PERCOBAAN 3
1. Mahasiswa dapat mengambar tempat kedudukan akar (Root Locus) dari sebuah
sistem dan memahami informasi yang terkandung di dalamnya
2. Mahasiswa dapat membuat perancangan kompensator menggunakan metode
Root Locus
B. Alat dan Bahan
C. Dasar Teori
Root Locus adalah sebuah metode sederhana untuk mencari akar-akar
karakteristik, dengan cara menggambarkan akar-akar persamaan karakteristik
untuk semua nilai dari suatu parameter sistem. Akar-akar untuk suatu nilai tertentu
dari parameter ini selanjutnya digambarkan pada grafik yang yang bersangkutan.
Yang dengan gambar ini seorang perancang atupun analis sistem kontrol dapat
melihat di mana dan bagaimana kutub loop tertutup sistem bergerak pada bidang s,
sehingga variasi penguatan pun dapat diketahui. Dari sudut pandang yang
sederhana penguatan sebuah sistem diatur bergerak pada kutub loop tertutup ke
lokasi tertentu, hal inilah yang akan dimunculkan pada penggambaran letak
kedudukan akar dari sebuah fungsi alih yang dimiliki oleh sebuah sistem.
(Widodo, 2011)
Sifat-sifat dan beberapa catatan mengenai root locus :
Root locus mempunyai sifat simetri terhadap sumbu nyata
Root locus bermula dari pole-pole G(s)H(s) untuk penguatan (K) sama dengan
nol dan berakhir di zero-zero G(s)H(s) untuk K=∞ (termasuk zero-zero pada
titik tak hingga)
Titik uji s pada sumbu real negatif antara –1 dan –2, maka :
∠(s) = ∠(s+1) = 1800 , dan ∠(s+2) = 00 , sehingga
–∠(s) – ∠(s+1) – ∠(s+2) = –3600
Dapat dilihat bahwa sudut yang dihasilkan tidak sesuai / tidak memenuhi ∠G(s) = ±
1800(2k + 1) , k =0, 1, 2, …, sehingga pada sumbu real negatif antara pole s = –1 dan
s = –2 tidak terdapat root-loci.
• Titik uji s pada sumbu real negatif antara –2 hingga –∞, maka :
∠(s) = ∠(s+1) = ∠(s+2) = 1800 , sehingga
–∠(s) – ∠(s+1) – ∠(s+2) = –5400
sudut yang dihasilkan sesuai / memenuhi ∠G(s) = ± 1800(2k + 1) , k =0, 1, 2, …
(dengan nilai k = 1), sehingga antara pole s = –2 hingga –∞ terdapat root-loci dan
merupakan bagian dari root-locus. Sekarang kita punya dua buah root-loci, seperti
yang tergambar dalam Gambar 3.3
untuk nilai s yang besar, persamaan tersebut dapat didekati dengan persamaan :
(s + 1)3 = 0 , s = –1 , merupakan titik potong antara asimptot dan sumbu real bidang
s, yaitu pada titik (–1, 0).
Gambar 3.4 memberikan penjelasan terhadap letak asimptot ini.
Nilai-nilai s1 dan s2 adalah nilai-nilai yang mungkin untuk menjadi titik break-
away. Akan tetapi mengingat titik break-away harus berada antara s = 0 dan
s = –1, maka dipilih titik break-awaynya berada pada s = –0.4226
Menentukan titik-titik di mana root-locus memotong sumbu imajiner
Untuk keperluan ini, digunakan kriteria stabilitas Routh-Hurwitz :
PK : s3 +3s2 + 2s + K = 0
Deret Routh-nya :
Nilai K yang membuat bagian s1 pada kolom pertama bernilai nol adalah K = 6.
