Anda di halaman 1dari 96

BAHASA INDONESIA

HANDOUT

ULUM JANAH
 Penulisan huruf
 Penulisan huruf terbagi atas dua bagian antara lain:
A. Huruf besar/ kapital
Selain dipakai sebagai huruf pertama di awal kalimat
berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat seru.
Huruf besar/kapital juga digunakan pada huruf pertama
kalimat berupa petikan langsung.
Contoh:
1. Dia bertanya, “Kapan kita mulai kuliah lagi?”
2. Presiden RI, Gus Dur, mengatakan, “Yang diperlukan oleh
bangsa kita saat ini adalah rekonsiliasi nasional.”
3. Rene Descartes berkata, “Berpikir maka aku ada.”
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama gelar
(kehormatan, keturunan, agama), jabatan, dan pangkat
yang diikuti nama orang.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama khas
geografi.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama
resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta dokumen resmi.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali
kata partikel di, ke, dari, untuk, dan yang, yang terletak di
posisi awal.
 Huruf kapital digunakan sebagai singkatan nama gelar
akademik dan sapaan, kecuali gelar dokter.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata
ganti atau sapaan. Singkatan pak, bu, kak, dik, dan
sebagainya hanya digunakan sebagai sapaan atau jika
diikuti oleh nama orang/nama jabatan. Kata Anda juga
diawali huruf capital.
 
B. Huruf miring
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh:
1. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menerbitkan
majalah Bahasa danKesusastraan.
2. Buku Tanah Air Beta sangat diminati para nasionalis.
3. Berita itu sudah saya baca dalam Kompas.
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh:
1. Kata daripada digunakan secara tepat dalam kalimat
2. Penyelenggaraan Pemilu 1999 lebih baik daripada pemilu-pemilu
sebelumnya.
 Huruf pertama kata ubah adalah u. Jadi kata ubah ditambah
awalan me- akan muncul mengubah, bukan merubah.
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama-
nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah,
kecuali yang disesuaikan ejaannya.
Penulisan tanda baca
Tanda titik koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
Contoh:
Para pemikir mengatur strategi dan
langkah yang harus ditempuh; para
pelaksana mengerjakan tugas sebaik-
baiknya; para penyandang dana
menyediakan biaya yang diperlukan.
Tanda pisah ( )
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan khusus di luar bangun
kalimat, menegaskan adanya keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih jelas dan dipakai di
antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
‘sampai dengan’ atau di antara dua nama kota yang
berarti ‘ke’ atau ‘sampai’, panjangnya dua ketukan.
Contoh:
1. Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai
– diperjuangkan oleh bansa itu sendiri.
2. Pemerintahan Habibie Mei 1998 – Desember 1999.
3. Bus Kramatjati jurusan Banjar – Jakarta.
4. (Moeliono, 1980:15—37)
Serapan
Penyerapan Istilah Asing
Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan
masa depan, pemasukan istilah asing, yang bersifat
internasional, melalui proses penyerapan dapat
dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih yang
berikut ini dipenuhi.
a. Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena
konotasinya.
b. Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika
dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
c. Istilah serapan tidak berkonotasi buruk/negatif
d. Istilah serapan dirasa enak didengar
e. Istilah serapan dianggap memudahkan kesepakatan
Berdasarkan makna setiap unsur asing yang
digantikan, penerjemahan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yakni: penerjemahan satu
lawan satu dan penerjemahan yang tidak satu
lawan satu.
Contoh penerjemahan satu lawan satu :
samen werking - kerja sama
balance budged - anggaran berimbang
Contoh terjemahan yang tidak satu lawan satu :
super market - pasar swalayan
brother in law - saudara ipar
 Contoh penerjemahan istilah-istilah penting
asset - kekayaan
budged - anggaran
customer - pelanggan
department store - toko serba ada (toserba)
expert - pakar
forecast - prakiraan
gap - kesenjangan
input - masukan
list - daftar
monitoring - pemantauan
notulist - pencatat jalannya diskusi
performance - kinerja
random - acak
selfservice - swalayan
Jalur Penyerapan
 Pengertian
pengindonesiaan istilah asing yang ditempuh dengan cara
mengambil atau memindahkan istilah asing tersebut ke dalam
bahasa Indonesia disertai penyesuaian ejaan dan atau
penyesuaian lafal.
contoh penyesuaian ejaan ( lafal dipertahankan)
team - tim
component - komponen
contoh penyesuaian lafal (ejaan dipertahankan)
formal - formal
volume - volume
contoh penyesuaian ejaan dan lafal sekaligus
study - studi
instruction - instruksi
Sistem Penyesuaian
Penyesuaian Lafal
Penyesuaian lafal istilah asing ke dalam bahasa
Indonesia mengikuti ketentuan sistem ucapan
baku bahasa Indonesia. Lafal baku bahasa
Indonesia adalah lafal/ ucapan bahasa Indonesia
yang tidak dikenali lagi ciri kedaerahannya serta
ciri keasingannya.
Penyesuaian Ejaan
huruf c menjadi s : circulation - sirkulasi
huruf c menjadi k : context - konteks
huruf ch menjadi s : echelon - eselon
huruf ch menjadi c : check - cek
huruf ch menjadi k : charisma - karisma
huruf q menjadi k : quality - kualitas
huruf x menjadi ks : external - eksternal
huruf cc menjadi ks : accent - aksen
huruf cc menjadi k : accumulation – akumulasi
huruf y menjadi I : sympathy - simpati
huruf ph menjadi f : phase - fase
huruf th diganti t : theory - teori
huruf g tetap g : synergy - sinergi
huruf g menjadi j : management – manajemen
huruf e diganti a : theme - tema
huruf e hilang : zygote - zigot
huruf –t dan –d hilang : export - ekspor
huruf f tetap : factor - faktor
huruf v tetap : televition - televisi
huruf z tetap : zodiac - zodiak
Penyesuaian Imbuhan
 Imbuhan –able, -ble, menjadi bel  variable  variabel
 Imbuhan –tion menjadi –si  information  informasi
 Imbuhan –ty menjadi –tas  capacity  kapasitas
 Imbuhan –age menjadi –ase  persentage  persentase
 Imbuhan –air, -ary menjadi –er  primair, primary  primer
 Imbuhan –ance menjadi –ans  ambulance  ambulans
 Imbuhan –ancy, -ency menjadi si  effisiency  efisiensi
 Imbuhan asm, ism menjadi isme  enthusiasm  antusiasme
 Imbuhan –icle menjadi –ikel  article  artikel
 Imbuhan –ic menjadi –ik  specific  spesifik
 Imbuhan –ics menjadi –ika  mathematics  matematika
 Imbuhan –ive menjadi –if  active  aktif
 Imbuhan –eel, -al menjadi –al  professioneel, professional 
profesional
 Imbuhan –se, -sis menjadi –sis  analyse, analysis  analisis
Jalur Penerjemahan dan Penyerapan
Sekaligus
 Sebagian dari unsur ungkapan/istilah diperoleh melalui
penerjemahan, dan sebagian lagi diperoleh melalui
penyerapan.
subdivision  subbagian
notebook  buku catatan
Walaupun suatu konsep dapat dituangkan melalui jalur
penerjemahan maupun melalui jalur penyerapan, namun
biasanya akan ada satu bentuk pengindonesiaan yang lebih
dianjurkan daripada yang lain. Berikut contoh istilah yang
cenderung untuk dijauhkan, dan sebaliknya di sisi lain ada
yang dianjurkan.
istilah asing dianjurkan dijauhkan
energy energi kekuatan, tenaga
horizon horison kaki langit
Sejalan dengan daftar istilah yang dianjurkan dan
dijauhkan, terdapat sederet kata yang
dipertimbangkan untuk dipilih sebagai istilah
karena terasa lebih enak didengar.
enak didengar kurang enak
didengar
pramuria hostes
tunakarya penganggur
pramuwisma pembantu
pramuniaga pelayan toko
Pembentukan Istilah secara Bersistem
 Kata-kata bahasa Indonesia cukup potensial untuk dipakai
sebagai istilah lewat pembentukan kata secara bersistem.
Istilah yang dihasilkan lewat pembentukan kata secara
bersistem tersebut antara lain sebagai berikut:

verba pelaku proses hasil

memperoleh pemeroleh pemerolehan perolehan

menyediakan penyedia penyediaan sediaan

mengarahkan pengarah pengarahan arahan

melatih pelatih pelatihan latihan


LATIHAN
1. Identifikasikan semua istilah dalam bidang sastra
baik yang berasal dari bahasa Inggris, bahasa
Belanda, maupun bahasa-bahasa asing yang lain!
2. Indonesiakan istilah-istilah tersebut dengan cara
menerjemahkannya (mengganti dengan istilah
dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun)
dengan menggunakan aturan yang telah
dibicarakan sesuai aturan yang telah dijelaskan!
3. Apabila ternyata tidak ada terjemahan yang tepat,
ambil saja sebagian istilah bahasa Indonesia
disesuaikan dengan ejaan dan lafal. Tugas Anda
menyesuaikan ejaan atau lafal istilah asing
tersebut dengan ejaan atau lafal bahasa
Indonesia!
DIKSI
PENGERTIAN

Diksi ialah pilihan kata.


Ketika berbicara maupun menulis, hendaknya
memilih kata yang tepat untuk menyatakannya
sesuai dengan konteks penggunaannya
Untuk mendapatkan kata yang tepat dalam
menyatakan suatu maksud, tidak dapat lepas dari
kamus karena kamus memberikan suatu ketepatan
kepada kita tentang pemakaian kata-kata yang tepat
terutama makna.
CONTOH PEMAKAIAN KATA
Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata
besar, agung. Contoh: masjid raya, rumah besar,
hakim agung
Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama
dalam pemakaiannya. Kata tiap-tiap harus diikuti
oleh kata benda, sedangkan kata masing-masing
tidak boleh didikuti oleh kata benda.
contoh:
1. Tiap-tiap mahasiswa diberi kesempatan masuk
UKM yang tersedia di kampus untuk menggali
bakat.
2. Keputusan tersebut diserahkan pada
anggotanya masing-masing.
3. Sesampai di tempat tujuan, masing-masing
diharapkan segera melapor pada ketua
rombongan.
Pemakaian kata dan lain-lain sama kedudukannya
dengan seperti, antara lain, misalnya.
contoh:
1. Dalam ruang itu kita dapat menemukan meja,
buku, bangku, dan lain-lain.
2. Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-
barang seperti meja, buku, dan bangku.
 Pemakaian kata pukul (menunjukkan waktu) dan jam
(menunjukkan jangka waktu) harus dilakukan dengan
tepat.
contoh:
Perjalanan Balikpapan – Barong ditempuhnya selama 10
jam, yaitu dari pukul 9.00 s.d. 19.00.
 Kata sesuatu (tidak diikuti oleh kata benda) dan suatu
(diikuti oleh kata benda)
1. Ia mencari sesuatu.
2. Pada suatu waktu ia datang dengan wajah berseri-seri.
3. Dia menemukan suatu kotak misterius di pinggir jalan.
 Kata dari (menunjukkan asal sesuatu, baik bahan maupun
arah) sedangkan daripada (membandingkan)
1. Ia mendapat beasiswa dari Pemkot.
2. Indonesia lebih luas daripada Malaysia.
KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN
PEMILIHAN KATA

