4617030022
DEPOK
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Drs. Agus Setiawan, M.Kom. Dr. I Ketut Agung Enriko, S.T., M.Sc.
NIP. 195808171986121001 NIK. 740108
Mengesahkan,
KPS Teknik Multimedia dan Jaringan
i
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan ini. Penulisan laporan bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan bagi para mahasiswa Jurusan
Teknik Informatika dan Komputer Politeknik Negeri Jakarta. Adapun laporan ini
berjudul “Analisis Pengiriman Data dari Gateway LoRa ke Network Server
Menggunakan Wireshark”
Penyelesaikan laporan ini, tim penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, tim penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
b. Bapak Dr. I Ketut Agung Enriko, S.T., M.Sc., selaku pembimbing industri
yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing penulis dalam
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini;
c. PT Telkom Indonesia yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh
data yang penulis perlukan;
d. Orang tua, keluarga dan sahabat penulis yang telah memberikan bantuan
dukungan moral dan material;
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan semua pihak yang membantu
penulis. Penulis berharap Laporan ini membawa manfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Kegiatan....................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan....................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.........................................................................2
1.4 Tujuan dan Kegunaan.........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 LoRa...................................................................................................................4
2.2. LoRa Gateway.........................................................................................................5
2.3 TCP (Transmission Control Protocol).....................................................................6
2.4 ICMP (Internet Control Message Protocol).............................................................7
2.5 Open VPN................................................................................................................7
2.6 Throughput...............................................................................................................8
2.7 Wireshark.................................................................................................................9
2.8 Flowchart.........................................................................................................10
2.9 LoRa ESP32 Antares..............................................................................................11
2.10 LoRa Spreading Factors......................................................................................12
BAB III..................................................................................................................13
HASIL PELAKSANAAN PKL...........................................................................13
3.1 Unit Kerja PKL................................................................................................13
3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan........................................................................13
3.3 Pembahasan Hasil PKL..........................................................................................14
3.4 Identifikasi kendala yang dihadapi.........................................................................34
BAB IV..................................................................................................................38
PENUTUP.............................................................................................................38
4.1 Kesimpulan............................................................................................................38
4.2 Saran......................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
PT Telkom Indonesia Departemen Digital and Next Business Divisi Tribe IoT
atau sering disebut Telkom IoT menjadi pusat dari produksi dan perancangan
perangkat IoT dan juga sebagai perusahaan Start Up yang mengembangkan
teknologi LoRa (Long Range). Saat ini Telkom IoT sudah banyak
mengembangkan dan memproduksi perangkat berbasis LoRa seperti
mikrokontroller Arduino Pro Mini LoRa dan ESP32 LoRa [CITATION PTT20 \l
1033 ] serta Gateway LoRa yang sudah mulai ditempatkan di berbagai wilayah di
Indonesia
LoRa sendiri merupakan salah satu jenis dari teknologi LPWAN (Low Power
Wide Area Network) yaitu teknologi komunikasi jarak jauh dengan penggunaan
daya yang rendah serta daya tahan baterai yang lama sehingga membuat teknologi
LPWAN cocok untuk komunikasi mesin ke mesin dari berbagai perangkat IoT.
LoRa sendiri merupakan protokol jaringan luas berdaya rendah dan tahan
terhadap gangguan dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. LoRa memiliki
keterbatasan yaitu tidak bisa melakukan pengiriman data langsung ke network
server karena komunikasi yang digunakan LoRa adalah dengan gelombang radio
yang sudah di modulasi secara khusus. Dibutuhkan perangkat yang dapat
menjembatani pengiriman data agar sampai ke network server yaitu LoRa
Gateway [ CITATION Ari \l 1033 ].
