Disusun Oleh :
Yoppy Galang Persada
204308075
Dosen Pengampu :
Adiratna Ciptaningrum, S.T., M.T.
7.1 Tujuan
Metode Root Locus (Kedudukan Akar) Root Locus (tempat kedudukan akar) merupakan
suatu analisis dalam keilmuan control engineering yang menggambarkan pergeseran letak pole-
pole suatu sistem loop tertutup dari peerubahan besarnya penguatan loop terbuka dengan gain
adjustment. Analisis ini digunakan sebagai salah satu dasar untuk mendesain suatu sistem kendali
sesuai dengan karakteristik dan spesifikasi yang diinginkan. Analisis root locus ini dapat
menentukan apakah suatu system stabil atau tidak. Selain itu dapat menentukan besarnya rentang
penguatan loop terbuka, agar suatu system masih dapat dikatakan stabil (tetapi tidak bisa
menstabilkan suatu system tidak stabil secara utuh menjadi system yang stabil). Plot kurva root
locus berada pada bidang-s (domain frekuensi).
Tempat Kedudukan Akar (root locus) sebuah sistem merupakan kurva atau tempat
kedudukan dari akar-akar persamaan karakteristik (pole–pole dari fungsi alih loop tertutup) dengan
parameter gain (K) yang berubah-ubah. Parameter gain K ini dapat dianalogikan dengan
pengendali Proporsinonal.
𝑌(𝑠) 𝐾𝐻(𝑠)
=
𝑅(𝑠) 1 + 𝐾𝐻(𝑠)
Tempat kedudukan akar (root locus) merupakan grafik nilai akar-akar penyebut fungsi alih
sistem loop tertutup yaitu 1+KH(s) = 0 saat nilai K divariasi dari nol sampai tak terhingga.
Akar kedudukan merupakan lokasi sebenarnya dari semua kemungkinan pole loop tertutup. Dari
akar kedudukan kita dapat memilih penguatan K sehingga sistem loop tertutup akan bekerja sesuai
dengan yang kita inginkan. Dikarenakan akar-akar persamaan karakteristik memberi informasi
performa transient dan steady- state sebuah sistem, maka metode root locus memberi cara pemilihan
sebuah pengendali/gain (K, atau pengendali P) jika diinginkan sebuah performa/spesifikasi
tertentu.
Jika nilai K divariasi, maka nilai-nilai dan akan berubah seperti pada Tabel 6.1.
Perubahan nilai akar-akar ini dapat digambarkan menjadi tempat kedudukan akar (root locus) seperti
terlihat pada Gambar 6.3.
Gambar 7.3 Diagram root locus dari kendali motor sistem radar seperti terlihat pada Gambar 6.2.
Gambar 6.3 menunjukkan bagaimana arah perubahan nilai akar-akar persamaan karakteristik
ketika nilai K dirubah. Dengan menggunakan Gambar ini (di MATLAB), dapat dengan
mudah ditemukan nilai K yang memenuhi performa/spesifikasi tertentu. Cara ini dapat diterapkan
untuk berbagai jenis struktur pengendali seperti kompensator lag-lead, PID. Struktur pengendali
tertentu ini diperlukan untuk mengubah posisi pole (dan zero) dari sistem agar spesifikasi yang
diinginkan dapat dipenuhi.
a. Sistem motor servo yang dinyatakan dengan fungsi alih loop terbuka berikut :
c. Sistem motor servo yang dinyatakan dengan fungsi alih loop terbuka berikut :
d. Implementasikan persoalan poin c diatas ke program Matlab dan cetak kedudukan akar- akar
tersebut, kemudian analisis.
7.4 Percobaan
Diagram root locus dari sistem tersebut dapat dibuat di MATLAB dengan mengetikkan
perintah di bawah ini :
num=[1 7];
den=conv(conv([1 0],[1 5]), conv([1 15],[1 20]));
rlocus(num,den)
axis([‐22 3 ‐15 15])
dimana 𝜃(𝑠)adalah kecepatan motor (output motor) dan 𝑉(𝑠) adalah tegangan masukan
motor. Diinginkan spesifikasi loop tertutup sebagai berikut :
rlocus(num,den)
sgrid(.8,0)
title('Root Locus without a controller')
[k,poles] = rlocfind(num,den)
lalu klik pada daerah sekitar titik -6+2.5i. Catat nilai gain K (k di MATLAB) dan nilai- nilai pole
loop tertutup yang dihasilkan oleh nili K tersebut.
