SKRIPSI
Disusun oleh :
MUHAMMAD ANDHIKA DHARMAWAN
142.04.3003
SKRIPSI
Disusun oleh :
SKRIPSI
Disusun oleh :
MUHAMMAD ANDHIKA DHARMAWAN
142.04.3003
2. Informasi dan materi skripsi yang terkait hak milik, hak intelektual dan paten
merupakan milik bersama antara tiga pihak yaitu penulis, dosen pembimbing dan
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Dalam hal penggunaan
informasi dan materi skripsi terkait paten maka akan diskusikan lebih lanjut untuk
mendapatkan persetujuan dari ketiga pihak tersebut di atas.
iii
PRAKATA
Assalamu’alaikum wr wb
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya kepada
penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai.
2. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T. selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
di Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
4. Bapak Sigit Priyambodo, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri di Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta yang senantiasa berusaha keras setiap hari untuk membangun
prodi ini menjadi sebaik mungkin.
5. Bapak Ir. Muhammad Suyanto, M.T selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
memberikan bantuan dan masukan yang sangat membangun dan memotivasi
bagi penulis dari awal hingga selesainya Skripsi ini.
iv
6. Bapak Beny Firman, ST., M.Eng selaku Dosen Pembimbing Kedua Skripsi,
yang memberikan bantuan dan masukan yang sangat membangun dan
memotivasi bagi penulis dari awal hingga selesainya Skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri di Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta.
8. Orang tua tercinta, Bapak Sumarsum dan Ibu Khrisnawaty, Mas Ario dan Dek
Andrey, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa, motivasi, nasihat,
saran, dukungan baik secara moril maupun material.
9. Sahabat seperjuangan, Indra, Bowo, dan Oba yang telah membantu dan
memberikan saran yang sangat bermanfaat
10. Teman-teman seperjuangan S-1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Industri di Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta yang telah
banyak memberikan bantuan, motivasi, keceriaan, dan pengalaman yang
berharga.
11. Kakak-kakak tingkat yang telah bersedia memberikan masukan, motivasi,
serta nasihat yang membangun bagi penulis.
12. Diajeng Indria Kusumawardhani.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangsempurnaan, maka kritik dan saran yang konstruktif dari
semua pihak akan penulis terima dengan senang hati untuk kesempurnaan dan
kebaikan laporan Skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan bisa memperkaya wawasan ilmu pengetahuan. Aamiin Ya
Robbal’alamin…..
Wassalamu’alaikum wr wb
v
ABSTRACT
The utilization of solar energy as an alternative energy source to
overcome the energy crisis, especially petroleum, which occurred since 1970
received considerable attention from many countries in the world. In addition to
an unlimited amount, solar energy utilization also does not cause pollution that
can harm the environment. In 2009, the installed capacity in wind conversion
systems throughout Indonesia reached 1.4 MW which are spread across the
Selayar island (North Sulawesi), Nusa Penida (Bali), Yogyakarta, and Bangka
Belitung. Seeing the potential of coastal areas which are quite spacious, the
utilization of wind power as a source of renewable energy in Indonesia is very
likely to be further developed.
To utilize both form of energy, power plants hybrid system is used to
control solar panels and wind turbine simultaneously. This tool uses a loader with
the minimum system equiped with Atmega 328 that controls Power MOSFET
based on data from voltage and current sensors.
From the testing result, the powerplant’s hybrid system are capable of
generating a total energy of 175.05Wh whereas the total energy load need are
144Wh. This hybrid system also has a logger capable for data recording per
second. This hybrid system is designed to have the lowest error values of 0% and
the highest error values 8.34% in power regression test.
vi
INTISARI
Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk
mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an
mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Di samping
jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi
yang dapat merusak lingkungan. Pada tahun 2009, kapasitas terpasang dalam
sistem konversi angin di seluruh Indonesia mencapai 1,4 MW yang tersebar di
Pulau Selayar (Sulawesi Utara), Nusa Penida (Bali), Yogyakarta, dan Bangka
Belitung. Melihat potensi wilayah pantai cukup luas, pemanfaatan tenaga angin
sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia sangat mungkin untuk
dikembangkan lebih lanjut.
Untuk memanfaatkan kedua energi tersebut digunakanlah alat sistem
hibrid yang dapat mengendalikan pembangkit listrik dengan panel surya dan
kincir angin secara bersamaan. Alat ini menggunakan bootloader dengan
minimum sistem dengan Atmega 328 yang mengendalikan Power MOSFET
berdasarkan data dari sensor tegangan dan arus.
Hasil pengujian sistem hibrid pembangkit mampu menghasilkan total
energi sebesar 175.05Wh dimana kebutuhan total energi beban sebesar 144Wh.
Sistem hibrid ini juga mempunyai logger untuk pencatatan data per detik. Sistem
hibrid ini dirancang memiliki nilai kesalahan terendah 0% dan tertinggi 8.34%
pada uji regresi power.
Kata kunci – Panel Surya, Kincir Angin, Sistem Hibrid, Data Logger
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN..................................................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
INTISARI.............................................................................................................. vii
viii
3.1 Prosedur dan Pengumpulan Data ............................................................ 30
4.4 Pembahasan............................................................................................. 80
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kapasitas dan Prediksi World Wide Energy 1997-2010 ................... 10
Gambar 2.2 Potensi Lama Penyinaran Matahari................................................... 12
Gambar 2.3 Potensi Daya Penyinaran Matahari ................................................... 13
Gambar 2.4 Jenis-jenis kincir angin ...................................................................... 14
Gambar 2.5 Karakteristik kincir angin .................................................................. 15
Gambar 2.6 Desain Sudu....................................................................................... 15
Gambar 2.7 Nose atau Hidung Kincir ................................................................... 15
Gambar 2.8 Blade atau Baling-Baling .................................................................. 16
Gambar 2.9 Generator ........................................................................................... 17
Gambar 2.10 Rotor pada generator kincir angin ................................................... 18
Gambar 2.11 Gulungan kawat pada stator ............................................................ 19
Gambar 2.12 Slip Ring .......................................................................................... 19
Gambar 2.13 Dudukan Arang ............................................................................... 20
Gambar 2.14 Kabel R, S, dan T ............................................................................ 20
Gambar 2.15 Sirip ekor kincir angin ..................................................................... 21
Gambar 2.16 Dummy Load Lampu Pijar .............................................................. 22
Gambar 2.17 Menara Tipe Three Angle ................................................................ 22
Gambar 2.18 Diagram Panel Photovoltaic ............................................................ 24
Gambar 2.19 Struktur Sel Surya Menggunakan Material Silikon ........................ 25
Gambar 2.20 Mono Crystalline ............................................................................. 26
Gambar 2.21 Poly Crystalline ............................................................................... 26
Gambar 2.22 Amorphous ...................................................................................... 27
Gambar 2.23 Spesifikasi Baterai yang Digunakan ............................................... 27
Gambar 3.1 Blok Diagram Alat ............................................................................ 36
Gambar 3.2 Rangkaian Shield ATMega ............................................................... 37
Gambar 3.3 Voltage Divider ................................................................................. 37
Gambar 3.4 Sensor Arus ACS712 ........................................................................ 38
Gambar 3.5 Rangkaian Sensor PV ........................................................................ 38
Gambar 3.6 Rangkaian Sensor WT ....................................................................... 39
Gambar 3.7 Rangkaian Sensor Baterai ................................................................. 39
Gambar 3.8 Simbol Optocoupler .......................................................................... 40
x
Gambar 3.9 Bentuk fisik Power MOSFET IRFP150 N-Channel ......................... 41
Gambar 3.10 Voltage Controll PV ........................................................................ 42
Gambar 3.11 Voltage Controll WT....................................................................... 42
Gambar 3.12 Voltage Controll DL........................................................................ 42
Gambar 3.13 Bentuk fisik LCD (Liquid Crystal Display) .................................... 43
Gambar 3.14 2Wire LCD ...................................................................................... 44
Gambar 3.15 Rangkaian RTC ............................................................................... 44
Gambar 3.16 Rangkaian Logger ........................................................................... 45
Gambar 3.17 Rangkaian Supply ............................................................................ 45
Gambar 3.18 Desain Casing Atas ......................................................................... 46
Gambar 3.19 Desain Casing Bawah ..................................................................... 47
Gambar 3.20 Desain Casing Samping Kiri dan Kanan......................................... 47
Gambar 3.21 Desain Casing Sisi Depan ............................................................... 47
Gambar 3.22 Desain Casing Sisi Belakang .......................................................... 48
Gambar 3.23 Tampilan dari Arduino IDE 1.6.8 ................................................... 48
Gambar 3.24 Bentuk Fisik Alat ............................................................................ 50
Gambar 3.25 Konfigurasi Pin ............................................................................... 50
Gambar 3.26 Icon Solar Panel .............................................................................. 51
Gambar 3.27 Void Setup ....................................................................................... 51
Gambar 3.28 Void Loop ........................................................................................ 52
Gambar 3.29 Pengujian Sensor Tegangan ............................................................ 53
Gambar 3.30 Pengujian Voltage Controller.......................................................... 53
Gambar 3.31 Voltage Controller Mati .................................................................. 54
Gambar 3.32 Voltage Controller Setengah Hidup ................................................ 55
Gambar 3.33 Voltage Controller Hidup ............................................................... 55
Gambar 3.34 Pengujian LCD ................................................................................ 56
Gambar 4.1 Pengujian Alat di Lapangan .............................................................. 57
Gambar 4.2 Pembangkit dan Beban ...................................................................... 58
Gambar 4.3 Tegangan Sistem Jam 11:00 – 11:05 ................................................ 58
Gambar 4.4 Arus Sistem Jam 11:00 – 11:05 ........................................................ 59
Gambar 4.5 Daya Sistem Jam 11:00 – 11:05 ........................................................ 59
Gambar 4.6 Tegangan Sistem Jam 18:00 – 18:01 ................................................ 59
xi
Gambar 4.7 Arus Sistem Jam 18:00 – 18:01 ........................................................ 60
Gambar 4.8 Daya Sistem Jam 18:00 – 18:01 ........................................................ 60
Gambar 4.9 Tegangan Sistem Jam 23:25 – 23:30 ................................................ 60
Gambar 4.10 Arus Sistem Jam 23:25 – 23:30....................................................... 61
Gambar 4.11 Daya Sistem Jam 23:25 – 23:30 ...................................................... 61
Gambar 4.12 Tegangan Sistem Jam 05:25 – 06:01............................................... 61
Gambar 4.13 Arus Sistem Jam 05:25 – 06:01....................................................... 62
Gambar 4.14 Daya Sistem Jam 05:25 – 06:01 ...................................................... 62
Gambar 4.15 Daya dan Arus Jam 10:00 ............................................................... 65
Gambar 4.16 Tegangan dan Waktu Jam 10:00 ..................................................... 65
Gambar 4.17 Daya dan Arus Jam 11:00 ............................................................... 66
Gambar 4.18 Tegangan dan Waktu Jam 11:00 ..................................................... 67
Gambar 4.19 Daya dan Arus Jam 12:00 ............................................................... 68
Gambar 4.20 Tegangan dan Waktu Jam 12:00 ..................................................... 68
Gambar 4.21 Daya dan Arus Jam 13:00 ............................................................... 69
Gambar 4.22 Tegangan dan Waktu Jam 13:00 ..................................................... 70
Gambar 4.23 Daya dan Arus Jam 14:00 ............................................................... 71
Gambar 4.24 Tegangan dan Waktu Jam 14:00 ..................................................... 71
Gambar 4.25 Daya dan Arus Jam 15:00 ............................................................... 72
Gambar 4.26 Tegangan dan Waktu Jam 15:00 ..................................................... 73
Gambar 4.27 Daya dan Arus Jam 16:00 ............................................................... 74
Gambar 4.28 Tegangan dan Waktu Jam 16:00 ..................................................... 74
Gambar 4.29 Daya dan Arus Jam 17:00 ............................................................... 75
Gambar 4.30 Tegangan dan Waktu Jam 17:00 ..................................................... 76
Gambar 4.31 Daya dan Arus Jam 18:00 ............................................................... 77
Gambar 4.32 Tegangan dan Waktu Jam 18:00 ..................................................... 77
Gambar 4.33 Daya dan Arus Jam 19:00 ............................................................... 78
Gambar 4.34 Tegangan dan Waktu Jam 19:00 ..................................................... 79
Gambar 4.35 Grafik Pengereman Dummy Load .................................................. 83
Gambar 4.36 Panel Surya Jam 11:16 .................................................................... 85
Gambar 4.37 Daya Maksimal Kincir Angin ......................................................... 88
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengelompokkan potensi energi angin, pemanfaatan dan lokasi
potensial. ................................................................................................. 8
Tabel 2.2 Kondisi Angin yang dapat Menghasilkan Energi ................................... 9
Tabel 2.3 Spesifikasi Blade atau Baling-Baling (Sudu)........................................ 16
Tabel 3.1 Bahan penelitian.................................................................................... 31
Tabel 3.2 Alat Penelitian ....................................................................................... 34
Tabel 3.3 Deskripsi powerMOSFET IRFP150 N-Channel .................................. 41
Tabel 3.4 Deskripsi fungsi pin pada lcd ................................................................ 43
Tabel 4.1 Rata-rata energi Panel Surya ................................................................. 63
Tabel 4.2 Rata-rata energi Kincir Angin ............................................................... 64
Tabel 4.3 Nilai Error Pengukuran Pembangkit Listrik Hibrid ............................. 80
Tabel 4.4 Beban Semu (Dummy Load) pada Kincir Angin .................................. 81
Tabel 4.5 Daya Maksimal Panel Surya ................................................................. 83
Tabel 4.6 Daya Maksimal Kincir Angin (Wind Turbine) ..................................... 86
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak tahun 2005 telah ada upaya pemanfaatan energi terbarukan seperti
ombak, angin dan energi surya yang ditangkap panel surya untuk memnuhi
kebutuhan energi listrik. Meski hasilnya masih terbatas, karena perlu
pengembangan lebih lanjut teknologi yang disebutkan cocok untuk pasokan listrik
di daerah terpencil atau sebagai bagian dari sumber daya terbarukan.
Pantai Selatan Jawa sudah dikenal dengan kondisi alam yang kering, tapi
memiliki sumber daya alam di pesisir pantai yang belum dikembangkan. Hadirnya
teknologi untuk energi tebarukan membantu pengembangan di kawasan pantai.
Pada PLTH, renewable energy yang digunakan dapat berasal dari energi
matahari, angin, dan lain-lain sehingga menjadi suatu pembangkit yang lebih
efisien, efektif dan handal untuk dapat mensuplai kebutuhan energi listrik.
2
sekarang disebut kincir angin tipe propeler' atau turbin. Eksperimen kincir angin
sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940, ukurannya sangat besar
yang disebut mesin Smith-Putman, karena dirancang oleh Palmer Putman,
kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh Morgen Smith Company dari York
Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya 16 ton dan menaranya
setinggi 100 ft (34m). Tapi salah satu batang propelernya patah pada tahun 1945.
(Pudjarsono, 2006)
Kincir angin juga membutuhkan beban semu untuk pengereman agar tidak
merusak baterai. Baterai gel memiliki tegangan yang direkomendasikan lebih
rendah di wilayah 13,8 untuk 14.1V untuk tegangan pengisian bulk. Pada puncak
tegangan pengisian, tegangan harus konstan, biasanya sekitar 14.2V untuk sistem
12V (tergantung suhu) dan arus akan berangsur-angsur berkurang karena baterai
mencapai 100%. (Itaca, 2016). Diatas 2.4Volt/cell atau 14.4 volt untuk baterai
12Volt, baterai akan mulai mengeluarkan gas dan mulai panas. (Hart, 2011)
Pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004
diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio
cadangan/produksi pada tahun tersebut. Sedangkan gas diperkirakan akan habis
dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun. Sementara tingginya
kebutuhan migas tidak diimbangi oleh kapasitas produksinya menyebabkan
kelangkaan sehingga di hampir semua negara berpacu untuk membangkitkan
energi dari sumber- sumber energi baru dan terbarukan. (DESDM, 2005)
3
yang dapat menyimpan energi listrik dan dapat menampung energi keleuaran yang
berasal dari solar cell. (Sakti, 2015)
Pada distribusi arus dan tegangan dari sumber solar cell, walaupun
tegangan yang dihasilkan solar cell ± 17V, tetapi pendistribusiannya untuk
mengisi bate3rai sangat stabil dengan maksimum rata-rata 13.5V karena semua
distribusi pengisian diatur oleh solar charger controller. Tegangan dan arus akan
mulai meningkat pada pagi hari pukul 07.00 WIB, kemudian akan mencapai
levelyang maksimum pada siang hari pukul 10.00 – 14.00 WIB, dan mulai turun
hingga sore hari. (Sakti, 2015)
2. Bagaimana agar sistem hibrid pembangkit listrik dengan kincir angin dan panel
surya dapat bekerja secara optimal dan efisien.
4
a. Kemampuan Sistem Hibrid Pembangkit dalam mengeluarkan hasil yang
maksimal dari panel surya dan mengendalikan baling-baling yang berputar
secara horizontal-axis dalam menangkap kecepatan angin menjadi keluaran
energi listrik sesuai dengan keinginan.
b. Kemampuan peralatan dalam mengedalikan kincir angin menerima angin
yang berhembus terlalu kencang tanpa menyebabkan kerusakan akibat
putaran berlebih.
c. Kesetabilan output dari Sistem Hibrid Pembangkit yang berfungsi sebagai
pengatur keluaran energi listrik dari kincir angin dan panel surya.
1.6 Manfaat
Skripsi ini mempunyai 3 manfaat yang terdapat pada mahasiswa, akademis
dan masyarakat. Manfaat-manfaat itu adalah:
5
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Untuk melaksanakan salah satu TRI DHARMA Perguruan Tinggi
dengan membandingkan dan menerapkan teori-teori yang diperoleh di
bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya.
b. Menambah pengetahuan dengan melaksanakan studi langsung yang
sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
c. Mengetahui masalah-masalah yang sering terjadi dan dapat memberikan
pertimbangan-pertimbangan dalam menyelesaikan suatu masalah.
2. Manfaat bagi Akademis
a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan Mahasiswa dalam
menguasai ilmu yang didapatkan di bangku kuliah.
b. Sebagai materi evaluasi di bidang akademik untuk mengembangkan dan
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Manfaat bagi masyarakat
Dengan adanya pembuatan alat ini sehingga dapat membantu dan
memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi yang murah dan ramah
lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, tinjauan
pustaka, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
6
BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM HIBRID
Pembuktian ide dengan membuat dan menganalisis prototipe sistem hibrid
pembangkit listrik dengan kincir angin dan panel surya. Mengungkapkan prosedur
penelitian yang berisi mengenai bahan dan alat yang digunakan, metode pengujian
dan alat ujinya.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Tabel 2.1 Pengelompokkan potensi energi angin, pemanfaatan dan lokasi potensial.
8
wilayah yang memiliki kecepatan angin di atas 5 m/detik, yaitu Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Pantai Selatan Jawa.
Salah satu pemanfaatan energi angin adalah penggunaan turbin angin yang
banyak digunakan untuk kebutuhan pertanian, seperti untuk menggerakkan pompa
untuk keperluan irigasi, serta kebutuhan akan energi yaitu sebagai pembangkit
listrik energi angin. Berbagai macam penemuan turbin angin sebagai pembangkit
energi alternatif sudah ditemukan sejak lama dengan berbagai macam bentuk
desain. Turbin angin tipe propeller adalah salah satu macam turbin angin yang
ditemukan sebagai pemanfaatan energi angin yang bekerja dengan memanfaatkan
kecepatan angin. Bentuk sudut dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan gaya dorong yang akan memutar rotor. Besarnya putaran rotor
yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya kecepatan angin.
9
Pada tahun 2009, kapasitas terpasang dalam sistem konversi angin di
seluruh Indonesia mencapai 1,4 MW yang tersebar di Pulau Selayar (Sulawesi
Utara), Nusa Penida (Bali), Yokyakarta, dan Bangka Belitung. Melihat potensi
wilayah pantai cukup luas, pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber energi
terbarukan di Indonesia sangat mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut
(Baruna, 2010).
10
2.2 Potensi Energi Matahari
Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk
mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an
mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Di samping
jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi
yang dapat merusak lingkungan.
Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2
atau setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar
10 MWp. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi
surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah
sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran
potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa
datang.
Komponen utama sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan
menggunakan teknologi fotovoltaik adalah sel surya. Sel surya konvensional yang
sudah komersil saat ini menggunakan teknologi wafer silikon kristalin yang
proses produksinya cukup kompleks dan mahal. Secara umum, pembuatan sel
surya konvensional diawali dengan proses pemurnian silika untuk menghasilkan
silika solar grade (ingot), dilanjutkan dengan pemotongan silika menjadi wafer
silika. Selanjutnya wafer silika diproses menjadi sel surya, kemudian sel-sel surya
disusun membentuk modul surya. Tahap terakhir adalah mengintegrasi modul
surya dengan BOS (Balance of System) menjadi sistem PLTS. BOS adalah
komponen pendukung yang digunakan dalam sistem PLTS seperti inverter,
batere, sistem kontrol, dan lain-lain.
Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang
cukup kuat dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang
ada belum dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic
(PV) di Indonesia baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi
modul surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya
masih impor. Padahal sel surya adalah komponen utama dan yang paling mahal
dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam
perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus
11
diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel
surya agar mampu bersaing dengan sumber energi lain.
Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan
hampir seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan, maka
PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat
tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah
telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp
untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk
daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar
0,87 GW kapasitas PLTS terpasang.
Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50%, pasar energi surya di
Indonesia sudah cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya
berkapasitas hingga 25 MWp per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar
bagi industri lokal untuk mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya.
(Litbang ESDM, 2016)
(Sumber : http://solargis.info)
12
Sedangkan di area timur meliputi seluruh Papua, Maluku, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, dan sebagian Sulawesi dengan rata-rata penyinaran
4,5 – 4,8 jam.
Daerah pulau Jawa, Jakarta memiliki lama penyinaran paling kecil, hanya
sekitar 3 – 3,5 jam per hari. Disusul Bandung dan Bogor. Potensi energi terbesar
ada di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, dengan rata-rata penyinaran 4 jam
per hari.
Pulau Kalimantan potensinya cukup baik yaitu antara 4 – 4,5 jam
penyinaran per hari. Variasai perbedaan tidak terlalu besar. (Janaloka, 2015)
(Sumber : http://solargis.info)
13
2.3 Kincir Angin
Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang
berputar dengan sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal.
Gambar 2.4 menunjukan jenis-jenis kincir angin berdasarkan bentuknya.
Sedangkan gambar 2.5 menunjunkan karakteristik setiap kincir angin sebagai
fungsi dari kemampuannya untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi
putar turbin untuk setiap kondisi kecepatan angin. Dari gambar 2.5 dapat
disimpulkan bahwa kincir angin jenis multi-blade dan Savonius cocok digunakan
untuk aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin kecepatan rendah. Sedangkan
kincir angin tipe Propeller, paling umum digunakan karena dapat bekerja dengan
lingkup kecepatan angin yang luas.
(Sumber : http://jendeladenngabei.blogspot.co.id)
14
Gambar 2.5 Karakteristik kincir angin
(Sumber : http://jendeladenngabei.blogspot.co.id)
15
b. Blade (Sudu atau Baling-Baling)
Blade atau sudu merupakan bagian dari turbin angin yang berfungsi
menangkap angin. Sudu mulai berputar ketika menerima angin dengan
kecepatan 3 m/s dan akan menghasilkan daya yang dapat digunakan.
16
2) Gaya Sentrifugal
Gaya Sentrifugal adalah gaya yang meninggalkan titik tengah.
Bila kincir berbentuk simetrik, semua gaya sentrifugal akan saling
meniadakan atau hasilnya sama dengan nol.
3) Gaya Tangensial
Gaya Tangensial merupakan gaya yang dihasilkan momen dan
bekerja tegak lurus pada radius dan merupakan gaya produktif.
c. Generator
Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator
adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengkonversi energi mekanik
(gerak) menjadi energi listrik (elektrik) dengan perantara induksi medan
magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya perubahan medan
magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya tegangan pada
generator).
Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama
dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini
dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang
berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.
Kumparan medan pada generator sinkron terletak pada rotornya sedangkan
kumparan jangkarnya terletak pada stator.
17
Generator merupakan komponen penting pada kincir angin yang
berfungsi merubah energi kinetik pada poros penggerak menjadi energi
listrik. Generator pada kincir ini terletak bagian belakang baling-baling.
Tegangan dan arus yang dihasilkan generator ini masih berupa tegangan
AC (Alternating Current). Bagian-bagian dalam generator tersebut adalah
sebagai berikut:
i. Rotor
Rotor berfunsi menghubungkan sudu dengan poros utama. Rotor
terdiri dari komponen yang keseluruhannya berputar ketika beroperasi.
Tempat terjadinya ekstrasi energi kinetik angin menjadi energi mekanik
rotasi rotor. Pada rotor terdapat susunan magnet permanen dimana pada
saat poros memutar magnet dalam kumparan akan menimbulkan
perubahan flux magnet di dalam kumparan atau gulungan kawat dan
menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga menyebabkan beda
potensial antara ujung-ujung kumparan yang dapat menimbulkan gaya
gerak listrik (GGL).
ii. Stator
Stator merupakan bagian yang tidak berputar dalam generator
yang terdiri dari gulungan kawat-kawat penghantar yang dapat
menimbulkan listrik saat rotor berputar.
18
Gambar 2.11 Gulungan kawat pada stator
19
Gambar 2.13 Dudukan Arang
v. Kabel R, S, dan T
Kabel R, S, dan T merupakan kabel dari rangkaian 3 fase dari
gulungan kawat pada stator. Kabel R, S, dan T ini akan masuk ke
rangkaian jembatan dioda yang akan menjadi keluaran kabel positif dan
negatif.
20
untuk optimisasi pemanenan energi angin. Pengubah arah ini
menggunakan sirip ekor pada kincir untuk menyesuaikan arah kincir angin
dengan arah angin yang terletak dibelakang generator dan dihubungkan
dengan ekor kincir.
e. Dummy Load
Dummy Load berfungsi sebagai pengontrol kincir angin ketika beroperasi
terlalu cepat. Dummy Load ini mulai beroperasi apabila tegangan yang
dihasilkan generator kincir angin jauh diatas tegangan baterai (dalam
skripsi ini adalah 14.2 volt). Dummy Load ini dirancang untuk
mengendalikan kincir bila terjadi angin kencang dan mengontrol melalui
tegangan baterai. Prinsip kerja dari pengereman kincir angin ini adalah
dengan memberikan beban semu lansung ke kincir angin agar kincir
menjadi terbebani.
21
Gambar 2.16 Dummy Load Lampu Pijar
f. Menara Kincir
Menara Kincir berfungsi menopang turbin dan meningkatkan
ketinggian kincir angin dari permukaan tanah (pada PLTH tinggi kincir
minimal 7 meter). Semakin tinggi posisi kincir dan semakin tidak
terhalang obyek di sekitar kincir, maka pemanenan energi angin akan lebih
optimal. Secara umum menara untuk kincir angin tipe horisontal dibagi
menjadi tiga tipe yaitu tipe three angle, tipe latis dan tipe silinder.
22
berdiri kokoh. Kelemahan dari menara tipe three angle ini membutuhkan
perawatan yang lebih daripada menara tipe lainnya, selain itu menara tipe
three angle ini banyak memakan lahan untuk pendiriannya. Perawatan
menara tipe three angle meliputi perawatan seling dan span screw.
Menara merupakan bagian yang sangat rentan terhadap korosi.
Apabila dilihat dari lokasi kincir angin yang dekat dengan laut maka
proses korosi karena air laut mudah terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut
maka menara kincir perlu dilapisi dengan bahan anti korosi yaitu cairan
zinc. Proses pelapisan ini disebut hot dip galvanize, dimana besi atau baja
akan dicelupkan pada cairan zinc yang dipanaskan pada temperatur 450oC.
23
Gambar 2.18 Diagram Panel Photovoltaic
(Sumber : http://renewable-solar-energy.blogspot.co.id)
Komponen-komponen yang menyusun panel surya (Photovoltaic) adalah
sebagai berikut:
a. Cover Glass (Enkapsulasi)
Bagian enkapsulasi melindungi sel surya dari kotoran berupa debu dan
terpaan hujan. Kotoran yang menempel pada bagian ini harus dibersihkan
untuk menjaga kinerja sel surya agar tetap optimal.
b. Lapisan Anti Reflektif
Cahaya yang terserap harus dioptimalkan dengan mengurangi refleksi
cahaya. Lapisan anti reflektif diperlukan karena mampu membelokkan cahaya
ke arah semikonduktor dan meminimalakan cahaya dipantulkan kembali.
c. Material Semikonduktor
Material semikonduktor berfungsi menyerap energi foton yang berada
pada sinar matahari. Sel surya terbuat dari bahan semikonduktor seperti
material CdTe (Cadmium Telluride) dan amorphous siliconbagian
semikonduktor terdiri dari junction yaitu tipe-n dan tipe-p.
24
d. Contact Grid (Kotak Metal)
Kotak metal merupakan material konduktif transparan sebagai kotak
negatif.
e. Metal Backing (Substrat)
Substrat merupakan material yang berfungsi sebagai penopang
komponen sel surya dan kotak terminal positif. Bahan penyusun yang lazim
digunakan adalah material metal atau logam seperti molybdenum atau
aluminium.
Cahaya matahari yang terdiri atas foton dikonversi menjadi energi listrik
menggunakan sel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor. Semikonduktor
bekerja mengguynakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara semikonduktor
tipe-p dan semikonduktor tipe-n. dalam struktur atom, semikonduktor tipe-n
memiliki kelebihan elektron sedangkan semikonduktor tipe-p memiliki kelebihan
hole dalam struktur atomnya. Ketika cahaya matahari yang mengandung foton
mengenai susunan p-n junction maka elektron akan bergerak dari semikonduktor
menuju kotak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik. Listrik yang
dihasilkan merupaka listrik DC (Direct Current). Ada 3 jenis sel surya yang
dikenal di pasaran berdasarkan bahan semikonduktor yang digunakan, yaitu:
a. Mono Crystalline
Mono Crystalline memiliki kristal yang seragam, setiap atomnya terpasang
secara ideal pada posisinya dan merupakan bahan semikonduktor terbaik
dengan efisiensi paling tinggi.
25
Gambar 2.20 Mono Crystalline
(Sumber : https://en.wikipedia.org)
b. Poly Crystalline
Poly Crystalline tersusun dari beberapa bentuk kristal. Batas antara kristal
yang satu dengan yang lain terlihat cukup jelas sehingga menurunkan
performa sel surya. Memiliki efisiensi yang lebih rendah dari panel surya
jenis Mono Crystalline.
(Sumber : https://en.wikipedia.org)
c. Amorphous
Amorphous tersusun dari materi yang acak sehingga banyak terdapat cacat.
PV jenis ini memiliki efisiensi paling rendah.
26
Gambar 2.22 Amorphous
(Sumber : https://en.wikipedia.org)
Gambar 2.23
2. Spesifikasi Baterai yang Digunakan
Energi angin dan matahari tidak selalu ada sepanjang hari untuk digunakan
sebagai penyuplai listrik dikarenakan kecepatan angin dan radiasi sinar matahari
setiap saat selalu berubah-ubah
berubah ubah dan tidak sama atau selalu ada sepanjang hari.
27
Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang dihasilkan dari kincir
angin dan panel surya yang berfungsi sebagai back up tenaga listrik. Ketika terjadi
penggunaan beban meningkat dan kecepatan angin serta radiasi sinar matahari
menurun maka permintaan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Hal tersebut dapat
diatasi dengan mengambil cadangan energi dari baterai atau aki sebagai penyuplai
listrik pada pengguna.
Spesifikasi aki yang digunakan menggunakan jenis Absorbent Glass Mat
Battery (AGM). Aki jenis ini memiliki separator (pemisah) yang terdiri dari
fiberglass yang diletakkan di antara pelat-pelat selnya yang bertujuan menyerap
cairan elektrolit agar tersimpan di pori-pori fiberglass. Fungsi fiberglass ini mirip
seperti handuk yang menyerap air ketika salah satu ujung handuknya dicelupkan
ke dalam ember yang berisi air.
Diantara kelebihan AGM (Absorbed Glass Mat Battery) baterai yang
digunakan adalah:
- Hampir semua aki AGM sistem pengecasannya sama seperti pengecasan aki
pada umumnya. Tidak memerlukan syarat-syarat dan alat pengecas (charger)
yang khusus.
- Dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa harus dicas ulang karena self-
discharge nya sangat rendah (1% - 3% per bulan). (Self-discharge = penurunan
kapasitas / tegangan aki pada kondisi tanpa beban karena adanya resistansi
internal).
- Karena resistansi internal-nya sangat rendah, aki tidak akan kepanasan walau
digunakan pada beban yang membutuhkan arus yang besar atau saat di-cas
ulang dengan arus listrik yang tinggi.
- Bebas perawatan, anti penguapan, anti bocor dan tetap beroperasi walaupun
dalam cuaca sangat dingin, bahkan walau casing akinya retak atau pecah akan
tetap beroperasi dengan baik. (Lead Acid Battery, 2013)
28
yang terdapat pada perangkat lunak yang mana menggunakan persamaan regresi
power.
= (2-1)
dimana,
29
BAB III
METODE PERANCANGAN SISTEM HIBRID
Bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian alat yang akan dibuat.
Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian dan penulisan laporan
skripsi ini adalah sebagai berikut:
30
3. Dokumentasi.
Teknik pengumpulan data dengan dokumen pada penelitian ini, merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara, yaitu dengan
cara mempelajari data-data tertulis berupa buku-buku serta mempelajari
dokumen tertulis lainnya yang berkaitan dengan sistem hibrid.
31
Tabel lanjutan 3.1 Bahan penelitian
32
NO Nama Bahan Jumlah Keterangan
21 Induktor 100μH 1 Sebagai komponen penunjang LM2576
22 Capacitor 2200μF 1 Sebagai komponen penunjang LM2576
23 Ground Isolator 1 Sebagai komponen pembeda ground
24 IC Regulator 7805 1 Sebagai komponen step-down catu daya
25 Capacitor 10μF 2 Sebagai komponen penunjang IC 7805
26 LED Hijau 1 Sebagai penanda peralatan hidup
1 Sebagai Konektor Aki
1 Sebagai Konektor Load
27 Terminal Blok 1 Sebagai Konektor WT
1 Sebagai Konektor DL
1 Sebagai Konektor PV
28 ACS 712 3 Sebagai sensor arus
29 Resistor 68kΩ 3 Sebagai komponen voltage sensor
30 Capacitor 100nF 3 Sebagai komponen voltage sensor
1 Sebagai penyearah jalur input WT
31 Dioda 15SQ045
1 Sebagai penyearah jalur input PV
2 Sebagai Voltage Controlled WT
32 Opto PC817 2 Sebagai Voltage Controlled DL
2 Sebagai Voltage Controlled PV
1 Sebagai komponen Voltage Controll WT
33 Resistor 20Ω 1 Sebagai komponen Voltage Controll DL
1 Sebagai komponen Voltage Controll PV
1 Sebagai komponen Voltage Controll WT
34 Capacitor 33μF 1 Sebagai komponen Voltage Controll DL
1 Sebagai komponen Voltage Controll PV
1 Sebagai komponen Voltage Controll WT
35 Dioda 1N4148 1 Sebagai komponen Voltage Controll DL
1 Sebagai komponen Voltage Controll PV
2 Sebagai komponen Voltage Controll WT
36 Capacitor 220μF
2 Sebagai komponen Voltage Controll PV
1 Sebagai komponen Voltage Controll WT
37 Dioda SR5100
1 Sebagai komponen Voltage Controll PV
1 Sebagai komponen Voltage Controll WT
38 Induktor 30μH
1 Sebagai komponen Voltage Controll PV
1 Sebagai komponen Voltage Controll WT
39 IRFP150N 1 Sebagai komponen Voltage Controll DL
1 Sebagai komponen Voltage Controll PV
40 Switch ON OFF ON 1 Sebagai saklar peralatan sistem hibrid
41 Fuse 3A 4 Sebagai pemutus tegangan
42 Binding Post Merah 5 Sebagai konektor terminal DC positif
43 Binding Post Hitam 5 Sebagai konektor terminal DC negatif
33
NO Nama Bahan Jumlah Keterangan
44 Heatsink * Sebagai pendingin komponen
45 Akrilik * Sebagai bahan baku utama casing alat
46 PCB Double Layer * Sebagai shield board
47 Black housing * Sebagai konektor female
48 Header female * Sebagai konektor male
49 Kabel Pelangi * Sebagai penyalur arus listrik
50 Kawat Email * Sebagai penyalur arus listrik
* secukupnya yang dibutuhkan oleh peralatan
34
No. Jenis alat Nama alat Keterangan
Bor tangan Untuk membuat lubang
Tang jepit Untuk menjepit komponen/benda
Untuk memotong
Tang potong
bahan/komponen
Untuk mengunci dan melepaskan
Obeng
4 Alat perkakas baut
Untuk memotong bahan yang
Cutter
diperlukan
Untuk memotong bahan yang
Gunting
diperlukan
Gergaji tangan Untuk memotong PCB
Voltage 35 Voltage
Sensor Sensor
Charger
Control
36
Gambar 3.2 Rangkaian Shield ATMega
Sensor arus pada rangkaian ini merupakan modul sensor untuk mendeteksi
besar arus yang mengalir lewat blok terminal menggunakan current sensor chip
ACS712 yang memanfaatkan efek Hall. Efek Hall adalah fenomena fisika dimana
aliran listrik / elektron dalam pelat konduktor terpengaruh oleh paparan medan
magnet,
37
Gambar 3.4 Sensor Arus ACS712
Rangkaian Sensor pada peralatan ini seperti terlihat pada Gambar 3.5,
Gambar 3.6, dan Gambar 3.7
3. menggunakan dua sensor yaitu sensor tegangan
dengan sistem Voltage Divider dan menggunakan sensor arus ACS712.
38
Gambar 3.6 Rangkaian Sensor WT
39
2. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar komponen Photodiode.
Photodiode merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga
cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula
dengan spektrum infra merah. Karena spekrum inframerah mempunyai
efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka Photodiode
lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah.
40
Gambar 3.9 Bentuk fisik Power MOSFET IRFP150 N-Channel
( ) 100
( )( ) = 10 0.036
( . )( ) 110
( ) 15
( ) 58
Pada Gambar 3.10, Gambar 3.11, dan Gambar 3.12 terdapat dua buah
optocoupler sebagai ground isolator dari rangkaian MOSFET, dengan adanya dua
optocoupler ini maka mikrokontroller akan terlindungi arus dan tegangan balik
dari rangkaian MOSFET.
41
Gambar 3.10 Voltage Controll PV
42
3.4.1.4 Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama.
Pada penelitian ini, aplikasi LCD yang digunakan adalah LCD dot matrik
dengan jumlah karakter 20 x 4. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang
nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat. Berikut ini
deskripsi fungsi pin-pin yang terdapat pada LCD.
Pin Deskripsi
1 Ground
2 Vcc (+5V)
3 Pengaturkontras
4 “RS” Instruction/RegisterSelect
5 “R/W” Read/Write LCDRegisters
6 “EN”Enable
7-14 Data I/OPins
15 Vcc
16 Ground
43
Gambar 3.14 2Wire LCD
44
3.4.1.6 Rangkaian Logger
Rangkaian logger pada peralatan ini menggunakan SDCard Adapter untuk
menyimpan file pencatatan tanggal, waktu, besaran tegangan, arus dan posisi
Dummy Load.
45
3.4.1.8 Desain Casing Alat
Perancangan Casing alat dibuat menggunakan akrilik sebagai bahan
bakunya dengan ketebalan 5 mm. Desain casing terdiri dari beberapa lapisan,
yakni lapisan atas, lapisan bawah, dan lapisan samping.
Pada sisi atas terdapat satu buah lubang untuk tempat LCD dan satu buah
lubang untuk tempat SDCard. Desain Casing bagian atas diperlihatkan pada
gambar dibawah ini.
Pada sisi bawah terdapat empat buah lubang untuk dudukan PCB dan
Heatsink. Desain Casing bagian bawah diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
46
Gambar 3.19 Desain Casing Bawah
Pada sisi samping kiri dan kanan hanya sebagai penutup box. Desain
Casing samping kiri dan kanan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Pada sisi depan terdapat enam buah lubang bagian atas untuk lubang
dudukan konektor DC dan tiga buah lubang bagian bawah untuk lubang dudukan
sekering. Desain Casing sisi depan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
47
Pada sisi belakang terdapat empat buah lubang bagian atas untuk lubang
dudukan konektor DC, dua buah lubang bagian bawah untuk lubang dudukan
sekering dan dua buah lubang kecil bagian bawah untuk lubang dudukan SDCard.
Desain Casing sisi belakang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
48
Untuk melakukan pemrograman terhadap board Arduino digunakan
bahasa pemrograman dari Arduino IDE yakni bahasa pemrograman C/C++ yang
telah dimodifikasi sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan
pemrograman. Selain itu, pada Arduino IDE telah disediakan berbagai fasilitas
pendukung seperti contoh kode program (sketch), library, serial monitor, dan
berbagai fasilitas pendukung lainnya.
3.6 Implementasi
Perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
akan diimplementasikan untuk membuat sistem yang diharapkan dalam
membentuk alat sistem hibrid pembangkit listrik dengan kincir angin dan panel
surya.
49
Gambar 3.24 Bentuk Fisik Alat
50
Gambar 3.26 Icon Solar Panel
Gambar 3.26 merupakan contoh pembuatan icon untuk sol
solar panel sebagai
penanda untuk angka keluaran tegangan dan arus yang berda di baris di
bawahnya.
51
Pada Gambar 3.27
3. merupakan kode program fungsi void setup pada
Arduino. Fungsi void setup merupakan persiapan awal program yang hanya
diaktifkan satu kali saat sistem dihidupkan.
52
Gambar 3.29 Pengujian Sensor Tegangan
53
Pada Gambar 3.31 dapat dilihat voltage controller dapat mengontrol
besaran tegangan yang akan disalurkan ke baterai dan load. Pengujian ini
dengan merubah besaran PWM untuk mengendalikan voltage controller yang
dihasilkan oleh Arduino/ATMega dengan menggunakan trimpot. Lampu led
yang menyala terang pada sisi kanan menandakan besaran sinyal yang
digunakan sehingga voltage controller mati dan tidak menyalurkan tegangan.
Tegangan yang terbaca pada multimeter adalah 0 volt.
54
Gambar 3.32 Voltage Controller Setengah Hidup
55
membutuhkan dua sambungan saja yaitu SCL dan SDA. SCL adalah jalur
clock, dan SDA adalah jalur data.
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan membahas tentang hasil dari pengujian sistem hibrid
pembangkit listrik dengan kincir angin dan panel surya. Secara keseluruhan
pengujian alat ini bertujuan untuk mengetahui bahwa alat bekerja dengan baik
sehingga menghasilkan sistem yang diinginkan.
57
Gambar 4.2 Pembangkit dan Beban
16
14
12
10
8 PV_VOLT (V)
6 BAT_VOLT (V)
4 WT_VOLT (V)
2
0
11:00:00
11:00:15
11:00:30
11:00:45
11:01:00
11:01:16
11:01:31
11:01:46
11:02:01
11:02:16
11:02:32
11:02:47
11:03:02
11:03:17
11:03:32
11:03:48
11:04:03
11:04:18
11:04:33
11:04:48
58
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0
1
2
0,5
1,5
2,5
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
18:00:00 11:00:00
18:00:03 11:00:00 11:00:15
18:00:06 11:00:17 11:00:30
18:00:09 11:00:34 11:00:45
18:00:12 11:00:51 11:01:00
18:00:15 11:01:08 11:01:16
18:00:18 11:01:26 11:01:31
18:00:21 11:01:43 11:01:46
18:00:24 11:02:00 11:02:01
18:00:27 11:02:17 11:02:16
18:00:30 11:02:35 11:02:32
18:00:33 11:02:52 11:02:47
18:00:37 11:03:09 11:03:02
59
18:00:40 11:03:26 11:03:17
18:00:43 11:03:44 11:03:32
18:00:46 11:04:01 11:03:48
18:00:49 11:04:03
11:04:18
18:00:52 11:04:18
11:04:35
18:00:55 11:04:33
11:04:53
18:00:58 11:04:48
Gambar 4.4 Arus Sistem Jam 11:00 – 11:05
PV_VOLT (V)
PV_AMP (A)
WT_WATT (W)
BAT_WATT (W)
WT_VOLT (V)
WT_AMP (A)
BAT_VOLT (V)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,5
1,5
2,5
0
1
2
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
23:25:00
18:00:00
23:25:15 18:00:00 18:00:03
23:25:30 18:00:04 18:00:06
23:25:46
18:00:08 18:00:09
23:26:01
18:00:12
23:26:16 18:00:12
18:00:15
23:26:31 18:00:16 18:00:18
23:26:47 18:00:20 18:00:21
23:27:02 18:00:24
18:00:24
23:27:17 18:00:27
23:27:32 18:00:28
18:00:30
23:27:48 18:00:32 18:00:33
23:28:03 18:00:37 18:00:37
60
23:28:18 18:00:40
18:00:41
23:28:33 18:00:43
23:28:48 18:00:45
18:00:46
23:29:04 18:00:49 18:00:49
23:29:19 18:00:53 18:00:52
23:29:34 18:00:55
18:00:57
23:29:49 18:00:58
Gambar 4.7 Arus Sistem Jam 18:00 – 18:01
PV_WATT (W)
PV_VOLT (V)
WT_AMP (A)
WT_WATT (W)
WT_VOLT (V)
BAT_AMP (A)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
0
2
4
6
8
10
12
0,5
1,5
0
1
2
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
5:25:00 23:25:00
5:26:49 23:25:00 23:25:15
5:28:38 23:25:17 23:25:30
5:30:26 23:25:35 23:25:46
5:32:15 23:25:52 23:26:01
5:34:04 23:26:09 23:26:16
5:35:53 23:26:26 23:26:31
5:37:42 23:26:44 23:26:47
5:39:31 23:27:01 23:27:02
5:41:20 23:27:17
23:27:18
5:43:09 23:27:32
23:27:35
5:44:58 23:27:48
23:27:53
5:46:47 23:28:03
5:48:36 23:28:10
61
23:28:18
5:50:25 23:28:27
23:28:33
5:52:14 23:28:44
23:28:48
5:54:03 23:29:02
23:29:04
5:55:52 23:29:19 23:29:19
5:57:41 23:29:36 23:29:34
5:59:30 23:29:53 23:29:49
Gambar 4.10 Arus Sistem Jam 23:25 – 23:30
PV_WATT (W)
PV_VOLT (V)
WT_AMP (A)
WT_WATT (W)
WT_VOLT (V)
BAT_AMP (A)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
0,3
0,25
0,2
0
5:25:00
5:26:54
5:28:48
5:30:42
5:32:36
5:34:30
5:36:24
5:38:18
5:40:12
5:42:06
5:44:00
5:45:54
5:47:48
5:49:42
5:51:36
5:53:30
5:55:24
5:57:18
5:59:12
Gambar 4.13 Arus Sistem Jam 05:25 – 06:01
3,00
2,50
2,00
0,50
0,00
5:25:00
5:26:54
5:28:48
5:30:42
5:32:36
5:34:30
5:36:24
5:38:18
5:40:12
5:42:06
5:44:00
5:45:54
5:47:48
5:49:42
5:51:36
5:53:30
5:55:24
5:57:18
5:59:12
62
W = (P x t) x cos θ
= 15 x 12 x 0.8
Total energi rata-rata yang dihasilkan panel surya adalah 128.75Wh per hari
Kincir angin dapat menghasilkan energi selama 24 jam pada percobaan ini. Energi
rata-rata yang dihasilkan kincir angin ini adalah:
63
Tabel 4.2 Rata-rata energi Kincir Angin
Total energi rata-rata yang dihasilkan kincir angin adalah 46.3Wh per hari
Total energi yang dibangkitkan per hari adalah 175.05Wh
64
a. Jam 10:00 Panel Surya
y = 0,0666x1,0324
R² = 0,9901
Arus (A)
1,4
1,3
18,40 18,60 18,80 19,00 19,20 19,40 19,60 19,80
Daya (W)
13,68
Tegangan (V)
13,66
13,64
13,62
13,6
9:59:59 10:00:01 10:00:03 10:00:05 10:00:06 10:00:08 10:00:10
Waktu
65
= 19.46 ; = 1.43
.
