Anda di halaman 1dari 12

MODUL AJAR

SISTEM GROUNDING ( F1.2 )


Bidang Keahlian : Manufaktur dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Elektronika
Konsentrasi Keahlian : Teknik Otomasi Industri
Fase :F
Nama Penyusun : Moch. Tapsir
Instansi : SMKN 1 Cirebon
A. Informasi Umum

Disusun Oleh Moch. Tapsir


Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Cirebon
Program Keahlian Teknik Elektronika
Konsentrasi Keahlian Teknik Otomasi Industri
Kelas/Semester XI Semester 3
Durasi 1.080 menit (24 JP)

Kompetensi awal
Peserta didik sudah menguasai konsep tentang penggunaan alat ukur listrik, konsep dan fungsi
grounding, dan standar nilai pengukuran grounding.
Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila : Berakhlak, rasa ingin tahu, taat, teliti dan mandiri, ulet, kerjasama,
kreatif.
Sarana dan Prasarana
Sumber pembelajaran : Modul, LKPD, Internet dan Lainnya
Bahan pembelajaran : Kabel jumper, batang elektroda
Alat yang dibutuhkan : LCD Projector, PC/Laptop, koneksi internet
Media pembelajaran : Video Pembelajaran, Internet
Target Peserta didik
Target peserta didik : Reguler/tipikal (umum), tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi pelajaran.
Jumlah peserta didik : 36 peserta didik x 2 rombel
Moda Pembelajaran
Model Pembelajaran : Project based learning
Metode pembelajaran : Ceramah, Observasi, Penugasan, Demonstrasi, Praktek

B. Komponen Inti
Elemen Sistem Kontrol Elektromekanik
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase F, peserta didik mampu menyiapkan sistem
grounding; menyiapkan komponen rangkaian kontrol
elektromekanik; merencanakan, menginstalasi, dan menguji
rangkaian elektromekanik dan rangkaian kontrol ATS/AMF.
Tujuan Pembelajaran 1.2. Menerapkan prosedur pemasangan dan pengukuran sistem
grounding.

Kriteria Ketercapaian 1. Peserta didik mampu menyiapkan alat dan bahan untuk
Tujuan Pembelajaran sistem grounding.
(KKTP) 2. Peserta didik mampu menerapkan prosedur pemasangan
sistem grounding.
3. Peserta didik mampu menerapkan prosedur pengujian
sistem grounding.
4. Peserta didik dapat menentukan cara mengatasi sistem
grounding yang nilainya tidak mencapai standar.
Asessmen Awal 1. Apakah anda mampu menyiapkan alat dan bahan sistem
grounding.
2. Apakah anda mampu memasang sistem grounding sesuai
prosedur.
3. Apakah anda mampu menguji sistem grounding.
4. Apakah anda mampu mengatasi sistem grounding yang
nilainya tidak mencapai standar.
Treatment/Perlakuan 1. Kelompok rendah (diindikasikan dengan hasil asesment
dalam Pembelajaran tidak memiliki semua kompetensi awal): diberikan materi
dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran.
2. Kelompok menengah (diindikasikan dengan hasil asesment
hanya mampu menjawab 50% dari semua soal kompetensi
awal): diberikan materi kompetensi yang belum dikuasai
dan memperdalam materi yang sudah dikuasai dengan
mencari materi sumber pembelajaran lain.
3. Kelompok tinggi (diindikasikan dengan hasil asesment
menguasai minimal 75% dari semua soal kompetensi awal):
diberikan soal ujian untuk mengkonfirmasi kompetensi yang
diakui. Jika hasil ujian menunjukkan siswa menguasai, maka
akan dijadikan tutor sebaya dalam kegiatan pebelajaran

Pemahaman Bermakna (berkaitan dengan kompetensi keahlian atau produk yang dibuat atau
kehidupan sehari-hari)
Sistem grounding merupakan bagian penting dalam proteksi sistem kelistrikan untuk
menghantarkan kebocoran listrik ke bumi, sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi manusia
dan peralatan yang terhubung.

Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan dengan asumsi hasil asesmen awal untuk kelompok
rendah
Pertemuan 1 – 4 : Prosedur pemasangan dan pengukuran tahanan grounding.
a. Kegiatan Awal (10 menit x 4 x 6jp)
1 Guru memberikan salam dan siswa menjawab, berdoa dan mengkondisikan peserta didik
diri siap belajar, dan absensi. (religius)
2 Guru melakukan asessment awal pembelajaran untuk mengetahui kondisi kemampuan
siswa di kelas.
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran, lingkup materi, teknis kegiatan praktek, dan teknik
penilain yang akan digunakan.
4 Membagi siswa menjadi 9 kelompok @4 siswa untuk mempraktekkan pemasangan dan
pengukuran sistem grounding.
5 Guru memberikan pertanyaan pemantik “Apakah kalian tahu bagaimana cara memasang
dan mengukur sistem grounding sesuai dengan standar pemasangan sistem grounding?”
6 Guru memberikan gambaran tentang pentingnya prosedur proses pemasangan dan
pengukuran sistem grounding.
b. Kegiatan Inti
1. Simulation
Peserta didik menyimak penjelasan dan demonstrasi prosedur pemasangan dan pengukuran
grounding yang ditayangkan oleh guru (rasa ingin tahu) antara lain :
 K3 dan prosedur peminjaman alat dan bahan
 Kebutuhan alat dan bahan pemasangan grounding
 Pemilihan tempat pemasangan elektroda grounding
 Perhitungan nilai tahanan grounding
 Mendemonstrasikan prosedur pemasangan elektroda grounding.
 Mendemonstrasikan cara penggunaaan dan pembacaan alat ukur earth tester

2. Problem Statemen
 Siswa sesuai kelompoknya melakukan praktikum LKPD F1.2, pemasangan dan pengujian
Sistem Grounding secara bergiliran. (kerjasama)
 Jika nilai hasil pengukuran melebihi standar keselamatan sesuai PUIL 2011, siswa
memecahkan permasalahan pemasangan grounding.
 Siswa menyelesaikan soal latihan yang ada pada LKPD F1.2 (taat dan teliti)
3. Data collection (pengumpulan data)
 Di bawah pengawasan dan bimbingan guru, siswa mencoba menerapkan pemasangan
dan pengujian sistem grounding berdasarkan materi yang sudah dipelajari (ulet dan
mandiri).
 Siswa melakukan praktikum dan mencatat hal penting saat pengukuran tahanan
grounding.
4. Data Proccessing
 Menyelesaikan project simulasi tempat kerja kepada peserta didik untuk memasang dan
menguji sistem grounding. (kreatif)
 Setelah melakukan praktek, siswa membandingkan hasil pengukuran dengan nilai standar
PUIL. (kritis)
5. Verification (pembuktian)
 Setelah semua kelompok menyelesaikan praktek dan soal latihan, secara berurutan guru
meminta setiap kelompok menjelaskan hasil praktek kelompoknya. (komunikatif)
 Peserta didik lain mengamati penjelasan hasil praktek kelompok lain. (demokratis)
6. Generalization
 Peserta didik melaporkan hasil temuannya, hingga mengkonsolidasikan pengetahuannya
dalam bentuk menjawab tantangan yang akan diberikan .
 Setiap kelompok harus membuat hasil laporan praktek sesuai job yang diberikan.
(tanggung jawab)
c. Penutup @15 menit x 4 pertemuan 6 JP
1. Diakhir kegiatan pembelajaran, guru mereview dan merefleksi kegiatan pembelajaran dan
praktek dengan memberikan link google Form https://forms.gle/L7xAVqW9UAqs4vXy9
pada siswa untuk diisi.
2. Guru meminta peserta didik mempelajari materi lebih dalam dengan browshing tentang
fungsi parameter lain sesuai manual book operational.
3. Guru mengevaluasi dengan memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan masukan terkait
hasil pengukuran yang harus memenuhi standar.
4. Guru menyampaian informasi kegiatan belajar selanjutnya dan diakhiri doa bersama.
C. Lampiran-Lampiran

