DOSEN PENGAMPU :
Dr. MUKHZARUDFA,S.E., M.Si.
DISUSUN OLEH :
ISBUL WATON (C1C020047)
1
KATA PENGANTAR
Sepala puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga sampai saat ini penyusun masih diberi
kesempatan untuk membuat makalah yang berjudul "Analisis Aktivitas Operasi"
sehingga dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan dengan baik utuk memenuhi
tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan penyusun tentang
analisis aktivitas operasi pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan sehingga dapat
membuat penyusun sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan dapat mengetahui lebih mendalam tentang analisis aktivitas operasi, lebih
daripada sekedar materi yang ada pada modul pegangan mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan.
Penyusun Juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.
Selaku dosen pengampu pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah
memberi tugas untuk menyusun makalah ini, sehingga membuat penyusun lebih dapat
menguasai materi tentang analisis laporan keuangan.
Penyusun
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis laporan keuangan memiliki tugas utama, dimana tugas utama tersebut yaitu
mengidentifikasi komponen tetap atau berulang dari laba yang dilaporkan. Para pembuat
standar memahami akan adanya kebutuhan untuk memisahkan komponen laba yang berulang
dan tidak berulang. Karena itu, pos-pos laporan laba rugi disusun dalam urufan yang
memungkinkan seorang analis untuk mengindentifikasi komponen yang tidak berulang.
Sebagai langkah pertama dalam menentukan laba pemanen, seorang analis akan menentukan
laba inti (core income). yaitu laba yang dilaporkan pada periode berjalan setelah
menghilangkan seluruh komponen yang tidak berulang (atau komponen yang nilainya tidak
relevan). Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasional usaha.
Tujuan utama laporan laba rugi adalah menjelaskan Bagaimana laba dihitung dengan
Komponen penting yang disajikan dalam pos terpisah. Laba merupakan selisih pendapatan
dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu
pengukuran aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan dasar akuntansi akrual. Laporan laba
rugi menyajikan laba bersih selama satu periode bersama dengan komponen laba:
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Laba akuntansi (yang dilaporkan) diukur berdasarkan akuntansi akrual, serta dihitung
dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan biaya dengan pendapatan yang diakui. Laba
akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba ekonomi maupun laba tetap. Sebagai
tambahan, laba akuntansi memiliki masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi akuntansi
karena diperkenalkannya berbagai aturan yang telah ditentukan, manajemen laba, dan
kesalahan estimasi. Karena berbagai alasan tersebut, laba akuntansi yang divisualisasikan
terdiri atas tiga komponen: (1) komponen yang tetap atau berulang (permanent or recurring
component), di mana setiap dolar nilainya akan sama dengan 1/r dolar dari nilai perusahaan
(di mana r adalah biaya modal): (2) komponen sementara (transitory component), di mana
setiap dolar sebenarnya sama dengan satu dolar nilai perusahaan; dan (3) komponen yang
tidak relevan terhadap nilal (value relevant component), yaitu yang tidak relevan untuk
valuasi.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud pengukuran laba ?
2. Arternatif apa saja yang digunakan dalam pengukurn laba ?
3. Apakah yang dimaksud pengakuan pendapatan ?
4. Apa yang dimaksud dengan biaya ekplorasi dan pengembangan ?
5. Apa yang dimaksud biaya bunga ?
C. Tujuan masalah
Adapun tujuan masalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengukuran laba
2. Untuk mengetahui alternatif yang digunakan dalam pengukuran laba
3. Untuk mengetahui pengertian dari pengakuan pendapatan
4. Untuk mengetahui pengertian biaya ekplorasi dan pengembangan
5. Untuk mengetahui pengertian dari biaya bunga
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengukuran Laba
1. Konsep Laba - Pengulangan
Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasi usaha. Tujuan utama
laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaimana laba dihitung dengan komponen
penting yang disajikan dalam pos terpisah. Sebagai pengulangan, terdapat dua
konsep alternatif laba: laba ekonomi dan laba tetap. Laba ekonomi (economic
income) mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama satu periode
dan pada umumnya sama dengan arus kas bersih satu periode ditambah pembahan
niai sekarang arus kas yang diharapkan teijadi di masa depan. Sedangkan Laba
Tetap (permanent income) merupakan suatu estimasi dari rata-rata stabil yang
diharapkan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usianya dengan
mempertimbangkan kondisi usahanya saat ini. Secara konsep, Laba Tetap (atau
disebut juga laba berkelanjutan atau laba berulang) mirip dengan kemampuan
menghasilkan laba yang dapat dipertahankan (sustainable earningpower), dimana
penghitungannya menjadi tugas utama analisis. Jika laba ekonomi mengukur
perubahan nilai pemegang saham, maka laba tetap merupakan proporsi langsung dari
nilai perusahaan. Laba Akuntansi yang dilaporkan diukur berdasarkan akuntansi
akrual, serta dihitung dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan biaya dengan
pendapatan yang diakui. Laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba
ekonomi maupun laba tetap. Sebagai tambahan, laba akuntansi memiliki masalah
pengukuran akibat distorsi akuntansi karena diperkenalkannya berbagai aturan,
manajemen laba, dan kesalahan estimasi. Sehingga laba akuntansi dibagi atas tiga
komponen, sebagai berikut:
3
berulang yang dilaporkan, dan para pembuat standar biasanya memahami adanya
kebutuhan memisahkan komponen laba yang berulang dan tidak berulang. Itulah
mengapa dalam laporan laba rugi pos-pos nya disusun dalam urutan yang
memungkinkan analis mengidentifikasi komponen yang tidak berulang. Langkah
pertama dalam menentukan laba permanen adalah menentukan Laba Inti
(core income),yaitu laba yang dilaporkan pada periode beqalan setelah
menghilangkan seluruh komponen yang tidak berulang ( atau komponen yang
nilainya tidak relevan). Secara perlahan namun pasti, akuntansi mulai mengadopsi
model akuntansi nilai wajar (fair value accounting).Dalam akuntansi nilai wajar, laba
yang dilaporkan mirip dengan laba ekonomi, yang mengukur kekayaan bersih sesuai
nilai sekarang.
2. Mengukur Laba Akuntansi
komponen utama di dalam laba akuntansi meliputi Pendapatan(dan keuntungan) dan
Beban (dan kerugian).
4
B. Alternatif Klasifikasi dan Pengukuran Laba
Laba dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi utama : operasi dan non-
operasi serta berulang dan tidak berulang. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga
pengukuran laba alternate Laba bersih, dianggap sebagai hasil ahkir pengukuran laba,
meskipun pada kenyataannya tidaklah demikian Pendapatan komprehensif,
mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas yang tidak berasal dari aktivitas
pemilik. Mncerminkan keuntungan dan keruguian atas kepemilikan yang belum
direalisasi, penyesuaian translasi valuta asing dan tambahan penyesuaian kewajiban
pensiun minimum.
1. Laba dari operasi yang masih berlangsung
Laba operasi merupaka suatu engukuran laba perusahaan yang berasal dari
aktivitas operasi yang masih berlangsung. 3 aspek penting dalam laba operasi :
a) Berkaitan dengan laba yang berasal dari aktivitas operasi Laba operasi
berfokus pada laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan hanya untuk
pemilik utang dan ekuitas.
b) Laba operasi hanya berkaitan dengan aktivitas usaha yang masih berlangsung
c) Laba non-operasi mencakup seluruh komponen laba yang tidak termasuk
dalam laba operasi. Alaisiss laba operasi untuk memisahkan keputusan
investasi.
3. Pendapatan komprehensif
5
perubahan nilai wajar efek investasi tersedia untuk dijual yang belum direalisasi,
keuntungan dan kerugian tranlasi valuta asing, perubahan status pembiayaan
kewajiban pensiun yang tidak termasuk dalam laba bersih, dan keuntungan atau
kerugian kepemilikan belum direalisasi yang berasal dari bagian efektif lindug
nialai arus kas.
Jumlah ini dinyatakan setelah pajak. Beberapa analisis berpendapat bahwa seluruh
komponen pendapatan komprehensif lain tidak relevan karena tidak terus terjadi.