= 0.066(19.46 )
= 0.066 × 21.399
= 1.41
1.43
= 100% × 100%
1.41
= 100% (101.41%)
= 1.41%
1
14,00 14,20 14,40 14,60 14,80 15,00 15,20
Daya (W)
66
Tegangan dan Waktu
11,84
11,82
Tegangan (V)
11,8
11,78
11,76
10:59:58 11:00:01 11:00:03 11:00:06 11:00:08 11:00:11
Waktu
.
= 0.086 (4-2)
= 14.49 ; = 1.23
.
= 0.086(14.49 )
= 1.22
1.23
= 100% × 100%
1.22
= 100% (100.82%)
= 0.82%
67
c. Jam 12:00 Panel Surya
1,28 y = 0,0788x1,0251
R² = 0,99
Arus (A) 1,26
1,24
1,22
1,2
14,50 14,60 14,70 14,80 14,90 15,00 15,10 15,20 15,30
Daya (W)
11,88
Tegangan (V)
11,86
11,84
11,82
11,8
12:00:08 12:00:10 12:00:13 12:00:16 12:00:18 12:00:21
Waktu
68
.
= 0.078 (4-3)
= 15.13 ; = 1.28
.
= 0.078(15.13 )
= 1.26
1.28
= 100% × 100%
1.26
= 100% (101.58%)
= 1.58%
y = 0,0908x0,9741
1,1 R² = 0,9993
Arus (A)
0,9
10,80 11,80 12,80 13,80
Daya (W)
69
Tegangan dan Waktu
11,8
11,75
Tegangan (V)
11,7
11,65
12:59:58 13:00:00 13:00:03 13:00:05 13:00:07 13:00:10
Waktu
.
= 0.090 (4-4)
= 12.25 ; = 1.04
.
= 0.090(12.25 )
= 1.03
1.04
= 100% × 100%
1.03
= 100% (100.97%)
= 0.97%
70
e. Jam 14:00 Panel Surya
Arus (A)
0,8
y = 0,0815x0,9532
R² = 0,9934
0,75
10,80 11,00 11,20 11,40 11,60 11,80
Daya (W)
13,8
Tegangan (V)
13,77
13,74
13,71
13:59:59 14:00:01 14:00:04 14:00:07 14:00:09
Waktu
.
= 0.081 (4-5)
71
= 11.59 ; = 0.84
.
= 0.081(11.59 )
= 0.83
0.84
= 100% × 100%
0.83
= 100% (101.20%)
= 1.20%
0,8
Arus (A)
y = 0,0671x1,0377
0,4 R² = 0,9996
0
0,00 5,00 10,00 15,00
Daya (W)
72
Tegangan dan Waktu
16
Tegangan (V)
15
14
13
15:00:03 15:00:10 15:00:17 15:00:24 15:00:31 15:00:38
Waktu
.
= 0.067 (4-6)
= 13.62 ; = 0.99
.
= 0.067(13.62 )
= 1.00
0.99
= 100% × 100%
1.00
= 100% (99.00%)
= 1.00%
73
g. Jam 16:00 Kincir Angin
1,8
Arus (A) y = 0,0724x0,9984
R² = 0,9998
0,9
0
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00
Daya (W)
14
13,5
13
15:59:54 16:00:04 16:00:13 16:00:23 16:00:32 16:00:42
Waktu
.
= 0.072 (4-7)
74
= 11.02 ; = 0.79
.
= 0.072(11.02 )
= 0.79
0.79
= 100% × 100%
0.79
= 100% (100%)
= 0%
1,5
Arus (A)
1
y = 0,0786x0,9802
R² = 0,9962
0,5
0
-5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
Daya (W)
75
Tegangan dan Waktu
16
Tegangan (V)
14
12
10
17:00:00 17:00:02 17:00:05 17:00:07 17:00:10 17:00:13
Waktu
.
= 0.078 (4-8)
= 25.60 ; = 1.87
.
= 0.078(25.60 )
= 1.87
1.87
= 100% × 100%
1.87
= 100% (100%)
= 0%
76
i. Jam 18:00 Kincir Angin
1,5
Arus (A)
1
y = 0,0773x1,0036
R² = 0,9985
0,5
0
-5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
Daya (W)
14
12,5
11
18:00:00 18:00:05 18:00:10 18:00:16 18:00:21
Waktu
.
= 0.077 (4-9)
77
= 18.75 ; = 1.43
.
= 0.077(18.75 )
= 1.45
1.43
= 100% × 100%
1.45
= 100% (98.62%)
= 1.38%
y = 0,0928x1,0407
R² = 0,9831
0,1
Arus (A)
0,05
0
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20
Daya (W)
78
Tegangan dan Waktu
16
14
Tegangan (V)
12
10
8
18:59:58 19:00:00 19:00:03 19:00:05 19:00:08 19:00:11
Waktu
.
= 0.092 (4-10)
= 1.12 ; = 0.11
.
= 0.092(1.12 )
= 0.11
0.11
= 100% × 100%
0.11
= 100% (100%)
= 0%
79
Jadi error seluruh hasil pengamatan dan perhitungan kemudian dapat
disusun dalam tabel 4.3 berikut ini.
4.4 Pembahasan
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima
energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas
dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan
suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih besar
dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan
terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Aliran udara tersebutlah yang kemudian
dimanfaatkan sebagai penggerak dari kincir angin sehingga menghasilkan listrik.
Total energi surya yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan daratan Bumi
sekitar 3.850.000 eksajoule (EJ) per tahun. Pada tahun 2002, jumlah energi ini
dalam waktu satu jam lebih besar dibandingkan jumlah energi yang digunakan
dunia selama satu tahun. Jumlah ini diperkirakan dua kali lebih banyak
dibandingkan dengan semua sumber daya alam Bumi yang tidak terbarukan yang
bisa diperoleh digabungkan, seperti batubara, minyak bumi, gas alam, dan
uranium. Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian
teknologi seperti pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur
surya, dan fotosintesis buatan.
80
Hasil penelitian ini dapat kita lihat bahwa kecepatan angin dan panas
matahari dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik. Dapat kita lihat bahwa dengan
ditaruh beban secara lansung pada rangkaian maka kincir angin dan panel surya
dapat menghidupkan lampu secara lansung tetapi ketidak konstanan angin dan
radiasi matahari menyebabkan lampu tidak bisa dihidupkan secara terus menerus
dan dibutuhkan penyimpanan di baterai agar terjadi kelansungan suplai energi.
Selain kincir angin dapat menghasilkan listrik diketahui banyak hal yang
harus diperhatikan. Saat angin berhembus sangat kencang pada kincir angin, maka
sudu akan berputar dengan kencang dan membutuhkan sistem pengereman untuk
mencegah turbin mengalami kerusakan. Sehingga membutuhkan pengawasan dan
kontrol secara berkala untuk menghindari terjadinya kerusakan pada turbin.
Dummy Load atau beban semu adalah alat untuk mencegah sudu berputar terlalu
kencang. Beban semu berupa rangkaian lampu pijar dengan spesifikasi 12Volt
akan disambungkan ke peralatan sistem hibrid dan akan bekerja jika tegangan
kincir lebih besar dari 14.2Volt. beban semu akan dihubungkan lansung dengan
kincir angin sehingga putaran generator akan melambat.
81
Lanjutan Tabel 4.4 Beban Semu (Dummy Load) pada Kincir Angin
82
Lanjutan Tabel 4.4 Beban Semu (Dummy Load) pada Kincir Angin
16
14
12
10
8 WT (V)
6 WT (A)
4 WT (W)
2
0
11:03:00
11:03:04
11:03:08
11:03:12
11:03:16
11:03:20
11:03:24
11:03:28
11:03:32
11:03:36
11:03:41
11:03:45
11:03:49
11:03:53
11:03:57
Dalam sistem hibrid yang telah dirancang, daya yang dihasilkan panel
surya sangat maksimal atau mempunyai efisiensi yang tinggi dengan spesifikasi
panel surya dapat menghasilkan daya 20WP. Hal ini tidak terlepas karena sistem
yang dirancang mengikuti sistem buck converter sehingga penurunan tegangan
tidak mengganggu nilai daya yang dihasilkan seperti terlihat pada Gambar 4.36.
83
Lanjutan Tabel 4.5 Daya Maksimal Panel Surya
84
Lanjutan Tabel 4.5 Daya Maksimal Panel Surya
20
16
12
PV (V)
PV (A)
8
PV (W)
4 BAT (V)
0
11:16:00
11:16:03
11:16:06
11:16:09
11:16:12
11:16:15
11:16:18
11:16:21
11:16:24
11:16:27
11:16:31
11:16:34
11:16:37
11:16:40
11:16:43
11:16:46
11:16:49
11:16:52
11:16:55
11:16:58
Dalam sistem hibrid yang telah dirancang, daya aktual yang dihasilkan
kincir angin dapat menghasilkan daya yang cukup tinggi dengan spesifikasi
generator dapat menghasilkan daya 400Watt seperti terlihat pada Gambar 4.37.
85
Tabel 4.6 Daya Maksimal Kincir Angin (Wind Turbine)
86
Lanjutan Tabel 4.6 Daya Maksimal Kincir Angin (Wind Turbine)
87
180
160
140
120
100 WT (V)
80 WT (A)
60 WT (W)
40
BAT (V)
20
0
16:05:47
16:06:35
16:10:47
16:15:08
16:17:14
16:18:02
16:23:34
16:27:07
16:36:28
16:41:13
16:42:00
16:44:06
16:50:01
17:07:24
17:24:23
17:49:22
Gambar 4.37 Daya Maksimal Kincir Angin
Dapat dilihat pada Gambar 4.3 - Gambar 4.14 pengujian alat, bahwa alat
yang dirancang telah mampu bekerja dengan baik. Pengembangan sistem hibrid
masih perlu dilakukan untuk meningkatkan listrik yang dihasilkan dan dapat
mengendalikan di tegangan yang lebih tinggi.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari bab-bab sebelumya adalah sebagai
berikut:
1. Sistem Hibrid Pembangkit Listrik dengan Kincir Angin dan Panel Surya yang
dirancang mampu menghasilkan daya ketika angin lebih dari 2.5m/s untuk
memutar kincir dan ketika ada radiasi matahari pada saat cuaca cerah.
