93
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 94
____________________________________________________________________________
Konstanta waktu T yang lebih kecil mempercepat tanggapan sistem. Karakteristik kurva
1
tanggapan eksponensial adalah kemiringan garis singgung pada t = 0 adalah , karena
T
dc 1 t
T
1
e
dt T t 0 T
c(t)
1
kemiringan= T
r(t) u(t)
1
t
0,632 c(t) 1 e T
0 t
1 t
c(t) L C(s) t T Te T (t 0)
Sinyal galat :
e(t) r(t) c(t)
t
T(1 e T)
t e( ) T
c(t)
r(t)=tu(t) galat
keadaan
tunak
c(t)
0 t
0 t
C G
R + E C CLTF
G R 1 GH
E 1
B R 1 GH
H
Contoh 4-1:
Elemen arah maju terdiri dari amplifier dan motor + beban.
AK m
G= ; H = 1 (sistem umpan balik satuan)
s(s m 1)
R + Km C
A
- s(s m 1)
AK m
C G G m
TF: ............................. (4-1)
R 1 GH 1 G s 2
s AK m
m m
maka
AK m 1 1
n ; ............................ (4-4)
m 2 n m AK m
2
m
Untuk > 1
C(s) dapat diuraikan menjadi :
K1 K2 K3
C(s)
s s s1 s s2
Im
2
s1 n n 1
2
s2 s1 0 s3 Riel s2 n n 1
s3 0
Gambar 4-7: Konfigurasi pole sistem orde-2 untuk kasus teredam lebih.
maka didapat :
2 2
( 1) nt ( 1) nt
c(t) 1 K2e K3e ................................ (4-5)
c(t) r(t)=u(t)
1
0 t
Gambar 4-8: Tanggapan step sistem orde-2 untuk kasus teredam lebih
Untuk = 1
2
n
maka C(s) menjadi : C(s) 2
s(s n)
Im s1 = s 2 n
s3 0
s1 = s 2 s3 0 Riel
Gambar 4-9: Konfigurasi pole sistem orde-2 untuk kasus teredam kritis
K1 K2 K3
C(s) 2
(s n) (s n) s
K1 n; K2 1 ; K 3 = 1, maka
nt nt
c(t) 1 n te e ............................... (4-6)
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 99
____________________________________________________________________________
c(t) r(t)=u(t)
1
critical
c(t)
damped
0 t
Gambar 4-10: Tanggapan step sistem orde-2 untuk kasus teredam kritis
Gambar 4-11: Konfigurasi pole sistem orde-2 untuk kasus teredam kurang
dengan :
K1 1
e- j
K2
2jsin
e+j
K3 , maka
2jsin
e- nt
2
c(t) = 1 + sin( nt 1- ) .............................. (4-7)
2
1-
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 100
____________________________________________________________________________
Gambar 4-12: Tanggapan step sistem orde-2 untuk kasus teredam kurang
Gambar 4-13: Tanggapan step sistem orde-2 untuk kasus teredam kurang
Dalam tanggapan peralihan ada beberapa hal yang akan ditentukan besarannya, antara
lain adalah sebagai berikut.
2. Waktu naik (tr) : Waktu yang dibutuhkan agar tanggapan naik dari :
- 0 % ke 100 % dari nilai akhirnya (teredam kurang)
- 10 % ke 90 % dari nilai akhirnya (teredam lebih)
e ntr 0,
Mengingat maka
1 1 d
Diperoleh tr tan
d d
Gambar 4-14: Hubungan antara letak pole dan besaran waktu alih.
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 103
____________________________________________________________________________
Diperoleh :
sin dtp 0
Sehingga :
dtp 0, , 2 , 3 ,
tp
d
n d
e cos sin
2
1
1 2
e d e
Diperoleh :
Mp e d x100%
Tanggapan waktu sistem orde-2 sebelumnya, dapat dituliskan kembali sebagai berikut:
nt 2
e 1 1
c( t ) 1 sin dt tan t 0
2
1
Kurva tanggapan persamaan diatas dapat dilihat pada Gambar 4-14. Terlihat baik dari
persamaan diatas, maupun dari Gambar 4-14, bahwa waktu menetap ditentukan oleh
1
konstanta waktu, dalam hal ini adalah
n
Gambar 4-16: Kurva envelope yang digunakan untuk menentukan waktu menetap.
