Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS AKTIVITAS OPERASI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. MUKHZARUDFA,S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH :
ISBUL WATON (C1C020047)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS JAMBI
2022

1
KATA PENGANTAR

Sepala puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga sampai saat ini penyusun masih diberi
kesempatan untuk membuat makalah yang berjudul "Analisis Aktivitas Operasi"
sehingga dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan dengan baik utuk memenuhi
tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan penyusun tentang
analisis aktivitas operasi pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan sehingga dapat
membuat penyusun sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan dapat mengetahui lebih mendalam tentang analisis aktivitas operasi, lebih
daripada sekedar materi yang ada pada modul pegangan mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan.
Penyusun Juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.
Selaku dosen pengampu pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah
memberi tugas untuk menyusun makalah ini, sehingga membuat penyusun lebih dapat
menguasai materi tentang analisis laporan keuangan.

Jambi, 12 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................... 2
D. Manfaat Pembuatan Makalah...................................................................................... 2
E. Metode Pembuatan Makalah ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Pengertian Pengukuran Laba ...................................................................................... 3
B. Alternatif Klasifikasi dan Pengukuran Data ................................................................ 3
C. Pos Tidak Berulang .................................................................................................... 3
D. Pengakuan Pendapatan ............................................................................................... 4
E. Beban yang Ditangguhkan
F. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan
G. Kompensasi Tambahan bagi Karyawan
H. Biaya Bunga
I. Akuntansi Untuk Pajak Penghasilan
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis laporan keuangan memiliki tugas utama, dimana tugas utama tersebut yaitu
mengidentifikasi komponen tetap atau berulang dari laba yang dilaporkan. Para pembuat
standar memahami akan adanya kebutuhan untuk memisahkan komponen laba yang berulang
dan tidak berulang. Karena itu, pos-pos laporan laba rugi disusun dalam urufan yang
memungkinkan seorang analis untuk mengindentifikasi komponen yang tidak berulang.
Sebagai langkah pertama dalam menentukan laba pemanen, seorang analis akan menentukan
laba inti (core income). yaitu laba yang dilaporkan pada periode berjalan setelah
menghilangkan seluruh komponen yang tidak berulang (atau komponen yang nilainya tidak
relevan). Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasional usaha.
Tujuan utama laporan laba rugi adalah menjelaskan Bagaimana laba dihitung dengan
Komponen penting yang disajikan dalam pos terpisah. Laba merupakan selisih pendapatan
dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu
pengukuran aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan dasar akuntansi akrual. Laporan laba
rugi menyajikan laba bersih selama satu periode bersama dengan komponen laba:
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Laba akuntansi (yang dilaporkan) diukur berdasarkan akuntansi akrual, serta dihitung
dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan biaya dengan pendapatan yang diakui. Laba
akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba ekonomi maupun laba tetap. Sebagai
tambahan, laba akuntansi memiliki masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi akuntansi
karena diperkenalkannya berbagai aturan yang telah ditentukan, manajemen laba, dan
kesalahan estimasi. Karena berbagai alasan tersebut, laba akuntansi yang divisualisasikan
terdiri atas tiga komponen: (1) komponen yang tetap atau berulang (permanent or recurring
component), di mana setiap dolar nilainya akan sama dengan 1/r dolar dari nilai perusahaan
(di mana r adalah biaya modal): (2) komponen sementara (transitory component), di mana
setiap dolar sebenarnya sama dengan satu dolar nilai perusahaan; dan (3) komponen yang
tidak relevan terhadap nilal (value relevant component), yaitu yang tidak relevan untuk
valuasi.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud pengukuran laba ?
2. Arternatif apa saja yang digunakan dalam pengukurn laba ?
3. Apakah yang dimaksud pengakuan pendapatan ?
4. Apa yang dimaksud dengan biaya ekplorasi dan pengembangan ?
5. Apa yang dimaksud biaya bunga ?

C. Tujuan masalah
Adapun tujuan masalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengukuran laba
2. Untuk mengetahui alternatif yang digunakan dalam pengukuran laba
3. Untuk mengetahui pengertian dari pengakuan pendapatan
4. Untuk mengetahui pengertian biaya ekplorasi dan pengembangan
5. Untuk mengetahui pengertian dari biaya bunga

D. Manfaat Pembuatan Makalah


Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat dijadikan referensi bagi auditor, mahasiswa maupun para pembaca umum dalam
menganalisis laporan keuangan
2. Dapat dijadikan referensi sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa maupun umum

E. Metode Pembuatan Makalah


Metode pembuatan makalah ini, data yang dipakai dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan teknik mempelajari literatur, melalui media elektronika. Hal ini dilakukan secara
online dengan cara melakukan pencarian melalui media internet, mengunjungi berbagai situs
pembelajaran online. Pembuatan makalah ini juga mencari materi dari berbagai makalah
analisis laporan keuangan yang bersumber dari internet. Selain itu, materi dalam pembuatan
makalah ini juga mengambil sumber referensi dari buku K.R. Subramanyam, John J. Wild.
yang berjudul analisis laporan keuangan jidil 1, terbitan 2016, dari salemba empat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengukuran Laba
1. Konsep Laba - Pengulangan
Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasi usaha. Tujuan utama
laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaimana laba dihitung dengan komponen
penting yang disajikan dalam pos terpisah. Sebagai pengulangan, terdapat dua
konsep alternatif laba: laba ekonomi dan laba tetap. Laba ekonomi (economic
income) mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama satu periode
dan pada umumnya sama dengan arus kas bersih satu periode ditambah pembahan
niai sekarang arus kas yang diharapkan teijadi di masa depan. Sedangkan Laba
Tetap (permanent income) merupakan suatu estimasi dari rata-rata stabil yang
diharapkan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usianya dengan
mempertimbangkan kondisi usahanya saat ini. Secara konsep, Laba Tetap (atau
disebut juga laba berkelanjutan atau laba berulang) mirip dengan kemampuan
menghasilkan laba yang dapat dipertahankan (sustainable earningpower), dimana
penghitungannya menjadi tugas utama analisis. Jika laba ekonomi mengukur
perubahan nilai pemegang saham, maka laba tetap merupakan proporsi langsung dari
nilai perusahaan. Laba Akuntansi yang dilaporkan diukur berdasarkan akuntansi
akrual, serta dihitung dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan biaya dengan
pendapatan yang diakui. Laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba
ekonomi maupun laba tetap. Sebagai tambahan, laba akuntansi memiliki masalah
pengukuran akibat distorsi akuntansi karena diperkenalkannya berbagai aturan,
manajemen laba, dan kesalahan estimasi. Sehingga laba akuntansi dibagi atas tiga
komponen, sebagai berikut:

a) Komponen yang Tetap atau Berulang (Permanent or Reccuring Component)


Setiap dolar nilainya akan sama dengan 1/r dolar dari nilai perusahaan (r = biaya
modal).
b) Komponen Sementara (transitory component)
Setiap dolar sama dengan satu nilai perusahaan.
c) Komponen yang Tidak Relevan (value irrelevant component)
Komponen yang tidak relevan untuk valuasi.
Tugas utama analisis adalah mengidentifikasi setiap komponen tetap atau

3
berulang yang dilaporkan, dan para pembuat standar biasanya memahami adanya
kebutuhan memisahkan komponen laba yang berulang dan tidak berulang. Itulah
mengapa dalam laporan laba rugi pos-pos nya disusun dalam urutan yang
memungkinkan analis mengidentifikasi komponen yang tidak berulang. Langkah
pertama dalam menentukan laba permanen adalah menentukan Laba Inti
(core income),yaitu laba yang dilaporkan pada periode beqalan setelah
menghilangkan seluruh komponen yang tidak berulang ( atau komponen yang
nilainya tidak relevan). Secara perlahan namun pasti, akuntansi mulai mengadopsi
model akuntansi nilai wajar (fair value accounting).Dalam akuntansi nilai wajar, laba
yang dilaporkan mirip dengan laba ekonomi, yang mengukur kekayaan bersih sesuai
nilai sekarang.
2. Mengukur Laba Akuntansi
komponen utama di dalam laba akuntansi meliputi Pendapatan(dan keuntungan) dan
Beban (dan kerugian).

a) Pendapatan dan keuntungan


Pendapatan (revenues)merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas
masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan.
Contoh: penjualan tunai dan penjualan kredit.
Keuntungan (gain)merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau akan diperoleh
yang berasal dari transaksi dan peristiwa yang tidak berhubungan dengan operasional
perusahaan.
Metode pengakuan pendapatan
Metode pengakuan pendapatan akan memengaruhi laba yang dilaporkan. Pengakuan
pendapatan dalam transaksi ecommerce menjadi semakin rumit. Pengakuan
pendapatan tidak memiliki ranah luas dalam panduan standar akuntansinya sehingga
memicu manajemen laba. Disitulah peran penting seorang analis dalam
mengidentifikasi laporan keuangan.
b) Beban dan kerugian
Beban (expenses)merupakan arus kas keluar yang teijadi atau alokasi arus kas keluar
masa lalu yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan.
kerugian (losses)merupakan penurunan aset bersih perusahaan yang berasal dari
aktivitas sampingan atau insidental perusahaan.

4
B. Alternatif Klasifikasi dan Pengukuran Laba

Laba dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi utama : operasi dan non-
operasi serta berulang dan tidak berulang. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga
pengukuran laba alternate Laba bersih, dianggap sebagai hasil ahkir pengukuran laba,
meskipun pada kenyataannya tidaklah demikian Pendapatan komprehensif,
mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas yang tidak berasal dari aktivitas
pemilik. Mncerminkan keuntungan dan keruguian atas kepemilikan yang belum
direalisasi, penyesuaian translasi valuta asing dan tambahan penyesuaian kewajiban
pensiun minimum.
1. Laba dari operasi yang masih berlangsung

Laba dari operasi yang masih berlangsungmerupakan suatu pengukuran yang


mengeluarkan pos luar biasa, dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak
penghentian operasi. Laba diukur karena adanya tujuan yang spesifik. Laba
memaikan dua peranan penting yag berbeda : untuk mengukur perubahan bersih
ekuitasd dan memberikan estimasi atas kemampua menghasilkan laba yang dapat
dipertahankan. Pengukuran alternatif laba akuntansi menjadi titik awal dari analisis
akuntansi yang terperinci yang dibutuhkan dalam memperkirakan laba yang yang
dapat dipertahankan.
2. Laba oprasi dan non-operasi

Laba operasi merupaka suatu engukuran laba perusahaan yang berasal dari
aktivitas operasi yang masih berlangsung. 3 aspek penting dalam laba operasi :
a) Berkaitan dengan laba yang berasal dari aktivitas operasi Laba operasi
berfokus pada laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan hanya untuk
pemilik utang dan ekuitas.
b) Laba operasi hanya berkaitan dengan aktivitas usaha yang masih berlangsung
c) Laba non-operasi mencakup seluruh komponen laba yang tidak termasuk
dalam laba operasi. Alaisiss laba operasi untuk memisahkan keputusan
investasi.
3. Pendapatan komprehensif

Komprehensif mengukur laba ekonomi yang dihirung dengan menyesuaikan laba


bersih dengan pos surplus kotor yang jika digabungkan akan menjadi pendapatan
komprehensif lainnya. Pendapatan komprehensif lainnya untuk perrusahaan terdiri
atas empat komponen. Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang berasal dari

5
perubahan nilai wajar efek investasi tersedia untuk dijual yang belum direalisasi,
keuntungan dan kerugian tranlasi valuta asing, perubahan status pembiayaan
kewajiban pensiun yang tidak termasuk dalam laba bersih, dan keuntungan atau
kerugian kepemilikan belum direalisasi yang berasal dari bagian efektif lindug
nialai arus kas.

Jumlah ini dinyatakan setelah pajak. Beberapa analisis berpendapat bahwa seluruh
komponen pendapatan komprehensif lain tidak relevan karena tidak terus terjadi.
Penelitian menunjukan bahwa satu – satunya komponen pedapatan komprehensif lain
yang relevan untuk penilaian ekuitas adalah keuntungan atau kerugian kepemilikan atas
efek yang dapat di juala dan belum direalisasi, dan bahkan ini pun hanya berlaku utntuk
lembaga keuangan.

C. Pos Tidak Berulang


1. Pos Luar Biasa

Untuk dapat memenuhi persyaratan luar biasa, suatu pos harus memiliki sifat
yang tidak lazim dan jarang terjadi. Persyaratan – persyaratan tersebut
didefinisikan sebagai berikut.

a) Sifat yang tidak lazim. Suatu peristiwa atau transaksi tidak normal dan tidak
berhubungan, atau hanya kebetulan berhubungan dengan aktivitas rutin dan
umum perusahaan.
b) Jarang terjadi. Suatu peristiwa atau transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan
akan terjadi dalam jangka pendek.
2. Pos luar biasa dilaporkan setelah pajak.

Perusahaan juga diminta untuk tidak melaporkan keuntungan dan kerugian


tertentu sebagai pos luar biasa karena pos tersebut memiliki sifat yang tidak biasa
dan diharapkan akan terjadi lagi sebagai konsekuensi dari aktivitas usaha umum dan
masih berlangsung.
3. Pos luar biasa bersifat tidak berulang.

Oleh karena itu, seorang analis akan mengeluarkan pos luar biasa ketika
menghitung laba tetap. Meskipun pos luar biasa bersifat sementara, pos ini
menghasilkan biaya bagi perusahaan.. oleh sebab itu, seorang analis harus
6
memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika menghitung laba ekonomi.
4. Pos luar biasa sering bersifat operasional.

Disertakan dalam penghitungan laba operasi tetapi dikeluarkan saat


menghitung laba tetap.

D. Pengakuan Pendapatan

Panduan Pengakuan Pendapatan: Pendapatan secara praktis didefinisikan sebagai arus


masuk atau peningkatan nialai aset suatu perusahaan atau pengurangan kewajiban yang
berasal dari aktivitas utama yang masih berlangsung. Keuntungan adalah peningkatan
aset bersih yang berasal dari transaksi sampingan perusahaan. Akuntansi menerapkan
aturan yang ketat dan konservatif sehubungan dengan pengakuan pendapatan. Umumnya,
pendapatan diakui jika telah direalisasi atau dapat direalisasi dan telah diperoleh.
Perusahaan menyisihkan cadangan piutang ragu – ragu untuk mencerminkan ketidak
pastian kemungkinan penagihan piutang dari penjualan kredit. Suatu perusahaan membat
penilaian, yang didasarkan pada kondisi yang ada, ketika tidak dapat memastikan
kemungkinan tertagihnya piutang. Penilaian ini dapat konservatif atau dapat pula
menggunakan asumsi liberal atau optimistis.
Jika pembeli berhak menggembalikan, pendapatan diakui pada saat penjualan hanya
jika persyaratan berikut ini terpenuhi.
1) Harga secara substansial telah ditetapkan atau ditentukan pada tanggal penjualan.

2) Pembeli membayar penjual atau berkewajiban untuk membayar penjual.

3) Kewajiban pembeli terhadap penjual tidak berubah meskipun terjadi pencurian


atau kerusakan produk.
4) Pembeli memiliki substansial ekonomi yang berbeda dari penjual.
5) Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang
terkait dengan penjualan.
6) Pengembalian dapat diestimasikan secara wajar.

Standar akuntansi mewajibkan para pemilik waralaba mengakui pendapatan


komisi waralaba dari penjualan waralaba pada saat seluruh jasa atau kondisi material
tyang terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilaksanakan atau dipenuhi oleh
pemilik waralaba.
Perjanjian pembiayaan produk merupakan perjanjian yang melibatkan

7
perpindahan atau akuisisi persediaan oleh sponsor yang pada hakekatnya merupakan
salah satu cara untuk membiayai persediaan. Intinya, jika satu pihak yang menanggung
resiki dan imbalan kepemilikan memindahkan persediaan kepada pembeli pada saat
transaksi yang terkait setuju membeli kembali produk tersebut pada pihak ketiga, maka
itu merupakan perjanjian pembiayaan produk dan dibukukan sesuai dengan transaksi
pembiayaan, yaitu persediaan tetap disajikan pada laporan si penjual dan penjual tidak
mengakui adanya pendapatan.

Akuntansi untuk kontrak kontruksi jangka panjang mewajibkan perusahaan


menggunakan metde persantase penyelesaian jika taksiran biaya untuk menyelesaikan
suatu kontrak dan perkembangan dalam penyelesaian kontrak dapat diestimasi secara
wajar.
Dalam kontrak pekerjaan jangka panjang seperti kontrak jaminan produk dan
kontrak pemeliharaan peranti lunak pendapatan sering kali di tagih dimuka. Dalam
kondisi seperti ini, pendapatan diakui secara proporsional sepanjang keseluruhan periode
kontrak. Dasar pemikiran di balik akuntansi adalah meskipun pendapatan yang dapat
direalisasi, pendapatan tudak dapat diakui sampai periode kontrak berakhir.
Analisis Dampak Pengakuan Pencatatan pendapatan merupakan peristiwa yang
sangat pentingdalam penetuan laba. Analisis kita harus melihat metode akuntansi untuk
memastikan apakah mereka telah secara tepat mencerminkan relitas ekonomi.
Kecendrungan dan insentif manajer untuk mengukur pendapatan menciptakan berbagai
ketentuan tentang subjek pengakuan pendapatan oleh badan pengaturan akuntansi.
Menyadarinya akan adanya masalah pengakan pendapatan ini, SEC
menyatakan keyakinannyabahwa ketidakpastian yang signifikan sehubungan dengan
kemampuan penjual untuk merealisasikan penerimaan non-tunai yang berasal dari
transaksi, sering terjadi ketika pembeli memiliki sedikit modal, banyak kewajiban atau
jika aset pembeli sebagian besar berasal dari penjual. Pendapatan belum boleh diakui
sampai, arus kas aktivitas operasi cukup untuk mendanai layanan utang dan persyaratan
deviden atau investasi perusahaan pada entitas pembeli dapat dengan mudah diubah
dengan kas dan perusahaan tidak memiliki kewajiban lagi menurut perjanjian utang
ataupun perjanjian lainnya yang mengharuskan melakukan tambahan investasi pada
etintas pembeli.

8
E. Beban yang Ditangguhkan

Merupakan biaya yang telah terjadi dan diangguhkan karena diharapkan


manfaatnya dapat dirasakan pada periode mendatang. Makin rumit aktivitas usaha, makin
besar jumlah dan bentuk beban yang ditangguhkan.
a. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian bertujuan menemukan sesuatu yang baru dan pengembangan adalah


penerjemahan dari penelitian. Akuntansi beban litbag memiliki beberapa masalah.
Alasan di balik nkesulitan dalam akuntansi litbang meliputi. Tingginya ketidak
pastian manfaat ahkir yang diperoleh dari aktivitas litbang. Sering kali dibutuhkan
waktu yang cukup panjang antara dimulainya kativitas litbang hingga
keberhasilannnya dapat ditentukan. Masalah evaluasi yang disebabkan oleh sifat
tidak berwujud sebagian besar aktivitas litbang. Ciri – ciri aktivitas litbang
menimbulkan kesulitan dalam membukukannya. Ketidakpastian manfaat yang
membatasi kapitalisasi litbang. Meskipundemikian, membebankan biaya litbang
akan mengurangi kegunaan laba. Meskipun dengan adanya masalah akuntansi,
diasumsikan perusahaan yang melakukan proyek litbang dengan harapan mendapat
pengembalian yang positif cukup beralasan. Perusahaan sering kali memiliki
ekspektasi pengembalian tertentu, dan tingkat yang terealisasi atau tidaknya dapat
diawasi dan diperkirakan sesuai perkembangan dari proyek litbang. Kebijakan
penanggguhan biaya litbang memberikan manajemen dan auditor independennya,
yang secara rutin berhubungan dengan ketidakpastian dan estimasi, kesempatan
untuk menyampaikan informasi yang berguna tentang pengeluaran litbang.
b. Beban Peranti Lunak Komputer

Pengembangan peranti lunak komputer merupakan aktivitas khusus yang tidak


sesuai dengan pengeluaran aktivitas litbang normal. Pengembangan peranti lunak
untuk tujuan pemasaran merupakan aktivitas berjalan yang langsung mengarah
pada pendapatan berjalan atau masa depan. Praktik akuntansi yang berlaku saat ini
untuk pengeluaran peranti lunak komputer yang akan dijual, disewakan, atau
dipasarkan dengan cara lain engidentifikasi satu titik yang disebut dengan
kelayakan teknology di mana biaya dikapitalisasi dan dikaitkan dengan pendapatan
di masa depan.
Pengeluaran yang terjadi setelah kelayakan teknologi hingga produk tersebut
siap dipasarkan kepada pelanggan, dikapitalisasi sebagai aset tidak berwujud. Biaya

9
tambahan untuk menggandakan peranti lunak dari master dan mengemasnya untuk
distribusi merupakan persediaan dan dibebankan erhadap pendapatan sebagai harga
pokok penjualan.

F. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan

Pencairan cadangan sumber daya alam baru merupakan hal yang penting bagi
perusahaan pada bidang industri pertambangan. Sama halnya dengan aktivitas litbang,
pencarian dan pengembangan sumber daya alam memiliki sifat yang berisiko tinggi.
Risiko yang terkait dengan ketidakpastian dan dalam penentuan laba, ketidakpastian
menimbulkan masalah pengukuran dan pengakuan. Akuntansi succesessful effort untuk
perusahaan minyak dan gas bumi. Standar ini meminta biaya eksplorasi kecuali
biayapengeboran sumur eksplorasi, dikapitalisasi saat terjadi.biaya – biaya ini
dibebankan kemudian jika tidak berhasil , atau direklafisasi sebagai aset yang dapat
diamortisasijika terbukti ditemukan cadangan minyak dan gas. SEC tidak menyetujui
pendekatan ini dan diganti dengan pendekatan akuntansi pengakuan cadangan atau
metode nilai sekarang.

Beragamnya metode perlakuan biaya eksplorasidan pengembangan yang berlaku


untuk industri pertambangan menghalangi kita untuk membandingkan hasil
antarperusahaan. Akuntansi pada industri ini akan terus memiliki keberagaman. Dua
metode umum yang digunakan dan variasi metode tersebut dapat memberikan hasil yang
sangat jauh berbeda. Banyak analis memilih akunansi successful effort daripada
akuntansi full cost karena lebih baik dalam mengaitkan biaya dengan pendapatan yang
lebih konsisten dengan praktik akuntansi yang berlaku saat ini.

G. Kompensasi Tambahan bagi Karyawan

Tinjauan atas Kompensasi Karyawan. Beberapa kompensasi beserta akuntansinya


diuraikan sebagai berikut.
a. Kontrak kompensasi yang ditangguhkan. Merupakan janji membayar karyawan di
masa mendatang, beberapa dengan syarat tertentu.
b. Hak apresiasi saham merupakan hak atas sejumlah saham yang diberikan kepada
karyawan. Dilakukan metode penyesuaian terhadap beban kompensasi.

10
H. Biaya Bunga

Merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merpakan kelebihan kas yang
dibayar atau ditagih atas jumlah uang yang dipinjam atau dipinjamkan.
1. Perhitungan Bunga

Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk


pendanaan melalui utang, termasuk pada kasus obligasi, amortisasi diskon, atau
premium. Kesulitan akan timbul saat perusahaan mengeluarkan utang konversi atau
utang dengan waran. Situasi ini menimbulkan tingkat nominal yang lebih rendah
dari biaya utang sejening yang tidak memberikan fitur tambahan ini.
2. Kapitalisasi Bunga

Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset yang sedang dibangun
atau diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan. Tujuan apitalisasi bunga
adalah mengukur biaya akuisisi aset secara lebih akurat dan mengamortisasi biaya
akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut.
3. Menganalisis Bunga

Beberapa berpendapatan bahwa mengabaikan nilai hak konversi dan menggunakan


tingkat bunga obligasi sebagai tukuran bunga akan mengabaikan biaya bunga
sesungguhnya. Sedikit berlawan dengan pendapatan ini adalah perhitungan laba per
lembar saham dilusian menggunakan jumlah saham yang dapat diterbitkan pada
kondisi terjadi konversi atas utang yang dapat dikonversi. Efek ini memberikan
beban tambahan pada tingkat bunga melalui dilusi laba per lembar saham. Untuk
menilai dampak kapitalisasi bunga terhadap laba bersih, analisis kita harus
mengetahui jumlah kapitalisasi bunga saat ini yang diebankan pada laba pada laba
melalui penyusutan dan amortisasi. Kita juga memerlukan jumlah ini untuk
enghitung fixed charge coverage ratio secara lebih akurat.

I. Akuntansi Untuk Pajak Penghasilan

Laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sangat jauh berbeda dari laba kena
pajak, yang merupakan laba yang digunakan untuk menghitung kewajiban pajak menurut
peraturan pajak. Perbedaan temporer, merupakan perbedaan yang bersifat sementara dan
diharapkan akan dibalik di masa depan. Perbedaan ini merupakan perbedaan waktu
antara akuntansi pajak dan GAAP. Perbedaan tetap, merupakan perbedaan yang bersifat

11
tetap. Perbedaan ini terjadi karena peraturan pajak GAAP memiliki perbedaan yang
fundamental dalam memperlakukan pos-pos tertentu.
Perbedaan temporer dapat menyebabkan laba kena pajak sangat jauh berbeda dari
laba sebelum pajak yang dihitung berdasarkan GAAP. Oleh sebab itu, pembebanan
kewajiban pajak aktual tahun tersebut (dihitung menggunakan laba kena pajak) terhadap
laba GAAP sebelum pajak melanggar prinsip dasar pengaitan akuntansi dan
menghasilkan laba setelah pajak yang tidak stabil, bahkan tidak berarti. Untuk
menghindari masalah ini, akuntan menggunakan alokasi antarperiode yang dikenal
sebagai penyesuaian pajak tangguhan. Dasar penyesuaian pajak tangguhan adalah untuk
dapat mengaitkan beban pajak periode dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan
menurut GAAP secara lebih baik. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan
menciptakan pos neraca yang penting yang disebut aset pajak tangguhan atau kewajiban
pajak tangguhan.
Umumnya, kewajiban atau aset pajak tangguhan menunjukkan: Kewajiban pajak
tangguhan: laba GAAP lebih tinggi daripada laba kena pajak di masa lalu; pembayaran
pajak di masa lalu relatif lebih rendah sehingga pembayaran pajak di masa depan
diperkirakan akan relatif lebih tinggi;
Aset pajak tangguhan: laba GAAP lebih rendah daripada laba kena pajak di masa
lalu; pembayan pajak di masa lalu relatif lebih tinggi sehingga pembayaran pajak di masa
depan diperkirakan akan relatif lebih rendah.
Kewajiban (aset) pajak tangguhan memang memberikan informasi tentang arus kas
masa depan. Akan tetapi, kemampuan kewajiban atau aset untuk meramal arus kas masa
depan ini sangat bergantung pada perbedaan temporer yang dibalik di masa mendatang.

Akuntansi pajak tangguhan diatur oleh SFAS 109. Meskipun tujuan akuntansi pajak
tangguhan adalah mengaitkan beban pajak dengan laba GAAP sebelum pajak, akuntansi
aset pajak tangguhan mengambil pendekatan aset kewajiban. Pendekatan ini akan
menaruh perhatian pada perhitungan pos neraca, aset, dan kewajiban pajak tangguhan.

12
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi diatas adalah Terdapat dua konsep alternatif laba:
laba ekonomi dan laba tetap. Laba ckonomi (econonmic income) mengukur perubahan
bersih kekayaan pemegang sahanm selama satu periode dan pada umumnya sama dengan
arus kas bersih satu periode ditambah perubahan nilai sekarang arus kas yang diharapkan
terjadi di masa depan. Laba tetap (permenent income) merupakan suatu estimasi dari
rata-rata laba stabil yang diharaplcan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usianya
dengan mempertimbangkan kondisi usahanya saat ini. Secara konsep, laba tetap (atau
disebut juga laba berkelanjutan atau laba berulang) mirip dengan kemampuan
menghasilkan laba yang dapat dipertahankan (sustainable earning power), di mana
penghitungannya menjadi tugas utama analisis. Jika laba ekonomi mengukur peruhahan
nilai pemegang saham, maka laba tetap merupakan proporsi langsung dari nilai
perusahaan.

B. Saran
Adapun saran dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Bagi pengguna laporan keuangan, disarankan untuk menggunakan aliran kas yang
berasal dari aktivitas operasi untuk memprediksi aliran kas yang berasal dari aktivitas
operasi di masa yang akan datang.
2. Bagi investor dan kreditor untuk melakukan analisis prediksi terhadap aliran kas masa
yang akan datang secara keseluruhan untuk dapat memperhitungkan seberapa besar
dividen, bunga pinjaman, dan pembayaran pokok yang akan diterima di masa yang
akan datang. Selain itu, investor dapat mempertimbangkan untuk investasi ataupun
reinvestasi dengan melakukan prediksi tersebut.

13
DAFTAR ISI

Kasmir. 2019. Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajawali Pers


Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta
Hansen dan Mowen. 2012. Akuntansi Manajerial Edisi 8, Jakarta: Salemba Empat.
Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. BPFE : Yogyakarta
Soemarso, S. R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima. Salemba Empat : Jakarta
K.R Subramanyam, John J.Wild.2016. Analisis laporan keuangan. Jakarta: Salemba Empat
cetakan kedelapan
Halim, Abdul dan Mamduh M. Hanafi. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. UPP
STIM YKPN. Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta : PT Raja
Grfindo Persada.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Penyajian Laporan
keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Prastowo, Dwi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi Ketiga.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Tandaellin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi Manajemen Portofolio, Cetakan
Pertama.Yogyakarta: BPFE

14

Anda mungkin juga menyukai