2. Sistem Hibrid pada Pembangkit listrik tenaga angin yang dirancang mampu
memberikan batasan tegangan sebesar 14.2Volt pada kincir angin dengan
menggunakan dummy load. Saat melebihi batas tegangan, voltage controller
Wind Turbine akan mati sehingga tidak ada pengisian pada baterai dan
voltage controller Dummy Load akan hidup sehingga kincir angin lansung
tersambung dengan beban semu, sedangkan ketika tegangan turun dibawah
batas atau kurang dari 14.2Volt, voltage controller Wind Turbine akan hidup
dan voltage controller Dummy Load akan mati sehingga terjadi pengisian
pada baterai.
3. Pembangkit listrik tenaga angin bekerja dalam rentang waktu 24 jam selama
pengujian alat. Kincir angin mulai menunjukkan penurunan produksi listrik
mulai tanggal 01 September jam 02:00 menjadi rata-rata 0.01Watt dan hanya
sesekali berputar. Kincir angin mulai berputar secara konstan lagi pada
tanggal 01 September jam 08:57 dengan daya naik mulai dari 0.87Watt
hingga mencapai 37.00Watt.
4. Pembangkit listrik tenaga surya bekerja dalam rentang waktu 12 jam.
Tegangan mulai naik menjadi 1Volt di jam 05:16 dan akan berada diatas
tegangan baterai sebesar 10.26Volt dimana tegangan baterai adalah 10.03Volt
pada jam 05:33 dan arus yang dihasilkan lebih besar dari 1 ampere pada jam
07:55. Tegangan panel surya mulai turun dibawah tegangan baterai menjadi
12.77Volt dimana tegangan baterai adalah 12.92Volt pada jam 17:28.
5. Terjadinya perbedaaan hasil daya yang dihasilkan dengan spesifikasi
pembangkit menunjukkan perlunya peningkatan efisiensi.
89
5.2 Saran
Saran yang bisa diberikan oleh penulis yang diperoleh dari hasil dan
analisa yang bisa dijadikan acuan untuk pengembangan adalah:
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir. 1999. Mesin Sinkron. Jakarta: Djambatan.
Agrios G. N. 1978. VAWT. Academic Press, Inc. New York, USA. 703 p.
Artena . 1987. Generator Angin (Alih Bahasa Harun dan Ir. Sobandi Sachri ):
Binacipta
Hofman, Harm. 1987. Energi Angin (Alih Bahasa Harun ): Binacipta Suharsimi.
https://indone5ia.wordpress.com/2011/05/21/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-
tenaga-angin-dan-perkembangannya-di-dunia/ (diakses tanggal 01
November 2016)
http://jendeladenngabei.blogspot.co.id/2012/11/pembangkit-listrik-tenaga-bayu-
angin.html (diakses tanggal 01 November 2016)
https://nugrohoadi.wordpress.com/category/sustainable-energy-
management/page/2/ (diakses tanggal 01 November 2016)
http://renewable-solar-energy.blogspot.co.id/2011_07_01_archive.html (diakses
tanggal 01 November 2016)
http://sanfordlegenda.blogspot.co.id/2013/09/Lead-Acid-Battery-Mengenal-jenis-
jenis-aki.html (diakses tanggal 01 November 2016)
91
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1177294977 (diakses tanggal
01 November 2016)
Jansen, T.J., 1995: Teknologi Rekayasa Sel Surya, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Kadir, Abdul. 1995. Energi Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi
Ekonomi. Jakarta : UI Press.
Rijono, Yon 1997. Dasar Teknik Tenaga Listrik (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi
Offset.
Rusminto Tjatur W, 2003: Solar Cell Sumber Energi masa depan yang ramah
lingkungan, Berita Iptek, Jakarta.
Wilson W.W., 1996: Teknologi Sel Surya : Perkembangan Dewasa Ini dan yang
Akan Datang, Edisi ke empat, Elektro Indonesia, Jakarta.
92
Lampiran Rangkaian ATMega
Lampiran Rangkaian Display, Clock dan Logger
Lampiran Rangkaian Photovoltaic
Lampiran Rangkaian Supply, Accu dan Load
Lampiran Rangkaian Wind dan Limitter
Lampiran Program
/*
ARDUINO PINS CONNECTIONS
A0 - PV_PIN
A1 - PV_AMPin
A2 - BAT_PIN
A3 - BAT_AMPin //belum pasang
A4 - SDA REAL TIME CLOCK (RTC)
A5 - SCL REAL TIME CLOCK (RTC)
A6 - WT_PIN
A7 - WT_AMPin
D5 - PWM_WT
D6 - PWM_DL
D7 - CLOCK LCD
D8 - DATA/ENABLE LCD
D9 - PWM_PV
D11 - MOSI
D12 - MISO
D13 - SCK
*/
#include <SPI.h>
#include <SD.h>
#include <Wire.h>
#include <Time.h>
#include <LiquidCrystal_SR.h>
#include <DS1307RTC.h>
#include <TimerOne.h>
0b11111,
0b10101,
0b11111,
0b10101,
0b10101,
0b11111,
0b10101,
0b11111,
};
#define WINDB 4
byte windb[8] =
{
0b00010,
0b00110,
0b11110,
0b01000,
0b01000,
Lanjutan Lampiran Program
0b11000,
0b01100,
0b01110,
};
//=====variable millis=====//
unsigned long sebelum = 0;
const long rentang = 1000;
char kondisi[25]="";
boolean mpptOn_wt=false;
const boolean initialise_wt=true;
void setup()
{
Serial.begin(9600);
lcd.begin(20, 4);
lcd.home();
//===test RTC===//
while (!Serial);
Serial.println(F("RTC_Oke"));
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(F("RTC_Oke"));
delay(500);
delay(1000);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(F("M. Andhika Dharmawan"));
lcd.print(F(" 142.04.3003"));
//set PWM
Lanjutan Lampiran Program
// pinMode(gate_pv, OUTPUT);
// pinMode(gate_wt, OUTPUT);
pinMode(gate_dl, OUTPUT);
digitalWrite(gate_dl, LOW);
//
// TCCR0B = (TCCR0B & 0b11111000) | 0x01;
// analogWrite(gate_wt, 255);
Timer1.initialize(20); //panjang pulsa 8uS
delay(2000);
lcd.clear();
}
void loop()
{
read_data();
read_pwm();
read_pwm_wt();
monitoring_lcd();
//=====smoothing data=====//
//mengurangi data bouncing pada pembacaan sensor
int read_adc(int channel) {
int sum = 0;
int temp;
int i;
if (RTC.read(tm)) {
int tahun = (tmYearToCalendar(tm.Year));
Lanjutan Lampiran Program
if (init) {
pulseWidth = 1024;
trackDirection = false;
}
else {
if (!trackDirection) {
if (pulseWidth != 0) {
pulseWidth--;
} else {
trackDirection = true;
}
}
else {
if (pulseWidth != 1024) {
pulseWidth++;
} else {
trackDirection = false;
}
}
}
Timer1.pwm(gate_pv, pulseWidth);
// analogWrite(gate_wt, pulseWidth/4);
if ((pv_watt - last_pv_watt) < -0.1)
trackDirection = !trackDirection;
// if ((wt_watt - last_wt_watt) < -0.1)trackDirection = !trackDirection;
}
Lampiran Sub Program b
void read_pwm() {
// val = 1024;
if (val > 1020) {
Timer1.pwm(gate_pv, val);
// analogWrite(gate_wt, val/4);
if (mpptOn) {
perturb();
}
else {
mpptOn = true;
perturb(initialise);
}
}
else {
if (!mpptOn) {
Timer1.pwm(gate_pv, val);
// analogWrite(gate_wt, val/4);
}
else {
mpptOn = false;
}
}
}
// sensorValue = analogRead(potpin);
// sensorValue = map(sensorValue, 0, 941, 0, 1024);
// Serial.print(sensorValue);
// Serial.print(analogRead(potpin));
Lampiran Sub Program c
void perturb_wt(boolean init = false)
{
static byte pulseWidth_wt = 0;
static boolean trackDirection_wt = false;
if (init) {
pulseWidth_wt = 1024;
trackDirection_wt = false;
}
else {
if (!trackDirection_wt) {
if (pulseWidth_wt != 0) {
pulseWidth_wt--;
} else {
trackDirection_wt = true;
}
}
else {
if (pulseWidth_wt != 1024) {
pulseWidth_wt++;
} else {
trackDirection_wt = false;
}
}
}
analogWrite(gate_wt, pulseWidth_wt);
// analogWrite(gate_wt, pulseWidth/4);
if ((wt_watt - last_wt_watt) < -0.1)trackDirection_wt = !trackDirection_wt;
// if ((wt_watt - last_wt_watt) < -0.1)trackDirection = !trackDirection;
}
Lampiran Sub Program d
void read_pwm_wt() {
// val = 1024;
if (val_wt > 1020) {
// Timer1.pwm(gate_wt, val);
analogWrite(gate_wt, val_wt / 4);
if (mpptOn_wt) {
perturb_wt();
}
else {
mpptOn_wt = true;
perturb_wt(initialise_wt);
}
}
else {
if (!mpptOn_wt) {
// Timer1.pwm(gate_pv, val);
analogWrite(gate_wt, val / 4);
}
else {
mpptOn_wt = false;
}
}
}
Lampiran Sub Program e1
void monitoring_lcd(void) {
lcd.home ();
//=====ICON MPPT Hybrid=====//
lcd.createChar(PV, pv);
lcd.setCursor (1, 1);
lcd.write (PV);
lcd.print("PV");
// lcd.write (PV);
lcd.createChar(BAT, bat);
lcd.setCursor (8, 1);
lcd.print("BAT");
lcd.write (BAT);
lcd.createChar(WINDA, winda);
lcd.createChar(WINDB, windb);
lcd.setCursor (15, 1);
lcd.print("WT");
lcd.write (WINDA);
lcd.write (WINDB);
//=====read data=====//------------------------------------------------
float R1 = 68000.0;
float R2 = 10000.0;
//=====sisi baterai=====//
float last_bat_amp = 0.0;
float bat_input = 0.0;
int bat_value = 0;
char pvamp[20];
char pva[10];
dtostrf(pv_amp, 4, 2, pva);
sprintf(pvamp, "%sA ", pva);
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print(pvamp);
char batamp[20];
char bata[10];
dtostrf(bat_amp, 4, 2, bata);
sprintf(batamp, "%sA ", bata);
lcd.setCursor(7, 3);
lcd.print(batamp);
char wtamp[20];
char wta[10];
dtostrf(wt_amp, 4, 2, wta);
sprintf(wtamp, "%sA ", wta);
lcd.setCursor(14, 3);
lcd.print(wtamp);
}
Lampiran Sub Program e2
void read_data(void) {
float R1 = 68000.0;
float R2 = 10000.0;
//=====sisi baterai=====//
// float bat_amp = 0.0;
float last_bat_amp = 0.0;
// float bat_volt = 0.0;
float bat_input = 0.0;
int bat_value = 0;
if (RTC.read(tm)) {
int tahun = (tmYearToCalendar(tm.Year));
int bulan = tm.Month;
int hari = tm.Day;
int jam = tm.Hour;
int menit = tm.Minute;
int detik = tm.Second;
//==============dummy load===============//
// char kondisi[25] = "";
if (wt_volt > 14.2) {
digitalWrite(gate_wt, HIGH);
digitalWrite(gate_dl, LOW);
} else {
digitalWrite(gate_dl, HIGH);
sprintf(kondisi, "%s", "OFF");
}
Lanjutan Lampiran Sub Program f
// timestamp = millis();
/*
String dataString = String(id) + ", " + String(timestamp) + ", " +
String(tanggal) + ", " + String (waktu) + ", " + String(pv_volt) + ", " +
String(pv_amp) + ", " + String(pv_watt);
// + ", " + String(bat_volt) + ", " + String(bat_amp)
// + ", " + String(bat_watt) + ", " + String(wt_volt) + ", " + String(wt_amp)
+ ", " + String(wt_watt);
*/
0,5
1,5
2,5
0
1
2
3
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
11:00:00 11:00:00
11:00:00 11:02:51 11:02:51
11:03:00 11:05:42 11:05:42
11:06:01 11:08:34 11:08:34
11:09:01 11:11:26 11:11:26
11:12:02 11:14:17 11:14:17
11:15:03 11:17:09 11:17:09
11:18:04 11:20:01 11:20:01
11:21:05 11:22:53 11:22:53
11:24:06 11:25:45 11:25:45
11:27:07 11:28:37 11:28:37
11:30:09 11:31:29 11:31:29
11:33:10 11:34:21
11:34:21
11:36:11 11:37:13
11:37:13
11:39:12 11:40:05
11:40:05
11:42:13 11:42:56
11:42:56
11:45:14 11:45:48
11:45:48
11:48:15 11:48:40
11:48:40
11:51:16 11:51:32
11:51:32
11:54:17
11:54:24 11:54:24
11:57:18
11:57:16
Lampiran 11:00 – 31 Agustus 2016
11:57:16
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,5
1,5
2,5
0
1
2
3
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
12:00:00 12:00:00
12:00:00 12:02:52 12:02:52
12:03:00 12:05:43 12:05:43
12:06:00 12:08:35 12:08:35
12:09:00 12:11:27 12:11:27
12:12:00 12:14:19 12:14:19
12:15:00 12:17:11 12:17:11
12:18:00 12:20:03 12:20:03
12:21:00 12:22:55 12:22:55
12:24:00 12:25:47 12:25:47
12:27:00 12:28:39
12:28:39
12:30:00 12:31:31
12:31:31
12:33:00 12:34:23
12:34:23
12:36:00 12:37:15
12:37:15
12:39:00 12:40:07
12:40:07
12:42:01 12:42:59
12:42:59
12:45:01
12:45:50 12:45:50
12:48:01
12:48:42 12:48:42
12:51:01
12:51:34 12:51:34
12:54:01
12:54:26 12:54:26
12:57:01
12:57:18
Lampiran 12:00 – 31 Agustus 2016
12:57:18
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,5
1,5
2,5
3,5
4,5
0
1
2
3
4
5
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
13:00:00 13:00:00
13:00:00 13:02:52 13:02:52
13:03:00 13:05:43 13:05:43
13:06:00 13:08:35 13:08:35
13:09:00 13:11:27 13:11:27
13:12:00 13:14:19 13:14:19
13:15:00 13:17:11 13:17:11
13:18:00 13:20:03 13:20:03
13:21:00 13:22:55 13:22:55
13:24:00 13:25:47 13:25:47
13:27:00 13:28:38
13:28:38
13:30:00 13:31:30
13:31:30
13:33:00 13:34:22
13:34:22
13:36:00 13:37:14
13:37:14
13:39:00 13:40:06
13:40:06
13:42:00 13:42:58
13:42:58
13:45:00
13:45:50 13:45:50
13:48:00
13:48:42 13:48:42
13:51:01
13:51:34 13:51:34
13:54:01
13:54:26 13:54:26
13:57:01
13:57:19
Lampiran 13:00 – 31 Agustus 2016
13:57:19
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
14:00:00 14:00:00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
14:00:00 14:02:52 14:02:52
14:05:44 14:05:44
14:03:10
14:08:36 14:08:36
14:06:21
14:11:29 14:11:29
14:09:32
14:14:21 14:14:21
14:12:42
14:17:13 14:17:13
14:15:53
14:20:06 14:20:06
14:19:03
14:22:58 14:22:58
14:22:14
14:25:50 14:25:50
14:25:24
14:28:42 14:28:42
14:28:35
14:31:34 14:31:34
14:31:45
14:34:26 14:34:26
14:34:56
14:37:18 14:37:18
14:38:06
14:40:10 14:40:10
14:41:17
14:43:03 14:43:03
14:44:27
14:45:55 14:45:55
14:47:37
14:48:47 14:48:47
14:50:48
14:51:39 14:51:39
14:53:58
14:54:31 14:54:31
14:57:08
14:57:23
Lampiran 14:00 – 31 Agustus 2016
14:57:23
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
15:00:01 15:00:01
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
15:00:01 15:02:53 15:02:53
15:05:45 15:05:45
15:03:11
15:08:37 15:08:37
15:06:21
15:11:29 15:11:29
15:09:32
15:14:21 15:14:21
15:12:42
15:17:13 15:17:13
15:15:52
15:20:05 15:20:05
15:19:03
15:22:57 15:22:57
15:22:13
15:25:49 15:25:49
15:25:24
15:28:41 15:28:41
15:28:34
15:31:33 15:31:33
15:31:44
15:34:25 15:34:25
15:34:55
15:37:17 15:37:17
15:38:05
15:40:09 15:40:09
15:41:15
15:43:01 15:43:01
15:44:26
15:45:53 15:45:53
15:47:36
15:48:45 15:48:45
15:50:46
15:51:37 15:51:37
15:53:57
15:54:29 15:54:29
15:57:07
15:57:21
Lampiran 15:00 – 31 Agustus 2016
15:57:21
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
16:00:00 16:00:00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
16:00:00 16:02:52 16:02:52
16:05:44 16:05:44
16:03:10
16:08:36 16:08:36
16:06:21
16:11:28 16:11:28
16:09:31
16:14:20 16:14:20
16:12:41
16:17:12 16:17:12
16:15:52
16:20:04 16:20:04
16:19:02
16:22:56 16:22:56
16:22:13
16:25:48 16:25:48
16:25:23
16:28:40 16:28:40
16:28:33
16:31:33 16:31:33
16:31:44
16:34:25 16:34:25
16:34:54
16:37:17 16:37:17
16:38:05
16:40:09 16:40:09
16:41:15
16:43:01 16:43:01
16:44:25
16:45:53 16:45:53
16:47:36
16:48:45 16:48:45
16:50:46
16:51:37 16:51:37
16:53:56
16:54:29 16:54:29
16:57:07
16:57:21
Lampiran 16:00 – 31 Agustus 2016
16:57:21
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0
2
4
6
8
10
12
14
16
17:00:00 17:00:00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
17:00:00 17:02:52 17:02:52
17:05:44 17:05:44
17:03:10
17:08:36 17:08:36
17:06:21
17:11:28 17:11:28
17:09:31
17:14:20 17:14:20
17:12:41
17:17:12 17:17:12
17:15:52
17:20:04 17:20:04
17:19:02
17:22:56 17:22:56
17:22:12
17:25:48 17:25:48
17:25:23
17:28:40 17:28:40
17:28:33
17:31:32 17:31:32
17:31:43
17:34:24 17:34:24
17:34:54
17:37:16 17:37:16
17:38:04
17:40:08 17:40:08
17:41:14
17:43:00 17:43:00
17:44:24
17:45:52 17:45:52
17:47:35
17:48:44 17:48:44
17:50:45
17:51:36 17:51:36
17:53:55
17:54:28 17:54:28
17:57:05
17:57:19
Lampiran 17:00 – 31 Agustus 2016
17:57:19
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18:00:00
18:00:00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
18:02:44
18:02:52
18:00:00 18:05:29
18:05:43
18:03:10 18:08:13
18:08:35
18:06:20 18:10:58
18:11:26
18:09:29 18:13:42
18:14:18
18:12:39 18:16:27
18:17:09
18:15:49 18:19:11
18:20:01
18:18:59 18:21:56
18:22:52
18:22:09 18:24:40
18:25:44
18:25:19 18:27:24
18:28:35
18:28:28 18:30:09
18:32:53 18:31:27
18:31:38
18:35:38 18:34:19
18:34:48
18:38:22 18:37:10
18:37:58
18:41:06 18:40:01
18:41:07
18:43:51 18:42:53
18:44:17
18:46:35 18:45:44
18:47:27
18:49:20 18:48:36
18:50:37
18:52:04 18:51:27
18:53:46
18:54:48 18:54:19
18:56:56
18:57:10
Lampiran 18:00 – 31 Agustus 2016
18:57:33
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
19:00:00
19:00:00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
19:02:44
19:02:51
19:00:00 19:05:29
19:05:43
19:03:10 19:08:13
19:08:35
19:06:20 19:10:58
19:11:26
19:09:29 19:13:42
19:14:18
19:12:39 19:16:26
19:17:09
19:15:49 19:19:11
19:20:01
19:18:59 19:21:55
19:22:52
19:22:08 19:24:40
19:25:44
19:25:18 19:27:24
19:28:35
19:28:28 19:30:08
19:32:53 19:31:27
19:31:38
19:35:37 19:34:18
19:34:47
19:38:21 19:37:09
19:37:57
19:41:06 19:40:01
19:41:07
19:43:50 19:42:52
19:44:17
19:46:35 19:45:44
19:47:26
19:49:19 19:48:36
19:50:36
19:52:04 19:51:27
19:53:46
19:54:48 19:54:19
19:56:56
19:57:10
Lampiran 19:00 – 31 Agustus 2016
19:57:32
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
2
4
6
8
10
12
14
16
20:00:00 20:00:00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
20:02:51 20:02:51
20:00:00
20:05:43 20:05:43
20:03:10
20:08:34 20:08:34
20:06:19
20:11:26 20:11:26
20:09:29
20:14:18 20:14:18
20:12:39
20:17:09 20:17:09
20:15:49
20:20:01 20:20:01
20:18:59
20:22:52 20:22:52
20:22:09
20:25:44 20:25:44
20:25:19
20:28:36 20:28:36
20:28:29
20:31:27 20:31:27
20:31:38
20:34:19 20:34:19
20:34:48
20:37:10 20:37:10
20:37:58
20:40:02 20:40:02
20:41:08
20:42:54 20:42:54
20:44:18
20:45:45 20:45:45
20:47:28
20:48:37 20:48:37
20:50:38
20:51:28 20:51:28
20:53:47
20:54:20 20:54:20
20:56:57
20:57:12
Lampiran 20:00 – 31 Agustus 2016
20:57:12
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
1
2
3
4
5
6
0
2
4
6
8
10
12
14
16
21:00:00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
21:00:00
21:02:45
21:00:00 21:02:52
21:05:29
21:03:01 21:05:43
21:08:14
21:06:02 21:08:35
21:10:58
21:09:02 21:11:27
21:12:03 21:13:43
21:14:18
21:16:27
21:15:04 21:17:10
21:18:05 21:19:12
21:20:01
21:21:05 21:21:56
21:22:53
21:24:06 21:24:41
21:25:45
21:27:07 21:27:25
21:28:36
21:30:08 21:30:10
21:31:28
21:33:09 21:32:54
21:35:39 21:34:20
21:36:09 21:37:11
21:39:10 21:38:23
21:41:08 21:40:03
21:42:11 21:42:54
21:45:11 21:43:52
21:46:37 21:45:46
21:48:12 21:48:38
21:51:13 21:49:21
21:52:06 21:51:29
21:54:13
21:54:50 21:54:21
21:57:14
21:57:12
Lampiran 21:00 – 31 Agustus 2016
21:57:34
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,5
1,5
2,5
3,5
4,5
0
1
2
3
4
5
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
22:00:00 22:00:00
22:00:00 22:02:52 22:02:52
22:03:01 22:05:43 22:05:43
22:06:02 22:08:35 22:08:35
22:09:02 22:11:26 22:11:26
22:12:03 22:14:18 22:14:18
22:15:03 22:17:09 22:17:09
22:18:04 22:20:00 22:20:00
22:21:04 22:22:52 22:22:52
22:24:05 22:25:43 22:25:43
22:27:05 22:28:35 22:28:35
22:30:06 22:31:26 22:31:26
22:33:06 22:34:17
22:34:17
22:36:07 22:37:09
22:37:09
22:39:08 22:40:01
22:40:01
22:42:09 22:42:52
22:42:52
22:45:09 22:45:44
22:45:44
22:48:10 22:48:36
22:48:36
22:51:11 22:51:27
22:51:27
22:54:12 22:54:19
22:54:19
22:57:12
22:57:10
Lampiran 22:00 – 31 Agustus 2016
22:57:10
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,5
1,5
2,5
3,5
4,5
0
1
2
3
4
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
23:00:00 23:00:00
23:00:00 23:02:52 23:02:52
23:03:01 23:05:43 23:05:43
23:06:02 23:08:35 23:08:35
23:09:02 23:11:27 23:11:27
23:12:03 23:14:18 23:14:18
23:15:04 23:17:10 23:17:10
23:18:05 23:20:01 23:20:01
23:21:05 23:22:53 23:22:53
23:24:06 23:25:45 23:25:45
23:27:07 23:28:36 23:28:36
23:30:08 23:31:28 23:31:28
23:33:08 23:34:19
23:34:19
23:36:09 23:37:11
23:37:11
23:39:09 23:40:02
23:40:02
23:42:10 23:42:53
23:42:53
23:45:10 23:45:45
23:45:45
23:48:11 23:48:36
23:48:36
23:51:11 23:51:27
23:51:27
23:54:12
23:54:19 23:54:19
23:57:12
23:57:10
Lampiran 23:00 – 31 Agustus 2016
23:57:10
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0:00:00 0:00:00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0:02:52 0:02:52
0:00:00
0:05:43 0:05:43
0:03:10
0:08:35 0:08:35
0:06:20
0:11:26 0:11:26
0:09:29
0:14:18 0:14:18
0:12:39
0:17:09 0:17:09
0:15:49
0:20:01 0:20:01
0:18:59
0:22:53 0:22:53
0:22:09
0:25:44 0:25:44
0:25:19
0:28:36 0:28:36
0:28:29
0:31:27 0:31:27
0:31:38
0:34:19 0:34:19
0:34:48
0:37:10 0:37:10
0:37:58
0:40:02 0:40:02
0:41:08
0:42:54 0:42:54
0:44:18
0:45:45 0:45:45
0:47:28
0:48:37 0:48:37
0:50:38
0:51:28 0:51:28
0:53:48
0:54:20 0:54:20
0:56:58
0:57:12 0:57:12
Lampiran 00:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1:00:00 1:00:00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
1:02:52 1:02:52
1:00:00
1:05:44 1:05:44
1:03:10
1:08:36 1:08:36
1:06:20
1:11:28 1:11:28
1:09:31
1:14:20 1:14:20
1:12:41
1:17:11 1:17:11
1:15:51
1:20:03 1:20:03
1:19:01
1:22:55 1:22:55
1:22:11
1:25:47 1:25:47
1:25:21
1:28:38 1:28:38
1:28:31
1:31:30 1:31:30
1:31:41
1:34:22 1:34:22
1:34:51
1:37:14 1:37:14
1:38:02
1:40:06 1:40:06
1:41:12
1:42:57 1:42:57
1:44:22
1:45:49 1:45:49
1:47:32
1:48:41 1:48:41
1:50:42
1:51:33 1:51:33
1:53:52
1:54:24 1:54:24
1:57:02
1:57:16 1:57:16
Lampiran 01:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,1
0
0,05
0,15
0,2
0,25
2:00:00
2:00:00 2:00:00
2:02:52
2:03:01 2:02:52
2:05:44
2:06:02 2:05:44
2:08:35
2:09:03 2:08:35
2:11:27
2:12:04 2:11:27
2:14:19
2:15:05 2:14:19
2:17:11
2:18:06 2:17:11
2:20:03
2:21:07 2:20:03
2:22:54
2:24:08 2:22:54
2:25:46
2:27:09 2:25:46
2:28:38 2:28:38
2:30:10
2:31:30 2:31:30
2:33:11
2:34:22 2:34:22
2:36:12
2:37:14 2:37:14
2:39:13
2:40:05 2:40:05
2:42:14
2:42:57 2:42:57
2:45:15
2:45:49 2:45:49
2:48:15
2:48:41 2:48:41
2:51:16
2:51:33 2:51:33
2:54:17
2:54:25 2:54:25
2:57:18
2:57:16 2:57:16
Lampiran 02:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,09
0,10
0,1
0
0,05
0,15
0,2
0,25
3:00:00
3:00:00 3:00:00
3:02:52
3:03:00 3:02:52
3:05:44
3:06:00 3:05:44
3:08:36
3:09:00 3:08:36
3:11:27
3:12:00 3:11:27
3:14:19
3:15:00 3:14:19
3:17:11
3:18:00 3:17:11
3:20:03
3:21:00 3:20:03
3:22:55
3:24:00 3:22:55
3:25:47
3:27:00 3:25:47
3:28:38 3:28:38
3:30:00
3:31:30 3:31:30
3:33:00
3:34:22 3:34:22
3:36:00
3:37:14 3:37:14
3:39:00
3:40:06 3:40:06
3:42:00
3:42:58 3:42:58
3:45:00
3:45:50 3:45:50
3:48:00
3:48:41 3:48:41
3:51:00
3:51:33 3:51:33
3:54:00
3:54:25 3:54:25
3:57:00
3:57:17 3:57:17
Lampiran 03:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,1
0
0,05
0,15
0,2
0,25
4:00:00
4:00:00 4:00:00
4:02:52
4:03:00 4:02:52
4:05:43
4:06:00 4:05:43
4:08:35
4:09:00 4:08:35
4:11:27
4:12:00 4:11:27
4:14:19
4:15:00 4:14:19
4:17:11
4:18:00 4:17:11
4:20:03
4:21:00 4:20:03
4:22:55
4:24:00 4:22:55
4:25:46
4:27:00 4:25:46
4:28:38 4:28:38
4:30:00
4:31:30 4:31:30
4:33:00
4:34:22 4:34:22
4:36:00
4:37:14 4:37:14
4:39:00
4:40:06 4:40:06
4:42:00
4:42:58 4:42:58
4:45:00
4:45:50 4:45:50
4:48:00
4:48:41 4:48:41
4:51:00
4:51:33 4:51:33
4:54:00
4:54:25 4:54:25
4:57:00
4:57:17 4:57:17
Lampiran 04:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
0,1
0
0,05
0,15
0,2
0,25
0,3
5:00:00
5:00:00 5:00:00
5:02:52
5:03:00 5:02:52
5:05:43
5:06:00 5:05:43
5:08:35
5:09:00 5:08:35
5:11:27
5:12:00 5:11:27
5:14:19
5:15:00 5:14:19
5:17:11
5:18:00 5:17:11
5:20:03
5:21:00 5:20:03
5:22:55
5:24:00 5:22:55
5:25:47
5:27:00 5:25:47
5:28:39 5:28:39
5:30:00
5:31:31 5:31:31
5:33:00
5:34:23 5:34:23
5:36:00
5:37:15 5:37:15
5:39:01
5:40:07 5:40:07
5:42:01
5:42:59 5:42:59
5:45:01
5:45:51 5:45:51
5:48:01
5:48:43 5:48:43
5:51:02
5:51:35 5:51:35
5:54:02
5:54:27 5:54:27
5:57:02
5:57:19 5:57:19
Lampiran 05:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
6:00:00 6:00:00
6:00:00
6:02:53 6:02:53
6:03:01
6:05:45 6:05:45
6:06:01
6:08:37 6:08:37
6:09:02
6:11:30 6:11:30
6:12:02
6:14:22 6:14:22
6:15:03
6:17:14 6:17:14
6:18:03
6:20:07 6:20:07
6:21:04
6:22:59 6:22:59
6:24:04
6:25:52 6:25:52
6:27:05
6:28:44 6:28:44
6:30:05
6:31:36 6:31:36
6:33:06
6:34:29 6:34:29
6:36:07
6:37:21 6:37:21
6:39:07
6:40:13 6:40:13
6:42:08
6:43:06 6:43:06
6:45:08
6:45:58 6:45:58
6:48:09
6:48:51 6:48:51
6:51:09
6:51:43 6:51:43
6:54:10
6:54:35 6:54:35
6:57:10
6:57:28 6:57:28
Lampiran 06:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
0
1
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
7:00:00 7:00:00
7:00:00 7:02:51 7:02:51
7:03:00 7:05:43 7:05:43
7:06:01 7:08:34 7:08:34
7:09:02 7:11:25 7:11:25
7:12:02 7:14:17 7:14:17
7:15:03 7:17:08 7:17:08
7:18:03 7:20:00 7:20:00
7:21:04 7:22:51 7:22:51
7:24:04 7:25:42 7:25:42
7:27:05 7:28:34 7:28:34
7:30:06 7:31:25 7:31:25
7:33:06 7:34:17
7:34:17
7:36:07 7:37:08
7:37:08
7:39:07 7:40:00
7:40:00
7:42:08 7:42:51
7:42:51
7:45:09 7:45:43
7:45:43
7:48:10 7:48:34
7:48:34
7:51:10 7:51:26
7:51:26
7:54:11 7:54:17
7:54:17
7:57:12
7:57:09 7:57:09
Lampiran 07:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,5
1,5
2,5
0
1
2
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
8:00:00 8:00:00
8:00:00 8:02:52 8:02:52
8:03:01 8:05:44 8:05:44
8:06:02 8:08:35 8:08:35
8:09:03 8:11:27 8:11:27
8:12:03 8:14:18 8:14:18
8:15:04 8:17:10 8:17:10
8:18:05 8:20:01 8:20:01
8:21:06 8:22:53 8:22:53
8:24:06 8:25:44 8:25:44
8:27:07 8:28:36 8:28:36
8:30:08 8:31:28 8:31:28
8:33:09 8:34:19
8:34:19
8:36:10 8:37:11
8:37:11
8:39:11 8:40:03
8:40:03
8:42:12 8:42:54
8:42:54
8:45:12 8:45:46
8:45:46
8:48:13 8:48:38
8:48:38
8:51:14 8:51:29
8:51:29
8:54:15 8:54:21
8:54:21
8:57:16
8:57:13 8:57:13
Lampiran 08:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,5
1,5
2,5
3,5
4,5
0
1
2
3
4
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
9:00:00 9:00:00
9:00:00 9:02:52 9:02:52
9:03:01 9:05:44 9:05:44
9:06:02 9:08:36 9:08:36
9:09:03 9:11:27 9:11:27
9:12:04 9:14:19 9:14:19
9:15:05 9:17:11 9:17:11
9:18:06 9:20:03 9:20:03
9:21:07 9:22:54 9:22:54
9:24:08 9:25:46 9:25:46
9:27:09 9:28:38 9:28:38
9:30:10 9:31:29 9:31:29
9:33:11 9:34:21
9:34:21
9:36:12 9:37:13
9:37:13
9:39:13 9:40:05
9:40:05
9:42:13 9:42:56
9:42:56
9:45:14 9:45:48
9:45:48
9:48:15 9:48:40
9:48:40
9:51:16 9:51:31
9:51:31
9:54:17 9:54:23
9:54:23
9:57:18
9:57:15 9:57:15
Lampiran 09:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0,5
1,5
2,5
3,5
0
1
2
3
4
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
10:00:00 10:00:00
10:00:00 10:02:52 10:02:52
10:03:01 10:05:45 10:05:45
10:06:02 10:08:38 10:08:38
10:09:03 10:11:31 10:11:31
10:12:03 10:14:22 10:14:22
10:15:03 10:17:14 10:17:14
10:18:02 10:20:05 10:20:05
10:21:02 10:22:57 10:22:57
10:24:02 10:25:49 10:25:49
10:27:02 10:28:41
10:28:41
10:30:02 10:31:32
10:31:32
10:33:02 10:34:24
10:34:24
10:36:02 10:37:16
10:37:16
10:39:02 10:40:08
10:40:08
10:42:02 10:43:00
10:43:00
10:45:02
10:45:52 10:45:52
10:48:02
10:48:44 10:48:44
10:51:02
10:51:36 10:51:36
10:54:02
10:54:28 10:54:28
10:57:02
10:57:19 10:57:19
Lampiran 10:00 – 01 September 2016
PV_WATT (W)
PV_AMP (A)
PV_VOLT (V)
WT_WATT (W)
WT_AMP (A)
WT_VOLT (V)
BAT_VOLT (V)
BAT_WATT (W)
BAT_AMP (A)