G(s)
C(s)
H(s)
R(s) 1 G(s)H(s)
81
G(s)H(s)
K (s z i )
i 1
n
(s p j )
.............................. (6-6)
j1
6.2
i 1
j1
(6-7)
Cara Menggambar Tempat Kedudukan Akar dengan Coba-coba (Trial & Error)
Contoh 6.1.
Diketahui suatu sistem sebagai berikut
R(s)
+
s(s
C(s)
1)
K
s(s + 1)
C(s)
K
CLTF :
2
R(s) s s K
OLTF : G(s)H(s) =
1 4K
Besar dan letak dari akar-akar persamaan karakteristik ini ditentukan oleh faktor penguatan K.
Perhatikan tabel berikut, dengan K diubah dari 0 sampai .
Tabel 6.1 Nilai akar-akar persamaan karakteristik untuk penguatan
yang berubah-ubah.
K
0
1
8
1
4
1
2
1
4
s1
0
-0,15
s2
-1
-0,85
Keterangan
akar-akar adalah pole dari G(s)H(s)
akar-akar adalah pole dari G(s)H(s)
-0,5
-0,5
-0,5+j0,5
-0,5-j0,5
-0,5+j0,866
-05+j2
-0,5-j0,866
-05-j2
82
x x
1 0,85
j2
j0,866
j0,5
x
0,5
x
x
0,15
-j0,5
-j0,866
-j2
x
1
1
x
0
K
0
s (s 1) 1 2 180 (memenuhi)
s(s 1)
Karena K bilangan nyata dan titik s1 terletak simetris terhadap titik s = 0 dan s = -1, maka
arah sudut dihitung dari sumbu nyata yang positif,
arahnya berlawanan dengan arah jarum jam.
j
1
1
s
x
x 2 x
1 s1
1
0
1 180 0 ; 2 0 0
K
s (s 1)
s(s 1)
180 0 0 180 0 (memenuhi)
83
s11
x
x
1
x 2
1
1 1800 ; 2 180 0
K
s (s 1)
s(s 1)
180 0 180 0 3600 (tidak memenuhi)
j
s11
x
1
x 1 x
s1
0
1 0 0 ; 2 0 0
K
s (s 1)
s(s 1)
0 0 0 0 0 (tidak memenuhi)
6.3
G(s)H(s)
(s z )
i 1
n
(s p
j1
1
K
Untuk K = 0 (mulai bergerak), ruas kanan = adalah , dengan s mendekati polepole dari G(s)H(s).
2. Tempat kedudukan akar berakhir pada zero-zero G(s)H(s).
m
G(s)H(s)
(s z )
i 1
n
(s p
j 1
1
K
84
N = P, untuk P > Z
4. Tempat kedudukan akar selalu simetri pada sumbu nyata.
Karena pada umumnya OLTF suatu sistem kendali linier berbentuk fungsi rasional,
maka akar-akar kompleks persamaan karakteristiknya selalu kompleks sekawan.
Jadi tempat kedudukan akar selalu simetri terhadap sumbu nyata.
5. Perpotongan tempat kedudukan akar dengan sumbu nyata terjadi pada titik
P Z
# P # Z
6. Tempat kedudukan akar mengikuti garis lurus asimtotik untuk s menuju , dengan sudut
asimtot
(2k 1)180 0
# P# Z
; k = 0, 1, 2,
7. Mencari perpotongan tempat kedudukan akar dengan sumbu imajiner dilakukan dari
persamaan karakteristiknya. Gunakan kriteria Routh-Hurwitz.
8. Menentukan bagian sumbu nyata yang merupakan tempat kedudukan akar. Tempat
kedudukan akar pada sumbu nyata selalu di sebelah kiri dari jumlah pole dan zero yang
ganjil. Aturan ini diturunkan dengan menggunakan aturan sudut
G(s)H(s) (2k 1)180 0
; k = 0, 1, 2
9. Menentukan Break Away Point dan Break In Point (BAP dan BIP).
A(s)
B(s)
1 K
B(s)
A(s)
Misal :
1
A(s)
1
V(s)
K
K
B(s)
V(s)
G(s) K
dV(s)
0 , yaitu pada titik break
ds
V(s)
dK
0 atau
0
ds
ds
Contoh 6.2.
Gambarkan tempat kedudukan akar dari sistem umpan balik satuan yang mempunyai
G(s)
K
s(s 2)(s 4)
Pole : s = 0; s = -2; s = 4 #P = 3
Zero : tidak ada #Z = 0
Jumlah tempat kedudukan akar : N = #P = 3
Tempat kedudukan akar simetris terhadap sumbu nyata (lihat gambar).
Perpotongan tempat kedudukan akar dengan sumbu nyata terjadi pada titik
P Z 0 2 4 0 2
# P# Z
3 0
85
6. Sudut asimtot :
(2k 1)60 0
# P # Z
3 0
Bila k = 0 = 600
k = 1 = 1800
k = 2 = 3000
7. Mencari perpotongan tempat kedudukan akar dengan sumbu imajiner.
1 G(s)H(s) 0
1
K
0
s(s 2)(s 4)
s 3 6s 2 8s K 0
s1
s0
1
6
48 - K
6
K
8
K
Syarat : kolom pertama tidak boleh ada perubahan tanda harus positif (+), maka
48 K
0
dan K 0
6
48 K
1.
0 48 - K 0 K 48
6
2. K 0
Jadi harga K = 48 merupakan perpotongan dengan sumbu imajiner.
Substitusikan K = 48 ke dalam persamaan : 6s2 +K = 0, sehingga
6s2 + 48 = 0 s2 = -8 s1.2 = j2,822
Jadi perpotongan dengan sumbu imajiner pada s = j2,822; dan K = 48
merupakan Kmax (batas kestabilan).
8. Bagian nyata dari tempat kedudukan akar, dilihat langsung pada gambar.
9. Break Away Point (BAP) :
dK
0
ds
Persamaan karakteristik :
1 + G(s)H(s) = 0 G(s)H(s) = -1
K
1
s(s 2)(s 4)
K s(s 2)(s 4)
(s 3 6s 8s)
dK
(3s 2 12s 8) 0
ds
12 12 2 96
6
s1 3,155 (tidak memenuhi)
3s 2 12s 8 0 s1.2
s 2 0,845 (memenuhi)
86
Contoh 6.3.
K(s 7)
1
dan H(s)
. Gambarkan tempat
(s 2)
s6
1.
2.
3.
4.
K(s 7)
(s 2)(s + 6)
Pole : s = - 2 dan s = - 6 #P = 2
Zero : s = -7 #Z = 1
Jumlah tempat kedudukan = N = #P = 2
Sudut asimtot :
180 0
# P # Z
2 1
P Z 2 6 ( 7) 1
# P # Z
2 1
1
8+K
12 + 7K
(12 + 7K)
87
I. 8 + K = 0 K = - 8
K negatif
II. 12 + 7K = 0 K = - 127
K negatif berarti tempat kedudukan akar tidak memotong sumbu imajiner (khayal).
7. Bagian nyata dari tempat kedudukan akar l terletak di sebelah kiri dari jumlah pole dan zero
yang ganjil, ihat dari gambar.
V(s)
dK
0
0
ds
ds
(s 7)
0
ds
s 2 14s 44
0
(s 7) 2
BAP
s2 14s 44 = 0
s1.2
14 14 2 4 44 14 4,47
2
2
s1 4,765
s 2 9,235
Contoh 6.4.
Gambarkan tempat kedudukan akar dari sistem umpan balik satuan yang mempunyai
88
K
untuk harga-harga K posistif.
s 2s 2
Kemudian gambarkan pula tempat kedudukan akar yang baru, bila pole s = -4
pada fungsi alih sistem. Apa akibat dari penambahan pole ini terhadap sistem?
G(s)
ditambahkan
Jawab :
G(s)H(s)
K
K
s 2s 2 (s 1 j)(s 1 j)
2
1. Pole : s = -j -1 dan s = +j -1 #P = 2
2. Zero : tidak ada #Z = 0
3. Jumlah tempat kedudukan akar = N = #P = 2
4. Sudut asimtot
90 0
# P # Z
20
P Z j 1 j 1 0 1
# P# Z
20
6. Tempat kedudukan akar tidak memotong sumbu khayal, karena sudut asimtotnya 900.
7. Bagian nyata dari tempat kedudukan akar lihat gambar.
8. Break away point :
d(
1
)
dK
V(s)
0
0
ds
ds
1+G(s)H(s) = 0 G(s)H(s) = -1
K
1 K s 2 2s 2
s 2s 2
dK
2s 2 0
ds
2s 2 0
2
s 1
BAP : s 1
Sistem stabil mutlak, meskipun K
89
Penambahan pole s = -4
G(s)H(s)
K
(s 2s 2)(s + 4)
2
1. Pole : s = -j -1 ; s = +j -1 ; dan s = -4
#P = 3
2. Zero tidak ada
#Z = 0
3. Jumlah tempat kedudukan akar = N = #P = 3
4. Sudut asimtot :
(2k 1)180 0
(2k 1)180 0
(2 k 1)60 0
# P # Z
3 0
P Z 4 j 1 j 1 0 2
# P# Z
3 0
6
6
s0
8+K
10
8+K
52 - K
0 K 52
6
6s2 8 K = 0
6s2 8 52 0
6s2 60
s2 10
s j3,16
Jadi dengan penambahan pole = -4 bila K , aka sistem menjadi tidak stabil.
7. Bagian nyata dari tempat kedudukan akar, lihat gambar.
8. Break away point :
dK
0
ds
G(s)H(s) 1
K
1
(s 2s 2)(s 4)
2
K (s2 2s 2)(s 4)
K s 3 6s2 10s 8
dK
3s 2 12s 10 0
ds
s1 0,5 ; s 2 3,5
90
6.4
; nm
Contoh 6.5.
Diketahui fungsi alih lup terbuka suatu sistem adalah
K(s2 8s 41)
G(s)H(s)
s(s 2)(s 2 2s 101)
Tentukan sudut berangkat pada pole s = -1 + j10 dan sudut datang pada zero s = -4 + j5.
Jawab:
K(s 2 8s 41)
K(s 4 j5)(s 4 j5)
G(s)H(s)
2
s(s 2)(s 2s 101) s(s 2)(s + 1 + j10)(s + 1 - j10)
91
P4 P
d
x
Z1
j10
j5
-4 x
x
-2
P3
x -1
Z2
P1
-j5
P2
-j10
92