MODUL
PRAKTIKUM
SISTEM TENAGA LISTRIK
Disusun Oleh:
PENGANTAR
ETAP merupakan software yang digunakan untuk melakukan desain/perencanaan
sistem kelistrikan yang ada di suatu Industri atau Wilayah. Software ini sangat
bermanfaat untuk melakukan berbagai analisa yang sangat membantu untuk
mempermudah pekerjaan. Seorang electrical power engieer wajib untuk bisa memakai
software etap mulai dari mendisain SLD sampai menganalisa sistem secara keseluruhan.
Didalam modul ini akan dibahas mengenai:
1. Pengenalan ETAP
2. Jaringan Distribusi
3. Perbaikan Tegangan dengan Load Tap Changer dan Capacitor Bank
4. Analisis Aliran Daya
5. Analisis Hubung Singkat
6. Analisis Starting Motor Induksi
7. Perancangan dan Analisis Sistem Proteksi Tenaga Listrik
ETAP hanyalah alat bantu untuk mempermudah, jadi teman-teman sekalian harus
sudah bisa dan faham akan semua materi di atas terlebih dahulu sehingga diharapkan
mempunyai kemampuan penguasaan materi dan penguasaan software.
Semoga modul ETAP sederhana ini bisa bermafaat.
Unit 8 : Post-test
15. Segala tindakan PLAGIARISME oleh praktikan berbuah sanksi berupa nilai
dari laporan praktikan yang bersangkutan akan dibagi sesuai dengan jumlah
orang yang bersangkutan.
16. Peraturan lain yang tidak disebutkan dalam tata tertib ini akan diberitahukan
kemudian.
D. Pelaksanaan Praktikum
1. Pelaksanaan praktikum dibagi menjadi 4 sesi dalam 1 hari, dimana jadwal
pelaksanaan tiap sesinya diatur sesuai kesepakatan kelasnya masing-masing.
2. Dalam tiap sesinya dilaksanakan 4 unit praktikum (unit1 – unit4 dan unit 5 –
unit 8).
3. Terdapat 1 kelas di dalam 1 sesi yang terbagi menjadi 5 kelompok berisikan
3-4 orang peserta, dimana setiap peserta bertanggung jawab mengerjakan 1
unit praktikum.
4. Di dalam ruangan praktikum, tempat duduk yang sudah diatur dan di
kelompokkan per unitnya. Praktikan dapat duduk sesuai unit yang dikerjakan.
5. Durasi praktikum berlangsung selama 90 menit. Apabila ada yg terlambat
tidak ada toleransi penambahan waktu, kerjakan praktikum dengan durasi
yang tersisa pada setiap sesinya.
6. Sebelum memulai praktikum, praktikan wajib mengisi absensi praktikum
melalui google form yang tersedia.
7. Pembagian sesi praktikum :
- Sesi 1 = 08.00 – 09.30 WIB
- Sesi 2 = 09.35 – 11.05 WIB
- Sesi 3 = 13.00 – 14.30 WIB
- Sesi 4 = 14.35 – 16.05 WIB
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Sistem Tenaga Listrik
UNIT 1
PENGENALAN PROGRAM ETAP
A. Tujuan Praktikum
1. Dapat memahami cara pengoperasian program software ETAP.
2. Dapat menggambar diagram segaris sistem tenaga listrik dan setting beberapa
komponennya pada software ETAP.
3. Dapat menjalankan simulasi aliran daya (Load Flow) untuk menganalisis turun
tegangan dan rugi daya yang terjadi pada sistem yang dibuat.
B. Gambar Sistem
Segitiga daya
semu (S) inilah yang mempengaruhi nilai arus yang mengalir pada jaringan.
