Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM

MESIN-MESIN LISTRIK DAN PENGAMAN

GENERATOR SINKRON

DISUSUN OLEH :

Nama : Muh. Farid Rusdi


NIM : 421 17 049
Kelas : 3B / D4 Teknik Listrik
Semester : V (Lima)

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
PANDANG
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
PRAKTIKUM VI

GENERATOR SINKRON

6.1 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui unjuk kerja generator sinkron tanpa beban pada perubahan arus
eksistasi (medan) dan perubahan kecepatan terhadap tegangan jangkar
generator sinkron dan arus jangkar motor penggerak (DC).
2. Mengetahui karakteristik pengaruh arus eksistasi (medan) dan perubahan
kecepatan terhadap jangkar generator sinkron dan arus jangkar motor
penggerak (DC) pada generator sinkron tanpa beban.
3. Mensinkronisasi 2 pembangkit listrik yaitu generator sinkron dan sumber
listrik PLN.

6.2 Teori Dasar


6.2.1 Generator Sinkron
Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yang digunakan untuk
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan perantara induksi medan
magnet. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama
dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini
dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub – kutub magnet yang berputar
dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak
dapat dijalankan sendiri karena kutub – kutub rotor tidak dapat tiba – tiba
mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala –
jala.
Generator sinkron mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik.
Adapun sumber dari energi mekanik tersebut adalah prime mover, baik mesin
diesel, turbin uap, turbin gas, turbin air atau perangkat sejenis lainnya. Tegangan
output dari generator sinkron adalah tegangan bolak-balik, karena itu generator
sinkron disebut juga generator AC.
6.2.2 Prinsip Kerja Generator sinkron
Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk
generator DC, kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak di antara
kutub-kutub magnet yang tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada
generator sinkron, konstruksinya sebaliknya, yaitu kumparan jangkar disebut juga
kumparan stator karena berada pada tempat yang tetap, sedangkan kumparan rotor
bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh tenaga mekanik. Prinsip
generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan
pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga
memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan
magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari
menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari
tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi. Hukum ini juga berlaku
apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang digerakkan.
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik
yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang
bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.
Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai
prime mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar
menimbulkan medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan
menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu
utara dan selatan, maka pada 90o pertama akan dihasilkan tegangan maksimum
positif dan pada sudut 2700 kedua akan dihasilkan tegangan maksimum negatif.
Ini terjadi secara terus menerus/continue. Bentuk tegangan seperti ini lebih
dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.
Gambar 6.1 Ilustrasi Prinsip Kerja Generator Sinkron

Prinsip kerja dari generator sinkron dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Rotor disuplai dengan arus DC If yang kemudian menghasilkan fluks magnet


ɸf .
2. Rotor digerakkan oleh turbin dengan kecepatan konstan sebesar ns.
3. Garis gaya magnet bergerak menginduksi kumparan pada stator.
4. Frekuensi dari tegangan generator tergantung dari kecepatan putaran rotor yang
dapat dinyatakan dengan persamaan :

𝑝 𝑛
𝑝𝑛 120
f= 𝑥 =
2 60
dimana :

f = frekuensi (Hz)

p = jumlah kutub

n = kecepatan putaran rotor (rpm)

Adapun besar GGL induksi kumparan stator atau GGL induksi armatur per fasa
adalah :

Ea / ph = 4,44. f. M. ɸ. Kd
dimana :

Ea = Gaya gerak listrik armatur per fasa (volt)

f = Frekuensi output generator (Hz)

M = Jumlah kumparan per fasa = Z/2

Z = Jumlah konduktor seluruh slot per fasa

kd = Faktor distribusi. Hal ini diperlukan karena kumparan armatur atau alternator
tidak terletak di dalam satu slot melainkan terdistribusi dalam beberapa slot
per fasa

ɸ = Flux magnet per kutub per fasa


6.3 Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)
6.3.1 Potensi Bahaya

Sebelum melakukan kegiatan praktikum, sebaiknya praktikum harus


mengenali kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja, adapun potensi bahaya yang dapat muncul di
laboratorium, antara lain:
1. Kecorobohan praktikum dalam merangkai rangkaian.
2. Tidak mentaati tata tertib dalam praktikum laboratorium.
3. Tidak berhati-hatinya praktikan dalam menggunakan peralatan listrik.
4. Kabel atau hantara pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh
akan menimbulkan bahaya kejut.
5. Jaringan dengan hantaran telanjang.
6. Peralatan listrik yang rusak.
7. Kebocoran listrik pada peralatan listrikdengan rangka dari logam, apabila
terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau
body.
8. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka.
9. Penggantian kawat sekring yang tidak sesusai dengan kapasitasnya
sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
10. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak dengan kontak tusuk
lebih dari satu tumpukan.

6.3.2 Antisipasi

Adapun tindakan-tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi suatu keadan


yang darurat/bahaya, antara lain :
1. Mengikuti petunjuk intruksi manual dari pembimbing.
2. Sebelum mengetes rangkaian, pastikan periksa terlebih dahulu sumber tegangan
dan juga perlihatkan terlebih dahulu kepada pembimbing.
3. Taati peraturan yang ada, seperti menggunakan safety shoes dan baju lab.
4. Peralatan yang rusak harus segera diganti atau diperbaiki.
5. Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh.
6. Memperhatikan isolator setiap perkakas alat listrik.
7. Memperhatikan rangkaian kontrol jangan sampai ada kabel terbakar yang
mengakibatkan arus bocor.

6.4 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi :
1. AC dan DC Suplai 1 buah
2. Shunt Wound Motor 0,3 kW 1 buah
3. Synchronous Machines 0,3kW 1 buah
4. Resistive Load 1 buah
5. Inductive Load 1 buah
6. Moving Iron Meter 1A 2 buah
7. Moving Iron Meter 600V 2 buah
8. Power Factor Meter 1 buah
9. WattMeter 1 buah
10. Kabel Konektor Secukupnya

6.5 Gambar Rangkaian

U1V1W1

W2U2V2
G
KLM

A
+
-

Gambar 6.2 Percobaan generator sinkron tanpa beban


U1V1W1

A
V

U1V1W1

W2U2V1
G
KLM

A
+
-
Gambar 6.3 Percobaan generator sinkron berbeban

1> 1> 1> UP Down Syn c


Maschine Test System
Ground

A
V

U1V1W1

W2U2V1
G
KLM

A
+ + 210V DC
- 210V DC
-

Gambar 6.4 Percobaan sinkronisasi hubungan gelap


1> 1> 1> UP Down Syn c
Maschine Test System
Ground

A
V

U1V1W1

W2U2V1
G
KLM

A
+ + 210V DC
- - 210V DC

Gambar 6.5 Percobaan sinkronisasi hubungan terang

6.4 Prosedur Percobaan


6.4.1 Percobaan generator sinkron tanpa beban
1. Membuat rangkaian percobaan seperti pada Gambar 5.8 generator sinkron
tanpa beban.
2. Mengoperasikan brake pada posisi speed control sebagai penggerak generator
sinkron.
3. Mengatur kecepatan motor (brake) sampai mencapai kecepatan sinkron
generator sinkron.
4. Memberikan supply DC pada medan generator sinkron. Atur sampai
didapatkan arus medan/ eksitasi 0,5 A.
5. Mencatat tegangan jangkar/ stator seperti pada Tabel 6.1.
6. Mengulangi langkah 4-5 untuk arus eksitasi yang berbeda seperti pada Tabel
6.1.
7. Mengulangi langkah 4-6 untuk arus eksitasi konstan sebesar Ierr = 3 A dan
kecepatan motor 500 rpm.
8. Mencatat tegangan jangkar/ stator seperti pada Tabel 6.2 untuk kecepatan
motor ang berbeda.
9. Apabila semua hasil pengamatan untuk Tabel 6.1 dan Tabel 6.2 selesai,
matikan supply dengan urutan sebagai berikut : matikan sumber DC untuk arus
medan generator baru kemudian matikan sumber arus DC untuk brake (motor
DC) sebagai penggerak mula.

6.4.2 Percobaan generator sinkron berbeban


1. Membuatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 5.9 generator sinkron
berbeban.
2. Mengoperasikan brake pada posisi speed control sebagai penggerak generator
sinkron.
3. Mengatur kecepatan motor (brake) sampai mencapai kecepatan sinkron
generator sinkron.
4. Memberikan supply DC pada medan generator sinkron. Atur sampai
didapatkan arus medan/ eksitasi dari generator sinkron 3 A.
5. Memberikan pembebanan beban pada generator sinkron dengan memutar
rheostat mulai dari tahanan yang terendah seperti itunjukkan pada Tabel 6.3.
6. Mencatat tegangan jangkar/ stator, arus stator, putaran generator sinkron serta
daya dari beban.
7. Mengulangi langkah 4-6 untuk kombinasi beban R berbeda seperti pada Tabel
6.3.
8. Apabila semua hasil pengamatan untuk Tabel 6.3 selesai, matikan supply
dengan urutan sebagai berikut : matikan sumber DC untuk arus medan
generator baru kemudian matikan sumber arus DC untuk brake (motor DC)
sebagai penggerak mula.
6.4.3 Percobaan sinkronisasi antara 2 generator sinkron dan sumber listrik PLN
1. Membuatlah rangkaian percobaan seperti pada Gambar 5.10 sinkronisasi
generator sinkron dengan sumber listrik PLN.
2. Mengoperasikan brake pada posisi speed control sebagai penggerak generator
sinkron.
3. Mengatur kecepatan motor (brake) sampai mencapai kecepatan sinkron
generator sinkron.
4. Memberikan supply DC pada medan generator sinkron. Atur sampai
didapatkan arus medan/ eksitasi nominal dari generator sinkron.
5. Jika lampu indicator menyala terang gelap, atur kecepatan motor DC (brake)
dan arus eksitasi generator sinkron untuk mendapatkan syarat sinkronisasi
(lampu gelap) yaitu frekuensi sama, tegangan sama, urutan fasa sama, dan
sudut tegangan sama.
6. Jika syarat kondisi sinkronisasi terpenuhi, ON kan saklar sinkronisasi.
7. Mencatat tegangan jangkar/ stator, arus stator, putaran generator sinkron, serta
daya dari jaringan sinkronisasi seperti pada Tabel 6.4.
8. Mengulangi langkah 4-7 untuk rangkaian percobaan seperti Gambar 5.11.
9. Apabila semua hasil pengamatan untuk Tabel 6.4 selesai, lepaskan (OFF)
saklar sinkronisasi kemudian dengan urutan sebagai berikut : matikan sumber
DC untuk arus medan generator baru kemudian matikan sumber arus DC untuk
brake (motor DC) sebagai penggerak mula.

Anda mungkin juga menyukai