 Penggunaan awalan meN- dan ber- hendaknya eksplisit


contoh:
1. Mahasiswa mengambil mata kuliah sesuai dengan
ketentuan yang ada.
2. Jika ada yang berkeberatan, dipersilahkan menolak
sebelum diambil keputusan.
 Awalan ke- yang salah
Contoh:
Buku saya ketinggalan di rumah.tertinggal
 Bunyi/c/
Contoh:
Wakidi sedang menyuci mobilmencuci
Bunyi /s/,/k/ ,/p/,dan/t/
Contoh :
1. Indonesia berhasil menyuplai minyak
kebanyak negara di dunia.
2.Bangsa Indonesia mampu mengikis habis
paham komunis sampai ke akar-akarnya.
3. Semua warga negara wajib menaati peraturan
yang berlaku.
4. Setiap mahasiswa diperbolehkan meminjam 3
buku di perpustakaan.
Pemakaian akhiran –ir
Pemakaian akhiran –ir untuk padanan –asi dan
–isasi dalam bahasa Indonesia
Contoh:
1. Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu.(salah)
2. Saya sanggup mengoordinasi kegiatan itu.(benar)
3. Sukarno—Hatta memproklamirkan negara
Republik Indonesia.(salah)
4. Sukarno—Hatta memproklamasikan negara
Republik Indonesia. (benar)
Padanan yang tidak serasi
Padanan tidak serasi timbul karena dua kaidah
bahasa bersilang atau bergabung dalam satu
kalimat.
Contoh:
1. Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir,
maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud.
(salah)
2. Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir,
rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud.
3. Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat
akan dipimpin oleh Sdr. Daud.
Penggunaan kata hemat
Contoh:
Boros Hemat
sejak dari sejak atau dari
agar supaya agar atau supaya
Ungkapan Idiomatik
ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada
suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat
dihilangkan atau diganti
Contoh:
Menteri Dalam Negeri bertemu Presiden Gus Dur.(salah)
Menteri Dalam Negeri bertemu dengan Presiden Gus Dur.
salah benar
terdiri terdiri atas/dari
terjadi atas terjadi dari
disebabkan karena disebabkan oleh
membicarakan tentang berbicara tentang
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
KESATUAN
 Kesatuan bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan.
Contoh:
1. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan
kedamaian.
2. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia.
Contoh di atas subjeknya jelas yang berwarna merah.
1. Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di
sekretariat.
2. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
menguntungkan umum.
3. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai
pegawai negeri
KEHEMATAN
 Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata
yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu.
1. Mengulang subjek kalimat
Pengulangan subjek pada sebuah kalimat tidak
membuat kalimat tersebut menjadi jelas.
Contoh:
a. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia
bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui
mempelai memasuki ruangan
2. Hiponim dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan makna
kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Di dalam
makna kata tersebut terkandung makna dasar
kelompok makna kata yang bersangkutan. Kata
merah sudah mengandung makna kelompok
warna, kata Desember sudah bermakna bulan.
3. Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’
kata depan ‘dari’ menunjukkan arah (tempat), asal
(asal-usul) sedangkan daripada berfungsi untuk
membandingkan.
PENEKANAN

 Penekanan /penegasan dalam kalimat adalah


upaya pemberian aksentuasi, pementingan, atau
pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat
yang diberi penegasan itu lebih mendapat
perhatian dari pendengar atau pembaca.
1. Pemindahan letak frase
Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu
sebuah kalimat, penulis dapat memindahkan letak
frase atau bagian kalimat itu pada bagian depan
kalimat (pengutamaan bagian kalimat)
Contoh:
a. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah
satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya
pertamina adalah rasio yang masih timpang antara
jumlah pegawai pertamina dan produksi minyaknya.
b. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak
efisiennya pertamina, menurut pendapat Prof. Dr.
Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang
antara jumlah pegawai pertamina dan produksi
minyaknya.
c. Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
pertamina dan produksi minyaknya adalah salah satu
indikator yang menunjukkan tidak efisiennya
pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman
Yohanes.
2. Mengulang kata-kata yang sama
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-
kadang diperlukan dengan maksud memberi
penegasan pada bagian ujaran yang dianggap
penting. Pengulangan kata yang demikian
dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi
lebih jelas
contoh:
Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan
antara pemerintah dan swasta, keseimbangan
domestik luar negeri, keseimbangan perbankan
dan lembaga keuangan nonbank.
KEVARIASIAN
 Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang
satu dibandingkan dengan kalimat yang lain.
Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai
berikut.
1. Variasi dalam pembukaan kalimat, sebuah
kalimat dapat dimulai dengan:
a. frase keterangan
b. frase benda
c. frase kerja
d. partikel penghubung
2. Variasi dalam pola kalimat
untuk menghindari suasana monoton
yang dapat menimbulkan kebosanan,
pola kalimat subjek-predikat-objek
dapat diubah posisinya.
Contoh:
a. Keahlian karyawan diperlukan oleh
perusahaan untuk dapat berkembang
b. Diperlukan keahlian karyawan bagi
perusahaan untuk dapat berkembang
3. Variasi dalam jenis kalimat
Contoh:
…..Presiden SBY sekali lagi menegaskan
perlunya kita lebih hati-hati memakai
bahan bakar dan energi dalam negeri.
Apakah kita menangkap makna
peringatan tersebut?
4. Variasi bentuk aktif – pasif
a. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita
dengan mudah dapat menanamnya dan
memeliharanya. Lagi pula kita tidak
perlu memupuknya. Kita hanya menggali
lubang, menanam, dan tinggal menunggu
buahnya.
b. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan
mudah pohon pisang itu dapat ditanam
dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu
memupuk, kita hanya menggali lubang,
menanam, dan tinggal menunggu
buahnya.
STRUKTUR KALIMAT
EFEKTIF
F
STRUKTUR KALIMAT UMUM

 Unsur-unsur yang membangun sebuah kalimat


dibedakan dua, unsur wajib dan unsur tidak wajib
(manasuka)
 Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam sebuah
kalimat (unsur S/subjek dan P/predikat)
 Unsur tidak wajib (manasuka) adalah unsur yang boleh
ada dan boleh tidak ada (kata kerja bantu: harus, boleh;
keterangan aspek:sudah, akan; keterangan: tempat,
waktu, cara, dan sebagainya)
(Aux) (W)
K=FSb+(Asp)+ FPr+(T)
(Pndsk) (C)
Dia memang sudah harus pergi sore ini ke kampus untuk
tentamen.
STRUKTUR KALIMAT PARALEL
 Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang
dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam suatu
kalimat dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka
ide-ide yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika
sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata
benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide lain yang
sederajat harus dengan kata benda juga begitu pun
sebaliknya.
Contoh:
1. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua
yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab
pencegahan dan cara mengobatinya tidak ada yang tahu.
2. Ibu menimang mesra si cilik Raminra, menyanyikan lagu,
mengajak berbicara, mengajak bercanda dengan senang
hati.
Kesejajaran Bentuk

 Imbuhan digunakan untuk membentuk kata,


berperan dalam menentukan kesejajaran.
Contoh:
1. Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat
katalog, dan mengatur peminjaman buku.
2. Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh
terhadap profesinya serta memahami tugas yang
diembannya, Dokter Udayana telah berhasil
mengakhiri masa jabatannya dengan baik.
Kesejajaran Makna

 Bentuk dan makna berkaitan erat. Keduanya dapat


diumpamakan sebagai dua sisi dari kepingan uang yang
sama. Makna dalam hal ini terdapat dalam satuan
fungsional.
 Satuan fungsional adalah unsur kalimat yang
berkedudukan sebagai subjek, predikat, objek, dan
sebagainya. Status fungsi itu ditentukan oleh relasi
makna antarsatuan.
Contoh:
1. Dia berpukul-pukulan.
2. Selain pelajar SMA, panitia juga memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa
3. Setelah menyiapkan semuanya, acara sederhana itu pun
segera dimulai.
STRUKTUR KALIMAT PERIODIK
 Pada kalimat periodik dikemukakan unsur-unsur
tambahan yang terlebih dahulu dikemukakan kemudian
muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik
perhatian para pembaca atau pembicara terhadap
pendengarnya
1. Oleh mahasiswa kemarin jenazah yang busuk itu
dikuburkan (O-K-S-P)
2. Oleh awan panas yang tersembur dari kepundan, dengan
bantuan angin yang berkecepatan tinggi, hutan lindung
di lereng bukit itu terbakar habis (O-K-S-P)
3. Kemarin rombongan Mahasiswa PKL dari UNIBA
disambut oleh mahasiswa jurusan Ekonomi UNMUL (K-
S-P-O)
4. Tanggal 22 Desember 2009 Hari Ibu dirayakan oleh
Dharma Wanita Pemkot Balikpapan (K-S-P-O)
Ubahlah kalimat tidak efektif di bawah ini
menjadi kalimat efektif!
1. Saya akan serahkan uang ini kepada yang
membutuhkan.
2.Kepada mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di
sekretariat.
3.Di dalam keputusan ini merupakan kebijaksanaan
yang dapat menguntungkan umum.
4.Di Indonesia secara formal bahwa Sosiologi Hukum
dikenal sejak 1976.
5.Pembahasan ini dimulai dengan membahas tentang
pengertian gambar teknik.
Gabungkanlah kalimat a dan b dengan tepat no.
1-5!

1. a. Air sumur terletak jauh dari permukaan lubang


sumur.
b. Air sumur tidak berhubungan langsung dengan
udara terbuka.
2. a. Semua mahasiswa menginginkan cepat selesai studi.
b. Semua mahasiswa harus rajin.
3. a. Mereka sudah berkumpul bersama keluarga di
rumah.
b. Peristiwa berdarah itu terjadi kemarin sore.
4. a. Koperasi menampung hasil pertanian dari
produsen.
b. Koperasi menyalurkan hasil pertanian ke
konsumen.
5. a. Mahasiswa mengolah data.
b. Data itu didapat melalui kuesioner.
6. Buatlah kalimat berdasarkan kata-kata berikut
dengan menerapkan unsur kesejajaran!
a. teliti – terap – laksana
b. tunjuk – tingkat – maju
LATIHAN SOAL
Perbaiki kalimat di bawah ini menjadi kalimat
efektif!
 Karena himpitan ekonomi memaksa mereka
nekat menempuh bahaya.
 Para duta-duta besar sudah pada berdatangan
untuk hadir pada upacara peringatan 100 tahun
Bung Hatta.
 Dalam membicarakan pendapatan dan
pertumbuhan regional sangat perlu mengetahui
konsep/arti nilai tambah.
jawablah dengan tepat
Subjek kalimat Tingkat risiko bank-bank yang
bergerak dalam retail banking relatif lebih rendah
adalah
Proses bisnis kartu kredit di Indonesia sangat baik.
Predikat kalimat tersebut adalah
Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu
perbaikan mutu produk, meningkatkan frekuensi
iklan, dan pemasaran yang lebih gencar. Kalimat
tersebut bukan kalimat yang baik jika dilihat dari
segi
Analisis Kalimat

BERDASARKAN FUNGSI
Pada umumnya,Ciri-Ciri Subjek
subjek berupa nomina, frase
nomina, atau sesuatu yang dianggap nomina
Contoh: Mereka bergembira
Rumah itu bagus
Jalannya cepat
Berperang banyak makan ongkos
Kesunyian malam ini terasa mencekam.
Kalau diperhatikan kalimat-kalimat tersebut, yang
dimaksud dengan subjek adalah sesuatu yang
dianggap sebagai kata benda. Misalnya: jalannya,
berperang
Untuk menentukan subjek, kita dapat bertanya
dengan memakai kata tanya apa atau siapa di
hadapan predikat.
Ciri-Ciri Predikat
 Predikat adalah bagian yang memberi keterangan
tentang sesuatu yang berdiri sendiri atau subjek itu.
Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri
sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau
dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu,
biasanya predikat terjadi dari kata kerja atau kata
keadaan. Predikat dapat diketahui dengan
menggunakan kata tanya mengapa, apa, bagaimana,
atau mengerjakan apa?
 Penanda formal predikat, yaitu a) penunjuk aspek:
sudah, sedang, akan, b) kata kerja bantu: boleh, harus,
dapat, c) kata penunjuk modal: mungkin, seharusnya,
jangan-jangan, d) beberapa keterangan lain: tidak,
bukan,justru, memang, dan e) kata kerja kopula: ialah,
adalah, merupakan, menjadi
Contoh predikat