Penelitian menunjukan bahwa satu – satunya komponen pedapatan komprehensif lain
yang relevan untuk penilaian ekuitas adalah keuntungan atau kerugian kepemilikan atas
efek yang dapat di juala dan belum direalisasi, dan bahkan ini pun hanya berlaku utntuk
lembaga keuangan.
Untuk dapat memenuhi persyaratan luar biasa, suatu pos harus memiliki sifat
yang tidak lazim dan jarang terjadi. Persyaratan – persyaratan tersebut
didefinisikan sebagai berikut.
a) Sifat yang tidak lazim. Suatu peristiwa atau transaksi tidak normal dan tidak
berhubungan, atau hanya kebetulan berhubungan dengan aktivitas rutin dan
umum perusahaan.
b) Jarang terjadi. Suatu peristiwa atau transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan
akan terjadi dalam jangka pendek.
2. Pos luar biasa dilaporkan setelah pajak.
Oleh karena itu, seorang analis akan mengeluarkan pos luar biasa ketika
menghitung laba tetap. Meskipun pos luar biasa bersifat sementara, pos ini
menghasilkan biaya bagi perusahaan.. oleh sebab itu, seorang analis harus
6
memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika menghitung laba ekonomi.
4. Pos luar biasa sering bersifat operasional.
D. Pengakuan Pendapatan
7
perpindahan atau akuisisi persediaan oleh sponsor yang pada hakekatnya merupakan
salah satu cara untuk membiayai persediaan. Intinya, jika satu pihak yang menanggung
resiki dan imbalan kepemilikan memindahkan persediaan kepada pembeli pada saat
transaksi yang terkait setuju membeli kembali produk tersebut pada pihak ketiga, maka
itu merupakan perjanjian pembiayaan produk dan dibukukan sesuai dengan transaksi
pembiayaan, yaitu persediaan tetap disajikan pada laporan si penjual dan penjual tidak
mengakui adanya pendapatan.
8
E. Beban yang Ditangguhkan
9
tambahan untuk menggandakan peranti lunak dari master dan mengemasnya untuk
distribusi merupakan persediaan dan dibebankan erhadap pendapatan sebagai harga
pokok penjualan.
Pencairan cadangan sumber daya alam baru merupakan hal yang penting bagi
perusahaan pada bidang industri pertambangan. Sama halnya dengan aktivitas litbang,
pencarian dan pengembangan sumber daya alam memiliki sifat yang berisiko tinggi.
Risiko yang terkait dengan ketidakpastian dan dalam penentuan laba, ketidakpastian
menimbulkan masalah pengukuran dan pengakuan. Akuntansi succesessful effort untuk
perusahaan minyak dan gas bumi. Standar ini meminta biaya eksplorasi kecuali
biayapengeboran sumur eksplorasi, dikapitalisasi saat terjadi.biaya – biaya ini
dibebankan kemudian jika tidak berhasil , atau direklafisasi sebagai aset yang dapat
diamortisasijika terbukti ditemukan cadangan minyak dan gas. SEC tidak menyetujui
pendekatan ini dan diganti dengan pendekatan akuntansi pengakuan cadangan atau
metode nilai sekarang.
10
H. Biaya Bunga
Merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merpakan kelebihan kas yang
dibayar atau ditagih atas jumlah uang yang dipinjam atau dipinjamkan.
1. Perhitungan Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset yang sedang dibangun
atau diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan. Tujuan apitalisasi bunga
adalah mengukur biaya akuisisi aset secara lebih akurat dan mengamortisasi biaya
akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut.
3. Menganalisis Bunga
Laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sangat jauh berbeda dari laba kena
pajak, yang merupakan laba yang digunakan untuk menghitung kewajiban pajak menurut
peraturan pajak. Perbedaan temporer, merupakan perbedaan yang bersifat sementara dan
diharapkan akan dibalik di masa depan. Perbedaan ini merupakan perbedaan waktu
antara akuntansi pajak dan GAAP. Perbedaan tetap, merupakan perbedaan yang bersifat
11
tetap. Perbedaan ini terjadi karena peraturan pajak GAAP memiliki perbedaan yang
fundamental dalam memperlakukan pos-pos tertentu.
