Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENG. TEKNIK ELEKTRO


dan INSTRUMENTASI
LABORATORIUM ENERGI

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Adriel Apalem


NIM : 171440002
Program Studi : Teknik Instrumentasi Kilang
Konsentrasi : Instrumentasi & Elektronika
Diploma : I (satu)

POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL


Jl. Gajahmada No. 38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, 58315
Telp. 0296-421897, Faks. 0296-425939
Tahun
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii

 PERCOBAAN 1.
Kontruksi dan Prinsip Kerja Motor Induksi 3 fasa..............................................1
 PERBOBAAN 2.
Pengukuran Motor DC Shunt ............................................................................14
 PERCOBAAN 3.
Transformator ....................................................................................................20
 PERCOBAAN 4.
Rangkaian DOL .................................................................................................24
 PERCOBAAN 5.
Start and Stop Generator ...................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................64

i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur kepada Tuhan YME, atas segala penyertaan-
Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Rangkaian
Listrik
Laporan ini dapat diselesaikan juga berkat dorongan, saran, serta bantuan
pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada semua
Semoga penulisan Laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa PEM
AKAMIGAS, maupun para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari Laporan
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun guna kemajuan penulisan yang akan datang. Semoga Laporan
Akhir Praktikum Rangkaian Listrik ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Cepu, Mei 2018


Penulis,

Septian Dwi Saputra


NIM. 171440043

ii
PERCOBAAN 1

KONSTRUKSI DAN PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA

I. TUJUAN

Setelah melakukan praktikum Konstruksi dan Prinsip kerja Motor Induksi 3

Phasa, mahasiswa dapat :

1. Mengetahui konstruksi dan fungsi masing – masing bagian motor

induksi 3 phasa.

2. Mengetahui prinsip kerja motor induksi 3 phasa.

3. Mengidentifikasi ujung kumparan motor induksi 3 phasa 6 terminal.

4. Membuat rangkaian delta dan bintang pada terminal motor induksi 3

phasa.

II. KESELAMATAN KERJA

1. Peserta praktikum menggunakan PPE standart

2. Perhatikan Penjelasan dari Instruktur

3. Operasikan Alat Ukur sesuai dengan Prosedur

4. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. TEORI DASAR

Motor AC merupakan sebuah motor listrik yang tenaga penggeraknya berasal

dari arus bolak-balik (arus AC). Motor AC lebih sering digunakan dalam

industri dari pada motor DC. Tetapi motor AC ini tidak dapat beroperasi dengan

baik pada kecepatan rendah. Motor AC biasanya terdiri dari dua bagian dasar, yaitu:

1
a. Stator

Stator merupakan bagian dari motor yang tidak bergerak

(stasioner/statis). Stator berupa kumparan yang dialiri dengan arus bolak-balik

untuk menghasilkan medan magnet yang berputar. Stator ini terbentuk atas

lapisan plat-plat tipis dengan sejumlah pole yang tersusun melingkar, seperti

jari-jari pada roda. Seutas kawat tembaga dililitkan sebanyak sekian

lilitan/putaran di tiap-tiap pole.

b. Rotor

Rotor merupakan bagian dari motor listrik yang mengalami perputaran.

Perputaran rotor disebabkan karena adanya medan magnet dan lilitan kawat

pada rotor. Sedangkan torsi dari perputaran rotor di tentukan oleh banyaknya

lilitan kawat dan juga diameternya.Pada rotor terdapat kutub-kutub magnet

dengan lilitan-lilitan kawatnya dialiri oleh arus searah. Kutub magnet rotor

terdiri dua jenis yaitu :

 Rotor kutub menonjol (salient), adalah tipe yang dipakai untuk generator-

generator kecepatan rendah dan menengah.

 Rotor kutub tidak menonjol atau rotor silinder digunakan untuk generator-

generator turbo atau generator kecepatan tinggi.

2
Terdapat dua jenis motor AC, tergantung pada tipe rotor yang digunakan:

1. Tipe pertama adalah motor induksi atau motor asinkron. Medan magnet

pada rotor motor ini diciptakan oleh arus induksi.

2. Tipe kedua adalah motor sinkron, yang tidak bergantung pada induksi.

sebagai hasilnya, dapat memutar tepat pada frekuensi supply atau

kelipatan dari frekuensi supply.

Apabila sumber tegangan tiga fasa disambungkan pada ujung kumparan

stator maka akan timbul medan putar dengan kecepatan ( Ns = 120. f / p ). Medan

putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor, akibatnya pada

kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl) sebesar :

E2S = 4,44 x f2 x N2 x Φm x 10-8 Volt

Dimana :

E2S = tegangan induksi pada saat rotor berputar

Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E) akan

menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya

(F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup

besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar

3
stator. Tegangan induksi timbul oleh karena terpotongnya batang konduktor (rotor)

oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan teriduksi diperlukan adanya

perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (Ns) dengan kecepatan

putaran rotor (NR).

Gambar 4.1 Konstruksi Motor Induksi 3 Phasa

Stator mempunyai tiga buah gulungan fasa, masing- masing ujung ketiga

buah gulungan tersebut ditarik keluar ke terminal (U-X, V-Y, W-Z), bila

dikehendaki untuk bisa dioperasikan dengan 2 (dua) macam tegangan ). Misal

setiap gulungan phasa pada motor tersebut mampu diberikan tegangan 220 volt,

maka motor tersebut bisa dioperasikan dengan 2 macam tegangan jala- jala, yaitu

220 volt dengan hubungan delta pada terminal motor dan dengan hubungan bintang

pada terminal motor bila tegangan jala- jala adalah 220 x √3 = 380 volt, karena

dengan dihubung bintang maka ditiap kumparan phasa hanya mendapatkan

tegangan 380 / √3 = 220 volt.

4
Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki sumber

AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator terhubung

dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui kumparan stator.

Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan stator saja. Sesuai hukum faraday bahwa

apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat

menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah

tangan kanan.

Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena

setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap

waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap

waktunya. Misalkan fasafasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa

a maksimum sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak

mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga

menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum.

Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana

yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan

bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu.

Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.

Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah

dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi

pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada

rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan adanya

medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz. Hal

yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai

5
kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron

dan rotor sama, maka tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada

gaya yang terjadi pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya

pada rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek

dengan sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan

sinkron dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus

sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah

motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan ini

dikenal sebagai slip.

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Motor induksi 3 phasa

2. Tang

3. Obeng

4. Multimeter

5. Kabel

6. Kunci pas

V. LANGKAH KERJA:

a. Mengidentifikasi ujung-ujung kumparan motor

6
Gambar rangkaian terminal motor dengan multimeter

- Sebagai pedoman, tentukan terminal ujung kiri atas sebagai ujung U, ke

kanan V dan W.

- Sambungkan salh satu probe multimeter ke ujung U, selanjutnya probe

multimeter yang satu di tempatkan pada terminal motor yang lain,

pastikan selector switch pada multimeter ke posisi OHM (Ω) apabila di

salah satu terminal motor, multimeter menunjukkan angka, artinya pada

terminal tersebut adalah ujung yang lain dari kumparan U yaitu X.

- Pindahkan salah satu probe multimeter ke terminal V, pindahkan pula

probe yang satunya sampai pada multimeter menunjukkan angka,

sehingga diketahui kedua terminal tersebut adalah ujung kumparan V-Y.

- Lakukan sekali lagi untuk mencari ujung kumparan W-Z pada terminal

motor.

- Identifikasi ujung-ujung kumparan yang telah teridentifikasi seperti

gambar di bawah ini.

7
Gambar Terminal Motor Induksi 3 Phasa 6 Terminal

b. Rangkaian delta terminal motor

Motor induksi dengan 6 terminal dapat dioperasikan dengan 2 macam

tegangan kerja (jala-jala), sebagai contoh tegangan 220 Volt dan dengan

tegangan 220 x √3 = 380 Volt, bila tegangan kerja yang tersedia adalah 220

Volt, setelah terminal motor diidentifikasi, selanjutnya terminal motor

tersebutdihubung delta, dengan cara:

- Jamper terminal U-Z dan sambungkan ke phasa R.

- Jamper terminal V-X dan sambungkan ke phasa S.

- Jamper terminal W-Y dan sambungkan ke phasa T, seperti gambar di

bawah

Gambar Motor Induksi 3 Phasa Hubungan Delta pada Terminal Motor

8
c. Rangkaian bintang pada terminal motor

Bila tegangan kerja yang tersedia adalah 380 Volt, maka terminal motor

harus dihubung bintang, dengan cara:

- Jamper menjadi satuu pada terminal motor U, V dan W.

- Terminal yang lain, Z sambungkan ke phasa R.

- Terminal X sambungkan ke phasa S

- Terminal Y sambungkan ke phasa T, lihat gambar di bawah ini

Gambar Motor Induksi 3 Phasa Hubungan Bintang pada Terminal Motor

VI. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar Rangkaian Bintang Percobaan Motor Induksi 3 fasa

9
Gambar Rangkaian Delta Percobaan Motor Induksi 3 fasa

VII. HASIL PENGAMATAN

120 ∙𝑓 𝑁𝑆−𝑁𝑟
Pole (P) f (Hz) NS= Nr S= 𝑥100 %
𝑃 𝑁𝑆
2 50 3000 2850 5%
4 50 1500
6 50 1000

Tabel 1. Perhiungan Presentasi Slip

Hubungan Delta Star

Tegangan (V) 216 V 380

Arus Start (A) 5,9 A 3,3

Arus Running (A) 1,6 A 0,9

Speed (Rpm) 2983,0 2992,6

Tabel 2. Hasil Pengukuran

10
VIII. ANALISIS

1. Untuk mendapatkan jumlah putaran motor (NS) menggunakan rumus :

𝟏𝟐𝟎 ∙𝒇
NS=
𝑽

2. Untuk mendapatkan perbedaan putaran antara medan magnet pada stator

dengan motor / slip, menggunakan rumus :

𝑵𝑺−𝑵𝒓
NS= 𝒙𝟏𝟎𝟎 %
𝑵𝑺

3. Cara mengganti arah putaran pada motor yaitu dengan menukar salah satu

kabel penghubung.

Perhitungan :

𝟏𝟐𝟎 ∙𝒇
NS=
𝑽

Untuk 2 kutub :

𝟏𝟐𝟎 ∙𝟓𝟎
NS=
𝟐

NS= 3000

Untuk 4 kutub :

𝟏𝟐𝟎 ∙𝟓𝟎
NS=
𝟒

NS= 1500

Untuk 6 kutub :

𝟏𝟐𝟎 ∙𝟓𝟎
NS=
𝟔

NS= 1000

11
Menghitugn presentase slip :
3000−2850
S= 𝑥100 %
3000

S= 5%

IX. KESIMPULAN

1. Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu cabang dari jenis motor listrik

yang merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang

mempunyai slip antara medan stator dan rotor dengan sumber tegangan 3 fasa

2. Motor induksi 3 fasa berputar pada kecepatan yang pada dasarnya adalah
konstan. Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan

demikian pengaturan kecepatan tidak dapat dengan mudah dilakukan

terhadap motor ini, namun motor induksi 3 fasa merupakan jenis motor listrik

yang paling banyak digunakan pada dunia industri karena sesuai kebutuhan

dan memiliki banyak keuntungan.

