Anda di halaman 1dari 10

Kantor Cabang (Branch Office)

Kantor Cabang (Branch Office) adalah kantor perwakilan yang didirikan oleh kantor pusat
(headquarter office) dimana cabang didirikan dilokasi yang berbeda dengan lokasi kantor
pusat. Kantor Cabang diberikan hak otonomi oleh kantor pusat untuk mengatur dan
mengelola kegiatan bisnisnya seperti membeli dan memasarkan barangnya ke konsumen.
Agen penjualan adalah perwakilan perusahaan tetapi agen tidak memiliki hak otonomi
untuk mengatur dan mengelola kegiatan bisnisnya. Jadi agen hanya merupakan bagian dari
perusahaan yang bertugas untuk menerima order pembelian dari konsumen dan meneruskan
ke perusahaan untuk diselesaikan.
Perbedaan Agen dan Kantor Cabang

Akuntansi Agen Penjualan 

PT. ABADI bergerak di bidang distributor OHP. Pada tanggal 1 Oktober 2001 membuka
agen di ATK. Sistem pencatatan persediaan periodikal. Kantor Pusat mencatat operasi
agen dengan metode “R/L agen dihitung tersendiri”. Menggunakan sisitem dana tetap
untuk kas kecil.

Transaksi selama bulan Oktober 2001 adalah sebagai berikut :

a. Kantor Pusat mengirim kas kepada agen sebesar Rp 1.000.000.


b. Penjualan melalui Agen secara kredit seharga Rp 5.000.000
c. Penagihan oleh kantor pusat atas piutang usaha agen Rp 5.000.000.
d. Beban yang dibayar oleh kantor pusat Rp 1.000.000
e. Agen mempertanggung jawabkan pengeluaran dan menerima dana kas kecil
sebesar Rp 200.000.
f. Harga pokok barang yang dijual melalui agen adalah Rp 2.500.000.

Akuntansi Kantor Cabang 

Kantor cabang akan mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
usahanya pada pembukuan yang diselenggarakan sendiri. Hanya saja untuk transaksi
kantor cabang yang ada hubungannya dengan kantor pusat maka akan menimbulkan akun
hubungan timbal balik (akun resiprokal) yaitu akun yang muncul di pembukuan kantor
pusat dan pembukuan kantor cabang.

Akun-Akun Resiprokal Pusat - Cabang :

 Akun kantor cabang dan akun kantor pusat yang mencerminkan aset bersih
cabang.
 Akun pengiriman ke kantor cabang dan akun pengiriman dari kantor pusat yang
mencerminkan persediaan barang dagangan.

Jurnal Penyesuaian dan Eliminasi :

 Penyesuaian yang dibuat dinyatakan dalam bentuk ayat jurnal penyesuaian.


 Prinsip yang diperlukan dalam membuat jurnal penyesuaian dengan demikian
adalah untuk melakukan penyesuaian semua perkiraan pendapatan dan biaya pada
suatu dasar akrual dan melakukan pembukuan lanjutan ke buku besar.

Pos-Pos Penyesuaian :

1. Pos Penangguhan :
 biaya yang ditangguhkan (deffered expense) atau biaya dibayar dimuka
(prepaid expense)
 Pendapatan yang ditangguhkan (deffered revenues) atau pendapatan
diterima dimuka (unearned revenue)
2. Pos Akrual :
 Beban akrual/upah akrual
 Pendapatan Akrual
 Dalam akuntansi untuk kantor pusat dan kantor cabang, seperti yang telah
diuraikan sebelumnya, hanya diperlukan dua jurnal eliminasi. Jurnal
tersebut dibutuhkan pertama untuk membuat akun timbal balik pada kantor
pusat dan kantor cabang dengan mengeliminasi laba/rugi cabang dengan
mengurangkan/menambahkan akun cabang dengan saldonya sebelum
penyesuaian. Kedua untuk mengeliminasi akun “kantor pusat” dan akun
“kantor cabang”

Contoh Soal :

PT. Medico Jaya adalah perusahaan berkembang yang bergerak di Industri makanan,
berkedudukan di semarang. Karena reaksi pasar yang bagus terhadap produknya maka
PT. Medico Jaya pada awal Desember 2011 mendirikan kantor cabang baru di solo.

Berikut transaksi yang terjadi di cabang solo pada bulan desember 2011 :
Ayat Jurnal
Eliminasi 
Laba Cabang Solo 36.262.500

Cabang Solo 36.262.500

(untuk mengeliminasi laba cabang)

Kantor Pusat 32.000.000

Cabang Solo 32.000.000

(untuk mengeliminasi akun resiprokal)

Akuntansi Untuk Pengiriman Barang Dagang Diatas Harga Pokok 

Kantor pusat ketika melakukan transaksi pengiriman barang dagangan ke kantor


cabang seringkali menetapkan kebijakan untuk mengirimkan barang dagangan tersebut
pada harga transfer. Penetapan harga transfer setiap perusahaan tentunya berbeda-beda
tergantung dari kebijakan yang sudah dibuat oleh perusahaan. Ada perusahaan yang
menetapkan harga transfer pada harga pokoknya dan ada juga beberapa perusahaan yang
menetapkan harga transfer diatas harga pokoknya atau dengan melakukan mark-up
terhadap harga pokok barang yang dikirimkan.
HPP diatas Harga Transfer :

 Kebijakan penetapan harga transfer diatas harga pokok dibuat oleh perusahaan
dengan tujuan agar alokasi pendapatan antar unit dalam perusahaan dilakukan
dengan wajar, agar harga persediaan ditetapkan dengan efisien dan agar margin
laba dari tiap-tiap cabang diungkapkan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
 Kantor pusat akan mencatat transaksi pengiriman barang dagangan dengan
mencatat sebesar harga pokok sedangkan kantor cabang akan mencatat sebesar
harga transfer sehingga pada kantor cabang pencatatan harga pokok penjualan
menjadi tinggi dan labanya menjadi rendah maka perlu dibuatkan ayat jurnal
penyesuaian pada akhir periode.

Contoh Kasus :

Ayat Jurnal

Perhitungan
Realisasi Laba 

Realisasi Laba = ( HT – PA) x LBD


HT
= (240 – 24) x 40
240
= 36
Total Laba Kotor Cabang = 74 + 36 = 110

Biaya – Kantor Pusat & Cabang 

Kantor pusat maupun kantor cabang dalam kegiatan operasional perusahaan pastilah
mengeluarkan biaya-biaya untuk menghasilkan pendapatan misalnya saja biaya
pengiriman barang dagangan, biaya promosi, biaya pensiun dan umum dan lain-lain.

Contoh Soal :

Ongkos kirim yang dibayar kantor pusat sebesar Rp 2.500.000 untuk mengirim barang
dagangan ke kantor cabang senilai 12,5% dari harga pokok Rp 20.000.000 !

Jurnal

Apabila ½ persediaan tidak terjual pada akhir tahun yaitu sebesar harga transfernya
Rp 12.500.00, atas sisa persediaan tersebut kantor pusat meminta kantor cabang
mengembalikannya karena ada kekurangan persediaan pada kantor pusat.

Ayat Jurnal
Alokasi Biaya Kantor Pusat - Cabang 

Cabang Cirebon membayar Rp100.000.000 untuk biaya promosi Yang berhubungan


dengan penjualan. Biaya promosi tersebut Dibagi sama rata antara kantor pusat dan kantor
cabang.

Biaya pensiun dan biaya umum yang terjadi di kantor pusat Masing-masing sebesar
Rp 100.000.000 dan 240.000.000 Dari transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :

Biaya pensiun dan biaya umum yang terjadi di kantor pusat tersebut dialokasikan ke
cabang cirebon dan cabang semarang masing-masing sebesar 25%.

Perhitungan :

25% x Rp 100.000.000 = 25.000.000

25% x Rp 240.000.000 = 60.000.000


85.000.000 (per cabang)
50% x Rp 100.000.000 = 50.000.000 (pusat)

50% x Rp 240.000.000 = 120.000.000 (pusat)

Jurnal

Anda mungkin juga menyukai