Mereka bergotong-royong membersihkan sampah di Jembatan


Sepinggan.
Ia akan ke Belanda.
Dia harus menyelesaikan proposal hari ini.
Perjalanan itu seharusnya dilakukan minggu ini.
Saya tidak menyelesaikan tugas dengan baik.
Filsafat adalah cinta kebijaksanaan.
Ciri-Ciri Objek

Objek adalah bagian kalimat yang kehadirannya


dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif
pada kalimat aktif.
Objek dapat dikenali dengan memerhatikan a)
jenis predikat yang melengkapinya, dan b) ciri
khas objek itu sendiri. Biasanya, verba transitif
ditandai kehadiran afiks tertentu. Sufiks –kan dan
– i serta prefiks meng- umumnya pembentuk verba
transitif
Contoh objek

Suhar menjemput Tuti.


Suhar menjemputnya.
Rudi mengunjungi Rustam.
Rudi mengunjunginya.
Rudy Hartono menundukkan Icuk.
Dia membersihkan ruangan saya.
Ciri-Ciri Pelengkap
 Contoh:
orang-orang itu berdagang barang-barang bekas
di Pasar Loak.
Ciri Pelengkap
1. Berwujud frase nominal, frase verbal, frase
ajektival, frase preposisional.
2. Berada langsung di belakang predikat jika tidak
ada objek dan di belakang objek jika unsur ini
hadir.
3. Tidak dapat menjadi subjek.
Contoh pelengkap

Mereka bermain bola di lapangan.


Ria benci pada kekerasan.
Ibunya sakit kepala.
Beliau menyerahkan penyelenggaraan pertemuan itu
kepada kita.
Anak itu pandai menari.
Anak itu sukar diatur.
Ruth senang bermain tenis.
Ciri-Ciri Keterangan

Keterangan dapat di awal, akhir, atau di tengah


kalimat.
Berupa frase nominal, frase preposisional, atau frase
adverbial.
Contoh:
Dia mempunyai adik dua orang.
Dia tinggal di Sepinggan.
Dia kurang senang.
Latihan Soal

Mereka sedang belajar bahasa Indonesia sekarang.


Mahasiswa mengadakan seminar di kampus.
Rudi membelikan saya laptop tadi sore.
Buku-buku itu dijualnya di pasar loak tadi pagi.
Kemarin kecelakaan itu terjadi di jalan Yudistira.
Pedagang kaki lima banyak berserakan di tepi jalan
raya.
Saya ikut berduka cita atas peristiwa kebakaran
pasar swalayan itu.
Dua minggu lagi kami mengadakan pertandingan
volly di GOR.
Penyanyi itu disambut dengan gembira oleh
penduduk desa.
Buruh bangunan itu terjatuh dari atas atap.
Koreksilah kalimat-kalimat yang tidak efektif
berikut sehingga menjadi kalimat efektif!

 Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri


di sekretariat.
 Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang
dapat menguntungkan umum.
 Setiap hari kita memilih cara apa untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
 Keuntungan penggunaan cara ini lebih murah
daripada negara lain.
 Pembahasan ini dimulai dengan pengertian
gambar teknik.
 Dalam pembangunan akan berjalan lancar
seandainya seluruh masyarakat turut
berpartisipasi.
 Seseorang perlu belajar lebih banyak agar
kemampuan menulis dapat dicapai.
 Kota yang pernah saya tinggal sekarang sedang
dilanda banjir.
 Manusia butuh makanan cukup zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tetap sehat.
 Pekerjaan itu harus selesai dalam seminggu
sehingga dia harus bekerja keras.
Berikan tanda fungsi kalimat pada soal
di bawah ini!

 Tujuan Bab 1 ialah memberikan pengetahuan


tentang psikologi.
 Peristiwa itu menunjukkan hubungan
antarnegara yang harmonis.
 Tabloid Nova terbit setiap satu minggu.
 Menjelang peringatan tiga tahun Bom Bali I 12
Oktober 2005 Polri meningkatkan
inteligensinya.
 Dua puluh tiga orang meninggal akibat bom
yang terjadi di Kuta dan Jimbaran.
KARYA ILMIAH

PERENCANAAN, PENGURAIAN, PENYUNTINGAN, DAN


TEKNIK PENULISAN
PERENCANAAN
Perbedaan Topik,Tema, dan Judul

 Topik adalah medan atau lapangan masalah yang akan


ditulis dalam karya tulis keilmuan baik konseptual maupun
penelitian.
 Tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan
inti tentang topik yang akan ditulis. Pernyataan tematis
adalah pengemasan isi tema dalam paparan kebahasaan,
yakni klausa.
 Judul dalam tulisan ilmiah telah menggambarkan masalah
yang akan dibahas.
Identifikasi Area Isi Topik

Topik adalah medan atau lapangan masalah yang


akan ditulis dalam karya tulis keilmuan baik
konseptual maupun penelitian. Medan masalah
keilmuan yang dapat ditulis relatif tidak terbatas,
misalnya tentang sains, teknologi, sosial, humaniora,
seni, edukasi dsb.
 Medan masalah teknologi antara lain teknologi
komunikasi, industri, arsitektur, desain, rekayasa.
 Teknologi komunikasi… memetakan sejumlah masalah
misalnya teknologi a)audio, b)visual, c)audio Visual,
d)grafis, e)desain dst
 Tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti
tentang topik yang akan ditulis.
 Tema sifatnya hipotesis maksudnya perlu pembuktian empiris
terhadap topik terpilih.
 Contoh topik teknologi audio-visual yang dijabarkan ke dalam
sejumlah pernyataan tematis.
 Pernyataan tematis adalah pengemasan isi tema dalam paparan
kebahasaan, yakni klausa.
Topik : teknologi audio-visual
Pernyataan Tematis:
1. Teknologi audio visual mengakibatkan budaya malas baca
2. Teknologi audio visual menumbuhkan percepatan berbahasa lisan
3. Teknologi audio visual memperlancar komunikasi langsung
4. Teknologi audio visual mengatasi jarak dan waktu
5. Teknologi audio visual memudahkan transaksi bisnis
pernyataan 1-5 kebenaran bersifat sementara,
pembenaran atau penolakan diberikan berdasarkan prosedur
ilmiah tertentu.
Teknik Mengeksplorasi
Topik Tulisan
 Pengeksplorasian Fakta Keilmuan dan Kejadian Sekitar