1
2
Karena penggunaan LoRa Gateway yang sangat penting dalam hal tersebut,
Telkom IoT mulai melakukan beberapa analisis untuk pengembangan bisnisnya,
salah satunya yaitu analisis untuk melih6at seberapa besar data yang dipakai dan
protokol apa saja yang digunakan saat terjadinya komunikasi dari Gateway LoRa
ke Network Server. Analisis dilakukan menggunakan aplikasi Wireshark karena
memiliki fitur seperti dapat menganalisa transmisi paket data, menangkap paket
data atau informasi yang berjalan dalam lalu lintas jaringan
Adapun tempat dan waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai
berikut :
a) Telkom IoT dapat mengetahui besar pengiriman data per jam dari LoRa
Gateway ke Network Server
b) Memberikan manfaat kepada Telkom IoT agar mereka dapat
mengembangkan bisnisnya dari hasil analisis tersebut
c) Membantu Telkom IoT dalam melakukan tahap Research and
Development tentang produk berbasis LoRa
d) Mengetahui dan memahami cara penggunaan aplikasi Wireshark
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LoRa
Kecepatan data LoRa adalah antara 300 bps dan 50 kbps tergantung pada faktor
penyebaran dan bandwith saluran. Pada LoRa sendiri terdapat enam faktor
penyebaran yaitu SF7 sampai SF12 yang berfungsi untuk mengadaptasi data rate
dan range tradeoff. Faktor penyebaran yang lebih tinggi memungkinkan rentang
yang lebih panjang dengan mengorbankan laju data yang lebih renda, dan terjadi
hal sebaliknya jika faktor penyebaran lebih rendah [ CITATION Ist20 \l 1033 ]
Teknologi LoRa hanya bisa digunakan jika wilayah tersebut tersedia jaringan
LoRa yang menyebabkan LoRa tidak dapat melakukan pengiriman data langsung
ke server . Komunikasi yang digunakan teknologi LoRa adalah dengan
gelombang radio yang sudah di modulasi secara khusus sehingga dibutuhkan
perangkat untuk mengintegrasikan protokol LoRa ke server yang dikenal dengan
LoRa Gateway.
5
Pada teknologi LoRa sendiri juga membutuhkan Gateway yang biasa disebut
LoRa Gateway. LoRa Gateway digunakan sebagai penghubung jaringan antara
jaringan LoRa dengan Internet dengan cakupan wilayah ± 4 km sehingga jika
sekitar wilayah tersebut sudah tersedia jaringan LoRa, maka semua perangkat
LoRa dapat terhubung dan dapat mengirimkan data. LoRa Gateway diproduksi
dari berbagai perusahaan contohnya seperti Kerlink, Korenix, Semtech dan salah
satunya Cloudcell 4G LoRa Gateway yang digunakan pada analisa ini. CloudCell
4G LoRa Gateway produksi dari Everynet difungsikan untuk menyediakan
jaringan LoRa dengan jangkauan 4 KM.
OpenVPN termasuk kedalam salah satu kelompok protokol VPN selain PPTP
(Point to Point Tunneling Protocol), L2TP (Layer 2 Tunnelling Protocol), IPSEC
(Internet Protocol Security), dan IKEv2. Protokol VPN atau yang biasa disebut
protokol enskripsi ini merupakan protokol yang mengenkripsi traffic data sebelum
dikirimkan ke server VPN. Protokol OpenVPN sendiri merupakan protokol yang
8
paling sering dipakai karena menawarkan stabilitas dan tingkat keandalan yang
sangat baik, mendukung pemakaian beraneka ragam algoritme yaitu 3DES, AES,
RC5, dan Blowfish dan OpenVPN didukung oleh semua sistem operasi ternama
seperti Windows, MacOS, dan Linux. Walaupun protokol OpenVPN diaggap
sebagai protokol opensource yang relatif baru, OpenVPN dapat memberikan
kecepatan dan keamanan yang lebih baik dari protokol VPN lainnya [ CITATION
vpn20 \l 1033 ]. Namun kekurangan dari protokol OpenVPN sendiri saat proses
pemasangan atau penginstalan protokol tersebut, membutuhkan perangkat lunak
yang terpisah [ CITATION Jan19 \l 1033 ].
