Anda di halaman 1dari 22

Proposal KP

KERJA PRAKTEK
SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH
MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK DI BADAN
METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
(BMKG) STASIUN METEOROLOGI EL TARI
KUPANG

Oleh :
Tonsi Arjuna Tuka Ludji 1706030007
Didy Abner Tameon 1506030062

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Kerja Praktek


Judul : Sistem Manajemen Bandwidth Menggunakan
Router Mikrotik di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang
Tempat Kegiatan : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Stasiun Meteorologi El Tari Kupang
Nama : Tonsi Arjuna Tuka Ludji (1706030007)
Didy Abner Tameon (1506030062)

Proposal kerja praktek atas nama mahasiswa tersebut diatas telah diperiksa
cermat sesuai dengan kaidah ilmiah dan peraturan akademik yang berlaku pada
lingkup Universitas Nusa Cendana dan disetujui atau tidak disetujui untuk
dilanjutkan ke tahap berikutnya dengan pertimbangan:
1. ………………………………………………………………………………….
.……..…………………………………………………………………………..
2. ………………………………………………………………………………….
.……..…………………………………………………………………………..
3. ………………………………………………………………………………….
.……..…………………………………………………………………………..
4. ………………………………………………………………………………….
.…..…………………………………………………………………………….

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kerja Praktek Ketua Program Studi Teknik Elektro

HENDRIK DJAHI, ST., MT. BEBY H. A. MANAFE, ST., MT.


NIP. 19790303 200812 1 001 NIP. 19770817 200012 2 001

i
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah............................................................................................ 2
1.4 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.5 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II LANDADAN TEORI............................................................................... 3
2.1 Pengertian Jaringan Komputer ...................................................................... 3
2.2.1 Local Area Network (LAN) ................................................................... 3
2.2.2 Metropolitan Area Network (MAN) ...................................................... 1
2.2.3 Wide Area Network (WAN) ................................................................... 1
2.3 Mikrotik ........................................................................................................ 2
2.3.1 Fitur-Fitur Mikrotik ................................................................................ 4
2.3.2 Mikrotik RouterOS ................................................................................ 6
2.4 Routing .......................................................................................................... 8
2.5 Perangkat Jaringan ........................................................................................ 8
2.5.1 Switch..................................................................................................... 8
2.5.2 Router ..................................................................................................... 9
2.5.3 Access Point ......................................................................................... 10
2.6 Bandwidth ................................................................................................... 11
2.7 IP Addressing .............................................................................................. 11
2.7.1 Class A address .................................................................................... 12
2.7.2 Class B address .................................................................................... 13
2.7.3 Class B address .................................................................................... 13
2.7.4 Class D address ................................................................................... 13
BAB III TEMPAT DAN JADWAL KERJA PRAKTEK ............................... 15
3.1 Tempat Kerja Praktek ................................................................................. 15
3.2 Jadwal Kerja Praktek................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agar dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja setelah lulus seorang
mahasiswa diharapkan memiliki kesiapan mental dan fisik dalam menghadapi
realita dalam dunia kerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Terdapat beberapa praktek kerja di lapangan yang tidak sesuai dengan materi yang
diperoleh di perkuliahan sehingga mahasiswa tidak sepenuhnya dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat di dunia kerja. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, maka Program Studi Teknik Elektro menetapkan mata kuliah Kerja
Praktek agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung merasakan pekerjaan
yang ada di dunia kerja, serta membandingkan materi yang didapat pada bangku
perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan kerja.
Kebutuhan akan akses Internet dewasa ini sangatlah penting, baik untuk
mencari informasi, artikel, pengetahuan terbaru atau bahkan hanya untuk chatting.
Pembagian bandwidth atau memanajemen bandwith menggunakan router mikrotik
pada setiap host/user adalah satu bagian yang penting untuk dilakukan bagi
penyedia layanan Internet. Router Mikrotik adalah salah satu vendor baik hardware
dan software yang menyediakan fasilitas untuk membuat router. Fasilitas atau tools
yang disediakan dalam Router Mikrotik sangat lengkap untuk membangun sebuah
router yang handal dan stabil.
Bagi jasa yang melayani jasa jaringan (Internet), bandwidth adalah bagian
terpenting dari sebuah jaringan, oleh karena itu besar bandwidth atau manajemen
bandwidth sangat di perhitungkan demi terciptanya akses yang cepat dan fleksibel
agar memaksimalkan koneksi Internet sesuai dengan kebutuhan di setiap bagian,
perlu adanya manajemen bandwidth untuk membagi besarnya bandwidth yang di
butuhkan. Mikrotik adalah suatu RouterOS (Router Operating System) yaitu sistem
operasi atau software yang dapat digunakan menjadi komputer router network yang
handal dengan berbagai fitur yang dibuat untuk mengatur IP network dan jaringan
wireless. Menginstal mikrotik tidak membutuhkan piranti lunak tambahan atau
komponen tambahan lain karena didesain untuk kemudahan dan kebebasan bagi

1
pengguna serta untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang
dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang
kompleks. Penggunaan komputer yang dijadikan sebagai router mikrotik dapat
disesuaikan spesifikasinya berdasarkan keperluan, tidak harus spesifikasi yang
tinggi untuk jaringan berskala kecil. Hal inilah yang menjadi latar belakang bagi
mahasiswa untuk melakukan Kerja Praktek pada Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang dengan tujuan
mendalami sistem manajemen bandwidth dengan menggunakan router mikrotik.
1.2 Rumusan Masalah
Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari sistem manajemen bandwidth
dengan router mikrotik.
1.3 Batasan Masalah
Kerja Praktek ini dilakukan dengan pembatasan masalah pada gambaran
umum mengenai sistem manajemen bandwidth menggunakan router mikrotik.
1.4 Tujuan
Untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem manajemen
bandwidth menggunakan router mikrotik.
1.5 Manfaat
Sebagai referensi pembanding antara teori yang didapatkan dalam
perkuliahan dengan realita yang dihadapi di lapangan, menambah pengalaman
langsung dalam dunia kerja dan mampu memperluas wawasan serta cara berpikir
mahasiswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi di lapangan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jaringan Komputer


Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui
media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, aplikasi, dan perangkat
keras secara bersama-sama. Jaringan komputer dapat diartikan juga sebagai
kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada di berbagai lokasi yang
terdiri lebih dari suatu komputer yang saling berhubungan (Tanenbaum, 1997).
Jaringan komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara 2 komputer
autonomous atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa
kabel (wireless). Bila sebuah komputer dapat membuat komputer lainnya restart,
shutdown, atau melakukan kontrol lainnya, maka komputer-komputer tersebut
bukan autonomous (tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses
penuh).

2.2 Bentuk Jaringan


2.2.1 Local Area Network (LAN)
Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil,
umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung,
atau tiap – tiap ruangan pada sebuah gedung, atau tiap –tiap ruangan pada sebuah
sekolah. Biasanya jarak antarnode tidak lebih jauh dari 200 m.

Gambar 2.1. Local Area Network

3
2.2.2 Metropolitan Area Network (MAN)
Sebuah MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya
antar gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian).
Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam
lingkungan area yang lebih besar. Sebagai contoh, jaringan beberapa kantor cabang
sebuah bank di dalam sebuah kota besar yang dihubungkan antara satu dengan yang
lainnya.

Gambar 2.2. Metropolitan Area Network

2.2.3 Wide Area Network (WAN)


Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah
menggunakan media wireless, sarana satelit, ataupun kabel serat optik, karena
jangkauannya yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antarkota dalam
suatu wilayah, tetapi mulai menjangkau area / wilayah, tetapi mulai menjangkau
area / wilayah otoritas negara lain.

Gambar 2.3. Wide Area Network

1
2.3 Mikrotik
Dahulu mikrotik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia,
bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan
Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang
bermigrasi ke Latvia. Di Latvia ia berjumpa dengan Arnis, seorang sarjana Fisika
dan Mekanik sekitar tahun 1995 (Satya, 2006).
John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi Mikrotik
adalah me-routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang
dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2
Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima
pelanggannya di Latvia.
Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless-ISP (W-ISP), tetapi
membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia
hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah
membantu Negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400
pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang
dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff Research and
Development (R & D) mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-
negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan mikrotik, mereka juga
merekrut tenaga-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif
mengembangkan mikrotik secara protokol.
Mikrotik RouterOSTM, merupakan router operasi Linux Base yang
diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan
bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan pada Standard komputer PC
(Personal Komputer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak
memerlukan sumber yang cukup besar untuk penggunaan standar, misalnya hanya
sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks,
routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC
yang memadai. Built-in Hardware merupakan mikrotik dalam bentuk perangkat
keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal
Mikrotik Router OS.

2
Sebuah sistem jaringan, baik itu skala kecil maupun skala besar,
memerlukan sebuah perangkat yang disebut sebagai router (baca: rowter).
Perangkat router ini menentukan titik jaringan berikutnya di mana sebuah paket
data dikirim ke jalur-jalur jaringan yang dituju.
Sebuah perangkat router umumnya terhubung sedikitnya ke dua jaringan,
dalam konfigurasi dua buah LAN (Local Area Network) dengan WAN (Wide Area
Network, seperti akses pita lebar broadband) atau sebuah LAN dengan jaringan
penyedia akses Internet (Internet Service Provider, ISP). Sebuah router biasanya
terletak pada sebuah gateway, tempat di mana dua atau lebih jaringan terkoneksi
satu sama lainnya.
Ada banyak router yang tersedia di pasaran yang dijual dengan harga yang
bervariasi, tergantung dari kebutuhan sebuah jaringan. Untuk penggunaan akses
broadband yang dikombinasi dengan penggunaan fasilitas nirkabel berupa Access
Point, umumnya perangkat ini sudah dilengkapi dengan sebuah fasilitas router yang
sudah lumayan lengkap.
Namun, untuk sebuah usaha kecil menengah dengan kebutuhan beberapa
jasa jaringan seperti e-mail, web server, dan sejenisnya untuk menggunakan
beberapa alamat protokol Internet (IP Address), perangkat router yang tersedia
akan menjadi sangat mahal. Apalagi, kalau IP Address yang digunakan hanya dalam
jumlah yang terbatas, maka penggunaan perangkat keras router bermerek menjadi
terlalu mahal.
Salah satu kemungkinan adalah membuat sendiri apa yang disebut PC
router, menggunakan komputer sederhana dan murah dan memiliki dua perangkat
ethernet masing-masing digunakan untuk jaringan lokal dan lainnya untuk akses ke
jaringan WAN (terhubung ke ISP). Perangkat PC router ini kemudian diisi dengan
sebuah perangkat lunak router buatan mikrotik (www.mikrotik.com) dengan
membayar lisensi sekitar 45 dollar AS.
Perangkat lunak router mikrotik memiliki seluruh fasilitas routing yang
dibutuhkan, mampu mengendalikan jaringan kerja yang kompleks. Penggunaan dan
pemasangannya sederhana, cukup dengan pelatihan sebentar saja, sebuah UKM
mampu menggunakan fasilitas router ini tanpa harus memiliki departemen
teknologi informasi sendiri.

3
Fitur PC router Mikrotik ini mencakup load balancing untuk membagi
beban akses jaringan, fasilitas tunneling untuk membuat akses aman VPN (Virtual
Private Network), bandwitdh management untuk mengatur berbagai protokol dan
port, serta memiliki kemampuan untuk dikombinasikan dengan jaringan nirkabel.
Miktrotik juga menyediakan fasilitas firewall untuk melindungi akses dari berbagai
ancaman yang tersebar di Internet. Mereka yang memiliki dana terbatas tapi
menginginkan akses jaringan di dalam dan luar yang aman, mudah digunakan,
murah, dan tangguh, menggunakan Mikrotik adalah pilihan yang menarik.

2.3.1 Fitur-Fitur Mikrotik


Mikrotik mempunyai fitur-fitur yang cukup lengkap sebagai salah router.
Dibawah ini adalah fitur-fitur yang disediakan oleh router Mikrotik yaitu:
1. Address List Pengelompokan IP Address berdasarkan nama.
2. Asynchrounus, mendukung serial PPP dial in atau dial out, dengan otentifikasi
CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, radius, dial on demand, modem
pool hingga 128 ports.
3. Bonding, mendukung dalan pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke
dalam 1 pipa pada koneksi yang cepat.
4. Bridge, mendukung fungsi bridge spanning tree, multiple bridge interface dan
bridge firewalling.
5. Data Rate Management, QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst,
PCQ,RED,SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.
6. DHCP, mendukung DHCP tiap antar muka: DHCP relay; DHCP client,
multiple network DHCP; static dan static DHCP leases.
7. Firewall dan NAT, mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT
dan Destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP Address, range
port, protokol IP, pemilihan opsi protokol .
8. Hotspot, hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS, mendukung limit data
rate, SSL, HTTPS.
9. IPSec, protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellman groups
1,2,5; MD5 dan algoritma SHA1hashing; algoritma enkripsi Menggunakan

4
DES, #DES, AES-128,AES-192, AES-256; perfect forwading secresy (PFS)
MODP groups 1,2,5.
10. ISDN, mendukung ISDN dial-in atau dial out. Dengan otentikasi PAP, CHAP,
MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung Cisco HDLC.
11. MP3, Mikrotik Protocol Packet Packer untuk wireless links dan Ethernet.
12. MNDP (Mikrotik Discovery Neighbor Protocol) juga mendukung Cisco
Discovery Protocol (CDP).
13. Monitoring atau Accounting Laporan traffic IP, log, statistic graphs yang dapat
diakses melalui HTTP.
14. NTP (Network Time Protocol) untuk server dan clients; sinkronisasi
menggunakan system GPS.
15. Point to Point Tunneling Protocol, PPTP, PPoE dan L2TP Access
Concentrators; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1,
MSCHAPv2; otentikasi dan laporan RADIUS; enkripsi MPPE; kompresi
untuk PpoE; Limit data rate.
16. Proxy, cache untuk FTP dan HTTP proxy server; HTPPS proxy; transparent
proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOKCS; mendukung parent
proxy; static DNS.
17. Routing, routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.
18. SDSL, mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan
jaringan.
19. Simple Tunnels, tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).
20. SNMP, mode akses read –only.
21. Synchronous, V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media types; sync-PPP, Cisco
HDLC; Frame Relay line protocol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan
Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.
22. Tool, ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer;
Dinamik DNS update.
23. UPnP, mendukung antarmuka universal Plug and Play.
24. VLAN, mendukung Virtual LAN IEEE802.1q untuk jaringan Ethernet dan
wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.
25. VOIP, mendukung aplikasi voice over IP.

5
26. VRRP, mendukung Virtual Router Redudant Protocol.
27. Winbox, aplikasi mode GUI untuk me-remote dan mengonfigurasi Mikrotik
RouterOS.
Penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras Mikrotik sudah cukup
meluas di beberapa belahan dunia. Di Denmark, router Mikrotik digunakan untuk
pengaturan RT/RW-net yang sampai saat ini telah memiliki 2.000 pengguna. Di
Belanda, jaringan wireless Mikrotik ini digunakan juga secara internal sebagai
media jaringan kamera keamanan (video surveillance).
Meskipun tidak gratis, perangkat lunak mikrotik ini bisa didapatkan dengan
membayar lisensi seharga 45 dollar AS. Dengan membayar lisensi ini, pengguna
juga mendapatkan hak untuk melakukan upgrade versi secara gratis selama satu
tahun. Setelah itu, router akan tetap bisa digunakan, tetapi tidak bisa di-upgrade ke
versi yang lebih baru, kecuali kalau pengguna memperpanjang lisensinya.
Secara umum, mikrotik memang memiliki cukup banyak fasilitas yang
sangat berguna untuk sebuah router. Kemampuannya jika diinstal pada komputer
Pentium IV menyamai router bermerek kelas menengah, sedangkan penggunaan
routerboard sebagai perangkat wireless juga cukup bisa diandalkan dan
disejajarkan dengan perangkat-perangkat wireless kelas satu.
Satu hal yang bisa cukup mengganggu untuk pengguna awal adalah
kebingungan saat melakukan instalasi awal dikarenakan tersedia cukup banyak
fitur. Pengguna awal akan bingung di bagian mana harus mulai menginstalasi
router-nya. Namun, jika pengguna mau sedikit sabar meneliti panduannya,
mikrotik cukup nyaman dan handal untuk digunakan dalam jaringan.

2.3.2 Mikrotik RouterOS


Mikrotik adalah sistem operasi independen berbasis Linux khusus untuk
komputer yang difungsikan sebagai router. Mikrotik didesain untuk mudah
digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan
komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer
skala kecil hingga yang kompleks. Mikrotik mulai didirikan tahun 1995 yang pada
awalnya ditujukan untuk perusahaan jasa layanan Internet (Internet Service
Provider, ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel. Saat

6
ini MikroTik memberikan layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses
Internet di banyak negara di dunia dan juga sangat populer di Indonesia.
Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Komputer (PC)
dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis
paket data dan penanganan proses rute (routing). Mikrotik yang dibuat sebagai
router berbasiskan komputer banyak bermanfaat untuk sebuah ISP yang ingin
menjalankan beberapa aplikasi mulai dari hal yang paling ringan hingga tingkat
lanjut. Selain routing, Mikrotik dapat digunakan sebagai manajemen kapasitas
akses (bandwidth, firewall, wireless Access Point (WiFi), backhaul link, sistem
hotspot, Virtual Private Network server dan masih banyak lainnya (Tanutama,
1996).
Mikrotik bukanlah perangkat lunak yang gratis jika ingin memanfaatkannya
secara penuh, dibutuhkan lisensi dari MikroTik untuk dapat menggunakanya
dengan cara membayar. Mikrotik dikenal dengan istilah Level pada lisensinya.
Tersedia mulai dari Level 0 kemudian 1, 3 hingga 6, untuk Level 1 adalah versi
Demo Mikrotik dapat digunakan secara gratis dengan fungsi-fungsi yang sangat
terbatas. Tentunya setiap level memilki kemampuan yang berbeda-beda sesuai
dengan harganya, Level 6 adalah level tertinggi dengan fungsi yang paling lengkap.
Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Level 0 (gratis), tidak membutuhkan lisensi untuk menggunakannya dan
penggunaan fitur hanya dibatasi selama 24 jam setelah instalasi dilakukan.
b) Level 1 (demo), pada level ini kamu dapat menggunakannya sbg fungsi routing
standar saja dengan 1 pengaturan serta tidak memiliki limitasi waktu untuk
menggunakannya.
c) Level 3, sudah mencakup level 1 ditambah dengan kemampuan untuk
menajemen segala perangkat keras yang berbasiskan Kartu Jaringan atau
Ethernet dan pengelolan perangkat wireless tipe client.
d) Level 4, sudah mencakup level 1 dan 3 ditambah dengan kemampuan untuk
mengelola perangkat wireless tipe Access Point.
e) Level 5, mencakup level 1, 3 dan 4 ditambah dengan kemampuan mengelola
jumlah pengguna hotspot yang lebih banyak.

7
f) Level 6, mencakup semua level dan tidak memiliki limitasi atau batasan
apapun.

2.4 Routing
Protokol routing dinamik digunakan oleh router untuk menjalankan tiga
fungsi dasar yaitu: (Norton, 1999)
1. Menemukan route yang baru.
2. Komunikasi informasi dengan route yang baru ditemukan dengan router lain.
3. Forward paket dengan menggunakan route tersebut.
Protokol routing dinamik terbagi atas tiga kategori luas : distance-vector,
link state, dan hybrids. Salah satu cara alternatif ke dalam static routing adalah
static routing. Sebuah router yang di program untuk static routing meneruskan
paket ke dalam port-port yang telah di tentukan. Setelah static routing di
konfigurasi, router tidak perlu lagi untuk mencari route atau komunikasi informasi
tentang route. Peran dari router hanya secara mudah meneruskan paket-paket.
Static routing sangat bagus untuk jaringan yang kecil yang hanya mempunyai jalur
tunggal ke dalam tujuan yang telah ditentukan. Di dalam kasus seperti ini, static
routing dapat menjadi mekanisme routing yang paling efisien karena tidak
memakan bandwidth untuk menemukan router atau komunikasi dengan router lain.
Sebagaimana jaringan bertambah luas dan redudansi ditambah ke dalam tujuan,
static routing menjadi kewajiban labor-intensive. Segala perubahan yang terdapat
di dalam router atau fasilitas transmisi di dalam WAN harus secara manual
ditemukan dan diprogram. WAN yang mempunyai fitur topologi yang makin
kompleks menawarkan potensi yang lebih banyak memerlukan routing dinamik.
Apabila menggunakan static routing di dalam jaringan kompleks, WAN yang
mempunyai banyak jalur mengatasi redundansi route.

2.5 Perangkat Jaringan


2.5.1 Switch
Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama
seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode full-duplex
dan mampu mengalihkan jalur dan menyaring informasi ke dan dari tujuan yang

8
spesifik. Switch lebih pintar dibanding hub dan menawarkan dedicated bandwidth
kepada user atau kelompok user. Switch meneruskan paket data hanya ke port
penerima yang dituju, berdasarkan informasi dalam header paket. Untuk
memisahkan transmisi dari port yang lain, switch membuat koneksi sementara
antara sumber dan tujuan, kemudian memutuskan koneksi tersebut setelah
komunikasi selesai.

Gambar 2.4. Switch

2.5.2 Router
Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu
menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang
berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan
mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah.
Dibandingkan dengan hub dan switch, router masih lebih pintar. Router
menggunakan alamat lengkap paket untuk menentukan router atau workstation
mana yang menerima paket. Berdasarkan peta jaringan yang disebut “tabel
routing”, router dapat memastikan bahwa paket berjalan melalui jalur yang paling
efisien ke tujuan mereka. Jika link antara kedua router gagal, router pengirim dapat
memilih rute alternatif supaya traffic tetap berjalan. Router juga menyediakan link
antarjaringan yang menggunakan protokol yang berbeda. Router tidak hanya
menghubungkan jaringan pada satu lokasi atau satu gedung tetapi mereka
menyediakan interface atau socket untuk terhubung ke WAN.

9
Gambar 2.5. Router
2.5.3 Access Point
Access Point merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari client
ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik
perusahaan. fungsinya mengkonversi sinyal frekuensi radio menjadi sinyal digital
yang akan disalurkan melalui kabel atau disalurkan keperangkat WLAN yang lain
dengan dikonversi kembali menjadi sinyal frekuensi radio.

Gambar 2.6. Access Point

2.5.4 UTP
UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan jenis media kabel yang tidak
memiliki lapisan pelindung (shield) dan hanya dilindungi oleh lapisan paling luar
(outer jacket). Keuntungan menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah
diinstalasi. Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi gelombang
elektromagnetik, dan jarak jangkauannya hanya 100 m. Spesifikasi dari kabel UTP
antara lain :
a. Cat 1 : Voice Only (Kabel Telpon RJ-11)
b. Cat 2 : 4 Mbps
c. Cat 3 : 10 Mbps

10
d. Cat 4 : 16 Mbps
e. Cat 5 : 100 Mbps
f. Cat 5e : 100 – 1000 Mbps
g. Cat 6 : 1 Gbps

2.6 Bandwidth
Bandwidth Komputer di dalam jaringan Komputer, sering digunakan
sebagai suatu sinonim untuk data host ID rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa
dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam
detik). Bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga
dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Suatu modem yang bekerja pada 57,600
bps mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari modem yang bekerja pada
28,800 bps. Secara umum, koneksi dengan Bandwidth yang besar atau tinggi
memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar dalam
video presentasi. Artinya semakin besar bandwidth suatu media, semakin tinggi
kecepatan data yang dapat dilaluinya (Jonathan Lukas, 2006).
Untuk membagi bandwidth per satker, saya mencoba menghitung terlebih
dahulu jumlah PC yang terkoneksi di suatu satker. Diharapkan pembagian
bandwitdh akan lebih proporsional jika dikaitkan dengan jumlah PC atau jumlah
node. Hasil penghitungan jumlah PC di suatu satker atau suatu VLAN
menggunakan tool IP Scan yang ada di router Mikrotik RB750.
Rumus untuk menentukan Bandhwidth Internasional per VLAN = (1536
kbps/"jumlah total node") x "jumlah node per VLAN". Dimana nilai 1536 kbps
adalah alokasi Bandwidth Internasional yang diberikan oleh ISP yaitu sebesar 1.5
Mbps per kawasan.
Rumus untuk menentukan Bandwidth Lokal BNN per VLAN = (3072
kbps/"jumlah total node") x "jumlah node per VLAN". Dimana nilai 3072 kbps
adalah alokasi Bandwidth Lokal BNN yang diberikan oleh ISP.

2.7 IP Addressing
IP Address adalah alamat logika yang diberikan ke peralatan jaringan yang
menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka binary, yang

11
ditulis dalam empat kelompok terdari dari 8 bit (oktat) yang dipisah oleh tanda titik.
Contohnya:

11000000.00010000.00001010.00000001

Atau dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok format desimal (0-255) misalnya
:
192.16.10.1
Baik bilangan binary dan desimal merepresentasikan nilai yang sama.
Namun IP Address lebih mudah dimengerti dalam notasi bilangan desimal. Salah
satu masalah dengan penggunaan bilangan binary adalah pengulangan bilangan 0
dan 1 yang panjang akan membuat kesempatan terjadi kesalahan semakin besar.
IP Address yang terdiri atas 32 bit angka dikenal sebagai IP versi 4 (IPv4).
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network
ID menentukan alamat jaringan sedangkan host ID menentukan alamat host atau
komputer. Oleh sebab itu, IP Address memberikan alamat lengkap suatu komputer
berupa gabungan alamat jaringan dan alamat host. Berapa jumlah kelompok angka
yang termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID adalah bergantung
pada kelas IP Address yang dipakai.
IP Address dapat dibedakan menjadi lima kelas, yaitu A, B, C, dan D,
(Mansfield,2002,p134). Dalam hal ini kelas A, B, dan C digunakan untuk address
biasa. Sedangkan kelas D untuk multicasting (224.0.0.0-239.255.255.255).
2.7.1 Class A address
Class A didesain untuk mensupport network yang besar, dengan jumlah
lebih dari 16 juta host address yang tersedia. IP Address Class A hanya
menggunakan oktet yang pertama untuk menunjukkan network address, dan tiga
oktet sisanya tersedia untuk host address.
Bit pertama dari Class A address adalah 0. Dengan bit pertama adalah 0
maka angka terendah yang dapat direpresentasikan adalah 00000000 dalam
bilangan biner sedangkan dalam bilangan desimal adalah 0. Dan angka tertinggi
yang dapat direpresentasikan adalah 01111111 dalam bilangan biner dan dalam
bilangan desimal adalah 127. Angka 0 dan 127 tidak dapat digunakan, serta IP

12
Address 127.0.0.0 tidak dapat digunakan karena dipakai untuk loopback testing,
maka alamat IP Address yang oktet pertamanya yang dimulai dengan angka antara
1 sampai 126 di dalam oktet pertama adalah alamat Class A.
2.7.2 Class B address
Class B address didesain untuk mensupport kebutuhan jaringan dengan
ukuran menengah sampai dengan ukuran besar. Sebuah IP Address Class B
menggunakan dua oktet pertama dari empat oktet untuk menunjukkan network
address, dan sisanya menunjukkan host address.
Dua bit pertama dari oktet pertama Class B selalu 10. Sisa dari enam bit
berikutnya diisi baik oleh 0 dan 1, oleh karena itu angka terendah yang dapat
direpresentasikan dalam bilangan biner adalah 10000000 dan dalam bilangan
desimal adalah 128, sedangkan angka tertinggi yang dapat direpresentasikan dalam
bilangan biner adalah 10111111 dan dalam bilangan desimal adalah 191. Address
IP yang oktet pertamanya dimulai dengan angka 128-191 adalah alamat Class B.
2.7.3 Class B address
Class C address adalah kebanyakan yang dipakai untuk alamat address yang
sebenarnya. Alamat ini dimaksudkan untuk men-support jaringan kecil dengan
jumlah maksimum 254 host.
Class C address dimulai dengan bilangan binary 110. Oleh karena itu, angka
terendah yang dapat direpresentasikan adalah 11000000 dalam bilangan binary dan
dalam bilangan desimal adalah 192 sedangkan angka tertinggi yang dapat
direpresentasikan adalah 11011111 dalam bilangan binary dan dalam bilangan
desimal adalah 223. Address IP yang oktet pertamanya dimulai dengan angka 192
– 223 adalah alamat Class C.
2.7.4 Class D address
Class D address diciptakan untuk memungkinkan multicasting di dalam
suatu IP Address. Multicast address adalah network address unik yang
menunjukkan paket dengan address tujuan ke group predefined dari sebuah IP
Address, oleh karena itu single unit dapat mentransmit aliran tunggal dari data
secara simultan ke penerima lebih dari satu.
Class D address dimulai dengan bilangan binary 1110. Oleh karena itu,
angka terendah yang dapat direpresentasikan adalah 11100000 dalam bilangan