contoh:
Tiga tahun terakhir ini, penjarahan hutan terjadi di mana-
mana. Di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi hutan-
hutan produktif, hutan industri, hingga hutan lindung
banyak yang dijarah tanpa perhitungan. Akibatnya, terjadi
musibah tanah longsor, pendangkalan dan peluapan air
sungai, pencemaran air, banjir, kerusakan ekosistem,
punahnya kehidupan hayati, dan sebagainya

Berdasarkan isi fakta ... Penulis dapat menemukan berbagai topik


tulisan keilmuan antara lain:
1. akibat penjarahan hutan
2. bencana alam akibat penjarahan hutan
3. dampak negatif penjarahan hutan
4. bencana kemanusiaan akibat penjarahan hutan
5. punahnya kehidupan hayati akibat penjarahan hutan dan
seterusnya
 Pengeksplorasian Isu-Isu Keilmuan Aktual
Isu aktual diartikan sebagai informasi atau temuan
keilmuan yang bersifat mutakhir. Karena
kemutakhirannya itu isu-isu aktual umumnya
ditemukan di jurnal-jurnal keilmuan atau di media-
media massa keilmuan, internet. Sebab itu, penulis
perlu mengikuti perkembangan keilmuan terakhir.

Contoh:
 Penggunaan formalin untuk pengawet makanan
menimbulkan pro kontra
 Rekayasa genetika pada hewan telah berhasil
dilakukan lima tahun terakhir di italia. Upaya
mengclooning manusia ditentang kalangan
agamawan di berbagai negara
 Memanfaatkan Informasi Hasil Membaca (Informasi
Konseptual atau Temuan Hasil Penelitian)

Informasi Konseptual

Kluckkhon dalam Koenjaraningrat (1981:31) menyatakan bahwa sistem


nilai budaya manusia dikerangkakan menjadi lima masalah dasa yang
menentukan orientasi nilai budaya, yakni, 1) hakikat hidup (HH), 2)
hakikat karya (HK), 3) persepsi tentang waktu (HW), 4) pandangan
manusia terhadap alam (PA), dan 5) hakikat hubungan manusia
dengan sesama (HM). Orientasi nilai budaya terhadap lima masalah
dasar tersebut adalah 1) hidup itu baik dan buruk, tetapi manusia itu
berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik, 2) karya atau berkarya itu
untuk mencari nafkah dan untuk prestise, kedudukan, kehormatan
dsb.,tetapi lebih dari itu karya itu untuk menambah dan meningkatkan
karya, 3) berorientasi ke masa lalu, dan masa sekarang, tetapi lebih dari
itu berorientasi pada masa mendatang, 4) tunduk terhadap
kedahsyatan alam, dan berusaha menguasai alam, tetapi lebih dari itu
tetap menjaga keselarasan dengan alam, dan 5) rasa tergantung pada
sesamanya, tergantung pada tokoh, atasan, atau yang berpangkat, dan
percaya pada kekuatan atau keindividualan sendiri (Koentjaraningrat,
1981:31)
Temuan Hasil Penelitian

Berdasarkan 165 judul cerita anak tayangan empat stasiun


televisi Indonesia, yakni SCTV, RCTI, TVRI, dan TPI ditemukan
bahwa tayangan cerita anak dalam empat televisi tersebut
memiliki muatan nilai-nilai kultural edukatif (NKE). Terdapat
tiga domain dari NKE yang ditayangkan, yakni domain moral
kepribadian (DMK), domain moral sosial (DMS), dan domain
moral religius (DMR). Secara taksonomi ditemukan tujuh
taksonomi NMK, sembilan taksonomi NMS, dan hanya dua
taksonomi NMR. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa
taksonomi nilai moral religius cerita anak tayangan televisi
Indonesia masih sangat kurang jika dibandingkan dengan DMK
dan DMS (Suwignyo dan Harsiati, 1999)
Area Isi Judul dan Teknik
Merumuskan Masalah
1. Area Isi Judul dan Masalah Keilmuan
Judul dalam tulisan ilmiah telah menggambarkan masalah
yang akan dibahas.
Adapun masalah dalam tulisan keilmuan adalah sesuatu
yang dibahas. Yang dimaksud sesuatu dapat berupa
informasi konseptual, prosedural, atau fakta-fakta, kejadian
atau gagasan-gagasan penting, perlu, dan urgen.

2. Teknik Merumuskan Judul dan Masalah Tulisan Keilmuan


Dari segi kebahasaan, judul dinyatakan dalam klausa dengan
jumlah kata berkisar antara 5 s.d. 15 kata. Dari segi
kebahasaan pula masalah keilmuan dirumuskan dalam
kalimat pertanyaan.
 Bidang Geografi
Topik : bencana akibat penjarahan hutan
Pernyataan tematis : penjarahan hutan mengakibatkan berbagai bencana
Judul : bencana alam dan kemanusiaan akibat penjarahan
hutan
Masalah : (1) bencana alam apa sajakah
yang diakibatkan oleh penjarahan hutan?
(2) bencana kemanusiaan apa sajakah yang
diakibatkan oleh penjarahan hutan?
 Bidang Ekonomi
Topik : fungsi pajak bumi dan bangunan
Pernyataan tematis : pajak bumi dan bangunan bermanfaat untuk
kepentingan umum
Judul : pemanfaatan pajak bumi dan bangunan untuk
peningkatan pendapatan pemerintah daerah (Pemda)
Masalah versi 1 : (1) Bagaimanakah cara penentuan besaran pajak bumi
dan bangunan?
(2) Bagaimanakah cara perhitungan sumbangan hasil
pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk
pemerintah daerah (Pemda)?
Masalah versi 2 : (1) Kriteria apa sajakah yang yang digunakan untuk
menentukan besaran pajak bumi dan bangunan
(PBB)?
(2) Peningkatan pendapatan apa sajakah yang
diperoleh
Pemda dari pemasukan pajak bumi dan bangunan
(PBB)?
 Bidang Ekonomi
Topik : fungsi pajak bumi dan bangunan
Pernyataan tematis : pajak bumi dan bangunan bermanfaat untuk
kepentingan umum
Judul : pemanfaatan pajak bumi dan bangunan untuk
peningkatan pendapatan pemerintah daerah (Pemda)
Masalah versi 1 : (1) Bagaimanakah cara penentuan besaran pajak
bumi
dan bangunan?
(2) Bagaimanakah cara perhitungan sumbangan hasil
pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk
pemerintah daerah (Pemda)?
Masalah versi 2 : (1) Kriteria apa sajakah yang yang digunakan
untuk
menentukan besaran pajak bumi dan bangunan
(PBB)?
(2) Peningkatan pendapatan apa sajakah yang
diperoleh
Pemda dari pemasukan pajak bumi dan bangunan
(PBB)?
Mengumpulkan Bahan Tulisan
Kegiatan mengumpulkan bahan tulisan dapat dianalogikan dengan
kegiatan mengumpulkan bahan-bahan bangunan. Berapa banyak
bahan, jenis, dan kualitasnya ditentukan oleh tujuan atau bentuk
tulisan.
 Bentuk tulisan deskriptif yang bertujuan menggambarkan benda,
objek, peristiwa, proses dan sebagainya dapat memanfaatkan
bahan-bahan lapangan yang dikumpulkan dengan cara pengamatan
langsung, survai, wawancara, penyebaran angket dan sejenisnya.
 Bentuk tulisan narasi yang bertujuan menceritakan asal-usul,
silsilah, pertumbuhan dan perkembangan sesuatu dapat
menggunakan bahan-bahan dokumen, misalnya buku, jurnal,
artikel, majalah, surat kabar, tabloid, juga pengalaman langsung.
 Bentuk tulisan ekspositori/eksposisi yang bertujuan menjelaskan
konsep, dan gagasan secara terperinsi. Bahan-bahan tulisan dapat
digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku, jurnal,
majalah, koran maupun informasi yang diakses melalui internet.

Bahan-bahan tulisan yang diambil perlu dicatat dengan cermat


Menyusun Kerangka
Tulisan Keilmuan
Alasan seorang penulis menyusun kerangka tulisan
1. Dengan adanya kerangka tulisan KT pengorganisasian gagasan
penulis lebih terbantu daripada tidak ada KT
2. Pembuatan KT memperlancar proses penyelesaian penulisan.
Ada anggapan bahwa penyusunan KT berbobot 75% dari karya
tulis yang akan digarap
3. Dengan adanya KT dapat dikendalikan kualitas penggunaan
bahasa. Hal itu bisa terjadi karena penulis tidak memusatkan
lagi pada gagasan. Gagasan-gagasan sudah diseleksi pada saat
disusun KT
ada banyak model KT antara lain model alamiah, yakni urutan
waktu dan tempat, serta model logis. Model urutan waktu cocok
untuk tulisan yang bertujuan naratif,sedangkan KT spasial
(tempat) cocok untuk tulisan deskriptif. Model KT logis cocok
untuk tulisan yang bertujuan ekspositoris, seperti halnya karya
ilmiah.
Apapun modelnya, dua prinsip penulisan
KT yang relevan dibahas ialah:
1. Prinsip persamaan nilai
gagasan-gagasan yang derajat nilainya
sama diberi kodifikasi yang sederajat itu
berarti setiap gagasan yang diberi kode A,
B, C, dan seterusnya haruslah mempunyai
derajat yang sama nilainya
2. Prinsip keparalelan
semua gagasan yang telah diberi kode
sederajat haruslah dinyatakan dalam
ungkapan kebahasaan/gramatika yang
paralel sehingga akan diperoleh KT dalam
bentuk kalimat, frasa, atau kata
PENGUTIPAN
 Fungsi kutipan
1. Untuk menegaskan isi uraian, atau
2. Untuk membuktikan apa yang dikatakan
3. Agar tidak dianggap plagiat
 Pengeritan
kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat
dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang
yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku
maupun majalah-majalah, dan surat kabar
Jenis Kutipan
 Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan
mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi
kalimat dari sebuah teks aslinya.
Dimasukkan dalam tanda kutip.
Contoh:
kurang dari 40 kata
contoh (1)
Mulyana (2004:49) menyatakan, “Nilai-nilai
konvensional yang dianut oleh suatu komunitas budaya
tercermin dalam berbagai ekspresi kesenian dan artefak
budaya.”
Contoh (2)
“Dinyatakan bahwa nilai-nilai konvensional yang dianut
oleh suatu komunitas budaya tercermin dalam berbagai
ekspresi kesenian dan artefak budaya.” (Mulyana,
2004:49)
empat puluh (40) kata atau lebih
contoh (3)
……………………………………….
………………………………………………………………………
……………………………………………
………………………………………………………………….
Mulyana (2004:67) dengan lengkap menyatakan,
Di Indonesia, pengaruh kolektivisme tidak perlu
diragukan lagi, misalnya semangat kekeluargaan, kerjasama, dan
gotong royong, serta tolong-menolong. Di kalangan suku Jawa
dikenal ungkapan mangan ora mangan yen
kumpul, di suku Sunda ada peribahasa
bongkok ngaronjok bengkung ngariung. Begitu pula
pada suku-suku
lainnya. Misalnya di masyarakat Minahasa, sistem gotong
royong di-
sebut Mapalus, di Sangihe disebut Palose. Di masyarakat
Dayak dise-
but Belale, dan di masyarakat Maluku disebut Pella
Gandong.
 Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat seorang
pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari
pendapat tersebut.
Tidak diapit oleh tanda kutip.

