Anda di halaman 1dari 11

Makalah Seminar Kerja Praktek

PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CP1L UNTUK OTOMASI


PROSES PENGISIAN DAN PENYEGELAN AIR MINUM DALAM KEMASAN
PT. PURA BARUTAMA KUDUS
Tegar Mahardika1, Ir. Bambang Winardi2
1 2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : tegarmhrdk@gmail.com

Abstrak - Dunia industri modern saat ini membutuhkan ketelitian dan efektifitas yang
tidak bisa lagi dipisahkan dengan masalah tinggi untuk menjaga kualitas barang hasil
otomasi untuk berbagai sarana produksi ataupun produksi. Adapun peminimalisasian kontak
pendukung produksi. Otomasi selalu berkaitan langsung dengan manusia untuk menjaga
dengan sistem kendali dan kontrol. Dengan
kebersihan barang dan rentannya terjadi
semakin beragamnya sarana industri yang
membutuhkan otomatisasi, maka kita
human error menjadi alasan proses ini perlu
membutuhkan suatu media kontrol yang bersifat dilakukan oleh suatu mesin produksi.
universal, bisa diterapkan pada semua bidang Untuk mengatasi masalah tersebut dan
industri namun tepat guna. untuk meningkatkan efektifitas dalam suatu
PLC (Programmable Logic Controller) produksi air minum dalam kemasan, salah satu
atau pengendali logika terprogram dengan caranya adalah dengan otomasi proses dengan
berbagai kelebihan dan kemudahan menggunakan suatu rangkaian kontrol yang
pemakaiannya merupakan salah satu solusi berbasis PLC.
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Programnya bisa dibuat sesuai logika otomatisasi
1.2 Maksud dan Tujuan
yang diinginkan dan masukan/keluarannya bisa
disesuaikan dengan kebutuhan. Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan
Pada pelaksanaan kerja praktek ini akan
dibahas mengenai dasar teori PLC, pengenalan
laporan kerja praktek ini adalah :
PLC OMRON SYSMAC CP1L dan ladder 1. Memperkenalkan PLC sebagai salah
diagram sebagai sarana pemrogramannya serta satu pendukung otomasi industri.
contoh aplikasinya tentang sistem otomasi proses 2. Mempelajari dasar pemrograman PLC
pengisian dan penyegelan air minum dalam dan aplikasi PLC khususnya seri
kemasan.Proses tersebut membutuhkan Omron Sysmac CP1L.
efektivitas kerja yang tinggi serta peminimalisiran 3. Mempelajari pembuatan program
kontak langsung dengan manusia untuk menjaga ladder diagram dengan menggunakan
kebersihan produk. Dengan adanya faktor-faktor software CX – Programmer.
seperti hal di atas, diperlukan otomatisasi proses
kerja dengan menggunakan PLC. PLC yang
digunakan merupakan PLC jenis relay dengan
1.3 Pembatasan Masalah
jumlah 30 I/O (input/ input). Program yang Materi kerja praktek ini dibatasi pada
dipakai untuk menjalankan PLC dibuat dengan penggunaan PLC OMRON SYSMAC CP1L
menggunakan Software CX- Programmer Ver dari sisi perangkat kerasnya dan pemrograman
9.0. dasar diagram ladder untuk mendukung kerja
PLC dalam aplikasinya untuk otomasi sistem
Kata kunci: PLC, Otomasi Crane, CX- otomasi pengisian dan penyegelan air minum
Programmer Ver 9.0 dalam kemasan. Spesifikasi sistem secara
keseluruhan dan fungsi-fungsi tambahan di
I. PENDAHULUAN luar fungsi dasar pada pemrograman dan
1.1 Latar Belakang aplikasi-aplikasi PLC selain aplikasi dasar
Proses pengemasan suatu produksi air tidak diulas pada makalah kerja praktek ini.
minum dalam kemasan terdiri dari beberapa
tahapan yaitu proses pengisian dan penyegelan
air dalam kemasannya. Proses tersebut
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 PLC (Programmable Logic Control)
Berdasarkan pada standar yang
dikeluarkan oleh National Electrical
Manufacture Association (NEMA) ICS3-1978
Part ICS3-304, PLC didefinisikan sebagai
berikut : “PLC adalah suatu peralatan
elektronik yang bekerja secara digital,
memiliki memori yang dapat diprogram
menyimpan perintah-perintah untuk
melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logic,
sequening, timing, counting, dan aritmatika
untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau
proses melalui analog atau digital input/output
modules”. Di dalam PLC berisi rangkaian
elektronika yang dapat difungsikan seperti
contact relay (baik NO maupun NC) pada
PLC dapat digunakan berkali-kali untuk semua Gambar 2 Bagian Bagian Blok PLC
intruksi dasar selain intruksi output.
2.1.2 Keuntungan Pemakaian PLC
Keuntungan dari pemakaian PLC
secara umum antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Ketika terjadi perubahan pada
rangkaian sistem, perubahan hanya
Gambar 1 Fungsi PLC dilakukan pada programnya saja
sehingga waktunya lebih singkat
2.1.1 Prinsip Kerja PLC b. Pengkabelan lebih sederhana
Pada prinsipnya sebuah PLC melalui dibandingkan sistem konvensional
modul input bekerja menerima data-data yang masih menggunakan relay.
berupa sinyal dari peralatan input luar c. Pengoreksian kesalahan sistem bisa
(external input device). Peralatan input luar lebih mudah, dibandingkan dengan
tersebut antara lain berupa sakelar, tombol, relay.
sensor. Data-data masukan yang masih berupa
sinyal analog akan diubah oleh modul input
A/D (analog to digital input module) menjadi 2.2 PLC OMRON SYSMAC CP1L
sinyal digital. Selanjutnya oleh prosesor PLC OMRON SYSMAC CP1L adalah
sentral (CPU) yang ada di dalam PLC sinyal salah satu produk PLC dari Omron yang
digital itu diolah sesuai dengan program yang terbaru. CP1L merupakan PLC tipe paket yang
telah dibuat dan disimpan di dalam ingatan tersedia dengan 10,14, 20, 30, 40 atau 60 buah
(memory). Seterusnya CPU akan mengambil I/O (input/output). Sistem input outputnya
keputusan dan memberikan perintah melalui berupa bit. Atau lebih dikenal dengan PLC tipe
modul output dalam bentuk sinyal digital. relay karena hanya membaca masukan (input)
Kemudian oleh modul output D/A (digital to dan menghasilkan keluaran (output) dengan
analog module) dari sistem yang dikontrol logika 1 atau 0.
seperti antara lain berupa kontaktor, relay,
solenoid, heater, alarm dimana nantinya dapat
untuk mengoperasikan secara otomatis sistem
proses kerja yang dikontrol tersebut.

