Anda di halaman 1dari 22

PENGUKURAN, PENGAKUAN, DAN PENYAJIAN LABA

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengampu Ibu Siti Khairani, S.E.Ak., M.Si.)

MAKALAH

Disusun oleh Kelompok A:


1. Felicia Haryanto (2024210005)
2. Gitari Dyah Ningtyas (2024210025)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULTI DATA PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami selaku penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang Pengukuran, Pengakuan, dan Penyajian
Laba. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi
kewajiban mata kuliah Teori Akuntansi yang merupakan bentuk langsung
tanggung jawab kami selaku penulis pada tugas yang diberikan oleh Ibu Siti
Khairani, S.E.Ak., M.Si..
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Siti Khairani, S.E.Ak., M.Si. selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi serta
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Demikianlah pengantar yang dapat kami sampaikan, dimana penulis pun
sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri
untuk kearah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi Universitas MDP
Palembang.
DAFTAR ISI

JUDUL .........................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1. Latar Belakang ........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................
1.3. Tujuan ......................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................
2.1. Hubungan antara SPIP (Sistem Pengenndalian Intern
Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah) ......
2.2. Unsur-Unsur Penyelenggaraan SPIP (Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah) .............................................................................................
2.3. Prinsip dan Asas SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)
....................................................................................................................
2.4. Dasar Hukum SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) .........
2.5. Perkembangan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) .......
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................
3.1. Kesimpulan ............................................................................................
3.2. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laba atau penghasilan bersih (net income) atau imbalan dari aktivitas
perusahaan, mulai dari proses produksi hingga pemasaran yang sudah
dikurangi dengan biaya kegiatan operasi perusahaan. Laba yang diperoleh
perusahaan akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan.
Laba yang berkualitas akan mempengaruhi tingkat perolehan laba
suatu perusahaan dimasa yang akan datang dan menentukan kinerja dari
perusahaan tersebut. Menurut Grahita (2001:1, dalam Jang, dkk., 2007),
laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit
gangguan persepsian (perceived noise) didalamnya dan dapat
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Semakin
besar gangguan persepsian yang terkandung dalam laba akuntansi, maka
semakin rendah kualitas laba tersebut. Gangguan persepsian terhadap
kualitas laba bermacam-macam, salah satunya adalah praktik akuntansi
konservatif. Praktik akuntansi konservatif cenderung untuk mengakui biaya
dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan laba lebih lambat, menilai
aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban nilai yang tertinggi (Basu,
1997).
Menurut Belkaouli (1997, 330: Harahap 2007, 146 dalam Triyuwono
2009, 1), laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi
perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi
dan pengambilan keputusan dan unsur prediksi kinerja perusahaan. Maka
dari itu, laba memegang peranan yang penting bagi suatu perusahaan karena
dapat dijadikan sebagai dasar atas pengambilan keputusan bagi pihak
manajemen maupun investor. Pentingnya informasi laba telah dijabarkan
pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (IAI, 2009),
yang menyatakan bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, laba juga
dapat membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta
untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk merumuskan
permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah adalah sebagai berikut:
1. Apa saja karakteristik dari laba?
2. Apa saja yang menjadi unsur laba?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi laba?
4. Apa saja jenis-jenis laba?
5. Bagaimana bentuk pengukuran, pengakuan, dan penyajian laba
dalam akuntansi?

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan
dari dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Adapun
tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik dari laba pada akuntansi.
2. Mengetahui dan memahami unsur dari laba pada akuntansi.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi laba pada akuntansi.
4. Mengetahui dan memahami berbagai jenis laba pada akuntansi.
5. Mengetahui dan memahami bentuk pengukuran, pengakuan, dan
penyajian laba dalam akuntansi.
6.
6

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Karakteristik Laba


Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 46, 2018),
laba akuntansi adalah laba bersih selama satu periode sebelum dikurangi
beban pajak. Menurut Ardhianto (2009: 100), laba merupakan kelebihan
total pendapatan dibandingkan total bebannya, disebut juga pendapatan
bersih atau net earning.
Para pemakai laporan keuangan memiliki konsep laba tersendiri
yang dianggap paling cocok dan sesuai untuk mengambil keputusan. Fisher
(1912) dan Bedford (1965) menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga
konsep laba yang secara umum dibicarakan dan digunakan dalam bidang
ekonomi. Adapun konsep laba yang dimaksud diantaranya:
1. Laba Psikis atau Psyhic Income
Konsep ini menunjukkan konsumsi barang/jasa yang dapat
memenuhi kepuasan dan keinginan individu. Hal ini memang sulit
untuk diukur karena kepuasan manusia sangat tergantung dari
kemakmuran dan pencapaian tingkat sosial.
2. Laba Riil atau Real Income
Konsep ini menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi
yang ditunjukkan oleh kenaikan cost of living atau biaya hidup.
3. Laba Uang atau Money Income
Konsep ini menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber-sumber
ekonomi yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup
cost of living. Jenis ini adalah terjadinya kenaikan jumlah uang
dalam satu periode tanpa mempertimbangkan faktor daya beli dan
hanya berfokus pada pengukuran penghasilan bersih akuntansi.
7

Disisi lain, akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang


perusahaan sebagai satu kesatuan. Laba akuntansi (accounting income)
secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut. Belkaoui (1993) menyebutkan bahwa
laba akuntansi memiliki 5 (lima) karakteristik, diantaranya:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang
berasal dari penjualan barang/jasa;
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu
pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu;
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang
memerlukan pemahaman khusus tentang definisi pengukutan dan
pengakuan pendapatan;
4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses)
dalam bentuk cost historic; dan
5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan
pendapatan tersebut.
Adapun keuntungan dan kelemahan laba akuntansi menurut
Belkaoui (1993), diantaranya sebagai berikut:
1. Keuntungan
a. Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan
keuangan masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih
bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi;
b. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat
diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi/fakta
aktual, yang didukung bukti obyektif;
c. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba
akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi
tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung
yang direalisasi (realized gains); dan
8

d. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan


pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen.
2. Kelemahan
a. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang
belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost
historic dan prinsip realisasi;
b. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historic
mempersulit perbandingan laporan keuangan karena dengan
adanya perbedaan metode perhitungan biaya dan metode
alokasi; dan
c. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historic
dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan
dan tidak relevan.

2.2. Unsur-Unsur Laba


Terdapat 5 (lima) unsur laba atau penghasilan bersih yang ada dalam
akuntansi, diantaranya:
1. Pendapatan
Pendapatan adalah peningkatan aktivitas perusahaan atau
penurunan kewajiban perusahaan dalam satu periode akuntansi. Hal
ini dapat didapatkan dari kegiatan operasional berupa kredit atau
penjualan barang dari perusahaan.
2. Beban
Unsur beban merupakan pengeluaran atau pemakaian aset
dalam satu periode akuntansi yang digunakan untuk aktivitas
operasi. Beban juga disebut berkurangnya aktiva atau penurunan
manfaat ekonomi dalam satu periode akuntansi, sehingga terjadi
penurunan ekuitas. Beban tersebut akan sangat penting untuk
dipenuhi sehingga akan mendapatkan keuntungan atau laba yang
dicari.
3. Biaya
9

Unsur biaya adalah uang kas perusahaan yang dikorbankan


untuk memproduksi barang atau jasa yang kemudian hari akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Apabila ada biaya yang
sudah kadaluwarsa, maka biaya ini disebut sebagai beban.
4. Untung-Rugi
Keuntungan perusahaan merupakan peningkatan ekuitas dari
transaksi yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam suatu periode
tertentu, namun bukan dari pendapatan investasi pemilik perusahaan.
5. Penghasilan
Unsur laba selanjutnya yaitu unsur penghasilan yang meliputi
keuntungan (gain) dan pendapatan (revenue). Unsur penghasilan
merupakan arus masuk bruto yang berasal dari manfaat ekonomi.
Hal ini muncul akibat adanya aktivitas normal suatu perusahaan
yang terjadi selama satu periode, apabila arus masuk bruto tersebut
menyebabkan adanya kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari usaha
penanaman modal.

2.3. Faktor yang mempengaruhi Laba


Terdapat 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya laba
yang dikaitkan dengan aktivitas jual-beli suatu barang, diantaranya sebagai
berikut:
1. Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau
jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
Biaya pengeluaran harus diketahui terlebih dahulu sebelum
mendapatkan laba, mulai dari awal sampai perhitungan akhir pada
periode tertentu. Biaya dapat berarti modal yang dikeluarkan untuk
membeli atau memproduksi produk yang dijual. Bila menyediakan
produk berupa jasa, tetap saja akan ada barang yang dibeli di awal
untuk menjalankan bisnis tersebut.
2. Harga Jual
10

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume


penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume Penjualan dan Produksi
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi
yang akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
Menurut Priono (2013), pertumbuhan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
1. Besarnya Perusahaan
Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba
diharapkan semakin tinggi.
2. Umur Perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam
meningkatkan laba, sehingga ketepatanya masih rendah.
3. Tingkat Leverage
Perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer
cenderung memanipulasi data sehingga mengurangi ketepatan
pertumbuhan laba.
4. Tingkat Penjualan
Tingkat penjualan di masa lalu yang semakin tinggi membuat
pertumbuhan laba semakin tinggi.
5. Perubahan Laba Masa Lalu
Perubahan laba di masa lalu jika semakin besar, semakin tidak pasti
laba yang diperoleh di masa yang akan datang.

2.4. Jenis-Jenis Laba


Menurut Lailan paradiba (2015), laba adalah item laporan keuangan
mendasar dan penting yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai
konteks. Laba dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Laba Kotor
Laba kotor adalah selisih positif antara penjualan dikurangi retur
penjualan dan potongan penjualan.
11

2. Laba Usaha (Operasi)


Laba usaha adalah laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan
biaya-biaya atas usaha.
3. Laba Bersih Sebelum Pajak
Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah laba
usaha dikurangi dengan biaya bunga.
4. Laba Bersih
Laba bersih adalah jumlah laba yang diperoleh setelah adanya
pemotongan pajak.

2.5. Bentuk Pengukuran, Pengakuan, dan Penyajian Laba dalam Akuntansi


1. Pengukuran Laba
Pengukuran laba merupakan proses penetapan jumlah uang untuk
mengukur dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam
neraca dan laporan laba rugi.
Terdapat 3 (tiga) konsep dalam usaha mendefinisikan dan
mengukur laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep yang
dimaksud diantaranya:
a. Konsep laba pada tingkat sintaktik (struktural)
Dalam tataran sintaktik, laba wajib dioperasionalkan pada bentuk
baku dan mekanisme akuntansi yang objek, sehingga jumlah
keuntungan dapat diukur dan tersaji pada laporan keuangan.
Makna laba secara sintaktik mendefinisikan keuntungan menjadi
selisih pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan
biaya. Pengukuran pada arti luas yang mencakup pengakuan,
waktu pengkuran, dan mekanisme pengakuan, ditambah cara
mengungkapan adalah kasus dalam tataran sintaktik, dimana
dalam tataran semantik kasus yang ada merupakan tentang
definisi.
b. Konsep laba pada tingkat sematik (interpretatif)
Konsep laba pada tataran semantik disini berkenaan
menggunakan kasus makna apa yang wajib dilekatkan sang
12

perekayasaan pelaporan keuangan dalam simbol atau unsur


keuntungan sebagai akibatnya lebih berguna dan bermakna
menjadi berita. Laba dapat diukur dan diakui atas dasar
pendekatan aktivitas atau pendekatan transaksi.
c. Konsep laba pada tingkat pragmatis (perilaku)
Konsep laba pada tingkat pragmatis berkaitan dengan dampak
dan informasi laba rugi pemakainya. Apakah informasi ini
bermanfaat atau informasi laba nyatanya digunakan. Jika memang
digunakan, untuk kepentingan apa informasi laba digunakan dan
untuk angka laba benar-benar harus disediakan.
Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, dan Terry D.
Warfield (Emil Salim, 2002:153), terdapat 3 (tiga) pendekatan yang
banyak dikenal pada pengukuran laba diantaranya:
a. Pendekatan transaksi (transaction approach)
Laba berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian. Transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba rugi.
Metode pengukuran laba ini dikenal ini sebagai pendekatan
transaksi karena berfokus pada aktivitas yang berhubungan
dengan laba yang terjadi selama periode akuntansi. Pendekatan
ini memiliki beberapa kebaikan, yaitu:
- Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara.
Misalnya, atas dasar produk/konsumen;
- Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi;
- Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas
aktiva dan hutang yang ada pada akhir periode;
- Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi eksternal
untuk berbagai tujuan; dan
- Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan
yang satu dengan yang lainnya.
b. Pendekatan pemeliharaan modal (capital maintenance approach)
Menurut pendapat ini, laba suatu periode ditentukan berdasarkan
perubahan akuitas setelah disesuaikan dengan modal (misalnya
13

investasi oleh pemilik) atau distribusi modal (misalnya deviden).


Dengan demikian, laba dapat diukur dari selisih antara tingkat
kemakmuran pada akhir periode dengan tingkat kemakmuran
pada awal periode. Konsep pengukuran laba ini disebut dengan
konsep mempertahankan kapital/kemakmuran.
c. Pendekatan kinerja operasi berjalan (current operating
perfomanced approach)
Analisis tersebut berpendapat bahwa ukuran laba yang paling
berguna hanya untuk mencerminkan unsur pendapatan atau beban
yang biasa serta berulang. Pos-pos tidak akan mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dimasa depan.
Kebaikan dari pendekatan ini adalah:
- Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang
memerlukan jenis evaluasi dan prediksi yang berbeda
dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan
penjualan surat berharga yang ditujukan pada usaha
memperoleh capital gain;
- Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila
laba diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menjadi
tanggung jawab manajemen; dan
- Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya
perbedaan pola perilaku dari jenis kegiatan yang berbeda.
2. Pengakuan Laba
Pada umumnya pengakuan laba dari transaksi penjualan ada 2
(dua) cara, yaitu:
a. Metode laba diakui pada periode penjualan (accrual basic)
Jika metode ini digunakan maka penjualan diperlakukan sama
seperti penjualan biasa atautransaksi penjualan kredit. Laba
diakui pada saat terjadinya penjualan ditandai dengan timbulnya
piutang atau tagihan kepada pembeli. Ketentuan metode ini
adalah sebagai berikut:
14

- Laba diakui seluruh pada periode dimana penjualan


dilakukan;
- Pada tahun berikutnya, tidak diakui adanya laba tetapi
hanya mencatat penerimaan kasdan mengurangi piutang;
- Hasil penagihan (pembayaran) setelah tahun penjualan
dianggap sebagai pengambilan pokok piutang angsuran;
dan
- Apabila konsumen dibebani bunga maka pencatatan atas
bunga dilakukan denganmengakui pendapatan bunga.
b. Metode laba kotor diakui proporsional sesuai dengan penerimaan
kas (cash basic)
Pada metode ini, laba kotor diakui secara proporsional sebesar
persentase laba kotor dibandingkan dengan jumlah uang kas yang
diterima. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang
menerapkan penjualan angsuran dalam jangka waktu lebih dari
satu periode akuntansi. Ketentuan akuntansi pada metode laba
diakui proporsional dengan penerimaan kas adalah sebagai
berikut:
- Laba penjualan yang timbul pada saat transaksi dilakukan,
dimasukkan kedalam rekening “laba kotor belum
direalisasikan” atau LKBD.
- Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya laba kotor
direalisasi atau LKD = % LKBD × jumlah kas yang
diterima tahun yang bersangkutan (tidak termasuk bunga).
- % LKD dicatat dengan rumus:
harga jual−harga pokok
×100 %
harga jual
- LKD adalah pengakuan laba secara bertahap dari LKBD,
yang kemudian diakui sebagai laba periode yang
bersangkutan di laporan rugi-laba.
- Pendapatan bunga dicatat dan diakui tersendiri diluar LKD.
15

- LKBD yang belum disesuaikan menjadi LKD akan


disajikan di Neraca pada sisi pasiva di bawah kelompok
hutang.

3. Penyajian Laba
Laporan Laba Rugi atau income statements biasa disingkat dengan R/L
merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan perusahaan pada suatu periode
tertentu yang terdiri dari adanya ikhtisar pendapatan dan beban sehingga akan
menghasilkan laba atau rugi.

 Metode penyajian laporan Laba Bersih


Penerapan metode laporan laba rugi terdiri dari dua macam jenis, yaitu:
1. Cash Basis.
2. Accrual Basis.

Metode perhitungan laporan laba rugi Cash Basis datanya adalah berdasarkan jumlah
penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode tertentu, sedangkan metode
Accrual Basis datanya adalah berdasarkan pada data rangkuman dari seluruh
pendapatan dan beban pada suatu periode tertentu tanpa harus memperhitungkan
aliran dari kas masuk dan kas keluar.

Perhitungan laporan laba rugi menurut standarisasi dari laporan keuangan yang paling
tepat dan lebih akurat adalah dengan menggunakan metode accrual basis, karena
sistem pelaporan akan selalu menyajikan data yang sesungguhnya tentang seluruh
transaksi dari pendapatan dan beban pada waktu periode tertentu.
16

Keuntungan utama yang akan diperoleh menggunakan metode accrual basis adalah
para pemilik atau pimpinan perusahaan dapat memperoleh data yang lebih akurat
tentang jumlah kenaikan atau penurunan baik dari nilai pendapatan maupun beban
dan dapat mengevaluasi kinerja dari perusahaan apakah sudah benar memenuhi target
sesuai dengan standar budget atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Contoh Laporan Laba Rugi


17

Cat atan :
EBT
=

Earning Before Tax (Laba Sebelum Pajak).


EAT = Earning After Tax (Penghasilan Setelah Pajak).

 Metode penyajian laporan Laba Komprehensif

Comprehensive income atau laba komprehensif adalah perubahan yang terjadi


dalam ekuitas entitas selama satu periode yang diakibatkan oleh transaksi serta
peristiwa atau keadaan lainnya yang bukan bersumber dari pemilik.
Laba komprehensif ini meliputi semua perubahan dalam ekuitas di suatu periode,
namun tidak termasuk perubahan yang disebabkan oleh distribusi kepada pemilik
serta investasi pemilik.
18

Berdasarkan pengertian laba komprehensif di atas, maka bisa disimpulkan bahwa laba
komprehensif ini menggambarkan seluruh ukuran perubahan kekayaan bersih di suatu
perusahaan sepanjang periode.
Laba komprehensif terdiri dari laba bersih serta laba komprehensif lainnya.
Artinya, selain laba bersih, laba komprehensif juga meliputi pos-pos yang muncul
akibat perubahan pada kondisi pasar yang tidak berhubungan dengan operasi bisnis
perusahaan.
Pos-pos tersebut akan dilaporkan sebagai bagian dari laba komprehensif
lainnya karena mempunyai dampak terhadap nilai aset serta kewajiban yang
dilaporkan di dalam neraca. Menyesuaikan prinsip akuntansi yang ada, maka pos-pos
tersebut perlu disajikan secara terpisah dengan laba bersih.
Selain itu, laba komprehensif lainnya bisa timbul akibat:
1. Adanya penyesuaian atas pengukuran ulang mata uang asing.
2. Terdapat keuntungan maupun kerugian yang belum direalisasi atas sekuritas
yang tersedia guna dijual.
3. Terdapat keuntungan maupun kerugian yang ditangguhkan atas keuangan
derivatif.
19

Contoh Laba Komprehensif :


Secara umum, terdapat 3 cara penyajian laba komprehensif pada laporan laba rugi.
1. Laba komprehensif disajikan bersamaan dengan saldo laba bersih pada
laporan laba rugi. Namun, penyajiannya dilakukan setelah saldo laba bersih
disajikan.

2. Laba komprehensif disajikan terpisah dalam laporan laba komprehensif.


20

3. Laba komprehensif disajikan dalam laporan ekuitas pemegang saham.

Perbedaan Laba Bersih dan Laba Komprehensif

Pada dasarnya, laba bersih diartikan sebagai semua pendapatan yang dimiliki
perusahaan dikurangi jumlah semua pengeluaran pada periode tersebut. Apabila
pendapatan melebihi biaya, itulah yang disebut dengan laba bersih.
Sedangkan, laba komprehensif adalah gabungan dari laba bersih dengan laba
komprehensif lainnya. Maksud dari laba komprehensif lainnya, yaitu perubahan
ekuitas yang diakibatkan oleh aktivitas atau transaksi non-pemilik. Dalam hal ini,
laba bersih termasuk ke dalam laba komprehensif. Namun, laba komprehensif tidak
hanya terdiri dari laba bersih saja.
21

BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu
ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai
hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu,
laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan
biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.
Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual.
Di dalam FASB konsep income di dalam teori akuntansi tersebut disebut
dengan laba komprehensif. Karena secara umum, akuntansi menganut konsep
penandingan, konsep kos historis, dan asas akrual, maka laba akuntansi yang
sekarang dianut dimaknai sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan
yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.

3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini sangat minim dengan referensi buku.
Diharapkan untuk pembuatan makalah yang sejenis agar lebih memperbanyak
referensi buku. Sehingga akan memperpadat materi mengenai pengukuran,
pengakuan, dan penyajian laba
22

Daftar Pustaka

https://jumse09.blogspot.com/2016/05/konsep-laba.html
PENGERTIAN DAN METODE PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI (R/L) SERTA PENENTUAN
HARGA POKOK PENJUALAN/HPP – Konsultan manajemen bisnis, pemasaran &
supplier software (konsultanmanajemenautopilot.com)

Anda mungkin juga menyukai