MK PENDALAMAN 2
TEKNIK ENERGI SURYA DAN ANGIN (2)
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)
9
MODUL 1:
1
0
A. Pendahuluan
Materi dalam bahan ajar ini cukup banyak dan perlu diselesaikan dalam
beberapa kali tatap muka agar dosen dapat membagi materi sesuai alokasi
waktu yang ada, dosen perlu membuat perencanaan pembelajaran.
Komponen perencanaan pembelajaran tersebut paling tidak mempunyai
lima aspek, yaitu:
1) Perumusan tujuan pembelajaran;
2) Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar;
3) Pemilihan model pembelajaran dan kegiatan pembelajaran;
4) Pemilihan sumber belajar/mediapembelajaran; dan
5) Penilaian hasil belajar.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan ajar ini sampai anda
memahami secara tuntas, untuk apa, dan bagaimana mempelajarinya.
2. Tangkaplah makna dari setiap konsep yang dibahas dalam bahan ajar ini
melalui pemahamam sendiri dan tukar pikiran dengan teman anda.
3. Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk
menambah wawasan Anda menjadikan perbandingan jika pembahasan
dalam bahan ajar ini masih dianggap kurang.
4. Mantapkan pemahamana dan dengan latihan dalam bahan ajar dan
melalui kegiatan diskusi dengan mahasiswa atau dosen.
1
1
12
E. Pokok-Pokok Materi
Melalui modul studi kelayakan potensi angin diharapkan peserta perkuliahan
ini dapat memahami materi-materi terkait dengan.
F. Uraian Materi
Sumber data potensi energi angin dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti :
Survei dan Pengukuran langsung di lokasi
LAPAN : >130 lokasi di berbagai wilayah Indonesia
Wind Guard : 12 lokasi (NTT)
Windrock Int : 20 lokasi (NTT)
Soluziona : 3 lokasi (Sulsel dan Jateng)
Nipsa : 2 lokasi (Sulut)
Data dari : BMG , WMO dan NCDC
Peta potensi energi angin NTT : Sumba dan Timor (NREL)
Berbagai instansi di beberapa lokasi
15
1.3. Pemasangan alat ukur dan pengukuran kecepatan dan arah angin
a. Anemometer
Cara yang paling sering digunakan untuk mengukur kecepatan dan mengukur
arah angin adalah anemometer. Data output yang diperoleh bisa disambungkan
ke komputer maupun dengan data loger untuk monitoring dan pengukuran
dalam jangka waktu yang lama.
A)
• Tinggi Tower : 50 m
• Sensor Anemometer : 20 , 35 dan
50 m
• Sensor arah angin : 35 m dan
51,5m
B)
• Logger : 3 m ( bisa 12 kanal)
• Transfer data : by download /
internet
• Tipe tower : tree angle dia 16 mm,
hot dip galvanis steel
• jarak pancang radius 10 m da 20 m
di3 sisi
• lama pengukuran minimum 1
tahun
Berikut data rata rata kecepatan angin berdasarkan hasil pengujian LAPAN
dibeberapa lokasi di Indonesia pada ketinggian 50 meter.
Gambar 1.2-5. Peta lokasi energi angin tahun 1994-2008 (ESDM, 2017)
19
Gelombang laut yang akan diramal adalah gelombang di laut dalam suatu
perairan yang dibangkitkan oleh angin, kemudian merambat ke arah pantai dan
pecah seiring pendangkalan perairan di dekat pantai. Hasil peramalan
gelombang berupa tinggi dan periode gelombang signifikan untuk masing-
masing arah angin yang menyebabkan terbentuknya gelombang. Data-data
yang dibutuhkan untuk meramal gelombang terdiri dari :
1. Panjang fetch efektif.
2. Data kecepatan angin yang telah dikonversi menjadi wind stress factor (
UA).
Untuk mendapatkan gelombang rencana, dilakukan peramalan gelombang
berdasarkan data angin jangka panjang. Metode yang diterapkan mengikuti
metode yang ada di Shore Protection Manual dari US Army Corps of Engineer
edisi 1984.
Koreksi Stabilitas
Koreksi stabilitas ini berkaitan dengan perbedaan temperatur udara tempat
bertiupnya angin dan air tempat terbentuknya gelombang
Koreksi Efek Lokasi
Koreksi ini diperlukan bila data angin yang diperoleh berasal dari stasiun darat,
bukan diukur langsung di atas permukaan laut, ataupun di tepi pantai.