Titik potong pada sumbu imajiner dapat dihitung dengan memecahkan persamaan
pada bagian s2 dengan nilai K = 6 :
3s2 + K = 0 3s2 + 6 = 0 , s2 = –2
maka s1 = 2 j dan s2 = – 2 j merupakan titik potong pada sumbu imajiner, yaitu
pada titik (0, 2 j ) dan titik (0, – 2 j ). (Triwiyatno, 2014)
a. Kompensator Lead
Kompensator ini dinamakan kompensator lead karena apabila diaplikasikan untuk
input sinusoidal, phasa output yang dihasilkan akan mendahului (leading) phasa
input.
dimana
b. Kompensator Lag
Kompensator ini dinamakan kompensator lag karena apabila diaplikasikan
untuk input sinusoidal, phasa output yang dihasilkan akan tertinggal (lagging) dari
phasa input. Rangkaian elektroniknya sama dengan kompensator lead, hanya nilai-
nilai komponennya yang akan menentukan kompensator tersebut menjadi
kompensator lag.
Fungsi alih dari kompensator lag diberikan oleh :
dimana :
c. Kompensator Lead-Lag
Kompensator lead secara umum akan mempercepat tanggapan sistem dan
meningkatkan stabilitas sistem; sedangkan kompensator lag akan menaikkan
akurasi steady-state dari sistem, tetapi cenderung memperlambat tanggapan sistem.
Bila kita ingin mengembangkan sistem kontrol yang bagus spesifikasinya pada
tanggapan transien dan tanggapan steady-state sekaligus, maka penggabungan
kedua prinsip kompensator ini menjadi pilihan yang cukup bagus.
dimana:
(Triwiyatno,2016)
D. Prosedur Percobaan
Jika a dan b, adalah sebuah konstanta, dimana “a” adalah NIM anda dan “b”
adalah kelompok anda maka :
2. Sket diagram Root Locus dari sistem tersebut dengan SisoTool
a = 60; //NIM
b = 4; // KELOMPOK
s = tf(‘s’);
Ps = a*b/(S^2 + (a+b)*S + a*b);
Sisotool(Ps);
4. Mencatat nilai %OS, Tp, Ts, dengan melihat hasil di menu Analysis Plot, lalu
pada menu Dropdown Plot1, Memilih Step, kemudian Mencentang seperti
gambar dibawah ini. Lalu mengklik Show analysis Plot.
Mengklik kanan pada grafik step response lalu memilih characteristics, lalu
mencentang semua pilihan. Untuk melihat %OS, Tp, Ts, dan parameter yang lain
dapat dengan cara mengarahkan kursor ke tiap titik biru.
5. Menentukan batas nilai penguatan K dimana sistem lup tertutup dengan feedback
= 1 mulai menjadi tidak stabil menggunakan teknik Kriteria kesetabilan Routh
6. Menggunakan nilai K max pada nilai K kompensator, dengan cara, pada menu
Compensator Editor, tambahkan Pole/Zero lalu klik “Lead”;
7. Mengamati gambar Root Locus, kemudian mengklik kanan pada grafik root
locus, memilih Design Requirements buat dua peryaratan :
%OS = 16%
Ts = 0.45s
8. Mengklik Tools -> automated Tuning -> Optimize Compensator. Kemudian pada
tab Compensators, centang Lead Lag, setelah itu mengklik Start Optimization
Mencentang seluruh characterstics, lalu lihat hasil (%OS, Tp, Ts), dengan cara
mengarahkan mouse ke semua titik.
11. Menganalisa data hasil yang didapat dalam bentuk analisa tabel dan analisa Root
Locus
E. DATA HASIL
Tabel 5.1 Rootlocus leading
Sebelum Sesudah
Kutub2 Nol Gain Kompensator Kompensator
No Fungsi Alih
(pole) (Zero) Kritis (sisotool) (sisotool)
%OS Ts Tr %OS Ts Tr
280 X1=-35
1 2
280 43 0 0,251 0,453 0,994 0 0,0515
𝑠 + (43)𝑠 + 280 X2=-8
296 X1=-37
2 296 45 0,0484 0,123 0,204 19,1 0,167 0,0448
𝑠2 + (45)𝑠 + 296 X2=-8
48 X1=-6
3 48 14 18,5 0,211 0,0445 18,6 0,25 0,0432
𝑠 2 + (14)𝑠 + 48 X2=-8
272 X1=-34
4 272 42 0,15 0,202 0,124 7,44 0,307 0,0899
𝑠2 + (42)𝑠 + 272 X2=-8
64 X1=-8
5 64 16 0 0,527 0,19 19,9 0,233 0,037
𝑠 2 + (16)𝑠 + 64 X2=-8
Sebelum Sesudah
Kutub2 Nol Gain Kompensator Kompensator
No Fungsi Alih
(pole) (Zero) Kritis (sisotool) (sisotool)
%OS Ts Tr %OS Ts Tr
280 X1=-35
1 280 43 0 0,251 0,453 19,2 0,288 0,0475
𝑠 2 + (43)𝑠 + 280 X2=-8
296 X1=-37
2 296 45 0,0484 0,204 0,123 0 0,606 0
𝑠2 + (45)𝑠 + 296 X2=-8
48 X1=-6
3 48 14 18,5 0,211 0,0445 16,7 0,111 0,0238
𝑠 2 + (14)𝑠 + 48 X2=-8
272 X1=-34
4 2
272 42 0,15 0,202 0,124 19,2 0,237 0,049
𝑠 + (42)𝑠 + 272 X2=-8
64 X1=-8
5 64 16 0 0,527 0,19 14,7 0,104 0,0249
𝑠 2 + (16)𝑠 + 64 X2=-8
F. ANALISA
F.1 Rootlocus leading
1.1 Perhitungan
Perhitungan menggunakan data hasil pertama
Diketahui : Ts = 0.45
%Os = 16
1. Lead Commpensator
%𝑂𝑆 2
ln ( 100 )
ζ= √
%𝑂𝑆 2
𝜋 2 + ln ( 100 )
2
ln(16⁄100)
= √ 2
3.14 2 + ln(16⁄100)
ln 0.0256
= √
9.86 + ln 0.0256
= 0.78
Fungsi alih :
a = 35
b=8
𝑎𝑏
𝑃(𝑠) =
𝑆 2 + (𝑎 + 𝑏)𝑆 + 𝑎𝑏
35 𝑥 8
𝑃(𝑠) = 2
𝑆 + (35 + 8)𝑆 + 35𝑥8
280
𝑃(𝑠) = 2
𝑆 + 43𝑆 + 280
4
𝜔𝑛 = 𝑠.𝑇𝑠
4
𝜔𝑛 =
0.78 𝑥 0.45
𝜔𝑛 = 11.39
𝜔𝑑 = 𝜔𝑛 √1 − 𝑠 2
𝜔𝑑 = 11.39 √1 − (0.78)2
𝜔𝑑 = 11.39 𝑋 0.39
𝜔𝑑 = 𝑗 4.46
𝑠𝑑 = − 𝑠 𝜔𝑛 + 𝑗 𝜔𝑑
𝑠𝑑 = − 0.78 𝑥 11.39 + 𝑗 4.46
𝑠𝑑 = −8.86 + 𝑗 4.46
𝑠𝑑 = −9.92 < −26.72°
𝑎𝑏
𝑃(𝑠𝑑) =
𝑆 2 + (𝑎 + 𝑏)𝑆 + 𝑎𝑏
280
𝑃(𝑠𝑑) =
(−8.86 + 𝑗 4.46)2 + (43)(−8.86 + 𝑗 4.46) + 280
280
𝑃(𝑠𝑑) = 2
(58.6 − 𝑗 79 ) + (−380.98 + 𝑗 191.78) + 280
280
𝑃(𝑠𝑑) =
120.48 < −69.4 °
𝑃(𝑠𝑑) = 2.3 < −69.4°
𝜃𝑐 = −180° − (−429.4°)
𝜃𝑐 = 249.4°
120° − 249.4°
𝜃𝑝 =
2
𝜃𝑝 = −64.7°
120° + 249.4°
𝜃𝑧 =
2
𝜃𝑧 = 184.7°
𝑍0 = 63
Penguat Kompensator
𝑠𝑑 + 𝑧0
𝐷(𝑠𝑑) =
𝑠𝑑 + 𝑃0
(−8.86 + 𝑗 4.46) + 63
𝐷(𝑠𝑑) =
(−8.86 + 𝑗 4.46) + 6.7
1
𝐾𝑐 =
|𝐷(𝑠𝑑)𝑝(𝑠𝑑)|
1
𝐾𝑐 =
|10.96 𝑥 2.3|
𝐾𝑐 = 0.003
𝑠 + 𝑧0
𝐶(𝑠) = 𝐾𝑐
𝑆 + 𝑃0
𝑠 + 63
𝐶(𝑠) = 0.003
𝑠 + 6.7
Lead Kompensator
Sebelum Sesudah Sesudah
Kutub2 Nol Gain Kompensator Kompensator ditambahkan C(s)
No Fungsi Alih
(pole) (Zero) Kritis (sisotool) (sisotool) (sisotool)
%OS Ts Tr %OS Ts Tr %OS Ts Tr
280 X1=-35
1 280 43 0 0,251 0,453 0,994 0 0,0515 0 17,9 10
𝑠2 + (43)𝑠 + 280 X2=-8
296 X1=-37
2 296 45 0,0484 0,123 0,204 19,1 0,167 0,0448 0 0,33 0,133
𝑠 2 + (45)𝑠 + 296 X2=-8
48 X1=-6
3 48 14 18,5 0,211 0,0445 18,6 0,25 0,0432 5,22 0.789 0,28
𝑠2 + (14)𝑠 + 48 X2=-8
272 X1=-34
4 272 42 0,15 0,202 0,124 7,44 0,307 0,0899 4,7 0,473 0,169
𝑠 2 + (42)𝑠 + 272 X2=-8
64 X1=-8
5 64 16 0 0,527 0,19 19,9 0,233 0,037 1,08 0,466 0,301
𝑠2 + (16)𝑠 + 64 X2=-8
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa pada data pertama nilai yang
didapatkan sebelum perhitungan untuk persentase overshoot, settling time, dan rise
time adalah 0.994 , 0 , 0.0515. Sedangkan nilai yang didapatkan sesudah perhitungan
untuk persentase overshoot, settling time, dan rise time adalah 0 , 17.9 , 10. Nilai
perhitungan tersebut didapatkan dari persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Pada data kedua nilai yang didapatkan sebelum perhitungan untuk persentase
overshoot, settling time, dan rise time adalah 19.1 , 0.167 , 0.0448 Sedangkan nilai
yang didapatkan sesudah perhitungan untuk persentase overshoot, settling time, dan
rise time adalah 0 , 0.33 , 0.133. Nilai perhitungan tersebut didapatkan dari
persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Pada data ketiga nilai yang didapatkan sebelum perhitungan untuk persentase
overshoot, settling time, dan rise time adalah 18.6 , 0.25 , 0.0432. Sedangkan nilai
yang didapatkan sesudah perhitungan untuk persentase overshoot, settling time, dan
rise time adalah 5.22 , 0.789 , 0.28 Nilai perhitungan tersebut didapatkan dari
persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Pada data keempat nilai yang didapatkan sebelum perhitungan untuk
persentase overshoot, settling time, dan rise time adalah 7.44, 0.307, 0.0899.
Sedangkan nilai yang didapatkan sesudah perhitungan untuk persentase overshoot,
settling time, dan rise time adalah 4.7 , 0.473 , 0.169. Nilai perhitungan tersebut
didapatkan dari persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Pada data kelima nilai yang didapatkan sebelum perhitungan untuk persentase
overshoot, settling time, dan rise time adalah 19.9 , 0.233, 0.037. Sedangkan nilai
yang didapatkan sesudah perhitungan untuk persentase overshoot, settling time, dan
rise time adalah 1.08 , 0.466 , 0.301. Nilai perhitungan tersebut didapatkan dari
persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Kompesator Lead
Data 1
Data 2
Data 3
Data 4
Data 5
%𝑂𝑆 2
𝑙𝑛( )
ζ=√ 2
100
%𝑂𝑆 2
𝜋 +𝑙𝑛( )
100
16 2
𝑙𝑛( )
ζ=√ 100
16
3,142 +𝑙𝑛( )2
100
3,36
ζ = √9,859+3,36
ζ = 0,5
4
ωn =
𝜁 𝑥 𝑇𝑠
4
ωn = 0,5 𝑥 0,45
ωn = 17,78
sd = -ζ ωn + j ωn √1 − 𝜁 2
sd = -0,504 x 17,78 + j 17,78 √1 − (0,5)2
sd = -8,89 + j 15,4
280
P(sd) = (−8,86 + j 4.46)2 +43(−8,86 + j 4.46)+(280)
P(sd) = 2.3∠-69.40
𝑠2 +43(𝑠)+280
0,02 = | lim |
𝑠→0 (𝐶(𝑠)) 𝑥 280
280
0,02 = 𝐶(0)𝑥 280
C(0) = 50
Desain Kompesator
1
Kc = |𝑃(𝑠𝑑)|
1
Kc =
|2.3|
Kc = 0.43
𝐶(0)
β= 𝐾𝑐
50
β = 0.43
β = 116.27
Po << Re(sd)
0,5 << 8,86
Po = 0,5
Zo = β. Po
Zo = 116.27 x (0,5)
Zo = 58.13
𝑠+𝑍𝑜
C(s) = Kc 𝑠+𝑃𝑜
𝑠+58.13
C(s) = 0.43 𝑠+0,5
Sesudah Sesudah
Sebelum Kompensator
Kompensator Kompensator
Kutub2 Nol Gain (sisotool)
No Fungsi Alih (sisotool) (Perhitungan)
(pole) (Zero) Kritis
280 X1=-35
1 280 43 0 0,251 0,453 19,2 0,288 0,0475 22,8 0,521 0,0901
𝑠2 + (43)𝑠 + 280 X2=-8
296 X1=-37
2 296 45 0,0484 0,204 0,123 0 0,606 0 23,2 0,543 0,0925
𝑠 2 + (45)𝑠 + 296 X2=-8
48 X1=-6
3 48 14 18,5 0,211 0,0445 16,7 0,111 0,0238 23,9 0,703 0,112
𝑠2 + (14)𝑠 + 48 X2=-8
272 X1=-34
4 272 42 0,15 0,202 0,124 19,2 0,237 0,049 23,9 0,715 0,114
𝑠 2 + (42)𝑠 + 272 X2=-8
64 X1=-8
5 64 16 0 0,527 0,19 14,7 0,104 0,0249 23,9 0,718 0,114
𝑠2 + (16)𝑠 + 64 X2=-8
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa pada data pertama nilai yang
didapatkan sebelum perhitungan untuk persentase overshoot, settling time, dan rise
time adalah 19.2 , 0.288 , 0.0475. Sedangkan nilai yang didapatkan sesudah
perhitungan untuk persentase overshoot, settling time, dan rise time adalah 22.8 ,
0.521 , 0.0901. Nilai perhitungan tersebut didapatkan dari persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥
𝐶(𝑠).
Pada data kedua nilai yang didapatkan sebelum perhitungan untuk persentase
overshoot, settling time, dan rise time adalah 0 , 0.606 , 0 Sedangkan nilai yang
didapatkan sesudah perhitungan untuk persentase overshoot, settling time, dan rise
time adalah 23.2 , 0.543 , 0.0925. Nilai perhitungan tersebut didapatkan dari
persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Pada data ketiga nilai yang didapatkan sebelum perhitungan untuk persentase
overshoot, settling time, dan rise time adalah 16.7 , 0.111 , 0.0238. Sedangkan nilai
yang didapatkan sesudah perhitungan untuk persentase overshoot, settling time, dan
rise time adalah 23.9 , 0.112 , 0.703. Nilai perhitungan tersebut didapatkan dari
persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Pada data keempat nilai yang didapatkan sebelum perhitungan untuk
persentase overshoot, settling time, dan rise time adalah 19.2 , 0.237 , 0.049 .
Sedangkan nilai yang didapatkan sesudah perhitungan untuk persentase overshoot,
settling time, dan rise time adalah 23.9 , 0.114 , 0.715. Nilai perhitungan tersebut
didapatkan dari persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Pada data keempat nilai yang didapatkan sebelum perhitungan untuk
persentase overshoot, settling time, dan rise time adalah 14.7 , 0.104 , 0.0249.
Sedangkan nilai yang didapatkan sesudah perhitungan untuk persentase overshoot,
settling time, dan rise time adalah 23.9 , 0.114 , 0.718. Nilai perhitungan tersebut
didapatkan dari persamaan : G(s) = 𝑃(𝑠) 𝑥 𝐶(𝑠).
Data 2
Data 3
Data 4
Data 5
G. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA