Anda di halaman 1dari 23

Komutasi Thyristor

Thyristor

Thyristor merupakan salah satu tipe devais semikonduktor daya yang paling penting dan
telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian elektronika daya. Thyristor biasanya digunakan
sebagai saklar/bistabil, beroperasi antara keadaan non konduksi.

Macam-macam thyristor

a.SCR

SCR kepanjangan dari Silicon Controlled Rectifier. SCR berfungsi sebagai saklar arus
searah. Struktur SCR terbentuk dari dua buah junction PNP dan NPN. Untuk memudahkan
analisa, SCR dapat digambarkan sebagai dua transistor yang NPN dan PNP yang dirangkai
sebgai berikut:

b. DIAC

DIAC merupakan kepanjangan dari Diode Alternating Current. DIAC tersusun dari dua
buah dioda PN dan NP yang disusun berlawanan arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown
yang relatif tinggi untuk dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya
dipakai untuk memberi trigger pada TRIAC.
c.TRIAC

TRIAC merupakan kepanjangan dari Triode Alternating Current. TRIAC dapat


digambarkan seperti SCR yang disusun bolak-balik. TRIAC dapat melewatkan arus bolak-balik.
Dalam pemakaiannya TRIAC digunakan sebagai saklar AC tegangan tinggi (diatas 100Volt).
TRIAC bisa juga disebut SCR bi-directional. Untuk memberi trigger pada TRIAC dibutuhkan
DIAC sebagai pengatur level tegangan yang masuk.
Dibawah ini juga termasuk ke dalam jenis Thyristor,

Komutasi

Komutasi adalah proses untuk membuat thyristor off yang biasanya dicapai dengan
mengalirkan arus ke bagian lain dari rangkaian. Rangkian komutasi biasanya memerlukan
tambahan komponen untuk dapat menghasilkan turn-off.

Thyristor biasanya di-on-kan dengan memberikan sinyal gerbang pulsa positif. Ketika
berada dalam mode konduksi, tegangan jatuhnya cukup kecil, sekitar 0,5 sampai dengan 2 Volt
dan akan diabaikan pada penelitian ini. Begitu thyristor di-on-kan dan kebutuhan output
terpenuhi, thyristor biasanya di-off-kan. Di-off-kan berarti bahwa thyristor tidak lagi dalam
keadaan taersambung dan tegangan anoda positif tidak akan menghasilkan aliran arus anode
tanpa adanya sinyal gerbang.
Rangkaian Komutasi Thyristor

Thyristor tetap memainkan peran yang sangat penting pada aplikasi tegangan dan arus
tinggi, umumnya diatas 500 ampere dan 1 kilovolt. Teknik komutasinya menggunakan resonansi
LC ( rangkaian RLC tak teredam ) untuk memaksa arus dan/ atau tegangan dari thyristor ke nol,
sehingga membuat devais menjadi off. Salah satu contoh rangkaian komutasi thyristor adalah
sebagai berikut :

Elektronika daya menggunakan devais semikonduktor sebagai saklar untuk menyambung


dan memutuskan beban dari sumber dayanya. Situasi yang mirip rangkaian komutasi biasanya
sering terjadi pada banyak elektronika daya. Studi teknik komutasi memperlihatkan bentuk
tegangan dan arus transien dari rangkaian LC di bawah banyak kondisi. Hal ini membantu untuk
memahami fenomena transien dc dalam kondisi switching.

Teknik Komutasi Thyristor

Thyristor biasanya dikonduksikan dengan meberikan sinyal pulsa gate. Ketika thyristor
mode konduksi, drop tegangan-nya kecil, sekitar 0,25 hingga 2 V, dan pada pembahasan bab ini
diabaikan. Begitu thyristor dikonduksikan dan kebuatuhan keluaran dipenuhi, biasanya
memerlukan pemadaman. Pemadaman yang dimaksud adalah bahwa thyristor tidak lagi dalam
keadaan konduksi dan tegangan anode positif tidaka akan menghasilkan aliran arus anode tanpa
adanya sinyal gate. Komutasi adalah proses pemadaman thyristor, dan pada umumnya
disebabkan adanya transfer aliran arus ke lintasan yang lain dalam rangkaian. Rangkaian
komutasi umumnya menggunakan komponen tambahan untuk dapat menghasilkan pemadaman.
Dengan pengembangan thyirstor, banyak rangkaian komutasi yang telah dikembangkan dan
tujuan dari semua rangkaian itu adalah untuk mengurangi proses pemadaman thyristor.
Dengan ketersediaan komponen semikonduktor daya seperti misalnya transistor daya,
GTO dan IGBT, rangakian thyristor relaitf jarang digunakan dalam konverter daya. Akan tetapi
thyristor tetap memainkan peran yang sangat penting pada aplikasi tegangan dan arus tinggi,
umumnya diatas 500 A dan 1 kV. Teknik komutasinya menggunakan resonansi LC (atau
rangakaian RLC underdamped) untuk memaksakan arus dan atau tegangan dari thyristor
menjadi nol, sehingga membuat komponen menjadi padam.
Elektronika daya menggunakan komponen semikonduktor sebagai saklar untuk menyala-
padamkan aliran daya ke beban. Situasi yang mirip rangkaian komutasi biasanya sering terjadi
banyak dirangkaian elektronika daya. Studi teknik komutasi memperlihatkan bentuk gelombang
tegangan dan arus transien dari rangkaian LC pada berbagai kondisi. Hal ini membantu untuk
memahami fenomena transien dc dalam kondisi pensaklaran (switching).
Banyak teknik untuk mengkomutasikan thyristor. Akan tetapi secara keseluruhan dapat
diklasifikasikan menjadi 2 tipe :

1, Komutasi alamiah (natural commutation)


2. Komutasi paksa (force commutation)

Komutasi Alamiah
Bila tegangan sumber adalah ac, arus thyristor secara alamiah melalui titik nol, dan
tegangan pada thyristor membalik. Sehingga secara otomatis komponen akan padam karena sifat
alamiah dari tegangan sumber. Komutasi ini dinamakan komutasi alamiah atau komutasi jala-
jala (natural commutation or line commutation). Dalam prakteknya, tyhristor di trigger secara
sinkron dengan titik nol dari tegangan masukan positif setiap siklus agar memberikan kontrol
daya yang kontinyu. Tipe komutasi ini diaplikasikan pada kontroler tegangan ac, penyearah
terkontrol, dan cycloconverter. Gambar 5-la menunjukkan rangkaian komutasi alamiah dan
gambar 5-lb menunjukkan bentuk gelombang tegangan dan arus dengan sudut penyalaan  = 0.
Sudut penyalaan didefinisikan sebagai sudut antara titik nol tegangan masukan dan saat thyristor
dinyalakan.

Komutasi Paksa
Pada banyak rangkaian thyristor, tegangan masukannya dc dan arus yang mengalir pada
thyristor dipaksakan menjadi nol dengan rangkaian tambahan yang disebut rangkaian komutasi
(commutation circuit) untuk memadamkan thyristor. Teknik ini disebut dengan komtasi paksa
(force commutation) dan umumnya diaplikasi pada konverter dc-dc (chopper) dan konverter dc-
ac (inverter). Komutasi paksa thyristor dapat dicapai dengan tujuh cara dan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Self-commutaion
2. Impulse commutaion
3. Resonant pulse commutaion
4. Complementary commutaion
5. External pulse commutaion
6. Load-side commutaion
7. Line-side commutation

Klasifikasi dari komutasi paksa ini didasarkan pada penataan komponen rangkaian
komutasi dan pada perilaku pemaksaan arus thyristor menjadi nol. Umumnya rangakaian
komutasi terdiri dari sebuah kapasitor, sebuah induktor, dan satu atau lebih thyristor dan/atau
diode.

Self-commutation
Pada tipe komutasi ini, thyristor dipadamkan karena karakteristik alamiah dari rangkaian.
Kita perhatikan rangkaian pada gambar 5-2a dengan asumsi bahwa kapasitor kondisi awalnya
tidak bermuatan. Ketika thyristor Ti dinylakan, arus pengisian kapasitor i diberikan oleh

Dengan kondisi awal vc(t=0) = 0 dan i(t=0) = 0, solusi persamaan (5-1) (yang telah
ditumkan dalam lampiran D.3) memberikan arus pengisian i sebaga berikut

dan tegangan kapasitor adalah

dimana com = 1/VLC. Setelah waktu t = to = TIVLC, arus pengisian menjadi nol dan
thyristor Ti padam dengan sendirinya. Begitu thyristor Ti dinyalakan ada waktu kelambatan to
detik sebelum T] dipadamkan dan to disebut dengan waktu komutasi {time commutation) dari
rangkaian. Metode pemadaman thyristor ini disebut komutasi sendiri (self commutation) dan
thyristor Ti dikatakan terkomutasi sendiri (self-commutated).
Ketika arus rangkaian jatuh menjadi nol, kapasitor terisi hingga 2VS. Bentuk gelombang
ditunjukkan pada gambar 2-2b.
Gambar 5-3a menunjukkan rangkaian tipikal dimana kapasitor mempunyai tegangan awal -V 0.
Ketika Ti dinyalakan, arus yang akan mengalir ke rangakaian diberikan oleh

Dengan kondisi tegangan awal vc(t=0) = -V0 dan i(t--O) = 0, persamaan (5-4) memberikan arus
kapasitor sebagai berikut

dan tegangan kapasitor sebagai berikut


Setelah waktu t = tr = tG = TWLC, arus menjadi no! dan tegangan kapasitor terbalik menjadi
V0. tr disebut waktu mebalik (reversing time). Bentuk gelombang ditunjukkan pada gambar 5-
3b.
Contoh :
Rangkaian thyristor seperti pada gambar 5-4. Bila thyristor 1\ dinvalakan pada t = 0,
tentukan waktu konduksi thyristor Ti dan tegangan kapasitor setelah Ti padam.
Parameter rangkaian adalah L = 10 pH, C = 50 pF, dan Vs = 200 V. Arus awal pada
induktor adalah lm = 250 A.
Solusi: Arus kapasitor dinyatakan sebagai

dengan arus awal i(t = 0) = Im dan v0(t = 0) = V0 = Vs. Tegangan dan arus kapasitor
adalah

dan

Pada t = t0 = 0,5 x π√LC, periode selesai komutasi dan tegangan kapasitor menjadi
dimana AV adalah tegangan lebih pada kapasitor dan tergantung pada arus awal induktor I m,
yang pada umunya adalah merupakan arus beban. Garnbar 5- 4 menunjukkan rangakaian
ekivalen selama proses komutasi. Untuk C = 50 |xF, L = 10 nH, V 3 = 200 V, dan Vm = 250
A, AV = 111,8, Vc = 200 + 111,8 = 311,8 V, dan to = 35,12 ^is. Bentuk gelombang arus dan
tegagan ditunjukkan pada gambar 5-5.

Komutasi Impuis (Impulse Commutation)


Rangkaian komutasi impuis ditunjukkan pada gambar 5-6. Diasumsikan bahwa awalnya
kapasitor bermuatan dengan tegangan -V0 dengan polaritas ditunjukkan pada gambar.