Berikut dibahas beberapa pengertian dan tipe angin yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan PLTB.
a. Pengertian Angin
Bila kita kaji bahwa angin merupakan energi yang terjadi dikarenakan
adanya perbedaan suhu antara udara dingin dan panas yang mengalir.
Sedangkan bila udara dimana memiliki kecepatan, tenaga, dan arah. Penyebab
dari pergerakan ini adalah pemanasan bumi oleh radiasi matahari. Pergerakan
angin ini memiliki energi kinetik, oleh karena itu energi angin dapat
dikonversi menjadi energi lainnya seperti energi listrik dengan
menggunakan kincir angin atau turbin angin.
Angin seperti fluida yang lain pada umumnya mempunyai profil geseran atau
profil kecepatan ketika mengalir melewati benda padat, misalnya
permukaan bumi. Pada tepat di permukaan bumi, kecepatan relatif angin
terhadap permukaan bumi sama dengan nol. Kemudian kecepatan ini
menjadi semakin tinggi sebanding ketinggian dari permukaan bumi. Dikenal
jenis profil geseran angin yang biasa digunakan untuk menghitung energi:
profil geseran angin eksponensial (exponential wind shear profile) dan profil
geseran angin kekasaran permukaan (surface roughness wind shear stress).
22
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas
matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pada suatu daerah yang
menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara
yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga
akan terjadinya perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang
menerima energi panas lebih rendah dengan yang menerima energi panas
yang besar, akibatnya akan terjadinya aliran udara pada daerah tersebut yang
menghasilkan angin. Kondisi aliran angin dipengaruhi oleh permukaan bumi
yang dilalui oleh aliran dan perbedaan temperatur permukaan bumi.
Angin pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu angin musim dan
angin lokal. Angin darat, laut, lembah dan jatuh merupakan beberapa jenis
angin lokal.
Angin darat merupakan angin yang bertiup mengalir dari darat ke lautan,
sedangkan angin laut merupakan angin yang bertiup dari laut ke daratan.
Adanya perbedaan sifat antara lautan dan dartan mengakibatkan terjadinya
angin darat dan angin laut. Lautan menyerap dan melepas energi panas lebih
lama daripada daratan. Proses terjadinya angin darat dan angin laut :
(a) Pada malam hari merupakan waktu terjadinya angin darat, dikarenakan
daratan melepas energi panas yang diserap dari permukaan bumi lebih cepat
yang mengakibatkan suhu udara menjadi dingin. Sedangkan energi panas di
lautan sedang mengalami proses pelepasan energi ke udara. Udara yang naik
dari lautan ke atas digantikan oleh udara dingin yang bergerak dari daratan,
sehingga hal ini merupakan penyebab terjadinya aliran udara dari daratan
menuju ke lautan. Pada malam hari hingga dini hari merupakan waktu
terjadinya angin darat.
23
(b) Pada waktu pagi hingga sore merupakan waktu terjadinya angin laut,
karena energi panas yang ada di daratan diserap lebih cepat daripada energi
panas yang diserap di lautan, sehingga udara lebih panas terjadi di daratan
daripada di lautan. Udara dingin dari lautan akan naik dan menggantikan udara
panas di daratan.
Angin ribut atau angin puyuh biasa juga disebut sebagai angin puting beliung,
yaitu angin kencang yang datang secara tiba tiba, mempunyai pusat gerak
–
seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan hilang dalam waktu
singkat (3 - 5 menit). Dengan kecepatan angin rata - rata berkisar antara 30 -
– – –
40 knots. Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang
bergumpal berwarna abu-abu gelap dan menj ulang tinggi. Namun, tidak semua
awan Cumulonimbus menyebabkan angin puti ng beliung. Puting beliung
dapat terj adi dimana saj a, di darat maupun di laut, dan jika terjadi di laut
durasinya lebih lama daripada di darat. Angin ini lebih sering terjadi pada
siang atau sore hari, terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada
peralihan musim (pancaroba).
Angin yang bergerak dari suatu daerah dengan tekanan udara yang tinggi
menuju daerah dengan tekanan udara rendah yang mengelilinginya sering
25
5) Angin Fohn
Angin Fohn adalah angin bersifat kering dan panas yang turun dari lereng
pegunungan. Angin ini terjadi karena turunnys kelembaban udara yang
mendapatkan pemanasan secara dinamis. Sehingga udara panas dan keringlah
yang mengalir ke daratan. Selain itu jenis angin selain angin lokal
merupakan angin yang bertiup dengan kawasan yang lebih luas seperti
angin musim atau angin monsoon.