Materi Bahan Ajar


Standar Nilai Grounding
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap nilai tahanan pembumian, antara lain :
1. Faktor Internal
 Bentuk elektroda. Ada beberapa macam bentuk dari elektroda itu sendiri yang
banyak digunakan, seperti jenis batang, pita dan plat.
 Jenis bahan dan ukuran elektroda. Sebagai konsekuensi peletakannya di dalam tanah,
maka elektroda dipilih dari bahan-bahan tertentu yang memiliki konduktivitas sangat baik
dan tahan terhadap sifat-sifat yang merusak dari tanah, sepeti korosi. Ukuran elektroda
dipilih yang mempuyai kontak paling efektif dengan tanah. Prinsip dasar untuk
memperoleh resistansi pembumian yang kecil adalah dengan membuat permukaan
elektroda bersentuhan dengan tanah sebesar mungkin, sesuai dengan rumus:
R = resistansi pembumian [ Ω ]
𝐿 𝜌 = resistansi jenis tanah [ Ω/m ]
𝑅= 𝜌 L = panjang lintasan arus pada tanah [ m ]
𝐴
A = luas penampang lintasan arus pada tanah [ m2 ]
Ukuran elektroda pembumian akan menentukan besar tahanan pembumian. Berikut ini
adalah tabel yang memuat ukuran-ukuran elektroda pembumian yang umum digunakan dalam
sistem pembumian. Tabel ini dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemilihan jenis, bahan
dan luas penampang elektroda pembumian.

Tabel Luas penampang minimum elektroda pembumian


Bahan
Jenis Elektroda
Baja Berlapis Seng Baja Berlapis tembaga Tembaga
Pita tembaga 50 mm2,
Pita baja 100mm2, tebal 3
ElektrodaPita 50 mm2 tebal 2 mm hantaran
mm, Hantaran pilin 95 mm2
pilin, 35 mm2
Elektroda Pipa baja 1” Baja profil L Baja Ф 15 mm dilapisi
Batang 65x65x7, U 6 ½ T6, X 50x3 tembaga 2,5 mm
Pelat besi tebal 3mm, luas Pelat tembaga tebal 2
ElektrodaPelat
0,5-1 m2 mm, luas 0,5 - 1 m2

Tabel Ukuran penampang penghantar sistem pembumian


Luas Penampang Minimum
Luas Penampang Penghantar Phasa Instalasi
Penghantar Proteksi yang berkaitan
S ( mm2 )
Sp ( mm2 )
S ≤ 16 S
16 ≤ S ≤ 35 16
S ˃ 35 S/2

 Jumlah atau konfigurasi elektroda. Untuk mendapatkan tahanan pembumian yang


diharapkan dan apabila tidak memenuhi standart yang ditentukan dengan satu elektroda,
bisa digunakan metode parallel dengan cara menambah lebih banyak elektroda dengan
bermacam-macam konfigurasi pemancangannya di dalam tanah. PUIL 2000-3.19.1.4 :
apabila hasil pengukuran belum mencapai 5 Ω, maka elektroda batang ditambah, dengan
jarak dua kali panjang elektroda.
 Kedalaman pemancangan atau penanaman dalam tanah. Untuk kedalaman
pemancangan elektroda pembumian, tergantung pada jenis dan sifat-sifat tanah. Ada dua
kondisi yaitu untuk jenis tanah yang kering dan berbatu, efektif ditanam secara dalam.
Untuk jenis tanah seperti tanah rawa, tanah liat dll, cukup ditanam secara dangkal.
2. Faktor Eksternal
 Sifat geologi (karakteristik) tanah.
Tahanan jenis tanah (ohm-meter) merupakan nilai resistansi dari bumi yang
menggambarkan nilai konduktivitas listrik bumi dan didefinisikan sebagai tahanan, dalam
ohm, antara permukaan yang berlawanan dari suatu kubus satu meter kubik.
Pentingnya tahanan jenis tanah ini untuk diketahui karena tahanan jenis tanah
mempunyai beberapa manfaat yaitu :
1. Pengaruh langsung terhadap korosi pipa-pipa bawah tanah. Apabila tahanan jenis tanah
semakin meningkat, maka aktivitas korosi akan semakin meningkat pula.
2. Tahanan jenis lapisan tanah mempunyai pengaruh langsung dalam sistem pembumian.
Ketika merencanakan sistem pembumian, sebaiknya dicari lokasi yang mempunyai
tahanan jenis tanah yang terkecil, agar tercapai instalasi pembumian yang paling ekonomis.
Faktor keseimbangan antara tahanan pembumian dan kapasitansi di sekelilingnya adalah
tahanan jenis tanah yang direpresentasikan dengan ρ. Harga tahanan jenis tanah dalam
kedalaman tertentu tergantung pada beberapa faktor yaitu :
1. Jenis tanah : liat, berpasir, berbatu dan lain-lain
2. Lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan jenis berlainan atauuniform
3. Komposisi kimia dari larutan garam dalam kandungan air
4. Kelembaban tanah
5. Temperatur
6. Kepadatan tanah

Nilai tahanan jenis tanah ( 𝜌 )


Tanah Tanah liat dan Pasir Kerikil Pasir dan kerikil Tanah
Jenistanah
rawa tanah ladang basah basah kering berbatu
Resistansi jenis
30 100 200 500 1000 3000
(Ωm)
Rumus menghitung nilai tahanan gounding dengan batang elektroda tunggal :
R = Tahanan grounding untuk batang tunggal (Ohm)
𝜌 = tahanan jenis tanah (ohm)
𝜌 4𝐿
𝑅= [ln ( ) − 1] 𝜋 = 3,14
2𝜋𝐿 𝐴 𝐿 = panjang elektroda (meter)
𝐴 = Diameter elektroda (meter)
Contoh : Batang elektroda dengan bahan tembaga memiliki panjang 12 meter dan diameter
2 cm ditancapkan pada tanah liat. Nilai tahanan grounding elektroda tersebut adalah :
100 4 𝑥 12
𝑅= 𝑥 [ln ( ) − 1]
2 𝑥 3,14 𝑥 12 0,02
100 48 𝑥 100
𝑅= 𝑥 [ln ( ) − 1]
75,36 2
𝑅 = 1,33 𝑥[ln(2400) − 1] = 1,33 x ( 7,78 – 1 ) = 9,02 ohm
Nilai tahanan lebih dari 5 ohm, maka perlu diturunkan dengan cara memasang 2 batang
elektroda dan dihubungkan dengan secara paralel. Jarak antar elektroda bisa berkisar 10 cm.
 Komposisi zat kimia dalam tanah. Kandungan zat-zat kimia dalam tanah terutama
sejumlah zat organik maupun anorganik yang dapat larut perlu untuk diperhatikan. Di
daerah yang mempunyai tingkat curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis
tanah yang tinggi disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut bersama air
hujan. Pada daerah yang demikian ini untuk memperoleh pembumian yang efektif yaitu
dengan menanam elektroda pada kedalaman yang lebih sampai larutan garam masih
tersedia.
 Kandungan air tanah. Untuk mengurangi variasi tahanan jenis tanah akibat
pengaruh musim, pembumian dapat dilakukan dengan menanam elektroda
pembumian sampai mencapai kedalaman di mana terdapat air tanah. Akibat perubahan
musim dan kadar air dalam tanah, nilai tahanan pembumian menjadi tidak konstan.
Kelembaban tanah/besar dan kecilnya konsentrasi air dalam tanah sangat mempengaruhi
nilai grounding. Makin lembab atau makin banyak mengandung air makin kecil harga
tahanan tanahnya. Tanah yang kering atau tanah dengan konsentrasi air di bawah 10%
mempunyai tahanan jenis tanah yang besar sekali.
Asessmen Proses Pembelajaran

Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD )


Elemen : Sistem Kontrol Elektromekanik Aprove :
No/Judul. Job Sheet : F1.2 Pemasangan dan Pengujian Sistem Grounding
Kompeten
Waktu Kegiatan : 1 x 18 jp
Belum
Nama Siswa/ Kelas :
Kompeten
Tujuan Praktek : Keselamatan Kerja :
Setalah kegiatan praktek, diharapkan Peserta 1. Pakailah pakaian praktek/wearpack
didik : 2. Ber'doa lah sebelum melakukan praktek
1. Menyiapkan alat dan bahan yang 3. Gunakan sarung tangan kain pengaman.
diperlukan untuk pemasangan dan 4. Pelajari user manual alat ukur dan gunakan
pengujian sistem grounding. earth tester sesuai panduan penggunaan alat.
2. Mampu menerapkan prosedur pemasangan 5. Berhati-hatilah saat menancapkan batang
sistem grounding. tembaga dengan palu.
3. Mampu menerapkan prosedur pengujian 6. Jangan bersendau gurau pada saat praktek.
sistem grounding 7. Cek koneksi sebelum menguji nilai tahanan.
4. Menyimpulkan hasil pengukuran nilai 8. Jika ada kesulitan, tanyakan kepada
tahanan grounding Instruktur.
Alat Dan Bahan :
Alat Bahan
 Linggis, Palu + papan kayu  Batang tembaga diameter ¾ - 2 Inch panjang
 Ember + gayung minimal 1,5 meter
 Kunci pas/Kunci Inggris  Kabel Grounding NYY (kuning strip hijau)
 Tang Potong+Jepit 4 – 6 mm atau kawat BC 50 mm
 Earth Tester (contoh earth tester  Konektor batang grounding
KYORITSU 4105A-H)

Teori Singkat :
 Manual book Operation Earth Tester : https://drive.google.com/file/d/1fv4t02-
HU159s4RRycv7kg9T7p-0sWcM/view?usp=sharing
 Pengukuran nilai tahanan grounding https://youtu.be/pFfTEzBzWmQ

Tugas : Jika ada seseorang yang meminta anda untuk memasang sistem grounding, terapkan
prosedur pemasangan sistem grounding dan prosedur pengujian sistem grounding sehingga
diperoleh sistem grounding yang aman dan sesuai standar PUIL 2011 edisi 2016.
Instruksi Kerja :
1. Mengajukan alat dan bahan kepada Instruktur/petugas.
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Pastikan alat dan bahan yang diterima sesuai dengan ketentuan.
4. Tentukan lokasi pemasangan batang tembaga dengan pertimbangan kondisi tanah yang dekat
dengan sumber air (tanah basah) dan tidak jauh dengan bangunan (sumber tegangan)
5. Lakukan penggalian tanah sampai kedalaman ±50 cm
6. Tancapkan batang grounding tepat pada lubang galian tersebut
7. Tuangkan air kedalam lubang galian hingga penuh (untuk mempermudah batang grounding
menembus tanah)
8. Tekan secara perlahan-lahan batang gounding tersebut sampai ujung atas batang berjarak
±5cm dari permukaan tanah. Gunakan palu untuk mempermudah penanaman batang tembaga
dengan diberi alas papan kayu pada ujung tembaga yana kanan dipukul
Pemasangan dengan satu batang elektroda Pemasangan secara Paralel

Lakukan pengukuran nilai tahanan grounding dengan cara :


9. Bersihkan ujung batang grounding dari kotoran tanah/debu
10. Pasang penjepit kabel test lead warna hijau pada batang grounding, dan probe nya ke terminal
E earth tester.
11. Pasang probe kabel test lead warna kuning ke terminal P, dan probe kabel test lead warna
merah ke terminal C earth tester.
12. Tancapkan besi pasak (T1) dengan jarak 5 meter dari batang grounding
13. Pasang kabel test lead warna kuning ke pasak T1.
14. Tancapkan besi pasak (T2) dengan jarak 5 meter dari pasak T1 atau 10 meter dari batang
grounding.
15. Sambungkan kabel test lead warna merah ke besi T2.
16. Hidupkan switch earth tester dan pilih posisi range selector pada posisi 20 ohm, selanjutnya
tekan tombol Test.
17. Bila hasilnya di bawah 5 ohm, berarti hasilnya bagus. Tetapi bila di atas 5 ohm, maka hasilnya
kurang bagus.
18. Untuk nilai yang di atas 5 ohm, perlu dilakukan pemasangan elektroda tambahan dengan jarak
2 meter yang ujungnya dihubungkan secara paralel.

