Disusun Oleh:
Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang menggenggam
kehidupan setiap makhluk-Nya. Atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
paper dengan judul Metode Konversi Sistem Informasi. Paper ini membahas kajian tentang
mekanisme konversi sistem infomasi disertai kendala yang mungkin dihadapi selama proses
konversi.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan pengajaran dan
arahan yang telah diberikan oleh Bapak Dr. Ir. Arief Imam Suroso, M.Sc selama penulis
mengikuti Mata Kuliah Sistem Informasi dan Manajemen (SIM). Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu evaluasi dan saran konstruktif
merupakan hal yang sangat dibutuhkan guna perbaikan di masa mendatang. Akhirnya semoga
karya ini bernilai ibadah bagi penulis dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
– Penulis –
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan dalam dunia teknologi informasi berjalan begitu cepat. Kompetisi berlangsung
sangat ketat, sehingga muncul istilah hyper competition, siapa yang tidak mau berubah
akan tertinggal. Sistem usang sudah selayaknya diganti dengan yang baru, agar dapat
Bahkan jikalau bisa diagendakan dan dianggarkan secara rutin agar dapat mendorong
namun hal ini tidak menutup kemungkinan dapat mengakibatkan efek sebaliknya kepada
perusahaan akibat pemilihan teknologi yang tidak tepat guna. Pengguna, dalam kasus ini
berarti perusahaan dan organisasi, dituntut bersikap bijaksana dalam memilih teknologi
apa yang akan digunakan untuk perusahaan mereka. Konversi sistem lama ke sistem baru
tentunya tak terelakkan. Namun hal ini bukan sesuatu yang mudah. Pada kenyataannya,
dalam implementasi sistem informasi dari manual ke otomatis banyak menemui kendala
(end users) kurang mampu beradaptasi dalam menjalankan fungsi sistem informasi
Dibutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang oleh perusahaan agar hasil dari
sistem yang baru tersebut dapat sepenuhnya mendukung aktivitas dan meningkatkan
produktifitas perusahaan. Biasanya cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi
1
hal ini adalah melakukan pelatihan (training) kepada para karyawannya dengan cara
memakai jasa pihak lain atau vendor teknologi informasi (TI) yang sudah berpengalaman
di bidangnya.
Konversi sistem telah menjadi hal yang lumrah terjadi bagi organisasi atau perusahaan
yang ingin terus berkembang. Sistem lama jika sudah kalah cepat geraknya dengan
lingkungan usaha yang terjadi, maka tak ada alasan untuk menunda perubahan sistem ini.
Namun konversi tersebut tidak dapat dijalankan dengan sembarangan. Banyak faktor
bentuk konversi sistem informasi ini harus disesuaikan dengan karakter bisnis dan
harapan di masa depan. Dengan begitu, diharapkan perubahan atau transisi tidak
menimbulkan down system atau turbulensi kinerja operasional dan harapan akan adanya
Dalam makalah ini akan diuraikan lebih jauh mengenai metode konversi sistem informasi
pada suatu perusahaan disertai dengan kendala yang mungkin dihadapi dan solusi untuk
I. 2. Rumusan Masalah
1. Memahami metode sistem konversi dari sistem lama ke sistem yang baru
2. Memahami kelebihan dan kekurangan serta kendala dari metode sistem konversi
tersebut
2
I. 3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini secara umum untuk mengetahui dan memahami metode konversi
sistem informasi yang dapat dilakukan pada suatu perusahaan.dan menjelaskan kelebihan dan
kekurangan serta kendala dalam metode sistem konversi dalam suatu perusahaan Sedangkan
tujuan khususnya adalah sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Sistem Informasi dan
Manajemen angkatan E62 Program Pasca Sarjana Sekolah Bisnis,Institut Pertanian Bogor yang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek yaitu , Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu , manipulasi , dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi
Komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Maka Teknologi Informasi
dan Komunikasi adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas
tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan , manipulasi , pengelolaan dan transfer
menurut para ahli yakni , menurut Susanto Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sebuah
media atau alat bantu yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data
atau informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk
“ Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and
microelectronic) means.” Here handling includes transfer , processing , storage and access, IT
special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of
individual people and society as a whole.” Dari penjelasan diatas : kebutuhan manusia didalam
mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam konteks social yang
mengungtungkan diri sendiri dan masyarakat secara kesulurahan. Bagaimana implikasinya agar
4
dapat menguntungkan secara individual dan masyarakat secara kesuluruhan tidak
Menurut James A. O’Brien (2006), Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun
dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
informasi merupakan tanggungjawab dari seluruh komponen organisasi. Sistem informasi juga
dapat berperan dalam bisnis menejemen dan untuk pengambilan keputusan serta memungkinkan
suatu bisnis dapat berkembang. Termasuk dalam komponen sistem informasi adalah perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur, orang, basis data (database) dan
jaringan komputer dan komunikasi data. Sistem informasi manajemen (manajement information
system atau sering dikenal dengan singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di
dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan
manajemen. SIM (sistem informasi manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari
interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data
untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam
Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah
mungkin SIM yang kompleks dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut,
bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer
kepada semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower level management),
5
managemen tingkat menengah (middle level management) dan manajemen tingkat atas (top level
management). Top level management dengan executive management dapat terdiri dari direktur
pembelian, teknik, produksi, keuangan dan akuntansi. Sedang middle level management dapat
terdiri dari manajer-manajer devisi dan manajer-manajer cabang. Lower level management
disebut degan operating management dapat meliputi mandor dan pengawas. Top level
management disebut juga dengan strategic level, middle level management dengan tactical
sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru. Menurut
artikata.com, konversi adalah perubahan dari satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain;
6
perubahan pemilikan atas suatu benda, tanah, dan sebagainya; perubahan dari satu bentuk
Saat ini, implementasi sistem informasi baru bagi banyak organisasi sering melibatkan
penggantian software, database, dan sistem yang lama. Salah satu aktivitas implementasi
yang paling penting yang dibutuhkan ketika meng-install software baru disebut konversi
data. Misalnya, penginstalan paket software yang baru dapat memerlukan konversi elemen
data di database yang dipengaruhi oleh aplikasi yang baru ke dalam format data yang baru.
Aktivitas konversi data lainnya yang biasanya dibutuhkan mencakup koreksi data yang tidak
tepat, penyaringan data yang tidak diinginkan, konsolidasi data dari beberapa database, dan
pengaturan data ke dalam format data yang baru, seperti database, datamart, dan gudang data.
proses konversi data yang baik merupakan hal yang penting karena data yang diformat atau
disusun dengan tidak tepat sering dilaporkan sebagai salah satu penyebab utama dari
7
BAB III
PEMBAHASAN
Fenomena penyebab kegagalan pengalihan konversi dari suatu sistem lama ke sistem yang baru
dapat berasal dari 3 pihak terkait yang berperan didalam pengembangan sistem informasi, yaitu:
manajemen yang mewakili pihak perusahaan atau end-user, vendor sebagai pihak ketiga yang
Kesalahan dalam konversi sistem informasi dapat terjadi apabila tidak dilakukan langkah-
langkah awal dengan tepat sebelum dilakukan konversi. Adapun hal yang perlu dilakukan
Developmental (error testing per modul oleh programmer), Alpha testing (error testing
ketika sistem digabungkan dengan interface user oleh software tester), dan Beta testing
Untuk mengurangi resiko kegagalan yang terjadi saat pergantian sistem, terdapat 4 metode
konversi yang dapat dilakukan guna mempermudah pengenalan sistem baru ke dalam organisasi
dan meningkatkan keberhasilan proses konversi. Empat bentuk utama dari konversi sistem
8
mencakup konversi langsung, konversi paralel, konversi bertahap (phased) dan konversi
percontohan (pilot).
James A. O’Brien (2006) mengatakan bahwa operasi awal dari sistem bisnis yang baru, dapat
menjadi tugas yang sulit. Hal ini biasanya memerlukan proses konversi (convertion) dari
penggunaan sistem yang ada saat ini ke operasi aplikasi yang baru atau yang lebih baik. Pada
saat menganalisis konversi sistem perlu dipertimbangkan pendekatan konversi yang paling bagus
untuk dilakukan. Teknik konversi sistem yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya
dengan sistem baru. Cara ini merupakan yang paling berisiko, tetapi murah. Konversi
lama, sehingga apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem
4. Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama, dan perbandingan antara
Keunggulan :
9
Kelemahan :
Mempunyai risiko kegagalan yang tinggi. Berikut merupakan ilustrasi konversi langsung.
Pada konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah melalui
masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, maka
sistem lama segera dihentikan. Cara seperti ini merupakan pendekatan yang paling aman,
tetapi merupakan cara yang paling mahal, karena pemakai harus menjalankan dua system
sekaligus. Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama dan baru
beroperasi secara serentak untuk beberapa période waktu. Dalam mode konversi paralel,
direkonsiliasi.
Kelebihan :
Memberikan derajat proteksi yang tinggi kepada organisasi dari kegagalan sistem baru.
Kelemahan :
Besarnya biaya untuk duplikasian fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem
rangkap tersebut, karena ketika proses konversi suatu sistem baru melibatkan operasi paralel,
10
Gambar 3.2. Konversi pararel
Konversi bertahap dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan
sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan
yang lama. Jika tak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk
mengganti modul-modul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini, akhirnya semua
sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada
beberapa kali, dan secara perlahan menggantikan sistem lama. Konversi bertahap dapat
menghindarkan risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu
Kelebihan :
pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama période waktu yang luas.
Kelemahan :
Keperluan biaya yang harus diadakan untuk mengembangkan interface temporer dengan
sistem lama, daya terapnya terbatas, dan terjadi kemunduran semangat di organisasi, sebab
11
Gambar 3.3. Konversi bertahap
Keterangan gambar
a. Sistem baru diimplementasi beberapa kali, sedikit demi sedikit untuk menggantikan
c. Perlu biaya tambahan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama.
Contoh :
sistem lama dikembangkan. Interface ini memungkinkan sistem lama beroperasi dengan data
dikembangkan. Segmen lain dari sistem baru tersebut di-instal sampai keseluruhan sistem
diimplementasikan.
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi
tertentu yang diperlakukan sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka
akan diperluas ke tempat-tempat yang lain. Ini merupakan pendekatan dengan biaya
dan risiko yang rendah. Dengan metode Konversi Pilot, hanya sebagian dari
12
organisasilah yang mencoba mengembangkan sistem baru. Kalau metode phase-in
Contoh :
Salah satu kantor cabang atau pabrik, misalnya bisa berfungsi sebagai kelinci
percobaan atau tempat pengujian alfa atau beta berfungsi untuk tempat versi sistem
sistem pilot harus membuktikan diri di tempat pengujian tersebut. Metode konversi ini
lebih sedikit beresiko dibandingkan dengan metode langsung, dan lebih murah
Segala kesalahan dapat dilokalisir dan dikoreksi sebelum implementasi lebih jauh
dilakukan. Apabila sistem baru melibatkan prosedur baru dan perubahan yang drastis
dalam hal perangkat lunaknya, metode pilot ini akan lebih cocok digunakan. Selain
berfungsi sebagai tempat pengujian (test site), sistem pilot juga digunakan untuk
13
melatih pemakai seluruh organisasi dalam menghadapi lingkungan “live” (hidup atau
Keberhasilan konversi sistem sangat tergantung pada seberapa jauh profesional sistem
menyiapkan penciptaan dan pengkonversian file data yang diperlukan untuk sistem baru.
Dengan mengkorversi suatu file, maksudnya adalah bahwa file yang telah
14
b. Konversi File Gradual
Konversi file gradual (sedikit demi sedikit), umumnya digunakan dengan metode paralel
dan phase-in. Dalam beberapa contoh, ia akan bekerja untuk metode pilot. Umumnya
konversi file gradual tidak bisa diterapkan untuk konversi sistem langsung.
Beberapa perusahaan mengkonversi file-file data mereka secara gradual (sedikit demi
sedikit). Record-record akan dikonversi hanya ketika mereka menunjukkan beberapa
aktivitas transaksi. Record-record lama yang tidak menunjukkan aktivitas tidak pernah
dikonversi. Metode ini bekerja dengan cara berikut :
d. File Master
Merupakan file utama dalam database. Biasanya paling sedikit satu file master diciptakan
atau dikonversi dalam setiap konversi sistem.
e. File Transaksi
File ini selalu diciptakan dengan memproses suatu sub- system individual di dalam sistem
informasi. Akibatnya, ia harus dicek secara seksama selama pengujian sistem informasi.
15
f. File Indeks
File ini berisi kunci atau aiamat yang menghubungkan berbagai file master. File indeks
baru harus diciptakan kapan saja file master yang berhubungan dengannya mengalami
konversi.
g. File Tabel
File ini dapat juga diciptakan dan dikonversi seiama konversi sistem. File tabel bisa juga
diciptakan untuk mendukung pengujian perangkat lunak.
h. File Backup
Kegunaan file backup adalah untuk memberikan keamanan bagi database apabila terjadi
kesalahan pemrosesan atau kerusakan dalam pusat data. Oleh karenanya, ketika suatu file
dikonversi atau diciptakan, file backup harus diciptakan.
Konversi sistem informasi yang lama menjadi sistem informasi baru bisa berhasil dan juga bisa
gagal. Hal itu dipengaruhi oleh stakeholder yang terlibat dalam pembuatan dan implementasi
sistem informasi tersebut. Misalnya dalam pembuatan sistem informasi berupa ERP. Ada
16
beberapa hal yang menjadi penyebab utama kegagalan proyek ERP. Dalam hampir semua kasus,
para manajer bisnis dan ahli TI dari perusahaan ini meremehkan kerumitan perencanaan,
pengembangan, dan pelatihan yang dibutuhkan untuk bersiap-siap menghadapi sistem ERP baru
yang akan secara radikal mengubah proses bisnis dan sistem informasi mereka.
Kegagalan untuk melibatkan para karyawan yang terkena dampak dalam tahap perencanaan dan
pengembangan serta program manajemen perubahan, atau mencoba untuk melakukan terlalu
banyak hal dengan cara yang terlalu cepat pada proses konversi, adalah penyebab-penyebab
umum dari kegagalan proyek ERP. Pelatihan yang tidak memadai dalam berbagai tugas
pekerjaan baru yang dibutuhkan oleh sistem ERP, dan kegagalan konversi data dan pengujian
yang cukup atas data, adalah penyebab lain dari kegagalan. Dalam banyak kasus, kegagalan ERP
juga disebabkan karena perusahaan atau manajemen TI terlalu mempercayai berbagai pernyataan
yang diberikan para penjual software ERP atau bantuan dari perusahaan konsultan prestisius
Pengalihan sistem informasi dari sistem yang lama ke sistem yang baru dapat berakibat fatal,
terjadi karena:
2. Sistem baru sudah terpasang, namun terdapat kesalahan prosedur dalam pelaksanaanya,
sehingga perubahan tidak dapat terjadi. Sehingga keberadaan sistem baru justru
3. Perencanaan dan aplikasi sistem Informasi tidak memiliki arah dan tahapan yang baik.
17
4. Tidak ada komunikasi yang baik di antara vendor sebagai penyedia TI dengan perusahaan
sebagai pengguna, sehingga sistem baru yang terbentuk menjadi tidak sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
5. Perusahaan memandang perubahan teknologi merupakan hal yang harus dilakukan agar
teknologi tersebut.
7. Fenomena ini terjadi karena dengan adanya perubahan dari sistem lama ke sistem baru
maka akan terjadi keadaan dimana karyawan menghadapi masa transisi yaitu keharusan
menjalani adaptasi yang dapat berupa adaptasi teknikal (skill, kompetensi, proses kerja),
kultural (perilaku, mind set, komitmen) dan politikal (munculnya isu efisiensi
maka terjadi saling tuding di dalam organisasi, dimana manajemen puncak menyalahkan
bawahan yang bertanggung jawab, konsultan, vendor bahkan terkadang peranti TI itu
sendiri.
Langkah-langkah preventif yang dilakukan agar kesalahan alih sistem informasi dapat dihindari:
1. Lihat kembali dan koreksi visi yang ingin di bangun, pelajari implementasi apa yang
belum maksimal dan latih sumber daya manusia agar mampu mengoptimalkan peranti
yang sudah dibeli. Hal ini hanya akan mungkin untuk dilaksanakan apabila pimpinan
perusahaan mengetahui tentang TI/sedikit tentang TI, sehingga dia paham apa yang ingin
18
2. Harus menciptakan sinergisme diantara subsistem-subsistem yang mendukung
subsistem-subsistem ini. Asumsi hanya akan tercapai apabila para perancang sistem ini
mengetahui masalah-masalah informasi apa yang ada di perusahaan dan yang harus
segera di selesaikan. Biasanya para perancang sistem ini akan mulai pada tingkat
3. Para perancang Sistem Informasi harus menyadari bagaimana rasa takut di pihak pegawai
informasi, dapat mengurangi ketakutan ini dan dampaknya yang merugikan dengan
kemampuan mereka.
perusahaan. Pengumuman oleh pihak manajemen puncak pada awal tahap analisis
dan penerapan dari siklus hidup sistem merupakan contoh strategi ini.
dampak dari sistem komputer dan dengan berpegang pada janji. Komunikasi
formal dan penyertaan pemakai pada tim proyek mengarah pada tercapainya
kepercayaan.
19
4. Menyelaraskan kebutuhan pegawai dengan tujuan perusahaan. Pertama,
20
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
hap implementasi pada sebuah sistem informasi merupakan tahap di mana sistem yang telah
dirancang pada tahap sebelumnya diterapkan, baik berupa perangkat keras maupun perangkat
lunak yang digunakan. Dengan penerapan sistem yang dirancang, hasilnya dapat dioperasikan
dan digunakan secara optimal sesuai kebutuhan. Tahap konversi sistem bersifat urgen di mana
walaupun sistem telah didesain dan digunakan dengan baik, kesuksesan sistem informasi
menentukan sendiri strategi konversi yang mana yang cocok diterapkan pada perusahaan, karena
setiap perusahaan adalah unik dan memiliki kemampuan dan keterbatasan yang tidak sama.
Strategi mengurangi resiko kegagalan yang terjadi saat pengalihan atau konversi sistem yang
Paralel (Parallel Conversion), Konversi Bertahap (Phased Conversion), Konversi Pilot (Pilot
Conversion).
21
DAFTAR PUSTAKA
22