Pada bulan April hingga Oktober merupakan bulan dimana angin monsoon
timur terjadi. Pada saat itu bumi bagian utara berkedudukan tepat dibawah
matahari. Menyebabkan benua Australia mengalami musim dingin sehingga
bertekanan tinggi. Sedangkan benua Asia lebih panas, sehingga tekanannya
rendah.
Gambar 2.4: Contoh angin muson barat dan angin muson timur
(sumber: www.berpendidikan.com)
Gelombang agak
tinggi dan lebih
ranting-ranting panjang; puncak
Angin ribut patah; semakin gelombang yang pecah
8 63~ 75 34~ 40 mulai bergulung; buih
sedang sulit bergerak
maju yang terbesar
anginnya semakin
jelas alur-alurnya
28
Satuan Satuan
Skala dalam dalam Keadaan di
Kategori Keadaan di lautan
Beaufort km/jam knots daratan
gelombang tinggi
kerusakan terbentuk buih tebal
bangunan mulai berlajur-lajur; puncak
muncul; atap gelombang roboh
Angin ribut rumah lepas;
9 76-87 41-47 bergulung-gulung;
kuat
cabang yang percik-percik air mulai
lebih besar mengganggu
patah penglihatan
gelombang sangat
tinggi dengan puncak
memayungi; buih yang
jarang terjadi di ditimbulkan
daratan; pohon- membentuk tampal-
pohon tercabut; tampal buih raksasa
10 Badai 88-102 48-55 yang didorong angin,
kerusakan
bangunan yang seluruh permukaan laut
cukup parah memutih; gulungan
ombak menjadi
dahsyat; penglihatan
terganggu
gelombang amat
sangat tinggi (kapal-
kapal kecil dan sedang
terganggu pandangan
karenanaya),
sangat jarang permukaan laut
terjadi- tertutup penuh tampal -
11 Badai kuat 103-117 56-63
kerusakan yang tampal putih buih
menyebar luas karena seluruh puncak
gelombang
menghamburkan buih
yang terdorong angin;
penglihatan terganggu
9
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi alam yang begitu besar, salah
satunya adalah angin. Potensi angin dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi,
mempunyai kecepatan diatas 5m/detik dan berada pada 120 lokasi yang tersebar
di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan
Pantai Selatan Jawa (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, 2006).
Menurut Kepala Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat “Neni Sri
Utami, 2012” Kecepatan angin di Indonesia kurang dari 5,9 per meter detik
tapi bukan tidak bias dimanfaatkan. Indramayu memiliki 40 kincir angin yang
hanya 3 meter per detik dapat memompa air 2,7 meter kubik perjamnya
dan hanya memerlukan biaya 500 ribu untuk biaya perawatan setiap tahunnya.
Pemanfaatan potensi anginseperti ini diharapkan mampu membantu masyarakat
untuk menekan biaya perawatan yang mulai sangat mahal di era globalisasi.
Tabel 2.2 Potensi Energi Angin dan Lokasi Potensi (LAPAN, 2006)
Kecepatan angin rata-rata untuk tiap satu jam, misalnya kecepatan angin rata-
rata
unt
uk
jam 00.00 sampai 01.00, kecepatan angin ini menggunakan variasi
kecepatan harian. Dengan mengetahui variasi harian dari kecepatan angin, dapat
diketahui saat-saat dimana angin bertiup kencang dalam satu hari, sehingga dapat
digunakan untuk menentukan berapa jam dalam sehari semalam energi angin di
daerah tersebut dapat menggunakan penggerak turbin angin. Kecepatan angin
disuatu tempat dapat dipengaruhi oleh ketinggian terhadap tanah, makin dekat
dengan permukaan tanah, kecepatan angin makin kecil (Cahya Adijana
Nugraha, 2015).
2.2 Distribusi kecepatan angin relatif dan komulatif
Suatu nilai frekuensi dari kecepatan angin rata-rata dapat dihitung dan dianalisis
menggunakan fungsi distribusi relatif dan komulatif.
