KELOMPOK 4
Disusum Oleh:
1. Robby Ananda 1911031004
2. Dani Cristian 1911031010
3. Aditia Inggit Perdana 1911031014
4. Adika Ghalih Prana Aji 1911031036
5. M. Galang Punkai 1911031042
6. Gilang Fajri Ravianto 1951031004
7. M. Puji Prawiroyudo 1951031008
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi serta dosen pembimbing mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan, ibu dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
memberikan informasi yang cukup, relevan, dan reliabel dari perkuliahan analisis laporan
keuangan dalam hal analisis kegiatan operasional perusahaan, khususnya kepada mahasiswa
akuntansi.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran Laba......................................................................................................2
2.2 Pengakuan Pendapatan.............................................................................................7
2.3 Beban Tangguhan.....................................................................................................9
2.4 Biaya Bunga...........................................................................................................13
2.5 Pajak Penghasilan...................................................................................................15
2.6 Imbalan Kerja Tambahan.......................................................................................18
2.7 Laba Per saham......................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................x
BAB I
PENDAHULUA
N
Analisis laba dan komponennya bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan dan
eksposur risiko, serta untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas
masa depan. Komponen laba menyediakan bagian penting susunan yang
mengungkapkan potret ekonomi dari aktivitas operasi perusahaan, oleh karena itu
memerlukan pertimbangan persyaratan pelaporan dan implikasinya terhadap analisis
komponen laba.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara konseptual, laba ekonomi mengukur perubahan kekayaan bersih pemegang. Laba
ekonomi tidak dicatat dalam laporan akuntansi perusahaan dan biasanya dihitung untuk
tujuan pengambilan keputusan internal. Sedangkan, Laba akuntansi mempertimbangkan
kelebihan pendapatan setelah biaya eksplisit dikurangi, dan laba ekonomi
mempertimbangkan biaya eksplisit, serta biaya peluang implisit.
Pada dasarnya, dalam menghitung sebuah laba akuntansi, rumus yang bisa digunakan adalah
dengan mencari selisih dua poin berikut ini:
● Pendapatan dan keuntungan
Pendapatan merupakan arus masuk yang diperoleh atau arus kas masuk yang akan
diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung.
● Beban dan kerugian
Beban merupakan arus keluar yang terjadi atau arus keluar yang akan terjadi, atau
alokasi arus kas keluar masa lampau yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan
yang masih berlangsung.
Dalam menganalisis terhadap laba alternatif, sejumlah klasifikasi yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Laba Berulang dan Tidak Berulang
Laba berulang dan tidak berulang perlu diidentifikasi dalam menentukan komponen
laba permanen dan sementara. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga alternatif
pengukuran laba, yaitu laba bersih, pendapatan komprehensif, laba intermediasi atau
laba yang masih berlangsung, dan laba inti. Pengukuran laba yang benar terkait dalam
dua hal, yaitu:
● Ditetapkan berdasarkan tujuan analisis, laba memiliki dua peranan penting
yang berbeda dan tidak mungkin diterapkan pada saat yang bersamaan, seperti
untuk mengukur perubahan bersih pada ekuitas dan untuk memberikan
estimasi kekuatan laba yang berkelanjutan.
● Laba akuntansi berasal hanya dari memasukkan, atau mengeluarkan, pos
tertentu. Hal ini berarti pengukuran ini tetap merupakan pengukuran laba
akuntansi dan terkait dengan distorsi akuntansi.
2. Laba Operasi dan Non Operasi
Laba operasi merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas
operasi yang masih berlangsung. Laba operasi terkait hanya dengan aktivitas usaha
yang masih berlangsung. Terdapat tiga aspek penting, yaitu:
● Laba operasi terkait hanya dengan laba yang berasal dari aktivitas operasi.
● Laba operasi terpusat pada laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan
hanya untuk pemegang ekuitas.
3. Pendapatan Komprehensif
Pendapatan komprehensif dihitung dengan menyesuaikan laba bersih dengan pose
kelebihan kotor, yang jika digabung akan menjadi pendapatan komprehensif.
Pendapatan Komprehensif mencakup:
● Surplus Bersih, mencerminkan semua perubahan ekuitas pemegang saham
yang berasal dari sumber selain transaksi pemilik.
● Surplus Kotor. terjadinya penyesuaian ekuitas
Berdasarkan laporan keuangan PT Saratoga Investama Sedaya, Tbk. dapat ditelusuri bahwa
pengungkapan laba terdapat pada segmen laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Dalam pengungkapannya, segmen laporan tersebut menggunakan basis operasi vs non-
operasional. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan pendapatan dan beban berdasarkan
aktivitas operasional perusahaan, bukan hanya akitivtas ekuitas pemilik saham. Untuk itu,
perlu untuk menentukan ukuran yang komprehensif. pendapatan perusahaan yang independen
dari kegiatan pembiayaan perusahaan. Sehingga perlu disajikannya pendapatan sebelum
bunga dan pajak (EBIT), dan equivalent setelah pajak, laba operasi bersih setelah pajak
(NOPAT).
Terdapat juga istilah pos yang tidak berulang, dalam hal ini mencakup:
1. Pos Luar
Biasa Konsep
Pos luar biasa dapat dibedakan dari sifat tidak biasa dan jarang terjadinya. Sebagian
besar pos luar biasa terkait dengan keuntungan dan kerugian dari pelunasan awal
utang. Kedua sifat pos luar biasa dapat dijelaskan sebagai berikut:
● Bersifat tidak biasa, suatu kejadian atau transaksi yang sangat tidak normal
dan tidak terkait,atau hanya terkait secara kebetulan dengan aktivitas biasa dan
umum dilakukan perusahaan.
● Jarang terjadi, suatu kejadian atau transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan
terjadi pada masa depan yang dekat.
Perubahan Akuntansi
Perusahaan dapat mengubah metode akuntansi dan asumsi yang mendasari laporan
keuangan karena beberapa alasan, yaitu :
1. Adanya standar akuntansi baru,
2. Untuk dapat mencerminkan aktivitas atau kondisi usaha yang berubah dengan
lebih baik,
3. Untuk mempercantik laporan keuangan, terutama melakukan manajemen laba.
Pelaporan Perubahan Akuntansi
Standar akuntansi membedakan empat bentuk perubahan akuntansi:
1. Perubahan prinsip akuntansi Perubahan prinsip akuntansi terjadi saat
perusahaan berpindah dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke
prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya,
2. Perubahan estimasi akuntansi Akuntansi akrual membutuhkan estimasi
beberapa hal seperti masa manfaat aktiva, biaya garansi, keusangan
persediaan, asumsi pensiun, dan piutang tak tertagih.
3. Perubahan entitas pelapor Perubahan entitas pelaporan berasal dari berbagai
cara termasuk : publikasi awal laporan keuangan konsolidasi, dan perubahan
kebijakan konsolidasi terkait anak perusahaan.
4. Koreksi kesalahan Kesalahan pada laporan keuangan dapat berasal dari
kesalahan aritmatika, kesalahan aplikasi prinsip akuntansi, atau kesalahan
pengungkapan informasi.
2. Pos Khusus
Pos khusus mengacu pada transaksi dan kejadian yang tidak biasa atau tidak sering
terjadi,tetapi bukan keduanya. Hal tersebut, terdiri dari:
● Penurunan Nilai Aktiva
Penurunan nilai harus dibedakan baik dari restrukturisasi maupun pelepasan segmen,
kedua hal ini berbeda baik dari segi perlakuan akuntansi maupun implikasi
ekonominya. Pelepasan segmen usaha diperlakukan sebagai penghentian operasi yang
telah dibahas sebelumnya, sementara penurunan nilai aktiva dicatat pada pos khusus.
● Beban Restrukturisasi
Beban restrukturisasi umumnya terkait dengan perubahan utama dalam usaha dan
strategi perusahaan. Restrukturisasi seringkali menimbulkan biaya. Divestasi unit
usaha seringkali menimbulkan kerugian, permintaan kompensasi karyawan yang
diberhentikan, kerugian yang berasal
Pendapatan Waralaba
Standar akuntansi untuk pemberi waralaba (franchisor) mensyaratkan agar pendapatan fee
(biaya jasa) waralaba dari penjualan waralaba hanya diakui ketika semua jasa material atau
kondisi yang terkait dengan penjualan tersebut secara substansial telah dilakukan atau
dipenuhi oleh pemberi waralaba.
Alokasi biaya penelitian dan pengembangan pada periode yang berbeda ditentukan dengan
melihat hubungan antara biaya dan manfaat ekonomi yang diperkirakan perusahaan akan
diperoleh dari kegiatan penelitian dan pengembangan tersebut.Apabila biaya tersebut akan
meningkatkan manfaat ekonomi masa depan dan biaya tersebut dapat diukur, maka biaya-
biaya
tersebut. Sehingga pada proses pengungkapan yaitu pada Laporan Keuangan harus
mengungkapkan Kebijakan akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan, jumlah biaya riset
dan pengembangan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan, metode amortisasi
yang digunakan, masa manfaat yang digunakan, dan rekonsiliasi saldo biaya pengembangan
yang belum diamortisasi pada awal dan akhir periode.
Meskipun begitu terdapat berbagai masalah akuntansi, wajar untuk mengasumsikan bahwa
perusahaan berupaya melakukan penelitian dan pengembangan dengan tujuan memperoleh
imbalan hasil yang positif. Perusahaan sering memiliki harapan imbalan hasil yang spesifik,
dan realisasi atau tidak terealisasinya dapat diawasi dan diestimasi sebagai progres penelitian
dan pengembangan. Kebijakan penangguhan biaya penelitian dan pengembangan memberi
manajemen dan auditor independen, yang secara teratur bekerja dengan ketidakpastian dan
estimasi, peluang untuk mengungkapkan informasi yang berguna terkait pengeluaran
penelitian dan pengembangan ini.
c. Pengeboran Eksplorasi
d. Pemaritan
f. Aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan komersil atas penambangan
sumber daya mineral.
Pengeluaran yag terkait dengan pengembangan sumber daya mineral tidak diakui
sebagai aset eksplorasi dan evaluasi. Sesuai dengan kerangka Desar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK 19. Sesuai dengan PSAK 57, entitas mengakui
setiap kewajiban untuk pemindahan dan restorasi yang terjadi selama periode tertentu
sebagai konsekuensi dari ekplorasi dan evaluasi pada pertambangan sumber daya mineral.
2.4 Biaya Bunga
Bunga merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merupakan kelebihan kas
yang dibayar atau ditagih atas jumlah uang (pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan.
Bunga ditentukan oleh berbagai faktor, dan faktor terpenting adalah risiko kredit (utang
tak dapat dibayar) dari peminjam. Beban bunga ditentukan oleh tingkat bunga, pokok
pinjaman, dan jangka waktu.
Penghitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk pendanaan
melalui utang termasuk, pada kasus obligasi, amortisasi diskon atau premium. Beban yang
terkait dengan akun diskon utang yang diamortisasi sepanjang masa pengeluaran utang,
akan menambah biaya bunga efektif.
Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aktiva yang dibangun atau
diproduksi oleh perusahaan untuk digunakan sendiri (termasuk biaya yang dibangun atau
diproduksi oleh perusahaan pihak lain dengan pembayaran dimuka atau berkala). Tujuan
kapitalisasi bunga adalah untuk:
1) Mengukur biaya akuisisi aktiva dengan lebih akurat
2) Mengamortisasi biaya akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktiva
tersebut.
