JUDUL PROGRAM :
PERANCANGAN SISTEM TELEMETRI PROFIL VERTIKAL
ATMOSFER DAN GAS RUMAH KACA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
MUATAN BALON ATMOSFER
BIDANG KEGIATAN:
KOMPETISI MUATAN BALON ATMOSFER 2017
NAMA TIM:
ISTA Wisanggeni 01
Diusulkan oleh:
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Perancangan Sistem Telemetri Profil Vertikal Atmosfer dan Gas
Rumah Kaca Menggunakan Teknologi Muatan Balon Atmosfer.
Dari usulan program kreativitas ini, luaran yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui sistem telemetri balon atmosfer yang bekerja dengan baik
b. Memberikan gambaran terkait kondisi atmosfer dan kadar karbondioksida
berkorelasi dengan ketinggian vertikal.
c. Model dan rancang muatan balon atmosfer dan sistem telemetrinya
d. Model dan rancang antena tracker penerima data balon atmosfer
e. Model dan desain Graphic User Interface yang menampilkan data yang
diterima dari transmisi balon muatan
1.5 Kegunaan Program
Faedah pengembangan telemetri ini dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:
1. Faedah program bagi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rancangan ini diharapkan dapat menegaskan bahwa perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu hal yang aktual. Inovasi dan
kreativitas generasi muda adalah suatu solusi bagi kehidupan masyarakat,
khususnya kehidupan sehari – hari maupun industri – industri yang ada di
kalangan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Payload
Payload adalah muatan yang di bawa oleh suatu balon atmosfer yang
mempunyai misi dan tujuan khusus. Misalnya untuk pengukuran dan telemetri
serta pengambilan gambar dari udara. Untuk balon muatan, pada umumnya
muatan berisi system sensor, sistem GPS, sistem transmisi radio telemetri.
Pada perancangan ini, muatan balon atmosfer akan digunakan untuk
meneliti profil vertikal atmosfer dengan paramater suhu, kelembabapan udara,
kecepatan dan arah angin, pengambilan gambar pada ketinggian tertentu serta misi
sekunder pengukuran gas karbondioksida di atmosfer. Selain melakukan
pengukuran, pemantauan terhadap muatan juga dilakukan dengan menyematkan
GPS serta sensor ketinggian. Data yang diambil dari seluruh instrumen kemudian
dikirimkan ke Ground Station melalui perangkat transmisi radio muatan.
2.3 Prosessor
a. Arduino Mega 2560
Arduino Mega2560 adalah papan mikrokontroler berbasiskan
ATmega2560. Arduino Mega2560 memiliki 54 pin digital input/output, dimana
15 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 pin sebagai input analog, dan 4
pin sebagai UART (port serial hardware), 16 MHz kristal osilator, koneksi USB,
jack power, header ICSP, dan tombol reset. Ini semua yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroler. Cukup dengan menghubungkannya ke komputer
melalui kabel USB atau power dihubungkan dengan adaptor AC-DC atau baterai
untuk mulai mengaktifkannya. Arduino Mega2560 kompatibel dengan sebagian
besar shield yang dirancang untuk Arduino Duemilanove atau Arduino Diecimila.
Arduino Mega2560 adalah versi terbaru yang menggantikan versi Arduino Mega.
9
b. Spesifikasi
Dibawah ini spesifikasi dari Arduino Mega 2560:
Mikrokontroler ATmega2560
Tegangan Operasi 5V
Input Voltage (disarankan) 7-12V
Input Voltage (limit) 6-20V
Pin Digital I/O 54 (yang 15 pin digunakan sebagai output PWM)
Pins Input Analog 16
Arus DC per pin I/O 40 mA
Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA
Flash Memory 256 KB (8 KB digunakan untuk bootloader)
SRAM 8 KB
EEPROM 4 KB
Clock Speed 16 MHz
c. Sumber Daya
10
Arduino Mega dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu
daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-
USB) dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor dapat
dihubungkan dengan mencolokkan steker 2,1 mm yang bagian tengahnya terminal
positif ke ke jack sumber tegangan pada papan. Jika tegangan berasal dari baterai
dapat langsung dihubungkan melalui header pin Gnd dan pin Vin dari konektor
POWER.
Papan Arduino ATmega2560 dapat beroperasi dengan pasokan daya
eksternal 6 Volt sampai 20 volt. Jika diberi tegangan kurang dari 7 Volt, maka,
pin 5 Volt mungkin akan menghasilkan tegangan kurang dari 5 Volt dan ini akan
membuat papan menjadi tidak stabil. Jika sumber tegangan menggunakan lebih
dari 12 Volt, regulator tegangan akan mengalami panas berlebihan dan bisa
merusak papan. Rentang sumber tegangan yang dianjurkan adalah 7 Volt sampai
12 Volt.
Pin tegangan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut:
VIN : Adalah input tegangan untuk papan Arduino ketika menggunakan
sumber daya eksternal (sebagai ‘saingan’ tegangan 5 Volt dari koneksi USB
atau sumber daya ter-regulator lainnya). Anda dapat memberikan tegangan
melalui pin ini, atau jika memasok tegangan untuk papan melalui jack power,
kita bisa mengakses/mengambil tegangan melalui pin ini.
5V : Sebuah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 Volt, dari pin
ini tegangan sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang tersedia (built-in)
pada papan. Arduino dapat diaktifkan dengan sumber daya baik berasal dari
jack power DC (7-12 Volt), konektor USB (5 Volt), atau pin VIN pada board
(7-12 Volt). Memberikan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara langsung
tanpa melewati regulator dapat merusak papan Arduino.
3V3 : Sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 Volt. Tegangan ini
dihasilkan oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board). Arus
maksimum yang dihasilkan adalah 50 mA.
9 PE7 (CLKO/ICP3/INT7)
10 VCC VCC
11 GND GND
12 PH0 (RXD2) Digital pin 17 (RX2)
13 PH1 (TXD2) Digital pin 16 (TX2)
14 PH2 (XCK2)
15 PH3 (OC4A) Digital pin 6 (PWM)
16 PH4 (OC4B) Digital pin 7 (PWM)
17 PH5 (OC4C) Digital pin 8 (PWM)
18 PH6 (OC2B) Digital pin 9 (PWM)
19 PB0 (SS/PCINT0) Digital pin 53 (SS)
20 PB1 (SCK/PCINT1) Digital pin 52 (SCK)
21 PB2 (MOSI/PCINT2) Digital pin 51 (MOSI)
22 PB3 (MISO/PCINT3) Digital pin 50 (MISO)
23 PB4 (OC2A/PCINT4) Digital pin 10 (PWM)
24 PB5 (OC1A/PCINT5) Digital pin 11 (PWM)
25 PB6 (OC1B/PCINT6) Digital pin 12 (PWM)
26 PB7 (OC0A/OC1C/PCINT7) Digital pin 13 (PWM)
27 PH7 (T4 )
28 PG3 (TOSC2)
29 PG4 (TOSC1)
30 RESET RESET
31 VCC VCC
32 GND GND
33 XTAL2 XTAL2
34 XTAL1 XTAL1
35 PL0 (ICP4) Digital pin 49
36 PL1 (ICP5) Digital pin 48
37 PL2 (T5 ) Digital pin 47
38 PL3 (OC5A) Digital pin 46 (PWM)
39 PL4 (OC5B) Digital pin 45 (PWM)
40 PL5 (OC5C) Digital pin 44 (PWM)
41 PL6 Digital pin 43
42 PL7 Digital pin 42
43 PD0 (SCL/INT0) Digital pin 21 (SCL)
13
79 PJ7
80 VCC VCC
81 GND GND
82 PK7 (ADC15/PCINT23) Analog pin 15
83 PK6 (ADC14/PCINT22) Analog pin 14
84 PK5 (ADC13/PCINT21) Analog pin 13
85 PK4 (ADC12/PCINT20) Analog pin 12
86 PK3 (ADC11/PCINT19) Analog pin 11
87 PK2 (ADC10/PCINT18) Analog pin 10
88 PK1 (ADC9/PCINT17) Analog pin 9
89 PK0 (ADC8/PCINT16) Analog pin 8
90 PF7 (ADC7) Analog pin 7
91 PF6 (ADC6) Analog pin 6
92 PF5 (ADC5/TMS) Analog pin 5
93 PF4 (ADC4/TMK) Analog pin 4
94 PF3 (ADC3) Analog pin 3
95 PF2 (ADC2) Analog pin 2
96 PF1 (ADC1) Analog pin 1
97 PF0 (ADC0) Analog pin 0
98 AREF Analog Reference
99 GND GND
100 AVCC VCC
e. Memory
Arduino ATmega2560 memiliki 256 KB flash memory untuk menyimpan
kode (yang 8 KB digunakan untuk bootloader), 8 KB SRAM dan 4 KB EEPROM
(yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM).
SPI : Pin 50 (MISO), pin 51 (MOSI), pin 52 (SCK), pin 53 (SS). Pin ini
mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI. Pin SPI juga
terhubung dengan header ICSP, yang secara fisik kompatibel dengan Arduino
Uno, Arduino Duemilanove dan Arduino Diecimila.
LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino ATmega2560.
LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH, maka LED
menyala (ON), dan ketika pin diset bernilai LOW, maka LED padam (OFF).
g. Pemrograman
Arduino Mega dapat diprogram dengan software Arduino (Unduh
perangkat lunak Arduino). (Mengenai pemahasan lebih rinci tentang perangkat
lunak Arduino akan dibahas pada artikel terpisah). ATmega2560 pada Arduino
Mega sudah tersedia preburned dengan bootloader (preburned dan bootloader apa
bahasa Indonesianya?) yang memungkinkan Anda untuk meng-upload kode baru
tanpa menggunakan programmer hardware eksternal. Hal ini karena komunikasi
16
yang terjadi menggunakan protokol asli STK500. Anda juga dapat melewati
(bypass) bootloader dan program mikrokontroler melalui pin header ICSP (In-
Circuit Serial Programming).
Chip ATmega16U2 (atau 8U2 pada board Rev. 1 dan Rev. 2) source code
firmware tersedia pada repositori Arduino. ATmega16U2/8U2 dapat dimuat
dengan bootloader DFU, yang dapat diaktifkan melalui:
Pada papan Revisi 2 : Ada resistor yang menghubungkan jalur HWB 8U2/16U2
ke ground, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.
2.4 Sensor
Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya
perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah
menjadi besaran listrik disebut Transduser. Sensor berfungsi sebagai pengukur
suatu keadaan, misal pengukur temperatur, kelembaban, jarak, kualitas udara dan
sebagainya. 80% aplikasi berbasis mikrokontroler menggunakan sensor sebagai
sumber data untuk melakukan aksi.
c. Magnetometer
Magnetometer adalah sensor yang bekerja atas dasar pendeteksian gaya
magnet bumi. Salah satu kegunaan dari magnetometer adalah untuk menentukan
arah mata angin. Jika kita pernah menggunakan kompas analog, maka cara kerja
dan fungsi magnetometer adalah sama seperti kompas analaog. Akan tetapi dalam
pembangunan sebuah multirotor bukanlah magnetometer analog (menggunakan
jarum penunjuk arah) yang digunakan, akan tetapi magnetometer digital yang
dikemas di dalam sebuah chip. Magnetometer juga sering disebut dengan kompas
digital.
GY-273 HMC5883L module adalah sebuah modul yang digunakan untuk
menunjukkan arah mata angin digital, atau juga disebut kompas digital. Modul ini
menggunakan komponen utama berupa IC HMC5883 yang merupakan IC kompas
digital 3 axis yang memiliki interface berupa 2 pin I2C.
HMC5883 memiliki sensor magneto-resistive HMC118X series ber-
resolusi tinggi, ditambah ASIC dengan konten amplification, automatic
degaussing strap driver, offset cancellation dan 12 bit ADC yang memungkinkan
keakuratan kompas mencapai 1 sampai 2 derajat. Modul ini biasa digunakan
19
untuk keperluan sistem navigasi otomatis, mobile phone, netbook dan perangkat
navigasi personal.
e. Kamera CMOS
Modul kamera ini dirancang untuk digunakan dalam sistem keamanan dan
dapat dapat mengambil gambar kemudian mengerimkan koneksi serial TTL
Kamera ini dapat mengambil gambar dengan resolusi 640x480, 320x240 atau
160x120. Kamera ini dapat disusaikan pengaturannya seperti, auto-white-balance,
auto-brightness dan auto-kontras. Penggunaan modul ini membutuhkan dua pin
digital (atau port serial TTL). Secara default, transmit modul ini menggunakan
baudrate 38400 baud.
f. Sensor Karbondioksida
BAB III
METODE PELAKSANAAN
PAYLOAD
GROUND CONTROL STATION +
ANTENNA TRACKER
Sensor CO2
GYROSCOP
E
Magnetomete
ACCELERO
r METER
Barometer
BAROMET
TRANSMITTER ESC/DRIVER
ER TRANSMITTER ARDUINO
ARDUINO RF 433MHz MOTOR
RF 433MHz
GPS
GPS
Kamera ACTUATOR
COMPASS ESC/DRIVER GPS
ACTUATOR (AT)
MOTOR
Suhu &
HUMIDITY
Kelembaban
GUI
GUI GCS
GCS
Gambar 12. Blok Diagram Perancangan Telemetri pada Muatan Balon Atmosfer
3.2.1. Payload
Sehingga pengarahan antenna hanya melakukan 2 axis saja, kanan dan kiri
berdasarkan titik longitude dan latitude.
No Bahan/Alat Harga
1 Stereofoam&material body Rp. 500.000,-
2 Arduino Mega 2560 Rp. 1.000.000,-
3 Sensor Temperatur dan Rp. 600.000,-
Kelembapan
4 Sensor Tekanan udara,ketinggian Rp. 450.000,-
5 Magnetometer Rp. 380.000,-
6 Chip GPS Rp. 430.000,-
7 Transceiver 3DR Rp. 650.000,-
8 Sistem Tracking Antenna Rp. 5.500.000,-
9 Material Antenna Rp. 800.000,-
10 Kabel Antena R8 Rp 1.000.000,-
9 Sistem Pendukung Antenna Rp 200.000,-
Muatan
10 Baterai dan sistem daya muatan Rp 600.000,-
Total Rp 12.110.000
29
DAFTAR PUSTAKA
Sukiswo, 2005, Perancangan Telemetri suhu dengan modulasi digital FSK- FM,
Skripsi, Teknik Elektro, FTI, UNDIP, Semarang