Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENDAPATAN
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi)
Dosen Pengampu : Astari Dianty, S.E., M. Ak.

Disusun oleh :
1. Serly Yulistian 9882405219221019
2. Yeni Nuraeni 9882405220221009
3. Vallesa Archika Fany 9882405220221010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendapatan”. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang Pendapatan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Astari Dianty, S.E., M. Ak.
selaku dosen Mata Kuliah Teori Akuntansi, terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 10 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 3
2.2 Pengertian Pendapatan ............................................................................. 5
2.3 Karakteristik Pendapatan .......................................................................... 8
2.4 Pengakuan Pendapatan ............................................................................. 9
2.5 Pengukuran Pendapatan ......................................................................... 10
2.6 Pengungkapan Serta Penyajian Dari Pendapatan ................................... 11
2.7 Kebijakan Akuntansi Pendapatan ........................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 14
3.1 Definisi Pendapatan ................................................................................ 14
3.2 Sumber-Sumber Pendapatan .................................................................. 15
3.3 Karakteristik Pendapatan ........................................................................ 16
3.4 Pengakuan Pendapatan ........................................................................... 17
3.5 Pengungkapan Serta Penyajian Dari Pendapatan ................................... 21
3.6 Kebijakan Akuntansi Pendapatan ........................................................... 22
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 24
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendapatan merupakan masalah yang sangat penting karena pendapatan


adalah salah satyu alat ukur yang digunakan manajemen perusahaan dalam menilai
kinerja karyawan. Berhasil atau tidak kegiatan yang dijalankan perusahaan dilihat
dari tingkat pendapatan yang diperoleh, dan untuk membuat rencana kerja untuk
tahun yang akan datang dengan melihat hasil evaluasi dari tingkat pendapatan yang
diperoleh saat ini.
Pengakuan pendapatan merupakan saat dimana sebuah transaksi harus diakui
sebagai pendapatan bagi perusahaan. Tujuan utama dari pengakuan pendapatan
adalah untuk menentukan kapan suatu penghasilan akan diakui sebagai pendapatan.
Dalam hal ini, ada dua prinsip yang berlaku secara umum, yaitu cash basis dan
accrual basis. Apabila menggunakan prinsip cash basis, maka pendapatan diakui
pada saat kas diterima. Apabila menggunakan prinsip accrual basis, maka
pendapatan diakui pada saat terjadinya transaksi, walaupun secara fisik kas belum
diterima.

Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil atau capaian harus
diperoleh dengan upaya dan bukan sebaliknya capaian dulu baru capaian
menanggung upaya. Dalam akuntansi, pendapatan merepresentasi capaian dan
biaya merepresentasi upaya. Dengan demikian, konsep upaya dan hasil mempunyai
implikasi bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Artinya, hanya dengan biaya
pendapatan bisa tercipta dan bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.

Walaupun demikian, secara teknis akuntansi pendapatan biasanya diukur lebih


dahulu dan baru kemudian biaya yang diperkirakan mengasilkan pendapatan
tersebut diukur sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat. Oleh karena itu, dalam
statemen laba rugi pendapatan disajikan dahulu dan baru kemudian dikurangi
dengan biaya. Namun demikian tidak berarti pendapatan menanggung biaya. Biaya

1
2

bukan merupakan beban yang harus dihindari tetapi merupakan upaya yang sengaja
dilakukan dengan senang hati serta penuh kesadaran, semangat dan pengertian.

Pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh masyarakat baik


perseorangan maupun perusahaan dalam periode tertentu dalam satuan mata uang.
Menurut Keynes, pendapatan adalah perubahan yang dihasilkan dari adanya jumlah
produksi dan adanya perubahan kemampuan setiap unit faktor produksi tersebut
menghasilkan pendapatan (Rosyidi, 2009). Dalam bisnis, pendapatan dapat
dikatakan jumlah uang yang didapatkan oleh suatu perusahaan dari adanya aktivitas
yang dilakukannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah
jumlah penghasilan yang diperoleh seseorang dalam jangka waktu tertentu sebagai
balas jasa karena adanya faktor-faktor produksi (Helmalia; Afrinawati, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pendapatan?
2. Bagaimana pengukuran dari pendapatan?
3. Bagaimana pengakuan dari pendapatan?
4. Bagaimana pengungkapan dari pendapatan?
5. Bagaimana penyajian pendapatan ?

1.3 Tujuan Penelitian


1 Menjelaskan tentang pengertian dari pendapatan
2 Menjelaskan tentang pengukuran dari pendapatan
3 Menjelaskan tentang bagaimana pengakuan dari pendapatan
4 Menjelaskan tentang bagaimana pengungkapan dari pendapatan
5 Menjelaskan tentang bagaimana penyajian pendapatan

1.4 Manfaat Penelitian


2. Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian dari pendapatan.
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang pengukuran dari pendapatan.
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang pengakuan dari pendapatan.
5. Agar mahasiswa mengetahui tentang pengungkapan dari pendapatan.
6. Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana penyajian pendapatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan kenaikan nilai ekonomi


suatu entitas di masa yang akan datang yang berasal dari penyerahan barang atau
jasa dalam rangka kegiatan utama entitas (Suwardjono, 2020, hlm. 175).
Pendapatan adalah faktor penting dalam sebuah perusahaan karena menjadi tolak
ukur maju atau tidaknya sebuah perusahaan. Jika pendapatan semakin besar, maka
perusahaan tersebut tentu akan dinilai semakin maju. Begitupun sebaliknya.

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan
laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung mengenai istilah
pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan
dapat juga diartikan sebagai income, maka income dapat diartikan sebagai
penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan.

Pendapatan sangat berpengaruh bagi keseluruhan hidup perusahaan, semakin


besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
oleh perusahaan. Selain itu pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi
perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi maka, pendapatan adalah darah
kehidupan dari suatu perusahaan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha
atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang
yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah,
gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan adalah jumlah yang
dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual.3 Pendapatan

3
adalah aliran masuk aktiva atau pengurangan utang yang diperoleh dari hasil
penyerahan barang atau jasa kepada para pelanggan.

4
5

2.2 Pengertian Pendapatan

Standar Akuntansi Keuangan adalah pedoman umum dalam penyusunan


laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi mengenai masalah akuntansi
tertentu yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlaku dalam
lingkungan tertentu. Dalam memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangan
dan untuk memenuhi kebutuhan tanggungjawab pelaporan terhadap manajemen,
maka para akuntan menyiapkan seperangkat laporan keuangan multi guna. Dengan
adanya standar akuntansi, maka penyimpangan-penyimpangan dalam penyusunan
laporan keuangan perusahaan dapat dideteksi dan diperbaiki. Perusahaan
diwajibkan untuk menjadikan Standar Akuntansi Keuangan sebagai pedoman atau
dasar dalam menyusun laporan keuangannya. Dengan demikian, informasi
keuangan yang disajikan perusahaan menjadi lebih transparan dan dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Standar
Akuntansi Keuangan merupakan pedoman yang harus digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pemakai, dan
bukan hanya untuk manajemen perusahaan. Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa
yang fungsinya untuk menyediakan data kuantitatif, terutama dalam bentuk data
keuangan, yang setelah diolah dapat disajikan dalam bentuk informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan yang bersifat ekonomis. Salah satu
informasi yang dihasilkan oleh aktivitas akuntansi ini adalah informasi mengenai
pendapatan, yang dipakai dan diperlukan oleh berbagai pihak untuk kepentingan
masing-masing. Dalam proses akuntansi untuk penyajian laporan keuangan harus
mempedomani Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Istilah pendapatan dan penghasilan sering ditafsirkan dengan arti yang sama,
sebab dalam bahasa Indonesia belum terdapat keseragaman dalam pemakaian
kedua istilah tersebut. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, istilah
pendapatan, yang diterjemahkan dari kata revenue memiliki arti yang berbeda
dengan istilah penghasilan, yang diterjemahkan dari kata income. Dalam
kenyataannya, kedua istilah tersebut sering diterjemahkan dengan arti yang sama,
bahkan kedua istilah tersebut sering kali saling menggantikan. Hal ini tentu saja
6

dapat mengakibatkan kesalahan dalam menginterpretasikan informasi akuntansi


yang dihasilkan.

Menurut Suwardjono (2020) pendapatan adalah arus masuk atau penambahan


kenaikan nilai ekonomi suatu entitas di masa yang akan datang yang berasal dari
penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan utama entitas. Pendapatan
adalah faktor penting dalam sebuah perusahaan karena menjadi tolok ukur maju
atau tidaknya sebuah perusahaan. Jika pendapatan semakin besar, maka perusahaan
tersebut tentu akan dinilai semakin maju. Begitupun sebaliknya.

Pendapatan adalah faktor penting dalam sebuah perusahaan karena menjadi


tolok ukur maju atau tidaknya sebuah perusahaan. Jika pendapatan semakin besar,
maka perusahaan tersebut tentu akan dinilai semakin maju. Begitupun sebaliknya.
Dalam perbankan, pendapatan dibagi menjadi dua jenis yakni pendapatan
operasional dan pendapatan non operasional. Adapun perbedaan di antara keduanya
sebagai berikut:

 Pendapatan operasional
Pendapatan operasional adalah sebuah hasil yang diperoleh langsung dari
kegiatan operasional di suatu perusahaan. Pendapatan operasional ini dibagi
lagi menjadi dua klasifikasi antara lain:
 Pendapatan kotor, yakni pendapatan yang berasal dari nilai asli dan faktor
penjualan sebelum dikurangi dengan faktor return barang (pengembalian
barang) dan potongan penjualan.
 Pendapatan bersih, yakni pendapatan yang berasal dari hasil penjualan
suatu barang atau jasa setelah dikurangi oleh faktor return dan potongan
penjualan.
 Pendapatan non operasional
Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang secara otomatis
diterima tanpa adanya kegiatan penjualan. Pendapatan non operasional ini
dibagi lagi menjadi dua klasifikasi antara lain:
7

 Hasil sewa, yakni pendapatan dari hasil di mana diperoleh setelah


menyewakan suatu objek. Misal, menyewakan rumah (kontrakan) atau
mobil.
 Bunga, yakni pendapatan dari hasil yang diperoleh setelah meminjamkan
uang kepada pihak lain. misal, peminjaman 10 juta terdapat bunga 10%.

Ada beberapa sumber pendapatan yang dapat dimiliki oleh sebuah


perusahaan, seperti penjualan barang atau jasa, sewa, bunga, royalti, hibah, dan lain
sebagainya.

 Penjualan Barang atau Jasa


Penjualan barang atau jasa merupakan sumber pendapatan utama bagi banyak
perusahaan. Dalam bab ini, Suwardjono menjelaskan bahwa penjualan dapat
dilakukan secara tunai maupun kredit. Selain itu, ada juga beberapa faktor
yang mempengaruhi jumlah penjualan, seperti harga, kualitas produk atau
jasa, promosi, dan distribusi.
 Sewa
Sewa adalah sumber pendapatan yang diperoleh dari menyewakan aset milik
perusahaan kepada pihak lain. Aset yang dapat disewakan antara lain gedung,
mesin, kendaraan, dan lain sebagainya. Dalam bab ini, Suwardjono
menjelaskan bahwa sewa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti sewa
bulanan, tahunan, atau kontrak jangka panjang.
 Bunga dan Royalti
Bunga adalah sumber pendapatan yang diperoleh dari pinjaman yang
diberikan oleh perusahaan kepada pihak lain. Sedangkan royalti adalah
sumber pendapatan yang diperoleh dari hak cipta atau paten yang dimiliki
oleh perusahaan. Dalam bab ini, Suwardjono menjelaskan bahwa bunga dan
royalti merupakan sumber pendapatan pasif yang tidak memerlukan banyak
usaha dari perusahaan untuk menghasilkannya.
 Hibah dan Donasi
Hibah dan donasi adalah sumber pendapatan yang berasal dari pemberian
sumbangan oleh pihak lain kepada perusahaan. Biasanya, hibah dan donasi
8

diberikan oleh lembaga pemerintah atau organisasi nirlaba untuk mendukung


program-program sosial atau lingkungan. Dalam bab ini, Suwardjono
menjelaskan bahwa hibah dan donasi dapat menjadi sumber pendapatan yang
signifikan bagi perusahaan, terutama jika mereka memiliki program-program
CSR yang kuat.

Kesimpulan dalam bab ini, Suwardjono telah menjelaskan berbagai jenis


pendapatan yang bisa diperoleh oleh suatu perusahaan. Setiap jenis pendapatan
memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda-beda, sehingga perusahaan perlu
memilih sumber pendapatan yang paling cocok untuk strategi bisnis mereka.
Dengan memahami berbagai jenis pendapatan dan sumbernya, perusahaan dapat
mengoptimalkan penghasilan mereka dan meningkatkan kinerja keuangan mereka
secara keseluruhan.

2.3 Karakteristik Pendapatan


Dari definisi dan teori pendapatan menurut para ahli diatas, dapat diketahui
karakteristik yang membentuk pengertian pendapatan, yaitu :
 Aliran masuk atau kenaikan aset adalah jumlah aset baru yang diterima dari
konsumen, aliran dari dana konsumen, kenaikan laba ekonomi, laba penjualan
aset.
 Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang terus menerus
adalah pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari
hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama
perusahaan.
 Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban dimana suatu entitas
mengalami kenaikan aset sebelumnya, misalnya menerima pembayaran
dimuka dari pelanggan, pengiriman barang, atau pelaksanaan jasa akan
mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Jadi kenaikan aset,
pendapatan dapat diartikan sebagai penurunan kewajiban.
 Suatu entitas maksudnya adalah pendapatan didefinisi sebagai kenaikkan aset
bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikkan aset tersebut akhirnya
berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih. Produk perusahaan
9

maksudnya dimana aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai


pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri. Produk fisik yang dihasilkan
oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan.
 Produk merupakan pencapaian dari tiap kegiatan produktif. Pendapatan
merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan
aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan.
 Pertukaran produk, harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat
kedalam system pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah jika
jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak
independen. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa produk,
dimana pendapatan merupakan konsep yang bersifat generik dan mencakupi
semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.

2.4 Pengakuan Pendapatan

Pendapatan diakui dalam laporan keuangan saat terpenuhi dua kriteria


pengakuan, yaitu:
 Penerimaan kas atau setara kas telah terjadi atau dapat diukur dengan
andal; dan
 Terjadinya penyerahan barang atau jasa (Suwardjono, 2020, hlm. 185-
186).

Pengakuan pendapatan adalah proses pengakuan atau pencatatan pendapatan


di dalam laporan keuangan suatu entitas pada periode yang bersangkutan. Ada dua
kriteria pengakuan pendapatan, yaitu:

 Terjadinya penyerahan barang atau jasa


Penyerahan barang atau jasa mengacu pada saat suatu entitas telah
menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak yang
berkepentingan lainnya. Penyerahan tersebut dapat terjadi secara fisik atau
secara hukum. Saat terjadinya penyerahan barang atau jasa, entitas dianggap
telah memenuhi kewajiban dan berhak atas pembayaran.
 Penerimaan kas atau setara kas telah terjadi atau dapat diukur dengan andal.
10

Kriteria kedua adalah adanya penerimaan kas atau setara kas yang dapat
diukur dengan andal. Penerimaan kas atau setara kas dapat diukur dengan
andal jika entitas dapat mengidentifikasi jumlah dan tanggal penerimaannya
dengan jelas.

Kedua kriteria tersebut harus terpenuhi sebelum pendapatan diakui dalam


laporan keuangan. Pengakuan pendapatan harus dilakukan dengan hati-hati dan
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga pengakuan
tersebut dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya kepada
pengguna laporan keuangan.

2.5 Pengukuran Pendapatan

Pendapatan dapat diukur dengan dua metode, yaitu:


 Metode kas
Pendapatan diukur berdasarkan penerimaan kas atau setara kas yang
diterima pada periode yang bersangkutan.
 Metode akrual
Pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar pendapatan yang diperoleh
pada periode tersebut, tanpa memperhatikan penerimaan kas atau setara
kas yang diterima (Suwardjono, 2020, hlm. 191-192).

Pengukuran pendapatan adalah proses mengukur jumlah pendapatan yang


dihasilkan oleh suatu entitas pada periode tertentu. Terdapat dua metode
pengukuran pendapatan yang umum digunakan, yaitu:

 Metode kas
Pada metode kas, pendapatan diukur berdasarkan penerimaan kas atau setara
kas yang diterima pada periode yang bersangkutan. Dalam metode ini,
pendapatan diakui saat entitas menerima pembayaran dari pelanggan atau
pihak yang berkepentingan lainnya.
 Metode akrual
Pada metode akrual, pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar pendapatan
yang diperoleh pada periode tersebut, tanpa memperhatikan penerimaan kas
11

atau setara kas yang diterima. Dalam metode ini, pendapatan diakui saat
terjadi penyerahan barang atau jasa dan entitas dapat mengukur nilai wajar
pendapatan yang dihasilkan.

Kedua metode pengukuran pendapatan memiliki keuntungan dan kerugian


masing-masing. Metode kas memungkinkan entitas untuk mengukur pendapatan
secara akurat dan sederhana, namun metode ini tidak menghasilkan informasi
mengenai pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima pembayaran.
Sedangkan, metode akrual menghasilkan informasi yang lebih lengkap mengenai
pendapatan yang dihasilkan dalam periode tersebut, namun metode ini
membutuhkan perhitungan yang lebih kompleks dan memerlukan penilaian yang
lebih subjektif dalam mengukur nilai wajar pendapatan.

2.6 Pengungkapan Serta Penyajian Dari Pendapatan

Pengungkapan pendapatan merupakan salah satu komponen penting dalam


penyusunan laporan keuangan suatu entitas. Pengungkapan ini mencakup informasi
tentang sumber pendapatan, jumlah pendapatan, serta kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam mengakui dan mengukur pendapatan. Berikut adalah beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pengungkapan dan penyajian pendapatan dalam
laporan keuangan:

 Pengungkapan kebijakan akuntansi


Entitas harus mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
mengakui dan mengukur pendapatan. Hal ini termasuk pengungkapan
mengenai metode pengukuran pendapatan yang digunakan (metode kas atau
metode akrual) dan pengungkapan mengenai kriteria pengakuan pendapatan.
 Pengungkapan jumlah pendapatan
Entitas harus mengungkapkan jumlah pendapatan yang dihasilkan pada
periode tertentu. Jumlah pendapatan ini dapat dijelaskan secara rinci, seperti
pendapatan dari penjualan barang atau jasa, pendapatan bunga, dan
pendapatan lainnya.
 Pengungkapan sumber pendapatan
12

Entitas juga harus mengungkapkan sumber pendapatan yang diperoleh,


seperti pendapatan dari pelanggan, pendapatan dari kerja sama, atau
pendapatan dari investasi.
 Pengungkapan risiko dan ketidakpastian
Entitas harus mengungkapkan risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan
pendapatan yang dihasilkan. Hal ini termasuk risiko kredit, risiko persaingan,
dan risiko lain yang dapat mempengaruhi jumlah dan kelangsungan
pendapatan.

Dalam penyajian pendapatan dalam laporan keuangan, pendapatan dapat


disajikan secara terpisah atau digabungkan dengan komponen lainnya dalam
laporan keuangan, seperti laba rugi atau laporan arus kas. Penyajian pendapatan
harus sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan harus memberikan
informasi yang relevan, dapat diandalkan, serta mudah dipahami oleh pengguna
laporan keuangan.

2.7 Kebijakan Akuntansi Pendapatan

Kebijakan akuntansi pendapatan harus disajikan secara jelas dalam catatan


atas laporan keuangan dan harus mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku. Hal ini meliputi metode pengakuan dan pengukuran pendapatan yang
digunakan oleh entitas (Suwardjono, 2020, hlm. 193).

Kebijakan akuntansi pendapatan merupakan kebijakan yang digunakan oleh


entitas untuk mengakui dan mengukur pendapatan dalam laporan keuangannya.
Beberapa kebijakan akuntansi yang sering digunakan dalam mengakui pendapatan
antara lain sebagai berikut:

 Metode pengakuan pendapatan


Entitas dapat menggunakan metode pengakuan pendapatan berdasarkan
metode kas atau metode akrual. Metode kas mengakui pendapatan saat
diterima kas atau setara kas, sedangkan metode akrual mengakui pendapatan
saat terjadi penyerahan barang atau jasa.
 Kriteria pengakuan pendapatan
13

Entitas harus memenuhi kriteria pengakuan pendapatan yang ditetapkan oleh


standar akuntansi yang berlaku. Kriteria ini meliputi penyerahan barang atau
jasa, jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal, dan ada kemungkinan
entitas menerima manfaat ekonomi dari penyerahan barang atau jasa tersebut.
 Pengakuan pendapatan terkait proyek
Jika entitas terlibat dalam proyek konstruksi atau pengembangan software,
maka entitas dapat menggunakan metode pengakuan pendapatan berdasarkan
persentase penyelesaian. Metode ini mengakui pendapatan berdasarkan
persentase proyek yang telah diselesaikan pada periode tertentu.
 Pengakuan pendapatan terkait kontrak jangka panjang
Jika entitas memiliki kontrak jangka panjang, entitas harus mengikuti
kebijakan akuntansi yang tepat dalam mengakui pendapatan yang terkait
dengan kontrak tersebut. Beberapa metode yang dapat digunakan adalah
metode persentase penyelesaian, metode waktu rata-rata, atau metode
penyelesaian kontrak.

Kebijakan akuntansi pendapatan harus disesuaikan dengan jenis usaha dan


karakteristik entitas. Entitas harus memastikan bahwa kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam mengakui pendapatan telah memenuhi persyaratan standar
akuntansi yang berlaku dan memberikan informasi yang relevan dan andal dalam
laporan keuangannya
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Definisi Pendapatan

Standar Akuntansi Keuangan adalah pedoman umum dalam penyusunan


laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi mengenai masalah akuntansi
tertentu yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlaku dalam
lingkungan tertentu. Dalam memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangan
dan untuk memenuhi kebutuhan tanggungjawab pelaporan terhadap manajemen,
maka para akuntan menyiapkan seperangkat laporan keuangan multi guna. Dengan
adanya standar akuntansi, maka penyimpangan-penyimpangan dalam penyusunan
laporan keuangan perusahaan dapat dideteksi dan diperbaiki. Perusahaan
diwajibkan untuk menjadikan Standar Akuntansi Keuangan sebagai pedoman atau
dasar dalam menyusun laporan keuangannya. Dengan demikian, informasi
keuangan yang disajikan perusahaan menjadi lebih transparan dan dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Standar
Akuntansi Keuangan merupakan pedoman yang harus digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pemakai, dan
bukan hanya untuk manajemen perusahaan. Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa
yang fungsinya untuk menyediakan data kuantitatif, terutama dalam bentuk data
keuangan, yang setelah diolah dapat disajikan dalam bentuk informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan yang bersifat ekonomis. Salah satu
informasi yang dihasilkan oleh aktivitas akuntansi ini adalah informasi mengenai
pendapatan, yang dipakai dan diperlukan oleh berbagai pihak untuk kepentingan
masing-masing. Dalam proses akuntansi untuk penyajian laporan keuangan harus
mempedomani Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Istilah pendapatan dan penghasilan sering ditafsirkan dengan arti yang sama,
sebab dalam bahasa Indonesia belum terdapat keseragaman dalam pemakaian

14
15

kedua istilah tersebut. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, istilah
pendapatan, yang diterjemahkan dari kata revenue memiliki arti yang berbeda
dengan istilah penghasilan, yang diterjemahkan dari kata income. Dalam
kenyataannya, kedua istilah tersebut sering diterjemahkan dengan arti yang sama,
bahkan kedua istilah tersebut sering kali saling menggantikan. Hal ini tentu saja
dapat mengakibatkan kesalahan dalam menginterpretasikan informasi akuntansi
yang dihasilkan.

Menurut Suwardjono (2020) pendapatan adalah arus masuk atau penambahan


kenaikan nilai ekonomi suatu entitas di masa yang akan datang yang berasal dari
penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan utama entitas. Pendapatan
adalah faktor penting dalam sebuah perusahaan karena menjadi tolok ukur maju
atau tidaknya sebuah perusahaan. Jika pendapatan semakin besar, maka perusahaan
tersebut tentu akan dinilai semakin maju. Begitupun sebaliknya.

3.2 Sumber-Sumber Pendapatan

Standar Akuntansi Keuangan adalah pedoman umum dalam penyusunan


laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi mengenai masalah akuntansi
tertentu yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlaku dalam
lingkungan tertentu. Dalam memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangan
dan untuk memenuhi kebutuhan tanggungjawab pelaporan terhadap manajemen,
maka para akuntan menyiapkan seperangkat laporan keuangan multi guna. Dengan
adanya standar akuntansi, maka penyimpangan-penyimpangan dalam penyusunan
laporan keuangan perusahaan dapat dideteksi dan diperbaiki. Perusahaan
diwajibkan untuk menjadikan Standar Akuntansi Keuangan sebagai pedoman atau
dasar dalam menyusun laporan keuangannya. Dengan demikian, informasi
keuangan yang disajikan perusahaan menjadi lebih transparan dan dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Standar
Akuntansi Keuangan merupakan pedoman yang harus digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pemakai, dan
bukan hanya untuk manajemen perusahaan. Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa
yang fungsinya untuk menyediakan data kuantitatif, terutama dalam bentuk data
16

keuangan, yang setelah diolah dapat disajikan dalam bentuk informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan yang bersifat ekonomis. Salah satu
informasi yang dihasilkan oleh aktivitas akuntansi ini adalah informasi mengenai
pendapatan, yang dipakai dan diperlukan oleh berbagai pihak untuk kepentingan
masing-masing. Dalam proses akuntansi untuk penyajian laporan keuangan harus
mempedomani Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Istilah pendapatan dan penghasilan sering ditafsirkan dengan arti yang sama,
sebab dalam bahasa Indonesia belum terdapat keseragaman dalam pemakaian
kedua istilah tersebut. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, istilah
pendapatan, yang diterjemahkan dari kata revenue memiliki arti yang berbeda
dengan istilah penghasilan, yang diterjemahkan dari kata income. Dalam
kenyataannya, kedua istilah tersebut sering diterjemahkan dengan arti yang sama,
bahkan kedua istilah tersebut sering kali saling menggantikan. Hal ini tentu saja
dapat mengakibatkan kesalahan dalam menginterpretasikan informasi akuntansi
yang dihasilkan.

Menurut Suwardjono (2020) pendapatan adalah arus masuk atau penambahan


kenaikan nilai ekonomi suatu entitas di masa yang akan datang yang berasal dari
penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan utama entitas. Pendapatan
adalah faktor penting dalam sebuah perusahaan karena menjadi tolok ukur maju
atau tidaknya sebuah perusahaan. Jika pendapatan semakin besar, maka perusahaan
tersebut tentu akan dinilai semakin maju. Begitupun sebaliknya.

