UNIVERSITAS GUNADARMA
PENDAHULUAN
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " MAKALAH
PENGKONDISIAN SINYAL SENSOR DAN AKUISISI DATA SENSOR" dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Teknologi Sensor. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia Sensor bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini sensor merupakan komponen penting dalam praktik. Disadari
atau tidak kita sebenarnya hampir setiap hari berhubungan dengan sensor ini. Telah
banyak perkembangan yang telah dicapai pada bidang ini, baik dari segi teknologi
maupun dari segi fungsi.Terkait dengan perkembangan teknologi yang begitu luar
biasa pada saat ini, banyak sensor telah diproduksi dengan ukuran sangat kecil hingga
orde nanometer sehingga menjadikan sensor sangat mudah digunakan dan dihemat
energinya
Sensor pada dasarnya dapat dipandang sebagai sebuah perangkat atau Device
yang berfungsi mengubah suatu besaran mekanik menjadi besaran listrik, sehingga
keluarannya dapat diolah dengan rangkaian listrik atau sistem digital. Namun,
umumnya output suatu sensor tidak dapat langsung diproses ke mikrokontroller
karena output dari sensor belum tentu sebuah tegangan karena input yang dibutuhkan
mikrokontroller adalah sebuah tegangan
Pembahasan pada makalah ini adalah seputar pengkondisian sinyal sensor dan
akuisisi data sensor,yang meliputi:
a. Pengkondisian sinyal sensor yang meliputi Rangkaian Resistensi
Sensor,rangkaian pengukuran kapasistansi,pengukuran induktasi pada
rangkaian,penguat operasional dan penguat instrument
b. Akuisisi data sensor yang meliputi konsep data sensor,arsitektur akuisisi data
sensor dan rangkaian antar muka elektronik
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain sebagai berikut :
1. Metode kepustakaan
2. Metode analisa
yaitu dengan menganalisa cara kerja sensor dan akuisisi datanya , sehingga
diperoleh gambaran awal dari pengkondisian sinyal sensor dan akuisisi data sensor ,
yang bisa kita gunakan sebagai landasan pemahaman setelah memperoleh teori yang
didapatkan dari metode kepustakaan.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
ISI
Perangkat yang bersifat resistif selalu mengikuti kaidah Hukum Ohm yang
menyatakan bahwa tegangan (V) resistor sama dengan arus yang mengalir (I)
melalui rangkaian dikalikan dengan nilai resistansi resistor, dirumuskan:
V = I.R
Selain itu, pada rangkaian sensor juga terdapat pernyataan bahwa jumlah arus yang
masuk suatu titik (I1, I2, I3) pada rangkaian sama dengan jumlah arus yang keluar (I).
Hukum tersebut merupakan Hukum Kirchoff pada analisis rangkaian dan dapat
digunakan untuk mengubah arus menjadi tegangan dari suatu sensor yang
dirumuskan:
I = I1+I2 +I3
Misalnya pada rangkaian sensor derajat keasaman (pH) terdapat elemen yang bekerja
dengan model elektrolisis. Besar pH tersebut berkorelasi dengan jumlah elektron
yang mengalir pada rangkaian atau disebut arus listrik sensor (Is). Disisi lain,
perangkat yang memanfaatkan sensor tersebut memerlukan masukan berupa besaran
tegangan. Oleh karena itu diperlukan resistor untuk mengubah besar arus menjadi
tegangan keluaran sensor (Vs) seperti ditunjukkan pada rangkaian Gambar ini
1 1
(2.3)
Z= =
iC i(2fC)
Dimana f adalah frekuensi osilasi dalam satuan Hz, ω dalam satuan rad/s, dan C
adalah kapasitansi dalam satuan farad, i dalam persamaan tersebut adalah bilangan
imajiner yang menandakan pergeseran fasa antara arus yang melalui kapasitor dan
tegangan kapasitor.
K2
FF
K1
T2 = 0,693 R2 C
f =1 = 1.44 (2.4)
T (R1+ 2R2C)
XL =2 f L
(2.5)
Sensor yang berkembang saat ini banyak yang memiliki sinyal keluaran
sangat rendah. Sinyal keluaran tersebut, biasanya memiliki taraf yang terlalu kecil
untuk langsung digunakan pada masukan sistem akuisisi data, sehingga diperlukan
adanya pengutan. Dua contoh sensor yang termasuk dalam kategori low-gain yaitu
termokopel dan elemen strain-gage yang biasanya memiliki keluaran skala penuh
kurang dari 50 mV. Sebagian besar sistem akuisisi data menggunakan jenis
rangkaian berbeda untuk memperkuat sinyal keluaran sebelum diproses. Rangkaian
analog modern ditujukkan untuk sistem akuisisi data yang terdiri dari penguat
operasional dasar terpadu yang dikonfigurasikan dengan mudah untuk penguat atau
sebagai sinyal buffer.
Penguat Membalik
𝑅𝑓
𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢
𝑉𝑜𝑢
A
𝑅𝑖
(b)
(a)
Gambar 2.5 Dua tipe dasar penguat operasional (a) membalik, dan (b) tak-membalik
Rf
Vo =− .Vin
(2.6)
Ri
Pada persamaan tersebut Vo adalah tegangan sinyal keluaran (Volt), Vin adalah
tegangan sinyal masukan (Volt), Rf adalah resistor feedback (KiloOhm), dan Ri
adalah resistor masukan (KiloOhm).