Untuk memudahkan penurunan rumus waktu menetap ini, maka kurva hubungan antara
konstanta waktu dengan koefisien redaman yang ditunjukkan pada Gambar 4-17 dapat
digunakan untuk memperkirakan besarnya waktu menetap ini. Untuk faktor redaman
antara 0,3 hingga 0,7, maka waktu menetap dapat diturunkan sebagai berikut:
4 4
ts 4T untuk galat keadaan tu nak 2%,
n
3 3
ts 3T untuk galat keadaan tu nak 5%
n
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 105
____________________________________________________________________________
Gambar 4-17: Kurva hubungan antara konstanta waktu dan koefisien redaman.
Contoh 4-2:
Suatu sistem umpan balik satuan mempunyai spesifikasi prosentasi overshoot 5% dan
peak time (tp) = 1 detik, untuk masukan undak satuan. Tentukan fungsi alih lup
terbukanya.
Jawab :
2
1
Prosentasi overshoot = e 5%
2
1
e 0,05
ln 0,05 2,996
2
1
bila 3,1416, maka
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 106
____________________________________________________________________________
2 2
2,996
2 0,909456
1
2
0,91
1 2
0,91 0,91 2 2
2
0,91 0,91 2
0,91 1,91 2
0,91
0,69
1,91
tp 1 detik
2
n 1
n 4,34
2
1 1 0,69 2
Persamaan karakteristik : 1 + G(s) = 0
Fungsi alih lup terbuka = G(s)
1+ G(s) = 0
s2 2 ns
2
n 0 s2 5,99s 18,84 0
G(s) s2 5,99s 17,84
R(s)
E(s)
1 G(s)
R(s)
e(t) ss lim s ........................... (4-9)
s 0 1 G(s)
e(t)ss (galat keadaan tunak) dipengaruhi oleh :
macam masukan (R(s)),
tipe sistem.
Macam masukan
1. Fungsi undak (step function / position function).
r(t)
K
0 t
r(t)
Kt
0
t
r(t) Ktu(t)
K
R(s)
s2
Satuan lereng : K = 1.
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 108
____________________________________________________________________________
3. Fungsi parabolik
r(t)
Kt 2
0
t
r(t) Kt 2
2K
R(s)
s3
1
Satuan parabolik : K
2
Tipe Sistem
Dinyatakan oleh jumlah pole dari G(s)H(s) yang terletak di pusat koordinat
bidang s. Bila sistemnya mempunyai umpan balik satuan, maka
K(s z1 )(s z 2 ) (s z m )
G(s)H(s) G(s) ............................ (4-10)
sl (s p1 )(s p 2 ) (s p k )
Ketentuan : 1. k + l > m
2. z1, z2, ...,zm adalah zero dari G(s) 0
3. p1, p2, , pk adalah pole dari G(s) 0
maka :
l=0 sistem tipe 0
l=1 sistem tipe 1
l=2 sistem tipe 2
.
.
.
l=n sistem tipe n
1
Masukan Undak Satuan : R(s)
s
1
1 1
e(t) ss lims s lim
s 0 1 G(s) s 0 1 G(s) 1 limG(s)
s 0
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 109
____________________________________________________________________________
1
Bila : K p limG(s) , maka e(t) ss
s 0 1 Kp
Untuk tipe 0 :
Kz1z 2 zm 1
Kp e(t) ss ............................ (4-11)
p1p 2 pk 1 Kp
Untuk tipe 1 :
Kp e(t)ss 0
Untuk tipe 2 :
Kp e(t)ss 0
1
Masukan satuan lereng : R(s)
s2
1
2 1 1
e(t) ss lims s lim
s 0 1 G(s) s 0 sG(s) limsG(s)
s 0
1
Bila K v = lim sG(s) , maka e(t) ss ........................... (4-12)
s 0 Kv
Untuk tipe 0 :
Kv 0 e(t) ss
Untuk tipe 1 :
m
K zi 1
i=1
Kv = k e(t) ss
Kv
pj
j=1
Untuk tipe 2 :
Kv e(t) ss 0
1
Masukan satuan parabolik : R(s)
s3
1
s3 1 1
e(t) ss lims lim 2
s 0 1 G(s) s 0 s G(s) lims2 G(s)
s 0
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 110
____________________________________________________________________________
1
Bila K a = lims2 G(s) , maka e(t) ss ............................ (4-13)
s 0 Ka
Untuk tipe 0 : K a 0 e(t) ss
Untuk tipe 1 : K a 0 e(t) ss
m
K zi 1
i=1
Untuk tipe 2 : K a = k e(t) ss
Ka
pj
j=1
tipe
sistem
0 1 2
masukan
fungsi 1
undak 1 Kp 0 0
ram p 1 0
Kv
parabo- 1
li k Ka
Untuk memberikan ilustrasi tentang kepekaan ini, kita lihat sebuah sistem kendali yang
dinyatakan oleh diagram blok berikut.