Gambar 3. PLC Omron Sysmac CP1L


2.2.1 Bagian-bagian umum PLC OMRON Masukkan pada terminal COM dapat berupa
CP1L polaritas + atau negatif -.

Gambar 5 Port Input model suplai AC dan DC


Pada port output terdapat 4 buah titik
Gambar 4 Bagian PLC Omron Sysmac CP1L 30 COM. Masing masing titik COM terhubung
I/O dengan titik output yang dibatasi dengan garis
batas seperti yang terlihat pada gambar
Keterangan : dibawah ini.
1. Blok power suplai, ground dan input
terminal.
2. Blok eksternal power suplai dan output
terminal.
3. Peripheral USB Port untuk
menghubungkan dengan komputer dan
komputer dapat digunakan untuk
memprogram dan memonitoring.
4. Operation indicator, mengindikasikan
status operasi dari CP1L termasuk power
status, mode operasi, errors, dan
komunikasi USB.
5. Baterai untuk mempertahankan internal Gambar 6 Port Output model suplai AC dan DC
clock dan isi RAM ketika suplai OFF. Pada model AC power supply terdapat
6. Input Indicator, menyala jika kontak output 24 VDC pada terminal + dan -. Suplai
terminal input kondisi menyala. ini dapat digunakan untuk suplai VDC pada
7. Output Indicator, menyala jika kontak terminal input.
terminal output kondisi menyala.
8. Expansion I/O unit connector, digunakan 2.3 CX Programmer Ver 9.0
untuk menambah input/output PLC.
9. Option board slot, digunakan untuk
menginstal RS-232C

