JAKARTA
TUGAS AKHIR
Oleh :
Rachmayani Lestari
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS BINA NIAGA INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini tepat pada
waktunya.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam penyusunan pelaporan TA,
khususnya kepada :
Untuk semua bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak
terima kasih. Semoga kebaikan Bapak/Ibu mendapat balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT. Amin.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya, khususnya bagi perusahaan terkait dan mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………. x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV ANALISIS/PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 54
5.2 Saran…………………………………………………………………………………..
55
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1
Neraca………………………………………………………………………………………
…… 38
4.2 Laporan Laba
Rugi……………………………………………………………………….. 39
DAFTAR GAMBAR
3.1 Struktur
Organisasi……………………………………………………………………… 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Keuangan KJPP Rao, Yuhal dan Rekan Tahun 2009 dan 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin
kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan
manajemen perusahaan menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat,
baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing yang berorientasi international
(multinational corporation), maka setiap perusahaan harus berusaha menampilkan yang
terbaik, baik dalam segi kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi yang
matang dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap
laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-
masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui
analisis laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja
keuangan dan kekuatan keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan. Selain
berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis laporan keuangan juga diperlukan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan pemerintah
untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.
Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah analisis rasio likuiditas atau
rasio modal kerja, analisis rasio solvabilitas, dan analisis rasio profitabilitas. Analisis
rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan. Analisis rasio
solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang perusahaan. Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
dihasilkan dari penjualan.
Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Rao, Yuhal dan Rekan yang bergerak dalam bidang
jasa penilaian, jasa konsultan dan manajemen memiliki tujuan agar dapat menjadi sektor
usaha yang dapat menghasilkan penilaian yang bermutu tinggi dan profesional. Oleh
karena itu, KJPP Rao, Yuhal dan Rekan dituntut untuk mempu menilai kondisi dan
perkembangan perusahaan melalui analisis rasio laporan keuangan agar dapat
mempertahankan keberadaaan perusahaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan
perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan persaingan usaha
yang semakin ketat
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk menulis laporan tugas
akhir mengenai, “ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA KJPP RAO, YUHAL &
REKAN JAKARTA”
1. Untuk mengetahui kondisi laporan keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan
pada tahun 2009 dan 2010.
2. Untuk mengetahui analisa rasio keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan pada
tahun 2009 dan 2010.
3. Untuk mengetahui kesimpulan berkaitan dengan rasio keuangan pada KJPP Rao,
Yuhal dan Rekan.
Penulis berharap agar penulisan akhir ini dapat memberikan kontribusi bagi berbagai
pihak, antara lain :
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori dan memperdalam pengetahuan terutama yang berkaitan dengan
analisis laporan keuangan yang pernah didapatkan semasa perkuliahan di Politeknik LP3I
Jakarta.
1. Bagi Pembaca
Laporan ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan dapat menjadi bahan
referensi atau acuan penelitian bagi penulis selanjutnya, khususnya mahasiswa LP3I
program studi Komputerisasi Akuntansi.
Laporan ini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang dapat dikembangkan berkenaan
dengan permasalahan yang dibahas untuk dapat membantu meningkatkan kinerja Kantor
Jasa Penilai Publik Rao, Yuhal dan Rekan dalam menjalankan kegiatan perusahaan
terutama dibagian keuangan.
1.4 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana kondisi laporan keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan pada
tahun 2009 dan 2010?
2. Bagaimana rasio keuangan pada KJPP Rao, Yuhal dan Rekan pada tahun 2009
dan 2010?
3. Kesimpulan apa yang berkaitan dengan rasio keuangan pada tahun 2009 dan
2010?
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara mendatangi langsung ke perusahaan yang
menjadi objek kajian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara dan
observasi.
Dalam bab ini dipaparkan tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan objek,
maksud dan tujuan, identifikasi/ perumusan masalah, metodologi penulisan serta
sistematika penulisan.
Dalam bab ini Penulis mengemukakan tentang berbagai referensi atau tinjauan pustaka
yang mendukung kajian dan analisis yang penulis sampaikan.
BAB III : PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang segala sesuatu yang terkait dengan sejarah
singkat perusahaan, visi dan misi, bidang usaha/ business line perusahaan, struktur
organisasi, serta deskripsi tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dari individu
dari divisi terkait.
Dalam bab ini Penulis melakukan kajian atau analisis terhadap materi yang penulis angkat
sesuai dengan judul yang disampaikan.
Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang didapat oleh penulis beserta saran-
saran yang mungkin berguna bagi perusahaan sebagai masukan.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5) mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah :
“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar
itu adalah Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-
Laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan
untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak
dibagikan (laba yang ditahan)”.
Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” (2012; 11), berikut ini
beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan pada periode tertentu
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva,
pasiva dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.
Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan”
(2007; 6), diantaranya :
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang
bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam
akuntansi serta pendapat pribadi.
Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, pencatatan dari pos-
pos ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan
jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa
tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan
posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.
Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan
prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan
yang digunakan antara lain :
Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas
usaha konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya
bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva
tersebut dijual.
1. Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur
oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek
pembukuan, namun penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan atau pihak
management perusahaan yang bersangkutan misalnya dalam menentukan nilai
persediaan itu tergantung pendapat pribadi management serta berdasar
pengalaman masa lalu.
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim
report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) bukan
laporan yang final. Laporan keuangan tidak menjunjukkan nilai likwidasi atau
realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang
telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
1. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti
dan tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai
buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun
nilai gantinya.
Pengertian neraca menurut Sofyan Syafri Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis atas
Laporan Keuangan” (2010, 107), adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi
aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan
merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan” (2008; 35), dalam
menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan
dan kebutuhannya. Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan
kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah
distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.
2. Bentuk Vertikal (Report form). Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari
atas terus kebawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen
aktiva tetap,komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban lancar, komponen utang
jangka panjang dan terakhir adalah komponen modal (ekuitas).
2.5.1.1 Aktiva
Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan
(2007; 14), adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum
dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible
assets).
1. Aktiva Lancar
Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling
lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini
terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu :
1. Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah salah
satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang
berhutang pada seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi untuk barang
dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada
konsumen yang akan dibayar dalam suatu tanggal waktu yang disebut termin
kredit atau pembayaran.
Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang
(mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali
perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva
tidak lancar yaitu :
1. Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti
mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang
dibutuhkan maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi
jangka panjang diluar usaha pokoknya, seperti : saham dari perusahaan lain atau
obligasi.
1. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya nampak
(konkrit), seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan kelengkapan
lainnya.
1. Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat
dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti : gedung dalam
proses, tanah dalam penyelesaian.
2.5.1.2 Hutang
Menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 18), hutang
adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi,
dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari
kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan
yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu
tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan.
Hutang lancar meliputi : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih
harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang diterima
dimuka.
1. Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannnya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun
sejak tanggal neraca), yang meliputi : hutang obligasi, hutang hipotik, pinjaman
jangka panjang yang lain.
2.5.1.3 Modal
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 19), modal
adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2012; 58), Laporan rugi
laba merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu
yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan
sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.
Dan menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 26), laporan
rugi laba mempunyai prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan service) diikuti dengan
harga pokok dari barang / service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
1. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain
or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2012; 49), bentuk dari
laporan rugi / laba yang bisa digunakan adalah sebagai berikut”
1. Bentuk Tunggal atau single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan,
baik pokok (operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan satu,
kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian,
faktor pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya.
Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan
biaya usaha dan diluar usaha lain.
2. Bentuk Majemuk atau Multiple Step, merupakan pemisahan antara komponen usaha
pokok (operasional) dengan diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih dahulu
dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambah
dengan hasil pengurangan penghasilan dan biaya diluar pokok.
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 27),
Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam
laporan rugi laba atau dicantumkan dalam “Laporan Perubahan Modal” (Retained
earning statement) atau “Laporan Perubahan Modal”, tergantung pada konsep yang
dianut perusahaan.
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 31), Laporan
Keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.
Yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktunya (khususnya kewajiban jangka pendek). Ditinjau dari likwiditas, maka keadaan
perusahaan dapat dibedakan :
1) Likwid yaitu perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangannya
tepat pada waktunya.
2) Ilikwid yaitu perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya
tepat pada waktunya.
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua :
1) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur)
dinamakan likwiditas badan usaha.
2) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)
dinamakan likwiditas perusahaan.
1. Solvabilitas Perusahaan
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun
jangka panjang.
Ditinjau dari solvabilitas, keadaan perusahaan dibagi menjadi dua macam, yaitu
perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau
kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya dikatakan
insolvabel apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya.
Dalam hubungannya antara likwiditas dan solvabilitas ada empat keadaan yang dapat
dialami oleh perusahaan, yaitu :
1) Likwid dan solvabel yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuangan
baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
2) Likwid tetapi insolvabel yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek tetapi tidak dapat memenuhi keuangan jangka panjangnya.
3) Ilikwid dan solvabel yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek tetapi dapat memenuhi kewajiban jangka panjang.
4) Ilikwid dan insolvabel yaitu perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan
baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam satu periode. Rentabilitas
perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan
aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas perusahaan dapat diketahui
dengan memperbandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah
aktiva atau modal perusahaan tersebut.
1. Stabilitas Usaha
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 34), Analisa
terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan
keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut dengan kata lain agar
hasilnya memuaskan maka kita harus mengetahui latar belakang dari data keuangan
tersebut.