R(s) + C(s)
G1(s) G(s)
-
H(s)
C(s) G 1 (s)G(s)
T(s)
R(s) 1 G(s)H(s)
Akan dilihat kepekaan sistem terhadap perubahan G1, G, dan H.
a. Terhadap perubahan G1(s)
G 1 dT G1 G
S TG1
T dG 1 T 1 GH
G1 G
1
G 1G 1 GH
1 GH
Perubahan relatif dari T akan sama dengan perubahan relatif dari G1.
b. Terhadap perubahan H(s)
T H dT dT G 1G 2
S H ;
T dH dH (1 GH) 2
H G 1G 2
T (1 GH) 2
H G 1G 2 GH
G 1G (1 GH) 2 1 GH
1 GH
Bila GH >>> 1, maka STH -1 atau perubahan relatif T sama dengan perubahan relatif H
(dalam arah berlawanan).
c. Terhadap perubahan G(s)
G dT dT G 1 1 GH HG 1G G1
S TG ; 2 2
T dG dG 1 GH 1 GH
G
G G1 G1G G1 1
S TG 2 2
T 1 GH 1 GH 1 GH 1 GH
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 112
____________________________________________________________________________
Bila GH >>> 1 maka STG 1 atau perubahan relatif T sangat kecil dibandingkan
dengan perubahan relatif G.
Hasil-hasil di atas cukup menarik, yaitu dalam merancang sistem kendali seperti
di atas, subsistem G1 dan H merupakan komponen kritis, karena perubahan relatif
padanya akan mengakibatkan perubahan relatif yang sama besar pada sistem
keseluruhan. Oleh karena itu, G1 dan H harus merupakan peralatan-peralatan yang baik,
teliti, dan stabil terhadap perubahan-perubahan dari luar, seperti temperatur, waktu, dan
sebagainya. Sedangkan elemen arah maju G ternyata tidak perlu terlalu baik, karena
ketergantungan padanya cukup kecil, hal ini berlaku bila |GH| cukup besar.
Contoh 4-3:
Tentukan galat keadaan tunak (steady state error) untuk sistem berikut, bila diketahui
masukannya
a. undak satuan (unit step),
b. satuan lereng (unit ramp),
c. satuan parabolik (unit parabolik).
R(s) + 0,2s 1 0,6 C(s)
10 15
- 0,5s 1 s2 3s 4
Jawab :
H(s) = 1
(10)(0,2s 1)(15)(0,6)
G(s)H(s)
(0,5s 1)(s2 3s 4)
90(0,2s 1) 18(s 5)
(0,5s 1)(s 3s 4) (0,5s 1)(s2 3s 4)
2
1
a. Masukan undak satuan : R(s)
s
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 113
____________________________________________________________________________
1
E(s) R(s)
1 G(s)H(s)
1 1
18(s 5) s
1 2
(0,5s 1)(s 3s 4)
s3 5s2 10s 8
s(s3 5s2 46s 188)
s3 5s2 10s 8
e(t) ss limsE(s) lims
s 0 s 0 s(s3 5s2 46s 188)
8
0,0426
188
Jadi galat keadaan tunak untuk masukan undak satuan = 0,0426
1
b. Masukan satuan lereng : R(s)
s2
s3 5s2 10s 8
E(s)
s2 (s3 5s2 46s 188)
s3 5s2 10s 8
e(t) ss limsE(s) lims
s 0 s 0 s2 (s3 5s2 46s 188)
1
c. Masukan satuan parabolik : R(s)
s3
s3 5s2 10s 8
E(s)
s3 (s3 5s2 46s 188)
s3 5s2 10s 8
e(t) ss limsE(s) lims
s 0 s 0 s3 (s3 5s2 46s 188)
Contoh 4-4:
K s 1
Diketahui : G(s) ; H(s)
s(s 2) s 3
Tentukan :
a. Tipe sistem
b. Kepekaan fungsi alih terhadap K
c. c(t)ss, e(t)ss bila masukannya undak satuan (unit step)
d. Kp, Kv, dan Ka untuk K = 10.