2.2.2 Port terminal Input Output PLC


Omron CP1L
Port pada PLC CP1L 30 I/O terdiri dari
18 buah terminal input yaitu dari CIO 0.00 –
0.11 dan CIO 1.00 – 1.05. Untuk port
outputnya terdapat 12 buah terminal yaitu dari
CIO 100.00 – 100.07 dan CIO 101.00 –
100.03. Pada port input terdapat dua buah
terminal untuk masukan suplai AC PLC yaitu
pada teminal L1 dan L2/N. Port input
terhubung pada satu titik COM (common). Gambar 7 Jendela CX Programmer
Program CX Omron merupakan sebuah Bila terdapat dua atau lebih kondisi
software pemprograman PLC untuk membuat, terhubung paralel dalam satu garis anak
memonitor, dan merubah dari berbagai tangga, maka kondisi yang pertama harus
program PLC Omron. CX Programmer dapat menggunakan instruksi load atau load not, dan
dijalankan dengan standar minimal komputer kondisi yang lainnya dengan instruksi or atau
prosessor 486 MHz dengan system operasi or not.
windows XP.
Normally Open dan Normally Close
III. DASAR PEMROGRAMAN
Pokok dari penggunaan PLC yaitu pada
pemrogramannya yang disesuaikan dengan
kebutuhan pada suatu alat yang akan di Gambar 11 Simbol Normally Open dan Normally
kontrol. Bahasa program yang digunakan Close
sudah dikonversi menjadi bahasa yang Setiap instruksi harus didahului oleh bit
dimengerti manusia. Khususnya memakai operand kondisi normal terbuka atau
istilah, simbol dan gambar teknik standar yang terhubung. Suatu kondisi disebut normal
sudah dikenal. terbuka bilamana output bekerja atau aktif
Bahasa program disajikan dalam dua ketika bit operand di depannya ON, dan
bentuk yaitu diagram tangga ( Ladder disebut normal terhubung bilamana output
Diagram ) dan tabel Mnemonic. bekerja atau aktif ketika bit operand di
depannya OFF.
3.1 Ladder Diagram/Diagram Tangga END
Diagram Tangga merupakan bahasa
teknik yang menggunakan simbol-simbol dan
keterangan-keterangan mengenai input dan
Gambar 12 Simbol END
output dalam bentuk gambar diagram untuk
mewakili fungsi kerja suatu proses dari sistem Instruksi end digunakan untuk menandai
yang dikontrol. Simbol-simbol yang bahwa program telah selesai. CPU melakukan
digunakan dalam pemrograman PLC, yaitu : scan dari awal hingga akhir program mebentuk
Load dan Load Not loop tetutup. Jadi tanpa end maka program
PLC tidak akan bekerja.

Output dan Output Not

Gambar 8 Simbol LOAD dan LOAD NOT


Kondisi pertama untuk mengawali Gambar 13 Simbol OUT dan OUT NOT
setiap pemrograman dari pergantian garis anak Instruksi output dapat digunakan untuk
tangga menggunakan instruksi load atau load rancangan dimana output harus aktif jika
not. kondisi-kondisi normal di depannya
And dan And Not terhubung. Instruksi output not digunakan
untuk rancangan dimana output harus tidak
aktif jika kondisi-kondisi normal di depannya
terhubung. Beberapa output atau output not
Gambar 9 Simbol AND dan AND NOT yang terhubung parallel pada satu garis anak
Bila terdapat dua atau lebih kondisi tangga dapat diperlakukan dengan instruksi
terhubung serial dalam satu garis anak tangga, output atau output not yang berurutan.
maka kondisi yang pertama harus
menggunakan instruksi load atau load not, dan
kondisi yang lainnya dengan instruksi and atau DIFU adalah instruksi untuk memberi
and not. trigger sesaat pada saat awal masukan ON.
Perintah DIFU mempunyai sebuah masukan
Or dan Or Not dimana DIFU akan ON hanya sesaat pada
awal masukan ON kemudian OFF tanpa
menghiraukan lamanya masukan ON. Saat
Gambar 10 Simbol OR dan OR NOT masukan OFF DIFU tidak bereaksi apapun.
DIFU akan ON lagi setelah masukan OFF dan IV. PERANCANGAN SISTEM
kemudian ON. Sebelum membuat program
DIFD adalah instruksi untuk memberi pengontrolan maka sebelumnya harus
trigger sesaat pada saat awal masukan OFF. ditentukan lebih dahulu sistem apa yang akan
Perintah DIFD mempunyai sebuah masukan dikontrol. Sistem otomasi pengisian dan
dimana DIFD akan ON hanya sesaat pada penyegelan air minum dalam kemasan yang
awal masukan ON kemudian OFF tanpa akan dikontrol PLC dapat dilihat sebagai
menghiraukan lamanya masukan OFF. DIFD berikut.
akan ON lagi setelah masukan ON dan
kemudian OFF.

Gambar 14 Simbol DIFU dan DIFD

Timer adalah instruksi untuk menunda


suatu proses. Timer mempunyai sebuah
masukan, dimana apabila masukan ON timer
menghitung dan bila masukan OFF timer reset.
N menunjukkan timer ke berapa ( Tim 1, Tim
2 dst ) dan S adalah Set Value dengan batasan
antara 000.00 sampai dengan 999.9. Jika
masukan ON maka timer aktif dan mulai Gambar 16 Sistem Keseluruhan otomasi pengisian
menghitung sesuai set value, setelah timer dan penyegelan air minum dalam
selesai menghitung sampai angka set value kemasan
terpenuhi maka timer akan ON, timer akan
OFF dan reset apabila masukan OFF. Untuk 4.1 Flowchart Sistem
mengambil kondisi timer maka dibuat diagram
ladder seperti gambar dibawah. Timer akan
OFF apabila masukan kondisinya OFF
sehingga Timer reset. Timer menggunakan
unit 100 ms ( Hundred-ms Timer )

Gambar 15 Simbol Timer

Contoh penggunaan. Ketika masukan


timer CIO 0.00 berubah kondisi dari off ke on
pada contoh ini, PV timer akan menghitung
mundur dari SV. Completing Flag pada timer
T000 akan ON ketika PV mencapai 0.
Ketika CIO 0.00 berubah kondisi ke off, PV
akan direset ke SV dan Completing Flag akan
off.
Gambar 17 Flowchart otomasi pengisian dan
penyegelan air minum dalam kemasan

4.2 Perancangan Program


4.2.1 Start up CX Programmer
Software yang digunakan untuk
membuat ladder diagram adalah CX-
Programmer Ver 9.0. Langkah dari awal dalam
pembuatan ladder diagram menggunakan CX-
Programmer adalah sebagai berikut. Dari
menu [Start], pilih [Program] > [OMRON] >
[CX-one] > [CX-programmer] > [CX-
programmer] untuk memulai CX-Programmer.
(atau pilih [All programs] > [OMRON] > [CX-
one] > [CX-programmer] > [CX-
Programmer]).
Kemudian untuk memulai project baru,
klik New (Ctrl + N) atau pilih File > New

Gambar 18 Screenshot New Project


Lalu akan muncul layar seperti berikut ini,
klik kiri pada anak panah untuk memilih jenis
model PLC yang akan digunakan kemudian
klik Stting untuk memilih Tipe CPU yang
digunakan kemudian klik OK

Gambar 22 Rung Lengkap/Normalize Rung

4.2.3 Memasukkan Fungsi Timer


Selain koil, output juga dapat berupa
Gambar 19 Screenshot Select and Setting PLC Timer. Berikut langkah untuk memasukkan
Setelah itu kotak dialog di atas akan timer pada ladder diagram. Klik icon New
hilang dan muncul layar utama pada proyek PLC Instruction pada toolbar atau tekan
baru yang dibuat seperti gambar di bawah ini. huruf I. Klik pada workspace maka akan
tampil kotak dialog seperti gambar di bawah
ini. Ketikkan “TIM_timer ke-n_#value dalam
satuan 100ms” pada kotak dialog tersebut
untuk memunculkan fungsi timer. Sebagai
contoh TIM 0 #50, ini menunjukkan Fungsi
Timer, timer ke 0 dengan value (50 x 100ms)
atau 5 detik.

Gambar 20 Screenshot Diagram Workspace

4.2.1 Memasukkan kontak (Inputing


Normally Open Contact)
Untuk memasukkan kontak pada
workspace, klik ikon New Contact pada Gambar 23 Memasukkan Fungsi Timer
toolbar atau dapat juga dengan menekan huruf
C untuk NO dan Q untuk NC.
4.2.4 Memasukkan Fungsi DIFU / DIFD
Fungsi ini berfungsi untuk memberikan
trigger sesaat. Berikut ini adalah langkah
untuk membuat fungsi DIFU. Klik icon New
PLC Instruction pada toolbar atau tekan
huruf I.
Gambar 21 New Contact Lalu klik pada workspace maka akan
tampil kotak dialog seperti gambar di bawah
4.2.2 Memasukkan Coil (Entry Coil) ini. Ketikkan “DIFU_differensial ke-n” pada
Untuk memasukkan koil pada kotak dialog tersebut. Sebagai contoh
workspace, klik ikon New Coil pada “DIFU_0”, ini menunjukkan Fungsi
toolbar atau dapat juga dengan menekan huruf Differential Up ke 0. Untuk Differential Down
O untuk NO atau Q untuk NC coil. Masukkan maka ditulis DIFD kemudian memasukkan
alamat dari koil sebagai alamat output, sebagai nomor urutannya. Contoh DIFD_1, ini
contoh 100.00, alamat ini sekaligus menunjukkan fungsi Differential Down ke 1.
menentukan letak output pada port output
PLC.
Setelah itu klik OK atau tekan Enter
maka akan muncul kotak dialog Edit Comment
sebagai berikut. Isikan comment pada kotak
tersebut, sebagai contoh “koil start”, kemudian
klik OK atau tekan Enter.
Gambar 24 Instruksi Fungsi Differential Lengkap
4.2.5 Memasukkan End Instruction 4.2.8 Membuka Program (Loading
Apabila program (ladder diagram) telah Program)
selesai dibuat maka ladder diakhiri dengan Untuk membuka program yang telah disimpan
instruksi END. Klik icon New PLC sebelumnya, pilih [File] – [Open] pada menu
Instruction pada toolbar atau tekan huruf utama. Kemudian cari lokasi penyimpanan file
lalu klik Open.

Gambar 28 Membuka program yang telah


disimpan
Gambar 25 Instruksi END lengkap
4.2.9 Ladder Diagram Sistem
4.2.6 Meng-compile Program
Dengan melakukan compile maka kita
dapat mengecek error atau kesalahan pada
program. Pilih [Program] – [Compile] atau
tekan Ctrl + F7.

Gambar 26 Compile Program

4.2.7 Menyimpan Program (Saving


Program)
Untuk menyimpan program yang telah
dibuat, pilih [File] – [Save As] pada menu
utama. Kemudian tentukan lokasi untuk
menyimpan dan memasukkan nama file. Klik
Save.

Gambar 29 Ladder Diagram sistem otomasi


pengisian dan penyegelan air
minum dalam kemasan.

Gambar 27 Menyimpan program


4.2.10 Diagram Blok Input/Output PLC  Mode otomatis
Pada mode otomatis, mesin akan
melakukan proses produksi secara
otomatis yang terdiri dari 5 proses
yaitu proses potitioning, filling,
sealing, expired printing, dan
cutting.
3. Pada awal mode otomatis motor konveyor
akan berutar dan berhenti jika apabila
salah satu dari sensor cup filling, cup
sealing, expired printing dan cup cutting
mendeteksi adanya cup. Konveyor akan
berjalan lagi apabila semua proses sudah
dalam keadaan selesai ( dalam status
ready next).
4. Pada proses potitioning, mesin akan
berusaha menempatkan posisi segel
plastik pada posisi yang tepat sebelum
dilakukannya proses penyegelan. Proses
potitioning dilakukan dengan cara :
 Motor stepper dalam kondisi ON
untuk menggeser segel plastik.
 Apabila sensor Emark mendeteksi
adanya Emark (tanda batas) pada segel
plastik, berarti segel plastik sudah
berada pada posisi yang tepat,
sehingga motor stepper akan OFF
pada saat sensor Emark ON (terdapat
tanda batas).
 Motor stepper akan berputar lagi jika
konveyor mulai berputar.
5. Pada proses filling atau pengisian
Gambar 30 Diagram Blok Input Output PLC dilakukan dengan tahapan :
 Apabila sensor cup filling
4.2.11 Cara Kerja Keseluruhan Sistem
1. Ketika catu daya sudah terpasang dan mendeteksi adanya cup maka
konveyor akan berhenti dan proses
tombol start dinyalakan, maka mesin akan
menyala dalam kondisi siap untuk filling siap dilakukan. Apabila sensor
tidak mendeteksi adanya cup maka
melakukan proses.
status proses filling akan langsung
2. User diberi pilihan untuk menentukan
jenis proses yang akan dijalankan oleh berubah menjadi ready next.
mesin, yaitu manual atau otomatis. Jika  Kemudian selenoid valve (kran air)
tombol Automatic Mode ditekan maka akan membuka dan pompa akan
mesin akan berada pada mode otomatis menyala untuk mengalirkan air dari
dan apabila tombol Automatic Mode tangki penyimpanan menuju ke cup.
tidak ditekan maka mesin berada dalam  Apabila air dalam cup sudah penuh,
mode manual. maka sensor cup full akan menyala
 Mode Manual dan PLC akan menutup selenoid
Pada perancangan program PLC ini, valve (katup) dan mematikan pompa.
mode manual hanya digunakan untuk  Setelah proses pengisian selesai,
mengecek baik tidaknya kondisi maka status proses pengisian akan
konveyor. Pengecekan konveyor berubah menjadi ready next yang
dilakukan dengan menekan tombol berarti cup telah siap untuk menuju
Conveyor ON Manual. proses penyegelan.
6. Pada proses sealing atau penyegelan untuk memotong segel plastik dari
dilakukan dengan tahapan : cup yang telah tersegel. Proses
 Apabila sensor cup sealing pemotongan dilakukan dengan
mendeteksi adanya cup maka delay waktu 1 detik. Setelah 1 detik
konveyor akan berhenti dan proses maka cutter akan kembali naik.
sealing siap dilakukan. Apabila  Setelah proses pemotongan selesai,
sensor tidak mendeteksi adanya cup maka status proses pemotongan
maka status proses sealing akan akan berubah menjadi ready next
langsung berubah menjadi ready yang berarti cup telah siap untuk
next. menuju proses selanjutnya, dalam
 Proses ini dilakukan dengan hal ini proses pengepakan yang
menurunkan penyegel yang memiliki tidak dibahas dalam laporan ini.
elemen pemanas untuk memanaskan
segel plastik pada cup. Proses V. PENUTUP
pemanasan dilakukan dengan delay 5.1 Kesimpulan
waktu 1 detik. Setelah 1 detik maka Selama melaksanakan kerja praktek di
penyegel akan kembali naik. PT. Pura Barutama Divisi Engineering, dengan
 Setelah proses penyegelan selesai, mengambil tema otomasi PLC penulis dapat
maka status proses penyegelan akan mengambil kesimpulan sebagai berikut :
berubah menjadi ready next yang 1. PLC OMRON CP1L dapat
berarti cup telah siap untuk menuju dimanfaatkan untuk otomasi proses
proses expired printing. pengisian dan penyegelan air minum
7. Pada proses expired printing atau dalam kemasan.
pencetakan tanggal kadaluarsa dilakukan 2. Sistem Otomasi pengisian dan
dengan tahapan : penyegelan air minum dalam kemasan
 Apabila sensor cup printing dapat berjalan dengan lancar tanpa
mendeteksi adanya cup maka terjadi error pada program ladder
konveyor akan berhenti dan proses diagram
expired printing siap dilakukan. 3. Ladder diagram yang dibuat setiap rung
Apabila sensor tidak mendeteksi dengan menggunakan inisiasi input
adanya botol maka status proses output sehingga memudahkan dalam hal
expired printing akan langsung pengecekan kesalahan program yang
berubah menjadi ready next. sedang berjalan.
 Proses ini dilakukan dengan
mencetak tanggal kadaluarsa pada 5.2 Saran
produk dengan menggunakan 1. Perancangan yang dibuat ini dapat
printer. dikembangkan maupun direalisasikan
 Setelah proses pencetakan selesai, dalam bentuk yang nyata dengan
maka status proses pencetakan akan penambahan fungsi program yang lebih
berubah menjadi ready next yang handal dalam menangani kegagalan atau
berarti cup telah siap untuk menuju error saat operasi
proses cutting.
8. Pada proses cutting atau pemotongan DAFTAR PUSTAKA
segel dilakukan dengan tahapan:
 Apabila sensor cup cutting [1]. Arif Budiman, Rezon, Laporan Kerja
mendeteksi adanya cup maka Praktek “PERANCANGAN
konveyor akan berhenti dan proses APLIKASI PLC OMRON SYSMAC
cutting siap dilakukan. Apabila CP1L PADA SISTEM OTOMASI
sensor tidak mendeteksi adanya OVERHEAD CRANE UNTUK
botol maka status proses cutting PROSES PERENDAMAN LOGAM
akan langsung berubah menjadi DI PT PURA BARUTAMA DIVISI
ready next. ENGINEERING TERBAN KUDUS”.
 Proses ini dilakukan dengan Jurusan Teknik Elektro Universitas
menurunkan cutter atau pemotong Diponegoro: Semarang, 2011
[2]. CX-One Introduction Guide R145-
E1-03.pdf
[3]. CX-Programmer Introduction Guide
R132-E1-04.pdf
[4]. CX-Programmer User Manual
Version 3.1
[5]. Lestari, Hari, Laporan Kerja Praktek
“APLIKASI PLC OMRON SYSMAC
CPM2A PADA SISTEM OTOMASI
PROSES PRODUKSI MINUMAN DI
PT PURA BARUTAMA KUDUS”.
Fakultas Elektronika Universitas
Muria: Kudus 2009
[6]. OMRON.2009.CP1L Introduction
Manual.pdf
[7]. OMRON. 2009.CP1L Operating
Manual.pdf
[8]. OMRON.2009.CP1L Programming
Manual.pdf
[9]. OMRON. 2009.CP1 Series
Brochure.pdf

BIODATA PENULIS

Tegar Mahardika (L2F009035)


Penulis lahir di
Purwokerto, 26 Juli 1991.
Menempuh jalur
pendidikan dasar di TK
YWKA, SDN 2
Sokanegara, SMP N 6
Purwokerto, dan SMA N
1 Purwokerto dan saat ini
sedang menjalani
pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Semarang Konsentrasi Teknik
Energi Listrik.

Semarang, 8 November 2012

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Bambang Winardi


NIP 196106161993031002

Anda mungkin juga menyukai