ROOT LOCUS
5.1 Pendahuluan
Karakteristik tanggapan transient sistem lup tertutup dapat ditentukan dari lokasi
pole-pole (lup tertutupnya) atau akar-akar persamaan karakteristik sistem. Untuk sistem
pada Gambar 5-1, maka persamaan karakteristiknya adalah sbb:
1+ KG(s)H(s) = 0 (5-1)
129
Bab 5 : Root Locus 130
____________________________________________________________________________
Bila penguatan lup terbuka K berubah pada Persamaan (5-1), maka letak pole-pole nya
juga berubah. Dengan demikian, perlu pemahaman pola perpindahan letak pole-pole
dalam bidang s.
Desain sistem kendali paling sederhana adalah melalui gain adjusment: pilih
nilai K sedemikian rupa sehingga pole-pole terletak dilokasi pada bidang s yang
diinginkan. Apabila letak pole-pole yang dinginkan tak tercapai melalui cara ini, maka
desain sistem kendali harus melalui kompensasi, yaitu memindahkan letak pole yang tak
diinginkan melalui konsep pole-zero cancellation.
Untuk mengetahui pola perpindahan letak pole-pole pada bidang-s , maka perlu
terlebih dahulu mencari akar-akar persamaan karakteristik sistem ybs. Untuk mencari
akar-akar persamaan orde tinggi secara matematis sulit, terlebih dengan K sebagai
variabel. Untuk saat ini alternatif yang dapat digunakan adalah MATLAB.
W.R. Evan mengembangkan metoda untuk mencari akar-akar persamaan orde
tinggi secara sederhana yang sangat banyak digunakan pada bidang kendali. Metoda
tersebut disebut metoda Root Locus. Root Locus dapat diartikan sebagai tempat
kedudukan akar-akar persamaan karakteristik dengan K = 0 sampai K = tak hingga.
Melalui Root Locus dapat diduga pergeseran letak pole-pole baik terhadap perubahan
K, maupun terhadap penambahan pole-pole atau zero-zero lup terbuka.
s2 + 2s + K =0 (5-2)
2 4 4K
s 1 1 K (5-3)
2
Bila dihitung dari K = 0 hingga K = tak hingga, maka akar-akar persamaan
karakteristik tersebut dapat dituliskan dalam Tabel 5-1.
Bab 5 : Root Locus 131
____________________________________________________________________________
Dari Tabel 5-1 diatas, dapat digambarkan letak pole-pole sistem pada bidang s
sebagaimana terlihat pada Gambar 5-3 yang merupakan Root locus sistem ybs.
Bab 5 : Root Locus 132
____________________________________________________________________________
G(s)H(s) = 1800(2k+1); k = 0, 1, 2, .
Ambil titik test : bila jumlah total pole dan zero dikanan titik ini ganjil,
maka titik tsb terletak di Root Locus.
dK B ' ( s ) A( s ) B( s ) A' ( s )
0
ds A2 ( s )
7. Sketsa Root Locus secara lebih teliti pada daerah-daerah selain sumbu nyata
dan asimtot.
Secara grafis:
perkalian panjang garis - garis dari titik s ke pole - pole
K
perkalian panjang garis - garis dari titik s ke zero - zero
Contoh 5-1:
K
Gambarkan Root Locus sistem balikan satuan dengan G ( s)
s( s 1)(s 2)
Tentukan juga nilai K agar koefisien redaman pole-pole kompleks sekawan loop
tertutup dominannya bernilai 0,5.
Solusi :
-2 -1 0
Gunakan titik uji pada penggalan sumbu nyata. Apabila titik uji memenuhi syarat sudut
untuk Root Locus, maka penggalan garis tersebut adalah bagian Root Locus pada
sumbu nyata.
Sehingga penggalan garis pada sumbu nyata antara 0 dan 1 merupakan bagian Root
Locus.
Bab 5 : Root Locus 137
____________________________________________________________________________
Dengan cara yang sama, dapat dibuktikan bahwa penggalan garis antara 1 dan 2
bukan bagian Root Locus dan penggalan garis antara 2 dan -~ merupakan bagian Root
Locus.
