Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gilang Fajri Ravianto

NPM : 1951031004

1. Mencari kasus perpajakan terbaru & menceritakan sedetail mungkin kasus tersebut, tulis di
folio, due date sabtu
2. Apakah terutang atau bagaimana mengenai pbb Rumah adat yang telah dipindahkan

Jawaban :
1. Mulai Bulan April 2021, Menperin menetapkan 29 Tipe mobil peroleh Relaksasi PPnBM

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa mulai April
2021 sebanyak 29 kendaraan memperoleh relaksasi pajak penjualan atas barang mewah
ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP) seiring dengan perluasan hingga kendaraan dengan
kapasitas mesin 2.500 cc. 

Pemerintah berupaya membangkitkan kinerja industri otomotif di tanah air karena industri
otomotif adalah salah satu sektor yang terkena dampak signifikan dari pandemi covid-19. Oleh
sebab itu kebijakan dan stimulus dirancang guna meningkatkan pembelian dan produksi
kendaraan sehingga akan mendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional.

Instrumen yang siap diimplementasikan yakni pemberian insentif fiskal berupa penurunan tarif
pajak penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBOM DTP) untuk tipe
kendaraan bermotor yang mendapatkan fasilitas terseubt, dalam keputusan Menteri Perindustrian
Nomor 169 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Dengan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah ditanggung oleh
pemerintah pada tahun Anggaran 2021.

Menperin Menegaskan Kendaraan bermotor yang bisa menikmati insentif PPnBM DTP harus
memenuhi kandungan komponen buatan lokal. Yang meliputi pemenuhan jumlah penggunaan
komponen yang berasal dari hasil produksi dalam negeri yang dimanfaatkan dalam kegiatan
produksi kendaraan bermotor paling sedikit 70 persen.

Kepmenperin 169/2021 juga menyebutkan, bahwa terdapat 115 jenis komponen yang bisa masuk
dalam perhitungan kandungan lokal. Selain itu, total ada 21 tipe mobil yang bisa memanfaatkan
diskon PPnBM sesuai beleid yang diundangkan di peraturan tersebut. Varian kendaraan tersebut
meliputi dari enam perusahaan, yakni PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Astra
Daihatsu Motor, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia, PT Honda Prospect Motor, PT
Suzuki Motor Indonesia, dan PT SGMW Motor Indonesia.
Tipe-tipe kendaraan bermotor yang mendapatkan fasilitas disebutkan dalam Keputusan Menteri
Perindustrian (Kepmenperin) Nomor 839 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor dengan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah
ditanggung oleh pemerintah pada Tahun Anggaran 2021.

Di samping itu, perusahaan juga wajib menyampaikan faktur pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, laporan realisasi PPnBM DTP, dan kinerja penjualan triwulan.
“Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan instansi
pemerintah di bidang perpajakan dan/atau melibatkan lembaga verifikasi independen,”
imbuhnya.

Menperin optimistis, stimulus tersebut akan menurunkan harga kendaraan bermotor produksi
dalam negeri sehingga lebih terjangkau di masyarakat, meningkatkan daya saing terhadap
kendaraan impor, serta dapat meningkatkan kinerja produksi kendaraan bermotor roda empat
atau lebih menjadi di atas 1 juta unit pada tahun 2021 atau sama dengan kinerja produksi tahun
2019.

Stimulus perpajakan berupa insentif PPnBM DTP ini berlaku selama sembilan bulan, terhitung
pada Maret 2021 yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu pengurangan 100% untuk tiga bulan tahap
pertama, pengurangan 50% untuk tiga bulan tahap kedua, dan pengurangan 25% untuk tiga bulan
tahap ketiga. Bagi perusahaan yang tidak melaksanakan pembelian lokal, Kemenperin
mengusulkan pengenaan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan penghapusan sebagai kendaraan bermotor penerima fasilitas PPnBM DTP.

Kemenperin mencatat, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki
kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Saat ini, terdapat 22 pabrikan dengan
didukung sebanyak 1.500 industri komponen (tier 1,2, dan 3) dan lebih dari 1,5 juta orang yang
bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut. Bahkan, sektor otomotif mampu menyumbang
sebesar 10% terhadap PDB sektor industri, atau 25% terhadap PDB sektor industri apabila
memasukkan ekosistem kendaraan bermotor.

*sumber : https://www.tempo.co/tag/pajak dan


https://kemenperin.go.id/artikel/22318/Kepmenperin-1692021-Sebutkan-21-Tipe-Kendaraan-
Dapat-PPnBM-DTP

2. Rumah Apung
Rumah apung merupakan rumah yang
dibangun dengan konstruksi yang tidak
melekat dan menempel di permukaan tanah,
melainkan bertumpu pada sistem penampung
di atas permukaan air. Rumah apung atau biasa
disebut “Lanting” di wilayah pesisir sungai
Katingan, Kalimantan Tengah berdiri di atas
permukaan air(dibangun atas potongan kayu gelondongan, tidak memiliki tiang dan
berada di atas tanah)

Dalam UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Angka 37
Pasal 1 jelas bahwa “Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak
atas bumi dan/atas bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.

Berdasarkan peraturan tersebut, Konstruksi rumah apung termasuk objek pajak apabila
konstruksi bangunannya ditanam tetap di dalam perairan. Jika konstruksinya ditanam di
perairan dan bersifat tetap tidak berpindah-pindah, dan bersifat tetap, maka termasuk
objek PBB.
Apabila Rumah apung yang tidak tertanam di air, misalnya berada di atas kayu atau
kapal, maka tidak membayar pajak karena tidak termasuk objek pajak. Maka dapat
disimpulkan bahwa rumah apung yang berdiri di atas tanah yang berada di dalam air
maka wajib membayar PBB.

(*sumber : https://klikpajak.id/blog/bayar-pajak/pajak-rumah-apung/

Anda mungkin juga menyukai