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 114
____________________________________________________________________________
Jawab :
K s 1
G(s) ; H(s)
s(s 2) s 3
K(s 1)
G(s)H(s)
s(s 2)(s 3)
a. Sistem tipe 1
K
G(s) s(s 2) K(s 3)
b. TF T(s)
1 G(s)H(s) K s 1 s(s 2)(s 3) K(s 1)
1
s(s 2) s 3
Kepekaan TF terhadap K :
K dT
S TK
T dK
K dT dG
T dG dK
K 1 1
( 2 )( )
G(s) (1 G(s)H(s)) s(s 2)
1 G(s)H(s)
K 1
K K(s 1) s(s 2)
(1
s(s 2) s(s 2)(s 3)
1 s3 5s 2 6s
K(s 1) s3 5s 2 6s Ks K
1
s(s 2)(s 3)
s3 5s 2 6
S TK
s3 5s 2 (6 K)s K
G(s) G(s) 1
c. c(t) ss limsC(s) lim s R(s) lims
s 0 s 0 1 G(s)H(s) s 0 1 G(s)H(s) s
K(s 3) 3K
lim 3
s 0 s(s 2)(s 3) K(s 1) K
1
e(t) ss limsE(s) lims R(s)
s 0 s 0 1 + G(s)H(s)
1 1
lims
s 0 1 + G(s)H(s) s
1 1
lim 0
s 0 K(s 1) K
1 1
s(s 2)(s 3) 0
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 115
____________________________________________________________________________
K(s 1) K
d. K p limG(s)H(s) = lim
s 0 s 0 s(s 2)(s 3) 0
sK(s 1) K 10
Kv limsG(s)H(s) = lim
s 0 s 0 s(s 2)(s 3) 6 6
s2 K(s 1)
Ka lims2 G(s)H(s) = lim 0
s 0 s 0 s(s 2)(s 3)
R + C
G
-
C G
Fungsi alih :
R 1 GH
Fungsi alih dapat diuraikan menjadi :
C(s) A0 A1 An
R(s) s s1 s s2 s sn
dengan : s1, s2, , sn = akar-akar karakteristik
A1, A2, , An = konstanta
Untuk masukan undak satuan, maka tanggapan waktunya :
c(t) 1 A 0 e s0t A1e s1t A n e sn t ....................... (4-15)
Bentuk umum akar persamaan karakteristik :
sk k j k ; k = 0, 1, 2
Bila :
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 116
____________________________________________________________________________
1. Semua k negatif sebagaimana terlihat pada Gambar 4-24, maka dari Persamaan (4-
15) diperoleh:
j ( Im)
sk
0
(riel)
0t nt
c(t) 1 A0 e An e
ej nt
1 semua e kt
, karena k negatif
terbatas (bounded )
Menurut definisi, suatu sistem yang akar-akar persamaan karakteristiknya terletak di
sebelah kiri sumbu khayal pada bidang s adalah stabil.
2. Bila salah satu k positif, sebagaimana terlihat pada Gambar 4-25, maka:
Im
0t nt
c(t) 1 A0 e An e
kt zt
t e kecuali e 1 untuk t = 0
untuk setiap
untuk t =
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 117
____________________________________________________________________________
Dengan demikian, sistem tidak stabil bila ada akar persamaan karakteristik terletak di
sebelah kanan sumbu khayal pada bidang s.
Kesimpulan :
Definisi sistem stabil adalah bila semua akar persamaan karakteristik terletak di
sebelah kiri sumbu khayal pada bidang s. Tanggapan waktu c(t) untuk masukan undak
satuan dapat dihitung bila akar-akar persamaan karakteristik diketahui. Output c(t) akan
menuju bila ada salah satu akar memiliki bagian nyata ( ) > 0, sehingga sistem tidak
stabil. Bila semua akar terletak di sebelah kiri sumbu khayal (semua bagian nyatanya <
0), maka sistem stabil karena c(t) terbatas.