Distribusi probabilitas
a) Fungsi Distribusi Relatif
Distribusi Rayleigh
11
Douglas C. Giancoli tahun 1998 juga menyatakan bahwa nilai massa yang
terkadung didalam volum udara dapat ditentukan nilainya dengan persamaan
sebagai berikut :
Nilai volum udara dapat diukur dan ditentukan dengan perkalian antara
panjang lintasan yang ditempuh oleh udara dan penampang luas turbin, dengan
suatu persamaan berikut ini :
Nilai suatu daya spesifik dalam satuan luas bidang turbin dapat ditentukan
V V2))V
Energi kinetik yang dihasilkan oleh suatu turbin disebabkan oleh angin yang
bertiup pada menimpa bilah turbin dan menggerakan bilah turbin memutar,
sehingga terjadi perhambatan. Sehingga kecepatan angin sebelum dan sesudah
melewati bilah pada turbin tidaklah memiliki nilai yan sama. Persamaan berikut
mampu menentukan perubahan momentum yang terjadi pada udara:
V2)
P = m(V1 – V2)V
P = ρ . A . V . (V1 – V2)V
P = 0,5 . ρ . V13
P = 0,59 . Cp.ρ.V13
14
G. Rangkuman
Untuk mendisain Pembangkit Listrik Tenaga Bayu yang handal dan
berkesinambungan dengan permintaan pengguna (demand oriented) dan
kemudahan jangkauan jaringan listrik, diperlukan pengetahuan mengenai studi
kelayakan pembangunan pembangkit listrik energi Bayu melalui kajian dan
pertimbangan beberapa aspek yaitu ; 1. Lokasi , karakteristik dan potensi Energi
angin yang ada di lokasi ; 2. Hambatan di lingkungan sekitarnya ; 3. Topografi
lingkungan di wilayah yang jauh dari pertumbuhan konstruksi bangunan,
pemanfaatan lahan dan bangunan (deskripsi kekasaran tanah); 4. Orografi,
seperti bukit, dapat menyebabkan efek akselerasi atau deselerasi pada aliran
udara. Dalam tahapan penelitian potensi energi angina diperlukan data yang
cermat karena membutuhkan waktu panjang (minmimal satu tahun) dan
Pemasangan alat ukur dan perlengkapan peralatan sesuai dengan kapasitas
pengukuran kecepatan dan arah angina serta kondisi kapasitas energi yang akan
dibangun.
H. Asesmen CPMK
Latihan soal Modul 1.
Pilihlah jawaban yang paling benar!
2. Data potensi angin dapat diperoleh dari sumber di bawah ini, kecuali….
a. BMKG
b. LAPAN
c. WMO
d. IMO
e. GMRP
15
4. Alat yang bukan hanya mengukur kecepatan dan arah angin adalah…
a. Anemometer c. Laser meter
b. AWS
c. BMKG
d. VOC meter
e. GARP
5. Data pengukuran kecepatan dan arah angin akan diolah dengan metoda
berikut kecuali..
a. Windforecasting c. wind stres factor
b. Fetch
c. Wind Stress Factor
d. Curve analysis
e. Accu weather
J. Rujukan
Budi S.F., Mukhtar A.I, 2013. Kincir Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif
Penggerak Pompa Irigasi Perkebunan Di Desa Karyamukti. Prosiding Elektronik
PIMNAS, Pekan Kreatifitas Mahasiswa-Teknologi (PKM-T) DIKTI, hal. 1-6
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), 2014. Rencana Strategis BMKG
Tahun 2010 – 2014
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2017. Peluncuran Peta Potensi
Energi Angin Kerjasama Indonesia-Denmark: Saatnya Gerak Nyata
Kembangkan Pembangkit Energi Baru Terbarukan. Siaran Pers Nomor:
00057.Pers/04/Sji/2017 Tanggal: 2 Mei 2017, Indonesia
Permana, 2007. Perencanaan Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.
Introduction Of Renewable Energy Lesson Modules At The Technical Schools In
Indonesia
Riva Giovanni, Foppapedretti Ester , De Carolis Carla, 2012, Handbook On
Renewable Energy Sources, South East Europe- European Union
K. Test Formatif
10. Generator listrik yang digunakan sebagai pembangkit listrik untuk PLTB
dapat menggunakan generator induksi, dengan tujuan :
a. Mendapatkan energi listrik yang besar
b. Mendapat tegangan listrik stabil
c. Konstruksinya simple, ringan dan mudah pemeliaharaan
d. Menghasilkan arus DC.
e. Agar frekuensi dan tegangannya dinamis