13
binary dan dalam bilangan desimal adalah 224 sedangkan angkat tertinggi yang
dapat direpresentasikan adalah 11101111 dalam bilangan binary dan dalam
bilangan desimal adalah 239. Address IP yang oktet pertamanya dimulai dengan
angka 224 – 239 adalah alamat Class D.
Agar peralatan dapat mengetahui kelas suatu IP Address, maka setiap IP
harus memiliki subnet mask. Dengan memperhatikan default subnet mask yang
diberikan, kelas suatu IP Address dapat diketahui. Berikut tabel 2.1 dijelaskan
mengenai pengelompokkan kelas-kelas IP Address beserta dengan jumlah jaringan
dan jumlah host per jaringan dapat digunakan beserta default subnet mask-nya.

Tabel 2.1. Pembagian Class IP Addressing


Kelas IP A B C
Address
Kelompok 1-126 128-191 192-223
Oktat Pertama
Network ID w. w.x. w.x.y.

Host ID x.y.z. y.z. Z

Jumlah 127 16.384 2.097.152


jaringan
Jumlah host 16.777.216 65.536 256
perjaringan
Default subnet 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0
mask

Dalam penggunaan IP Address ada peraturan tambahan yang harus diketahui, yaitu:
1. Angka 127 pada oktat pertama digunakan untuk loopback.
2. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
Jika host ID berupa angka binary 0, IP Address ini merupakan network ID
jaringan. Jika host ID semuanya berupa angka binary 1, IP Address ini biasanya
digunakan untuk broadcast ke semua host dalam jaringan lokal.

14
BAB III
TEMPAT DAN JADWAL KERJA PRAKTEK

3.1 Tempat Kerja Praktek


Kerja Praktek akan dilaksanakan di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika Stasiun Meteorologi El Tari Kupang.
3.2 Jadwal Kerja Praktek
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek direncanakan berlangsung selama 4
Minggu dengan pembagian jadwal sebagai berikut :

Minggu Ke-
No Kegiatan
I II III IV
1. Observasi, wawancara dan
Pengenalan Tempat Kerja
Praktek
2. Identifikasi Masalah
3. Pengumpulan Data
4. Diskusi dan Penyusunan
Laporan

Metode Pelaksanaan
1. Metode Literatur
Dalam hal ini penulis akan mengambil referensi dari berbagai sumber untuk
mendukung kerja praktek ini yang berkaitan dengan manajemen bandwidth
menggunakan router mikrotik baik jurnal, buku – buku, dan dari Internet.
2. Metode Observasi
Alokasi waktu yang disediakan dalam penelitian adalah sekitar 60% di
lapangan maka untuk memperlancar penelitian ini penulis akan melakukan
penelitian langsung ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun
Meteorologi El Tari Kupang untuk meninjau langsung jalannya penelitian agar
didapat data yang akurat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sukaridhoto, Sritrusta. (2014). Jaringan Komputer 1. Surabaya: Politeknik


Elektronika Negeri Surabaya.
Tanembaun, S Andrew. (1997). Komputer networks version 3 terjemahan bahasa
Indonesia. Indonesian: Prentice Hall Asia
Rainer and Cegielski. (2011). Introduction to Information Systems. (3rd Edition).
USA: Wiley.
Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: ANDI
Anwar, K Nanang. 2010. Analisis dan Perancangan Manajemen Jaringan dengan
Menggunakan Mikrotik RouterOSTM. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Riadi, Imam. 2011. Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran
Aplikasi Berbasis Mikrotik. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan

Anda mungkin juga menyukai