BAHAN AJAR
SISTEM KENDALI TEL61642
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya Bahan
Ajar Root Locus dapat diselesaikan. Penulis ingin memberikan apresiasi dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama proses pembuatan bahan
ajar ini hingga selesai, terutama kepada seluruh dosen Teknik Elektro yaitu Ibrahim,
S.T., M.T., Insani Abdi Bangsa, S.T., M.Sc., Mochammad Mardi Martadinata, S.T.,
M.T., Arnisa Stefanie, S.T., M.T., serta dosen-dosen lain yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berharap Bahan Ajar Root Locus ini dapat
berguna untuk proses belajar mengajar yang lebih baik.
Penulis,
BAHAN AJAR
TEMPAT KEDUDUKAN AKAR (ROOT LOCUS)
1.1 Pendahuluan
Perancangan kendali sistem didasarkan pada spesifikasi performansi sistem yang
dianalisis menggunakan spesifikasi kestabilan, respon transient, dan kesalahan
keadaan tunak. Untuk menggambarkan spesifikasi kestabilan dan respon transient
digunakan fungsi(persamaan) yang merepresentasikan letak pole pada bidang s
(Gambar 1). Dalam bidang s, pole-pole sistem digambarkan pada sebuah bidang
dengan sumbu imajiner(Im) dan real(Re). Tujuan desain dalam sistem kendali adalah
menempatkan pole-pole pada daerah spesifikasi yang diinginkan. Salah satu metode
yang bisa digunakan adalah menggunakan metode tempat kedudukan akar atau root
locus.
Gambar 1 Hubungan antara respon step dengan letak pole pada bidang s
1.2 Definisi
Root locus merupakan Teknik grafik yang digunakan untuk menyajikan pole-pole loop
tertutup ketikan parameter kendali K(penguatan) pada sistem dirubah. Perhatikan
sistem loop tertutup pada Gambar 2.
Gambar 2 Diagram blok dasar sistem loop tertutup (atas) dan diagram blok terbuka
ekuivalen (bawah)
Jika diketahui fungsi alih proses sistem adalah
𝑎(𝑠) (1)
𝐺(𝑠) =
𝑏(𝑠)
Fungsi alih umpan balik sistem adalah
𝑐(𝑠) (2)
𝐻(𝑠) =
𝑑(𝑠)
Fungsi alih sistem adalah
𝐾𝐺(𝑠) (3)
𝑇(𝑠) =
1 + 𝐾𝐺(𝑠)𝐻(𝑠)
𝐾𝑎(𝑠)𝑑(𝑠) (4)
𝑇(𝑠) =
𝑏(𝑠)𝑑(𝑠) + 𝐾𝑎(𝑠)𝑑(𝑠)
Dimana K adalah controller atau penguatan(Gain) yang diberikan.
Sebagai ilustrasi tinjau sistem control posisi kamera video seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3. Dalam sistem ini, kamera secara otomatis mengikuti objek gambar
yang direkam. Sistem dikendalikan berdasarkan informasi benda melalui transmitter
dan receiver Bluetooth yang dipasang pada objek dan kamera. Kamera akan bergerak
berdasarkan informasi perubahan posisi yang diterima.
Fungsi alih sistem kamera ditunjukkan pada Gambar 3.b. Tabel 1 dan Gambar 4
menunjukkan letak pole-pole loop tertutup sistem pada bidang s berdasarkan variasi
nilai K. Berdasarkan Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa perubahan K yang semakin
besar memberikan efek:
1. untuk pole s=0 letak pole akan bergeser ke kiri bidang s
2. untuk pole s=-10 letak pole akan bergeser ke kanan bidang s menuju sumbu
Im
3. pergeseran kedua pole tersebut akan bertemu pada s=-5 dan saat K=25
4. selanjutnya kedua pole tersebut bergerak kea rah bidang kompleks di atas dan
di bawah sumbu Im
Lintasan pergeseran pole-pole yang disebabkan oleh variasi nilai K inilah yang disebut
sebagai Root Locus.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3 (a) Sistem kamera (b) Diagram blok loop tertutup (c) Diagram blok
ekuivalen loop terbuka
K Pole 1 Pole 2
0 -10 0
5 -9.47 -0.53
10 -8.87 -1.13
15 -8.16 -1.84
20 -7.24 -2.76
25 -5 -5
30 -5+j2.24 -5-j2.24
35 -5+j3.16 -5-j3.16
40 -5+j3.87 -5-j3.87
45 -5+j4.47 -5-j4.47
50 -5+j5 -5-j5
Gambar 4 Letak pole-pole loop tertutup sistem pada bidang s terhadap variasi Gain
K dalam diagram root locus
Dengan mengetahui diagram root locus sistem maka dapat diketahui apakah desain
kontroler yang dibuat dapat memenuhi spesifikasi sistem yang diinginkan. Jika root
locus tidak memenuhi spesifikasi maka harus didesain kontroler yang dapat
memodifikasi root locus.
1.3 Sifat-sifat Root Locus
1.3.1 Persamaan Karakteristik
𝐾
𝐾𝐺𝑝(𝑠) 𝑠(𝑠 + 2) 𝐾
𝑇(𝑠) = = = 3
1 + 𝐾𝐺𝑝(𝑠) 1 + 𝐾 𝑠 + 2𝑠 + 𝐾
𝑠(𝑠 + 2)
Berdasarkan persamaan loop tertutup yang diperoleh maka diperoleh
persamaan karakteristik sistem
𝑠 3 + 2𝑠 + 𝐾 = 0
Yang merupakan persamaan orde dua. Pole sistem dapat dicari dengan
menggunakan persamaan tersebut, sehingga
−𝑏 ± √4𝑎 − 𝑏 3 𝑐 −2 ± √4 − 4𝐾
𝑠= = = −1 ± √1 − 𝐾
2𝑎 2
Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sistem Gambar 5 memiliki 2 buah
pole yaitu 𝑠0 = −1 + √1 − 𝐾 dan 𝑠3 = −1 − √1 − 𝐾, dimana K adalah
penguatan atau gain.
Gambar 6 Bidang s
𝑎 + 𝑏𝑖 (8)
Dimana
𝑟 = >𝑎3 + 𝑏 3 (10)
𝑏 𝑏 (11)
𝜃 = arctan L M = 𝑡𝑎𝑛N0 ( )
𝑎 𝑎
Sehingga berlaku,
1. Syarat Sudut
∠𝐺(𝑠)𝐻(𝑠) = tanN0 𝐺(𝑠)𝐻(𝑠) = ±180°(2𝑘 + 1) (13)
Dimana 𝐾 = 0,1,2, …
2. Syarat Magnitude
1 (14)
|𝐾| =
|𝐺(𝑠)𝐻(𝑠)|
Syarat sudut atau syarat magnitude ini harus dipenuhi oleh akar persamaan
karakteristik (pole loop tertutup). Sehingga pole yang memenuhi syarat sudut
dan syarat magnitude merupakan pole yang termasuk wilayah yang dilewati
oleh lintasan root locus.
Contoh 1
Diketahui pole sistem 𝑠0 = 0 dan 𝑠3 = −1, digambarkan pada Gambar 10.
0[
Maka penguatan K pada titik uji P adalah \
.
Dimana
𝑘 = 0,1,2,3,…
𝑛 = Jumlah pole persamaan karakteristik G(s)H(s)
𝑚 = Jumlah zero persamaan karakteristik G(s)H(s)
Titik potong antara garis asimtot dengan sumbu real disebut dengan pusat
asimtot
∑ 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑙𝑒 − ∑ 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑧𝑒𝑟𝑜 (18)
𝜎c =
𝑛−𝑚
±180°(2𝑘 + 1) ±180°(2𝑘 + 1)
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑎𝑠𝑖𝑚𝑡𝑜𝑡 = =
𝑛−𝑚 3−0
p1 s
−∠𝑠 − 𝑧0 − ∠𝑠 − 𝑝0 − ∠𝑠 − 𝑝3 = −0° − 0° − 0° = 0°
Syarat sudut tidak terpenuhi, bukan daerah penyelesaian
5. Titik uji di antara 𝑝0 dan 𝑧0
z1 s p1
p2 s z1
s p2
Im(s)
Re(s)
-2 -1 0
𝜃 = k 𝜃l − k 𝜃m (21)
1.4.8 Gambar Root locus dengan menghubungkan titik-titik bantu root locus yang
sudah diperoleh pada tahapan sebelumnya
𝐾
1 + 𝐾𝐺(𝑠)𝐻(𝑠) = 1 + =0
𝑠3 + 4𝑠 3 + 𝑠 − 6
𝑠 ] + 4𝑠 3 + 𝑠 − 6 + 𝐾 = 0
Aturan 2
𝑃0 = 1 𝑃3 = −2 𝑃] = −3 𝑧 = ∞
Aturan 3
Sudut asimtot
±180°(2𝑘 + 1)
𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑎𝑠𝑖𝑚𝑡𝑜𝑡 =
3
Diperoleh sudut asimtot ±60° dan 180°
Pusat asimtot
∑ 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑙𝑒 − ∑ 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑧𝑒𝑟𝑜 (1 − 2 − 3) − 0 4
𝜎c = = =−
𝑛−𝑚 3 3
Aturan 4
Daerah penyelesaian root locus pada
−2 < 𝑠 < 1 dan 𝑠 < −3
Aturan 5
Breakaway point
𝑑𝐾 𝑑(𝑠 ] + 4𝑠 3 + 𝑠 − 6)
= = 3𝑠 3 + 8𝑠 + 1 = 0
𝑑𝑠 𝑑𝑠
Diperoleh akar-akar
𝑠0 = −0,132 dan 𝑠3 = −2,54
Hasil tersebut kemudian dicocokkan dengan daerah penyelesaian aturan 4,
sehingga diperoleh titik breakaway 𝑠0 = −0,132
Aturan 6
Tidak terdapat sudut datang maupun sudut pergi
Aturan 7
Menggunakan cara 2 yaitu substitusi 𝑠 = 𝑗𝜔
𝑠 ] + 4𝑠 3 + 𝑠 − 6 + 𝐾 = 0
𝑗𝜔] + 4𝑗𝜔3 + 𝑗𝜔 − 6 + 𝐾 = 0
(𝐾 − 6 − 4𝜔3 ) + 𝑗(𝜔 − 𝜔] ) = 0
𝜔 − 𝜔] = 0, diperoleh 𝜔 = 1
𝐾 − 6 − 4𝜔3 = 0, diperoleh 𝐾 = 10
Penyelesaian
num = [1 3];
den = [1 5 20 16 0];
rlocus(num,den)
v = [-6 6 -6 6];
axis(v); axis(‘square’)
grid;
title(‘Root-locus Plot of
G(s)=K(s+3)/[s(s+1)(s^2+4s+16)]’)
su1 t 2312\v
4. 𝐾𝐺(𝑠)𝐻(𝑠) = 1(12\)
DAFTAR PUSTAKA
Notes