Penguat Tak-membalik
Dimana Vo adalah tegangan sinyal keluaran (Volt), Vin adalah tegangan sinyal
masukan (Volt), Rf adalah resistor feedback (KiloOhm), dan Ri adalah resistor
masukan (KiloOhm).
Masalah Efek Thevenin terjadi ketika sensor memiliki resistansi yang besar
karena arus sensor hanya berorde nanoAmpere, sedangkan impedansi input lebih
rendah dari resistansi sensor tersebut. Efek ini berakibat dengan jatuhnya tegangan
sensor yang akan dikuatkan. Penguat yang digunakan dalam kasus ini harus
memiliki arus masukan yang sangat rendah, drift, dan tegangan offset; gain
tegangan yang stabil dan akurat; serta memiliki Common Mode Rejection Ratio
(CMRR) yang tinggi.
Penguat instrumentasi mampu memperoleh gain dari 1 hingga lebih dari 10.000,
tetapi dalam sistem multiplexing, gain biasanya terbatas pada rentang 1 hingga
1.000.
Akuisisi data adalah proses pengambilan data dari sensor yang diubah ke
sinyal listrik, dan dikonversi ke bentuk angka digital yang akan diproses dan
dianalisis melalui komputer. Bagian akuisisi data mulai dari unit pemprosesan sinyal,
sensor, perankat keras, dan unit komputer.
Akuisisi data butuh beberapa perangkat sensor sebagai pengkonversi data
variabel fisik ke variabel tegangan listrik. Konversi dari piranti sensor analog diubah
ke data digital menggunakan piranti Analog to Digital Converter(ADC).
Akuisisi data dalam bahasa Inggris Data Acquisition disingkat DAQ adalah
proses sampling dari kondisi dunia nyata dan konversi dari sampel yang dihasilkan
menjadi nilai numerik digital yang dapat dimanipulasi oleh komputer. akuisisi data
dan sistem akuisisi data (disingkat dengan akronim DAS) biasanya melibatkan
konversi bentuk gelombang analog menjadi nilai digital untuk diproses. Komponen
dari sistem akuisisi data meliputi: Sensor yang mengkonversi parameter untuk sinyal-
sinyal listrik
Sistem Akuisisi Data adalah kumpulan komponen yang saling bekerja sama
yang tujuannya melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan data, dan
melakukan distribusi data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna
untuk proses pengambilan keputusan (decision making process).
Sistem akuisisi data digunakan untuk mengukur dan mencatat sinyal yang
pada dasarnya diperoleh dengan dua cara.
Sistem akuisisi data dapat dikelompokkan dalam dua kelas utama, yaitu
sistem akusisi data analog, dan sistem akuisisi data digital.
Sistem akuisisi data analog mengukur informasi dalam bentuk analog, yaitu
fungsi yang kontinyu terhadap waktu.
Sistem akusisi data digital mengukur informasi dalam bentuk digital, besaran
yang terdiri pulsa-pulsa diskrit yang tidak kontinyu terhadap waktu.
Sedangkan sistem akuisisi data digital digunakan bila proses fisik yang
dimonitor berubah secara lambat (bandwidth sempit), dan bila memerlukan ketelitian
tinggi serta biaya rendah untuk setiap kanal.
Kecepatan sampling
Resolusi.
1. ADC simultan
ADC simultan atau biasa disebut flash converter atau paralel converter. Input
analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi +
pada komparator tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter.
Ketika Vi melebihi tegangan input-dari suatu komparator, maka output komparator
adalah high, sebaliknya akan memberikan output low.
Pada gambar di atas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, yaitu dengan
memakai konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam
melakukan trace dengan cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1
= 1000 0000. Apabila belum sama (kurang dari tegangan analog input maka bit MSB
berikutnya = 1 = 1100 0000 dan apabila tegangan analog input ternyata lebih kecil
dari tegangan yang dihasilkan DAC maka langkah selanjutnya menurunkan kominasi
bit = 1010 0000.
Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan tegangan referensi
ADC 10 volt sehingga tegangan keluaran sebagai berikut
1. Binary-weighted DAC
Gambar 21. Rangkaian Binary – Weighted
DAC
3.1 Kesimpulan
Pada umumnya sinyal keluaran sensor memiliki taraf listrik yang masih rendah
sehingga sinyal tersebut harus dikondisikan agar dapat diproses untuk keperluan
selanjutnya. Bagian pengkondisian sinyal sensor yang sangat umum adalah sistem
penguatan, Setiap elemen sensor memiliki perbedaan sistem konfigurasi sehingga
diperlukan model pengkondisian dan penguatan sinyal yang berbeda dan keluaran
parameter listrik yang berbeda pula.
Setelah sinyal output dikondisikan maka yang terakhir adalah Akuisisi Data
Sensor yaitu proses pengambilan data dari sensor yang diubah ke sinyal listrik, dan
dikonversi ke bentuk angka digital yang akan diproses dan dianalisis melalui
komputer. Bagian akuisisi data mulai dari unit pemprosesan sinyal, sensor, perankat
keras, dan unit komputer.. Permasalahan ini sangat penting karena pengukuran,
pengendalian, pengontrolan, dan pemrosesan berbasis komputer memiliki keuntungan
ekonomi yang tinggi
3.2 Saran
Makalah ini tidak lah sempurna karena pembahasan ditekankan pada pemahaman
sistem penguatan sensor dan akuisisi datanya karena pengkondisian sinyal yang lain
dapat dilakukan secara digital di bagian prosesor menggunakan mikrokontroler,
komputer, PLC, DCS, atau SCADA.