Anda di halaman 1dari 20

Makalah Seminar Kerja Praktek

PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CP1L UNTUK OTOMASI


PROSES PENGISIAN DAN PENYEGELAN AIR MINUM DALAM KEMASAN
PT. PURA BARUTAMA KUDUS
Tegar Mahardika1, Ir. Bambang Winardi2
1

Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : tegarmhrdk@gmail.com

tersebut
Abstrak - Dunia industri modern saat ini
tidak bisa lagi dipisahkan dengan masalah
otomasi untuk berbagai sarana produksi
ataupun pendukung produksi. Otomasi selalu
berkaitan dengan sistem kendali dan kontrol.
Dengan semakin beragamnya sarana industri
yang membutuhkan otomatisasi, maka kita
membutuhkan suatu media kontrol yang bersifat
universal, bisa diterapkan pada semua bidang
industri namun tepat guna.
PLC (Programmable Logic Controller)
atau pengendali logika terprogram dengan
berbagai
kelebihan
dan
kemudahan
pemakaiannya merupakan salah satu solusi
untuk
memenuhi
kebutuhan
tersebut.
Programnya bisa dibuat sesuai logika
otomatisasi
yang
diinginkan
dan
masukan/keluarannya bisa disesuaikan dengan
kebutuhan.
Pada pelaksanaan kerja praktek ini akan
dibahas mengenai dasar teori PLC, pengenalan
PLC OMRON SYSMAC CP1L dan ladder
diagram sebagai sarana pemrogramannya serta
contoh aplikasinya tentang sistem otomasi
proses pengisian dan penyegelan air minum
dalam kemasan.Proses tersebut membutuhkan
efektivitas
kerja
yang
tinggi
serta
peminimalisiran kontak langsung dengan
manusia untuk menjaga kebersihan produk.
Dengan adanya faktor-faktor seperti hal di atas,
diperlukan otomatisasi proses kerja dengan
menggunakan PLC. PLC yang digunakan
merupakan PLC jenis relay dengan jumlah 30
I/O (input/ input). Program yang dipakai untuk
menjalankan PLC dibuat dengan menggunakan
Software CX- Programmer Ver 9.0.
Kata kunci: PLC,
Programmer Ver 9.0

9.
1.1

Otomasi

Crane,

CX-

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses pengemasan suatu produksi air
minum dalam kemasan terdiri dari beberapa
tahapan yaitu proses pengisian dan
penyegelan air dalam kemasannya. Proses

membutuhkan
ketelitian
dan
efektifitas
yang
tinggi
untuk
menjaga
kualitas
barang
hasil
produksi. Adapun
peminimalisasian
kontak
langsung
dengan
manusia
untuk
menjaga
kebersihan barang
dan
rentannya
terjadi human error
menjadi
alasan
proses ini perlu
dilakukan oleh suatu
mesin produksi.
Untuk
mengatasi masalah
tersebut dan untuk
meningkatkan
efektifitas
dalam
suatu produksi air
minum
dalam
kemasan, salah satu
caranya
adalah
dengan
otomasi
proses
dengan
menggunakan suatu
rangkaian
kontrol
yang berbasis PLC.

1.2

Maksud dan
Tujuan

Hal-hal yang
menjadi tujuan
penulisan laporan
kerja praktek ini
adalah :
1. Memperken
alkan PLC
sebagai
salah satu
pendukung

otomasi industri.
dari sisi perangkat
Spesifikasi sistem
kerasnya
dan
secara keseluruhan
2. Mempelajari dasar pemrograman
dan
fungsi-fungsi
PLC dan aplikasi PLC khususnya seri pemrograman dasar
diagram
ladder
tambahan di luar
Omron Sysmac CP1L.
fungsi dasar pada
3. Mempelajari pembuatan program untuk mendukung
kerja
PLC
dalam
pemrograman dan
ladder diagram dengan menggunakan
aplikasinya untuk
aplikasi-aplikasi
software CX Programmer.
otomasi
sistem
PLC selain aplikasi
otomasi
pengisian
dasar tidak diulas
1.3 Pembatasan Masalah
dan
penyegelan
air
pada makalah kerja
Materi kerja praktek ini dibatasi
minum
dalam
praktek ini.
pada
kemasan.
penggunaan PLC OMRON SYSMAC CP1L
PLC sinyal digital itu diolah sesuai dengan
35. KAJIAN PUSTAKA
program yang telah dibuat dan disimpan di
2.1 PLC
(Programmable
Logic
dalam ingatan (memory). Seterusnya CPU
Control)
akan
mengambil
keputusan
dan
Berdasarkan pada standar yang
memberikan perintah melalui modul output
dikeluarkan oleh National Electrical
dalam bentuk sinyal digital. Kemudian oleh
Manufacture Association (NEMA) ICS3modul output D/A (digital to analog
1978 Part ICS3-304, PLC didefinisikan
module) dari sistem yang dikontrol seperti
sebagai berikut : PLC adalah suatu
antara lain berupa kontaktor, relay,
peralatan elektronik yang bekerja secara
solenoid, heater, alarm dimana nantinya
digital, memiliki memori yang dapat
dapat untuk mengoperasikan secara
diprogram menyimpan perintah-perintah
otomatis sistem proses kerja yang dikontrol
untuk melakukan fungsi-fungsi khusus
tersebut.
seperti logic, sequening, timing, counting,
dan aritmatika untuk mengontrol berbagai
jenis mesin atau proses melalui analog atau
digital input/output modules. Di dalam
PLC berisi rangkaian elektronika yang
dapat difungsikan seperti contact relay
(baik NO maupun NC) pada PLC dapat
digunakan berkali-kali untuk semua
intruksi dasar selain intruksi output.

Gambar 1 Fungsi PLC

2.1.1 Prinsip Kerja PLC


Pada prinsipnya sebuah PLC
melalui
modul input bekerja menerima data-data
berupa sinyal dari peralatan input luar
(external input device). Peralatan input luar
tersebut antara lain berupa sakelar, tombol,
sensor. Data-data masukan yang masih
berupa sinyal analog akan diubah oleh
modul input
A/D (analog to digital input module)
menjadi sinyal digital. Selanjutnya oleh
prosesor sentral (CPU) yang ada di dalam

2. Pengkabelan

lebih
sederhana
dibandingkan sistem konvensional
yang masih menggunakan relay.
3. Pengoreksian kesalahan sistem bisa
lebih mudah, dibandingkan dengan
relay.

2.2

Gambar 2 Bagian Bagian Blok PLC

Keuntungan Pemakaian PLC


Keuntungan dari pemakaian PLC
secara umum antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Ketika terjadi perubahan pada
rangkaian sistem, perubahan hanya
dilakukan pada programnya saja
sehingga waktunya lebih singkat

PLC OMRON SYSMAC CP1L

PLC OMRON SYSMAC CP1L


adalah salah satu produk PLC dari Omron
yang terbaru. CP1L merupakan PLC tipe
paket yang tersedia dengan 10,14, 20, 30,
40 atau 60 buah I/O (input/output). Sistem
input outputnya berupa bit. Atau lebih
dikenal dengan PLC tipe relay karena
hanya membaca masukan (input) dan
menghasilkan keluaran (output) dengan
logika 1 atau 0.

2.1.2

Gambar 3. PLC Omron Sysmac CP1L

2.2.1 Bagian-bagian umum PLC OMRON


CP1L polaritas + atau negatif -.