2.6 Throughput
Bytes
Throughput=
Time Span
Throughput tidak mungkin lebih besar dari bandwith yang ditentukan, namun
throughput bisa lebih kecil dari yang telah ditentukan. Hal tersebut bergantung
pada faktor-faktor yang memengaruhi besar throughput seperti kecepatan uplink
server, topologi
jaringan, banyaknya
pengguna jaringan, tipe
data yang ditransfer,
induksi listrik, dan cuaca
[ CITATION sel18 \l 1033 ].
9
2.7 Wireshark
wireshark hanya bisa menangkap paket data dari network yang didukung PCAP
(Packet Capture) yaitu model OSI Layer 2 – 7 dan format file hasil capture
Wireshark adalah .pcap. User utama dari aplikasi Wirehsark adalah seorang
network administrator untuk menganalisa dan memecahkan masalah jaringan dan
dipakai oleh sebagian pengembang untuk debug implementasi protokol jaringan.
2.8 Flowchart
Dengan adanya flowchart, setiap urutan proses dapat digambarkan menjadi lebih
jelas. Pada dasarmya, flowchart digambarkan dengan menggunakan simbol-
simbol. Setiap simbol mewakili suatu proses tertentu. Sedangkan untuk
menghubungkan antara proses satu dengan yang lain digambarkan dengan
menggunakan garis penghubung.
Gambar 2. 4 Simbol-Simbol di Flowchart
11
12
Spreading Factor atau faktor penyebaran adalah rasio antara symbol rate dan chip
rate. Spreading factor yang digunakan pada perangkat LoRa diputuskan oleh
jaringan berdasarkan kondisi lingkungan antara perangkat LoRa dan gateway
LoRa. Terdapat enam kategori spreading factor yaitu antara SF6 – SF12. Semakin
besar spreading factor yang dipakai, semakin lama waktu transmisi yang
dibutuhkan dan menyebabkan baterai dari perangkat akan boros karena harus
running terus menerus. Namun nilai spreading factors yang besar memberi
benefit yaitu jangkauan sinyal yang semakin jauh. Sebaliknya jika semakin kecil
nilai spreading factor yang digunakan, maka jangkauan sinyal akan semakin
pendek namun baterai pada perangkat tidak akan boros karena butuh waktu
running yang tidak terlalu lama [ CITATION Qoi191 \l 1033 ].
13
14
c) Uji coba alat LT100 LoRa GPS Tracker dan LoRa RFH4T003 di Pulau
Untung Jawa untuk melihat seberapa kuat sinyal yang dihasilkan ketika di
perairan
d) Pemasangan Smart Metering di Graha Merah Putih, Telkom Gatot Subroto
e) Mengambil data besar power yang dikeluarkan dari perangkat GPS LoRa
saat dalam keadaan ON
Adapun tugas utama penulis adalah melakukan analisa pada pengiriman data
antara LoRa Gateway dengan Network Server. Berikut Gantt Chart PKL :
Pada praktik kerja lapangan ini, penulis dibimbing oleh seorang karyawan Telkom
IoT. Cangkupan analisis yang dilakukan penulis hanyalah sebatas dari Gateway
LoRa menuju Network Server dalam LoRaWAN Network Architectures.
3.3.2
Pengumpulan Data
Peran penulis pada tahap ini ialah membantu karyawan IoT untuk melakukan
compile program yang telah dibuat oleh karyawan tersebut ke perangkat ESP32
LoRa Antares karena perangkat tersebutlah yang akan mengirimkan data ke titik
Gateway LoRa terdekat dan diteruskan ke Network Server, compile menggunakan
16
Arduino IDE dengan variasi interval waktu dan variasi spreading factor (SF)
sesuai arahan karyawan IoT.
Terdapat empat interval yaitu 30 detik, 1 menit, 5 menit, dan 15 menit. Interval
disini maksudnya adalah lama waktu pengiriman data yang dilakukan. Seperti
contoh ketika memakai interval 30 detik, artinya perangkat dibiarkan melakukan
pengiriman data selama 30 detik kemudian perangkat dimatikan. Dan juga
terdapat tiga spreading factor (SF). Spreading Factor memberi dampak kinerja
dari komunikasi LoRa. Fungsi dari melakukan compile dengan interval dan SF
yang berbeda untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan data. Berikut program
yang dibuat oleh karyawan Telkom IoT yang akan di compile ke ESP32 LoRa
Antares :
1. #include <Arduino.h>
2. #include "loraid.h"
3.
4. unsigned long previousMillis = 0; // will store last time me
ssage sent
5. unsigned long currentMillis = 0;
6.
7. unsigned long interval = 30000; // 30 s interval to send mes
sage
8. //unsigned long interval = 60000; // 1 m interval to send me
ssage
9. //unsigned long interval = 300000; // 5 m interval to send me
ssage
10. //unsigned long interval = 900000; // 15 m interval to send m
essage
11.
12. 12. c
Gambar 3. 5 ESP32 LoRa Antares har anta
res_acce
ss_key[] = "65f708123a858355:7084ef0d7c21f8cd";
17
13. char antares_device_id[] = "e6fc6469"; // PoC_1
14.
15. int dataRate = 2; // SF10
16. //int dataRate = 1; // SF11
17. //int dataRate = 0; // SF12
18.
19. int counter = 0;
20. const char *doc = "aaaaaaaaaabbbbbbbbbbccccccccccdddddddddd%09d";
21.
22. char doc_output[50] = {};
23. int recvStatus = 0;
24. char outStr[255] = {};
25.
26. void setup() {
27. Serial.begin(9600);
28.
29. lora.init();
30. lora.setDeviceClass(CLASS_A);
31. lora.setDataRate(dataRate); // SF 9
32. lora.setAccessKey(antares_access_key);
33. lora.setDeviceId(antares_device_id);
34.
35. Serial.println(F("Counter test starts!"));
36. }
37.
38. void loop() {
39. currentMillis = millis();
40.
41. if (previousMillis == 0 || (currentMillis - previousMillis) > interva
l ) {
42. previousMillis = currentMillis;
43.
44. counter = counter + 1;
45.
46. sprintf(doc_output, doc, counter);
47. Serial.println(doc_output);
48. lora.sendToAntares((unsigned char *)doc_output, strlen(doc_output),
0);
49. }
50.
51. recvStatus = lora.readData(outStr);
52. if(recvStatus) {
53. Serial.println(outStr);
54. }
55.
56. // Check Lora RX
57. lora.update();
58. }
18
Setelah penulis sudah melakukan compile program diatas ke ESP32 LoRa Antares
dan perangkat tersebut dalam keadaan hidup, penulis berkooridnasi dengan
karyawan IoT untuk melakukan proses scanning paket data menggunakan aplikasi
Wireshark. Hasil dari proses capture ialah file-file wireshark yang akan digunakan
untuk proses analisis nanti
File capture yang dihasilkan pada tahap sebelumnya kemudian diolah dengan
aplikasi Wireshark. Untuk tahap pengolahan pertama penulis ingin melihat besar
ukuran byte yang dihasilkan pada beberapa protocol. Adapun Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Buka file Wireshark yang didapatkan. Pilih menu Statistics > Protocol
Hierarchy. Fungsi dari menu Protocol Hierarchy untuk melihat jumlah Bytes
yang dipakai oleh protokol tersebut
2. Maka akan muncul dialog box seperti dibawah. Dari situ penulis diberi arahan
untuk hanya melihat jumlah bytes yang digunakan oleh protocol TCP, ICMP
dan OpenVPN karena mereka memberikan pengaruh dalam proses pengiriman
data
3.
SF 10
TCP ICMP OpenVPN
Interval 30 1.839,36 75,95 115,52
Interval 60 1.419,47 77,76 104,28
Interval 300 1.045,28 75,42 131,2
Interval 900 664,95 60,57 75,52
SF11
TCP ICMP OpenVPN
Interval 30 1.705,96 76,9 118,77
Interval 60 1.511,58 75,94 98,74
Interval 300 1.193,44 78,64 115,72
Interval 900 959,88 79,44 100,23
Tabel 3. 3 Kilobyte SF 12
SF12
TCP ICMP OpenVPN
Interval 30 1.541,25 76,1 103,161
Interval 60 1.315,59 79,02 116,84
Interval 300 1.181,89 77,8 111,33
Interval 900 1.143,11 77,7 102,95
Selain itu penulis juga ingin meninjau perbedaan kilobytes pada tiap spreading
factors (SF) per interval di protokol TCP dan ICMP. Data kilobytes yang
21
TCP
Interval SF10 (Kiobytes) SF11 (Kilobytes) SF12 (Kilobytes)
30 1.839,36 1.705,96 1.541,25
60 1.419,47 1.511,58 1.315,59
300 1.045,28 1.193,44 1.181,89
900 664,95 959,88 1.143,11
ICMP
Interval SF10 (Kilobytes) SF11 (Kilobytes) SF12 (Kilobytes)
30 75,95 76,9 76,1
60 77,76 75,94 79,02
300 75,42 78,64 77,8
900 60,57 79,44 77,7
Untuk tahap pengolahan yang kedua, penulis ingin melihat rata-rata throughput
yang dihasilkan pada tiap-tiap interval pada tiap-tiap spreading factor (SF).
Throughput sendiri adalah kecepatan rata-rata sebenarnya dari proses transfer data
dalam satuan wakttu tertentu. Adapun caranya sebagai berikut :
1. Buka file wireshark hasil scanning. Lalu pilih menu Statistics > Capture file
properties. Fungsi menu Capture file properties adalah untuk melihat
informasi-informasi umum yang terdapat pada file capture
22
Bytes
baris Time Span dan Bytes. Kemudian masukan ke rumus
Time Span
Bytes
Throughput=
Time Span
3.716 .660
Throughput=
3598,443
Throughput=1032,85 Bytes/second
23
Tabel 3. 6 Throughput SF 10
Tabel 3. 7 Throughput SF 11
24
Tabel 3. 6 Throughput SF 12
Interval Throughput (Byte/s)
Interval Throughput (Byte/s)
30 964,61
30 929,78
60 918,96
60 844,32
300 822,04
300 814,98
900 694,26
900 802
Untuk tahap pengolahan yang ketiga, penulis ingin mencari tahu destinasi dari IP
Publik yang terdapat dalam file capture. Adapun langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
2. Maka akan muncul dialog box seperti dibawah. Pilih bagian IPv4. Penulis
mencari IP Publik dengan jumlah Packets terbanyak. Seperti contoh dibawah
didapatkan IP 52.221.33.196 dengan jumlah packets sebanyak 18.530 packet
tersebut lalu klik Go. Maka setelah itu akan muncul destinasi IP Publiknya
Untuk analisa data yang pertama, penulis diberi arahan oleh karyawan IoT untuk
hanya melihat jumlah kilobytes yang dipakai oleh protokol TCP, ICMP, dan
OpenVPN dalam tiap-tiap interval dan spreading factor (SF). Alasan dari hanya
melihat di ketiga protocol tersebut adalah yang pertama, pada protokol ICMP
penulis dapat melihat apakah kilobytes yang dipakai untuk melakukan PING atau
Traceroute konstan dan bagaimana koneksi jaringannya. Kedua, penulis ingin
tahu apakah Gateway LoRa di instal OpenVPN atau tidak. Ketiga, protokol TCP
dipilih karena merupakan protokol standar dalam proses pengiriman data
[ CITATION Ari16 \l 1033 ].
Pada analisis ini, penulis mengasumsikan bahwa semakin besar interval yang
dipakai, maka akan semakin turun jumlah kilobytes yang dipakai. Seperti contoh
bila mengirim data setiap 30 detik sekali dalam satu jam akan menghasilkan
kilobytes data yang lebih banyak karena frekuensi pengiriman datanya akan
28
semakin sering ketimbang melakukan pengiriman data setiap 900 detik sekali
dalam satu jam, maka frekuensinya pun berkurang dan besar kilobytes yang
dipakai juga menurun
Gambar 3.16 merupakan grafik Spreading Factors (SF) 10 dari jumlah kilobytes
yang dipakai oleh protokol TCP, ICMP, dan OpenVPN pada interval 30 sampai
900. Dari grafik diatas, asumsi penulis dinyatakan benar karena dapat dilihat pada
grafik yang semakin turun dari interval 30 sampai dengan 900 yang berati jika
interval semakin besar maka jumlah kilobytes yang dipakai akan semakin turun.
Pada gambar 3.16 juga dapat dilihat besar kilobytes yang dipakai oleh protokol
ICMP selalu konstan pada tiap-tiap interval yang artinya besar kilobytes yang
digunakan untuk melakukan PING atau Traceroute selalu sama tidak ada
perubahan jumlah yang signifikan
Gambar 3.17 juga menyatakan bahwa asumsi penulis benar karena dapat dilihat
pada grafik yang semakin turun dari interval 30 sampai dengan 900 yang berati
jika interval semakin besar maka jumlah kilobytes yang dipakai akan semakin
turun.
Pada gambar 3.17 juga dapat dilihat besar kilobytes yang dipakai oleh protokol
ICMP selalu konstan pada tiap-tiap interval yang artinya besar kilobytes yang
digunakan untuk melakukan PING atau Traceroute selalu sama tidak ada
perubahan jumlah yang signifikan
Pada gambar 3.18, sekali lagi asumsi penulis dinyatakan benar karena dapat
dilihat pada grafik yang semakin turun dari interval 30 sampai dengan 900 yang
berati jika interval semakin besar maka jumlah kilobytes yang dipakai akan
semakin turun.
30
Pada gambar 3.18 juga dapat dilihat besar kilobytes yang dipakai oleh protokol
ICMP selalu konstan pada tiap-tiap interval yang artinya besar kilobytes yang
digunakan untuk melakukan PING atau Traceroute selalu sama tidak ada
perubahan jumlah yang signifikan
Selain itu penulis juga diberi arahan untuk melihat perbedaan kilobytes pada tiap
spreading factors (SF) per interval di protokol TCP dan ICMP. Dari gambar 3.17
menunjukan grafik hasil kilobytes dari protokol TCP. Penulis melihat bahwa
dalam interval 30, antara SF 10 – SF 12 kilobytes yang dihasilkan konstan turun
ketika SF nya semakin besar. Penulis berasumsi hal itu bisa terjadi karena
spreading factors (SF) sendiri yang memutuskan berapa banyak data yang dikirim
per detik [ CITATION Qoi19 \l 1033 ] dan protokol TCPlah yang memiliki fungsi
sebagai protokol standar yang dipakai dalam proses tukar menukar data
[ CITATION Ari16 \l 1033 ]
Namun pada interval 60 – 900 pola penurunan jumlah kilobytes tidak terlihat.
31
Selanjutnya penulis melakukan analisis pada protokol ICMP. Pada gambar 3.20
penulis melihat tinggi grafik yang hampir sama. Artinya jumlah Kilobytes yang
dipakai protokol ICMP pada tiap- tiap spreading factors (SF) per interval hampir
sama besarnya. Dapat diambil kesimpulan bahwa besar kilobytes yang digunakan
untuk melakukan PING atau Traceroute selalu sama tidak ada perubahan jumlah
yang signifikan
32
3.3.4.2
Gambar 3. 21 Grafik Kilobytes OpenVPN
Analisis Throughput
Analisa kedua yang penulis lakukan adalah melihat besar rata-rata throughput dari
tiap-tiap interval. Fungsi dari melihat throughput ini adalah melihat jumlah rata-
rata kecepatan transfer atau pengiriman data dalam satuan Bytes/s. Dalam dugaan
penulis, ketika interval waktu pengiriman data semakin lama maka akan
menyebabkan hasil rata-rata throughput semakin kecil
35
Dari Gambar 3.22, Gambar 3.23, dan Gambar 3.24 menyatakan bahwa benar jika
interval waktu pengiriman data dari Gateway LoRa menuju Network Server
semakin lama maka akan semakin kecil pula besar rata-rata throughput yang
didapatkan. Hal ini disebabkan karena ketika interval waktu pengiriman data
semakin lama itu artinya data yang dikirimkan akan semakin sedikit yang
menyebabkan nilai time span dan bytes makin kecil dan menghasilkan nilai
throughput yang makin kecil pula.
36
Selain itu penulis melihat ketika nilai Spreading Factor (SF) semakin besar maka
jumlah throughput yang didapat akan semakin besar pula. Ini disebabkan karena
pada dasarnya ketika LoRa dikonfigurasi dengan nilai SF yang besar maka
semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk melakukan transmisi
data[ CITATION Qoi19 \l 1033 ].
Analisa ketiga yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui destinasi tujuan IP
Publik pada hasil capture. Dari hasil pengolahan data menggunakan
https://www.ultratools.com/tools/ipWhoisLookup, penulis mendapatkan bahwa
destinasi dari IP Publik 52.221.33.196 adalah Amazon Data Services Singapore.
Artinya pada proses pengiriman data dari Gateway LoRa ke Network Server
destinasi akhir (endpoints) yang dituju paling banyak adalah server dari Amazon
Data Service Singapore yang berlokasi di negara Singapore.
Hasil dari analisis data yang penulis lakukan diatas berupa poin-poin kesimpulan
yang analisis ambil dibantu dengan referensi jurnal-jurnal. Adapun
kesimpulannya sebagai berikut :
1. Dalam tiap-tiap interval jumlah kilobytes yang dipakai oleh protokol ICMP
yang dimana berfungsi untuk melakukan PING dan Traceroute akan selalu
konstan besarnya (tidak ada perubahan yang signifikan). Itu berarti koneksi
internetnya selalu tersedia
2. Semakin besar nilai Spreading Factors (SF) yang digunakan saat pengiriman
data maka akan semakin jauh jangkauan sinyalnya dan waktu transmisi (atau
dapat disebut dengan airtime) akan semakin lama mengakibatkan perangkat
yang mengirim data harus selalu hidup yang membuat boros baterai
3. Semakin kecil nilai Spreading Factors (SF) yang digunakan maka jangkauan
sinyalnya akan semakin sedikit dan waktu transmisi data (airtime) yang
semakin sebentar mengakibatkan perangkat tidak boros baterai
38
4. Semakin besar interval waktu pengiriman data yang digunakan maka akan
semakin dikit jumlah data yang diterima karena frekuensi pengiriman data yang
semakin jarang
Kendala yang penulis hadapi antara lain sulitnya mendapatkan data yang valid
untuk menunjang analisa ini disebabkan saat tahap pengolahan data yang kurang
efektif karena keadaan lingkungan kantor yang kurang mendukung, banyak
perangkat LoRa lain yang akan mengakses Gateway LoRa bersamaan dengan saat
terjadinya capture paket data. Dan juga dari hasil grafik, penulis dan karyawan
IoT melihat ada beberapa data yang kurang masuk akal dan tidak sesuai asumsi
penulis dan karyawan IoT sehingga diputuskan untuk mengulang kembali tahap
pengumpulan data. Namun karena keterbatasan waktu penulis dalam menjalankan
praktik kerja lapangan ini, tahap tersebut tidak diulang, langsung dilanjutkan ke
tahap pengolahan dan analisis menggunakan data yang sudah ada.
Untuk mengatasi kendala tersebut penulis melakukan beberapa hal dibawah ini :
39
4.1 Kesimpulan
PT Telkom Indonesia khususnya Divisi IoT (Telkom IoT) merupakan salah satu
perusahaan teknologi yang berfokus pada Research and Development teknologi
LoRa. Dengan adanya analisis yang penulis lakukan dapat mempercepat Telkom
IoT dalam melakukan tahap Research and Development mengenai teknologi
LoRa dan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan bisnis teknologi
LoRa yang Telkom IoT lakukan. Selain itu, dapat membantu ANTARES,
perusahaan yang membuat hardware berbasis LoRa yang berada dibawah
naungan PT Telkom Indonesia, untuk membuat keputusan dalam membuat dan
memproduksi mikrokontroller atau produk lain yang berbasis LoRa ANTARES.
Selain itu, dari hasil analisis yang penulis lakukan dapat diambil kesimpulan jika
Interval dan Spreading Factors berpengaruh kepada besar kilobytes dan kecepatan
pengiriman data dari Gateway LoRa menuju Network Server LoRa. Hal tersebut
memberikan pengaruh ketika diimplementasikan di kasus nyata, dengan adanya
kesimpulan tersebut dapat membantu para user dari teknologi LoRa dalam
melakukan pemograman alatnya.
4.2 Saran
Saran yang penulis berikan adalah untuk projek ini adalah mengulang proses
pengumpulan data karena data yang didaptkan kurang valid karena berbagai
kendala. Penulis menyarankan pada tahap pengumpulan data bagian capture
dengan wireshark harus dalam keadaan lingkungan yang baik seperti tidak adanya
perangkat LoRa yang sedang mengirim data saat bersamaan dengan proses
capture. Dan juga perangkat yang digunakan sebaiknya perangkat yang masih
berfungsi dengan baik agar tidak menghambat proses pengiriman data dari
Gateway LoRa ke Network Server.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arianto. (2016, May 11). Memahami Pengertian,Fungsi dan Cara Kerja TCP/IP.
Retrieved from www.tembolok.id: https://www.tembolok.id/pengertian-
tcp-ip/
Fikri, Y., Sumardi, & Setiyono, B. (2013). Sistem Monitoring Kualitas Udara
Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 Dengan Komunikasi Protokol
TCP/IP. Transient, 644.
Qoitech. (2019, November 18). How Spreading Factor affects LoRaWAN device
battery life. Retrieved from thethingsnetwork.org:
https://www.thethingsnetwork.org/article/how-spreading-factor-affects-
lorawan-device-battery-life
Qoitech. (2019, 11 18). How Spreading Factor affects LoRaWAN device battery
life. Retrieved from www.thethingsnetwork.org:
39
https://www.thethingsnetwork.org/article/how-spreading-factor-affects-
lorawan-device-battery-life
ResIOT. (2020, December 20). Setup Gateway with OpenVPN. Retrieved from
docs.resiot.io: https://docs.resiot.io/openvpn_setup/
Semtech. (2020, February 11). Tech Paper and Guides. Retrieved from lora-
developers.semtech.com: https://lora-
developers.semtech.com/uploads/documents/files/LoRa_and_LoRaWAN-
A_Tech_Overview-Downloadable.pdf
vpnMentor. (2020, October 13). Baiknya Pakai Protokol VPN Apa? . Retrieved
from id.vpnmentor.com: https://id.vpnmentor.com/blog/protokol-vpn-apa-
sebaiknya-saya-pakai/#:~:text=Dasar%2Ddasar%20Protokol,-Dalam
%20hal%20Anda&text=Mereka%20adalah%20tulang%20punggung
%20yang,IPSec%2C%20IKEv2%2C%20dan%20SSTP.
Zhong, C.-l., Zhu , Z., & Huang, R.-g. (2015). Study on the IOT Architecture and
Gateway Technology. 14th International Symposium on Distributed
Computing and Applications for Business Engineering and Science, 197.
40
L-1 Surat Keterangan PKL
L-2 Rincian Tugas
(Lanjutan)
(Lanjutan)
L-3 Form F10
(Lanjutan)
L-4 Lampiran – Lampiran Lainnya
(Lanjutan)