Anda di halaman 1dari 18

DETRI HAIRANI

(01031482225003)

SEJARAH
AKUNTANSI
SYARIAH
SEJARAH AKUNTANSI
Akuntansi merupakan salah satu bentuk profesi tertua, dimulai
sejak zaman prasejarah.

Bapak akuntansi modern, Luca Pacioli merupakan merupakan


orang yang dianggap menemukan persamaan akuntansi (1494). Di
dalam bukunya ia menerangkan mengenai double entry book
keeping sebagai dasar perhitungan akuntansi modern dan juga
hampir seluruh kegiatan rutin akuntansi (jurnal, buku besar,
memorandum).

Menurut Vernon Kam (1990), ilmu akuntansi diperkenalkan pada


zaman feodalisme barat. Akuntansi melakukan kegiatan
pencatatan dan pemberian informasi bagi investor, sehingga
dapat memilih alternatif yang paling menguntungkan.
Perkembangan ekonomi di Eropa menyebabkan para investor
sampai menjelajah ke benua Amerika, dan akhirnya seluruh
belahan bumi ini menjadi daerah tumbuh suburnya ilmu akuntansi
sampai sekarang.
AKUNTANSI DAN
KONTROVERSI SEJARAH
Peradaban dunia didominasi oleh dua bangsa besar yang memiliki
wilayah yang luas, yaitu:

BANGSA ROMAWAI DI BARAT BANGSA PERSIA DI TIMUR

menjajah sebagian besar daerah di Timur


Tengah (Semenanjung Arab).

Adapun perdagangan Bangsa Arab terbatas ke Yaman pada musim dingin dan
ke Syam/Syiria pada musim panas. Akuntansi digunakan dalam bentuk
perhitungan barang dagangan, dilakukan untuk mengetahui perubahan-
perubahan asset serta untung rugi dalam perdagangannya.
KAJIAN MENDALAM TENTANG LUCA PACIOLI,
BAPAK AKUNTANSI MODERN
Pertama, Pernyataan Vernon Kam, “Menurut sejarahnya,
kita mengetahui bahwa sistem pembukuan double entry
muncul di Italia pada akhir abad ke 13 Masehi. Itulah
catatan yang paling tua yang kita miliki mengenai sistem
akuntansi “double entry”, namun adalah mungkin bahwa
sistem double entry sudah ada sebelumnya”.

Kedua, Penelitian oleh Littleton (1961), bahwa jauh


sebelum Pacioli menemukan double entry, ada seorang
Italia lainnya yang juga sudah menulis tentang double
entry yang bernama Benedetto Cortugli (1458), atau 36
tahun sebelum buku Pacioli terbit. Namun buku tersebut
baru terbit pada tahun 1573, atau 89 tahun setelah
terbitnya buku Pacioli.
Ketiga, Hendriksen, seorang guru besar
akuntansi berkebangsaan Amerika menulis
dalam bukunya, "bahwa penemuan angka
Arab sangat membantu perkembangan
akuntansi". Kutipan pernyataan ini
menandai bahwa, para ilmuwan muslim
telah memberikan kontribusi yang besar,
terutama adanya penemuan angka nol dan
konsep perhitungan desimal.

Keempat, Lebih jauh lagi, apa yang dituliskan oleh Luca Pacioli dalam
salah satu bab bukunya tersebut, ternyata memiliki kemiripan dengan
apa yang telah disusun oleh para pemikir muslim pada abad 8 – 10 M.

Kelima, Transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi


pada masyarakat Arab, menarik sejumlah kalangan ilmuwan dari Eropa
seperti Leonardo Fibonacci da Pisa, yang melakukan perjalanan
ilmiahnya ke Timur Tengah. Dialah yang mengenalkan angka Arab dan
aljabar, atau metode perhitungan ke benua Eropa pada tahun 1202.
REKONSTRUKSI SEJARAH
PEMIKIRAN AKUNTANSI
Sejarah akuntansi di kalangan orang Arab adalah masa yang
berakhir dengan hijrahnya Rasulullah saw, dari Makkah ke
Madinah tahun 622 M, yang setelah itu dimulailah sejarah
Islam.