180 0 (2k 1)
Sudut asimtot = ; (k 0,1, 2) 60 0 ; 180 0 dan 60 0
3
p z ( 0 1 2) 0
1
n m 3 0
dK
3. Penentuan titik pencar diperoleh dari persamaan : 0
ds
K
1 0 atau K (s 3 3s 2 2s) , sehingga:
s(s 1)(s 2)
dK
(3s 2 6s 2) 0
ds
s3 1 2
s2 3 K
6 K
s1
3
s0 K
Syarat stabil tercapai bila 0 < K < 6. Bila dihitung, perpotongan Root Locus
dengan sumbu khayal ini terjadi pada : s j 2.
Cara lain untuk mengetahui titik potong ini adalah secara analisis. Anggap s = j
(pada sumbu khayal), subtitusikan pada persamaan karakteristik sistem. Solusi
persamaan kompleks ini akan menghasilkan 2 dan K = 6.
Bab 5 : Root Locus 138
____________________________________________________________________________
5. Tentukan beberapa titik uji dekat titik pencar yang memenuhi syarat sudut Root
Locus agar diperoleh plot Root Locus secara akurat (lihat gambar berikut ini).
6. Root Locus dari informasi sebelumnya ditunjukkan pada gambar berikut ini.
memperhatikan gambar dibawah ini, maka terlihat bahwa cos . Untuk 0,5,
Gambar 5-7: Perubahan bentuk Root Locus akibat pergeseran kecil pole-pole
Tabel 5-2: Konfigurasi pole-zero lup terbuka dan gambar Root Locus nya
Bab 5 : Root Locus 141
____________________________________________________________________________
num
1 K 0
den
dengan :
num (s z1 )(s z 2 ) (s z m )
sm (z1 z2 z m )s m 1
z1 z 2 z m
den (s p1 )(s p 2 ) (s p n )
sn ( p1 p2 p n )s n 1
p1 p 2 p n
Perlu diingat bahwa vektor num dan den harus ditulis dalam urutan pangkat s yang
menurun. Perintah MATLAB yang umumnya digunakan untuk menggambar Root
Locus dilayar komputer adalah :
rlocus(num, den)
Sedang untuk sistem yang didefinisikan dalam konsep ruang waktu, maka perintah yang
digunakan adalah :
rlocus (A, B, C, D)
Pada kedua perintah tersebut, penguatan lup terbuka sistem K secara otomatis
ditentukan.
Apabila pole-pole lup tertutup untuk beberapa nilai K ingin dihitung, maka perintah
berikut ini dapat digunakan :
rlocus(num,den,K), atau
rlocus(A,B,C,D,K)
dengan K = vektor yang berisi semua nilai penguatan dimana pole-pole lup tertutup
ingin dihitung.
Cara lain penggambaran Root Locus adalah dengan menggunakan arguman berikut ini :
[r,K] = rlocus(num,den)
[r,K] = rlocus(num,den,K)
Bab 5 : Root Locus 142
____________________________________________________________________________
[r,K] = rlocus(A,B,C,D)
[r,K] = rlocus(A,B,C,D,K)
Pada layar akan tampil matriks r dan vektor penguatan K. Perintah plot(r, ) dapat
digunakan untuk menggambar Root Locus. Sedang perintah :
r=rlocus(num,den)
plot( r, x )
Mengingat vektor penguatan ditentukan secara otomatis, maka plot Root Locus
berikut ini :
K (s 1)
G (s)H(s)
s(s 2)(s 3)
10 K (s 1)
G (s)H(s)
s(s 2)(s 3)
200 K (s 1)
G (s)H(s)
s(s 2)(s 3)
num = [ 0 0 1 1 ]
den = [ 1 5 6 0 ]
Contoh 5-2:
Plot Root Locus menggunakan MATLAB suatu sistem kendali balikan satuan dengan :
K (s 2 2s 4)
G (s)
s(s 4)(s 6)(s 2 1,4s 1)
Solusi :
Mengingat persamaan penyebut belum dalam bentuk polinominal orde-5, maka hal ini
perlu dilakukan lebih dahulu. Perintah konvolusi dapat digunakan untuk memperoleh
bentuk polinomial tersebut :
Bab 5 : Root Locus 143
____________________________________________________________________________
Definisikan :
a s(s 4) s2 4s : a [1 4 0]
b s 6 : b [1 6]
c s 2 1.4s 1 : c [1 1.4 1]
d = conv(a,b);
e = conv(c,d)
%------Root-Locus -------
num = [0 0 0 1 2 4];
den = [1 11.4 39 43.6 24 0];
rlocus(num,den)
Warning:Divide by zero
v = [-10 10 -10 10]; axix(v)
grid
title(Root-Locus Plot of G(s) = K(s^2 + 2s +4)/[s(s + 4)(s + 6)(s^2 + 1.4s + 1)])
Pada bagian ini akan dibahas dua kasus khusus penggambaran Root Locus, yaitu :
1. Bila parameter K bukan merupakan penguatan lup terbuka dan
2. Bila umpan balik sistem positif, bukan negatif.
Gambar 5-9 : Sistem kendali dengan k bukan sebagai penguatan lup terbuka
Bab 5 : Root Locus 145
____________________________________________________________________________
Dengan demikian perlu modifikasi aturan penggambaran Root Locus dari aturan semula
(untuk umpanbalik negatif).
k 360 0
Aturan3: Sudut-sudut asimtot = ; k=0, 1, 2,
n m
Aturan5: Sudut datang dan sudut pergi : 1800 diganti dengan 00.
Bab 5 : Root Locus 147
____________________________________________________________________________
Contoh 5-3:
Gambarkan Root locus untuk sistem lup tertutup dalam dengan umpanbalik positif pada
sistem berikut ini.
Solusi:
1. Plot pole-pole lup terbuka (s = -1 + j1, s = -1 - j1, s = -3) dan zero (s = -2) pada
bidang kompleks. Dengan naiknya nilai K dari 0 hingga , pole-pole lup tertutup
akan bergerak dari pole-pole lup terbuka dan berakhir pada zero-zero lup terbuka
(baik zero berhingga maupun tak berhingga), sebagaimana terjadi pada sistem
umpan-balik negatif.
2. Tentukan root locus pada sumbu nyata . Root locus akan berada pada penggal garis
antara -2 dan + dan antara -3 dan - .
3. Tentukan asimtot-asimtot root locus. Sudut-sudut asimtot = k. 3600 / (3 - 1) =
1800. (Kedua asimtot terletak pada sumbu nyata.)
4. Tentukan titik-titik pencar dan masuk. Persamaan karakteristik sistem adalah:
(s + 3)(s2 + 2s + 2) - K(s + 2) = 0, atau:
K = [(s + 3)(s2 + 2s + 2)]/(s + 2).
Dengan mendifferensiasikan K terhadap s , akan diperoleh persamaan:
2s3 + 11 s2 + 20 s + 10 = 0, atau
2(s + 0,8)(s + 2,35 + j0,77)( s + 2,35 - j0,77), sehingga titik s = -0,8 yang berada
diantar 2 zero merupakan titik masuk root locus, sedang 2 titik lainnya bukan
merupakan titik pencar maupun titik masuk, karena tak memenuhi syarat sudut.
5. Tentukan sudut berangkat root locus dari pole-pole kompleks. Untuk pole pada s = -
1 + j1, sudut berangkatnya adalah: = 0 - 270 - 900 + 450 = -720 (Sedang sudut
berangkat dari pole pada s = 1 - j1 adalah +720.)
Bab 5 : Root Locus 148
____________________________________________________________________________
6. Tentukan titik-titk uji disekitar sumbu imajiner dan titik asal dan gunakan syarat
sudut untuk menggambarkan root locus pada daerah ini secara lebih teliti. Root
locus selengkapnya untuk sistem umpanbalik positif ini dengan fungsi alih lup
tertutup:
C ( s) K(s 2)
( 2
)
R( s ) (s 3)(s 2s 2) K(s 2)
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Perhatikan bahwa sistem akan tidak stabil untuk K > 3 (Gunakan metoda Root
Hurwitz untuk menghitungnya!). Untuk K > 3, sistem harus distabilkan dengan
umpanbalik diluarnya.
Sedang gambar berikut ini menunjukkan root locus sistem yang sama tetapi dengan
umpanbalik negatif .
Bab 5 : Root Locus 149
____________________________________________________________________________
Tabel 5-3: Gambar Root Locus untuk umpanbalik positif (kurva putus-putus) dan
umpanbalik negatif (kurva garis penuh)
Bab 5 : Root Locus 150
____________________________________________________________________________
Gambar 5-13 : Gambar root loci dan constant-gain loci untuk 2 sistem yang
berbeda.
Bab 5 : Root Locus 151
____________________________________________________________________________
Gambar 5-14 : Sistem dengan kestabilan kondisional dan Root Locus nya
Gambar 5-15 : Sistem fasa non minimum dan Root Locus nya
= 1800 (2k+1); k= 0, 1, 2,
Sehingga:
0
K (Ta s 1)
0
s (Ts 1)
Dengan demikian ada keterlambatan waktu sebesar T dari input x ke output y , atau:
y(t) = x(t-T). Diperoleh fungsi alih sbb:
Fungsi Alih:
Contoh 5-4:
Gambarkan Root locus sistem tungku pemanas yang ditunjukkan pada gambar berikut
ini.
Gambar 5-17 : Diagram blok sistem tungku pemanas pada Gambar 5-16.
Bab 5 : Root Locus 154
____________________________________________________________________________
Solusi:
Mengingat sudut kontribusi dari e-Ts adalah nol untuk =0, maka sumbu nyata dari -1
hingga - merupakan bagian dari root locus. Asumsikan suatu nilai 1 untuk , dan
hitung 57.3o 1T. Pada titik -1 disumbu nyata negatif, gambar suatu garislurus yang
membuat sudut 180o - 57.3o 1T terhadap sumbu nyata. Tentukan titik potong garis ini
dengan garis mendatar = 1. Titik potong P ini sebagaimana terlihat pada Gambar 5-
18 kiri memenuhi persamaan root locus, sehingga titik tersebut berada pada root locus.
Dengan mengulangi prosedure diatas, maka akan diperoleh root locus seperti terlihat
pada Gambar 5-18 kanan.
Bab 5 : Root Locus 155
____________________________________________________________________________
Perlu juga diingat bahwa bila s mendekati - , maka fungsi alih lup terbuka :
K e-Ts
akan mendekati - , karena
s 1
K e- Ts d ds [ K e- Ts ] Ts
lim KTe
s - s 1 d/ds[s 1] s
Dengan demikian, s= - adalah suatu pole lup terbuka. Jadi root locus bermula
dari s = -1 atau s = - dan berakhir pada s = , sesuai dengan membesarnya K dari nol
hingga tak hingga. Mengingat syarat sudut fasa untuk root locus memiliki tak terhingga
nilai (ingat k = 0, 1, 2, ), maka akan ada tak terhingga root locus pula. Misalnya untuk
k = 1, maka syarat sudut berubah menjadi:
Gambar 5-18: Penentuan titik pada Root Locus dan Root Locusnya
Bab 5 : Root Locus 156
____________________________________________________________________________
Gambar 5-19: Root Locus lengkap sistem pada Gambar 5-17 untuk T= 1 detik
Dari Contoh 5-4 terlihat bahwa dead time menyebabkan ketidakstabilan sistem,
sekalipun untuk sistem orde-1.
Bab 5 : Root Locus 157
____________________________________________________________________________
Sedang pendekatan lain yang lebih umum adalah dengan menggunakan deret
Taylor sbb: