Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TEKNIK MESIN LISTRIK

LANJUT
TORSI MOTOR INDUKSI

Disusun Oleh :

RHAMDHANI LISTYANTO P (151041021)


BAGUS PRABOWO (151041022)
ADI PRATOMO (151041023)
ANUGERAH RAMADAN (151041020)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan hidayah-Nya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan pada
waktunya dengan judul TORSI MOTOR INDUKSI. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Proteksi.
Dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik atas
bantuan dari dosen pengampu, bapak Slamet Hani, S.T., M.T., juga teman-teman,
maka dengan kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih.
Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempuanaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membagun kesempurnaan dari makalah ini
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, bagi ilmu
pengetahuan, penulis dan bagi pembaca.

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik
di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah
motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan
pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang
industri, sedangkan motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase
yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga
seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor
induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang rendah.
Torsi (torque) Pada Motor - Secara umum torsi (torque) merupakan gaya
yang digunakan untuk menggerakan sesuatu dengan jarak dan arah tertentu. Torsi,
seperti bekerja, diukur adalah pound-feet (lb-ft). Namun, torsi, tidak seperti
tempat kerja, mungkin ada meskipun gerakan tidak terjadi. Dari penjelasan
tersebut , maka rumusan untuk torsi dapat diturunkan menjadi :

Sedangkan hubungan torsi (Torque) terhadap daya (power) pada sbuah motor
adalah :
Untuk motor listrik, rumusan untuk kecepatan sudut adalah :

Dari ketiga persamaan diatas dapat dilihat bahwa power yang dibutuhkan
oleh motor sebanding dengan besarnya torsi yang dihasilkan pada kecepatan
putaran tertentu.
Suatu persamaan torsi pada motor induksi dapat dihasilkan dengan bantuan
teori rangakaian thevenin. Dalam bentuk umumnya, teorema thevenin
mengijinkan penggantian sembarang jaringan yang terdiri atas unsur unsur
rangkaian linier dan sumber tegangan fasor tetap. Rangkaian rotor direfrensikan
terhadap stator.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kontruksi Motor Induksi


Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai berikut :
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang
dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan
rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara. Tempat berpindahnya energi dari startor ke
rotor.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet
dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Konstruksi stator motor induksi terdiri dari bagian bagian sebagai berikut :
1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat
meletakkan belitan (kumparan stator).
4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.
Rangka stator motor induksi didisain dengan baik dengan empat tujuan yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung
dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh gangguan objek
atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena
itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.
4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan
lebih efektif.
2.2 Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan
stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari
kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl)
atau tegangan induksi dan karena penghantar (kumparan) rotor merupakan
rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks
yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya
Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah
kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan
mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.
Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya
kecepatan sinkron ini adalah sebagai berikut.

2.3 Daya Motor Induksi


Di daya motor ini penenentuannya dapat melalui beberapa rumus yaitu
dibuatkan besarnya daya aktif mekanik yang ditransfer dari stator melalui celah
udara ke rotor (Pg) sebesar.
Pg = I22 . = I22. () (3.22) = (I2)2 . = I22. ()
dan rugi-rugi daya aktif pada kumparan rotor (Pr2) sebesar:
Pr2 = I22 r2 = (I2)2.r2 (3.23)
Selanjutnya daya aktif mekanik yang bermanfaat untuk menggerakkan rotor
(Pm) sebesar:
Pm = I22 . = (I2)2 . (3.24)

Bila dibuatkan perbandingan antara ketiga daya tersebut, dengan asumsi


rugi-rugi putar diabaikan, maka dapat dibuatkan perbandingan sebagai berikut.
Pm : Pr2 = (1-s) : s (3.25)

Pg : Pm : Pr2 = 1: (1 s) : s (3.26)

Kemudian rugi-rugi daya aktif pada kumparan primer motor induksi 3-fasa
perfasa (P1) dapat dibuatkan sebagai berikut.
P1 = I12 r1 (3.27)
Daya masukan motor induksi 3-fasa perfasa menjadi:
Pin = P2 + Pg (3.28)
Selanjutnya daya 3-fasanya dapat dibuatkan sebagai berikut.
Pin (3ph) = 3. Pin(3ph) (3.29)
Pin (3ph) = VL. IL. Cos (3.30)
Dengan = perbedaan sudut antara VL dan IL.
2.4 Torsi Motor Induksi
Torsi berhubungan dengan kemampuan motor untuk mesuplai beban
mekanik. Oleh karena itu Torsi (T) secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut.

Torsi start yang dibutuhkan pada motor induksi dapat dihitung dengan
memasukkan nilai s = 1 pada persamaan. Selanjutnya dengan memperhatikan
persamaan, torsi mekanik yang bermanfaat untuk memutar rotor menjadi:
Torsi maksimum (1/2k) tersebut dicapai pada slip positif (mesin bertindak
sebagai motor induksi) dan pada slip negatif (mesin bertindak sebagai generator
induksi).

Hubungan antara torsi dan slip dinyatakan pada gambar

Dengan memperhatikan gambar dapat dilihat bahwa:

Pada kecepatan hipersinkron (kecepatan melebih kecepatan sinkron),


slipnya negatif (biasanya kecil), mesin beroperasi sebagai generator induksi
dengan torsi bekerja dengan arah yang berlawanan dengan putaran medan putar.
Saat mesin bekerja pada kecepatan di antara standstill dan kecepatan
sinkron, dengan slip positif antara 1 dan 0: Mesin berputar pada keadaan tanpa
beban sehingga slipnya kecil sekali, GGL rotor juga kecil sekali, Z2 (rotor circuit
impedance) hampir R murni dan arus cukup untuk membangkitkan torsi dan
memutar rotornya.
Selanjutna beban mekanik dipasang pada poros sehingga putaran rotor
makin lambat, slip naik, GGL rotor naik (besar maupun frekuensinya),
menghasilkan arus dan torsi yang lebih besar.
Jika motor induksi diputar berlawanan dengan arah putaran medan putar
maka masih akan dihasilkan torsi yang bertindak sebagai rem dan terjadi
penyerapan tenaga mekanik: Misal-nya mesin dalam keadaan berputar dengan slip

s, kemudian arah medan putar tibatiba di balik, maka akan terjadi rotor

mempunyai slip (2 s), kecepatan turun menuju nol dan dapat dibawa ke kondisi

standstill. Cara ini adalah cara pengereman motor yang disebut dengan plugging.
Besaran-besaran penting dalam motor induksi.
Dengan mempelajari karakteristik motor induksi ini kita akan mengenal sifat-
sifat motor sehingga kita dapat menentukan motor tersebut cocok untuk
digunakan pada pekerjaan tertentu.
2.5 Karakteristik Motor Induksi
4 Karakteristik yang penting diketahui adalah :
1. Arus Start ( Is )
2. Arus Nominal ( In )
3. Torsi Start ( Ts )
4. Torsi Beban penuh ( Tf )
5. Kecepatan rotor ( nr )
6. Power Factor ( Cos )
Yang dimaksud Arus start adalah Arus mula yang diperlukan motor induksi
untuk memulai putaran rotornya.Yang dimaksud Arus Nominal adalah arus motor
induksi yang diperlukan untuk memutar beban penuhnya. Motor saat Start akan
mengambil arus yang cukup besar dari jala-jala yang jika tidak dibatasi makan
akan berbahaya bagi motor itu sendiri. Besarnya arus start ini sekitar 4 sampai
dengan 8 kali arus nominal.
Torsi dapat disebut sebagai gaya rotasional. Jadi Torsi motor dapat dianggap
kekuatan putar pada poros motor / rotor . Semakin besar Tenaga dari motor dapat
dinyatakan menghasilkan torsi yang besar juga.
Secara fisika Torsi dapat digambarkan sebagai berikut :

Jadi jika motor dibebani pada beban yang berat ( beban nominal ) maka poros
motor harus menghasilkan torsi yang besar juga. Torsi Start adalah torsi yang
dibutuhkan motor untuk mulai memutar poros. Besarnya Torsi start sekitar 0,5
sampai dengan 1,5 Torsi Nominal.Torsi Nominal adalah torsi pada poros motor
saat dibebani penuh.
Kecepatan Rotor (nr) pada Motor Induksi dapat berubah ubah dari 0 sampai
dengan kecepatan penuh yaitu, sama dengan Kecepatan Medan Putar (ns). Namun
karena sifat Motor induksi dimana pada saat kecepatan rotor sama dengan
kecepatan medan putar maka rotor akan otomatis diperlambat, sehingga akan
selalu timbul slip, sehingga selalu terjadi beda kecepatan rotor dengan kecepatan
medan putar. Nilai Slip yang penting dan ditulis pada nameplate motor adalah slip
pada saat motor diberi beban penuh.
Berikut Kurva karakteristik motor induksi :

Motor listrik adalah beban induktif. Sebagaimana sifat beban induktif maka
daya yang diambil dari sumber jala-jala tidak dapat dikonversi menjadi daya nyata
semuanya.
S = P + jQ
S : Daya Semua ( VA )
P : Daya aktif / Nyata ( Watt )
Q : Daya Reaktit (VAR )
Atau dapat juga ditulis :
V.I = V.I.Cos + j V.I.Sin
Daya Nyata adalah daya yang mampu dikonversi oleh motor untuk disalurkan
menjadi daya mekanik yang menggerakkan rotor. Besar Daya Nyata ini sangat
tergantung Cos , dimana nilainya antara 0-1 . Jika Cos mendekati 1 maka
permormansi motor semakin baik.
Jadi Power Factor atau Cos adalah Faktor daya yang menunjukkan
pemakaian daya nyata pada motor induksi.
Standar NEMA
Berdasarkan Standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufacturers
Association (NEMA) Motor Induksi dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas
berdasarkan karakteristik masing-masing, yaitu kelas A, B, C, dan D.
- Karakteristik Motor Kelas A :
1. Mempunyai rangkaian resistansi ritor kecil
2. Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan berbeban
3. Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil
- Karakteristik Motor Kelas B :
1. Untuk keperluan umum , mempunyai torsi starting normal dan arus
starting normal
2. Regulasi kecepatan putar pada saat full load rendah ( dibawah 5%)
3. Torsi starting sekitar 150% dari rated
4. Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar 600% dari
full load
- Karakteristik Motor Kelas C :
1. Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan motor kelas B
2. Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load
3. Torsi starting sekitar 200% dari rated
4. Untuk konveyor , pompa , kompresor dll
- Karakteristik Motor Kelas D :
1. Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting relatif rendah
2. Slip besar
3. Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah dibandingkan
kelas motor lainnya
4. Torsi starting sekitar 300%

Insulation Class pada Motor


Insulation Class adalah pembagian kelas untuk ketahanan motor pada
temperatur tertentu. Standar NEMA (The National Electrical Manufacture
Association ) membagi Insulation Class menjadi 4 yaitu A, B, F dan H.
Sebelum motor dihidupkan maka suhu motor akan setinggi suhu sekitarnya
yang biasanya disebut sebagai Suhu Ruangan (Ambient Temperature). NEMA
menstandarkan bahwa Suhu Ruangan yang dipakai adalah 40 derajat Celcius.
Setelah motor dijalankan maka suhu dalam lilitan motor akan bertambah yang
disebut Peningkatan Suhu (Rise Temperature). Selain itu suatu margin dari titik
ditengah lilitan biasanya lebih tinggi yang disebut sebagai Hot Spot.
Peningkatan Suhu (Rise Temperature) ;
Class A = 60 deg C
Class B = 80 deg C
Class F = 105 deg C
Class H = 125 deg C
Margin Hot Spot
Class A = 5 deg C
Class B = 10 deg C
Class F = 10 deg C
Class H = 15 deg C
Maka Max Suhu Operasi dari motor adalah
Class A = 40 + 60 = 100 deg C ; 5 deg C (Hot Spot)
Class B = 40 + 80 = 120 deg C ; 10 deg C (Hot Spot)
Class F = 40 + 105 = 145 deg C ; 10 deg C (Hot Spot)
Class H = 40 + 125 = 165 deg C ; 15 deg C (Hot Spot)
2.6 Contoh Soal
Cara menghitung kecepatan sinkron jika yang diketahui frekuensi dan
jumlah katupnya
Ns = (120.F)/P
Ns = kecepatan singkron motor dalam satuan rpm
F = Frekuensi P = jumlah kutub motor
Misalnya :
Kecepatan motor 4 poles/kutub Frekuensi 50 Hz
Maka ns = (120.F)/P = (120.50)/4 = 1500 rpm
%slip = (ns n) / ns X 100
Misalnya :
Kecepatan motor 1420 rpm engan kecepaan sinkron yang sama dengan hasil
diatas maka
%slip = ((ns n)/ns) x 100 = ((1500 1420)/1500) X 100 = 5%

Menghitung arus motor ketika diketahui daya (watt), tegangan dan


faktor daya
P = V.I.cos dan I = P/V.cos
Misalnya :
Daya 1 kw, tegangan 220, dan faktor daya 0.88 berapa arus yang tradapat pada
motor?
P = 1 kw = 1000 watt
I = P/V. cos =1000/(220.0.88) = 5 ampere

Menghitung daya motor listrik 3 fasa


P = 3 . v . I. cos dan I =P/3 . v . I. cos
Misalnya :
Motor 3 fasa memiliki arus 9.5 ampere dengan tegangan 380V dan faktor daya
cos = 0.88
P = 3 . v . I. cos = 1.73 . 380 . 9.5 . 0.88 = 5495 watt = 5.5 kw
Efisiensi daya motor
= P output/P X 100
Daya input motor 5 kw dan daya output 4.5 kw
5 kw = 5000 watt dan 4.5 kw = 4500 watt
= (P out / P in) X 100% = (4500/5000)X100%= 90%

Menghitung Torsi motor


Menghitung torsi dengan diketahui daya motor dan kecepatan motor
HP = (T . n)/5250 dan T = (5250 . HP) /n dan n = 5250 . HP/T
T = Torsi motor dalam tb tf
n = kecepatan putar motor (rpm)
HP = daya kuda motor(HP = 745 watt)
5250 = konstan
Misalnya :
10 HP kecepatan 1500 rpm
T = (5250 . HP)/n = (5250 . 10) 1500 = 35 lb ft = 45,6 Nm
T=F.D
T = torsi motor (dalam lb ft)
F = gaya (pon)
D = jarak (ft)
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
Dari Pembahasan diatas dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Motor induksi, yaitu motor AC yang paling umum digunakan di industri
industri. Pada motor DC arus listrik dihubungkan secara langsung ke rotor melalui
sikat-sikat (brushes) dan komutator(commutator). Jadi kita bisa mengatakan
motor DC adalah motor konduksi. Sedangkan pada motor AC, rotor tidak
menerima sumber listrik secara konduksi tapi dengan induksi. Oleh karena itu
motor AC jenis ini disebut juga sebagai motor induksi.
2. Torsi (torque) Pada Motor - Secara umum torsi (torque) merupakan gaya
yang digunakan untuk menggerakan sesuatu dengan jarak dan arah tertentu. Torsi,
seperti bekerja, diukur adalah pound-feet (lb-ft). Namun, torsi, tidak seperti
tempat kerja, mungkin ada meskipun gerakan tidak terjadi
DAFTAR PUSTAKA
http://blogs.itb.ac.id/motorinduksi/
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html/
http://id.wikipedia.org/wiki/NikolaTesla/

Anda mungkin juga menyukai