IX. SARAN
1. Praktikan harus selalu berhati-hati dalam merangkai rangkaian

2. Mendengarkan arahan instruktur secara seksama

3. Pemasangan kabel penghubung harus maksimal

4. Serius dalam melakukan praktikum

12
PERCOBAAN 2

PENGUKURAN MOTOR DC SHUNT

I. TUJUAN

Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :

- Mengetahui cara menjalankan motor DC Shunt

- Memahami cara pengoperasikan motor dan rangkaian operasinya

- Mengukur tegangan dan arus DC menggunakan alat ukur

II. KESELAMATAN KERJA

1. Putuskan sumber tegangan pada saat merangkai rangkaian.

2. Laporkan pada instruktur saat akan melakukan percobaan

III. TEORI DASAR

1. PENGERTIAN MOTOR DC SHUNT

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah

energi listrik menjadi enegri mekanik. .Motor ini dinamakan motor DC shunt

karena cara pengkabelan motor ini yang parallel (shunt) dengan kumparan

armature. Motor jenis ini memiliki kecepatan yang stabil sehingga motor ini

digunakan ketika membutuhkan kecepatan yang hampir sama sekali constant

dari saat terdapat beban. Selain itu, motor ini juga tepat jika kita gunakan pada

rangkaianyangmemiliki beban yang telah telah ditentukan. Motor DC shunt

berbeda dengan motor yang sejenis terutama pada gulungan kawat yang

terkoneksi parallel denganmedan armature. Karena gulungan kawat diparalel

13
dengan armature, maka disebut sebagai shunt winding dan motornya disebut

shunt motor. Motor DC shunt memiliki skema berikut:

2. KARAKTERISTIK MOTOR DC SHUNT

Motor DC shunt memiliki karakteristik pengoperasian yang agak

berbeda dengan motor listrik yang sejenis. Karena medan kumparan parallel

terbuat dari kabel yang kecil. Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang

besar ketika mulai melakukan putaran seperti pada medan kumparan seri. Hal

ini berarti motor parallel mempunyai torsi awal yang lemah. Ketika voltase

diaplikasikan ke motor listrik, resistansi yang tinggi pada kumparan parallel

menjaga arus mengalir lambat. Kumparan armature untuk motor shunt pada

dasarnya sama dengan motor seri dan menggunakan arus untuk memproduksi

medan magnetik yang cukup kuat untuk membuat kumparan armature

memulai putaran. Seperti halnya motor seri, ketika armature mulai berputar,

kumparan tersebut akan memproduksi EMF. EMF balik akan menyebabkan

arus pada kumparan armature mulai terkurangi sampai pada level yang sangat

rendah. Banyaknya arus pada kumparan armature yang dibutuhkan akan

secara langsung berhubungan dengan banyaknya beban ketika motor

mencapai kecepatan maksimal. Ketika bebannya sedikit, kumparan

armatureini akan membutuhkan arus yang sedikut pula. Namun, ketika motor

mencapai rpm yang penuh, kecepatannya akan tetap konstan.

14
Bagian-Bagian Motor DC Shunt:

a. Stator

 Rangka

Rangka mesin merupakan bagian dari tempat mengalirnya fluks magnet,

bagian ini terbuat dari bahan ferromagnetic. Fungsi dari rangka adalah

untuk meletakkan alat-alat tertentu dan bagian-bagian mesin lainnya.

 Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet

Kutub-kutub magnet pada mesin listrik menghasilkan fluks magnet.

Elektromagnetisme terjadi akibat kutub diberi lilitan penguat magnet

yang berfungsi untuk tempat aliran arus.

 Sikat komutator

Sikat komutator merupakan alat terjadinya proses komutasi. Fungsi

utama komutator adalah sebagai penghubung aliran arus jangkar ke

terminal luar dan atau dari terminal luar ke jangkar.

b. Rotor

 Komutator

Bagian ini merupakan alat yang berfungsi sebagai penyearah mekanik.

Agar menghasilkan penyearah yang baik, jumlah komutator yang

digunakan harus banyak.

 Jangkar

Jangkar memiliki bentuk silinder yang diberi alur pada bagian

permukaannya untuk melilitkan kumparan-kumparan tempat

terbentuknya GGL imbas.

 Lilitan jangkar

15
Lilitan jangkar terdiri atas beberapa kumparan yang dipasang di dalam

alur jangkar. Tiap kumparan dapat terdiri atas lilitan kawat atau lilitan

batang. Fungsi lilitan jangkar sebagai terbentuknya GGL imbas.

IV. ALAT DAN BAHAN

- Mesin DC Shunt....................................................... 1 buah

- DC Meter................................................................... 1 buah

- Kontrol motor DC...................................................... 1 buah

- Kabel penghubung..................................................... secukupnya

V. LANGKAH KERJA

1. Buat rangkaian seperti pada gambar

2. Hidupkan control motor DC

3. Amati yang terjadi pada motor dan besar nilai pada alat ukur DC

4. Catat besar tegangan dan arus yang ditunjukan pada alat ukur

5. Atur besar nilai keluaran power supply

6. Amati dan catat besar tegangan yang dihasilkan

7. Ulangi langkah (5) dan (6) dengan mengubah tegangan yang lain

8. Masukan hasilanya dalam table

16
9. Matikan power supply 3 fase

10. Lepaskan kembali rangkaian yang sudah dibuat

VI. RANGKAIAN PERCOBAAN

VII. HASIL PENGUKURAN

Voltage (V) Current (A) Rpm


20 0,101 209,1
40 0,084 479,9
60 0,084 601
80 0,085 799
100 0,083 899,9
110 0,084 1097,2

VIII. ANALISA

Berdasarkan tabel hasil pengamatan diketahui bahwa setiap kenaikan tegangan

terjadi kenaikan rpm, artinya nilai tegangan berpengaruh pada kecepatan motor.

Kenaikan tegangan dan rpm berbanding lurus dan dengan nilai yang konstan. Pada

setiap kenaikan tegangan 20 V DC terjadi perubahan rpm sekitar 200 rpm, artinya

dapat diketahui bahwa kenaikan rpm / 1 Volt yaitu 200 rpm x 1/20 = 10 rpm.

Maksudnya, setiap kenaikan 1 Volt maka terjadi perubahan sebesar 10 Rpm. Dapat

17
diketahui juga bahwa kenaikan tegangan berpengaruh pada arus, namun perubahan

yang terjadi tidak begitu besar atau dapat dikatakan konstan.

IX. KESIMPULAN

1. Motor DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan

secara paralel dengan kumparan angker (armature winding). Karena Kumparan

Medan dan Kumparan Angker dihubungkan secara paralel, maka total arus listrik

merupakan penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus yang

melalui kumparan angker.

2. Rangkaian eksitasi motor shunt terletak paralel dengan jangkar. Putaran akan

turun dengan naik-nya momen torsi. Pada kondisi tanpa beban, karakteristik

motor shunt mirip dengan motor dengan penguat terpisah yaitu arus eksitasinya

tidak tergantung dari sumber tegangan yang mencatunya.

X. SARAN

1. Praktikan harus selalu berhati-hati dalam merangkai rangkaian

2. Mendengarkan arahan instruktur secara seksama

3. Pemasangan kabel penghubung harus maksimal

4. Serius dalam melakukan praktikum

18
PERCOBAAN 3

TRANSFORMATOR

A. TRANSFORMATOR SATU PHASA

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi peralatan yang digunakan dalam

percobaan dan menyebutkan fungsi dari masing – masing peralatan.

2. Mahasiswa dapat menentukan perbandingan transformasi dari

transformator satu fasa.

II. KESELAMATAN KERJA

1. Jangan bekerja sendirian jika bekerja dengan peralatan listrik

bertegangan tinggi, peralatan yang menyimpan energi listrik, atau mesin-

mesin yang dioperasikan dengan listrik.

2. Ketika merakit, membongkar, atau memodifikasi eksperimen atau

proyek, aliran harus diputus dari peralatan. Hubungkan titik – titik

dengan tegangan tinggi ke tanah (grounding) dengan penghubung yang

terinsulasi dengan baik, Ingat! Kapasitor dapat menyimpan energi

dengan kuantitas yang membahayakan.

3. Lakukan pengukuran pada sirkuit aktif atau kapasitor dengan

menggunakan alat ukur yang peganggannya terinsulasi dengan baik,

serta menjaga salah satu tangan tetap dibelakang tubuh atau dalam saku,

Jangan biarkan terjadi kontak antara bagian tubuh manapun baik pada

sirkuit maupun peralatan yang terhubung dengan sirkuit.

19
4. Berhati-hatilah dalam menggunakan perlatan yang dapat menyebabkan

arus pendek jika terhubung dengan elemen-elemen sirkuit yang lain.

Gunakan hanya perlatan yang memiki pegangan dengan insulasi yang

baik.

5. Jika terjadi kontak antara seorang dengan listrik tegangan tinggi segera

matikan sumber listrik. Jangan mencoba untuk menarik orang tersebut

kecuali jika kita dalam keadaan terinsulasi. Jika korban tidak bernafas,

segera beri CPR (bantuan pernapasan) secepatnya sampai korban

tersadar, dan segera hubungi pihak rumah sakit.

6. Periksa spesifikasi kabel jika menggunakan arus tinggi. Pastikan timah

yang digunakan dapat digunakan untuk tegangan tinggi. Demikian juga

untuk timah-timah pada instrumen.

III. TEORI DASAR

Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie

yang berarti perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat

memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian

listrik yang lain, melalui gandeng magnit berdasarkan pada prinsip

elektromagnetik. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya hanya

penggunaannya untuk kapasitas kecil.

Prinsip kerja dari sebuah transformator pada umumnya adalah sebagai

berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-

balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet

yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan

20
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan

sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik

(mutual inductance).

Gambar 2.1 Prinsip kerja trafo

Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan

yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan

magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan

pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

Gambar 2.2 Polaritas pada Trafo

21
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder,

dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Dimana:

Vp = tegangan primer (volt)

Vs = tegangan sekunder (volt)

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder

Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan

dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I1 pada kumparan

tersebut. Oleh karena kumparan menpunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet

yang juga berubahubah, pada intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah-

ubah, pada kumparan primer akan timbul GGL induksi ep.

Gambar 2.3 Kontruksi Trafo 1 Fasa

22
Dalam keadaan sederhana transformator mempunyai bagian-bagian sebagai

berikut :

1. Kumparan Primer yaitu kumparan trafo yang dihubungkan ke sumber

tegangan.

2. Kumparan Sekunder yaitu kumparan trafo yang dihubungkan dengan

beban.

3. Inti yang dibuat dari lapisan plat dinamo.

Fungsi utama inti trafo adalah sebagai jalan atau penghantar garis-garis gaya

magnit. Karena fluksi magnet yang mengalir pada inti trafo adalah fluksi bolak-

balik, untuk itu diperlukan persyaratan agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat

ditekan sekecil mungkin. Untuk itu biasanya inti trafo dibuat dari bahan plat baja

silikon dengan kadar silikonnya 4-5% dengan ketebalan 0,3 s/d 0,5mm.

Dipasaran tersedia bermacam-macam bentuk bentuk inti trafo dalam

bermacam ukuran.Yang perlu diperhatikan disini adalah cara penyusunan pelat-

pelat inti trafo, harus diusahakan serapat mungkin, sehingga tidak ada celah udara.

Yang dapat digunakan adalah inti yang tebalnya 0,5mm yang pada kerapatan fluksi

(B)= 1Wb/m2, mempunyai kerugian besi (Pf)=2,3watt/kg.

Untuk trafo satu fasa tersedia inti :

• Bentuk Core ( UI ) : efesiensinya rendah

• Bentuk Shell ( EI ) : efesiensinya dapat mencapai 80-90%

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Power Supply 0 – 220 Volt AC

2. Transformator satu phase

23
3. Multimeter 2 buah

4. Kabel-kabe

V. LANGKAH KERJA

1. Perhatikan gambar bagan transformator berikut ini:

Gambar 2.4 Kontruksi Trafo 1 Fasa

2. Menggunakan ohmmeter periksa hubungan antara koneksi 1U1 sampai

3U3. Catat hubungan koneksi antar lilitannya.

3. Menghubungkan 1U1 dengan L1/R dan hubungkan 1U2 dengan N pada

power supply

4. Atur power supply menjadi 100 volt AC

5. Mengukur tegangan primer antara 1U1 dan 1U2

6. Mengukur tegangan sekunder 2U1 & 2U2 ; 2U2 & 2U4 ; 2U1 dan 2U4 ;

2U3 & 2U2 dari tegangan yang melintasi 2U1 dan 2U2. Hitung rasio

transformasinya.

24
7. Mengatur tegangan sekunder antara 3U1 dan 3U3 dari tegangan yang

melintasi 3U1 dan 3U2.

8. Catat pada tabel dan buat perbandingan antar koneksinya sampai 200 volt

AC dan 230 volt AC.

9. Setelah selesai kecilkan tegangan sampai 0 volt dan matikan.

VI. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar Rangkaian Trafo Satu Fasa


VII. HASIL PENGAMATAN

Pengukuran Input (100V) Input (200V)

1U1 dan 1U2 100 200

2U1 dan 2U2 182,9 366

2U3 dan 2U4 67 133,9

2U1 dan 2U4 91,2 182,2

2U3 dan 2U2 158,96 316,8

25
3U1 dan 3U3 52,5 204,9

3U1 dan 3U2 105,2 209,8

VIII. ANALISIS

1. Rangkaian dibuat dengan menghubungkan L1 ke 1U1 dan N ke 1U2.

2. Berdasarkan data yang ada pada tabel bisa didapatkan hubungan bahwa

semakin besar tegangan sumber pada power supply maka hasil

pengukuran juga akan semakin besar.

3. Pada trafo 1 fasa, setiap lilitan sekunder memiliki tegangan yang

berbeda-beda.

IX. KESIMPULAN

1. Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan

dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I1 pada

kumparan tersebut. Oleh karena kumparan menpunyai inti, arus I1,

menimbulkan fluks magnet yang juga berubah – ubah, pada

intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah –ubah, pada kumparan

primer akan timbul GGL induksi ep.

2. Jenis trafo berdasarkan letak kumparan yaitu Core type (jenis inti) yakni

kumparan mengelilingi inti dan Shell type (jenis cangkang) yakni inti

mengelilingi belitan.

26
B. TRANSFORMATOR TIGA PHASA

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat memahami rangkaian ekuivalen trafo dan nilainya

2. Mahasiswa dapat menentukan nilai perbandingan transformasi pada

suatu transformator

II. KESELAMATAN KERJA

1. Perhatikan sumber tegangan pada saat merangkai rangkaian

2. Setting alat ukur sesuai dengan tegangan / arus yang sesuai

3. Laporkan pada pembimbing bila akan mulai mengukur

III. TEORI DASAR

Trasformator merupakan sebuah mesin listrik yang dapat merubah dan

mentrasfer tenaga listrik dari suatu rangkain kerangkain lainnya dengan cara

induksi melalui gabungan elektromagnet pada frekuensi konstan. Pada dasarnya

terdapat beberapa jenis transformator, namun pada umumnya hanya dikenal dua

jenis saja, yaitu transformator step-up dan transformator step-down.

Biasanya transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam

sistem komunikasi, transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai

frekuensi radio dan video, untuk berbagai keperluan. Selain itu kita juga mengenal

input transformators, interstage transformators, dan output transformators pada

rangkaian radio dan televisi. Transformator juga dimanfaatkan dalam sistem

komunikasi untuk penyesuaian impedansi agar tercapai transfer daya maksimum.

Dalam penyaluran daya listrik juga banyak digunakan transformator

berkapasitas besar dan juga bertegangan tinggi. Dengan transformator tegangan

tinggi ini penyaluran daya listrik dapat dilakukan dalam jarak jauh dan susut daya

27
pada jaringan dapat ditekan. Di jaringan distribusi listrik banyak digunakan

transformator penurun tegangan, dari tegangan menengah 20 Kv menjadi 380 V

untuk distribusi ke rumah-rumah dan kantor-kantor pada tegangan 220V.

Transformator daya tersebut pada umumnya merupakan transformator tiga fasa.

Berdasarkan fungsi dan kegunaan transformator diatas maka kami

melaksanakan praktikum transformator ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai

konsep, jenis, cara kerja dan fungsi transformator.

1. Transformator Step up

Transformator step up adalah transformator yang berfungsi untuk

menaikkan tegangan AC. Transformator step up memiliki lebih banyak lilitan

pada kumparan sekunder daripada kumparan primer. Sebagai contoh, jika

putaran sekunder lebih banyak daripada putaran primer, tegangan sekunder

20 kali tegangan primer. (Swadidik, 2009)

Jika lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak daripada lilitan pada

lilitan pada kumparan primer, maka tegangan sekunder lebih besar dari

tegangan primer. (Giancoli, 2001)

2. Transformator Step down

Transformator step down adalah transformator yang berfungsi untuk

menurunkan tegangan AC.

Transformator step down memiliki lilitan pada kumparan sekunder

lebih sedikit daripada kumparan primer. Sebagai contoh, jika putaran

sekunder 20 kali lebih sedikit daripada putaran primer, maka tegangan

sekundernya seperduapuluh tegangan primer. (Swadidik, 2009)

28
IV. ALAT DAN BAHAN

1. Transformator

2. Voltemeter

3. Sumber tegangan 3 fasa

4. Beban / tahanan

5. Saklar kutub Satu

6. Kabel penghubung

7. Kotak terminal

V. LANGKAH KERJA

1. Rangkaian transformator 3 rasa hubungan Y-∆

a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

b. Pada awalnya posisi saklar terbuka / off

c. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y-∆ menggunakan

rangkaian 3 buah transformator 1 fasa dengan sebuah beban pada

setiap fasanya

d. Hubungkan dengan saklar

e. Masukkan data hasil pengukuran

f. Matikanlah sumber tegangan dan buka rangkaian

2. Rangkaian transformator 3 fasa hubungan ∆-∆

a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

b. Pada awalnya posisi saklar terbuka / off

c. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan ∆-∆ menggunakan

rangkaian 3 buah transformator 1 fasa dengan sebuah beban pada

setiap fasanya

29
d. Hubungkan dengan saklar

e. Masukkan data hasil pengukuran

f. Matikanlah sumber tegangan dan buka rangkaian

3. Rangkaian transformator 3 fasa hubungan ∆-Y

a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

b. Pada awalnya posisi saklar terbuka / off

c. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan ∆-Y menggunakan

rangkaian 3 buah transformator 1 fasa dengan sebuah beban pada

setiap fasanya

d. Hubungkan dengan saklar

e. Masukkan data hasil pengukuran

f. Matikanlah sumber tegangan dan buka rangkaian

4. Rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y-Y

a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

b. Pada awalnya posisi saklar terbuka / off

c. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Y-Y menggunakan

rangkaian 3 buah transformator 1 fasa dengan sebuah beban pada

setiap fasanya

d. Hubungkan dengan saklar

e. Masukkan data hasil pengukuran

f. Matikanlah sumber tegangan dan buka rangkaian

30
VI. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar Rangkaian Percobaan Trafo 3 fasa

VII. HASIL PENGAMATAN

Rating Tegangan Primer Tegangan Sekunder

Trafo (v) VRS VST VTR VRN VSN VTN VRS VST VTR

100 V 173,6 173,0 171,8 100 100 89 91,1 89,9 90,5

200 V 345,4 343,5 342,2 200 148,7 196,2 181,1 178,7 180,3

Tabel Pengukuran Tegangan Hubungan Bintang - Delta

VIII. ANALISIS

1. Kumparan Primer dihubungkan secara STAR

VPhase - VPhase = VPhase . √3

 Pada rating trafo 100 V, maka tegangan primer antar phase-phase berada

pada tegangan 172, 6

31
 Pada rating trafo 200 V, maka tegangan primer antar phase-phase berada

pada tegangan 343, 7

2. Kumparan Sekunder dihubung DELTA

IPhase - IPhase = IPhase

 Ketika pada rating trafo 100 V, tegangan sekunder akan sama dengan

tegangan 100 V

 Ketika pada rating trafo 200 V, tegangan sekunder akan sama dengan

tegangan 200 V.

3. Dari hasil pengamatan pada tabel, trafo bersifat step down

4. Ketika trafo dirangkai STAR – DELTA, nilai dari tegangan primer yaitu

Rating Trafo x √3. Sedangkan nilai dari rangkaian sekundernya yaitu sama

dengan Rating Trafo.

IX. KESIMPULAN

1. Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah

transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem

kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah

transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segitiga, atau zig-zag.

2. Transformator tiga fasa banyak digunakan pada sistem transmisi dan

distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis.

3. Rangkaian star delta ialah sirkuit yang paling sering dipakai buat

mengoperasikan motor tiga phase karena memiliki cukup besar daya. Untuk

menggerakkan motor tersebut memang diperlukan daya awal yg besar, serta

32
dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga semuanya

menjadi stabil akan rangkaiannya dirubah jadi delta.

IX. SARAN

1. Praktikan harus selalu berhati-hati dalam merangkai rangkaian

2. Mendengarkan arahan instruktur secara seksama

3. Pemasangan kabel penghubung harus maksimal

4. Serius dalam melakukan praktikum

33
PERCOBAAN 4

RANGKAIAN DOL (Direct On Line)

I. TUJUAN

Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :

- Memahami cara umum dalam starting motor induksi

- Dapat menggambarkan rangkaian starting secara langsung (direct on

line)

II. KESELAMATAN KERJA

1. Hati – hati dengan sumber tegangan 220V/380V.

2. Putuskan sumber tegangan pada saat merangkai rangkaian.

3. Laporkan pada pembimbing bila akan mencoba rangkaian dengan

sumber tegangan.

III. DASAR TEORI

Semua mesin listrik dengan daya lebih besar dari 370 W/0.37 kW harus

disuplai melalui sebuah pengasut motor yang tepat. Hal ini disebabkan oleh pada

motor – motor AC dengan daya besar atau di atas 500 W pada saat starting awal

akan menarik arus yang cukup besar untuk membangkitkan torsi, (daya putar) awal

pada motor, untuk itu diperlukan sebuah sistem pengasutan yang tepat untuk tujuan

proteksi.

Rangkaian untuk pengasut langsung (DOL Direct On Line) akan memutus

atau menghubungkan suplai utama ke motor secara langsung. Karena arus

34
pengasutan motor dapat mencapai tujuh/delapan kali lebih besar dari arus kondisi

normal, maka pengasut langsung ini hanya digunakan untuk motor – motor kecil

dengan daya kurang dari 5 kW.

Rangkaian pengasut langsung ini ditunjukkan oleh gambar. Jika tombol mulai

(Start) ditekan maka arus akan mengalir dari fasa merah (R) melalui rangkaian

kendali dan kumparan kontaktor ke fasa biru. Arus ini akan mengaktifkan

kumparan kontaktor sehingga kontaktor akan menutup untuk menghubungkan

suplai 3 fasa ke motor. Jika tombol mulai dilepaskan rangkaian kendali akan tetap

dipertahankan seperti semula melalui sebuah kontak penahan. Jika selanjutnya

tombol berhenti (stop) ditekan atau jika kumparan – kumparan beban lebih bekerja

maka rangkaian kendali akan terputus dan kontaktor akan membuka untuk

memutuskan suplai listrik 3 fasa ke motor. Penghubungan kembali suplai ke motor

hanya dapat dilakukan dengan menekan kembali tombol mulai (Start), jadi

rangkaian ini juga dapat memberi proteksi terhadap kehilangan tegangan suplai.

Untuk menghindari terjadinya guncangan tegangan yang akan mengganggu

jaringan pada instalasi penerangan yang ada, maka macam pengasutan motor listrik

tiga fasa haruslah memperhatikan ketentuan dalam PUIL ayat 520 G4: Instansi yang

berwenang dapat menetapkan peraturan yang mengharuskan dilakukannya

pembatasan arus asut sampai harga tertentu, bagi motor listrik dengan daya nominal

tertentu.

35
Gambar 1. Direct Online Starter

Berikut tabel cara pengasutan berdasarkan daya nominal motor listrik

No. Daya Nominal Motor Cara Pengasutan

Listrik

1. Kurang dari atau 1,5 @ 2.25 Hubung langsung pada

kW jaringan

2. Sampai atau 4 @ 6 kW Dengan Bintang Segitiga

3. Sampai atau 8 @ 12 kW Bintang Segitiga dengan

tahanan

36
4. Lebih dari atau 8 @ 12 kW Dengan transformator asut.

Tahanan asut

Cara pengasutan motor listrik tiga fasa dapat dibagi atas :

a. Pengasutan stator terdiri dari :

1. Secara langsung

2. Dengan Saklar Bintang Segitiga

3. Dengan Kumparan Hambat

4. Dengan Transformator

b. Pengasutan Rotor terdiri dari :

1. Dengan Kumparan Hambat Motor

2. Dengan Tahanan Rotor

IV. ALAT DAN BAHAN

- MCB 3 F + 1 F ................................................. 1 buah

- Saklar On-Off ................................................. 1 buah

- Magnetik Kontaktor ....................................... 3 buah

- Lampu tanda .................................................. 1 buah

- Termorelay ..................................................... 1 buah

- Motor AC 3 Fasa 380 V ................................... 1 buah

- Kabel Penghubung .......................................... secukupnya

37
V. LANGKAH KERJA

1. Siapkanlah alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Pada awalnya posisi saklar terbuka/ off

3. Pahami rangkaian kontrol Direct on line motor ac 3 fasa satu arah

putaran dengan saklar on – off berikut

Gambar 2. Rangkaian kontrol DOL motor

4. Buat rangkaian utama DOL motor ac 3 fasa satu arah putaran

dengan saklar 0n – off seperti gambar berikut

Gambar 3. Rangkaian utama saklar DOL motor

5. Hubungkan saklar

38
VI. HASIL PENGAMATAN

1. Lengkapi rangkaian gambar berikut sesuai dengan rangkaian

kontrol yang sudah anda kerjakan.

2. Lanjutkan dengan rangkaian daya/utama dengan melengkapi

gambar pengawatan.

VII. ANALISIS

 Rangkaian DOL (Direct On Line) terdiri dari 2 rangkaian, yaitu :

1. Rangkaian Kontrol : Merupakan rangkaian pengendali 1 fasa, digunakan

untuk mengendalikan kontraktor/ relay

2. Rangkaian Daya : Merupakan rangkaian pengendali beban. Pada praktikum

beban yang digunakan adalah motor listrik 3 fasa.

39
 Rangkaian Daya motor listrik 3 fasa pada praktikum dibedakan menjadi 2

yaitu :

1. Untuk Rangkaian Star/ Bintang

VTS = 2.Vp. cos 30°


1
= 2. Vp. 2 √3

= Vp√3

VLine = Vphase √3

IL = 2. Ip. sin 30°


1
= 2. Ip. 2

Iline = Iphase

Pada Terminal Motor

2. Untuk Rangkaian Delta/ Segitiga

Pada Terminal Motor

Pada Praktikum, Rangkaian Star/Bintang menimbulkan suara motor yang

lebih halus dibandingkan Rangkaian Delta/ Segitiga. Hal ini disebabkan oleh

faktor arus, untuk daya yang sama. Rangkaian delta setara 3√3 Iphase/ 5

sampai 7 kali dari arus normal. Hal tersebut menyebabkan motor mengalami

beban lebih, diindikasikan dengan suara putaran motor yang berat.

VIII. KESIMPULAN

 Rangkaian DOL terdiri dari Rangkaian Kontrol DOL dan Rangkaian Daya

DOL

 Rangkaian Kontrol DOL mengendalikan arus satu fasa untuk menggerakkan

kontaktor

40
 Rangkaian Kontrol mengendalikan Arus yang mengalir pada beban

 Rangkaian Daya motor listrik 3 fasa dibedakan menjadi rangkaian

Star/Bintang dan Rangkaian Delta/Segitiga.

 Rangkaian Star/Bintang , VLine = Vphase √3, Iline = Iphase

 Rangkaian Delta/ Segitiga, VLine = Vphase, Iline = √3 Iphase

IX. SARAN

 Praktikan harus selalu berhati-hati dalam merangkai rangkaian

 Mendengarkan arahan instruktur secara seksama

 Pemasangan kabel penghubung harus maksimal

 Serius dalam melakukan praktikum

41
PERCOBAAN 5

START DAN STOP GENERATOR

I. TUJUAN

Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :

 Mengetahui cara menjalankan dan mematikan generator secara benar

 Mengetahui tahapan – tahapan menjalankan generator

II. KESELAMATAN KERJA

1. Hati – hati dengan tegangan diatas 250v

2. Putuskan sumber tegangan pada saat merangkai peralatan

3. Gunakan APD yang sesuai

4. Laporkan pada pembimbing bila akan mengoperasikan generator

III. DASAR TEORI

Prosedur pengoperasian Generator harus mengikuti SOP (Standard Operation

Procedure) yang ada sebagai petunjuk operator dalam mengoperasikan suatu unit

pembangkit. Prosedur pengoperasian dalam suatu sistem pembangkit secara umum

dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :

 Tahap Persiapan

 Tahap Menjalankan Generator

 Tahap Pembebanan

 Tahap Menghentikan Generator

42
Tahap Persiapan

Sebelum mengoperasikan generator set perlu dilakukan prosedur

pemeriksaan secara keseluruhan. Pemeriksaan sebelum pengoperasian dan

pemeriksaan secara keseluruhan. Pemeriksaan sebelum pengoperasian akan

menjamin kinerja generator berfungsi dengan baik. Hal – hal yang perlu

diperhatikan sebelum mengoperasikan generator set, yaitu :

1. Sistem start

2. Sistem pelumasan

3. Sistem pendingin

4. Sistem bahan bakar

5. Sistem kontrol

6. Sistem proteksi

7. Sistem interlock

8. Sistem governor

Tahap Menjalankan Generator

Tahap ini merupakan langkah menjalankan mesin generator dengan putaran

rendah kemudian putaran dinaikkan sampai ke putaran nominal. Setelah kecepatan

putar mesin mencapai putaran nominal, perlu dilakukan pengecekan terhadap

parameter yang ada pada unit tersebut agar berada dalam keadaan normal. Setelah

pengecekan unit dalam kondisi normal kemudian mesin siap untuk dilakukan

pembebanan

Tahap Pembebanan

Setelah generator berputar pada kecepatan normal dan dalam kondisi baik,

maka siap dilakukan pembebanan pada sistem operasi. Pembebanan pada generator

43
dapat bersifat resisitif, induktif, maupun kapasitif tergantung dari jenis beban yang

diterima oleh generator

Tahap Menghentikan Generator

Jangan langsung mematikan mesin secara tiba – tiba. Lepaskan atau turunkan

bebannya terlebih dahulu secara perlahan – lahan, kemudian biarkan mesin bekerja

tanpa beban untuk memberikan kesempatan pada mesin menyesuaikan temperatur

kerja seiring dengan penurunan pemakaian bahan bakar. Bila sedang diparalel

generator harus dilepaskan dahulu dari hubungan paralel.

