Kegiatan Belajar 9
A. Instalasi listrik
Instalasi Listrik adalah suatu system/rangkaian yang digunakan untuk menyalurkan daya
listrik (electric power) unuk kebutuhan manusia, pada garis besarnya dapat dibagi dalam:
Instalasi Penerangan Listrik
Instalasi Daya Listrik
Yang termasuk di dalam instalasi penerangan listrik adalah seluruh instalasi listrik yang
digunakan untuk memberikan daya listrik pada lampu. Pada lampu ini daya listrik/tenaga
listrik diubah menjadi cahaya yang digunakan untuk menerangi tempat/bagian sesuai
dengan kebutuhannya.
Agar instalasi listrik yang dipasang dapat digunakan secara optimum, maka ada be-berapa
prinsip dasar yang perlu sebagai bahan pertimbangan yaitu paling tidak me-menuhi 5K+E
(Keamanan, Keandalan, Ketersediaan, Ketercapaian, Keindahan dan Ekonomis
1.) Keamanan: Instalasi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya
per-alatan listrik dan benda-benda disekitarnya dari suatu kerusakan akibat adanya
gangguan-ganguan seperti hubung singkat, arus lebih, tegangan lebih dan sebagai-nya.
Oleh karena itu pemilihan peralatan yang digunakan harus memenuhi standar dan teknik
pemasangannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2). Keandalan: Keandalan atau kelangsungan kerja dalam mensuplai arus listrik ke beban/
konsumen
harus terjamin dengan baik. Untuk itu pemasangan instalasi listriknya harus dirancang
sedemikian rupa, sehingga kemungkinan terputusnya aliran listrik akibat gangguan ataupun
karena untuk pemeliharaan dapat dilakukan sekecil mungkin :
selagi dapat terlihat rapi dan indah dan tidak menyalahi aturan yang berlaku.
6). Ekonomis: Perencanaan instalasi listrik harus tepat sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakanbahan dan peralatan seminim mungkin, mudah pemasangannya maupun
pemeliharaannya, segi-segi daya listriknya juga harus diperhitungkan sekecil mungkin.
Dengan demikian hanya keseluruhan instalasi listrik tersebut baik untuk biaya pemasangan
dan biaya pemeliharaannya bisa dibuat semurah mungkin.
1.) Gambar Situasi: Yang menunjukan gambar posisi gedung /bangunan yang akan
dipasang instalasi listriknya terhadap saluran/ jaringan listrik terdekat. Data yang perlu ditulis
pada gambar situasi ini adalah alamat lengkap, jarak terhadap sumber listrik terdekat (tiang
listrik/ bangunan yang sudah berlistrik) untuk daerah yang sudah ada jaringan listriknya. Bila
belum ada jaringan listriknya, perlu digambarkan rencana pemasangan tiang-tiang listrik.
Untuk konsumen domestik / bangunan kecil, dari PHB dibagi menjadi beberapa group
dan langsung ke beban. Biasanya dengan sistem satu fasa.
Untuk konsumen industri karena areanya luas, sehingga jarak ke beban jauh dari PHB
utama dibagi menjadi beberapa group cabang / Sub Distribution Panel baru disalurkan ke
beban.
3) .Diagram Garis Tunggal: Yang menunjukan gambar satu garis dari APP ke PHB utama
yang di distribusikan ke beberapa group langsung ke beban (untuk bangunan berkapasitas
kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun sub panel cabang (SSDP) baru ke beban.
Pada diagram garis tunggal ini selain pembagian group pada PHB utama/ cabang/ sub
cabang juga menginformasikan jenis beban, ukuran dan jenis penghantar, ukuran dan jenis
pengaman arusnya, dan system pembumian / pertanahannya.
B. Sistem Distribusi
Instalasi listrik untuk penerangan atau biasa disebut instalasi penerangan adalah instalasi
listrik yang memberi tenaga listrik untuk keperluan penerangan (lampu) dan alat-alat yang
lain.
Biasanya instalasi penerangan di dalam rumah-rumah dan gedung-gedung
mempergunakan sistem radial, karena sederhana dan mudah pengamanannya.
Banyaknya beban yaitu jumlah lampu dan alat yang lain dibagi kelompok-kelompok/group.
Pembagian group ini dimaksudkan untuk mempertinggi keandalan dari sistem itu. Apabila
salah satu group mendapat gangguan hubung singkat maka hanya group itulah yang
terputus hubungannya, sedang group yang lain tak terganggu.
Tiap-tiap macam ruangan membutuhkan jumlah dan besar kekuatan lampu yang berbeda
jumlah dan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruangan tergantung pada
α : Sudut penyinaran.
Supaya sinar lampu yang jatuh pada bidang bisa agak terbagi rata maka sudut penyinaran (
α ) jangan melampaui 45° jadi a £ 45° hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Titik A adalah yang mendapat kuat penerangan yang terbaik sedang titik B adalah titik yang
kuat penerangannya paling kurang baik pada bidang BB.
Kuat penerangan di A :
Kuat penerangan di B:
Maka
Menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik di Indonesia (Pasal 661 C1) : “Instalasi
penerangan harus dibagi dalam group-group (kelompok) dan setiap group harus diamankan
sendiri-sendiri dengan pengaman arus lebih (sekring) dan saklar. Banyaknya titik-titik
pengambilan arus untuk setiap group paling banyak 9 titik”.
Sebaiknya jarak tiap-tiap pengambilan arus untuk setiap group jangan terlalu jauh atau
menyebar, hingga hantaran yang digunakan tidak terlalu panjang (ingat rugi-rugi
tegangan dan harga kawat).
Sedapat mungkin setiap group memerlukan daya yang sama/hampir sama, sehingga
dalam menenentukan keseimbangan mudah.
Dalam satu ruangan hendaknya dibagi dalam beberapa group dan sebaiknya setiap
group berlainan phasenya karena bila salah satu group mati masih ada supply listrik dari
group yang lain.
Untuk gedung-gedung yang besar, misalnya gedung kuliah, bengkel kerja, gedung
pertunjukan dan sebagainya penerangan harus dibagi sekurang-kurangnya 2 group dan
setiap group dipasang dalam phase yang berlainan.
Pada rumah-rumah atau gedung-gedung yang besar dimana tenaga listrik yang tersedia
terdiri dari 3 phase, maka harus dihitung/ direncanakan agar beban tiap-tiap phasenya sama
atau berbeda sedikit sekali, sehingga ketiga fasenya akan seimbang. Cara menentukan/
merencanakan keseimbangan beban ini dilakukan dengan jalan coba-coba. Beban tiap-tiap
group dihitung, kemudian dicoba-coba.
Yang dimaksud ukuran sekring disini adalah besarnya arus “rating”/arus nominal dari
sekring. Sedang yang dimaksud ukuran penghantar disini adalah ukuran luas penampang
kawat penghantar tadi.
Kuat arus yang dibutuhkan beban, yang mengalir ada kawat penghantar tersebut.
Adapun cara menentukan ukuran sekring dan kawat penghantar yang dipakai untuk
pemasngan suatu instalasi penerangan adalah sebagai berikut ;
Dihitung lebih dulu berapa watt seluruh beban pada kawat penghantar tersebut
berdasarkan besar beban itu, dihitung besar arus listrik (ampere) yang mengalir pada kawat
yaitu dengan menggunakan rumus ;
dimana:
3). Kotak perangkat Hubung Bagi (PHB): adalah suatu perlengkapan instalasi listrik yang
dilengkapi alat-alat pengaman sesuai persyaratan yang telah ditentukan. Kotak PHB harus
dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kukuh (ayat 610 A1). Pada
setiap hantaran fasa keluar suatu perlengkapan hubung bagi harus dipasang pengaman
arus (ayat 602 D1). Pada hantaran netral tidak boleh dipasang pengaman arus, kecuali bila
potensial hantaran netralnya tidak selalu mendekati potensial tanah. Setiap peralatan listrik,
kecuali kotak-kontak dengan kemampuan hantar arus nominal 16 A atau lebih, harus
merupakan rangkaian akhir tersendiri kecuali jika peralatan tersebut bagian yang tidak
terpisahkan dari suatu unit instalasi (ayat 602 N1).
5). Kotak-kontak: merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik yang
diperlukan untuk benda yang menggunakan listrik (alat-alat elektronik, alat-alat rumah
tangga, dan lain sebagainya). Tegangan Sumber listrik ini diperoleh dari hantaran fasa dan
netral yang berasal dari PLN. Kotak-kontak harus dibuat dari bahan khusus yang tidak dapat
terbakar, tahan lembab dan cukup kuat. Supaya tercapai kontak yang baik, tabung-tabung
kontak dibuat berpegas. Pemasangan kotak-kontak pada rumah umumnya ditanam di dalam
kotak tanam pada dinding. Simbol dan bentuk kotak-kontak dapat dilihat pada gambar.
6). Kabel penghantar: merupakan suatu bahan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik pada umumnya menggunakan bahan
tembaga dan alumunium.
7). Lampu Penerangan: merupakan alat yang berfungsi sebagai penerang ruangan.
Lampu penerangan beragam jenisnya, antara lain : lampu pijar, lampu Tube
Luminescent (TL), Lampu hologen, dan lain sebagainya.
8). Pipa Instalasi: digunakan untuk pemasangan kabel listrik yang dihubungkan dengan
sakelar, kotak-kontak, kotak hubung bagi dan sambungan listrik lainya, serta untuk
melindungi bahaya listrik terhadap sentuhan langsung dengan manusia. Pipa ini dapat
dibedakan menjadi : pipa baja yang di cat dengan meni, pipa PVC, dan pipa fleksibel.
9). Kotak sambung: penyambungan kabel atau kawat dalam instalasi listrik harus
dilakukan dalam kotak sambung dan tidak boleh dilakukan dalam pipa, sebab dikhawatirkan
akan mengalami putus akibat penarikan, selain itu sambungan listrik dalam pipa pelat akan
memudahkan terjadi kontak listrik dengan pipa sehingga berbahaya bagi manusia.
10). Lasdop: adalah suatu alat bantu instalasi yang berfungsi menutup sambungan
sehingga aman dari sentuhan luar. Sebelum sambungan ditutup dengan lasdop, terlebih
dahulu sambungan tersebut dibungkus dengan isolasi.
11). Roset kayu: adalah suatu komponen instalasi yang terbuat dari bahan kayu.
Komponen ini digunakan pada pemasangan instalasi rumah kayu. Komponen ini berfungsi
sebagai tempat untuk menempelkan sakelar, fitting, kotak-kontak, dan kotak sambung pada
instalasi rumah kayu.
12). Elbow: digunakan pada pemasangan pipa instalasi di sudut-sudut ruangan. Elbow
terbuat dari bahan yang sama dengan pipa instalasi, yaitu dari bahan PVC dan baja.