Gambar Kerja : Hasil Pengukuran :

No Kondisi Hasil

1 Titik A (T1 sejajar T2 jarak 5 m)

2 Titik B (T1 sebelah kanan T2 jarak 5 m)

3 Titik C (T1 sebelah kiri T2 jarak 5 m)

Rata-Rata Kesimpulan
Format Quality Control
PERFORMANCE ASSESMENT
KONSENTRASI KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI

Pemasangan dan Pengujian Sistem Grounding

NAMA : ___________________________ Kelas : _______________________

Pencapaian Kompetensi ( √ )
No Kompetensi/Subkomponen Penilaian Belum
Kompeten
Kompeten
I Persiapan Kerja
1.1 Melakasanakan K3 saat kegiatan paraktek
1.2 Menyiapkan alat dan bahan Pemasangan grounding
1.3 Membaca lembar manual operational earth tester
1.4 Menentukan lokasi pemasangan gronding
II Proses
2.1 Memasang pipa grounding
2.2 Pemasangan probe dan kabel earth tester
2.3 Penggunaan alat pengukuran nilai tahanan
grounding
III Hasil Kerja
3.1 Kerapihan dan kerepatan posisi pipa grounding
3.2. Hasil pengukuran tahanan grounding
3.3. Laporan praktek pemasangan grounsing
IV Sikap Kerja
4.1 Penggunaan alat sesuai SOP
4.2 Keselamatan kerja
4.3 Mengembalikan alat dan bahan
V Waktu
5.1 Waktu penyelesaian praktik

Perhitungan Nilai Praktek


Prosentase Bobot Komponen Penilaian Nilai Praktek
Persiapan Proses Hasil Sikap Kerja Waktu ∑ NK
Bobot (%) 10 30 30 10 20
Skor Komponen
NK

Komentar Guru :
……………………………………………………………………………………………………………………………............................
…………………………………………………………………………………………………………………………….............................
…………………………………………………………………………………………………………………………….............................

Orang Tua Siswa Cirebon, ….. …………….… 2022


Instruktur

MOCH. TAPSIR, S.Pd


NIP. 19760323 200902 1 004
Rubrik Asessen proses (Performa Demonstrasi)
Kzomponen
No Indikator Skor
Penilaian
Jika semua unjuk kerja tercapai 10
Jika 3 unjuk kerja tercapai 7,5
I. Persiapan Kerja
Jika 2 unjuk kerja tercapai 50
Jika 1 unjuk kerja tercapai 2,5
Jika semua unjuk kerja tercapai 30
II. Proses Jika 2 unjuk kerja tercapai 20
Jika 1 unjuk kerja tercapai 10
Jika semua unjuk kerja tercapai 30
III. Hasil Kerja Jika 2 unjuk kerja tercapai 20
Jika 1 unjuk kerja tercapai 10
Jika semua unjuk kerja tercapai 15
IV. Sikap Kerja Jika 2 unjuk kerja tercapai 10
Jika 1 unjuk kerja tercapai 5
Penyelesaian sebelum waktu yang ditetapkan 15
V Waktu Penyelesaian sesuai waktu yang ditetapkan 10
Penyelesaian melebihi waktu yang ditetapkan 5

Asesmen Akhir Pembelajaran


Soal tes tertulis (waktu 15 menit):
Jika hasil pengukuran nilai tahanan lebih dari 5 Ohm, tentukan cara mengatasi sistem
grounding yang nilainya tidak mencapai standar tersebut !
Opsi Jawaban Soal :
Langkah penyelesaian Skor
1. Memilih jenis bahan elektroda yang bernilai tahanan jenis kecil,
2. Memperpanjang elektroda yang ditanam,
20
3. Menambah jumlah elektroda yang ditanam dan dihubungkan secara paralel,
4. Memilih titik pemasangan grounding pada lokasi yang basah (kadar air tinggi).
Nilai 20
jumlah skor yang diperoleh
Nilai yang diperoleh siswa = × 100
jumlah bobot skor

Rubrik Asessmen Akhir Pembelajaran


Menjelaskan cara mengatasi sistem grounding yang tidak sesuai standar :
a. Jika menjawab semua benar, skor = 20
b. Jika menjawab 3 poin benar, skor = 15
c. Jika menjawab 2 poin benar, skor = 10
d. Jika hanya menjawab 1 poin benar, skor = 5
e. Jika tidak mampu menjawab, skor 0

Pedoman Penilaian Akhir


maksimal total point 100 + 20 point = 120 point, Tingkat penguasaan = (total point/120) x 100%
Predikat penguasaan : Tindak lanjut :
a. 0% - 64% = kurang menguasai  Nilai ≥ 75% = dapat melanjutkan ke pembelajaran
b. 65% - 74% = cukup menguasai berikutnya.
c. 75% - 85% = menguasai  Nilai < 75% = sebaiknya melaksanakan remedial
d. 86%-100% = sangat menguasai
Pengayaan dan Remedial
 Guru memberikan pengayaan kepada peserta didik kelompok tinggi di asesmen awal, serta
bagi siswa yang cukup kompeten setelah selesai mengikuti kegiatan belajar dengan
memberikan pendalaman materi yang bersumber dari video youtube atau link tambahan
tentang perhitungan dan solusi memasangan sistem grounding jika nilai pengukuran tahanan
di atas standar.
Link video :
https://youtu.be/-6ZuAUESGzw
https://youtu.be/lZIKnQDlHJE
 Guru memberikan kesempatan remedial kepada peserta didik yang belum kompeten dengan
indikasi nilai predikat penguasaan kompetensi kurang dari 75, dengan mengulangi pada
tahapan yang belum dikuasai yaitu berupa soal atau demonstrasi praktek.

Refleksi Peserta Didik dan Guru


Link Google form : https://forms.gle/L7xAVqW9UAqs4vXy9
No Uraian Hasil Refleksi
1. Apakah kegiatan belajar pemasangan dam pengujian sistem grounding
berhasil ?
2 Faktor apa yang membuat kegiatan praktek belum berhasil atau gagal ?
3. Apakah kalian menemui kesulitan ketika memasang elektroda dan
koneksi grounding ?
4. Apakah kalian menemui kesulitan ketika menggunakan peralatan ukur
grounding (Earth Tester) ?
5. Apakah kalian memiliki solusi jika pemasangan eletroda terkendala
kontur tanah yang kering ?
6. Apakah kalian mulai memahami prosedur pemasangan dan pengujian
grounding ?
7. Apakah setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggungjawab
dalam kegiatan praktek?
8. Apakah langkah kerja pada LKPD mudah difahami dan sangat
membantu dalam kegiatan praktek ?
9. Apakah materi ajar yang dijelaskan guru mudah difahami dan sangat
membantu dalam kegiatan praktek ?
10. Apakah demsonstrasi guru dalam memasang dan mengukur grunding
mudah difahami dan sangat membantu dalam kegiatan praktek ?

Daftar Pustaka
o Petunjuk Praktis Perancangan Pentanahan Sistem Tenaga Listrik, Ir. Jamaaluddin, MM,
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2017,
http://eprints.umsida.ac.id/680/1/Bahan%20Ajar-100%25.pdf
o Buku Informasi Memasang Sistem Pembumian KTL.IK02.108.01, BKL Serang , 2015
https://blkserang.kemnaker.go.id/digilib/index.php?p=fstream-pdf&fid=189&bid=22

Anda mungkin juga menyukai