KOMPUTER
Oleh
Kelompok VI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul Laporan Praktikum Jaringan
Komputer. Selama pelaksanaan laporan praktikum ini penyusun mendapat banyak
masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada
1. Gusti Made Arya Sasmita, ST., MT., Selaku Dosen pengampu Jurusan
Teknologi Informasi.
2. Asisten dosen yang sudah menuntun dalam melakukan pratikum dan
penyusunan laporan Pratikum Jaringan Komputer.
3. Orang tua penyusun yang selalu mendukung kegiatan perkuliahan.
4. Teman-teman sejawat yang sudah membantu memberikan kritik dan saran
selama proses penyusunan laporan.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidaklah lepas dari kekurangan
baik dari tata bahasa, susunan kalimat ataupun penyampaian materi. Hal ini tidak
lepas dari keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun. Penyusun
akan menerima segala bentuk kritik dan saran agar nantinya kami dapat
memperbaiki dan menjadikan laporan ini menjadi lebih sempurna. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak sesuai dengan
yang diharapkan penyusun.
Penyusun
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
iv
4.3 Routing ........................................................................................................... 46
4.3.1 Setting Internet Protokol .................................................................... 46
4.3.2 Desain Routing ................................................................................... 48
4.3.3 Input IP Address ................................................................................. 50
4.3.4 Static Routing ..................................................................................... 58
4.3.5 Dynamic Routing ............................................................................... 61
4.3.6 Uji Coba Ping ..................................................................................... 64
4.3.7 Uji Coba Tracert ................................................................................. 66
4.4 Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server DNS Server Berbasis Linux........... 68
4.4.1 Membuat Sistem Operasi CentOS dalam VMware ........................... 68
4.4.2 Menentukan Size Disk ....................................................................... 69
4.4.3 Instalasi CentOS ................................................................................. 70
4.4.4 Konfigurasi Network Adapter ............................................................ 81
4.4.5 Konfigurasi DHCP Server .................................................................. 85
4.4.6 Konfigurasi DNS Server .................................................................... 89
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 97
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 97
5.2 Saran .............................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99
LAMPIRAN ....................................................................................................... 100
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4. 43 Langkah Pembuatan Password ..................................................... 78
Gambar 4. 44 Langkah Pemilihan Jenis Instalasi ................................................ 79
Gambar 4. 45 Gambaran Proses Instalasi ............................................................ 80
Gambar 4. 46 Tampilan VMware ........................................................................ 81
Gambar 4. 47 Tampilan VMware Settings .......................................................... 82
Gambar 4. 48 Tampilan Proses Untuk Mengakses Pengguna ............................. 83
Gambar 4. 49 Tampilan Proses Konfigurasi ....................................................... 83
Gambar 4. 50 Tampilan Proses Konfigurasi ....................................................... 84
Gambar 4. 51 Tampilan Langkah Awal Konfigurasi .......................................... 84
Gambar 4. 52 Tampilan Langkah Membuat Konfigurasi Ethernet ..................... 85
Gambar 4. 53 Perintah Tahap Lanjutan dari Konfigurasi eth1 ......................... 85
Gambar 4. 54 Perintah Mengkonfigurasi DHCP ................................................. 86
Gambar 4. 55 Isi File DHCPD ............................................................................ 86
Gambar 4. 56 Proses Melakukan Subnetting DHCP ........................................... 87
Gambar 4. 57 Hasil dari Restart Konfigurasi File DHCPD ................................ 87
Gambar 4. 58 Tampilan Hasil Perintah Ping 192.158.0.10 ......................... 88
Gambar 4. 59 Tampilan Hasil Ping 192.168.0.2 .......................................... 89
Gambar 4. 60 Perintah Selanjutnya Setelah Mengatur DHCP ............................ 89
Gambar 4. 61 Langkah Mengatur Nama DNS Server ......................................... 90
Gambar 4. 62 Hasil Pengaturan ........................................................................... 91
Gambar 4. 63 Tampilan dari Fordward.Jarkom .................................................. 92
Gambar 4. 64 Tampilan dari Reverse.jarkom ............................................. 92
Gambar 4. 65 Perubahan Konfigurasi pada File /etc/resolv.conf .......... 93
Gambar 4. 66 Hasil dari Restart Konfigurasi ...................................................... 93
Gambar 4. 67 Hasil Pengecekan Menggunakan nslookup .............................. 94
Gambar 4. 68 Hasil Pengecekan Menggunakan nslookup ke DNS Server .... 95
Gambar 4. 69 Perintah Ping jarkom.edu ........................................................ 95
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
konfigurasi DHCP server serta DNS server berbasis Linux dalam jaringan
komputer.
1 Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian yang berisi mengenai latar
belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan, manfaat,
batasan masalah, serta sistematika penulisan.
2 Bab II Tinjauan Bab ini membahas mengenai tentang landasan teori secara
Pustaka umum yang menjadikan dasar untuk mendukung dalam
pengerjaan laporan praktikum.
3 Bab III Metode Bab ini membahas mengenai tempat dan waktu penelitian,
Penelitian sumber data, perancangan sistem pengalamatan jaringan
dengan IP Addressing versi 4, pengkabelan, routing, serta
instalasi dan konfigurasi DHCP server serta DNS server
berbasis Linux dalam jaringan komputer.
4 Bab IV Hasil dan Bab ini berisikan tentang hasil dari semua modul-modul
Pembahasan pratikum yang telah dikerjakan beserta dengan
pembahasannya. Bab ini akan dibahas dengan mendetail
mengenai pengalamatan jaringan dengan IP Addressing
versi 4, pengkabelan, routing, serta instalasi dan konfigurasi
DHCP server serta DNS server berbasis Linux dalam
jaringan komputer.
4
5 Bab V Penutup Bab ini berisikan simpulan mengenai hasil dari semua
modul-modul pratikum yang telah dikerjakan beserta
dengan pembahasannya dan disertai dengan saran yang
diberikan oleh penulis.
Tabel 1.1 merupakan isi dari sistematika penulisan pada bagian-bagian bab
serta keterangan dari masing-masing Bab. Bab I merupakan bagian yang berisi
mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan
masalah, serta sistematika penulisan. Bab II membahas mengenai tentang landasan
teori secara umum yang menjadikan dasar untuk mendukung dalam pengerjaan
laporan praktikum. Bab III membahas mengenai tempat dan waktu penelitian,
sumber data, perancangan sistem pengalamatan jaringan dengan IP Addressing
versi 4, pengkabelan, routing, serta instalasi dan konfigurasi DHCP server serta
DNS server berbasis Linux dalam jaringan komputer. Bab IV berisikan tentang
hasil dari semua modul-modul pratikum yang telah dikerjakan beserta dengan
pembahasannya. Bab ini akan dibahas dengan mendetail mengenai pengalamatan
jaringan dengan IP Addressing versi 4, pengkabelan, routing, serta instalasi dan
konfigurasi DHCP server serta DNS server berbasis Linux dalam jaringan
komputer. Bab V berisikan simpulan mengenai hasil dari semua modul-modul
pratikum yang telah dikerjakan beserta dengan pembahasannya dan disertai dengan
saran yang diberikan oleh penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
2.1.1.2 Kelas B
Kelas B adalah alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala
besar. Dua bit dalam oktet pertama selalu ditetapkan bilangan biner 10. 14 bit
berikutnya melengkapi dua oktet untuk membuat sebuah network identifier, 16 bit
sisanya melengkapi dua oktet terakhir untuk menjelaskan host identifier. Kelas B
dapat memiliki 16,384 network dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
2.1.1.3 Kelas C
Kelas C adalah alamat unicast untuk jaringan skala kecil. Tiga bit dalam
oktet pertama selalu ditetapkan ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya melengkapi
tiga oktet untuk membentuk sebuah network identifier, 8 bit sisanya sebagai oktet
terakhir yang menjelaskan host identifier. Pembuatan total kemungkinan sekitar
2,097,152 network dan 254 host untuk setiap network-nya.
7
2.1.1.4 Kelas D
Kelas D adalah alamat multicast bukan alamat unicast, sehingga berbeda
dengan tiga kelas di atas. Empat bit selalu ditetapkan ke bilangan biner 1110, 28 bit
sisanya digunakan sebagai alamat untuk mengenali host.
2.1.1.5 Kelas E
Kelas E adalah alamat percobaan dan dicadangkan untuk masa depan.
Empat bit pertama selalu ditetapkan kepada bilangan biner 1111, 28 bit sisanya
digunakan sebagai alamat digunakan untuk mengenali host.
network address yang diberikan sebagai IP address local. IP address ini tidak
dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi ke dalam
jaringan internet. Penerapan IP address menggunakan metode VLSM untuk
berkomunikasi ke dalam jaringan internet dengan mengelola jaringannya untuk
memenuhi persyaratan. Routing protocol yang digunakan harus membawa
informasi mengenai notasi prefix. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM, IP
address dihitung menggunakan CIDR kemudian, dipecah kembali menggunakan
VLSM (Kurniawan, 2007).
2.2 Pengkabelan
Pengkabelan merupakan proses perakitan kabel dari bahan-bahan dasar
sehingga dapat digunakan sebagai media dalam pembentukan jaringan komputer.
Terdapat beberapa macam komponen selain kabel yang menunjang dalam
pembentukan jaringan komputer. Berikut akan dijelaskan mengenai komponen-
komponen serta jenis pengkabelan dalam jaringan komputer.
2.3.1 Komponen Hardware dan Software dalam Jaringan Komputer
Jaringan komputer memiliki komponen pendukung yaitu, perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Berikut penjelasan mengenai hardware
dan software beserta contoh dan perinciannya.
2.2.1.1 Perangkat Keras
Perangkat keras (hardware) adalah semua bagian fisik komputer yang
dibedakan dengan data yang berada di dalam dan menyediakan instruksi untuk
9
c. Router
Router adalah alat yang digunakan untuk memilih jaringan tujuan dan
meneruskan pengiriman paket data pada jaringan khusus. Router berperan sebagai
penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan
ke jaringan lainnya. Router terletak di setiap gateway dimana sebuah jaringan
bertemu dengan jaringan yang lain. Router berfungsi untuk menghubungkan
jaringan LAN dengan internet sehingga, router membuat jalur transmisi antara
keduanya.
10
e. Switch Hub
Switch hub digunakan untuk menghubungkan jalur komunikasi data dari
setiap segmen ke jaringan tertentu. Switch hub berperan dalam menyatukan kabel
jaringan dari setiap komputer baik client maupun server serta modem. Terdapat
beberapa jenis hub, namun yang terpenting adalah jumlah port yang dimiliki.
f. Ethernet Card
Ethernet card (LAN card) digunakan sebagai kartu antarmuka jaringan
untuk transmisi data antar komputer yang terkoneksi. Ethernet card disebut juga
dengan Network Interface Card (NIC). Ethernet card bekerja menggunakan
kecepatan transfer data dalam satuan bit per second (bps). Kecepatan transfer data
dimulai dari 10 bps, 100 bps, dan 1000 bps. Jenis-jenis ethernet card adalah
Ethernet, Fast Ethernet, dan Gigabit Ethernet.
g. Webcam
Webcam adalah kamera real-time yang gambarnya dapat diakses atau
dilihat melalui World Wide Web, program instant messaging atau aplikasi video
call.
h. Wireless Adapter
Wireless adapter digunakan sebagai pengendali periferal yang terpasang
tanpa menggunakan kabel. Adapter ini berbentuk card atau board yang berisi
rangkaian elektronika.
11
i. Kabel Koaksial
Kabel koaksial merupakan kabel yang digunakan pada jaringan komputer
yang digunakan sebagai peredam sinyal agar tidak membalikkan dan mengganggu
sinyal aslinya.
c. Protokol Jaringan
Protokol adalah aturan main yang mengatur komunikasi antara beberapa
komputer dalam sebuah jaringan sehingga, komputer-komputer anggota jaringan
dan komputer berbeda platform dapat saling berkomunikasi.
dikarenakan lapisan kabelnya dilindungi oleh semacam foil. Kabel twisted pair
jangkauannya tidak lebih jauh dari 100m, kecepatannya bervariasi mulai dari 10Mb
per detik sampai 10000Mb/detik atau 10Gb per detik. Kabel twisted pair memiliki
3 jenis kabel utama, berikut ini beberapa jenis kabel twisted pair, beserta ciri –
cirinya.
a. UTP (Unshielded Twisted Pair)
Kabel UTP dalam aplikasinya tidak mendukung sebuah perlindungan atau
proteksi dari kumpulan spiralnya, hal ini karena tidak memilki perlindungan apapun
pada bagian kabelnya sehingga kabel jenis UTP ini memiliki kelemahan utama,
yaitu sangat rentan dan juga sensitif terhadap voltase tinggi dan juga medan magnet.
Kabel UTP banyak digunakan pada kabel jaringan telepon, dan juga jaringan LAN
kecil.
simple dan juga fleksibel, dapat mentransmisikan sinyal cahaya, dan tahan terhadap
gelombang radio. Kelemahannya adalah harga instalasi yang tinggi, tidak semua
provider mendukung jaringan menggunakan fiber optic, kecepatan transmisi masih
dibatasi oleh provider dan gangguan (noise) yang sering terjadi apabila terlipat
walaupun hanya sedikit. Berikut merupakan bagian-bagian dari kabel fiber optic.
a. Pelindung kabel (cable jacket) yang merupakan bagian kulit pembungkus
terluar untuk melindungi seluruh bagian kabel.
b. Pelindung fiber (strengthening fibers) berfungsi menjaga kabel dari
benturan keras.
c. Lapisan plastik (coating) berfungsi menjaga kabel dari tekukan.
d. Lapisan tipis (cladding) berfungsi sebagai pembatas yang memuat
gelombang cahaya sehingga data dapat ditransmisikan.
e. Fisik medium utama (core) berfungsi sebagai medium transmisi data.
2.3 Routing
Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dalam jaringan
komputer dengan meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan
lainnya.
2.3.1 Konsep Dasar Routing
TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) dalam
jaringan WAN dikenal sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat
sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masing
mulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem
sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan
dengan baik.
informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan
jaringannya. Beberapa router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan
mampu meneruskan data ke arah yang benar. Sehingga, secara garis besar routing
dinamik merupakan proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Dynamic router mempelajari sendiri rute terbaik yang akan ditempuhnya
untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator
tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut.
Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan
kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah,
sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang
dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan
informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol
routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol
routing didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak
berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut (Sutrisno, 2016).
2.4.1.9 Fedora
Fedora (sebelumnya bernama Fedora Core, terkadang disebut juga dengan
Fedora Linux) adalah sebuah distro Linux berbasis RPM dan yum yang
dikembangkan oleh Fedora Project yang didukung oleh komunitas pemrogram serta
disponsori oleh Red Hat. Banyak fitur baru seperti versi 'Glitch-Free' untuk
PulseAudio, sistem Security, Audit dan Intrusion-Detection Sectool, PackageKit-
Framework, software konfigurasi printer dengan fitur baru dan dukungan untuk
Adhoc-Network/Connection Sharing melengkapi Network Manager, menjadikan
Cambridge sebagai salah satu distro dengan fitur terdepan yang dIPastikan akan
diikuti distro-distro lainnya.
2.4.1.11 CentOS
CentOS adalah sistem operasi bebas yang didasarkan pada Red Hat
Enterprise Linux (RHEL). Proyek ini berusaha untuk 100% binari kompatibel
dengan produk hulunya (RHEL). Arsip perangkat lunak tambahan menyediakan
versi terbaru paket-paketnya, berbasis paket RPM. CentOS singkatan dari
Community Enterprise Operating System (Sistem Operasi Perusahaan buatan
Komunitas/Masyarakat). Salah satu kekurangan CentOS adalah sedikitnya sistem
file yang didukung oleh kernelnya, antara lain CentOS tidak bisa membaca
ReiserFS dan NTFS.
22
2.4.1.14 PCLinuxOS
Distro PCLinuxOS di desain untuk memudahkan pengguna Linux pemula
untuk menginstalnya. Paket di dalam distro PCLinuxOS diisi dengan aplikasi-
aplikasi yang banyak di gunakan seperti Open Office (aplikasi perkantoran),
Amarok, MPlayer untuk memutar video, Gimp (Photoshop versi Linux) buat desain
grafis, serta game. (Anggraini, 2016)
Gambar 2.1 merupakan skema dari cara kerja DNS Server. Terlihat pada
Gambar 2.1, bahwa DNS resolver melakukan pencarian alamat host pada file
HOSTS. Proses dapat dikatakan selesai apabila alamat host yang dicari sudah
ditemukan dan diberikan. DNS resolver melakukan pencarian pada data cache yang
sudah dibuat oleh resolver untuk menyimpan hasil permintaan sebelumnya.
Apabila ada, kemudian disimpan dalam data cache lalu hasilnya diberikan dan
selesai. DNS resolver melakukan pencarian pada alamat server DNS pertama yang
telah ditentukan oleh pengguna. Server DNS ditugaskan untuk mencari nama
domain pada cache-nya. Apabila nama domain yang dicari oleh server DNS tidak
ditemukan, maka pencarian dilakukan dengan melihat file database (zones) yang
dimiliki oleh server. Apabila masih tidak ditemukan, pencarian dilakukan dengan
menghubungi server DNS lain yang masih terkait dengan server yang dimaksud.
Nama domain kemudian disimpan dalam cache lalu hasilnya diberikan ke client
(melalui web browser) apabila telah ditemukan
27
28
Local Area Network, pembuatan kabel UTP dengan konektor RJ45 serta
pengaturan jaringan komputer skala kecil, pembuatan Static Routing dan
Dynamic Routing dan instalasi Linux CentOS, serta konfigurasi
network/jaringan pada Linux, instalasi DHCP Server dan DNS Server
pada Linux.
b. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh
melalui pembelajaran terhadap referensi atau sumber data yang berkaitan
dengan modul Praktikum Jaringan Komputer. Materi yang dipelajari
dalam studi pustaka diantaranya adalah pemahaman dalam IP Addressing,
Subnetting, dan konfigurasi IP, komponen-komponen dalam jaringan
komputer skala kecil, dan instalasi Linux CentOS beserta
konfigurasikonfigurasinya.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL
Tabel 4.1 merupakan tabel yang berisi divisi di kantor tersebut. Tabel diatas
menunjukkan berapa jumlah host yang diperlukan disetiap divisi. Dapat dilihat pada
tabel tersebut, divisi Purchasing menggunakan 30 host , divisi Front Office
menggunakan 60 host, divisi HRD menggunakan 6 host dan divisi Marketing
menggunakan 2 host.
Langkah-langkah yang dilakukan terdiri dari subnetting dan penerepannya
ke dalam Cisco Packet Tracer. Berikut adalah penjelasan langkah demi langkah
dalam subnetting dan penerapannya ke dalam Cisco Packer Tracer.
29
30
4.1.1 Subnetting
Pengalamatan jaringan dari empat divisi dilakukan dengan menggunakan
metode Variabel Length Subnetting Mask (VLSM) untuk mendapatkan network
address, first usable address, last usable address dan broadcast address pada setiap
network di masing-masing divisi tersebut. IP license yang digunakan adalah
192.168.1.0/24, berikut adalah penjelasan mengenai subnetting pada setiap divisi
yang ada.
4.1.1.1 Front Office
Divisi front office menggunakan 60 host pada jaringannya, subnet yang
diperlukan untuk dapat menutupi kebutuhan host tersebut yaitu dengan mencari
jumlah host subnet yang mendekati dan lebih banyak dari jumlah host yang ada
pada divisi front office. Divisi front office akan menggunakan netmask
255.255.255.192 dan CIDR/26, karena netmask dapat mencakup jumlah host
maksimal sebanyak 62 host. Tabel 4.2 menunjukkan setiap address yang
didapatkan.
Tabel 4.2 merupakan hasil subnetting untuk divisi front office. Hasil
subnetting tersebut terdiri dari network address yaitu 192.168.1.0, broadcast
address yaitu 192.168.1.63 dan IP host yang dapat digunakan mulai dari range
192.168.1.2 sampai 192.168.1.62.
4.1.1.2 Purchasing
Divisi purchasing menggunakan 30 host pada jaringannya, subnet yang
diperlukan untuk dapat menutupi kebutuhan host tersebut yaitu dengan mencari
jumlah host subnet yang mendekati dan lebih banyak dari jumlah host yang ada
pada divisi purchasing. Divisi purchasing akan menggunakan netmask
31
Tabel 4.3 merupakan hasil subnetting tersebut terdiri dari network address
yaitu 192.168.1.64, broadcast address yaitu 192.168.1.127 dan IP host yang
dapat digunakan mulai dari range 192.168.66.65-192.168.1.126.
4.1.1.3 HRD
Divisi HRD menggunakan 6 host pada jaringannya, subnet yang
diperlukan untuk dapat menutupi kebutuhan host tersebut yaitu dengan mencari
jumlah host subnet yang mendekati dan lebih banyak dari jumlah host yang ada
pada divisi tersebut. Divisi HRD memiliki jumlah host terbanyak ketiga yaitu 6
host. Divisi HRD akan menggunakan netmask 255.255.255.240 dan CIDR/28,
karena netmask dan CIDR/28 tersebut dapat mencakup jumlah host maksimal
sebanyak 6 host. Tabel 4.4 menunjukkan setiap address yang didapatkan.