Step respon dari sistem loop tertutup dengan pengendali K yang terpilih pada langkah
ketiga dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
[numc,denc]=cloop(k*num,den,‐1);
t=0:0.01:3;
step(numc,denc,t)
title('Step response with gain')
Dari hasil langkah keempat akan ditemukan bahwa nilai steady state error masih di atas
1%. Untuk mengurangi nilai error ini ditambahkan sebuah lag compensator (jelaskan mengapa
bukan lead compensator) seperti berikut ini :
Ketikkan perintah berikut untuk melihat respon sistem loop tertutup dengan pengendali lag di atas :
z1=1;
p1=0.01;
numa = [1 z1];
dena = [1 p1];
numb=conv(num,numa);
denb=conv(den,dena);
figure(1)
rlocus(numb,denb)
axis([-10 10 -15 15])
sgrid(.8,0)
title('Root Locus with a lag controller')
Cetak grafik root locusnya, amati dan bandingan dengan grafik root locus sebelum ditambahkan lag
compensator.
Langkah 6 : Memilih gain K (setelah ada lag compensator) agar spesifikasi terpenuhi. Memilih
nilai K yang baru (setelah penambahan lag compensator) dengan perintah :
figure(1)
[k,poles]=rlocfind(numb,denb)
Setelah penambahan lag compensator dan pemilihan K baru, step respon loop tertutup sistem
dapat diamati dengan perintah :
figure(2)
[numc,denc]=cloop(k*numb,denb,‐1);
t=0:0.01:3;
step(numc,denc,t);
title('Step response with a lag compensator')
Amati dan analisislah karakteristik step response-nya. Ulangi langkah keenam dan ketuju
sampai semua spesifikasi perancangan dipenuhi
Percobaan 3 - Penggunaan metode root locus untuk desain pengendali sistem
servomekanik- elektrohidrolis.
Sebuah sistem servomekanik- elektrohidrolik sederhana terdapat pada Gambar 6.4. Sistem ini
terdiri atas :
• Sebuah poros geser dalam bejana untuk sistem fluida hidrolis tekanan tinggi
Gaya pada poros geser sebanding dengan arus pada koil electromagnet. Saat poros geser
bergerak, katub terbuka, sehingga fluida hidrolik bertekanan tinggi mengalir di dalam kabin.
Fluida yang bergerak ini mendorong piston bergerak pada arah yang berlawanan dengan arah
poros geser. Jika sistem servomekanik-elektrohidrolis ini digunakan sebagai kendali posisi, maka
tegangan masukan elektromagnet dapat digunakan untuk mengatur posisi ram. Sebuah
sistem loop tertutup pengendalian posisi ram dapat dilihat pada Gambar 6.5.
Gambar 7.5 Sistem kendali umpan balik dapat digunakan sebagai pengendali posisi.
Fungsi alih Gservo pada Gambar 6.5 adalah sebagai berikut :
4.107
𝐺(𝑠) =
𝑠(𝑠 + 250)(𝑠 2 + 40𝑠 2 + 9.104 )
Untuk sistem kalang tertutup, diinginkan spesifikasi sebagai berikut :
1. Buatlah fungsi alih dari Gservo di command window dan beri nama sys_servo.
2. Buka SISO Design Tool lalu dengan cara mengetik sisotool pada command window. Import
model servomekanik dari workspace dengan nama sys_servo. Buka LTI Viewer dengan meng-
klik analisis plot pada control and estimation tools manager, pilih Plot 1 dengan tipe step,
default setting adalah step response loop tertutup dari sinyal referensi r ke sinyal keluaran y. Jadi
sekarang terdapat dua jendela, SISO Design Tool dan LTI Viewer. Amati step response sistem
loop tertutup tersebut, berapakah rise timenya? Apakah sudah sesuai dengan yang
diinginkan? Cetaklah grafik step respon tersebut.
3. Ubahlah nilai gain compensatornya (nilai default = 1) dengan cara menggeser tanda silang
pada grafik root locus. Nilai gain dapat dipilih sepanjang kurva root locus ini. Cobalah dengan
beberapa nilai gain yang berbeda, catat dan amati respon loop tertutup pada LTI Viewer. Cara lain
untuk mengubah nilai gain adalah dengan memasukan nilai gain tersebut ke field C(s) pada
Current Compensator panel. Masukkan nilai gain sebesar 20 lalu tekan enter. Amati grafik
respon loop tertutup pada LTI Viewer, dan perhatikan bahwa posisi pole-pole loop tertutup
dihitung ulang saat nilai gain diubah. Apakah grafik respon sudah memenhui spesifikasi
yang diinginkan?
4. Perhatikan bahwa saat nilai gain bertambah, sistem akan menjadi kurang teredam
(underdamped), dan semakin besar gain akan membawa sistem ke daerah tidak stabil.
Sebagai konsekuensi, untuk mencapai spesifikasi perancangan diperlukan penambahan
pole/zero pada kompensator.
Cobalah untuk menambahkan sepasang pole kompleks konjugate pada grafik root locus. Buka
menu dengan klik kanan, pilih Add Pole/Zero lalu pilih Complex Pole. Lalu klik pada grafik root
locus, daerah dimana komplek pole akan ditambahkan.
Cobalah tempatkan pole (‘x’) sembarang di daerah sebelah kiri sumbu imaginer (jelaskan
mengapa bukan di sebelah kanan?). Ketika pasangan pole kompleks konjugate ditambahkan,
grafik step respon pada LTI viewer akan berubah dan root locus dan grafik bode juga
menampilkan grafik baru. Perhatikan masing-masing perubahan tersebut. Berikutnya
tambahkan zero pada kompensator dengan cara yang sama seperti penambahan pole di atas.
Tambahkan sepasang zero kompleks di sebelah kiri mendekati pole yang telah ditambahkan
sebelumnya. Amati perubahan grafik step respon dan juga root locus dan grafik bode.
Tampilkan nilai parameter responnya lalu cetaklah grafik tersebut. Sudahkan memenuhi
spesifikasi?
5. Nilai kompensator juga dapat langsung diupdate menggunakan nilai-nilai gain/pole/dan zero
yang kita inginkan. Langkahnya, bukalah Edit Compensator dengan cara klik kanan lalu
pilih EditCompensator. Editlahpole pada lokasi -110±140idan zero pada lokasi -70±270i, lalu
isikan gain sebesar 23.3 Perhatikan step response pada LTI Viewer, berapa rise-timenya?
Berapakah maksimum overshootnya? Tampilkan semua parameter respon grafik tersebut
lalu cetaklah. Sudahkah sesuai dengan spesifikasi?
Diagram root locus dari sistem tersebut dapat dibuat di MATLAB dengan mengetikkan
perintah di bawah ini :
• Coding /Program Matlab
num=[1 7];
den=conv(conv([1 0],[1 5]), conv([1 15],[1 20]));
rlocus(num,den)
axis([-22 3 -15 15])
• Grafik Hasil
Percobaan 2 - Penggunaan metode root locus untuk desain pengendali kecepatan
motor DC.
dimana 𝜃(𝑠)adalah kecepatan motor (output motor) dan 𝑉(𝑠) adalah tegangan masukan
motor. Diinginkan spesifikasi loop tertutup sebagai berikut :
rlocus(num,den)
sgrid(.8,0)
title('Root Locus without a controller')
• Hasil Grafik
lalu klik pada daerah sekitar titik -6+2.5i. Catat nilai gain K (k di MATLAB) dan
nilai- nilai pole loop tertutup yang dihasilkan oleh nili K tersebut.
• Hasil Grafik
4) Langkah 4 : Mengamati step respon close loop
Step respon dari sistem loop tertutup dengan pengendali K yang terpilih pada
langkah ketiga dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
[numc,denc]=cloop(k*num,den,-1);
t=0:0.01:3;
step(numc,denc,t)
title('Step response with gain')
• Hasil Grafik
z1=1;
p1=0.01;
numa = [1 z1];
dena = [1 p1];
numb=conv(num,numa);
denb=conv(den,dena);
figure(1)
rlocus(numb,denb)
axis([-10 10 -15 15])
sgrid(.8,0)
title('Root Locus with a lag controller')
• Hasil Grafik
4.107
𝐺(𝑠) =
𝑠(𝑠 + 250)(𝑠 2 + 40𝑠 2 + 9.104 )
Untuk sistem kalang tertutup, diinginkan spesifikasi sebagai berikut :
1. Buatlah fungsi alih dari Gservo di command window dan beri nama sys_servo.
num = [4.10^7];
den = (conv(1,conv([1 250],[1 40 9.10^4])));
sys = tf(num, den)
• Hasil Program
2. Buka SISO Design Tool lalu dengan cara mengetik sisotool pada command window.
Import model servomekanik dari workspace dengan nama sys_servo. Buka LTI Viewer
dengan meng- klik analisis plot pada control and estimation tools manager, pilih Plot 1
dengan tipe step, default setting adalah step response loop tertutup dari sinyal referensi r ke
sinyal keluaran y. Jadi sekarang terdapat dua jendela, SISO Design Tool dan LTI Viewer.
Amati step response sistem loop tertutup tersebut, berapakah rise timenya? Apakah sudah
sesuai dengan yang diinginkan? Cetaklah grafik step respon tersebut.
3. Ubahlah nilai gain compensatornya (nilai default = 1) dengan cara menggeser tanda silang
pada grafik root locus. Nilai gain dapat dipilih sepanjang kurva root locus ini. Cobalah dengan
beberapa nilai gain yang berbeda, catat dan amati respon loop tertutup pada LTI Viewer. Cara
lain untuk mengubah nilai gain adalah dengan memasukan nilai gain tersebut ke field C(s)
pada Current Compensator panel. Masukkan nilai gain sebesar 20 lalu tekan enter. Amati
grafik respon loop tertutup pada LTI Viewer, dan perhatikan bahwa posisi pole-pole loop
tertutup dihitung ulang saat nilai gain diubah. Apakah grafik respon sudah memenhui
spesifikasi yang diinginkan?
4. Perhatikan bahwa saat nilai gain bertambah, sistem akan menjadi kurang teredam
(underdamped), dan semakin besar gain akan membawa sistem ke daerah tidak stabil.
Sebagai konsekuensi, untuk mencapai spesifikasi perancangan diperlukan penambahan
pole/zero pada kompensator.
Cobalah untuk menambahkan sepasang pole kompleks konjugate pada grafik root locus.
Buka menu dengan klik kanan, pilih Add Pole/Zero lalu pilih Complex Pole. Lalu klik pada
grafik root locus, daerah dimana komplek pole akan ditambahkan.
Cobalah tempatkan pole (‘x’) sembarang di daerah sebelah kiri sumbu imaginer (jelaskan
mengapa bukan di sebelah kanan?). Ketika pasangan pole kompleks konjugate ditambahkan,
grafik step respon pada LTI viewer akan berubah dan root locus dan grafik bode juga
menampilkan grafik baru. Perhatikan masing-masing perubahan tersebut. Berikutnya
tambahkan zero pada kompensator dengan cara yang sama seperti penambahan pole di atas.
Tambahkan sepasang zero kompleks di sebelah kiri mendekati pole yang telah ditambahkan
sebelumnya. Amati perubahan grafik step respon dan juga root locus dan grafik bode.
Tampilkan nilai parameter responnya lalu cetaklah grafik tersebut. Sudahkan memenuhi
spesifikasi?
5. Nilai kompensator juga dapat langsung diupdate menggunakan nilai-nilai gain/pole/dan zero
yang kita inginkan. Langkahnya, bukalah Edit Compensator dengan cara klik kanan lalu
pilih EditCompensator. Editlahpole pada lokasi -110±140idan zero pada lokasi -70±270i, lalu
isikan gain sebesar 23.3 Perhatikan step response pada LTI Viewer, berapa rise-timenya?
Berapakah maksimum overshootnya? Tampilkan semua parameter respon grafik tersebut
lalu cetaklah. Sudahkah sesuai dengan spesifikasi?
110±140i
-70±270i
7.6 Kesimpulan
1. Root Locus (tempat kedudukan akar) merupakan suatu analisis dalam keilmuan
control engineering yang menggambarkan pergeseran letak pole-pole suatu sistem
loop tertutup dari perubahan besarnya penguatan loop terbuka dengan gain
adjustment.
2. Kestabilan root locus system harus memenuhi semua spesifikasi, dikarenakan
kesalahan penginputan data maupun penganalisisan data akan menyebabkan eror.