Perbedaan temporer dapat menyebabkan laba kena pajak sangat jauh berbeda dari
laba sebelum pajak yang dihitung berdasarkan GAAP. Oleh sebab itu, pembebanan
kewajiban pajak aktual tahun tersebut (dihitung menggunakan laba kena pajak) terhadap
laba GAAP sebelum pajak melanggar prinsip dasar pengaitan akuntansi dan
menghasilkan laba setelah pajak yang tidak stabil, bahkan tidak berarti. Untuk
menghindari masalah ini, akuntan menggunakan alokasi antarperiode yang dikenal
sebagai penyesuaian pajak tangguhan. Dasar penyesuaian pajak tangguhan adalah untuk
dapat mengaitkan beban pajak periode dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan
menurut GAAP secara lebih baik. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan
menciptakan pos neraca yang penting yang disebut aset pajak tangguhan atau kewajiban
pajak tangguhan.
Umumnya, kewajiban atau aset pajak tangguhan menunjukkan: Kewajiban pajak
tangguhan: laba GAAP lebih tinggi daripada laba kena pajak di masa lalu; pembayaran
pajak di masa lalu relatif lebih rendah sehingga pembayaran pajak di masa depan
diperkirakan akan relatif lebih tinggi;
Aset pajak tangguhan: laba GAAP lebih rendah daripada laba kena pajak di masa
lalu; pembayan pajak di masa lalu relatif lebih tinggi sehingga pembayaran pajak di masa
depan diperkirakan akan relatif lebih rendah.
Kewajiban (aset) pajak tangguhan memang memberikan informasi tentang arus kas
masa depan. Akan tetapi, kemampuan kewajiban atau aset untuk meramal arus kas masa
depan ini sangat bergantung pada perbedaan temporer yang dibalik di masa mendatang.
Akuntansi pajak tangguhan diatur oleh SFAS 109. Meskipun tujuan akuntansi pajak
tangguhan adalah mengaitkan beban pajak dengan laba GAAP sebelum pajak, akuntansi
aset pajak tangguhan mengambil pendekatan aset kewajiban. Pendekatan ini akan
menaruh perhatian pada perhitungan pos neraca, aset, dan kewajiban pajak tangguhan.
12
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi diatas adalah Terdapat dua konsep alternatif laba:
laba ekonomi dan laba tetap. Laba ckonomi (econonmic income) mengukur perubahan
bersih kekayaan pemegang sahanm selama satu periode dan pada umumnya sama dengan
arus kas bersih satu periode ditambah perubahan nilai sekarang arus kas yang diharapkan
terjadi di masa depan. Laba tetap (permenent income) merupakan suatu estimasi dari
rata-rata laba stabil yang diharaplcan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usianya
dengan mempertimbangkan kondisi usahanya saat ini. Secara konsep, laba tetap (atau
disebut juga laba berkelanjutan atau laba berulang) mirip dengan kemampuan
menghasilkan laba yang dapat dipertahankan (sustainable earning power), di mana
penghitungannya menjadi tugas utama analisis. Jika laba ekonomi mengukur peruhahan
nilai pemegang saham, maka laba tetap merupakan proporsi langsung dari nilai
perusahaan.
B. Saran
Adapun saran dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Bagi pengguna laporan keuangan, disarankan untuk menggunakan aliran kas yang
berasal dari aktivitas operasi untuk memprediksi aliran kas yang berasal dari aktivitas
operasi di masa yang akan datang.
2. Bagi investor dan kreditor untuk melakukan analisis prediksi terhadap aliran kas masa
yang akan datang secara keseluruhan untuk dapat memperhitungkan seberapa besar
dividen, bunga pinjaman, dan pembayaran pokok yang akan diterima di masa yang
akan datang. Selain itu, investor dapat mempertimbangkan untuk investasi ataupun
reinvestasi dengan melakukan prediksi tersebut.
13
DAFTAR ISI
14