Adapun beberapa perubahan di dalam neraca dalam satu period disebabkan karena :
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 36), metode
atau teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos
yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-
masing pos tersebut.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data
sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama penganalisa harus mengorganisir atau
mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan
menginterpretasikan sehingga data ini menjadi lebih berarti. Teknik analisa yang biasa
digunakan dalam analisa laporan keuangan, dengan menunjukkan :
Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 64), rasio yaitu
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
yang lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan.
Rumus :
Aktiva Lancar
Rasio Lancar =
Hutang Lancar
Disebut juga Quick Ratio yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
hutang-hutangnya tanpa perhitungan persediaannya.
Rumus :
Hutang Lancar
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau
yang setara dengan kas.
Rumus :
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-
utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga
rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar
dari jumlah utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen
rasio leverage ini sebaiknya besar.
Rumus :
Times interest earned ratio atau Interest converage, rasio ini bertujuan untuk mengukur
pengaruh beban bunga terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).
Rumus :
Analisis rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan
investasi atau penyaluran dana. Selain itu rasio keuangan dapat berfungsi sebagai alat
untuk mendeteksi awal masalah yang terjadi didalam perusahaan, terutama berkaitan
dengan masalah keuangan.
Rasio ini menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya
lebih aman (solvabel). Bisa juga dibaca berapa porsi utang dibanding dengan aktiva.
Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Rumus :
Rumus :
Laba Kotor
Pendapatan Bersih
Rumus :
Laba Bersih
Pendapatan Bersih
Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dari pajak. Hasil
pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja management dalam
menggunakan aktiva perusahaan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rumus :
Return On Assets =
Laba Usaha
Rumus :
Operating Ratio =
Penjualan
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
KJPP Ruky, Safrudin & Rekan, didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 2 tanggal 6 Juli
1999, Harun Kamil S.H. tentang pendirian Persekutuan Ruky dan Rekan, Akta Notaris
No. 35 tanggal 19 Juni 2002, Harun Kamil S.H. tentang Perubahan Anggaran Dasar, Akta
Notaris No. 15 tanggal 15 Juli 2003, Robert Purba S.H. tentang Perubahan Anggaran
Dasar Persekutuan Perdata Ruky, Sridhar & Rekan, Akta Notaris No. 16 tanggal 15 Juli
2003, Robert Purba S.H. tentang Pemasukan Sekutu Persekutuan Perdata Ruky, Sridhar
& Rekan, Akta Notaris No. 10 tanggal 19 Januari 2009, Surya Sudrajad, S.H. tentang
Perubahan Anggaran Dasar Persekutuan Perdata Ruky, Sridhar & Rekan, dan Akta
Notaris No. 11 tanggal 28 Juli 2009, Surya Sudrajad, S.H. tentang Perubahan Anggaran
Dasar Persekutuan Perdata Ruky, Safrudin & Associates.
KJPP RAO,YUHAL & Rekan mengalami perubahan nama dari yang dahulu KJPP Ruky,
Sridhar & Rekan menjadi KJPP RAO,YUHAL & Rekan yang mana telah mendapat ijin
usaha atas perubahan nama dari Kementerian Keuangan No. 2.11.0094 berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. 1133/KM.1/2011 tanggal 14 Oktober 2011 dan
terdaftar atas nama KJPP RAO,YUHAL & Rekan sebagai profesi penunjang pasar modal
berdasarkan surat Bapepam-LK No. 11653/BL/2011 tanggal 27 Oktober 2011 dengan
Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam – LK No.
12/BL/STTD-P/B/2011 yang diberikan kepada B.Sridhar Rao dengan No.Izin B-
1.10.00268 tanggal 31 Maret 2011 serta Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.22/KM.1.2010 tentang Izin Penilai Publik Di Bidang Jasa Penilaian Bisnis (B) kepada
B.Sridhar Rao tanggal 15 Januari 2010.
KJPP Rao, Yuhal & Rekan bergerak di bidang Penilaian dan Konsultasi, dan berafiliasi
dengan PT. Truscel Capital yang didirikan tahun 1999.
PT. Truscel Capital merupakan perusahaan penilai yang mempunyai ijin dari Departemen
Keuangan dan disetujui oleh Bapepam sebagai konsultan independen dengan ijin No.
12/BL/STTD-P/B/2011 untuk melakukan penilaian usaha dan memberi pendapat
kewajaran atas suatu rencana transaksi perusahaan terbuka.
PT. Truscel Capital juga telah terdaftar sebagai rekanan Financial Advisor di PPA, PT
Bukit Asam Tbk, PT Merpati Nusantara Airlines, PT Timah(Persero) Tbk, PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk, PT Antam (Persero) Tbk dan beberapa perusahaan BUMN
Lainnya.