Besarnya perhatian bangsa Arab pada akuntansi terlihat pada


usaha setiap pedagang Arab untuk mengetahui dan
menghitung barang dagangannya. Untuk mengerjakan
pembukuan ini, dilakukan oleh pedagangnya sendiri, dan ada
yang menyewa akuntan (katibul amwaal) khusus.
Evolusi perkembangan pengelolaan buku akuntansi, mencapai
tingkat tertinggi pada masa Daulah Bani Umayyah, terutama
pada masa kekhalifahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Akuntansi telah diklasifikasikan pada beberapa spesialisasi,
antara lain akuntansi peternakan, akuntansi pertanian,
akuntansi bendahara, akuntansi konstruksi, akuntansi mata
uang, dan pemeriksaan buku atau auditing.

Pada masa itu, sistem pembukuan


telah menggunakan model buku
besar meliputi :

1.Jaridah Al-Kharaj (Receivable


3.Jaridah Al-Maal (jurnal dana)
Subsidary Ledger)

2.Jaridah An-Nafaqaat (jurnal


4.Jaridah Al-Musadareen
pengeluaran)
Adapun untuk pelaporan, telah dikembangkan
berbagai laporan akuntansi, antara lain:

1. Al-Khitmah, menunjukkan total pendapatan dan


pengeluaran yang dibuat setiap bulan.
2. Al-Khitmah Al-Jameeah, yaitu laporan keuangan
komprehensif yang berisikan gabungan

Akuntansi sudah dikenal pada masa kejayaan


Islam. Artinya, peradaban Islam tidak mungkin
tidak memiliki teknik pembukuan akuntansi.
SEJARAH KEMUNCULAN
AKUNTANSI SYARIAH
Zaman Nabi Zaman
Muhammad Khilafah Bani
SAW Abbasiyah

0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7

Zaman Zaman
Khilafah Bani Khilafah
Umayah Ustmaniyah
ZAMAN NABI MUHAMMAD SAW
Rasulullah membersihkan praktek keuangan atau kegiatan
ekonomi dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan,
pembodohan, perjudian, pemerasan, monopoli, dan segala usaha
untuk mengambil harta orang lain secara Bhatil.
Rasulullah lebih menekankan pada pencatatan keuangan dan
mendidik secara khusus beberapa orang sahabat untuk
menangani profesi ini yang disebut hafazhatul amwal (pengawas
keuangan).
Praktik akuntansi di masa Rasulullah saw dapat dicermati pada
baitulmaal, berfungsi untuk menampung dan mengelola seluruh
penerimaan negara, baik berupa zakat, ‘ushr (pajak pertanian dari
muslim), jizyah (pajak perlindungan dari nonmuslim yang tinggal di
daerah yang diduduki umat Muslim) serta kharaj (pajak hasil
pertanian dari nonmuslim).
ZAMAN KHILAFAH BANI UMAYAH
Mua’wiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayah bin Abd Asy-Syams
bin Abdu Manaf bin Qushay inilah peletak batu dasar kekhalifahan
Umayah yang berkuasa dari tahun 661 – 750 M.
Beberapa Prestasi bidang ekonomi disamping ekspansi kekuasaan
islam, Bani Umayah juga banyak berjasa dalam pembangunan di
berbagai bidang. Dia juga berusaha menertibkan angkatan
bersejata dan mencetak uang.
Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (Qadhi) mulai
berkembang menjadi profesi tersendiri, qadhi adalah seorang
spesialis dibidangnya.
Abd alMalik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang
dipakai didaerah-daerah yang dikuasai islam. Untuk itu, dia
mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai
kata-kata tulisan arab.
ZAMAN KHILAFAH BANI ABBASIYAH
Perekonomian mengalami perkembangan dengan adanya irigasi,
meningkatnya pertambangan emas, perak, tembaga dan besi dan
semakin meningkatnya volume perdagangan melalui pelabuhan
Basrah.
Semua aktivitas ekonomi tersebut membutuhkan dan
menggunakan pencatatan, namun memang belum ditemukan
bentuk pencatatan yang rinci, namun yang pasti akuntansi telah
digunakan dimasa ini.
Masyarakat Islam menggunakan 12 buku akuntansi khusus
(Specialized Accounting Books). Buku-buku ini memiliki karakter
dan fungsi dan berkaitan erat dengan fungsi dan tugas yang
diterapkan pada saat itu.
ZAMAN KHILAFAH USTMANIYAH
Perkembangan akuntansi mencakup penyiapan laporan keuangan, karena
negara Islam telah mengenal laporan keuangan tingkat tinggi. Laporan
keuangan ini pernah dibuat berdasarkan fakta buku-buku akuntansi yang
digunakan.
Al Khitamah adalah laporan keuangan bulanan yang dibuat pada setiap akhir
bulan. Laporan ini memuat pemasukan dan pengeluaran yang sudah
dikelompokkan sesuai dengan jenisnya, di samping memuat saldo bulanan.
Al- Khitamatul Jami’ah adalah laporan keuangan yang dibuat oleh seorang
akuntansi untuk diberikan kepada orang yang lebih tinggi derajatnya.
Apabila Al-Khitamatul Jami’ah disetujui oleh orang yang menerima laporan
tersebut, maka laporan itu dinamakan Al Muwafaqah. Dan apabila Al
Khitamatul Jami’ah tidak disetujui karena adanya perbedaan pada data-data
yang dimuat oleh Al Khitamatul Jami’ah, maka ia dinamakan Muhasabah
(akuntansi).
PERKEMBANGAN AKUNTANSI
SYARI'AH DI INDONESIA
Akuntansi pertama kali dikenal di Indonesia sekitar tahun 1960an.
Perkembangan akuntansi syariah beberapa tahun terakhir sangat
meningkat, di tandai dengan seringnya diadakan seminar, workshop,
diskusi dan berbagai pelatihan yang membahas berbagai kegiatan
ekonomi dan akuntansi Islam, mulai dari perbankan, asuransi, pegadaian,
sampai pada bidang pendidikan semua berlabel syariah.
Kekurang tertarikan banyak orang terkait masalah ini, baik sebagai bagian
dari kehidupan penelitian maupun sebagai sebuah ilmu pengetahuan
menjadikan sejarah akuntansi syariah masih sangat minim di temukan.
Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
proses pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI)
merupakan landasan awal diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman
bermuamalah.
SEJARAH STANDAR AKUNTANSI
SYARIAH INDONESIA
Semua standar akuntansi berinduk pada landasan teoritis dan teknologi
akuntansi IASC (International Accounting Standards Committee).
Indonesia bahkan terang-terangan menyadur Framework for the
Preparation and Presentation of Financial Statements IASC, dengan judul
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI).
Akomodasi akuntansi konvensional tersebut memang terpola dalam
kebijakan akuntansi seperti Accounting and Auditing Standards for Islamic
Financial Institutions yang dikeluarkan AAOIFI secara internasional dan
PSAK No. 59 atau yang terbaru PSAK 101-106 di Indonesia.
Terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar
akuntansi keuangan di Indonesia:

1.Menjelang diaktifkannya 2.Tahun 1984. Pada masa itu, 3.Berikutnya pada tahun 1994,
pasar modal di Indonesia pada komite PAI melakukan revisi IAI kembali melakukan revisi
tahun 1973. Pada masa itu secara mendasar PAI 1973 dan total terhadap PAI 1984 dan
merupakan pertama kalinya IAI kemudian melakukan kodifikasi dalam
melakukan kodifikasi prinsip mengkodifikasikannya dalam buku “Standar Akuntansi
dan standar akuntansi yang buku “Prinsip Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 oktober
berlaku di Indonesia dalam Indonesia 1984” dengan tujuan 1994.” Sejak tahun 1994, IAI juga
suatu buku “Prinsip Akuntansi untuk menyesuaikan ketentuan telah memutuskan untuk
Indonesia (PAI)”. akuntansi dengan melakukan harmonisasi dengan
perkembangan dunia usaha. standar akuntansi internasional
dalam pengembangan
standarnya.
Perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke
adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan
Internasional Financial Reporting Standars (IFRS).
Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi
(sudah 6 kali) secara berkesinambungan, baik berupa berupa
penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994.
Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka
badan penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai
dengan kebutuhan. Awalnya, cikal bakal badan penyusun standar
akuntansi adalah Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur dari
GAAP dan GAAS yang dibentuk pada tahun 1973.
Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang
bertugas menyusun dan mengembangkan standar akuntansi keuangan.
Kemudian, pada kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta,
komite SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) dengan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan
PSAK dan ISAK.
TERIMA KASIH
Sumber: Buku Akuntansi Syariah karangan Muammar Khaddafi, dkk.

Anda mungkin juga menyukai