Yang dapat digunakan adalah inti yang tebalnya 0,5mm yang pada kerapatan fluksi
23
3. Multimeter 2 buah
4. Kabel-kabe
V. LANGKAH KERJA
power supply
6. Mengukur tegangan sekunder 2U1 & 2U2 ; 2U2 & 2U4 ; 2U1 dan 2U4 ;
2U3 & 2U2 dari tegangan yang melintasi 2U1 dan 2U2. Hitung rasio
transformasinya.
24
7. Mengatur tegangan sekunder antara 3U1 dan 3U3 dari tegangan yang
8. Catat pada tabel dan buat perbandingan antar koneksinya sampai 200 volt
25
3U1 dan 3U3 52,5 204,9
VIII. ANALISIS
2. Berdasarkan data yang ada pada tabel bisa didapatkan hubungan bahwa
berbeda-beda.
IX. KESIMPULAN
dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I1 pada
2. Jenis trafo berdasarkan letak kumparan yaitu Core type (jenis inti) yakni
kumparan mengelilingi inti dan Shell type (jenis cangkang) yakni inti
mengelilingi belitan.
26
B. TRANSFORMATOR TIGA PHASA
I. TUJUAN
suatu transformator
mentrasfer tenaga listrik dari suatu rangkain kerangkain lainnya dengan cara
terdapat beberapa jenis transformator, namun pada umumnya hanya dikenal dua
frekuensi radio dan video, untuk berbagai keperluan. Selain itu kita juga mengenal
tinggi ini penyaluran daya listrik dapat dilakukan dalam jarak jauh dan susut daya
27
pada jaringan dapat ditekan. Di jaringan distribusi listrik banyak digunakan
1. Transformator Step up
Jika lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak daripada lilitan pada
lilitan pada kumparan primer, maka tegangan sekunder lebih besar dari
28
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Transformator
2. Voltemeter
4. Beban / tahanan
6. Kabel penghubung
7. Kotak terminal
V. LANGKAH KERJA
setiap fasanya
setiap fasanya
29
d. Hubungkan dengan saklar
setiap fasanya
setiap fasanya
30
VI. RANGKAIAN PERCOBAAN
Trafo (v) VRS VST VTR VRN VSN VTN VRS VST VTR
200 V 345,4 343,5 342,2 200 148,7 196,2 181,1 178,7 180,3
VIII. ANALISIS
Pada rating trafo 100 V, maka tegangan primer antar phase-phase berada
31
Pada rating trafo 200 V, maka tegangan primer antar phase-phase berada
Ketika pada rating trafo 100 V, tegangan sekunder akan sama dengan
tegangan 100 V
Ketika pada rating trafo 200 V, tegangan sekunder akan sama dengan
tegangan 200 V.
4. Ketika trafo dirangkai STAR – DELTA, nilai dari tegangan primer yaitu
Rating Trafo x √3. Sedangkan nilai dari rangkaian sekundernya yaitu sama
IX. KESIMPULAN
transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem
kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah
3. Rangkaian star delta ialah sirkuit yang paling sering dipakai buat
mengoperasikan motor tiga phase karena memiliki cukup besar daya. Untuk
32
dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga semuanya
IX. SARAN
33
PERCOBAAN 4
I. TUJUAN
line)
sumber tegangan.
Semua mesin listrik dengan daya lebih besar dari 370 W/0.37 kW harus
disuplai melalui sebuah pengasut motor yang tepat. Hal ini disebabkan oleh pada
motor – motor AC dengan daya besar atau di atas 500 W pada saat starting awal
akan menarik arus yang cukup besar untuk membangkitkan torsi, (daya putar) awal
pada motor, untuk itu diperlukan sebuah sistem pengasutan yang tepat untuk tujuan
proteksi.
34
pengasutan motor dapat mencapai tujuh/delapan kali lebih besar dari arus kondisi
normal, maka pengasut langsung ini hanya digunakan untuk motor – motor kecil
Rangkaian pengasut langsung ini ditunjukkan oleh gambar. Jika tombol mulai
(Start) ditekan maka arus akan mengalir dari fasa merah (R) melalui rangkaian
kendali dan kumparan kontaktor ke fasa biru. Arus ini akan mengaktifkan
suplai 3 fasa ke motor. Jika tombol mulai dilepaskan rangkaian kendali akan tetap
tombol berhenti (stop) ditekan atau jika kumparan – kumparan beban lebih bekerja
maka rangkaian kendali akan terputus dan kontaktor akan membuka untuk
hanya dapat dilakukan dengan menekan kembali tombol mulai (Start), jadi
rangkaian ini juga dapat memberi proteksi terhadap kehilangan tegangan suplai.
jaringan pada instalasi penerangan yang ada, maka macam pengasutan motor listrik
tiga fasa haruslah memperhatikan ketentuan dalam PUIL ayat 520 G4: Instansi yang
pembatasan arus asut sampai harga tertentu, bagi motor listrik dengan daya nominal
tertentu.
35
Gambar 1. Direct Online Starter
Listrik
kW jaringan
tahanan
36
4. Lebih dari atau 8 @ 12 kW Dengan transformator asut.
Tahanan asut
1. Secara langsung
4. Dengan Transformator
37
V. LANGKAH KERJA
5. Hubungkan saklar
38
VI. HASIL PENGAMATAN
gambar pengawatan.
VII. ANALISIS
39
Rangkaian Daya motor listrik 3 fasa pada praktikum dibedakan menjadi 2
yaitu :
= Vp√3
VLine = Vphase √3
Iline = Iphase
lebih halus dibandingkan Rangkaian Delta/ Segitiga. Hal ini disebabkan oleh
faktor arus, untuk daya yang sama. Rangkaian delta setara 3√3 Iphase/ 5
sampai 7 kali dari arus normal. Hal tersebut menyebabkan motor mengalami
VIII. KESIMPULAN
Rangkaian DOL terdiri dari Rangkaian Kontrol DOL dan Rangkaian Daya
DOL
kontaktor
40
Rangkaian Kontrol mengendalikan Arus yang mengalir pada beban
IX. SARAN
41
PERCOBAAN 5
I. TUJUAN
Procedure) yang ada sebagai petunjuk operator dalam mengoperasikan suatu unit
Tahap Persiapan
Tahap Pembebanan
42
Tahap Persiapan
menjamin kinerja generator berfungsi dengan baik. Hal – hal yang perlu
1. Sistem start
2. Sistem pelumasan
3. Sistem pendingin
5. Sistem kontrol
6. Sistem proteksi
7. Sistem interlock
8. Sistem governor
parameter yang ada pada unit tersebut agar berada dalam keadaan normal. Setelah
pengecekan unit dalam kondisi normal kemudian mesin siap untuk dilakukan
pembebanan
Tahap Pembebanan
Setelah generator berputar pada kecepatan normal dan dalam kondisi baik,
maka siap dilakukan pembebanan pada sistem operasi. Pembebanan pada generator
43
dapat bersifat resisitif, induktif, maupun kapasitif tergantung dari jenis beban yang
Jangan langsung mematikan mesin secara tiba – tiba. Lepaskan atau turunkan
bebannya terlebih dahulu secara perlahan – lahan, kemudian biarkan mesin bekerja
kerja seiring dengan penurunan pemakaian bahan bakar. Bila sedang diparalel
PENGOPERASIAN GENSET
Periksa secara umum keadaan mesin : Baut – baut, Belting, dan Baterai.
Posisikan switch voltage dan ampere pada panel listrik ke arah kiri
(manual)
Naikan putaran mesin dengan menarik handle gas ke arah kiri dan atur
sampai voltage pada panel pada arah kiri dan atur sampai voltage pada
panel pada angka 380V, mesin genset siap untuk diberi beban.
listriknya
44
Setelah selesai digunakan matikan tombol pompa utama, kembalikan
posisi switch panel pada posisi utama, kembalikan posisi switch panel
pada posisi semula, MCB pada genset pada posisi OFF dan Genset sudah
2. Motor 3Ph
3. Generator
5. Kabel penghubung
6. Tachometer
45
V. LANGKAH KERJA
berikut.
46
3. Start Generator
(Point A).
47
5. Atur kecepatan Motor sampai frekuensi 50 Hz. (Point B)
6. Kemudian atur tegangan pada 3PH Exct sampai 400 Volt. (Point C)
4. Stop Generator
48
VIII. ANALISIS
digunakan, maka daya akan naik dan arus medan juga akan naik. Selain itu juga,
Besarnya perubahan beban yang dapat ditanggung generator perlu diketahui yang
dan frekuensi sebesar 50 Hz saat generator diberi beban, tegangan akan drop
dipasang paralel. Semakin besar beban total yang disambung pada generator, akan
IX. KESIMPULAN
1. Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik atau energi gerak
gerak listrik.
IX. SARAN
49
DAFTAR PUSTAKA
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-motor-dc-motor-arus-searah/
http://rirind11.blogspot.co.id/2013/05/trafo-1-fasa.html
http://shiomatlikithihay.blogspot.co.id/2015/10/transformator-1-phasa-dengan-
baik.html
http://www.info-elektro.com/2013/04/prinsip-kerja-transformator-3-fasa.html
http://elektronikadasar.info/rangkaian-star-delta.htm
http://tsani-oke.blogspot.co.id/2011/09/prinsip-kerja-generator-arus-bolak.html
http://xtl1-ari-1617.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-dan-prinsip-cara-kerja.html
http://motorlistrikpengendali.blogspot.co.id/2016/01/rangkaian-dol-direct-online-
pengendali.html
50
LAMPIRAN 1:
Konstruksi Motor Induksi 3 Phasa
51
LAMPIRAN 2:
Pengukuran Motor DC Shunt
52
LAMPIRAN 3:
Transformator
53
54
LAMPIRAN 4:
Generator
55
56