Kita asumsikan mula-mula thyristor T] konduksi dan mengalirkan arus beban Im. Ketika
thyristor bantu T2 dinyalakan, thyristor Ti terbias balik oleh tegangan kapasitor, sehingga T]
padam. Arus yang mengalir melalui thyristor T] akan berkurang dan kapasitor akan mengalirkan
arus beban. Kapasitor akan membuang muatan dari -V0 hingga nol dan kemudian terisi hingga
tegangan dc masukan Vs, ketika arus kapasitor jatuh menjadi nol maka thyristor T 2 padam.
Pembalikan pengisian kapasitor dari V0(=VS) hingga -Vc adalah dilakukan dengan penyalaan
thyristor T3. Sedangkan thyristor T3 akan terkomutasi sendiri (self-commutated) mirip dengan
rangakaian gambar 5-3.
Rangakaian ekivalen selama periode komutasi diperlihatkan pada gambar 5-7a. Tegangan
kapasitor dan thyristor ditunjukkan pada gambar 5-7b. Waktu yang diperlukan oelh kapasitor
untuk membuang muatan dari -V0 menjadi nol disebut turn-off time rangakaian (toff) dan
nilainya harus lebih besar dari turn-off time thyristor (tq). W disebut juga turn-off time yang
tersedia (available turn-off time). Waktu pembuangan muatan akan tergantung pada arus beban
dan dengan asumsi bahwa arus beban konstan lm, totr diberikan oleh

atau

Karena tegangan balik V0 yang terasa pada thyristor Ti secara tiba-tiba setelah penyalaan
thyristor T2, haltersebut dinamakan tegangan komutasi (voltage commutation). Karena
menggunakan thyristor bantu T2, komutasi tipe ini disebut juga komutasi bantu {auxiliary
commutation). Thyristor Ti kadang-kadang disebut dengan thyristor utama (main thyristor)
karena mengalirkan arus beban.
Dari persamaan (5-8) terlihat bahwa turn-off time rangkaian (Wi) adalah berbanding
terbalik dengan arus beban, dan pada arus beban yang ringan (arus beban rendah) turn-off time
akan besar. Dengan kata lain, pada arus beban yang tinggi turn-off time akan rendah. Dalam
rangkaian komuatsi ideal, turn-off time seharusnya tergantung pada arus beban untuk
menjaminan komutasi thyristor TV Pembuangan muatan kapasitor dapat dipercepat dengan
menghubungkan sebuah diode Dj dan indukdtor Li pada thyristor utama seperti yang
ditunjukkan pada gambar 5-8, dan hal ini diilustrasikan dalam contoh 5-3.

Gambar 5-8 Rangkaian komutasi impuls dengan percepatan pengisian kembali

Contoh :
Rangkaian komutasi-impuls thyristor yang ditunjukkan pada gambar 5-9. Tentukan waktu
turn-off yang dapat disediakan oleh rangkaian bila Vs = 200 V,

Solusi: Rangkaian selama periode komutasi ditunjukkan pada gambar 5-10.

Gambar 5-9 Rangakaian komutasi impuls dengan beban resistif


Gambar 5-10 Rangkaian ekivalen contoh ;>-2
Tegangan pada kapasitor komutasi diberikan oleh

Solusi persamaan tersebut dengan tegangan awal vc(t = 0) = - V0 = -Vs memberikan tegangan
kapasitor sebagai berikut

Waktu turn-off toff, yang dapat diperoleh bila kondisi vc(t = toff) = 0 dipenuhi, yaitu

Contoh :
Rangkaian komutasi pada gambar 5-8 mempunyai kapasitansi C = 20 pF dan dan induktor
pembuang muatan (discharging) Li = 25 pH. Tegangan awal kapasitor sama tegangan
masukan (V0 = Vs = 200 V). Bila arus beban Im, bervariasi antara 50 hingga 200 A, tentukan
variasi waktu turn-off rangkaian toff.
Solusi: Rangkaian ekivalen selama periode komutasi ditunjukkan pada gambar 5-11.
Dengan pendefinisian persamaan adalah
Kondisi awal ic(t = 0) = Im dan vc(t = 0) = -V0 = -Vs. Solusi persamaan ini menghasilkan arus
kapasitor (dari lampiran D) sebagai berikut

Tegangan kapasitor dinyatakan sebagai berikut

dimana COI = 1/VLC. Waktu turn-off yang dapat disediakan atau yang diperoleh dari kondisi
vc(t= ton) = 0 dan solusinya adalah

Catatan : Ketika arus beban naik dari 50 A ke 200 A, turn-off time turun dari 29 ps ke 16,3 ps.