Masukkan pada terminal COM dapat berupa


9.0

Gambar 5 Port Input


model suplai AC dan
DC

Pada
port
output terdapat 4
buah titik COM.
Masing masing titik
COM
terhubung
Keterangan :
dengan titik output
1. Blok power suplai, ground dan input terminal. yang dibatasi dengan
2. Blok eksternal power suplai dan outputgaris batas seperti
yang terlihat pada
terminal.
3. Peripheral USB Port untuk menghubungkangambar dibawah ini.
dengan komputer dan komputer dapat
digunakan
untuk
memprogram
dan
memonitoring.
4. Operation indicator, mengindikasikan status
operasi dari CP1L termasuk power status,
mode operasi, errors, dan komunikasi USB.
5. Baterai untuk mempertahankan internal clock
dan isi RAM ketika suplai OFF.
6. Input Indicator, menyala jika kontak terminal
input kondisi menyala.
7. Output Indicator, menyala jika kontak
terminal output kondisi menyala.
8. Expansion I/O unit connector, digunakan
untuk menambah input/output PLC.
Gambar 6 Port
9. Option board slot, digunakan untuk Output model suplai
menginstal RS-232C
AC dan DC
Gambar 4 Bagian PLC Omron Sysmac CP1L 30
I/O

Gambar 7
Jendela CX
Programmer

Pada
model
2.2.2 Port terminal Input Output PLC
AC power supply
Omron CP1L
terdapat output 24
Port pada PLC CP1L 30 I/O terdiri dari 18 VDC pada terminal
buah terminal input yaitu dari CIO 0.00 0.11 dan + dan -. Suplai ini
CIO 1.00 1.05. Untuk port outputnya terdapat 12dapat
digunakan
buah terminal yaitu dari CIO 100.00 100.07 dan untuk suplai VDC
CIO 101.00 100.03. Pada port input terdapat dua pada terminal input.
buah terminal untuk masukan suplai AC PLC yaitu
pada teminal L1 dan L2/N. Port input terhubung 2.3 CX
pada satu titik COM (common).
Programmer Ver
Program CX Omron merupakan sebuah

software pemprograman PLC untuk membuat,


memonitor, dan merubah dari berbagai

program PLC Omron. CX Programmer dapat


dijalankan dengan standar minimal komputer
prosessor 486 MHz dengan system operasi
windows XP.

61.

DASAR PEMROGRAMAN
Pokok dari penggunaan PLC yaitu pada
pemrogramannya yang disesuaikan dengan
kebutuhan pada suatu alat yang akan di
kontrol. Bahasa program yang digunakan
sudah dikonversi menjadi bahasa yang
dimengerti manusia. Khususnya memakai
istilah, simbol dan gambar teknik standar yang
sudah dikenal.
Bahasa program disajikan dalam dua
bentuk yaitu diagram tangga ( Ladder
Diagram ) dan tabel Mnemonic.

3.1

Ladder Diagram/Diagram Tangga


Diagram Tangga merupakan bahasa
teknik yang menggunakan simbol-simbol dan
keterangan-keterangan mengenai input dan
output dalam bentuk gambar diagram untuk
mewakili fungsi kerja suatu proses dari sistem
yang
dikontrol.
Simbol-simbol
yang
digunakan dalam pemrograman PLC, yaitu :
Load dan Load Not

Gambar 8 Simbol LOAD dan LOAD NOT

Kondisi pertama untuk mengawali


setiap pemrograman dari pergantian garis anak
tangga menggunakan instruksi load atau load
not.
And dan And Not

Gambar 9 Simbol AND dan AND NOT

Bila terdapat dua atau lebih kondisi


terhubung serial dalam satu garis anak tangga,
maka
kondisi
yang
pertama
harus
menggunakan instruksi load atau load not, dan
kondisi yang lainnya dengan instruksi and atau
and not.
Or dan Or Not

Gambar 10 Simbol OR dan OR NOT

Bila terdapat dua atau lebih kondisi


terhubung paralel dalam satu garis anak
tangga, maka kondisi yang pertama harus
menggunakan instruksi load atau load not, dan
kondisi yang lainnya dengan instruksi or atau
or not.

menandai bahwa program telah selesai. CPU


melakukan scan dari awal hingga akhir
program mebentuk loop tetutup. Jadi tanpa
end maka program PLC tidak akan bekerja.
Output dan Output Not

Normally Open dan Normally Close


Gambar 13 Simbol OUT dan OUT NOT
Gambar 11 Simbol Normally Open dan
Normally Close

Setiap instruksi harus didahului oleh bit


operand kondisi normal terbuka atau
terhubung. Suatu kondisi disebut normal
terbuka bilamana output bekerja atau aktif
ketika bit operand di depannya ON, dan
disebut normal terhubung bilamana output
bekerja atau aktif ketika bit operand di
depannya OFF.
END

Gambar 12 Simbol END

Instruksi

end

digunakan

untuk

DIFU akan ON lagi setelah masukan OFF dan


kemudian ON.
DIFD adalah instruksi untuk memberi
trigger sesaat pada saat awal masukan OFF.
Perintah DIFD mempunyai sebuah masukan
dimana DIFD akan ON hanya sesaat pada awal
masukan ON kemudian OFF tanpa
menghiraukan lamanya masukan OFF. DIFD
akan ON lagi setelah masukan ON dan
kemudian OFF.

Gambar 14
Simbol DIFU
dan DIFD

Instruksi output dapat digunakan untuk


rancangan dimana output harus aktif jika
kondisi-kondisi
normal
di
depannya
terhubung. Instruksi output not digunakan
untuk rancangan dimana output harus tidak
aktif jika kondisi-kondisi normal di depannya
terhubung. Beberapa output atau output not
yang terhubung parallel pada satu garis anak
tangga dapat diperlakukan dengan instruksi
output atau output not yang berurutan.

DIFU adalah instruksi untuk memberi


trigger sesaat pada saat awal masukan ON.
Perintah DIFU mempunyai sebuah masukan
dimana DIFU akan ON hanya sesaat pada awal
masukan
ON
kemudian
OFF
tanpa
menghiraukan lamanya masukan ON. Saat
masukan OFF DIFU tidak bereaksi apapun.
IV.
PERANCANGAN SISTEM
Sebelum
membuat
program
pengontrolan
maka
sebelumnya
harus
ditentukan lebih dahulu sistem apa yang akan
dikontrol. Sistem otomasi pengisian dan
penyegelan air minum dalam kemasan yang
akan dikontrol PLC dapat dilihat sebagai
berikut.

ke berapa ( Tim 1,
Timer adalahTim 2 dst ) dan S
instruksi
untukadalah Set Value
batasan
menunda
suatudengan
antara
000.00
sampai
proses.
Timer
mempunyai sebuahdengan 999.9. Jika
masukan,
dimanamasukan ON maka
apabila masukan ONtimer aktif dan mulai
timer
menghitungmenghitung sesuai
dan bila masukanset value, setelah
selesai
OFF timer reset. Ntimer
menghitung
sampai
menunjukkan timer
angka
set
value

terpenuhi maka timer


akan ON, timer akan
OFF
dan
reset
apabila
masukan
OFF.
Untuk
mengambil kondisi
timer maka dibuat
diagram
ladder
seperti
gambar
dibawah. Timer akan
OFF
apabila
masukan kondisinya
OFF sehingga Timer

reset.
Timer
menggunakan
unit
100 ms ( Hundredms Timer )

Gambar
15 Simbol
Timer

Contoh

penggunaan. Ketika
masukan timer CIO
0.00 berubah kondisi
dari off ke on pada
contoh ini, PV timer
akan
menghitung
mundur dari SV.
Completing
Flag
pada timer T000
akan ON ketika PV
mencapai 0.
Ketika CIO 0.00
berubah kondisi ke
off, PV akan direset
ke
SV
dan
Completing
Flag
akan off.

Gambar

16 Sistem
Keseluru
han
otomasi
pengisian
dan
penyegel
an
air
minum
dalam
kemasan

4.1 Flowchart
Sistem

Gambar 17 Flowchart otomasi pengisian dan


penyegelan air minum dalam kemasan

4.2

Perancangan Program
4.2.1 Start up CX Programmer
Software yang digunakan untuk
membuat ladder diagram adalah CXProgrammer Ver 9.0. Langkah dari awal dalam
pembuatan ladder diagram menggunakan CXProgrammer adalah sebagai berikut. Dari menu
[Start], pilih [Program] > [OMRON] > [CXone] > [CX-programmer] > [CX-programmer]
untuk memulai CX-Programmer. (atau pilih
[All programs] > [OMRON] > [CX-one] >
[CX-programmer] > [CX-Programmer]).
Kemudian untuk memulai project baru,
klik New (Ctrl + N) atau pilih File > New

Gambar 18 Screenshot New Project

Lalu akan muncul layar seperti berikut ini,


klik kiri pada anak panah untuk memilih jenis
model PLC yang akan digunakan kemudian
toolbar atau dapat
juga
dengan
klik Stting untuk
memilih Tipe CPU
menekan huruf C
yang
digunakan
untuk NO dan Q
kemudian klik OK
untuk NC.

Gambar 19
Screenshot Select
and Setting PLC

Setelah itu
kotak dialog di atas
akan hilang dan
muncul
layar
utama pada proyek
baru yang dibuat
seperti gambar di
bawah ini.

Gambar 20
Screenshot
Diagram
Workspace

4.2.1
Memasuk
kan
kontak
(Inputing
Normally
Open
Contact)
Untuk
memasukkan
kontak
pada
workspace,
klik
ikon
Contact

New
pada

Gamba
r 21
New
Contact

4.2.2
Memasukkan Coil
(Entry Coil)
Untuk
memasukkan
koil
pada
workspace,
klik
ikon
New Coil
pada toolbar atau
dapat juga dengan
menekan huruf O
untuk NO atau Q
untuk NC coil.
Masukkan alamat
dari koil sebagai
alamat
output,
sebagai
contoh
100.00, alamat ini
sekaligus
menentukan letak
output pada port
output PLC.
Setelah itu
klik
OK
atau
tekan Enter maka
akan muncul kotak
dialog
Edit
Comment sebagai
berikut.
Isikan
comment
pada
kotak
tersebut,
sebagai
contoh
koil
start,
kemudian klik OK

atau tekan Enter.

Gambar 22
Rung
Lengkap/Normali
ze Rung

4.2.3
Memasukkan
Fungsi Timer
Selain koil,
output juga dapat
berupa
Timer.
Berikut
langkah
untuk memasukkan
timer pada ladder
diagram. Klik icon
New PLC
Instruction pada
toolbar atau tekan
huruf I. Klik pada
workspace
maka
akan tampil kotak
dialog
seperti
gambar di bawah
ini.
Ketikkan
TIM_timer
ken_#value
dalam
satuan
100ms
pada kotak dialog
tersebut
untuk
memunculkan
fungsi
timer.
Sebagai
contoh
TIM 0 #50, ini
menunjukkan
Fungsi Timer, timer
ke 0 dengan value
(50 x 100ms) atau
5 detik.

Gambar 23
Memasukkan
Fungsi Timer

4.2.4 Memasukka
n
Fungsi
DIFU
/
DIFD
Fungsi ini
berfungsi
untuk
memberikan
trigger
sesaat.
Berikut ini adalah
langkah
untuk
membuat
fungsi
DIFU. Klik icon
New
PLC
Instruction pada
toolbar atau tekan
huruf I.
Lalu
klik
pada
workspace
maka akan tampil
kotak dialog seperti
gambar di bawah
ini.
Ketikkan
DIFU_differensial
ke-n pada kotak
dialog
tersebut.
4.2.5
Memasukkan End
Instruction
Apabila
program
(ladder
diagram)
telah
selesai dibuat maka
ladder
diakhiri
dengan
instruksi
END. Klik icon
New
PLC
Instruction pada
toolbar atau tekan
huruf

G
a
m
b

Sebagai contoh
DIFU_0, ini
menunjukkan
Fungsi
Differential Up ke
0.
Untuk
Differential Down
maka ditulis DIFD
kemudian
memasukkan
nomor urutannya.
Contoh DIFD_1,
ini menunjukkan
fungsi Differential
Down ke 1.

Gambar 24
Instruksi Fungsi
Differential Lengkap

4.2.8
Membuk
a
Program
(Loading
Program
)
Untuk membuka
program yang telah
disimpan
sebelumnya, pilih
[File] [Open]
pada menu utama.
Kemudian
cari
lokasi
penyimpanan file
lalu klik Open.
a
D
D
r
engan
l
melaku
2
e
kan
5
n
compil
g
e maka
I
k
kita
n
a
dapat
s
p
mengec
t
ek error
r4.2.6
atau
kesalah
uMengan pada
kcompil
progra
se
m. Pilih
i
Progra
[Progra
E
m]

Nm

[Compi
le] atau
tekan
Ctrl +
F7.

G
a
m
b
ar
26
C
o
m
pi
le
Pr
og
ra
m

4
.
2
.
7
M
e
n
y
i
m
p
a
n
P
r
o
g
r
a
m
(
S
a
v
i
n
g

i
m
p
a
n

P
r
o
g
r
a
m
)
U
ntuk
menyi
mpan
progra
m yang
telah
dibuat,
pilih
[File]
[Save
As]
pada
menu
utama.
Kemud
ian
tentuka
n lokasi
untuk
menyi
mpan
dan
memas
ukkan
nama
file.
Klik
Save.

p
r
o 28 Membuka
Gambar
g
progra
m
r
yang
a
telah
m
disimp
an

4.2.9
Ladder
Diagra
m
Sistem

G
a
m
b Gambar
a
r
2
7
M
e
n
y

29

Ladder
Diagra
m
sistem
otomasi
pengisia
n
dan
penyege
lan air
minum
dalam
kemasa
n.

4.2.10 Diagram

Blok
Input/Output
PLC

Gambar 30
Diagram Blok
Input Output PLC

4.2.11 Cara Kerja


Keseluruhan
Sistem
1. Ketika catu
daya
sudah
terpasang dan
tombol start
dinyalakan,
maka mesin
akan menyala
dalam kondisi
siap
untuk
melakukan
proses.
2. User
diberi
pilihan untuk
menentukan

jenis proses
yang
akan
dijalankan
oleh mesin,
yaitu manual
atau otomatis.
Jika tombol
Automatic
Mode ditekan
maka mesin
akan berada
pada
mode
otomatis dan
apabila
tombol
Automatic
Mode tidak
ditekan maka
mesin berada
dalam mode
manual.
Mode
Manual
Pada
perancan
gan
program
PLC ini,
mode
manual
hanya
digunaka
n untuk
mengece
k
baik
tidaknya
kondisi
konveyor
.
Pengece
kan
konveyor
dilakuka
n dengan
menekan
tombol
Conveyo
r
ON
Manual.

Mode
otomatis
Pada
mode
otomatis,
mesin
akan
melakuka
n proses
produksi
secara
otomatis
yang
terdiri
dari
5
proses
yaitu
proses
potitionin
g, filling,
sealing,
expired
printing,
dan
cutting.

3. Pada

awal
mode otomatis
motor
konveyor akan
berutar
dan
berhenti jika
apabila salah
satu
dari
sensor
cup
filling,
cup
sealing,
expired
printing
dan
cup
cutting
mendeteksi
adanya
cup.
Konveyor akan
berjalan lagi
apabila semua
proses sudah
dalam keadaan
selesai ( dalam
status
ready
next).
4. Pada proses
potitioning,
mesin
akan
berusaha
menempatkan
posisi
segel

plastik pada
posisi
yang
tepat sebelum
dilakukannya
proses
penyegelan.
Proses
potitioning
dilakukan
dengan cara :
1 Motor
stepper
dalam
kondisi ON
untuk
menggeser
segel
plastik.
2 Apabila
sensor
Emark
mendeteksi
adanya
Emark
(tanda
batas) pada
segel
plastik,
berarti
segel
plastik
sudah
berada
pada posisi
yang tepat,
sehingga
motor
stepper
akan OFF
pada saat
sensor
Emark ON
(terdapat
tanda
batas).

3 Motor

stepper
akan
berputar
lagi
jika
konveyor
mulai
berputar.
5. Pada proses
filling
atau
pengisian
dilakukan
dengan
tahapan :
1
A
pabila
sensor

cup filling
mendetek
si adanya
cup maka
konveyor
akan
berhenti
dan
proses
filling
siap
dilakukan.
Apabila
sensor
tidak
mendetek
si adanya
cup maka
status
proses
filling
akan
langsung
berubah
menjadi
ready
next.

Ke
mudian
selenoid
valve
(kran air)
akan
membuka
dan
pompa
akan
menyala
untuk
mengalirk
an air dari
tangki
penyimpa

6. Pada

proses
sealing
atau
penyegelan
dilakukan
dengan
tahapan :
1 Apabila
sensor
cup
sealing
mendetek
si adanya
cup maka
konveyor
akan
berhenti

nan
menuju
ke cup.
3
A
pabila air
dalam
cup sudah
penuh,
maka
sensor
cup full
akan
menyala
dan PLC
akan
menutup
selenoid
valve
(katup)
dan
mematika
n pompa.
4
Se
telah
proses
pengisian
selesai,
maka
status
proses
pengisian
akan
berubah
menjadi
ready
next yang
berarti
cup telah
siap
untuk
menuju
proses
penyegela
n.
dan proses
sealing
siap
dilakukan.
Apabila
sensor
tidak
mendeteks
i adanya
cup maka
status
proses
sealing
akan
langsung
berubah
menjadi

ready
next.

2 Proses ini

dilakukan
dengan
menurunk
an
penyegel
yang
memiliki
elemen
pemanas
untuk
memanas
kan segel
plastik
pada cup.
Proses
pemanasa
n
dilakukan
dengan
delay
waktu 1
detik.
Setelah 1
detik
maka
penyegel
akan
kembali
naik.

3 Setelah

proses
penyegela
n selesai,
maka
status
proses
penyegela
n
akan
berubah
menjadi
ready
next yang
berarti
cup telah
siap untuk
menuju
proses
expired
printing.
7. Pada
proses
expired
printing atau
pencetakan
tanggal
kadaluarsa
dilakukan
dengan

tahapan :
1Apabila
sensor
cup
printing
mendete
ksi
adanya
cup
maka
konveyor
akan
berhenti
dan
proses
expired
printing
siap
dilakuka
n.
Apabila
sensor
tidak
mendete
ksi
adanya
botol
maka
status
proses
expired
printing
akan
langsung
berubah
menjadi
ready
next.

2Proses

ini
dilakuka
n dengan
menceta
k tanggal
kadaluar
sa pada
produk
dengan
menggun
akan
printer.
3Setelah
proses
pencetak
an
selesai,
maka
status
proses

pencetak
an akan
berubah
menjadi
ready
next
yang
berarti
cup
telah
siap
untuk
menuju
proses
cutting.
8. Pada
proses
cutting
atau
pemotongan
segel
dilakukan
dengan
tahapan:
1Apabila
sensor
cup
cutting
mendete
ksi
adanya
cup
maka
konveyo
r akan
berhenti
dan
proses
cutting
siap
dilakuka
n.
Apabila
sensor
tidak
mendete
ksi
adanya
botol
maka
status
proses
cutting
akan
langsun
g
berubah
menjadi
ready
next.
2Proses
ini

dilakuka
n dengan
menurun
kan
cutter
atau
pemoton
g

untuk
memoto
ng
segel
plastik
dari cup
yang
telah
tersegel
. Proses
pemoto
ngan
dilakuk
an
dengan
delay
waktu 1
detik.
Setelah
1 detik
maka
cutter
akan
kembali
naik.
1
Set
elah
proses
pemoto
ngan
selesai,
maka
status
proses
pemoto
ngan
akan
berubah
menjadi
ready
next
yang
berarti
cup
telah
siap
untuk
menuju
proses
selanjut
nya,
dalam
hal ini
proses
pengep
akan
yang
tidak
dibahas
dalam

laporan
ini.

22.
5.1

PENUTUP

Kesimpulan
Selama
melaksanaka
n
kerja
praktek di
PT. Pura Barutama
Divisi Engineering,
dengan mengambil
tema otomasi PLC
penulis
dapat
mengambil
kesimpulan sebagai
berikut :
1. PLC
OMRON
CP1L dapat
dimanfaatka
n
untuk
otomasi
proses
pengisian
dan
penyegelan
air minum
dalam
kemasan.
2. Sistem
Otomasi
pengisian
dan
penyegelan
air minum
dalam
kemasan
dapat
berjalan
dengan
lancar tanpa
terjadi error
pada
program
ladder
diagram
3. Ladder
diagram
yang dibuat
setiap rung
dengan
menggunaka
n
inisiasi
input output
sehingga
memudahka
n dalam hal
pengecekan

kesalahan
program
yang sedang
berjalan.

5.2 Saran
1. Perancanga

n
yang
dibuat
ini
dapat
dikembangk
an maupun
direalisasika
n
dalam
bentuk yang
nyata
dengan
penambahan
fungsi
program
yang lebih
handal
dalam
menangani
kegagalan
atau error
saat operasi

DAFTAR
PUSTAKA

[1]. Arif
Budiman,
Rezon,
Laporan
Kerja

Praktek
PERAN
CANGAN
APLIKAS
I
PLC
OMRON
SYSMAC
CP1L
PADA
SISTEM
OTOMAS
I
OVERHE
AD
CRANE
UNTUK
PROSES
PEREND
AMAN
LOGAM
DI
PT
PURA
BARUTA
MA
DIVISI
ENGINE
ERING
TERBAN
KUDUS
.
Jurusan
Teknik
Elektro
Universit
as
Diponego
ro:
Semarang
, 2011

[2]. CX-One Introduction Guide R145[3].


[4].
[5].

[6].
[7].
[8].
[9].

E1-03.pdf
CX-Programmer Introduction Guide
R132-E1-04.pdf
CX-Programmer
User
Manual
Version 3.1
Lestari, Hari, Laporan Kerja Praktek
APLIKASI PLC OMRON SYSMAC
CPM2A PADA SISTEM OTOMASI
PROSES PRODUKSI MINUMAN DI
PT PURA BARUTAMA KUDUS.
Fakultas Elektronika Universitas
Muria: Kudus 2009
OMRON.2009.CP1L
Introduction
Manual.pdf
OMRON. 2009.CP1L Operating
Manual.pdf
OMRON.2009.CP1L Programming
Manual.pdf
OMRON.
2009.CP1
Series
Brochure.pdf

BIODATA PENULIS
Tegar Mahardika (L2F009035)
Penulis
lahir
di
Purwokerto, 26 Juli 1991.
Menempuh
jalur
pendidikan dasar di TK
YWKA,
SDN
2
Sokanegara, SMP N 6
Purwokerto, dan SMA N 1
Purwokerto dan saat ini
sedang menjalani
pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Semarang Konsentrasi Teknik
Energi Listrik.
Semarang, 8 November 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Bambang Winardi


NIP 196106161993031002

Anda mungkin juga menyukai