Tabel 4.4 merupakan hasil subnetting dari divisi HRD yang terdiri dari
network address yaitu 192.168.1.128, broadcast address yaitu 192.168.1.143
dan IP host yang dapat digunakan mulai dari range 192.168.1.130-
192.168.1.142.
32
4.1.1.4 Marketing
Divisi marketing menggunakan 2 host pada jaringannya, subnet yang
diperlukan untuk dapat menutupi kebutuhan host tersebut yaitu dengan mencari
jumlah host subnet yang mendekati dan lebih banyak dari jumlah host yang ada
pada divisi marketing. Divisi Marketing memiliki jumlah host sebanyak 2 host.
Tabel 4.5 menunjukkan setiap address yang didapatkan.
Tabel 4.5 merupakan hasil subnetting dari divisi marketing yang terdiri
dari network address yaitu 192.168.1.144, broadcast address yaitu
192.168.1.151 dan IP host yang dapat digunakan mulai dari range
192.168.1.146-192.168.1.150.
33
Gambar 4.1 merupakan gambar penerapan tiap divisi ke Cisco Paket Tracer.
Dapat dilihat pada skema tersebut terdapat satu router dan 7 switch. Divisi front
office menggunakan 3 switch, dimana setiap switch menggunakan 20 PC. Divisi
purchasing menggunakan 2 switch, dimana setiap switch menggunakan 15 PC.
Divisi HRD menggunakan 1 switch, dimana di switch tersebut menggunakan 6 PC.
34
4.2 Pengkabelan
Satu buah komputer untuk mendapatkan jaringan tentunya harus
membutuhkan sebuah media agar dapat terhubung antara komputer satu dengan
komputer lainnya. Media yang dimaksud adalah kabel. Kabel yang sering
digunakan untuk melakukan transfer data dan sharing internet antara komputer satu
dengan komputer lainnya yaitu kabel UTP. Modul berikut akan membahas
mengenai teknik crimping kabel, cara mengirim file dan sharing internet.
4.2.1 Crimping
Crimping adalah suatu proses dimana sebuah kabel jaringan dirangkai agar
menjadi sebuah kabel jaringan yang utuh atau sempurna. Jenis kabel yang dapat di-
crimping yaitu kabel lurus (straight-through) dan (crossover). Perbedaan diatara
kedua kabel tersebut hanyalah susunan kabel yang terdapat didalamnya, berikut
adalah tahapan pembuatan kabel straight-through dan crossover. Berikut ini adalah
langkah-langkah pembuatan kabel LAN.
4.2.1.1 Mengupas Lapisan Luar Kabel
Pengupasan lapisan luar kabel merupakan langkah yang paling utama
dilakukan dalam proses crimping, dimana ujung kabel dikupas sepanjang 1 cm.
Proses pengupasan bertujuan untuk mengeluarkan urat kabel yang nantinya akan
dimasukkan ke dalam konektor sesuai dengan susunannya masing–masing.
and Sharing Center > Change advanced protecting sharing, password protecting
sharing dimatikan. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk File Transfer
dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.11 adalah langkah-langkah sharing file. Klik kanan pada file
yang akan di share , kemudian klik give access to lalu pilih specific people. Langkah
selanjutnya adalah memilih akses kepada siapa file yang akan di share dapat dilihat
pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12 adalah langkah memilih akses kepada siapa file akan di
share. Pertama-tama pilih everyone lalu pilih permission level nya read atau
read/write lalu klik add. Langkah selanjutnya adalah melihat pada PC 2, apakah
sharing file berhasil atau tidak. Pengecekan dapat dilihat pada gambar 4.13.
44
isi dengan alamat IP laptop pertama, sedangkan Preferred DNS server isikan IP
8.8.8.8. Ping suatu alamat web dilakukan untuk menguji apakah kedua laptop
sudah terkoneksi dengan internet. Cara lain dapat dilakukan dengan mengakses
suatu alamat web pada browser. Berikut adalah dokumentasi saat melakukan File
Transfer dan Internet Sharing.
Gambar 4.15 adalah hasil ping google 8.8.8.8 yang membuktikan bahwa
internet sharing berhasil dilakukan. Dapat dilihat dari command menyatakan reply
from 8.8.8.8 sudah berhasil.
4.3 Routing
Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan
meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya. Routing
berfungsi untuk menghubungkan suatu jaringan yang berbeda segmen agar bisa
mengirim paket data. Percobaan yang dilakukan dengan menggunakan routing
statis dan dinamis pada kasus jaringan internal sekolah. Tahapan dalam melakukan
routing dan desain jaringan pada sekolah dapat dijabarkan sebagai berikut.
4.3.1 Setting Internet Protokol
Setting IP atau Internet Protocol bertujuan untuk menentukan terlebih
dahulu alamat yang akan diberikan pada setiap perangkat yang digunakan di
sekolah. Pengalamatan yang digunakan menggunakan metode subnetting VLSM
karena IP Address License 192.168.3.1/24 sama untuk semua lab kecuali pada
area server menggunakan IP license 20.20.20.1/29. Daftar perangkat yang
47
digunakan untuk melakukan konfigurasi jaringan pada sekolah dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 merupakan daftar perangkat yang digunakan pada area yang
akan digunakan pada konfigurasi jaringan di sekolah SMA. Area memiliki masing-
masing perangkat yang akan diberikan IP Address agar dapat terhubung hingga ke
sumber internet. Daftar IP Address untuk setiap perangkat dapat dilihat pada Tabel
4.7.
Tabel 4.8 merupakan daftar perangkat yang digunakan pada lokasi yang
akan digunakan pada konfigurasi jaringan di sekolah SMA. Hasil implementasi
desain pada Cisco Packet Tracer dapat dilihat pada Gambar 4.16.
50
Gambar 4.21.
54
Address tersebut terhubung ke Router LT.2, Lab 1 dan Lab 2. Tahapan penginputan
IP Address pada Router LT.2 dapat dilihat pada Gambar 4.22.
56
Tabel 4.9 merupakan tabel routing dari sistem routing statis pada jaringan
sekolah SMA. Routing dilakukan agar paket yang akan keluar dari network dapat
diarahkan sesuai dengan tabel routing pada router secara manual sesuai konfigurasi
yang telah dibuat. Langkah-langkah dalam melakukan routing statis dapat dilihat
pada Gambar 4.24.
Tabel 4.10 merupakan tabel routing dari sistem routing dinamis pada
jaringan sekolah SMA. Routing dilakukan agar paket yang akan keluar dari network
dapat diarahkan sesuai dengan tabel routing pada router secara otomatis dengan
protokol RIP. Langkah-langkah dalam melakukan routing dinamis dapat dilihat
pada Gambar 4.27.
Gambar 4.30 merupakan hasil uji coba test ping dari PC Lab 1 ke PC Lab
3 dengan IP tujuan 192.168.3.80. Hasil dari test ping menunjukan reply dari IP
tujuan yang menandakan routing statis berhasil dilakukan.
Gambar 4.31 merupakan hasil uji coba test ping dari PC Lab 2 ke Server
SMA dengan IP tujuan 20.20.20.6. Hasil dari test ping menunjukan reply dari IP
tujuan yang menandakan routing dinamis berhasil dilakukan.
Gambar 4.32 merupakan hasil uji coba test tracert dari PC Lab 1 ke Server
SMA dengan IP tujuan 20.20.20.6. Hasil dari test tracert menunjukan jalur IP
yang dilalui hingga sampai ke tujuan sudah sesuai dengan jalur yang ditentukan
yang menandakan routing statis berhasil dilakukan.
Gambar 4.33 merupakan hasil uji coba test tracert dari PC Lab 3 ke
Internet dengan IP tujuan 202.16.20.1. Hasil dari test tracert menunjukan jalur IP
yang dilalui hingga sampai ke tujuan merupakan jalur terpendek yang dilalui
dengan protokol RIP yang menandakan routing dinamis berhasil dilakukan.
4.4 Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server DNS Server Berbasis Linux
Instalasi dan konfigurasi DHCP server serta DNS server dilakukan pada
operating system linux. Distro Linux memiliki beberapa bagian-bagian, seperti
Ubuntu, Centos, Debian, dan lain sebagainya. Melakukan konfigurasi dapat
menggunakan dua komputer atau menggunakan VMware. Langkah-langkah dalam
melakukan instalasi dan konfigurasi DHCP server dan DNS server adalah sebagai
berikut.
4.4.1 Membuat Sistem Operasi CentOS dalam VMware
Membuat sistem operasi dalam VMware adalah langkah pertama sebelum
melakukan instalasi dan konfigurasi DHCP server dan DNS server. Membuat
sistem operasi pada VMware dapat dilihat pada Gambar 4.34.
69
Gambar 4.37 merupakan tampilan tahap instalasi yang terdapat 2 opsi, opsi
pertama yaitu OK dan opsi kedua yaitu skip. Pilih skip untuk melanjutkan proses
install ke tahap berikutnya.
73
Gambar 4.38 merupakan tampilan menu layar utama pada saat melakukan
instalasi Linux CentOS, tekan tombol next untuk melanjutkan ke proses install
berikutnya.
74
Gambar 4.42 merupakan langkah untuk memilih zona waktu pada Linux
CentOS yang dapat dipilih sesuai dengan zona waktu yang user inginkan dan
sewaktu–waktu dapat diubah.
78
Gambar 4.44 merupakan langkah pemilihan jenis instalasi apa yang user
inginkan, terdapat lima pilihan penyimpanan memori yang disediakan seperti
Gambar 4.44.
80
Gambar 4.55 merupakan isi dari file DHCPD. Isi dari file DHCPD kosong
dan belum diatur seperti gambar. Perintah DHCPDARGS=eth1 adalah untuk
memberitahu DHCP
Gambar 4.61 merupakan langkah mengatur nama DNS server yang telah
di-install sebelumnya. Pengaturan nama DNS terdapat pada file named.conf.
Perintah yang digunakan adalah vi /etc/named.conf.
Gambar 4.66 merupakan hasil dari restart konfigurasi file named, Gambar
4.66 menunjukan bahwa stopping named berjalan dengan baik, dan starting named
juga berjalan baik ditandai dengan pesan OK.
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari praktikum jaringan dan komputer adalah
proses pengalamatan jaringan menggunakan metode Variabel Length Subnetting
Mask (VLSM) dengan pembagian jaringan untuk 4 divisi. IP License yang
diberikan yaitu 192.168.1.0/24, maka akan ditentukan pembagian IP Address
pada masing-masing network beserta Network Address, First Usable Address, Last
Usable Address, dan Broadcast Address. Contoh simulasi penerapan pembagian IP
pada masing-masing network menggunakan Cisco Packet Tracer.
Crimping merupakan suatu proses dimana sebuah kabel jaringan dirangkai
agar menjadi sebuah kabel jaringan yang utuh atau sempurna. Jenis kabel yang
dapat di-crimping ada dua yaitu kabel lurus (straight-through) dan (crossover). File
transfer dan internet sharing, diperlukan kabel LAN bertipe Crossover, dua buah
laptop dengan OS Windows 10 dan koneksi internet. Kabel silang atau crossover
digunakan untuk jaringan yang besar karena kabel crossover dapat menghubungkan
antar komponen pada jaringan komputer. Kabel straight over digunakan untuk
jaringan yang kecil karena kabel straight over hanya dapat menghubungkan
beberapa komponen saja.
Routing merupakan proses dimana suatu data dapat sampai ke tujuan dari
satu lokasi ke lokasi lain. Router merupakan perangkat yang digunakan untuk
melakukan routing trafik. Routing memiliki dua jenis metode routing yaitu routing
statis dan routing dinamis. Statis routing adalah sebuah router yang memiliki tabel
routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan dan
jika terdapat perubahan maka network administrator harus melakukan pengaturan
pada tabel routing di setiap router. Static routing digunakan pada tipe jaringan
dengan skala yang kecil seperti jaringan warung internet ataupun jaringan yang
dimana tidak menggunakan banyak host dan juga banyak router dimana static
routing digunakan untuk jaringan dengan tipe multi access network atau point to
97
98
point. Dynamic routing merupakan routing yang biasanya digunakan pada jaringan
yang memiliki lebih dari satu rute dimana dynamic routing digunakan untuk
jaringan dengan skala besar yang memiliki banyak rute jaringan.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat kelompok kami berikan mengenai laporan
praktikum jaringan computer yang sudah kami lalui selama kurang lebih tiga bulan
diantaranya sebagai berikut.
a. Perlu adanya penambahan waktu untuk menyempurnakan laporan dari
praktikum jaringan dan komputer ini agar dapat dibuat secara sempurna.
b. Perlu adanya pemahaman materi sebelum melakukan praktikum jaringan
dan komputer agar praktikam dapat secara maksimal dikerjakan.
c. Bimbingan dari asisten juga sangat diperlukan untuk dapat memahami dan
membantu praktikan dalam memecahkan permasalahan yang ada saat
membuat menerapkan ke cisco packet tracer.
DAFTAR PUSTAKA
99
LAMPIRAN