Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI KULIAH

“ASET TETAP”

Oleh :

Ni Putu Praditha Jeconia Putri (2107531105)


I Gusti Ngurah Bagus Aditya Vivekananda (2107531108)
I Gede Bayu Saputra (2107531115)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
DAFTAR ISI

A. Mendefinisikan Pengertian Aset Tetap ................................................................................. 3


B. Menjelaskan Harga Perolehan Aset Tetap ............................................................................ 3
C. Cara-Cara Memperoleh Aset Tetap....................................................................................... 4
D. Menghitung Biaya-Biaya Setelah Akusisi Aset Tetap .......................................................... 5
E. Menghitung Disposisi Aset Tetap ......................................................................................... 7
F. Kesimpulan ............................................................................................................................ 9
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 10
A. Mendefinisikan Pengertian Aset Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun. Perusahaan seperti Boeng, Target, dan Starbuck menggunakan
aktiva yang bersifat tahan lama. Aktiva seperti itu, umumnya disebut sebagai property,
pabrik, dan peralatan. Istilah lain yang digunakan biasanya digunakan yaitu aktiva
pabrik (plant assets) dan aktiva tetap (fixed cost). Properti, pabrik, dan peralatan
meliputi tanah, struktur bangunan (kantor,pabrik,gudang), dan peralatan (mesin,
perabotan, perkakas). Karakteristik utama dari property,pabrik, dan peralatan adalah:
1. Aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan
untuk dijual kembali. Hanya aktiva yang digunakan dalam operasi normal
yang dapat diklasifikasikan sebagai property, pabrik dan peralatan.
2. Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek
penyusutan. Properti, pabrik, dan peralatan dapat digunakan selama beberapa
tahun. Perusahaan mengalokasikan biaya investasi dalam aktiva-aktiva ini pada
periode masa depan melalui beban penyusutan periodic.
3. Aktiva tersebut memiliki substansi fisik. Properti, pabrik dan peralatan
merupakan aktiva berwujud yang mempunyai karakteristik eksistensi atau
substansi fisik. Hal ini yang merupakan karakteristik dari property, pabrik dan
peralatan sehingga membedakannya dari aktiva tidak berwujud, seperti paten
atau goodwill.

B. Menjelaskan Harga Perolehan Aset Tetap


Harga perolehan adalah jumlah kas dan setara kas yang dibayarkan atau dinilai wajar
dari imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan
sampai dengan asset tersebut dalam kondisi dan tempat yang digunakan. Dari definisi
diatas maka dapat dikatakan bahwa harga perolehan asset tetap adalah semua biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh asset tetap sampai asset tetap tersebut berada pada
perusahaan dan siap digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Berikut ini
diuraikan masing-masing harga perolehan untuk jenis asset tetap yaitu:
 Biaya Tanah: Mencakup semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh
tanah dan untuk mempersiapkannya hingga dapat dipergunakan. Biaya tanah
biasanya mencakup harga beli, biaya penutupan ( seperti sertifikat tanah, honor
pengacara, dan honor pencatatan ), biaya yang dikeluarkan untuk
mempersiapkan tanah hingga siap digunakan ( seperti meratakan, menimbun,
mengosongkan dan membersihkan ), asumsi mengenai hak gadai atau hipotik
dan setiap perbaikan tanah lainnya yang memiliki umur tidak terbatas.
 Biaya Bangunan: Mencakup semua pengeluaran yang berhubungan langsung
dengan akuisisi atau kontruksi. Biaya ini mencakup bahan baku, tenaga kerja,
dan biaya overhear yang terjadi selama kontruksi dan honor profesional serta
ijin mendirikan bangunan.
 Biaya Peralatan: Mencakup harga beli, ongkos angkut dan beban penanganan
yang dikeluarkan, asuransi peralatan selama dalam perjalanan, biaya fondasi
khusus jika diperlukan, biaya pemasangan dan perakitan, dan biaya
melaksanakan uji coba.

C. Cara-Cara Memperoleh Aset Tetap


Setiap perusahaan tentunya memiliki caranya sendiri untuk memperoleh aset tetap.
Berbagai cara yang digunakan untuk memperoleh aset tetap tentu akan mempengaruhi
terhadap harga perolehannya. Adapun beberapa cara untuk memperoleh aset tetap.
1. Pembelian Tunai
Aset tetap diperoleh dengan cara pembelian tunai, yang dimana nilai pembelian
tersebut dicatat di dalam pembukuan keuangan dengan jumlah sebesar uang yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut seperti yang tercantum dalam
faktur dan beban-beban yang berkaitan langsung dengan perolehan aset tersebut.
Nilai uang pembelian tersebut termasuk semua uang yang dikeluarkan sampai aset
siap digunakan seperti biaya impor, pajak, biaya pemasangan, dan asuransi.
2. Pembelian Angsuran
Selanjutnya pembelian kredit merupakan transaksi pembelian yang dilakukan
perusahaan dengan pembayaran jangka waktu tertentu disertai dengan bunga
pembelian. Untuk perusahaan yang membeli aset secara kredit maka bunga yang
dibebankan saat pembelian tidak termasuk ke dalam harga perolehan.
3. Diperoleh Dari Donasi atau Hadiah
Saat menerima donasi atau hadiah terkadang ada juga biaya yang dikeluarkan,
namun biaya yang dikeluarkan jauh lebih kecil dari nilai asset tetap yang diterima.
Maka dari itu, aset yang diterima sebagai hadiah tetap dicatat sebesar harga
pasarnya. Untuk penyusutan aset tetap yang diterima dari hadiah dihitung dengan
cara yang sama dengan aset tetap lainnya.
4. Ditukar Surat Berharga
Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan surat berharga seperti saham
atau obligasi dicatat dalam buku besar sesuai dengan harga pasar saham atau harga
obligasi tersebut.
5. Ditukar Aset Tetap Lainnya
Aset tetap yang diperoleh dengan cara pertukaran dengan aset lainnya dicatat
dengan mengkapitalisasi sejumlah harga pasar aset lama ditambah uang yang
dibayarkan. Selisih antara biaya perolehan tersebut dengan nilai buku aset lama
diakui sebagai laba atau rugi dari pertukaran aset.
6. Membangun Sendiri
Aset yang diperoleh dengan cara membangun sendiri, maka adapun biaya dapat
dibebankan langsung seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.

D. Menghitung Biaya-Biaya Setelah Akusisi Aset Tetap


Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan
yang lebih besar harus dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan
untuk mempertahankan tingkat pelayanan tertentu harus dianggap sebagai beban. Agar
biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi, harus ada tiga kondisi berikut:
1. Umur manfaat aktiva harus meningkat
2. Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat
3. Kualitas unit yang diproduksi harus ditingkatkan
Perbedaan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan tidak selalu jelas.
Secara umum terdapat 4 jenis pengeluaran yang berkaitan dengan aktiva.
1. Penambahan
Setiap penambahan yang terjadi pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena aktiva
baru telah diciptakan. Namun masalah yang sering timbul dalam hal penambahan
adalah akuntansi untuk setiap perubahan yang berhubungan dengan struktur yang
ada akibat penambahan tersebut.
2. Perbaikan dan Penggantian
Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan dengan
aktiva lain yang lebih baik. Sedangkan penggantian adalah substitusi dari aktiva
yang sama. Masalahnya disini adalah membedakan jenis pengeluaran ini apakah
meningkatkan potensi jasa masa depan atau hanya mempertahankan tingkat
pelayanan yang ada. Jika ditentukan bahwa pengeluaran ini meningkatkan potensi
pelayanan masa depan dari aktiva, pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi. Maka
akuntansi yang diberlakukan adalah dengan salah satu dari tiga cara berikut
tergantung pada situasinya.
 Menggunakan Pendekatan Substitusi
Pendekatan ini merupakan prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari
aktiva lama tersedia. Jika nilai tercatat aktiva lama tidak dapat ditentukan,
maka cukup dengan menghapus biaya aktiva lama dan menggantikannya
dengan biaya aktiva baru.
 Mengkapitalisasi Biaya Baru
Pendekatan ini mengkapitalisasi perbaikan dan mencatat jumlah aktiva
lama dalam nilai buku. Justifikasi untuk mengkapitalisasi biaya perbaikan
atau penggantian adalah bahwa walaupun nilai tercatat aktiva lama tidak
dikeluarkan dari akun, namun penyusutan yang mencukupi telah
diperhitungkan atas pos tersebut untuk mengurangi nilai tercatat menjadi
hampir nol.
 Membebankan ke Akumulasi Penyusutan
Penggantian akan memperpanjang umur manfaat aktiva dan oleh karena itu
mengumpulkan kembali sejumlah atau semua penyusutan di masa lalu.
Nilai tercatat bersih aktiva tersebut akan sama, walaupun aktiva tersebut
didebet atau akumulasi penyusutan yang didebet.
3. Penyusutan Kembali dan Pemasangan Kembali
Biaya penyusutan kembali dan pemasangan kembali merupakan pengeluaran
yang ditujukan untuk memberikan manfaat di periode masa depan
4. Reparasi
Reparasi biasa adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan
aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi. Biaya ini dapat dibebankan ke
akun beban selama periode terjadinya, atas dasar bahwa periode tersebut
merupakan periode yang paling banyak menerima manfaat.
Jenis Pengeluaran Perlakuan Akuntansi Normal
Penambahan Mengkapitulasi biaya penambahan ke akun aktiva.

Perbaikan dan Nilai tercetak diketahui: hilangkan biaya dan akumulasi penyusutan aktiva
penggantian lama, dengan mengakui setiap keuntungan dan kerugian.
Nilai tercatat tidak diketahui: jika umur manfaat aktiva diperpanjang
maka debet akumulasi penyusustan untuk biaya perbaikan/penggantian. Jika
kuantitas atau kualitas aktiva ditingkatkan maka kapitulasi biaya
perbaikan/penggantian ke akun aktiva.

Penyususnan a. Jika biaya penyusunan awal diketahui perlakuan biaya penyusunan


kembali dan kembali/pemasangan kembali sebagai penggantian(nilai tercatat diketahui).
pemasangan Jika biaya pemasangan awal tidak diketahui dan biaya penyususnan
kembali kembali/pemasangan kembali berjumlah material dan bermanfaat pada
periode masa depan maka kapitulasi sebagai aktiva. Jika biaya pemasangan
awal tidak diketahui dan biaya penyusunan/pemasangan kembali tidak
material jumlah atau manfaat periode masa depan diragukan maka
bebankan biaya jika terjadi.
b.
Reparasi Biasa: bebankan biaya reparasi ketika terjadi
Besar: jika layak perlakukan sebagai penambahan, perbaikan atau
penggantian

E. Menghitung Disposisi Aset Tetap


Pada umumnya, disposisi aset tetap dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Penghentian atau pembuangan aset tetap
Aset tetap dapat dibuang oleh perusahaan baik aset tersebut sudah disusutkan
secara penuh maupun belum. Jika aset tetap telah disusutkan secara penuh, maka aset
tersebut akan dihapus beserta dengan akumulasi penyusutannya. Sedangkan jika aset
tetap belum disusutkan secara penuh, maka selain menghapus aset tersebut beserta
akumulasi penyusutannya, akan timbul kerugian pembuangan aset.
Contoh :
Perusahaan menghentikan penggunaan kendaraan dimana harga perolehan kendaraan
tersebut sebesar Rp300.000.000 dan telah disusutkan Sebesar Rp. 270.000.000.
Jurnal yang dibuat adalah:
31 Des Akumulasi Penyusutan Rp270.000.000 -
Rugi Pembuangan Aset Rp30.000.000 -
Kendaraan - Rp300.000.000
2. Penjualan aset tetap
Apabila aset tetap dijual oleh perusahaan, maka semua akun yang berhubungan
dengan aset tersebut harus dihapuskan. Perusahaan harus menghitung nilai buku dari
aset yang akan dijual, jika nilai buku lebih besar dari harga jual maka akan timbul
kerugian penjualan aset dan jika nilai buku lebih kecil dari harga jual maka timbul
keuntungan penjualan aset.
Contoh:
Kendaraan dengan harga perolehan Rp300.000.000 dan telah disusutkan sebesar
Rp200.000.000 dijual dengan memperoleh uang tunai sebesar Rp120.000.000.
Jurnal yang dibuat adalah:
31 Des Kas Rp120.000.000 -
Akumulasi Penyusutan Rp200.000.000 -
Keuntungan Penjualan Aset - Rp20.000.000
Kendaraan - Rp300.000.000
3. Pertukaran aset tetap
Ketika pertukaran aset akan dilakukan, maka perusahaan harus menentukan
terlebih dahulu apakah pertukaran tersebut memiliki nilai komersial atau tidak.
Pertukaran aset dikatakan memiliki nilai komersial jika merubah arus kas di masa yang
akan datang, sehingga keuntungan yang timbul atas transaksi tersebut boleh diakui.
Pertukaran aset dikatakan tidak memiliki nilai komersial jika tidak merubah arus kas di
masa yang akan datang, sehingga keuntungan yang timbul atas transaksi tersebut tidak
boleh diakui Contoh:
Kendaraan lama perusahaan dengan harga perolehan Rp300.000.000 dan telah
disusutkan sebesar Rp200.000.000 ditukar dengan kendaraan baru yang memiliki nilai
wajar Rp250.000.000. Nilai wajar kendaraan perusahaan yang lama dinilai sebesar
Rp120.000.000. Perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai atas transaksi ini.
Pertukaran ini diperkirakan memiliki nilai komersial di masa yang akan datang. Jurnal
yang dibuat adalah:
31 Des Kendaraan Rp250.000.000 -
Akumulasi Penyusutan Rp200.000.000 -
Kas - Rp130.000.000
Keuntungan pertukaran aset - Rp20.000.000
Kendaraan - Rp300.000.000
Jika pada transaksi diatas, pertukaran ini diperkirakan tidak memiliki nilai komersial di
masa yang akan datang, maka jurnal yang harus dibuat adalah :
31 Des Kendaraan Rp230.000.000 -
Akumulasi Penyusutan Rp200.000.000 -
Kas - Rp130.000.000
Kendaraan - Rp300.000.000

F. Kesimpulan
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun
lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Karakteristik utama dari property, pabrik, dan peralatan adalah:
1. Aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual
kembali.
2. Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan.
3. Aktiva tersebut memiliki substansi fisik.
Harga perolehan asset tetap adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh asset
tetap sampai asset tetap tersebut berada pada perusahaan dan siap digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. beberapa cara untuk memperoleh aset tetap yaitu dengan cara :
Pembelian Tunai, Pembelian Angsuran, Diperoleh dari donasi dan hadiah, Ditukar aset
berharga, ditukar aset lainnya, membangun sendiri. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
manfaat masa depan yang lebih besar harus dikapitalisasi, agar biaya-biaya ini dapat
dikapitalisasi, harus ada tiga kondisi berikut: Umur manfaat aktiva harus meningkat, Kuantitas
unit yang diproduksi oleh aktiva harus meningkat, Kualitas unit yang diproduksi harus
ditingkatkan Secara umum terdapat 4 jenis pengeluaran yang berkaitan dengan aktiva, yaitu :
Penambahan serta Perbaikan dan Pergantian. Pada umumnya disposisi aset tetap dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu; Penghentian atau pembuangan, Penjualan, dan Pertukaran aset tetap.
Daftar Pustaka

Kieso, D. 2010. Akuntansi Intermediate Jilid 2.

Dharul, R. 2017. Bab 10 Akuisisi Dan Dan Disposisi Properti, Pabrik, Dan Peralatan,
https://www.academia.edu/11371716/Bab_10_Akuisisi_Dan_Dan_Disposisi_Properti_P
abrik_Dan_Peralatan, diakses pada 4 September 2022.

Page 201 - MODUL LEVEL DASAR AKUNTANSI KEUANGAN. (2022). Retrieved 4


September 2022, from http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/ak/files/basic-html/page201.html

Anda mungkin juga menyukai