Hubungan antara tegangan dan arus jaringan adalah:
Daya semu = tegangan sistem x arus yang mengalir pada jaringan
atau S = V x I
atau P = S x cos Ɵ
C. Data Percobaan
Untuk Percobaan 1, data komponen sistem tenaga listrik yang di-setting sbb.:
a) Power Grid 150 kV
b) Bus Bar 150 kV; initial : 100% V, angle 0;
c) Transformator Step-down 150/20 kV; Kapasitas 50 MVA
d) Bus Bar 20 kV; initial 100% V, angle 0;
e) Static Load 40 MVA; power faktor atau faktor daya (pf) 90%
3. Klik OK
4. Pada layar akan muncul tampilan seperti dibawah
6. Pada menu bar, klik Project → Information lalu isikan data seperti di bawah
7. Pada menu bar, Project → Standards lalu isikan data seperti di bawah (f =
50Hz)
8. Klik Power Grid satu kali pada AC element, lalu klik satu kali pada one line
diagram untuk meletakkannya
9. Double click pada Power Grid, lalu isikan data pada tab Info dan Rating Power
Grid 150 kV sesuai dengan data percobaan di atas
11. Klik Bus Bar satu kali pada AC element, lalu klik satu kali pada one line diagram
untuk meletakkannya
12. Hubungkan Power Grid dengan Bus Bar dengan meng-click and drag ujung
Power Grid ke Bus Bar. Jika benar, warna Bus Bar akan berubah, tidak abu-abu
lagi
13. Double click pada Bus, lalu isi kan data pada tab Info sesuai dengan data
percobaan di atas
15. Double click pada2-Winding Transformer, lalu isikan data pada tab Info dan
setting Rating sesuai dengan data percobaan di atas, dengan tegangan
sekunder 20 kV dan kapasitas daya 50 MVA, kemudian klik typical Z&X/R dan
akan muncul secara otomatis nilai impedansi trafo
Tempatkan kembali bus bar, lalu tarik dari ujung trafo ke bus bar sehingga
terbentuk gambar d ibawah
16. Tempatkan Static Load dari AC element lalu hubungkan dengan Bus bar
17. Double click pada Static Load, lalu isikan data pada tab Info dan loading sesuai
dengan data percobaan di atas
18. Click study case load flow bergambar koper dibawah ini
19. Isikan parameter Study load flow seperti pada gambar di bawah, atau sesuai
kebutuhan dimana simulasi akan dilakukan
20. Lakukan simulasi aliran daya (Load Flow) dengan menekan ikon
Penjelasan:
Ketika melakukan simulasi (Load Flow), besaran-besaran yang akan
21. Klik report manager , lalu akan muncul window seperti dibawah, pilih
Summary dan klik OK
LEMBAR PENGAMATAN
UNIT 1
UNIT 2
JARINGAN DISTRIBUSI
A. Tujuan Praktikum
1. Dapat mengetahui jenis-jenis kabel jaringan dan beban Lumped
2. Mengetahui pengaruh panjang dan jenis kabel jaringan terhadap jatuh
tegangan dan rugi daya sistem.
3. Dapat menganalisis perubahan keadaan sistem tenaga listrik akibat adanya
perubahan panjang dan jenis kabel jaringan.
B. Gambar Sistem
C. Data Percobaan
C.1. Data Percobaan ke-1
• Power Grid 150 Kv
• Transformator Step down 150/20 kV; 50 MVA
• Lumped Load 10 MVA; pf 85%
• Cable 1 km; 6 mm2; 1 - 3/C
• Transformator Step down 20/0.38 kV; 200 kVA
• Static Load 10 kVA; pf 100%
C.2. Data Percobaan ke-2
Penjelasan:
• Jenis beban sistem tenaga listrik yang lain adalah Lumped Load,
merupakan beban yang banyak mengandung motor listrik, sehingga dapat
mempengaruh tegangan sistem ketika start. Spesifikasi yang pokok pada
sebuah Lumped Load adalah level tegangan dan kapasitas daya lengkap
dengan faktor dayanya.
• Kabel penghantar, merupakan media untuk menghantarkan arus listrik
yang dipakai pada saluran transmisi dan jaringan distribusi. Spesifikasi
yang penting pada kabel adalah: bahan, luas penampang, panjang kabel
dan tegangan kerjanya.
