Anda di halaman 1dari 14

MODUL 1

PLC MENGGUNAKAN PROGRAMMING CONSOLE

1. PENDAHULUAN
Sebelum adanya programmable controller, sudah banyak peralatan sekuensial, semacam cam shaft
dan drum. Ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sekuen yang utama.
Ketika transistor muncul, solid state relay diterapkan pada bidang dimana relay elektromagnetik
tidak cocok diterapkan seperti untuk kontrol kecepatan tinggi.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas sampai ke keseluruhan pabrik dan sistem kontrol total
dikombinasikan dengan control feedback, pemrosesan data dan sistem monitor terpusat. Sistem
kontrol logika tidak dapat melakukan hal-hal tersebut dan programmable controller diperlukan
untuk hal itu.
Percobaan aplikasi PLC CPM1 dengan menggunakan programming console merupakan percobaan
dimana praktikan melakukan pemprograman PLC jenis CPM1-CPU dengan pin I/O sebanyak 20
menggunakan programming console. Aktuator yang digunakan adalah dua buah solenoid
pneumatik yang dirangkai sedemikian rupa dihubungkan dengan PLC sebagai kontrolnya.
Percobaan ini sebatas melakukan program untuk mengontrol kerja dari solenoid tanpa dilanjutkan
pada sistem tertentu. [1]
Tabel 1.1 Perbandingan antara Wired Logic dan Programmable Controller
Wired Logic Programmable Controller
Hardware Tujuan khusus Tujuan umum
Skala kontrol Kecil dan sedang Sedang dan besar
Mengubah/menambahkan Sukar Mudah
pada spesifikasi
Perawatan (oleh pembuat dan Sukar Mudah
pemakai)
Ketahanan uji Tergantung desain dan Sangat tinggi
manufaktur
Efisiensi dari segi ekonomi Keuntungan pada operasi Keuntungan pada operasi
skala kecil skala kecil, sedang, dan besar

2. TUJUAN
1. Mempelajari PLC dan kegunaannya.
2. Mengoperasikan PLC dengan programming console.
3. Mendesain sistem otomatis dengan PLC menggunakan programming console.

3. LANDASAN TEORI
PLC adalah salah satu jenis sistem kontrol yang dapat diaplikasikan ke berbagai bidang. Transisi
dari sistem kontrol yang sudah ada sebelumnya yaitu sistem kontrol berbasis relay dan juga
kemudahan troubleshooting system merupakan faktor-faktor yang membuat PLC sering digunakan.
Penerapan sistem kontrol PLC ini meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri otomotif,
petrokimia, kertas bahkan sampai industri tambang.

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.1


NEMA (the National Electrical Manufacturers Association) mendefinisikan PLC sebagai piranti
elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal
dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu, seperti logika,
sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmatika, untuk mengendalikan berbagai jenis mesin
ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.

Perangkat keras PLC pada dasarnya tersusun dari empat komponen utama berikut : processor,
modul input/output, power supply, dan memori. [2]

1. Processor

Processor PLC berfungsi untuk menyimpan dan menjalakan program yang terdapat pada PLC.
Bagian dari processor yang digunakan untuk menyimpan instruksi-instruksi program adalah
memori. [2]

2. Modul Input/Output

Modul input mempunyai fungsi untuk menerima sinyal dari unit pengindera, dan memberikan
pengaturan sinyal, terminasi, isolasi, maupun indicator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal
dari piranti peninderaan di-scan dan keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antar
muka dalam PLC.

Modul output mengaktifkan berbagai macam piranti seperti aktuator hidrolik, aktuator
pneumatik, solenoid, dan starter motor.

3. Power Supply

PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada suplai daya listrik. Power supply berfungsi untuk
merubah tegangan input dari PLN (220 VAC) menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh
PLC (24 VDC).