Pemasangan diode ekstra membuat turn-off time tidak tergantung pada beban.

Komutasi pulsa resonansi (resonant pulse commutation)


Komutasi pulsa resonansi dapat dijelaskan dengan gambar 5-12a. Gambar 5-12b
menunjukkan bentuk gelombang arus dan tegangan kapasitor. Awalnya kapasitor terisi muatan
dengan polaritas seperti pada gambar dan thyristor Ti dalam mode konduksi mengalirkan arus
beban Im.
Ketika thyristor komutasi T2 dinyalakan, rangkaian resonansi terbentuk oleh L, C, Ti dan
T2. Rangkaian resonansi dapat diturunkan sebagai berikut
dan tegangan kapasitor adalah

dimana Ip adalah nilai puncak yang diperbolehkan dari arus resonansi. Karena arus
resonansi, arus maju thyristor Ti berkurang menjadi nol pada t = t|, ketika arus resonan sama
dengan arus beban Im. Waktu ti harus memenuhi kondisi i(t = ti) = I m pada persamaan (5-11) dan
diperoleh sebagai berikut

Nilai tegangan kapasitor adalah

Arus yang melalui thyristor Ti akan berkurang dan kapasitor akan terisi kembali dengan
laju yang ditentukan oleh arus beban Im. Kapasitor akan membuang muatan dari -Vo hingga 0
dan tegangannya akan naik mencapai tegangan sumber dc Vs, kemudian diode Dm mulai
konduksi dan kondisinya serupa dengan rangakaian pada gambar 5-4 dengan waktu durasi to.
Hal tersebut ditunjukkan dalam gambar 5-12b. Energi yang tersimpan pada induktor L akibat
dari arus puncak beban Imyang ditransfer ke kapasitor, yang menyebabkan kapasitor kelebihan
muatan, dan tegangan kapasitor V0 dapat dihitung dari persamaan (5-7). Tegangan kapasitor
terbalik dari VC(=V0) hingga -V0 dengan penyalaan T3. Kemudian pada thyristor T3 terjadi
komutasi sendiri serupa dengan rangkaian pada gambar 5-3. Rangkaian ini tidak dapat stabil
karena energi yang dibangkitkan pada kapasitor komutasi.
Rangakain ekivalen periode pengisian serupa dengan gambar 5-7a. Dari persamaan (5-8),
diperoleh turn-off time adalah

Dengan mendefinisikan parameter x adalah perbandingan arus puncak resonansi lp terhadap arus
puncak beban Im. Maka