4. Klik 2 kali kabel yang sudah terpasang, klik Library, lalu settinglah sesuai
dengan data percobaan 1, sehingga nampak seperti gambar dibawah
Lalu setting panjang jaringan sesuai dengan data percobaan 1 dengan satuan
km
6. Setting nilai ratio dan rating trafo setting sesuai dengan data percobaan 1,
10. lakukan load flow dengan click , lalu run click , akan muncul hasil
load flow seperti gambar dibawah
11. Untuk mengatur hasil tampilan load flow, seperti menampilkan arus, tegangan
dalam bentuk Volt, aliran daya dalam bentuk VA, cukup click display option
12. Klik report manager , untuk mendapatkan data tegangan dan daya bus, lalu
akan muncul window seperti dibawah, pilih Summary
LEMBAR PENGAMATAN
UNIT 2
UNIT 3
PERBAIKAN TEGANGAN
DENGAN LOAD TAP CHANGER DAN CAPACITOR BANK
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui setting Beban Motor Induksi pada ETAP
2. Dapat mengetahui fungsi Load Tap Changer dan Capacitor Bank untuk
perbaikan tegangan beban
3. Dapat menganalisis turun tegangan dan rugi daya sebelum dan setelah
pemasangan Capacitor Bank
B. Dasar Teori
Motor induksi, merupakan satu jenis beban yang banyak menyerap daya reaktif
karena mengandung lilitan sehingga faktor daya beban menjadi rendah. Load Tap
Changer (LTC) adalah peralatan pada trafo yang digunakan untuk merubah
perbandingan antara kumparan primer dengan kumparan sekunder trafo.
Capasitor Bank (bank kapasitor) merupakan komponen yang berfungsi untuk
menghasilkan daya reaktif untuk mengkompensasi kebutuhan daya reaktif pada
beban.
C. Gambar Sistem
D. Data Percobaan
• Cable1 = 0.6 kV 3-3/C 16 mm2 20km
• Cable3 = 0.6 kV 1-3/C 16 mm2 1km
E. Langkah Percobaan
1. Dalam mensetting beban motor induksi, pertama-tama klik komponen motor
induksi:
3. Klik Nameplate dan isi Daya dari motor induksi (HP atau kW). Lalu klik OK
4. Lakukan Load flow dengan setting display tegangan bus dalam kV, aliran daya
kVA. Berikut hasil load flow nya. Catat nilai tegangan masing-masing bus:
5. Click alert lalu catatlah keadaan tidak normal yang terjadi (bus mana saja yang
beroperasi pada tegangan tidak normal, critical atau maginal).
7. Lakukan Load flow kembali setelah setting Tap changger. Catat nilai tegangan
masing-masing bus, bandingkan dengan hasil sebelumnya!
8. Click Alert lalu catatlah keadaan tidak normal yang terjadi (bus mana saja yang
beroperasi pada tegangan tidak normal, critical atau maginal).
10. Lakukan Load flow kembali setelah setting Tap changger. Catat nilai tegangan
masing-masing bus, bandingkan dengan hasil sebelumnya!
11. Click Alert lalu catatlah keadaan tidak normal yang terjadi (bus mana saja yang
beroperasi pada tegangan tidak normal, critical atau maginal).
13. Lakukan setting tegangan dan Mvar capacitor seperti dibawah ini:
14. Lakukan Load flow kembali setelah setting Tap changger. Catat nilai tegangan
masing-masing bus, bandingkan dengan hasil sebelumnya!
15. Click Alert lalu catatlah keadaan tidak normal yang terjadi (bus mana saja yang
beroperasi pada tegangan tidak normal, critical atau maginal).
F. Tugas Analisis
Lakukan analisis perubahan tap changger pada transformator dan penambahan
capasitor untuk memperbaiki tegangan beban, meliputi:
• Bandingkan nilai turun tegangan yang terjadi pada ketiga kondisi di atas.
• Bus mana saja yang mengalami keadaan tidak normal pada tiap kondisi.
LEMBAR PENGAMATAN
UNIT 3
UNIT 4
ANALISIS ALIRAN DAYA
A. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari konsep aliran daya dalam sistem tenaga listrik.
2. Menganalisa masalah-masalah aliran daya pada sistem tenaga listrik dengan
ETAP 12.6.0
3. Mempelajari voltage drop pada sisi penerima dan bagaimana
mengkompensasi voltage drop tersebut
4. Mempelajari pengaruh beban, rugi-rugi transmisi terhadap karakteristik
aliran daya.
B. Dasar Teori
Aliran daya merupakan peristiwa mengalirnya daya aktif (P) dan daya
reaktif (Q) dari sisi pengirim (pembangkit) ke sisi penerima (beban). Analisis
aliran daya digunakan untuk mengetahui kondisi sistem, sehingga dibutuhkan
dalam perencanaan sistem untuk masa yang akan datang serta sebagai
pertimbangan evaluasi terhadap sistem yang ada.
Besarnya daya yang disuplai generator meliputi daya real dan daya aktif (P
dan Q), akan mengalami pengurangan setelah melalui transmisi dikarenakan
adanya rugi-rugi transmisi.
Pengaruh variasi beban pada suatu sistem tenaga listrik berkaitan
langsung dengan drop tegangan pada sisi penerima. Hal ini dapat dijelaskan
dengan diagram vektor dibawah ini.
C. Langkah Percobaan
1. Buka file, new project
2. Beri nama file sesuai yang diminta asisten
3. Buat rangkaian seperti gambar berikut:
11. Bila sudah selesai, praktikan boleh membuat rangkaian tambahan yang
diberikan oleh asisten
12. Simpan file ke dalam folder yang lokasinya ditentukan oleh asisten.
UNIT 5
ANALISIS HUBUNG SINGKAT
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan mengerti pengertian dan jenis-jenis gangguan yang terjadi
pada sistem tenaga listrik.
2. Mempelajari karakteristik arus gangguan
3. Mempelajari simulasi gangguan pada ETAP 12.6.0
4. Mempelajari manfaat analisis gangguan
B. Dasar Teori
Gangguan yang sering terjadi dan berbahaya bagi sistem tenaga listrik
adalah gangguan hubung singkat. Gangguan hubung singkat ini termasuk
gangguan penghantar ketanah, hubung singkat diantara penghantar yang
menyebabkan mengalirnya arus yang cukup besar melalui sistem tenaga listrik
dan peralatan-peralatan didalamnya. Akibat dari terjadinya gangguan ini dapat
merusakan peralatan-peralatan listrik dan terganggunya penyaluran listrik pada
konsumen.
Analisis gangguan atau perhitungan-perhitungan gangguan sangat penting
dilakukan, karena dengan adanya analisa gangguan tersebut maka akan
memungkinkan kita untuk membuat pengamanan (memasang peralatan proteksi)
yang cocok untuk suatu sistem tenaga listrik.
2. Gangguan Asimetris
Gangguan asimetris adalah jenis gangguan yang menghasilkan magnitude dan fasa
tegangan dan arus gangguan yang memiliki nilai yang berbeda antara ketiga
fasanya. Untuk menganalisa gangguan asimetris digunakan konsep komponen
simetris yang dicetuskan C.L. Fortesque pada tahun 1918.
• Gangguan satu fasa ke tanah
C. Langkah Percobaan
C.1. Percobaan Analisis Gangguan
Rangkaian Percobaan
Rangkaian Network1
Gen1 dan Gen2 Typical data
C.2. Percobaan Gangguan Tiga Fasa Dengan Tidak Ada Arus Beban
UNIT 6
ANALISIS STARTING MOTOR INDUKSI
A. Tujuan Praktikum
1. Mensimulasikan dan menganalisis kondisi dan voltage drop saat starting
motor induksi dengan menggunakan perangkat lunak ETAP 12.6.0
2. Mempelajari karakteristik arus saat starting, running, dan stopping pada
motor induksi dengan menggunakan perangkat lunak ETAP 12.6.0
3. Mengetahui cara-cara mengurangi lonjakan arus starting
B. Dasar Teori
Selama periode waktu starting, motor pada sistem akan dianggap sebagai
sebuah impedansi kecil yang terhubung dengan sebuah bus. Motor akan
mengambil arus yang besar dari sistem, sekitar enam kali arus ratingnya, dan bisa
menyebabkan voltage drop pada sistem serta menyebabkan gangguan pada
operasi beban yang lain
Torsi percepatan motor bergantung pada tegangan terminal motor, oleh
karena itu untuk motor dengan tegangan terrminal yang rendah di beberapa
kasus akan menyebabkan starting motor tidak akan mencapai nilai kecepatan
ratingnya.