Contoh:
Contoh (4)
Menurut Mulyana (2004:137) dalam konteks budaya rendah orang
menggunakan pola pikir linier, yakni lugas, langsung, dan eksplisit.
Sebaliknya, dalam konteks budaya tinggi orang banyak berbicara
nonlinier, yakni tidak langsung, dan cenderung berbasa-basi.

Contoh (5)
Dalam konteks budaya rendah orang menggunakan pola pikir linier,
yakni lugas, langsung, dan eksplisit. Sebaliknya, dalam konteks
budaya tinggi orang banyak berbicara nonlinier, yakni tidak
langsung, dan cenderung berbasa-basi (Mulyana, 2004:137).
Prinsip-Prinsip Mengutip

 Jangan mengadakan perubahan


Pada waktu mengadakan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah
kata-kata atau teknik dari teks aslinya
 Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan itu terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam
persoalan atau dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh
memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagaimana
adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian
dari kutipan itu.
pada bagian terakhir dapat dilakukan dengan menempatkan tanda kurung segi
empat […] dan diberi catatan singkat [sic] yang menandakan penulis tidak
bertanggung jawab atas kesalahan itu
Contoh:
“Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami
selalu berusaha mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic]
sentral/distribusi yang terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh”
 Menghilangkan bagian kutipan
dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian
tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh
mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya.
Penghilangan bagian kata-kata dinyatakan dengan mempergunakan tiga
titik (…)
Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah …
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995:278)

Jika yang dihilangkan berupa kalimat menggunakan empat titik (….)


Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi
antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain …. Yang termasuk gerak
manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan
menggambar” (Asim, 1995:315)

kutipan dalam kutipan


contoh:
Mulyana (2004:49) menyatakan, “Nilai-nilai ‘konvensional’ yang dianut oleh suatu
komunitas budaya tercermin dalam berbagai ekspresi kesenian dan artefak budaya.”
DAFTAR RUJUKAN
Cara Menulis Daftar Rujukan

Unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara


berturut-turut meliputi
1. Nama penulis ditulis dengan urutan: nama
akhir, nama depan, dan nama tengah, tanpa
gelar akademik
2. Tahun penerbitan
3. Judul, termasuk anak judul (subjudul)
4. Kota tempat penerbitan
5. Nama penerbit
Penulisan Rujukan

1.Rujukan dari buku


contoh (1)
Tanjung, Nur Bahdin & Ardial. 2005. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,
dan Tesis): dan Mempersiapkan Diri Menjadi
Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Contoh (2)
Susetyo, Benny. 2005. Politik Pendidikan
Penguasa. Edisi Revisi, cetakan ke-2. Yogyakarta:
LkiS.
Contoh (3)
Sihombing, L.P. (Eds.) 1994. Bahasawan
Cendekia: Seuntai Karangan untuk Anton
M. Moeliono. Jakarta: Intermasa.

Contoh (4)
Aminuddin (Ed.) 1990. Pengembangan Penelitian
Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan
Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan
YA3.
2.Rujukan dari artikel dalam jurnal
Contoh (5)
Widayat, Afendy. 2005. Toleransi dalam Ungkapan
Tradisional Jawa. Kejawen: Jurnal Kebudayaan
Jawa, Volume 1, Nomor 1, September, halaman 64
—72.
Contoh (6)
Suwignyo, Heri. 2006. Kajian Arketipal Legenda
Reyog Ponorogo. Bahasa dan Seni, Th. 34,
No.1, Februari, hlm. 103—122.
3.Rujukan berupa karya terjemahan
Contoh (7)
Gadamer, H.G. 1975. Kebenaran dan Metode:
Pengantar Filsafat Hermeneutika. Terjemahan
oleh Ahmad Sahidah, 2004. Jakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
4. Rujukan dari artikel dalam majalah
Contoh (8)
Supangkat, Jim. 2003. Seni Rupa Kontemporer,
Sebuah Resiko. Horison, XXVII (7):43—54.
5.Rujukan dari koran tanpa penulis
Contoh (9)
Kompas, 2 Desember,2006. Transportasi
Kebutuhan Utama di Boven Digoel,
hlm.36.
6.Rujukan dari makalah yang disajikan dalam seminar,
penataran, dan lokakarya
Contoh (10)
Karim, Z. 2006. Tatakota di Negara-negara Berkembang.
Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota,
BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1—2 September.
7.Rujukan dari internet berupa e-mail pribadi
Contoh (11)
Davis, A. (a.davis@uwts.edu.au). 10 Juni, 2006. Learning
to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Alison
Hunter (hunter@usg.edu.au).
8.Rujukan dari internet berupa bahan diskusi
Contoh (12)
Wilson, D. 20 November, 1995. Summary of Citting
Internet Sites NETTRAIN Discussion List,
(Online),(NETTRAIN@ubvm.cc.
buffalo.edu, diakses 22 Desember 2004).
9.Rujukan dari internet berupa artikel dari jurnal
Contoh (13)
Kumaidi. 1998. Pengukukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan
Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No.4 (
http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2008).

10.Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu


penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga
Contoh (14)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

11.Rujukan berupa skripsi, tesis, atau disertasi


Contoh (15)
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Komptensi Kewacanaan
Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan.
Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang.
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende-Flores: Cipta Pustaka.

__________. 2005. Komposisi. Jld. 6. Jakarta:


Rineka Cipta.

Tanjung, Nur Bahdin & Ardial. 2005. Pedoman


Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis):
dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

___________. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah


(Proposal, Skripsi, dan Tesis): dan Mempersiapkan
Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Rev. ed.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai