MOTOR INDUKSI
DISUSUN OLEH :
MOTOR INDUKSI
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling Iuas
induksi memiliki sebuah sumber energi listrik yaitu di sisi stator, sedangkan
sistem kelistrikan di sisi rotornya diinduksi melalui celah udara dari stator dengan
induksi. Motor induksi memiliki dua jenis rotor yaitu rotor sangkar dan slip ring.
1.2.2 Rotor Sangkar Tupai
Rotor motor induksi tipe ini berbentuk unik seperti sangkar tupai, maka dari
itu diberi nama rotor sangkar tupai. Rotor ini berbentuk silinder yang menjadi satu
dengan porosnya. Pada sisi tepi silinder terdapat beberapa batang konduktor
(biasanya berbahan tembaga atau aluminium) yang disusun hampir sejajar dengan
poros, serta terikat dengan sebentuk cincin pada ujung-ujungnya sehingga nampak
Batang konduktor didesain sedikit sejajar namun juga sedikit miring terhadap
poros rotor. Desain ini memiliki beberapa tujuan yakni:
Motor induksi tipe ini sebenarnya juga menggunakan bentuk sangkar tupai
pada batang konduktornya. Namun, rotor motor ini tidak menggunakan inti besi,
melainkan menggunakan lilitan kawat kumparan yang dilengkapi dengan slip
ring. Kumparan dan slip ring rotor tidak digunakan sebagai sistem eksitasi,
penggunaannya menciptakan resistansi atau hambatan pada rotor ketika penyalaan
awal. Resistansi yang tercipta tersebut akan menghasilkan torsi yang besar saat
penyalaan awal. Dengan sistem ini, maka motor induksi dengan slip ring ini akan
sangat cocok digunakan pada sebuah beban kerja yang apabila menggunakan
motor induksi squirrel cage dapat mengakibatkan arus listrik penyalaan yang
terlalu tinggi untuk kapasitas motor induksi squirrel cage tersebut.
Motor induksi dengan slip ring cocok digunakan untuk beban yang memiliki
inersia tinggi serta waktu akselerasi yang lama. Hal ini karena dengan motor
induksi ini, kita dapat mengontrol kecepatan serta torsi motor. Namun jika sistem
kontrol resistansi rotor tidak berjalan dengan baik, dapat dipastikan efek negatif
temperatur panas pada rotor akan muncul.
1.2.4 Prinsip Kerja Motor Induksi
𝑁𝑠 = 120. 𝑓
𝑝
Dengan :
N= kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm
F = Frekuensi arus dan tegangan stator
P = Banyaknya kutub
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong
panghantar-panghantar rotor sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Gaya
Gerak Listrik (GGL) atau tegangan induksi. Berhubung kumparan rotor
merupakan rangkaian yang tertutup maka pada kumparan tersebut mengalir arus.
Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang berada dalam medan magnet
berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut timbul gaya-gaya yang
berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut menimbulkan torsi yang
cenderung memutar rotornya, rotor akan berputar dengan kecepatan (Nr)
mengikuti putaran medan putar stator (Ns).
1.2.5 Cara Pengasutan Motor Induksi
dijalankan yang tujuannya adalah untuk mengurangi arus mula jalan (arus
starting).
sangat besar dari jaringan (6 – 7 kali arus normal), dan torsi pengasutan
0,5 – 1,5x torsi nominal. Perlu diperhatikan bahwa dengan sistem DOL,
waktu pengasutan singkat, tidak lebih dari 10 detik dan kapasitas brake
waktu asut 5 detik dan persediaan daya pada feeder cukup, dimana waktu
t dan besaran kuat arus starting motor tidak melampau triping alat
proteksi.
yang umum dipakai antara lain : saklar rotari Y /Δ, saklar khusus Y /Δ
atau dapat juga menggunakan beberapa kontaktor magnit beserta
Perlu diingat jika pada name plat motor tertulis 220/380 V, sedangkan
fasa 220 V. Besar arus pada hubungan bintang adalah 1/3 kali arus jika
disebut tahanan primer karena tahanan ini terhubung pada sisi stator.
kecil.
menjadi :
𝜏=F.l
dimana : 𝜏 = Torsi (Torque), Newton meter
motor adalah :
P=𝜔 .𝜏
𝜔 =2.𝜋 .n/
(rpm)
Dari ketiga persamaan diatas dapat dilihat bahwa power yang dibutuhkan
oleh motor sebanding dengan besarnya torsi yang dihasilkan pada kecepatan
putaran tertentu.
1.3 Aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Untuk terhindar dari potensi bahaya seperti pada poin 1.3.1 perlu dilakukan
upaya pencegahan seperti :
1. Bekerja dengan hati-hati,
2. Menaati peraturan dan instruksi yang diberikan oleh instruktur,
3. Memakai alat pelindung diri terutama menggunakan safety shoes
minimal ber-sol karet sehingga tubuh terisolasi dari tanah dan resiko
bahayajikaterjadi sengatan listrik berkurang.
10. Apabila semua hasil pengamatan untuk tabel 7.1 sampai 7.5 selesai,
matikan suplay dengan urutan sebagai berikut : putar posisi torsi motor
pada posisi 0 Nm, kemudian matikan sumber arus DC dan AC untuk
motor tak serempak.