4. Memori

Memori merupakan elemen processor yang berupa IC. Berikut tipe memori semi konduktor :

a. RAM (Random Access Memory)

Tipe memori yang fleksibel dalam membaca dan menulis data, program-program yang
terdapat didalamnya dapat deprogram ulang sesuai dengan keinginan pemakainya.

b. ROM (Read Only Memory)

Tipe memori yang dapat dibaca datanya namun tidak dapat ditulis.

c. PROM (Programmable Read Only Memory)

Bentuk memori digital dimana pengaturan setiap bit terkunci oleh antifuse. PROM
digunakan untuk menyimpan program ladder diagram secara permanen. [2]

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.2


Gambar 1.1 Interaksi Komponen-Komponen PLC

Secara umum bahasa pemrograman PLC dapat dibagi menjadi beberapa Bahasa seperti LDR
(Ladder Diagram), STL (Statement List), ataupun BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic
Instruction Code). Jenis bahasa ladder diagram merupakan rangkaian skematis yang berbentuk
seperti tangga, dimana terdapat dua garis vertikan utama yang menunjukkan garis daya (power
line) dan terdapat serangkaian simbol yang disusun secara horizontal. Setiap instruksi pada diagram
ladder dinyatakan dalam simbol yang mirip dengan rangkaian listrik. Dalam pemakaian instruksi
ini, harus selalu diikuti oleh nomor referensi/alamat di atasnya. Tidak semua merk memiliki
penomoran referensi yang sama. [3]

Macam-macam instruksi pada ladder diagram untuk memprogram PLC, yaitu :


1. LOAD/LD
Mulai pada normally open input. [2]

Gambar 1.2 Simbol LOAD/LD


2. LOAD NOT/LD NOT
Mulai pada normally closed input. [2]

Gambar 1.3 Simbol LOAD NOT/LD NOT


3. AND
Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally open secara seri. [2]

Gambar 1.4 Simbol AND


4. AND NOT
Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally closed secara seri. [2]

Gambar 1.5 Simbol AND NOT

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.3


5. OR
Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally open secara parallel. [2]

Gambar 1.6 Simbol OR


6. OR NOT
Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally closed secara parallel. [2]

Gambar 1.7 Simbol OR NOT


7. OUTPUT/OUT
Menyalakan output. [2]

Gambar 1.8 Simbol OUTPUT/OUT


8. END
Mengakhiri program. [2]

Gambar 1.9 Simbol END


3.1 Alat dan Bahan
1. PLC CPM1A

Gambar 1.10 PLC OMRON CPM1A


PLC pada dasarnya adalah sebuah computer yang khusus dirancang untuk mengontrol suatu
proses atau mesin. [2]
Berikut ini adalah rangkaian internal pada PLC Omron CPM1A:
a. Internal Input
PLC Omron CPM1A merupakan jenis PLC yang kontaktor-kontaktor input internalnya
digerakkan oleh transistor.

Gambar 1.11 Rangkaian internal input

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.4


b. Internal Output
PLC Omron CPM1A merupakan jenis PLC yang kontaktor-kontaktor output
internalnya digerakkan oleh transistor.

Gambar 1.12 Rangkaian sinking internal output

Gambar 1.13 Rangkaian sourcing internal output

PLC CPM1A memiliki terminal input/output sebagai berikut :


1) Terminal Input
Pada PLC Omron CPM1A terminal inputnya terdiri dari 24 terminal yang terbagi
dua alamat yaitu 0CH dengan alamat 00 samapai 11 dan 1CH dengan alamat 00
sampai 11. Untuk suplay daya dipakai tegangan DC yang dihubungkan pada
terminal +. Pada terminal input terdapat COM 0 yang berfungsi untuk menentukan
polaritas input plant.

Gambar 1.14 Terminal input


2) Terminal Output
Untuk terminal output terdiri dari 16 terminal yang terbagi dua alamat yaitu 10CH
dengan alamat 00 samapai 07 dan 11CH dengan alamat 00 sampai 07. Pada terminal
output terdapat 6 buah terminal COM yang berfungsi untuk menentukan polaritas
output plant. [4]

