Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL KOMBAT 2017

KOMPETISI MUATAN BALON ATMOSFER

JUDUL PROGRAM :
PERANCANGAN SISTEM TELEMETRI PROFIL VERTIKAL
ATMOSFER DAN GAS RUMAH KACA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
MUATAN BALON ATMOSFER

BIDANG KEGIATAN:
KOMPETISI MUATAN BALON ATMOSFER 2017

NAMA TIM:
ISTA Wisanggeni 01

Diusulkan oleh:

Ketua Pelaksana Kegiatan : Tegar Alfi Septian (151047026)

Anggota Pelaksana Kegiatan : 1. Rahmat Khoirun Ni’am (151051038)

2. Ragil Prasetiyo (161041028)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT SAINS & TEKNOLGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017
2

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

1. Tema : Observasi Profil Vertikal Atmosfer dan Gas Rumah


Kaca
2. Judul Kegiatan : Perancangan Sistem Telemetri Profil Vertikal .
Atmosfer dan Gas Rumah Kaca Menggunakan
Teknologi Muatan Balon Atmosfer

3. Bidang kegiatan : Kontes Muatan Balon Atmosfer 2017


4. Bidang ilmu : Teknologi dan Rekayasa

5. Ketua pelaksana kegiatan :


a. Nama lengkap : Tegar Alfi Septian
b. NIM : 151.04.7026
c. Jurusan : Teknik Elektro
d. Universitas : Institut Sains & Teknolgi AKPRIND Yogyakarta
e. Alamat rumah/telp : Sumpiuh RT04/02, Kec.Sumpiuh Kab. Banyumas
Jawa Tengah. 53195
f. Alamat email : tegar.alfi@gmail.com

6. Anggota pelaksana kegiatan: 2 orang


7. Dosen pembimbing:
a. Nama lengkap : Denny Hardiyanto, S.T., M.Eng.
b. NIK : 16.0489.766.E
8. Biaya kegiatan total DIKTI:
9. Jangka waktu pelaksanaan : Disesuaikan dengan jadwal dari DIKTI

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Tegar Alfi Septian)


NIM: 151.04.7026

Wakil Rektor III Dosen Pembimbing

(Ir. Joko Waluyo, M.T. ) (Denny Hardiyanto, S.T., M.Eng.)


NIK: 89.0361.380.E NIK: 16.0489.766.E
3

DAFTAR ISI

JUDUL PROGRAM :............................................................................................1


HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL.........................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Judul..........................................................................................................4
1.2 Latar Belakang..........................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.4 Tujuan Program.........................................................................................5
1.5 Luaran yang Diharapkan...........................................................................5
1.6 Kegunaan Program....................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
2.1 Balon Atmosfer.........................................................................................7
2.2 Payload......................................................................................................8
2.3 Prosessor....................................................................................................8
2.4 Sensor......................................................................................................16
2.5 Motor Brushless......................................................................................21
2.6 Komunikasi (Transceiver RF 433MHz)..................................................22
2.7 Graphical User Interface (GUI)..............................................................23
METODE PELAKSANAAN..............................................................................24
3.1 Metode Penelitian....................................................................................24
3.1.1. Metode Pengumpulan data..................................................................24
3.1.2. Metode Perancangan............................................................................24
3.1.3. Metode Pengujian................................................................................24
3.1.4. Metode Evaluasi..................................................................................24
3.2 Deskripsi Sistem......................................................................................24
3.2.1. Payload................................................................................................25
3.2.2. Antenna Tracker (AT).........................................................................26
3.2.3. Ground Control Station (GCS)............................................................27
3.3 Rancangan Anggaran Biaya........................................................................28
3.3 Jadwal Kegiatan......................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul
Perancangan Sistem Telemetri Profil Vertikal Atmosfer dan Gas
Rumah Kaca Menggunakan Teknologi Muatan Balon Atmosfer.

1.2 Latar Belakang


Pengukuran parameter atmosfer seperti temperatur, kelembaban udara,
kecepatan angin dan unsur unsur gas yang terkandung pada lapisan atmosfer
telah dilakukan sejak tahun 1900an. Pada awalnya, pengukuran parameter
atmosfer dilakukan dengan menerbangkan layangan atau pesawat terbang.
Namun seiring perkembangan waktu, penggunaan layangan tidak efektif
untuk menjangkau ketinggian yang diharapkan, dan mahalnya pengoperasian
pesawat untuk melakukan pengambilan data memunculkan teknik baru
pengukuran atmosfer yakni dengan pemanfaatan balon. Balon tersebut akan
terbang dengan membawa muatan berupa sensor-sensor dan mengambil data
atmosfer yang selanjutnya dikirimkan secara realtime pada interval waktu
tertentu melalui transmisi radio.
Sebuah balon meteorologi pada saat ini beroperasi dengan membawa
muatan yang lengkap seiring ditemukannya GPS dan instrumen sensor udara
dari bahan semikonduktor yang beragam. Hal ini sangat mendukung pada
pengukuran atmosfer udara untuk mendapatkan data yang akurat, lengkap
dan dengan parameter yang lebih banyak. Tidak hanya temperatur,
kelembaban, dan kecepatan angin, namun pengukuran atmosfer telah
menjangkau pada komposisi udara pada lapisan atmosfer.
Efek rumah kaca merupakan sebuah fenomena yang menyebabkan suhu
permukaan bumi meningkat signifikan sejak revolusi industri dicetuskan.
Efek rumah kaca disebabkan karena akumulasi gas karbondioksida
membentuk lapisan kasat mata di atmosfer yang menahan panas dari
matahari untuk memantul keluar keluar angkasa. Hubungan sebab akibat
antara konsentrasi gas karbondioksida dengan profil vertikal atmosfer
menjadi penting untuk diamati untuk mengetahui lebih jauh tentang efek
rumah kaca yang tengah menjadi isu global. Pengamatan mendetail terkait
kondisi secara langsung hubungan sebab akibat fenomena tersebut dapat
diamati dengan baik menggunakan balon meteorologi bermuatan telemetri.
Pengamatan ini akan menghasilkan karakteristik dari efek rumah kaca yang
dapat menjadi titik acuan kebijakan iklim di masa yang akan datang.
5

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam perancangan muatan balon sebagai berikut:
1. Bagaimana rancang pemantauan profil vertikal dan kadar gas
karbondioksida melalui balon muatan ?
2. Bagaimana perancangan modul yang berbobot sesuai spesifikasi dan
tahan terhadap kondisi atmosfer ?
3. Bagaimana data dari sensor muatan balon dapat ditransmisikan dan
ditampilkan secara reatime pada tampilan Ground Segment ?
4. Bagaimana kemampuan kerja rancang bangun muatan balon atmosfer
terhadap penginderaan profil vertikal atmosfer dan kadar
karbondioksida?