Analisis Bunga
Penghitungan laba per saham dilusian menggunakan jumlah saham yang beredar pada
kondisi terjadi konvensi utang yang dapat dikonversi. Efek ini memberikan beban
tambahan pada tingkat bunga melalui dilusi laba per saham. Untuk menilai dampak dari
kapitalisasi bunga terhadap laba neto, analisis harus mengetahui jumlah bunga yang
dikapitalisasi saat ini yang dibebankan pada laba melalui penyusutan dan amortisasi.
Pajak Tangguhan
Akuntansi pajak tangguhan adalah pencatatan transaksi perusahaan yang berkaitan dengan
kewajiban pajaknya dapat ditunda sampai periode atau waktu yang diperbolehkan. Hal ini
disebabkan karena perbedaan temporer atau beda waktu pengakuan penghasilan atau biaya
antara akuntansi komersial dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Perbedaan temporer
menyebabkan terjadi pengakuan di akuntansi yang disebut dengan aktiva pajak tangguhan
maupun pasiva pajak tangguhan. Menurut PSAK No 46 disebutkan bahwa Kewajiban pajak
tangguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) untuk
periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
Sedangkan Aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) adalah jumlah pajak penghasilan
terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. Perbedaan temporer (temporary
differences) adalah perbedaan antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan DPPnya.
Pada PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Pajak Penghasilan dilaporkan pada Laporan Laba
Rugi dan penghasilan komprehensif lain Konsolidasian. Dapat kita lihat pajak penghasilan
dilaporkan sebagai pengurang dari laba sebelum kena pajak yang terdiri dari beban pajak kini
dan pajak tangguhan. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba rugi, kecuali jika
pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui secara langsung dalam
ekuitas atau dalam penghasilan komprehensif lain. PT Saratoga Investama Sedaya
Menggunakan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode
ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar
perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan dan tujuan
perpajakan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan
datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat
direalisasi.
Tidak memungkinkan juga untuk mengukur nilai wajar dari jumlah paket remunerasi
secara terpisah, tanpa mengukur secara langsung nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan. Selanjutnya, saham atau opsi saham terkadang diberikan sebagai bagian dari
bonus, dan bukannya sebagai bagian dari remunerasi pokok, misalnya sebagai insentif
kepada karyawan untuk tetap bekerja di entitas atau untuk menghargai mereka atas
usahanya dalam meningkatkan kinerja entitas. Dengan memberikan saham atau opsi
saham, sebagai tambahan atas remunerasi lain, entitas membayarkan remunerasi tambahan
untuk memperoleh manfaat tambahan. Mengestimasi nilai wajar dari manfaat tambahan
tersebut sepertinya akan sulit. Dikarenakan kesulitan untuk mengukur nilai wajar jasa
yang diterima secara langsung, entitas harus mengukur nilai wajar dari jasa karyawan
yang diterima dengan mengacu kepada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan.
Periode Vesting
Harga pelaksanaan atau eksekusi adalah harga dimana karyawan memiliki hak untuk
membeli saham. Harga pelaksanaan biasanya ditetapkan sama dengan harga saham pada
tanggal pemberian opsi. Tanggal vesting merupakan tanggal paling awal bagi karyawan
untuk dapat melaksanakan opsi, karyawan dapat melaksanakan opsi pada tanggal setelah
tanggal vesting. Ketika harga saham lebih tinggi dari harga pelaksanaannya maka disebut
in the money. Sebaliknya, akan disebut out of the money jika harga saham lebih kecil
daripada harga pelaksanaan. Dalam ruang lingkup PSAK 53 disebutkan bahwa Entitas
harus menerapkan Pernyataan ini untuk akuntansi seluruh transaksi pembayaran berbasis
saham, apakah entitas dapat mengidentifikasikan secara khusus beberapa atau seluruh
barang dan jasa yang diterima, termasuk:
a. Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas,
b. Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas, dan
c. Transaksi di mana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa dan
syarat perjanjiannya memberikan pilihan kepada entitas atau pemasok barang
atau jasa mengenai penyelesaian transaksi apakah dengan kas (atau aset lain)
atau dengan penerbitan instrumen ekuitas kecuali seperti yang tercantum
dalam paragraf 3-
6. Dengan tidak adanya barang atau jasa teridentifikasi secara khusus, keadaan
lain dapat menunjukkan bahwa barang atau jasa telah
Manfaat ESO
Manfaat utama ESO adalah kenaikan potensial pada nilai perusahaan yang dapat timbul
melalui dampak insentif terhadap perilaku karyawan. ESO bertujuan untuk menyelaraskan
insentif karyawan dan perusahaan dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk
berpartisipasi dalam penciptaan kekayaan pemegang saham. Oleh karena insentif lebih
baik
jika diselaraskan, ESO dianggap akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras
untuk memenuhi tujuan utama perusahaan. ESO juga dapat meningkatkan kecenderungan
risiko manajer. Artinya, ESO dapat memotivasi manajer untuk bergabung dalam proyek
yang lebih beresiko karena manajer dapat menikmati potensi kenaikan tetapi mendapat
manfaat dengan perlindungan sisi bawah yang ditawarkan oleh opsi.
Jumlah beban yang diakui dalam suatu periode yang timbul dari transaksi pembayaran
berbasis saham dimana barang atau jasa yang diterima tidak memenuhi kualifikasi untuk
diakui sebagai aset dan oleh karena itu diakui segera sebagai beban, termasuk
pengungkapan terpisah atas bagian dari jumlah beban yang timbul dari transaksi yang
dicatat sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen
ekuitas; untuk liabilitas yang timbul dari transaksi pembayaran berbasis saham:
● jumlah nilai tercatat pada akhir periode;
● jumlah nilai intrinsik liabilitas pada akhir periode dimana hak pihak lawan
transaksi atas kas atau aset lain telah vested pada akhir periode (sebagai contoh hak
atas kenaikan harga saham yang telah vested).
Pengungkapan PT Saratoga
Berdasarkan beberapa keputusan edaran di luar rapat Direksi Perusahaan, Direksi telah
memutuskan untuk mengalokasikan sebanyak-banyaknya jumlah lembar saham tertentu
untuk pelaksanaan Program Insentif Jangka Panjang sebagai berikut:
Tanggal keputusan Program Insentif
edaran/Circular resolution Jumlah lembaran saham/Number of Jangka Panjang/ Long
date shares Term Incentive
Program
22 Juni/June 2016 3.500.000 lembar saham/number of 2016 - 2019
shares
Dari kedua laba per saham ini ada perbedaan dari masing-masih perhitungan laba per saham,
sebelah kanan gambar menunjukkan laba per saham yang mengakibatkan efek dilutif
(penurunan laba per saham dasar) akibat konversi obligasi dan saham preferen ke saham
biasa serta karena waran dan opsi. Setelah disesuaikan atas dampak dari efek dilutif laba neto
tidak mengalami perubahan sementara saham biasa beredar bertambah, sehingga laba per
saham berkurang dari Rp. 3.264 (kiri) menjadi Rp. 3.214 (kanan).
BAB III
PENUTU
P
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa laba dalam perusahaan/organisasi
memegang peranan penting, selain menjadi salah satu variabel kemajuan organisasi juga
sebagai notasi dalam penghitungan perpajakan dan imbalan kerja, hingga pengungkapan
pembagian keuntungan saham. Hal tersebut berdampak pada kemampuan valuasi perusahaan
pada masa yang akan datang serta kualitas penyajian informasi terhadap kinerja sebuah
entitas. Oleh karena itu, seorang analis ingin mengevaluasi pengaruh perubahan akuntansi
pada baik pendapatan ekonomi dan pendapatan permanen.