Gambar 1.15 Terminal output


2. Programming Console

Gambar 1.16 Programming Console


Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.5
Programming Console adalah alat yang berfungsi untuk mengontrol dan memprogram
sistem. Programming Console memiliki tiga mode sebagai berikut :
a. Mode PROGRAM
Digunakan untuk membuat program atau membuat modifikasi atau perbaikan ke
program yang sudah ada. Pada mode ini kita dapat menuliskan program yang kita buat
dan akan langsung disimpan di RAM oleh PLC. Serta dapat mengubah isi DM,
memeriksa hubungan input dengan input device, memeriksa hubungan output dengan
output device, dan lain-lain. Kesalahan operasional programming console dapat
menyebabkan berubahnya program yang ada di dalam memori PLC.
b. Mode MONITOR
Digunakan untuk mengubah nilai setting dari counter dan timer ketika PLC sedang
beroperasi. Pada mode ini dapat memonitoring program, kondisi/status output kontak,
sangat membantu dalam pelacakan kesalahan sistem.
c. Mode RUN
Digunakan untuk mengoperasikan/menjalankan program yang telah dibuat tanpa dapat
mengubah nilai setting timer dan counter.
Berikut ini adalah fungsi dari masing-masing tombol dari programming console :
a. FUN : berfungsi untuk memilih fungsi tertentu. Tombol ini dipakai untuk
intsruksi-intsruksi khusus. Intruksi khusus tersebut diprogram dengan menekan tombol
FUN dan tombol numerik yang sesuai.
b. SFT : menuliskan instruksi SHIFT REGISTER.
c. NOT : menuliskan instruksi NOT.
d. AND : menuliskan instruksi AND.
e. CNT : menuliskan instruksi COUNTER. COUNTER harus diisi dengan data
(value).
f. LD : untuk menuliskan instruksi LOAD.
g. OUT : untuk menuliskan instruksi OUTPUT.
h. TIM : untuk menuliskan instruksi TIMER. TIMER harus diisi dengan data
(value).
i. TR : untuk menuliskan instruksi memori relay sementara (temporary memory
relay).
j. LR : untuk menuliskan instruksi relay penghubung (link relay).
k. HR : untuk menuliskan instruksi relay penahan (holding relay)
l. DM : untuk menuliskan instruksi data memory.
m. CH : memilih channel.
n. CONT : untuk mencari kontak pada ladder program (rung). [5]

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.6


3. Double Acting Cylinder

Gambar 1.17 Double Acting Cylinder


Alat ini memiliki dua port, maka gaya diberikan pada sisi permukaan piston tersebut
sehingga batang untuk instroke dan outstroke. Berfungsi sebagai aktuator pada sistem
pneumatik. Silinder gerak ganda mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran
pembuangan). Silinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal,
batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan. Dengan memberikan
udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah maju) , sedangkan sisi yang lain
(arah mundur) terbuka ke atmosfirpiston akan terdorong keluar sampai mencapai posisi
maksimum dan berhenti. Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi
permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya
terbuka ke atmosfir. [6]
4. Magnetic limit switch

Gambar 1.18 Magnetic Limit Switch


Bagian dari peralatan pneumatik yang digunakan untuk mendeteksi suatu keadaan dalam
suatu system kerja pneumatik.[7]
5. Push Button

Gambar 1.19 Push Button


Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah udara yang akan bekerja
menggerakan aktuator, dengan kata lain katup ini berfungsi untuk mengendalikan arah
gerakan aktuator. Katup-katup pneumatik diberi nama berdasarkan pada :

a. Jumlah lubang/saluran kerja (port),


b. Jumlah posisi kerja,
c. Jenis penggerak katup,
d. Nama tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup. [8]

Port pada katup ini adalah 3 dan memiliki 2 ruang, digerakkan oleh tekanan udara dan ada
tambahan pegas, sehingga nama katup ini adalah katup 3/2 push button bertekanan udara
dengan pegas.

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.7


6. Kompressor Udara

Gambar 1.20 Kompressor Udara


Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan
atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor biasanya menggunakan motor listrik,
mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya. Prinsip kerja kompresor dapat
dilihat mirip dengan paru-paru manusia. Misalnya ketika seorang mengambil napas dalam-
dalam untuk meniup api lilin, maka ia akan meningkatkan tekanan udara di dalam paru-
paru, sehingga menghasilkan udara bertekanan yang kemudian digunakan atau
dihembuskan untuk meniup api lilin tersebut. [9]
Alat ini berfungsi untuk menaikkan tekanan gas sebagai penyuplai udara pada sistem
pneumatik.
7. Katup Kontrol Arah Aliran 5/2

Gambar 1.21 Katup Kontrol Arah Aliran 5/2


Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah udara yang akan bekerja
menggerakan aktuator, dengan kata lain katup ini berfungsi untuk mengendalikan arah
gerakan aktuator. Katup-katup pneumatik diberi nama berdasarkan pada :
a. Jumlah lubang/saluran kerja (port),
b. Jumlah posisi kerja,
c. Jenis penggerak katup,
d. Nama tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup. [8]
Port pada katup ini adalah 5 dan memiliki 2 ruang, serta digerakkan oleh tekanan udara,
sehingga nama katup ini adalah katup 5/2 bertekanan udara.
8. Selang Saluran Distribusi

Gambar 1.22 Selang Saluran Distribusi


Selang digunakan untuk mendistribusikan udara terkompresi dari kompresor atau tanki
akumulator ke berbagai sistem aktuator. Diameter selang yang digunakan pun bermacam-
macam tergantung dari desain dan tujuan penggunaan sistem pneumatik tersebut. Pada
sebuah sistem pneumatik besar (menggunakan lebih dari dua aktuator), untuk area sistem
suplai (area kompresor dan tanki) digunakan selang berdiameter lebih besar daripada yang
digunakan pada area aktuator. Namun jika sistem pneumatik yang ada kecil, misal hanya
untuk menggerakkan satu saja aktuator, maka diameter selang yang digunakan pun akan
seragam di semua bagian. [10]
Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.8
9. Katup Kontrol Arah Aliran 3/2

Gambar 1.23 Katup Kontrol Arah Aliran 3/2


Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah udara yang akan bekerja
menggerakan aktuator, dengan kata lain katup ini berfungsi untuk mengendalikan arah
gerakan aktuator. Katup-katup pneumatik diberi nama berdasarkan pada :
a. Jumlah lubang/saluran kerja (port),
b. Jumlah posisi kerja,
c. Jenis penggerak katup,
d. Nama tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup. [8]
Port pada katup ini adalah 3 dan memiliki 2 ruang, serta digerakkan oleh tekanan udara,
sehingga nama katup ini adalah katup 3/2 bertekanan udara.
10. Power Supply

Gambar 1.24 Power Supply


Merupakan hardware komponen elektronika yang mempunyai fungsi sebagai supplier arus
listrik dengan terlebih dahulu merubah tegangannya dari AC jadi DC. Jadi arus listrik PLN
yang bersifat alternating current (AC) masuk ke power supply, dikomponen ini tegannya
diubah menjadi direct current (DC) baru kemudian dialirkan ke komponen lain yang
membutuhkan. [11]
Pada praktikum ini power supply digunakan untuk mensuplai solenoid yang ada pada katup-
katup pneumatik.
11. Air Filter Regulator

Gambar 1.25 Air filter regulator


Terdiri dari Compressed air filter dan katup pengatur tegangan. Air filter regulator
berfungsi untuk menyaring udara yang akan disalurkan. [7]

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.9


12. Relay

Gambar 1.26 Relay


Alat untuk menampung aliran sementara dan mendistribusikan ke bagian seterusnya
misalnya diteruskan ke katup. [7]
13. Kabel

Gambar 1.27 Kabel


Berfungsi untuk mendistribusikan aliran listrik dari power supply ke bagian-bagian yang
membutuhkan. [7]
3.2 Prosedur praktikum
Memutar switch
Merencanakan
Menyiapkan alat Menghidupkan pada programming
gerakan silinder dan
dan bahan power supply console ke
program
PROGRAM

Mengamati hasil Menjalankan PLC Memasukkan Memasukkan


dengan memutar program pada password
output PLC (gerakan
switch pada console programming programming
silinder) ke RUN console console

Mematikan PLC dengan


cara memutar switch Mematikan power
Merapikan tempat kerja
pada console ke supply
PROGRAM

Gambar 1.28 Diagram Langkah Percobaan

4. HASIL DAN ANALISIS


4.1 Hasil
Program Console :
LD 0000
OUT 1000
LD 0001
OUT 1007
LD 0003
OUT 1005
LD 0000

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.10


OUT 1006
Keterangan :
 0000 : limit switch A-
 0001 : limit switch A+
 0004 : limit switch B-
 0003 : limit switch B+
 1000 : solenoid katup 1S1
 1005 : solenoid katup 1S2
 1006 : solenoid katup 2S1
 1007 : solenoid katup 2S1
1 2 3 4
A

Gambar 1.29 Diagram Gerakan Silinder A+ B+ A- B-


Keterangan :
 A : Silinder pneumatik gerak ganda ke-1
 B : Silinder pneumatik gerak ganda ke-2
4.2 Analisis
Pada praktikum yang telah dilakukan, menggunakan PLC dengan programming console
dengan program di atas, pada saat switch programming console diputar ke RUN, PLC
membaca kondisi limit switch A-, apabila A- high, silinder A bergerak maju hingga limit
switch A+ tertekan, yang menyebabkan silinder B bergerak maju hingga limit switch B+
tertekan, sehingga silinder A bergerak mundur hingga limit switch A- tertekan yang memicu
silinder B bergerak mundur dan siklus berulang hingga switch programmng console diputar
ke PROGRAM.

Gambar 1.30 Dokumentasi Praktikum Modul 1


Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.11
5. TUGAS
Program Code
LD 0003
OUT 1005
LD 0000
AND 0003
OUT 1006
LD 0004
OUT 1000
LD 0001
AND 0004
OUT 1007
Keterangan :
 0000 : limit switch A-
 0001 : limit switch A+
 0004 : limit switch B-
 0003 : limit switch B+
 1000 : solenoid katup 1S1
 1005 : solenoid katup 1S2
 1006 : solenoid katup 2S1
 1007 : solenoid katup 2S1
1 2 3 4
A

Gambar 1.31 Diagram Gerakan Silinder A- B- A+ B+


Keterangan :
 A : Silinder pneumatik gerak ganda ke-1
 B : Silinder pneumatik gerak ganda ke-2
Pada saat switch programming console diputar ke RUN, PLC membaca kondisi limit switch
A+, apabila A+ high, silinder A bergerak mundur hingga limit switch B- tertekan, yang
menyebabkan silinder B bergerak mundur hingga limit switch B+ tertekan, sehingga silinder
A bergerak maju hingga limit switch B- tertekan yang memicu silinder B bergerak maju dan
siklus berulang hingga switch programmng console diputar ke PROGRAM.

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.12


6. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum ini, yaitu :
1. PLC adalah piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai
penyimpan internal dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi
tertentu, seperti logika, sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmatika, untuk
mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.
2. Programming Console adalah alat yang berfungsi untuk mengontrol dan memprogram sistem.
Programming Console memiliki tiga mode yaitu PROGRAM, MONITOR, & RUN. Dengan
menggunakan programming console ketika dijalankan, program berjalan sesuai urutan dari atas
ke bawah dan tidak bisa kembali ke atas sehingga apabila terdapat kondisi yang sama, tidak
akan tertumpuk.
3. Sistem PLC menggunakanan komponen-komponen pneumatik dengan aliran udara da listrik.
Saat switch programming console diputar ke PROGRAM saat sistem berjalan, sistem akan
berhenti tanpa kembali ke kondisi awal.

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.13


DAFTAR PUSTAKA
[1] DW. Nugraha, “Sistem Pengaturan Mesin Pemotong Kentang berbasis Programmable Logic
Controller,” Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 270 – 279.
[2] Prasetyo, Eko, Pembuatan Alat Peraga PLC-Pneumatik ”Drilling Four Holes” (Program
Ladder Diagram), Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2013.
[3] http://www.geocities.ws/madajimmy/plc.htm, 23 Juni 2019, 23.06 WIB.
[4] S, Arbye, Perancangan Aplikasi PLC OMRON SYSMAC CPM1A Pada Bel Kuis di
Laboratorium Teknik Kontrol Otomatik Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Universitas
Diponegoro, Semarang, 2013.
[5] https://kopilis.blogspot.com/2017/03/programming-console-pada-plc-omron.html, 23 Juni
2019, 02.23 WIB.
[6] Dhimas Satria S.T, M. Eng, Diktat Kuliah Hidrolik dan Pneumatik, Universitas Sultan Ageng
Tirtasaya, Serang, 2013.
[7] Sedayu, Apang, Perancangan dan Perakitan Alat Peraga Drilling dan Reaming dengan
Sistem Pneumatik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2013.
[8] http://sinelectronic.blogspot.com/2012/01/katup-katup-pneumatik.html, 20 Juni 2019, 00.30
WIB.
[9] http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/03/Pengertian-Kompresor.html, 20 Juni
2019, 00.35 WIB.
[10] http://artikel-teknologi.com/komponen-komponen-sistem-pneumatik-3/, 20 Juni 2019, 00.09
WIB.
[11] http://elektronikadasar.info/pengertian-power-supply.htm , 20 Juni 2019, 01.23 WIB.

Laporan Praktikum PLC – Teknik Elektro UNS 1.14

Anda mungkin juga menyukai