Tanggapan c(t) terdiri dari 2 bagian :
bagian keadaan tunak akan sebanding dengan masukannya, sehingga bila masukan
terbatas, maka bagian keadaan tunaknya juga terbatas;
bagian peralihan yang tergantung dari karakteristik sistem.
Dengan asumsi bahwa masukan sistem pasti terbatas dalam amplitudo, maka kestabilan
sistem hanya tergantung dari karakteristik sistemnya.
Hubungan antara variabel keluaran C(s), variabel masukan referensi R(s) dan variabel
gangguan N(s), dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
sn an a n-2 a n-6 0
s n-1 a n-1 a n-3 a n-7 0
s n-2 b1 b2 b3 0
s n-3 c1 c2 c3 0
s1
s0
dengan :
a n 1 .a n 2 a n .a n 3
b1
an 1
a n 1 .a n 4 a n. a n 5
b2
an 1
a n 1.a n 6 a n. a n 7
b3
an 1
dan seterusnya sampai diperoleh 0
b 1. a n 3 a n 1 .b 2
c1
b1
b 1. a n 5 a n 1 .b 3
c2
b1
dan seterusnya sampai diperoleh 0
4. Kriteria kestabilan Routh : banyaknya akar tak stabil = banyaknya perubahan tanda
pada kolom pertama deret R-H.
5. Syarat perlu dan cukup untuk stabil :
Semua koefisien persamaan karakteristik positif, dan
Semua suku pada kolom pertama tabel R-H bertanda positif.
Contoh 4-5:
q(s) s6 3s5 2s 4 9s 3 5s 2 12s 20 0
Deret R H:
s6 1 2 5 20
s5 3 9 12
1 3 4
4
s -1 1 20
3
s 4 24
1 6
s2 7 20
22
s1
7
s0 20
Pada kolom pertama terdapat 2 kali pergantian tanda (+ - +), maka ada 2 akar di
sebelah kanan sumbu khayal sistem tidak stabil.
2. Bila salah satu koefisien pada kolom pertama = 0, maka substitusikan harga s =
1/x, lalu buat deret R-H baru.
Contoh 4-6:
q(s) s5 s4 2s 3 2s2 3s 15 0
Deret R - H :
s5 1 2 3
s4 1 2 15
s3 0 - 12
s2 - - - -- > koefisien s 2 tidak tertentu.
1
Substitusikan : s = , sehingga
x
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 121
____________________________________________________________________________
5 4 3 2
1 1 1 1 1 1
q x
() x x
2 x
2 x
3 x
15 0
15x 5 3x 4 2x 3 2x 2 x 1 0
5
x 15 2 1
x4 3 2 1
x3 -8 -4
-2 -1
x2 1
2 1
1
x 3 0
0
x 1
Pada kolom pertama terjadi 2 kali pergantian tanda (+ - +), maka ada dua
akar persamaan karakteristik di sebelah kanan sumbu khayal sistem tidak stabil.
3. Apabila ada baris mempunyai koefisien nol semuanya, maka baris di atas baris yang
mengandung koefisien nol tadi dideferensial 1 kali untuk menentukan koefisien
pada baris tadi.
Contoh 4-7:
q(s) s4 2s 3 11s 2 18s 18 0
Deret R - H
s4 1 11 18
3
s 2 18
1 9
s2 2 18
1 9
1
s 0 0
s0
s2 1 9
s1 2 0
s0 9
Karena tidak terjadi perubahan tanda pada kolom pertama, berarti tidak ada akar
persamaan karakteristik di kanan sumbu khayal sistem stabil.
Dalam prakteknya, deret R-H yang diperoleh tidak selalu siap dianalisis untuk
mennetukan kestabilan sistem ybs. Pada bagian ini akan dibahas beberapa kasus khusus
yang dapat terjadi pada deret R-H. Mula-mula akan dibahas bila pada deret R-H
terdapat bilangan nol pada kolom pertama, sementara bilangan lainnya bukan nol.
Selanjutnya pada kasus kedua akan dibahas bila ada baris bernilai nol semua pada deret
R-H.
Kasus Khusus 1
Bila ada suku pada kolom pertama bernilai 0 dengan suku-suku lain tidak 0 atau tak ada
lagi suku tersisa, maka suku 0 diganti dengan bilangan positif sangat kecil , dan baris
berikutnya dihitung.
Contoh 4-8:
Mengingat koefisien diatas dan dibawah 0 sama, maka hal ini menunjukkan adanya
sepasang akar yang terletak disumbu imajiner s = j.
Bila koefisien diatas dan dibawah 0 berbeda, maka hal ini menunjukkan ada satu
perubahan tanda.
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 123
____________________________________________________________________________
Contoh 4-9:
Contoh 4-10:
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 125
____________________________________________________________________________
Contoh 4-11:
Agar sistem stabil, berarti tidak boleh terdapat akar di sebelah kanan sumbu khayal,
artinya tidak boleh terjadi perubahan tanda pada kolom pertama deret R-H.
Koefisien kolompertama baris s4 dan s3 adalah , sehingga baris-baris yang lain pun
harus . Jadi haruslah
80 K
s2 : 0
7
80 K
(25 K) - 14K
1 7
s : 0
80 K
7
0
s : 2K 0
maka :
80 K
Syarat 1 : 0 80 K 0 K 80 ....................(1)
7
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 126
____________________________________________________________________________
80 K
( )(25 K) - 14K
7
Syarat 2 : 0
80 K
7
98K
(25 K) 0
80 K
(80 K)(25 K) 98K 0
K2 43K 2000 0
K2 43K 2000 0
43 432 8000
K 1,2
2
43 99,24
2
K1 28,121
K2 71121
,
K1 28,121 .................(2)
K2 71121
, ........... ......(3)
Syarat 3 : 2K 0 K 0 .(4)
Dari semua nilai syarat K, yaitu (1), (2), (3), dan (4), maka K yang memenuhi adalah :
0 K 28,121
Jadi K = 28,121 merupakan batas kestabilan.
Contoh 4-12 :
Suatu sistem dengan masukan umpan balik satuan (unity feedback) dengan masukan
r(t) 1 5t mempunyai elemen fungsi alih arah maju
K(2s 1)
G(s)
s(4s 1)(s 1) 2
Tentukan :
a. Harga K supaya harga galat keadaan tunak (steady state error) sama dengan atau
lebih kecil dari 0,1.
b. Dengan K pada soal a, apakah sistem stabil.
Bab 4: Analisis Sistem Kendali 127
____________________________________________________________________________
c. Jika pada butir b sistem tidak stabil, berapa besar harga K agar sistem tepat pada
batas kestabilan ?
Jawab :
a. Harga K agar e(t)ss 0,1
1 5 s 5
r(t) 1 5t R(s)
s s2 s2
1
E(s) R(s)
1 G(s)H(s)
1 s 5
K(2s 1) s2
1
s(4s 1)(s 1) 2
s(4s 1)(s 1) 2 (s 5)
{s(4s 1)(s 1) 2 K(2s 1)}s 2
e(t) ss limsE(s)
s 0
s(4s + 1)(s + 1) 2 (s 5) 5
lims 2
s 0 {s(4s 1)(s 1) K(2s 1)}s2 K
e(t) ss 0,1
5 5
0,1 0,1 K 50
K K
K 50
b. K = 50
C(s) G(s)
TF
R(s) 1 G(s)H(s)
s4 4 6 K
s3 9 (2K + 1) 0
54 - 4(2K + 1)
s2 K 0
9
50 - 8K
K 0
9
(50 - 8K)(2K + 1)
9K
9
s
50 8K
9
2
- 16K 11K 50
50 8K
s0 K
Substitusikan K = 50 terjadi pergantian tanda pada baris pertama dari deret Routh-
Hurwitz sistem tidak stabil.
c. Batas kestabilan tidak boleh terjadi perubahan tanda pada kolom pertama deret
Routh-Hurwitz :
50 8K 50
1. 0 K K 6,25
9 8
16K 2 11K 50
2. 0 16K 2 11K 50 0
50 8K
16K 2 11K 50 0
11 112 4x16x( 50)
K1 K 2
2x16
11 57,63
32
K1 2,145
K2 1,457
1,457 K 2,145
3. K 0
Dari ketiga syarat K, maka K yang memenuhi adalah :
0 K 2,145
K maksimal agar sistem stabil = 2,145