1.4 Tujuan Program


Pemantauan profil vertikal atmosfer dan kadar gas karbondioksida sesuai
dengan luaran yang diharapkan

Dari usulan program kreativitas ini, luaran yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui sistem telemetri balon atmosfer yang bekerja dengan baik
b. Memberikan gambaran terkait kondisi atmosfer dan kadar karbondioksida
berkorelasi dengan ketinggian vertikal.
c. Model dan rancang muatan balon atmosfer dan sistem telemetrinya
d. Model dan rancang antena tracker penerima data balon atmosfer
e. Model dan desain Graphic User Interface yang menampilkan data yang
diterima dari transmisi balon muatan
1.5 Kegunaan Program
Faedah pengembangan telemetri ini dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:
1. Faedah program bagi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rancangan ini diharapkan dapat menegaskan bahwa perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu hal yang aktual. Inovasi dan
kreativitas generasi muda adalah suatu solusi bagi kehidupan masyarakat,
khususnya kehidupan sehari – hari maupun industri – industri yang ada di
kalangan masyarakat.

2. Faedah program bagi pembangunan.


Rancangan ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk
pengembangan teknologi dirgantara dan telemetri udara ke arah yang lebih
maju dimasa yang akan datang. Pemanfaatan terhadap pembangunan
6

seperti memberikan data aktual atmosfer, atau penampilan landscape


untuk mempermudah perancangan pembangunan yang efisien.

3. Faedah bagi Pemerintah


Mewujudkan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai kondisi
geostrategi dan geopolitik Indonesia yang terdiri dari darat,laut dan udara.
Data yang ditampilkan terhadap suatu fenomena klimatologi dapat
menjadi dasar pertimbangan penentuan kebijakan yang berwawasan
lingkungan ke arah yang lebih baik.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Balon Atmosfer


Salah satu teknik dalam penelitian in situ profil vertikal atmosfer pada
lapisan troposfer dan stratosfer adalah dengan menggunakan sarana balon
atmosfer. Balon atmosfer adalah balon tak berawak yang terbuat dari lateks
yang diisi dengan gas yang lebih ringan dari udara. Pada umumnya, balon
atmosfer diisi dengan gas helium. Berat jenis gas helium yang lebih rendah
dari berat jenis udara membuat balon akan terangkat/bergerak naik ke atas.
Balon inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk membawa peralatan
telemetri yang dibutuhkan untuk meneliti profil vertikal dari atmosfer.
Penggunaan balon sebagai sarana penelitian atmosfer telah dilakukan sejak
1900an. Namun, penggunaan telemetri dengan balon pertama kali dibuat pada
tahun 1930 oleh ahli meteorologi Uni Sovyet, Pavel Molchanov. Pavel
Molchanov mengaitkan radio komunikasi /radiosonde ke balon yang Ia lepas
ke udara. Kemudian transmisi radio tersebut ditangkap oleh receiver di
laboratorium miliknya. Hingga saat ini, penelitian atmosfer dilakukan dengan
menggantungkan suatu instrumen pengukuran yang digantungkan pada balon
atmosfer. Sebuah balon atmosfer yang digunakan untuk penelitian membawa
instrumentasi yang terdiri dari sensor-sensor pengukuran, radio transmiter,
dan sistem GPS. Sistem instrumentasi ini diletakan dalam satu tempat dan
secara utuh disebut sebagai muatan balon. Secara keseluruhan, balon
penelitian tersusun dari balon atmosfer, tali perangkai, parasut, radar reflektor
(tidak wajib) dan muatan balon.

Gambar 2.1 Susunan balon atmosfer penelitian


8

Ketika dilepas untuk kepentingan penelitian, balon atmosfer bergerak naik


dengan kecepatan verikal rata rata 5 meter/detik. Kecepatan vertikal balon yang
tidak terlalu cepat dimaksudkan agar pemetaan vertikal dapat dilakukan dengan
teliti dan sinkron dengan interval pengiriman data yang ditransmisikan oleh
muatan. Balon atmosfer akan terus bergerak naik hingga mencapai ketinggian
maksimal dengan rentang antara 5 - 35 kilometer diatas permukaan laut, dan
tergantung pengaturan tekanan balon. Semakin jauh dari permukaan bumi,
tekanan udara di atmosfer cenderung akan menurun. Pada balon atmosfer
perbedaan tekanan di dalam balon yang lebih tinggi dibanding tekanan udara
atmosfer membuat struktur balon akan mengembang dan pada batas maksimum
balon akan pecah. Perjalanan balon berakhir dan instrumen pengukuran yang
dibawa balon kemudian kembali ke permukaan bumi dengan menggunakan
parasut. Setiap hari, ratusan balon diluncurkan untuk kepentingan penelitian di
bidang meterologi dan klimatologi, baik untuk pemantauan parameter atmosfer
secara real time, prediksi cuaca, maupun kepentingan fotografi udara.

