Root Locus (tempat kedudukan akar) merupakan suatu analisis dalam keilmuan control
engineering yang menggambarkan pergeseran letak pole-pole suatu sistem loop tertutup dari
peerubahan besarnya penguatan loop terbuka dengan gain adjustment. Analisis ini digunakan
sebagai salah satu dasar untuk mendesain suatu sistem kendali sesuai dengan karakteristik dan
spesifikasi yang diinginkan. Analisis root locus ini dapat menentukan apakah suatu system stabil
atau tidak. Selain itu dapat menentukan besarnya rentang penguatan loop terbuka agar suatu
system masih dapat dikatakan stabil (tetapi tidak bisa menstabilkan suatu system tidak stabil secara
utuh menjadi system yang stabil). Plot kurva root locus berada pada bidang-s (domain frekuensi).
1. Menentukan open loop transfer function (OLTF) dan meletakkan pole-pole dan zero-
zeronya pada bidang-s
2. Menentukan interval terdapatnya root locus pada sumbu nyata. Bila interval daerah sumbu
real mempunyai jumlah pole dan atau zero di sebelah kanannya bernilai ganjil, maka
daerah tersebut terdapat root locus
3. Menentukan jumlah asimtot, sudut asimtot, dan perpotongan asimtot dengan sumbu real
4. Menentukan titik pencar dan temu pole-pole (break away point dan break in point)
5. Menentukan titik potong kurva root locus dengan sumbu imajiner (jika ada)
6. Menentukan sudut datang (untuk zero) dan sudut berangkat (untuk pole)
7. Sketsa root locus dari data-data yang telah didapatkan.
G(s)H(s)=num / den
Dengan num = 10K dan denum = s(s^2 + 8s + 25) ; K = konstanta penguatan
Penyelesaian,
Letak pole-pole adalah s1 = 0, s2 = -4 + j3, s3 =-4 – j3 dan zero tidak ada. gambar range daerah
root locus pada sumbu real :
Jumlah asimtot = n – m ;dengan n = jmlh pole dan m = jmlh zero = 3
Sudut asimtot = [180 (2k+1)] / n-m ; dengan k = 0, 1, 2
= 60, 180, 300 (derajat) –> dari sumbu real berlawanan jarum jam
Perpotongan asimtot dengan sumbu real : σ = [(jml letak pole) – (jml letak zero)] / n-m
= [(0 – 4 – 4) – (0)] / 3 = -8/3
Sketsa Asimtot
Titik potong kurva root locus didapat dengan mendifferensiasikan fungsi ‘k’ terhadap ‘s’,
sehingga didapat S1 = (-8/3) + j (11/9)1/2 dan s2 = (-8/3) – j (/9)1/2 . Jika kita perhatikan,
perpotongan kurva root locus dengan sumbu real tidak mungkin pada titik akar-akar yang didapat,
karena akar-akar yang didapat complex (punya bagian imajiner). Jika akar yang didapat hanya
mengandung bagian real saja (tanpa imajiner) maka pada akar tersebut terjadi perpotongan kurva
root locus dengan sumbu real, baik break-in point atau break-away point. Pada kasus akar complex
seperti ini, akar yang didapat adalah titik dimana root locus berubah arah, baik dari kebawah
menjadi keatas maupun keatas menjadi kebawah (nilai ekstrim). Titik tersebut disimbolkan dengan
‘P’ dan ‘Q ‘ pada kurva root locus yang diperoleh dari MATLAB pada gambar selanjutnya.
Titik potong root locus dengan sumbu imajiner
Nilai K ini di substitusikan lagi ke persamaan karakteristik system sehingga didapat akar
Titik diatas adalah titik dimana root locus memotong sumbu imajiner.
Pada kasus ini hanya ada sudut berangkat, tidak ada sudut dating karena tida mempunyai zero,
yang ada hanya pole saja. Sudut berangkat dapat ditentukan dengan rumus :
180 – (jumlah sudut pole dengan pole lainnya) + (jumlah sudut pole dengan zero)
Jumlah sudut pole (yang diukur) dengan pole lainnya dan jumlah sudut pole terhadap zero diukur
dari sumbu-x.
Sehingga untuk pole-2 (lihat gambar) :
Perhitungan ini menggunakan pendekatan : sin 370 = 0,6 dan sin 530 = 0,8
Dari data-data yang telah didapatkan, dilakukan plot secara manual. Hasil plot secara
manual tersebut dapat dikoreksi kebenarannya dengan menggunakan software MATLAB.
Listing code MATLAB-nya dan gambar kurva root locus yang benar adalah sebagai berikut :
Grafik kurva Root Locus :