PT. Truscel Capital juga mempunyai Akta Pendirian Notaris No. 2 tahun 1999 yang
dicatat di Pengadilan Negeri dengan No. 40/A/DLL/HKM/1999, serta diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara No. 16, 26 Feb 2000.
Dan juga Surat-Surat dan izin-izin lainnya, seperti Surat Keterangan Domisili Perusahaan
No. 848/1.824/2011. Tanda Daftar Perusahaan Bentuk Perusahaan Lain No.
09.05.1.70.65229. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar No. 00410-
01/PB/P/1.824.271 dan Ijin Penilai Publik dari Departemen Keuangan RI.
3.2.2 Misi
To bring the best qualified experts into each assignment so that to develop best
deliverable and maintain the highest standards of professional integrity
3.3 Bidang Usaha dan Ruang Gerak
KJPP Rao, Yuhal dan Rekan menawarkan jasa penasehat keuangan korporasi bertaraf
internasional meliputi penilaian perusahaan, penilaian saham, penilaian aktiva tak
berwujud, studi kelayakan,, pengkajian rencana usaha & penyiapan strategi perusahaan,
pemberikan pendapat kewajaran dan penilaian investasi (investment appraisals), memberi
nasehat atas penggabungan usaha dan akuisisi dan restrukturisasi hutang serta persiapan
pra-Penawaran Saham Perdana (IPO).
Dengan penilai yang berakreditasi Penilai Publik dan rekam jejak yang unggul, KJPP
Rao, Yuhal dan Rekan dapat memberikan kontribusi terbaik kepada klien dalam penilaian
usaha, penilaian aktiva tetap dan penilaian aktiva tak berwujud.
KJPP Rao, Yuhal dan Rekan melakukan pengumpulan dana (fund raising) secara terpilih,
dengan menciptakan struktur tertentu yang disesuaikan dengan setiap jenis transaksi
untuk mencapai hasil akhir yang terbaik selama pengumpulan dana.
Pengetahuan yang luas dan pengalaman dalam merger dan akuisisi selama beberapa tahun
adalah nilai yang akan diperoleh oleh klien dari KJPP Rao, Yuhal dan Rekan. Hal ini
memastikan bahwa merger dan akuisisi telah sukses dan menghasilkan peningkatan nilai
bagi pemegang saham.
Sebagai Persekutuan Perdata, RYR adalah Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang terdiri
dipimpin oleh seorang Managing Partner (Pimpinan Rekan) yang berfungsi sebagai
Pimpinan dalam pengelolaan administrasi dan keuangan termasuk anggaran. Untuk
pekerjaan dan tugas penilaian usaha maka yang bertanggung jawab adalah Managing
Partner yang menandatangani tugas penilaian tersebut (Signing Partner). Managing
Partner, berfungsi sebagai Signing Partner, maka ia bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan penilaian yang menjadi tugasnya.
1. 2. Partner
Partner bertanggung jawab secara penuh untuk memastikan bahwa ketaatan dan
komitmen terhadap peraturan Bapepam-LK, SPI dan peraturan terkait lainnya telah
dilaksanakan. Partner menetapkan tujuan Sistem Pengendalian Mutu RYR dan tujuan-
tujuan lainnya yang relevan.
Seluruh valuers lainnya bertanggung jawab untuk mengikuti ketentuan, kebijakan dan
prosedur pengendalian mutu RYR serta melaporkan kepada QC, Pengawas serta
Managing Partner atas masalah-masalah yang timbul atau ketidaktaatan dalam penerapan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
Merancang dan membuat Proposal serta Kontrak Perjanjian Kerja (Engagement Letter)
BAB IV
ANALISIS / PEMBAHASAN
4.3 Kesimpulan dari Analisa Rasio dan Perbandingan Laporan Keuangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa rasio-rasio dan perbandingan laporan keuangan serta
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang
diharapkan bermanfaat bagi pihak manajemen KJPP Rao, Yuhal dan Rekan Jakarta,yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Ke-1, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2008
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1, Revisi 2009,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta, 2009
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke 1-5, Rajawali Pers, Jakarta, 2012
Munawir, S., Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta, 2007
Sugiono, Arief dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, PT.
Grasindo, Jakarta, 2008
BIODATA PENULIS
1. Magang di PT. Indosat Tbk, Wisma Antara, Jakarta Pusat (2006) – Finance &
Budgeting
2. Bekerja di PT. Carat Indonesia / PT. Cursor Media, Bursa Efek Indonesia, Jakarta
Selatan (Mei 2011 – Agustus 2011) – Account Receivable / Accounting Staff
3. Bekerja di PT. Truscel Capital / KJPP Rao, Yuhal & Rekan, Sudirman Park,
Jakarta Pusat (Oktober 2011 – sekarang) – Finance & Accounting Staff