Untuk mengurangi arus maju pada thyristor Ti menjadi nol, nilai x harus lebih besar 1.
Dalam prakteknya nilai L dan C dipilih sedemikian rupa sehingga x = 1,5. Nilai tj pada
persamaan (5-13) umumnya kecil sehingga V] « Vo. Nilai toff yang diperoleh dari persamaan (5-
15) seharusnya mendekati sama dengan yang diperoleh dari persamaan (5-8). Pada waktu t2,
arus kapasitor jatuh ke arus beban Im. Selama waktu tc, kapasitor C membuang muatan dan
mengisi kembali hingga sama dengan tegangan sumber Vs. Selama wktu to, energi yang
tersimpan dalam induktor L dikembalikan ke kapasitor C, sehingga kapasitor bermuatan lebih
terhadap tegangan sumber Vs.
Karena pada komitasi jenis ini, pulsa arus resonansi digunakan untuk mengurangi arus
thyristor Ti menjadi nol, jenis komutasi ini juga dikenal sebagai komutasi arus (current
commutation). Hal tersebut dapat terlihat dari persamaan (5-15) bahwa rangkaian turn-off time
(W) juga tergantung pada arus beban. Pembuangan muatan tegangan kapasitor dapat dipercepat
dengan menghubungkan diode D2 seperti pada gambar 5-13a. Akan tetapi, begitu arus thyristor
Ti berkurang menjdi nol, tegangan balik yang akan muncul pada T] akan berupa tegangan jatuh
maju dari Di, yang kecil. Hal ini akan membuat proses recovery thyristor lambat dan akan
memerlukan waktu bias balik yang lebih lama dan jika diode D 2 tidak ada. Arus kapasitor ic(t)
dan tegangan kapasitor vc(t) ditunjukkan pada gambar 5-13b.

Contoh :
Rangkaian komutasi pulsa resonansi pada gambar 5-12a mempunyai kapasitansi C = 30
pF dan induktansi L = 4 pH. Tegangan awal kapasitor V 0 = 200 V. Tentukan turn-off time
rangkaian bila arus beban Im adalah (a) 250 A, dan (b) 50 A.
Solusi: (a) Im = 250 A., dari persamaan (5-13)

Dari persamaan (5-14), Vi - 200 cos (0,474 rad) = 177,95 V, dan dari persamaan
(5-15), diperoleh

(b) Im = 50 A
Komutasi komplemen (Complementary commutation)
Komutasi komplemen digunakan untuk memindahkan arus antara dua beban seperti
yang ditunjukkan pada gambar 5-14. Penyalaan salah satu thyristor memadamkan thyristor
yang lain.
Ketika Tt dinyalakan, beban Ri terhubung dengan tegangan sumber Vs, dan pada saat itu
kapasitor C terisi muatan hingga mencapai Vs melalui beban yang lain yaitu

R2. Thyristor T2 dalam keadaan reverse bias dan dipadamkan dengan komutasi impuls.
Begitu thyristor Tj padam tegangan kapasitor terbalik menjadi -Vo melalui Ri, T 2, dan sumber.
Bila Ti dinyalakan kembali, thyristor T2 padam dan berulang siklus berikutnya. Pada umumnya
dua thyristor konduksi dengan interval waktu yang sama. Bentuk gelombang tegangan dan
arus ditunjukkan pada gambar 5-15 untuk Ri = R 2 R. Karena setiap thyristor dipadamkan
akibat dari komutasi impuls, maka komutasi jenis ini disebut dengan komutasi impuls
komplementer {complementary impulse commitation).
Contoh :
Rangkaian pada gambar 5-14 mempunyai beban resistansi Ri = R2 = R = 5 kapasitansi C
= 10 pF, tegangan catu Vs = 100 V. Tentukan turn-off time W rangkaian.
Solusi : Asumsikan kapasitor diisi oleh tegangan sumber Vs pada siklus komu tasi
komplementer sebelumnya, rangkaian selama periode komutasi mirip dengan gambar 5-
10. Arus yang melalui kapasitor diberikan oleh

Dengan vc(t = 0) = -V0 = -Vs, solusi persamaan tersebut memberikan arus


kapasitor i sebagai berikut

Tegangan kapasitor diperoleh

Waktu turn-off (W) dapat diperoleh bila kondisi vc(t = tq) = 0 dipenuhi dan
diperoleh

Komutasi pulsa eksternal (External pulse commutation)


Pulsa arus diperoleh dari tegangan eksternal untuk memadamkan thyristor. Gambar 5-15
menunjukkan rangakainthyristor yang menggunakan komutasi pulsa eksternal dan dua tegangan
sumber. Vs adalah tegangan sumber utama dan V adalag tegangan sumber tambahan.
Bila thyristor dinyalakan, kapasitor akan terisi muatan dari sumber tegangan tambahan. Dengan
asumsi bahwa awalnya kapasitor tidak bermuatan, arus pulsa resonan dengan puncak Wc/L,
yang serupa dengan gambar rangkaian pada gambar 5-2, akan mengalir melalui Tj hingga
kapasitor terisi hingga 2 V. Bila thyristor Ti konduksi dan arus beban disuplai dari sumber utama
Vs, penyalaan thyristor T2 akan memberikan tegangan balik sebesar (Vs - 2V) pada thyristor T],
sehingga Ti akan padam. Begitu thyristor Ti padam, kapasitor akan membuang muatan melalui
beban pada laju perubahan (rate) ditentukan oleh besarnya arus beban Im.
Komutasi beban (Load-side commutation)
Pada komutasi beban, beban akan terhubung seri dengan kapasitor, dan pembuangan dan
pengisian kembali kapasitor dilakukan melalui beban. Kinerja rangkaian komutasi beban
tergantung pada beban dan pengetesan rangakaian komutasi ini tidak dapat dilakukan tanpa
menghubungkan dengan beban. Gambar 5-6, 5-8, 5-12, dan 5-13 adalah contoh-contoh komutasi
beban.
Komutasi saluran (Line-side commutation)
Dalam tipe komutasi ini, pembuangan dan pengisian kembali kapasitor tidak dilakukan
melalui beban dan rangkaian komutasi dapat dicoba tanpa menghubung- kan dengan beban.
Gambar 5-17a menunjukkan rangkaiannya.

Ketika thyristor T2 dinyalakan, kapasitor C terisi muatan hingga 2.V S dan T2 komutasi
sendiri serupa dengan rangkaian 5-2. Thyristor T3 dinyalakan untuk membalik tegangan
kapasitor hingga - 2VS dan T3 juga komutasi sendiri. Dengan asumsi bahwa thyristor T|
konduksi dan mengalirkan arus beban Im, thyristor T2 dinyalakan untuk memadamkan Tj.
Penyalaan thyristor T2 akan mem-bias maju diode Dm dan memberikan tegangan balik 2VS pada
T|, sehingga Ti akan padam. Pembuangan dan pengisian kembali kapasitor akan dilakukan
melalui sumber. Hubungan dengan beban tidak diperlukan untuk mencoba rangkaian komutasi.
Induktor L mengalirkan arus beban lm dan rangakain ekivalen selama periode komutasi
ditunjukkan pada gambar 5-18

Arus kapasitor dapat dinyatakan (dari lampiran D) sebagai berikut

dengan kondisi awal i(t = 0) = lm dan vc(t = 0) = -2VS. Solusi persamaan (5-17) membrikan arus
dan tegangan kapasitor sebagai berikut

dan

1
dimana m 
LC
Turn-off time rangkaian t„iT. Diperoleh dari kondisi awal v c(t = ton) = 0 pada persamaan (5-19)
dan penyelesaiannya sebagai berikut

 x 
toff  LC  tan 1 3 x  sin 1 
 (5-20)
 9x 1 
2

Waktu konduksi dari thyristor T2, yang dapat diperoleh dari kondisi i(t = t|) dari persamaan (5-
18) diberikan oleh
Dalam kondisi tanpa beban lm = 0 dan x takterhingga. Persamaan (5-19) memberikan tofr
sebagai berikut

dan

Catalan : Bila lm = 0 dan /, = /rvLC , tegangan kapasitor pada persamaan (5-19) menjadi vc(t =
ti) = Vo = 4VS dan akan secara kontunyu membangun tegangan kapasitor, induktor L umumnya
diganti dengan sebuah trafo pengembali energi {energy recovery transformer) dan sebuah diode
seperti yang ditunjukkan pada gambar 5-17b.

Anda mungkin juga menyukai