Data-data yang diberikan oleh pabrik untuk operasi full load motor
biasanya berupa : tegangan line to line (V), arus line (A), output daya Po (kW),
power factor cosø (per unit), efisiensi η (per unit atau percent), slip s (per unit
atau percent). Dengan memeriksa nilai impedansi motor atau data dari pabrik,
dapat kita lihat nilai arus starting bervariasi antara 3,5 kali arus full-load untuk
motor tegangan tinggi dan sekitar 7 kali arus full-load untuk tegangan rendah.
Selain itu arus starting bisa dihitung dari rangkaian ekivalen dengan
menset nilai slip nol. Setelah didapat nilai arus starting maka nilai starting kVA
dan PF bisa didapat. Variasi arus starting terhadap kecepatan untuk motor 22 kW
dan 200 kW diperlihatkan grafik di bawah ini.
dijamin juga bahwa motor memiliki torsi yang cukup untuk mempercepat beban
saat tegangan terminalnya jatuh.
Pada saat starting maka besarnya torsi akan mencapai 2 kalinya besar
beban penuh, sehinga untuk mengurangi lonjakan arus dibutuhkan metode
starting. Metode-metode starting tersebut antara lain.
• Direct online starting (DOL)
• Y-Δ starting
• Soft starting
• Auto trafo starting
• Kapasitor
C. Langkah Percobaan
C.1. Percobaan Starting Motor Induksi
1. Rangkaian Percobaan
Ubah jadi IEC 50 Hz
UNIT 7
PERANCANGAN DAN ANALISIS SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
A. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari penggunaan sistem proteksi tenaga listrik
2. Mempelajari fungsi proteksi sistem tenaga listrik
3. Mempelajari syarat-syarat sistem proteksi tenaga listrik yang baik dan benar
4. Mempelajari jenis-jenis proteksi pada sistem tenaga listrik
5. Mensimulasikan dan menganalisissistem proteksi tenaga listrik menggunakan
perangkat lunak ETAP 12.6.0
B. Dasar Teori
Suatu sistem tenaga listrik tidak selamanya dapat berjalan dengan normal
karena sering terjadinya kondisi ketidaknormalan (seperti ganggiam) pada sistem
yang berasal dari luar maupun dalam sistem. Kondisi ketidaknormalan ini dapat
mengganggu dan membahayakan sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem yang melindungi sistem tenaga listrik tersebut yang
disebut dengan sistem proteksi tenaga listrik. Diharapkan dengan menggunakan
sistem ini dapat meminilisasi efek dari kondisi abnormal. Kondisi abnormal atau
gangguan ini dapat terjadi pada pembangkit, jaringan transmisi, dan distribusi.
Dengan adanya proteksi ini dapat mengidentifikasi dan memisahkan bagian yang
terganggu secepat mungkin.
Sistem proteksi tenaga listrik pada umumnya terdiri dari beberapa
komponen yang dirancang dapat mengidentifikasi gangguan tersebut dengan
melihat besar arus, tegangan ataupun sudut fasa. Dengan informasi inilah yang
akan digunakan untuk membandingkan besaran ambang batasnya pada peralatan
proteksi dengan nilai yang terjadi saat terjadinya kondisi abnormal. Jika nilai yang
terjadi melebihi ambang batas yang diizinkan, makan sistem proteksi akan
bekerja.
C. Langkah Percobaan
• Rangkaian Percobaan
5. Jalankan analisis hubung singkat (Short Circuit Analysis) dengan edit study case
nya, semua bus di buat fault.
6. Catatlah besar arus hubung singkat yang terjadi pada lembar pengamatan
7. Aturlah besar masing-masing CT sesuai dengan pengaturan rating dibawah ini:
• Ratio CT 1 : Primary/Secundary = 450:5 A
• Ratio CT 3 : Primary/Secundary = 450:5 A
• Ratio CT 4 : Primary/Secundary = 200:5 A
8. Aturlah besar settingan relay sesuai dengan data berikut ini:
Relay 1
Pada menu OCR, pilih settingan relaynya dari library yang tersedia dengan
kriteria sebagai berikut:
• Manufacturer : GE Multilin, Protection type : Feeder, Function : Overcurrent,
Model : F60, Kemudian Ok
• Pada submenu phase, yang diisi hanya yang overcurrent, selainnya untuk
instantaneous dan neutral, ground dan neq-seq
• Pilih curve time : IEEE-Extremely Inverse
• Pada menu output, lakukan add, pilih relay elementnnya : phase, level/zone
: any, Device :HVCB, ID CB 1, Action: open
Relay 2
Pada menu OCR, pilih settingan relaynya dari library yang tersedia dengan
kriteria sebagai berikut:
• Manufacturer : GE Multilin, Protection type : Feeder, Function : Overcurrent,
Model : F60, Kemudian Ok
• Pada submenu phase, yang diisi hanya yang overcurrent, selainnya untuk
instantaneous dan neutral, ground dan neq-seq
• Pilih curve time : IEEE-Moderately Inverse
• Pada menu output, lakukan add, pilih relay elementnnya : phase, level/zone
: any, Device :HVCB, ID CB 2, Action: open
Relay 3
Pada menu OCR, pilih settingan relaynya dari library yang tersedia dengan
kriteria sebagai berikut:
• Manufacturer : GE Multilin, Protection type : Feeder, Function : Overcurrent,
Model : F60, Kemudian Ok
• Pada submenu phase, yang diisi hanya yang overcurrent, selainnya untuk
instantaneous dan neutral, ground dan neq-seq
• Pilih curve time : IEEE-Vey Inverse
• Pada menu output, lakukan add, pilih relay elementnnya : phase, level/zone
: any, Device :HVCB, ID CB 3, Action: open
13. Kemudian settinglah kurva relay sedemikian rupa desain dapat bekerja dengan
baik
Tanggal : ……………………… Acc. Ass./Spv.,
Nama mahasiswa : ………………………
No. Mahasiswa : ………………………
……………………………………….
UNIT 8
PERBAIKAN UNJUK KERJA SALURAN DENGAN SISTEM INTERKONEKSI
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui fungsi jaringan interkoneksi
2. Mengetahui setting generator dan interkoneksinya dengan grid
3. Dapat menganalisis perubahan unjuk kerja sistem sebelum dan sesudah
interkoneksi
B. Dasar Teori
Di Indonesia, system jaringan distribusi primer dikenal dengan Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV. Saluran ini menyalurkan tenaga listrik
dari gardu induk distribusi (Distribution Substation) menuju konsumenyang
terlebih dahulu diturunkan tegangannya menjadi 220 / 380 Volt oleh transformer
distribusi 20 kV / 220 – 380 Volt. Di dalam mendesain suatu system jaringan
distribusi primer harus bisa menanggung beban hingga batas maksimum. Oleh
karena itu disesuaikan dengan perkembangan beban. Batas maksimum
tergantung dari kapasitas trafo daya, kemampuan saluran penghantar dan
kerugian tegangan (disipasi teganga) yang diijinkan antara sisi pengirim dan sisi
penerima. Jaringan Distribusi Primer Menurut Susunan Rangkaiannya dibagi
menjadi 2 yakni Sistem Radial dan Sistem Loop.
1. Sistem Radial
Tipe ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari semua jenis sistem
jaringan distribusi lainnya.Penyalurannya secara radial dari penyulang gardu
induk hingga konsumen (baik SUTM maupun SUTR).Namun kemungkinan
terjadinya padam sangat besar, yang biasanya disebabkan oleh gangguan trafo
distribusi atau salurannya. Nilai drop tegangan sangat besar, terutama pada
saluran yang jauh dari penyulangnya. Maka untuk jenis ini dipakai di daerah
pedesaan atau daerah beban yang tidak membutuhkan kontinuitas tenaga
yang tinggi.
2. Sistem Loop
Bentuk jaringan dari sistem ring (loop) merupakan rangkaian tertutup dan
seperti cincin (ring). Dengan menggunakan sistem ini, beban bias disupply
dari dua penyulang jika salah satu saluran mengalami ganguan. Sehingga
kontinuitas penyaluran tenaga listrik lebih baik dari sistem radial dan panjang
jaringan yang ditanggung oleh dua penyulang tersebut bias lebih pendek,
sehingga voltage dropnya semakin kecil. Gambar di halaman berikut
menunjukkan sistem open loop.
Sistem ini terdiri atas dua jenis, yaitu:
• Sistem Open Loop
Pada tipe ini, dilengkapi dengan saklar yang normaly open (NO)
diantara saluran penyulang yang satu dengan saluran penyulang
lainnya.
• Sistem Close Loop
Pada tipe ini, dilengkapi dengan saklar Normaly Close (NC).
C. Gambar Sistem
D. Data Percobaan
SISTEM 1 (bagian kiri)
• Generator 1 = 13.8kV; 50 MW; pf 0.85; 1500 rpm
• Cable 1 = 0.6 kV; 3-3/C; CU; 16 mm2; 50 km
• Cable 2 = 0.6 kV; 3-3/C; CU; 25 mm2; 5 km
• T1 (Transformator1) = 100 MVA Liquid-Fill OA/FA 13.8 kV / 150 kV
• T2 (Transformator2) = 100 MVA Liquid-Fill OA/FA 150 kV / 20 kV
• Lump1 = 45 MVA 20 kV (50% Motor 50% Static) pf 0.85
SISTEM 2 (bagian kanan)
• Grid 150 kV
• Cable 3 = 0.6 kV; 1-3/C; CU; 10 mm2; 1 km
• T3 (Transformator3) = 30 MVA Liquid-Fill OA/FA 150 kV / 20 kV
• T4 (Transformator4) = 50 kVA Liquid-Fill OA/FA 20 kV / 0.38 kV
• Lump2 = 5 MVA 20 kV (50% Motor 50% Static) pf 0.85
• Load1 = 30 kVA 0.38 kV pf 1
• Load2 = 20 kVA 0.38 kV pf 1
SISTEM 3 (bagian tengah)
• T5 (Transformator5) = 3 MVA Liquid-Fill OA/FA 150 kV / 20 kV
• Lump 3 = 50 kVA 20 kV (25% Motor 75% Static) pf 0.85
• Cable 4 = 0.6 kV; 3-3/C; CU; 25 mm2; 5 km
• Cable 5 = 0.6 kV; 3-3/C; CU; 25 mm2; 5 km
• Cable 6 = 0.6 kV; 3-3/C; CU; 25 mm2; 5 km
• Switch: SW-1, SW-2 dan SW-3
E. Langkah Percobaan
1. Pastikan project standard dengan frekuensi 50
2. Lakukan setting generator sebagai berikut
3. Lakukan setting SW-1 close , SW-2 open dan SW-3 open dengan cara:
4. Jalankan load flow pada gambar sistem, dengan display option tegangan bus
dalam kV, dan load flow dalam MVA hingga hasilnya sama dengan gambar
dibawah ini:
5. Click Alert , lalu catatlah keadaan tidak normal yang terjadi (bus mana saja
yang beroperasi pada tegangan tidak normal, critical atau maginal).
6. Ubahlah setting switch menjadi SW-1 close , SW-2 close dan SW-3 open Load
flow kan, lihat alert, catatlah keadaan tidak normal yang terjadi.
7. Ubahlah setting switch menjadi SW-1 close , SW-2 close dan SW-3 close, Load
flow kan, lihat alert, catatlah keadaan tidak normal yang terjadi.
F. Tugas Analisis
• Perubahan aliran daya yang terbagi pada setiap bus, dan apa pengaruhnya
terhadap kapasitas saluran.
• Bandingkan keadaan tegangan bus dan arus yang mengalir pada kabel
pada setiap kondisi SW yang berbeda.
• Berikan komentar atas keadaan sebelum dan sesudah interkoneksi.
UNIT 9
POST TEST
ini berisi post test mengenai materi yang telah diujikan dalam praktikum Sistem
Tenaga Listrik. Seluruh praktikan wajib untuk mengikuti Post Test, karena termasuk
dalam komponen penilaian. Waktu dan tempat pelaksanaan akan diberi tahu lebih
lanjut.