2.2 Payload
Payload adalah muatan yang di bawa oleh suatu balon atmosfer yang
mempunyai misi dan tujuan khusus. Misalnya untuk pengukuran dan telemetri
serta pengambilan gambar dari udara. Untuk balon muatan, pada umumnya
muatan berisi system sensor, sistem GPS, sistem transmisi radio telemetri.
Pada perancangan ini, muatan balon atmosfer akan digunakan untuk
meneliti profil vertikal atmosfer dengan paramater suhu, kelembabapan udara,
kecepatan dan arah angin, pengambilan gambar pada ketinggian tertentu serta misi
sekunder pengukuran gas karbondioksida di atmosfer. Selain melakukan
pengukuran, pemantauan terhadap muatan juga dilakukan dengan menyematkan
GPS serta sensor ketinggian. Data yang diambil dari seluruh instrumen kemudian
dikirimkan ke Ground Station melalui perangkat transmisi radio muatan.

2.3 Prosessor
a. Arduino Mega 2560
Arduino Mega2560 adalah papan mikrokontroler berbasiskan
ATmega2560. Arduino Mega2560 memiliki 54 pin digital input/output, dimana
15 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 pin sebagai input analog, dan 4
pin sebagai UART (port serial hardware), 16 MHz kristal osilator, koneksi USB,
jack power, header ICSP, dan tombol reset. Ini semua yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroler. Cukup dengan menghubungkannya ke komputer
melalui kabel USB atau power dihubungkan dengan adaptor AC-DC atau baterai
untuk mulai mengaktifkannya. Arduino Mega2560 kompatibel dengan sebagian
besar shield yang dirancang untuk Arduino Duemilanove atau Arduino Diecimila.
Arduino Mega2560 adalah versi terbaru yang menggantikan versi Arduino Mega.
9

Gambar 1. Sistem Minimum Arduino Mega 2560

b. Spesifikasi
Dibawah ini spesifikasi dari Arduino Mega 2560:
Mikrokontroler ATmega2560
Tegangan Operasi 5V
Input Voltage (disarankan) 7-12V
Input Voltage (limit) 6-20V
Pin Digital I/O 54 (yang 15 pin digunakan sebagai output PWM)
Pins Input Analog 16
Arus DC per pin I/O 40 mA
Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA
Flash Memory 256 KB (8 KB digunakan untuk bootloader)
SRAM 8 KB
EEPROM 4 KB
Clock Speed 16 MHz
c. Sumber Daya
10

Arduino Mega dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu
daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-
USB) dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor dapat
dihubungkan dengan mencolokkan steker 2,1 mm yang bagian tengahnya terminal
positif ke ke jack sumber tegangan pada papan. Jika tegangan berasal dari baterai
dapat langsung dihubungkan melalui header pin Gnd dan pin Vin dari konektor
POWER.
Papan Arduino ATmega2560 dapat beroperasi dengan pasokan daya
eksternal 6 Volt sampai 20 volt. Jika diberi tegangan kurang dari 7 Volt, maka,
pin 5 Volt mungkin akan menghasilkan tegangan kurang dari 5 Volt dan ini akan
membuat papan menjadi tidak stabil. Jika sumber tegangan menggunakan lebih
dari 12 Volt, regulator tegangan akan mengalami panas berlebihan dan bisa
merusak papan. Rentang sumber tegangan yang dianjurkan adalah 7 Volt sampai
12 Volt.
Pin tegangan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut:
 VIN : Adalah input tegangan untuk papan Arduino ketika menggunakan
sumber daya eksternal (sebagai ‘saingan’ tegangan 5 Volt dari koneksi USB
atau sumber daya ter-regulator lainnya). Anda dapat memberikan tegangan
melalui pin ini, atau jika memasok tegangan untuk papan melalui jack power,
kita bisa mengakses/mengambil tegangan melalui pin ini.
 5V : Sebuah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 Volt, dari pin
ini tegangan sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang tersedia (built-in)
pada papan. Arduino dapat diaktifkan dengan sumber daya baik berasal dari
jack power DC (7-12 Volt), konektor USB (5 Volt), atau pin VIN pada board
(7-12 Volt). Memberikan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara langsung
tanpa melewati regulator dapat merusak papan Arduino.

 3V3 : Sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 Volt. Tegangan ini
dihasilkan oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board). Arus
maksimum yang dihasilkan adalah 50 mA.

 GND : Pin Ground atau Massa.

 IOREF : Pin ini pada papan Arduino berfungsi untuk memberikan


referensi tegangan yang beroperasi pada mikrokontroler. Sebuah perisai
(shield) dikonfigurasi dengan benar untuk dapat membaca pin tegangan IOREF
dan memilih sumber daya yang tepat atau mengaktifkan penerjemah tegangan
(voltage translator) pada output untuk bekerja pada tegangan 5 Volt atau 3,3
Volt.
d. Pemetaan Pin
Berikut adalah pemetaan pin Atmega 2560 dengan Arduino Mega2560:
11

Gambar 2. Pin Mikrokontroller Arduino Mega 2560

Nomor Pin Nama Pin Peta Nama Pin

1 PG5 (OC0B) Digital pin 4 (PWM)


2 PE0 (RXD0/PCINT8) Digital pin 0 (RX0)
3 PE1 (TXD0) Digital pin 1 (TX0)
4 PE2 (XCK0/AIN0)
5 PE3 (OC3A/AIN1) Digital pin 5 (PWM)
6 PE4 (OC3B/INT4) Digital pin 2 (PWM)
7 PE5 (OC3C/INT5) Digital pin 3 (PWM)
8 PE6 (T3/INT6)
12