Setelah generator berhenti lakukan pemeriksaan untuk menjamin keandalan

mesin bila generator beroperasi kembali.

PENGOPERASIAN GENSET

 Periksa secara umum keadaan mesin : Baut – baut, Belting, dan Baterai.

 Periksa Oli, Solar dan Air, Pastikan dalam keadaan cukup.

 Atur handle gas pada posisi start.

 Hidupkan mesin dengan kunci starter atau dengan menggunakan engkol.

 Biarkan mesin hidup dengan putaran rendah ± 2 menit

 Posisikan switch voltage dan ampere pada panel listrik ke arah kiri

(manual)

 Posisikan MCB pada genset ke arah ON

 Naikan putaran mesin dengan menarik handle gas ke arah kiri dan atur

sampai voltage pada panel pada arah kiri dan atur sampai voltage pada

panel pada angka 380V, mesin genset siap untuk diberi beban.

 Selama beroperasi perhatikan terus keadaan mesin dan tegangan

listriknya

44
 Setelah selesai digunakan matikan tombol pompa utama, kembalikan

posisi switch panel pada posisi utama, kembalikan posisi switch panel

pada posisi semula, MCB pada genset pada posisi OFF dan Genset sudah

dapat dimatikan secara perlahan – lahan.

 Bersihkan mesin dan ruangan genset.

Pengaruh Beban terhadap Generator

IV. BAHAN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

1. Modul Generator Control Board GCB-3/EV

2. Motor 3Ph

3. Generator

4. Avometer, Tang ampere

5. Kabel penghubung

6. Tachometer

45
V. LANGKAH KERJA

1. Hubungkan kabel panel dengan generator dan motor sesuai gambar

berikut.

2. Periksa apakah sambungan telah benar. Tentukan jenis sambungan di

motor dan generator.

46
3. Start Generator

1. Nyalakan MCB pada panel generator paralel.

2. Nyalakan MCB pada panel 3PH generator.

3. Putar Switch Line ke posisi “1”. Perhatikan Gambar berikut ini

(Point A).

4. Pada AC Motor Drive RUN

47
5. Atur kecepatan Motor sampai frekuensi 50 Hz. (Point B)

6. Kemudian atur tegangan pada 3PH Exct sampai 400 Volt. (Point C)

4. Stop Generator

1. Putar 3PH Exct sampai 0 Volt (Point C)

2. Atur kecepatan motor sampai frekuensi 0 Hz (Point B)

3. AC Motor Drive STAND BY

4. Putar Switch Line ke posisi “0”

5. Matikan MCB pada panel 3PH Generator

6. Matikan MCB pada panel generator paralel

VI. RANGKAIAN PERCOBAAN

VII. HASIL PENGAMATAN

Beban Vout A Hz W VAR COSΦ Rpm

720 Ω 305,6 0,32 50,03 213,7 2,1 1 3000

360 Ω 402,5 0,654 50,08 449 0 1 3000

180 Ω 400 1,291 50,10 890 0 1 3000

48
VIII. ANALISIS

Dari hasil percobaan diperoleh bahwa semakin bertambahnya beban yang

digunakan, maka daya akan naik dan arus medan juga akan naik. Selain itu juga,

terdapat perbedaan output tegangan, COSφ akibat perbedaan rangkaian beban R.

Besarnya perubahan beban yang dapat ditanggung generator perlu diketahui yang

disesuaikan dengan kemampuan generator sehingga kestabilan generator dapat

dijaga. Berdasarkan percobaan tersebut, tegangan V awal di setting sebesar 400 V

dan frekuensi sebesar 50 Hz saat generator diberi beban, tegangan akan drop

kemudian operator akan menaikkan tegangan pada frekuensi stabil. Belum

dipasang paralel. Semakin besar beban total yang disambung pada generator, akan

mengakibatkan arus, daya, power factor akan semakin besar.

IX. KESIMPULAN

1. Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik atau energi gerak

menjadi energi listrik.

2. Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang

menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet

yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya

gerak listrik.

IX. SARAN

1. Praktikan harus selalu berhati-hati dalam merangkai rangkaian

2. Mendengarkan arahan instruktur secara seksama

3. Pemasangan kabel penghubung harus maksimal

4. Serius dalam melakukan praktikum

49
DAFTAR PUSTAKA

https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-motor-dc-motor-arus-searah/
http://rirind11.blogspot.co.id/2013/05/trafo-1-fasa.html
http://shiomatlikithihay.blogspot.co.id/2015/10/transformator-1-phasa-dengan-
baik.html
http://www.info-elektro.com/2013/04/prinsip-kerja-transformator-3-fasa.html
http://elektronikadasar.info/rangkaian-star-delta.htm
http://tsani-oke.blogspot.co.id/2011/09/prinsip-kerja-generator-arus-bolak.html
http://xtl1-ari-1617.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-dan-prinsip-cara-kerja.html
http://motorlistrikpengendali.blogspot.co.id/2016/01/rangkaian-dol-direct-online-
pengendali.html

50
LAMPIRAN 1:
Konstruksi Motor Induksi 3 Phasa

51
LAMPIRAN 2:
Pengukuran Motor DC Shunt

52
LAMPIRAN 3:
Transformator

53
54
LAMPIRAN 4:
Generator

55
56

Anda mungkin juga menyukai