9 PE7 (CLKO/ICP3/INT7)
10 VCC VCC
11 GND GND
12 PH0 (RXD2) Digital pin 17 (RX2)
13 PH1 (TXD2) Digital pin 16 (TX2)
14 PH2 (XCK2)
15 PH3 (OC4A) Digital pin 6 (PWM)
16 PH4 (OC4B) Digital pin 7 (PWM)
17 PH5 (OC4C) Digital pin 8 (PWM)
18 PH6 (OC2B) Digital pin 9 (PWM)
19 PB0 (SS/PCINT0) Digital pin 53 (SS)
20 PB1 (SCK/PCINT1) Digital pin 52 (SCK)
21 PB2 (MOSI/PCINT2) Digital pin 51 (MOSI)
22 PB3 (MISO/PCINT3) Digital pin 50 (MISO)
23 PB4 (OC2A/PCINT4) Digital pin 10 (PWM)
24 PB5 (OC1A/PCINT5) Digital pin 11 (PWM)
25 PB6 (OC1B/PCINT6) Digital pin 12 (PWM)
26 PB7 (OC0A/OC1C/PCINT7) Digital pin 13 (PWM)
27 PH7 (T4 )
28 PG3 (TOSC2)
29 PG4 (TOSC1)
30 RESET RESET
31 VCC VCC
32 GND GND
33 XTAL2 XTAL2
34 XTAL1 XTAL1
35 PL0 (ICP4) Digital pin 49
36 PL1 (ICP5) Digital pin 48
37 PL2 (T5 ) Digital pin 47
38 PL3 (OC5A) Digital pin 46 (PWM)
39 PL4 (OC5B) Digital pin 45 (PWM)
40 PL5 (OC5C) Digital pin 44 (PWM)
41 PL6 Digital pin 43
42 PL7 Digital pin 42
43 PD0 (SCL/INT0) Digital pin 21 (SCL)
13

44 PD1 (SDA/INT1) Digital pin 20 (SDA)


45 PD2 (RXDI/INT2) Digital pin 19 (RX1)
46 PD3 (TXD1/INT3) Digital pin 18 (TX1)
47 PD4 (ICP1)
48 PD5 (XCK1)
49 PD6 (T1)
50 PD7 (T0) Digital pin 38
51 PG0 (WR) Digital pin 41
52 PG1 (RD) Digital pin 40
53 PC0 (A8) Digital pin 37
54 PC1 (A9) Digital pin 36
55 PC2 (A10) Digital pin 35
56 PC3 (A11) Digital pin 34
57 PC4 (A12) Digital pin 33
58 PC5 (A13) Digital pin 32
59 PC6 (A14) Digital pin 31
60 PC7 (A15) Digital pin 30
61 VCC VCC
62 GND GND
63 PJ0 (RXD3/PCINT9) Digital pin 15 (RX3)
64 PJ1 (TXD3/PCINT10) Digital pin 14 (TX3)
65 PJ2 (XCK3/PCINT11)
66 PJ3 (PCINT12)
67 PJ4 (PCINT13)
68 PJ5 (PCINT14)
69 PJ6 (PCINT 15)
70 PG2 (ALE) Digital pin 39
71 PA7 (AD7) Digital pin 29
72 PA6 (AD6) Digital pin 28
73 PA5 (AD5) Digital pin 27
74 PA4 (AD4) Digital pin 26
75 PA3 (AD3) Digital pin 25
76 PA2 (AD2) Digital pin 24
77 PA1 (AD1) Digital pin 23
78 PA0 (AD0) Digital pin 22
14

79 PJ7
80 VCC VCC
81 GND GND
82 PK7 (ADC15/PCINT23) Analog pin 15
83 PK6 (ADC14/PCINT22) Analog pin 14
84 PK5 (ADC13/PCINT21) Analog pin 13
85 PK4 (ADC12/PCINT20) Analog pin 12
86 PK3 (ADC11/PCINT19) Analog pin 11
87 PK2 (ADC10/PCINT18) Analog pin 10
88 PK1 (ADC9/PCINT17) Analog pin 9
89 PK0 (ADC8/PCINT16) Analog pin 8
90 PF7 (ADC7) Analog pin 7
91 PF6 (ADC6) Analog pin 6
92 PF5 (ADC5/TMS) Analog pin 5
93 PF4 (ADC4/TMK) Analog pin 4
94 PF3 (ADC3) Analog pin 3
95 PF2 (ADC2) Analog pin 2
96 PF1 (ADC1) Analog pin 1
97 PF0 (ADC0) Analog pin 0
98 AREF Analog Reference
99 GND GND
100 AVCC VCC

e. Memory
Arduino ATmega2560 memiliki 256 KB flash memory untuk menyimpan
kode (yang 8 KB digunakan untuk bootloader), 8 KB SRAM dan 4 KB EEPROM
(yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM).

f. Input dan Output


Masing-masing dari 54 digital pin pada Arduino Mega dapat digunakan
sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode() , digitalWrite() , dan
digitalRead(). Arduino Mega beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat
memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up
internal (yang terputus secara default) sebesar 20-50 kOhms. Selain itu, beberapa
pin memiliki fungsi khusus, antara lain:
15

 Serial : 0 (RX) dan 1 (TX); Serial 1 : 19 (RX) dan 18 (TX); Serial 2 : 17


(RX) dan 16 (TX); Serial 3 : 15 (RX) dan 14 (TX). Digunakan untuk
menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pins 0 dan 1 juga
terhubung ke pin chip ATmega16U2 Serial USB-to-TTL.
 Eksternal Interupsi : Pin 2 (interrupt 0), pin 3 (interrupt 1), pin 18
(interrupt 5), pin 19 (interrupt 4), pin 20 (interrupt 3), dan pin 21 (interrupt 2).
Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang
rendah, meningkat atau menurun, atau perubah nilai.

 SPI : Pin 50 (MISO), pin 51 (MOSI), pin 52 (SCK), pin 53 (SS). Pin ini
mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI. Pin SPI juga
terhubung dengan header ICSP, yang secara fisik kompatibel dengan Arduino
Uno, Arduino Duemilanove dan Arduino Diecimila.

 LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino ATmega2560.
LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH, maka LED
menyala (ON), dan ketika pin diset bernilai LOW, maka LED padam (OFF).

 TWI : Pin 20 (SDA) dan pin 21 (SCL). Yang mendukung komunikasi


TWI menggunakan perpustakaan Wire. Perhatikan bahwa pin ini tidak di
lokasi yang sama dengan pin TWI pada Arduino Duemilanove atau Arduino
Diecimila.

Arduino Mega2560 memiliki 16 pin sebagai analog input, yang masing-


masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara
default pin ini dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga
memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka
menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference().

Ada beberapa pin lainnya yang tersedia, antara lain:

 AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi


analogReference().
 RESET : Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang)
mikrokontroler. Jalur ini biasanya digunakan untuk menambahkan tombol
reset pada shield yang menghalangi papan utama Arduino.

g. Pemrograman
Arduino Mega dapat diprogram dengan software Arduino (Unduh
perangkat lunak Arduino). (Mengenai pemahasan lebih rinci tentang perangkat
lunak Arduino akan dibahas pada artikel terpisah). ATmega2560 pada Arduino
Mega sudah tersedia preburned dengan bootloader (preburned dan bootloader apa
bahasa Indonesianya?) yang memungkinkan Anda untuk meng-upload kode baru
tanpa menggunakan programmer hardware eksternal. Hal ini karena komunikasi
16

yang terjadi menggunakan protokol asli STK500. Anda juga dapat melewati
(bypass) bootloader dan program mikrokontroler melalui pin header ICSP (In-
Circuit Serial Programming).

Chip ATmega16U2 (atau 8U2 pada board Rev. 1 dan Rev. 2) source code
firmware tersedia pada repositori Arduino. ATmega16U2/8U2 dapat dimuat
dengan bootloader DFU, yang dapat diaktifkan melalui:

Pada papan Revisi 1 : Menghubungkan jumper solder di bagian belakang


papan (dekat dengan peta Italia) dan kemudian akan me-reset 8U2.

Pada papan Revisi 2 : Ada resistor yang menghubungkan jalur HWB 8U2/16U2
ke ground, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.

Kemudian Anda dapat menggunakan Atmel FLIP software (sistem operasi


Windows) atau DFU programmer (sistem operasi Mac OS X dan Linux) untuk
memuat firmware baru. Atau Anda dapat menggunakan pin header ISP dengan
programmer eksternal (overwrite DFU bootloader).

2.4 Sensor
Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya
perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah
menjadi besaran listrik disebut Transduser. Sensor berfungsi sebagai pengukur
suatu keadaan, misal pengukur temperatur, kelembaban, jarak, kualitas udara dan
sebagainya.  80% aplikasi berbasis mikrokontroler menggunakan sensor sebagai
sumber data untuk melakukan aksi.

a. Sensor Temperatur dan Humidity


SHT11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif
dengan multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasi secara digital.
Dibagian dalamnya terdapat kapasitas polimer sebagai eleman untuk sensor
kelembaban relatif dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor
temperatur. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit
dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini mengahasilkan
sinyal keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat. SHT11 ini dikalibrasi
pada ruangan denagn kelembaban yang teliti menggunakan hygrometer sebagai
referensinya. Koefisien kalibrasinya telah diprogramkan kedalam OTP memory.
Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengaklibrasi keluaran dari sensor
selama proses pengukuran.
17

Gambar 3. Sensor SHT 11


spesifikasi dari SHT11 ini adalah sebagai berikut:
1. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif Sensirion SHT11.
2. Mengukur suhu dari -40C hingga +123,8C, atau dari -40F hingga +254,9F
dan kelembaban relatif dari 0%RH hingga 100%RH.
3. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu hingga 0,5C pada suhu 25C
dan ketepatan (akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga 3,5%RH.
4. Memiliki atarmuka serial synchronous 2-wire, bukan I2C.
5. Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan rangkaian pencegah kondisi sensor
lock-up.
6. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan konsumsi daya rendah30 μW.
7. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP 0,6 sehingga memudahkan
pemasangannya.

b. Sensor Tekanan Udara dan Ketinggian


Sensor BMP 180 adalah sensor yang dapat mengukur tekanan udara .
Selain tekanan udara, dengan rekayasa formula pada program dengan
membandingkan dengan tekanan absolut permukaan laut, maka sensor BMP
180 dapat berlaku sebagai sensor ketinggian. Sensor BMP 180 memiliki
konsumsi daya yang rendah dan digunakan di berbagai sektor baik untuk
kepentingan navigasi maupun pengukuran tekanan. Selain pengukuran
tekanan, dan ketinggian absolut, sensor BMP 180 juga mengindera suhu
disekitar sensor.
Struktur sensor BMP 180 terdiri dari piezo resistive sensor, ADC (Analog
to Digital Converter), sebuah unit kontrol dengan EEPROM dan sebuah
interface serial I2C. EEPROM mempunyai kapasitas penyimpanan sejumlah
176 bit dari kalibrasi data independen. Hal ini digunakan untuk
memperbandingkan sejumlah nilai pembacaan sensor seperti nilai suhu dan
nilai tekanan. Dengan panjang data untuk sensor tekanan berkisar antara 16
hingga 19 bit dan keluaran suhu dengan panjang data 16 bit.
18

Gambar 4. Sensor Tekanan BMP


180
Dibawah ini karakteristik sensor BMP180 :
1. Temperatur operasi : -40oC hingga 85oC
2. Supply Voltage : 1,8V hingga 3.6V
3. Supply Current : 3 mikro Amper – 32 mikro Ampere
4. Akurasi : -0.1 x 103 Pa
5. Range Tekanan Operasi : 30 x 103 Pa hingga 110x 103 Pa
6. Pembacaan ketinggian :
1/5.255
44330 x [1-(p / 101326 ) ]

c. Magnetometer
Magnetometer adalah sensor yang bekerja atas dasar pendeteksian gaya
magnet bumi. Salah satu kegunaan dari magnetometer adalah untuk menentukan
arah mata angin. Jika kita pernah menggunakan kompas analog, maka cara kerja
dan fungsi magnetometer adalah sama seperti kompas analaog. Akan tetapi dalam
pembangunan sebuah multirotor bukanlah magnetometer analog (menggunakan
jarum penunjuk arah) yang digunakan, akan tetapi magnetometer digital yang
dikemas di dalam sebuah chip. Magnetometer juga sering disebut dengan kompas
digital.
GY-273 HMC5883L module adalah sebuah modul yang digunakan untuk
menunjukkan arah mata angin digital, atau juga disebut kompas digital. Modul ini
menggunakan komponen utama berupa IC HMC5883 yang merupakan IC kompas
digital 3 axis yang memiliki interface berupa 2 pin I2C.
HMC5883 memiliki sensor magneto-resistive HMC118X series ber-
resolusi tinggi, ditambah ASIC dengan konten amplification, automatic
degaussing strap driver, offset cancellation dan 12 bit ADC yang memungkinkan
keakuratan kompas mencapai 1 sampai 2 derajat. Modul ini biasa digunakan
19

untuk keperluan sistem navigasi otomatis, mobile phone, netbook dan perangkat
navigasi personal.

Gambar 5. Magnetometer (Compass)

Berikut adalah beberapa fitur dari Modul Kompas GY-273 :


 Berbasis sensor magnetoresistive 3 axis.
 12-Bit ADC terkopling dengan Low Noise AMR Sensor yang memiliki 2
mili-gauss Field dengan resolusi.kurang lebih 8 Gauss Fields.
 Tegangan kerja 5V DC.
 Menggunakan antarmuka I2C.
 Keluaran rata-rata maksimum 160 Hz.

d. Global Positioning system (GPS)


GPS adalah sistem navigasi yang menggunakan satelit yang didesain agar
dapat menyediakan posisi secara instan, kecepatan dan informasi waktu di hampir
semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi cuaca apapun.
Adafruit Ultimate GPS Breakout - 66 Channel MTK3339 ini adalah GPS
Breakout yang telah menggunakan chipset MTK3339. Modul ini mampu
melakukan pelacakan sampai 22 satelit pada 66 kanal. Selain itu modul ini
mempunyai sensitivitas penerimaan yang sangat baik (-165 dB tracking) dan juga
telah tersedia antena. Dapat melakukan update logging / tracking sampai 10 lokasi
dalam waktu yang sangat singkat. Kebutuhan daya hanya 20 mA selama
melakukan navigasi.
20

Gambar 6. Global Positioning System (GPS)

e. Kamera CMOS
Modul kamera ini dirancang untuk digunakan dalam sistem keamanan dan
dapat dapat mengambil gambar kemudian mengerimkan koneksi serial TTL
Kamera ini dapat mengambil gambar dengan resolusi 640x480, 320x240 atau
160x120. Kamera ini dapat disusaikan pengaturannya seperti, auto-white-balance,
auto-brightness dan auto-kontras. Penggunaan modul ini membutuhkan dua pin
digital (atau port serial TTL). Secara default, transmit modul ini menggunakan
baudrate 38400 baud.

Gambar 7. Serial kamera


21

f. Sensor Karbondioksida

Gambar 8. Sensor Karbondioksida K30


Untuk melaksanakan misi sekunder pengukuran kadar karbondioksida
di udara, balon atmosfer dilengkapi dengan sensor karbondioksida. Sensor
karbondioksida mengukur jumlah partikulat dalam satuan part per million
(ppm). K30 adalah sensor karbondioksida yang mempunyai harga cukup
terjangkau dan memiliki akurasi yang cukup tinggi. K30 berdimensi cukup
kompak dan mengkonsumsi daya yang rendah. Berikut adalah spesifikasi
dan fitur sensor karbondiksida K30 :
 Suhu penyimpanan pada rentang -30oC – 70oC
 Tahan hingga 15 Tahun operasi tanpa perawatan
 Temperatur kerja 0 – 50oC
 Kelembaban kerja 0% - 95% RH
 Sensitivitas approx 20ppm toleransi 1%
 Akurasi hingga 30 ppm dengan toleransi 3% data terbaca
 Daya Input 5V-14V, konsumsi arus rata rata 40 mA

2.5 Motor DC Brushless


Motor arus searah adalah sebuah motor yang membutuhkan tegangan
searah untuk menjalankannya. Pada umumnya motor jenis ini menggunakan sikat
dan mengoperasikannya sangat mudah tinggal dihubungkan dengan sumber DC
sehingga motor langsung bekerja. Jenis motor ini memerlukan perawatan pada
sikatnya serta banyak terjadi rugi tegangan pada sikat. Sehingga pada era sekarang
ini motor DC dikembangkan tanpa menggunakan sikat yang dikenal dengan
Motor BLDC (Brushless Direct Current Motor).
22

Gambar 9. Motor Brushless DC


DC Motor termasuk kedalam jenis motor sinkron. Artinya medan
magnet yang dihasilkan oleh stator dan medan magnet yang dihasilkan oleh rotor
berputar pada frekuensi yang sama. Motor BLDC tidak mengalami slip seperti
yang terjadi pada motor induksi biasa.  Motor jenis ini mempunyai magnet
permanen pada bagian rotor dan elektromagnet pada bagian stator. Setelah itu,
dengan menggunakan sebuah rangkaian sederhana (simple computer system),
maka kita dapat merubah arus di elektromagnet ketika bagian rotornya berputar.

2.6 Komunikasi (Transceiver RF 433MHz)


Untuk dapat mengirimkan data melalui udara diperlukan suatu device
yang dapat melakukan proses penumpangan data digital kepada gelombang
pembawa (carrier). Radio Frequency data transceiver adalah sebuah device yang
dapat mengirimkan data melalui media udara (wireless). Device tersebut dapat
melakukan proses penumpangan data digital terhadap gelombang pembawa
dengan frekuensi yang lebih tinggi untuk kemudian dipancarkan ke udara oleh
pemancar. Data yang dikirimkan berupa sinyal diskrit biner yang kemudian
diterjemahkan sebagai data biner. Data yang dikirim kemudian diterima oleh
receiver kemudian diolah menjadi data digital. Data ini kemudian diintegrasikan
oleh program kemudian ditampilkan Graphic User Interface
3DR adalah transceiver yang kerap digunakan oleh sistem telemetri
dengan stasiun penerima. Transceiver 3DR memiliki bentuk yang ringkas dan
harga yang terjangkau. Selain itu, 3Dr memiliki kemampuan daya pancar yang
cukup jauh. Ketika dioperasikan, 3Dr menggunakan firmware open source yang
memungkinkan untuk melakukan pengolahan data secara bebas. Berikut adalah
fitur dari Transceiver 3DR :
 Mendukung komunikasi point to point dengan setengah dupleks
 Ukurannya ringkas
 Berat 4 gram tanpa antena
 Tersedia dua jenis frekuensi kerja, yakni 900Mhz dan 433Mhz
 Sensitivitas penerima mencapai -121 dBm
23

 Kemampuan pancar hingga 20dBm (100mW)


 Komunikasi data hingga 250 kbps

Gambar 10. Tranceiver 3DR dan Antena Default

2.7 Graphical User Interface (GUI)


GUI merupakan jenis antarmuka yang menggunakan
metode interaksi pada piranti elektronik secara grafis (bukan perintah teks) antara
pengguna dan komputer. Pembuatan antarmuka komputer untuk system Ground
Station menggunakan software Microsoft Visual Basic .NET, yaitu merupakan
sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di
atas system .NET Framework. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu bahasa
BASIC. Dengan alat ini programmer dapat membangun aplikasi Windows Form,
aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line.

Gambar 11. Lembar Kerja Microsoft VB.Net


24

BAB III
METODE PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan perancangan dan pembuatan payload Balon


Atmosfer 2017 ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Metode ini
digunakan untuk menarik kesimpulan dengan cara identifikasi dan objektifitas
sumber-sumber penulisan. Tujuannya agar didapat pemecahan masalah yang ada.

3.1 Metode Penelitian


3.1.1. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pecarian referensi dan
survei ke lapangan untuk mengetahui komponen yang tersedia.

3.1.2. Metode Perancangan


Metode perancangan merupakan tahapan perancangan system hardware,
software, desain dan system control yang akan digunakan pada muatan/payload
Balon uji muatan

3.1.3. Metode Pengujian


Metode pengujian dilakukan untuk mengetahui system apakah bekerja
dengan baik dan sesuai dengan fungsi yang diharapkan.

3.1.4. Metode Evaluasi


Setelah didapatkan hasil pengujian, maka akan dilakukan perbaikan dan
atau penambahan sehingga alat dapat bekerja secara optimal.

3.2 Deskripsi System


Muatan balon atmosfer adalah suatu sistem telemetri yang tersusun dari
sistem daya, sistem sensor dan pengolahan data, sensor transmisi data. Muatan
balon digunakan dengan ditambatkan pada balon atmosfer yang akan membawa
muata naik ke udara hingga ketinggian tertentu. Selama waktu naik, muatan akan
melakukan pengukuran profil atmosfer, kemudian data dari pengukuran
ditransmisikan secara real time ke sebuah stasiun darat (Ground Station) melalui
transmisi gelombang radio. Oleh sebab itu terdapat tiga bagian dalam perancangan
ini yaitu :
1. Payload/Muatan Balon Atmosfer beserta system telemetri
2. Ground Control Station (GCS)
3. Antenna Tracker
25

PAYLOAD
GROUND CONTROL STATION +
ANTENNA TRACKER
Sensor CO2
GYROSCOP
E

Magnetomete
ACCELERO
r METER

Barometer
BAROMET
TRANSMITTER ESC/DRIVER
ER TRANSMITTER ARDUINO
ARDUINO RF 433MHz MOTOR
RF 433MHz
GPS
GPS

Kamera ACTUATOR
COMPASS ESC/DRIVER GPS
ACTUATOR (AT)
MOTOR

Suhu &
HUMIDITY
Kelembaban

GUI
GUI GCS
GCS

Gambar 12. Blok Diagram Perancangan Telemetri pada Muatan Balon Atmosfer

3.2.1. Payload

Gambar 13. Rancang Bentuk Payload

Payload/Muatan balon atmosfer berbentuk tabung silinder berisi rangkaian


elektronik yang berfungsi sebagai perangkat telemetri. Sistem akan mengukur
profil vertikal, kondisi atmosfer, gambar/foto udara dan posisi balon. Data hasil
pengukuran dikirimkan real time ke groundstation. Adapun spesifikasi payload
/muatan yang akan dibuat. Adalah sebagai berikut :
1. Diameter 100±1mm
2. Tinggi 150 ±1mm
3. Mikrokontroller Arduino
4. Sensor-sensor (Pressure, Magnetometer,Sensor suhu dan kelembaban,
Kamera, Sensor Karbondioksida, Global Positioning System)
26

5. Global Positioning System (GPS)


GPS akan menangkap sinyal dari satelit GPS untuk menentukan posisi
balon atmosfer dan muatannya. Hasil pembacaan berupa koordinat latitude
dan longitude
6. Transmitter RF 433MHz
Transmitter Radio Frekuensi digunakan untuk mengirimkan data secara
wireless dengan memanfaatkan gelombang radio. Data yang dibaca oleh
sensor, kemudian diolah oleh mikrokontrol. Data dikirimkan dengan
memecah data menjadi binary digit (bit) dan dikirimkan ke penerima Ground
Station. Data bit kemudian disusun dan dikumpulkan di dalam sistem
groundstation untuk diterjemahkan ke bentuk data angka dan huruf yang
dapat dibaca dan disimpan ke dalam data base.
7. Battery Lipo 12 Volt

3.2.2. Antenna Tracker (AT)


Antenna Tracker merupakan antenna yang secara otomatis mengikuti
sumber sinyal dengan tujuan agar komunikasi data tidak terjadi hilang sinyal.
Pada antenna tracker payload ini akan mengikuti titik koordinat yang diberikan
oleh system payload secara terus menerus. Titik kordinat diperoleh dari GPS yang
terpasang di payload kemudian dibandingkan dengan GPS yang ada pada system
antenna tracker untuk mengetahu arah antenna tracker kearah payload. Aktuator
untuk menggerakan antenna menggunakan motor DC dan mekanisme gearbox.

Gambar 15. Rancang Bentuk AT


Pemilihan antenna menggunakan antenna jenis bow tie biquad. Antenna
jenis ini lebih baik dalam daerah radiasi penerimaan sinyal daripada antenna yagi.
27

Sehingga pengarahan antenna hanya melakukan 2 axis saja, kanan dan kiri
berdasarkan titik longitude dan latitude.

3.2.3. Ground Control Station (GCS)


Ground Control Station adalah perangkat yang berfungsi sebagai
monitoring telemetri dan melakukan penerimaan – pengolahan data dari muatan
balon. Alat ini berupa user interface (UI) yang menampilkan hasil pengiriman
telemetri maupun penge ndalian aktuator berupa kamera yang dibawa di muatan
balon atmosfer untuk pengambilan gambar secara manual dan mengirimkan ke
GCS.
ISTA Wisanggeni 01 Ground Segment GUI

Gambar 16. Desain tampilan GUI Ground Station


Pada saat perekaman unsur atmosfer dan profil vertikal, data di sensor
akan dikonversi oleh mikrokontroller menjadi data binary digit dengan urutan
tertentu. Komunikasi dilakukan secara serial dimana bit bit data dikirimkan satu
per satu melalui transceiver. Demikian halnya dengan pengiriman, penerimaan
data oleh receiver dilakukan berurutan dan oleh sistem GCS diterjemahkan
menjadi data data angka dan huruf. Data angka dan huruf ini kemudian diolah
menjadi grafik atau gambar statistik untuk ditampilkan dalam program GUI pada
perangkat PC (komputer, laptop, dll.)..
Setiap data yang diterima, akan disimpan menurut waktu dan urutan, untuk
dapat ditampilkan kembali setelah serangkaian simulasi selesai, serta untuk
melakukan pengamanan data atau backup.
28

3.3 Daftar Rencana Anggaran Biaya

No Bahan/Alat Harga
1 Stereofoam&material body Rp. 500.000,-
2 Arduino Mega 2560 Rp. 1.000.000,-
3 Sensor Temperatur dan Rp. 600.000,-
Kelembapan
4 Sensor Tekanan udara,ketinggian Rp. 450.000,-
5 Magnetometer Rp. 380.000,-
6 Chip GPS Rp. 430.000,-
7 Transceiver 3DR Rp. 650.000,-
8 Sistem Tracking Antenna Rp. 5.500.000,-
9 Material Antenna Rp. 800.000,-
10 Kabel Antena R8 Rp 1.000.000,-
9 Sistem Pendukung Antenna Rp 200.000,-
Muatan
10 Baterai dan sistem daya muatan Rp 600.000,-
Total Rp 12.110.000
29

3.4 Jadwal Kegiatan


Waktu
No Jenis Kegiatan Keterangan
Pelaksanaan
Pengumpulan data didasarkan
1. Pengumpulan data Februari 2017
atas referensi yang tersedia.
Konsultasi Pembimbing dan
pengiriman proposal ke
2. Pembuatan Proposal Maret 2017
Panitia KOMURINDO-
KOMBAT 2017
Pembelian bahan dan
3. Perancangan & Pembuatan April 2017 perakitan modul muatan &
Antena Tracker
Pengujian sistem muatan
Pengujian System
4. Mei 2017 balon atmosfer ketika
Telemetri
mengirimkan data.
Membuat laporan
Pembuatan Laporan perkembangan dalam bentu
5. Mei 2017
Perkembangan video dan mengupload ke
website Komrindo Kombat.
Untuk mendapatkan system
6. Evaluasi dan perbaikan Juni 2017 yang handal maka diperlukan
evaluasi dan perbaikan.
Peluncuran dan Monitoring
7. Peluncuran Agustus 2017 untuk kami mendapatkan data
yang aktual.

3.5 NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK


1. Ketua pelaksana kegiatan
a. Nama lengkap : Tegar Alfi Septian
b. NIM : 151047026
c. Fakultas/Program studi : Teknik Elektro
d. Perguruan tinggi : Institut Sains & Teknologi Akprind
Yogyakarta
2. Anggota Pelaksana Kegiatan
a. Nama lengkap : Ragil Prasetiyo
b. NIM : 161041028
c. Fakultas/Program studi : Teknik Elektro
d. Perguruan tinggi : Institut Sains & Teknologi Akprind
Yogyakarta
a. Nama lengkap : Rahmat Khoirun Ni’am
b. NIM : 151051038
30

c. Fakultas/Program studi : Teknik Informatika


d. Perguruan tinggi : Institut Sains & Teknologi Akprind
Yogyakarta

3.6 NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING


a. Nama lengkap dan gelar : Denny Hardiyanto, S.T., M.Eng
b. NIK : 16.0489.766.E
c. Jabatan fungsional : Tenaga Pengajar
31

DAFTAR PUSTAKA

LAPAN, 2017, Buku Panduan KOMURINDO-KOMBAT 2017. LAPAN : Jakarta

Sukiswo, 2005, Perancangan Telemetri suhu dengan modulasi digital FSK- FM,
Skripsi, Teknik Elektro, FTI, UNDIP, Semarang

Patrick, 2003, The Open Half-Wave Dipole Antenna (On-line) at


http://braincambre500.freeserver.com/open end half wave dipole

Cope Brother, ,2016, High Altitude Balloon,p.10

Andreas Krauchi, Rolfphilipoa, Gonzague Romanus, Dale F Hurts Controller


Weather Ballon Ascent & Descent for Atmospheric ressearch and climate
monitoring. p.930 [www.atmos-meas-tech.net/9/929/2016]

Anonim. Radiosounding Experiment Climatological and Hydrological fieldwork.


Zurich : Swiss Federal Institute

John Kuhlman, Michael Palmer,2008, a Balloon Satellites Project Course,


American Society for Engineering Education. Journal Number :AC2008-
1297

Anda mungkin juga menyukai