3.3 Karakteristik Pendapatan


Dari definisi dan teori pendapatan menurut para ahli diatas, dapat diketahui
karakteristik yang membentuk pengertian pendapatan, yaitu :
 Aliran masuk atau kenaikan aset adalah jumlah aset baru yang diterima dari
konsumen, aliran dari dana konsumen, kenaikan laba ekonomi, laba penjualan
aset.
 Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang terus menerus
adalah pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari
17

hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama
perusahaan.
 Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban dimana suatu entitas
mengalami kenaikan aset sebelumnya, misalnya menerima pembayaran
dimuka dari pelanggan, pengiriman barang, atau pelaksanaan jasa akan
mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Jadi kenaikan aset,
pendapatan dapat diartikan sebagai penurunan kewajiban.
 Suatu entitas maksudnya adalah pendapatan didefinisi sebagai kenaikkan aset
bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikkan aset tersebut akhirnya
berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih. Produk perusahaan
maksudnya dimana aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai
pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri. Produk fisik yang dihasilkan
oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan.
 Produk merupakan pencapaian dari tiap kegiatan produktif. Pendapatan
merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan
aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan.

Pertukaran produk, harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat


kedalam system pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah jika
jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak
independen. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa produk,
dimana pendapatan merupakan konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua
pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.

3.4 Pengakuan Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam penentuan laba
suatu perusahaan. Oleh sebab itu, metode pengakuan pendapatan yang tepat sangat
diperlukan untuk memperoleh suatu laporan laba rugi yang andal dan dapat
dipercaya. Berdasarkan prinsip konservatisme, pendapatan seharusnya diakui
apabila ada kepastian bahwa perusahaan akan memperoleh penghasilan. Dengan
kata lain, pendapatan dapat diakui segera setelah perusahaan telah melakukan apa
yang disepakati dalam suatu transaksi dengan nilai atau jumlah dari suatu transaksi
18

telah diakui secara pasti. Pengakuan pendapatan juga merupakan gambaran yang
jelas mengenai posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu entitas atau perusahaan.
Dalam hal ini, ada dua hal yang penting untuk diperhatikan, yaitu tentang penentuan
pengakuan pendapatan dan penentuan nilai atau jumlahnya.

Pengakuan pendapatan berarti adanya penerimaan nilai baru ke dalam aktiva


suatu perusahaan sebagai akibat dari transaksi yang terjadi. Pengakuan pendapatan
menggambarkan aliran kas masuk aktual atau yang diharapkan, baik yang telah
terjadi maupun yang akan terjadi dari suatu aktivitas utama entitas. Dengan
demikian, pengakuan pendapatan berkaitan dengan kapan suatu pendapatan dapat
diakui atau dicatatkan pada buku entitas. Dalam praktiknya, pengakuan pendapatan
ditandai dengan pencatatan pendapatan dalam proses akuntansi. Secara
konvensional, pencatatan tersebut dicatatkan ke dalam jurnal.

Pendekatan transaksi membutuhkan definisi yang jelas kapan unsur


penghasilan seharusnya diakui atau dicatat dalam laporan keuangan. Di bawah
prinsip-prinsip Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dari akumulasi,
pendapatan tidak hanya terjadi atau diakui ketika kas sudah diterima. Kerangka
konseptual mengidentifikasikan dua faktor yang seharusnya dipertimbangkan di
dalam memutuskan kapan pendapatan seharusnya diakui. Pendapatan (revenue)
pada umumnya diakui ketika:

Pendapatan diakui dalam laporan keuangan saat terpenuhi dua kriteria


pengakuan, yaitu:

 Penerimaan kas atau setara kas telah terjadi atau dapat diukur dengan andal;
 Terjadinya penyerahan barang atau jasa.

Pengakuan pendapatan adalah proses pengakuan atau pencatatan pendapatan


di dalam laporan keuangan suatu entitas pada periode yang bersangkutan. Ada dua
kriteria pengakuan pendapatan, yaitu:

 Terjadinya penyerahan barang atau jasa


19

Penyerahan barang atau jasa mengacu pada saat suatu entitas telah
menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak yang
berkepentingan lainnya. Penyerahan tersebut dapat terjadi secara fisik atau
secara hukum. Saat terjadinya penyerahan barang atau jasa, entitas dianggap
telah memenuhi kewajiban dan berhak atas pembayaran.
 Penerimaan kas atau setara kas telah terjadi atau dapat diukur dengan andal
Kriteria kedua adalah adanya penerimaan kas atau setara kas yang dapat
diukur dengan andal. Penerimaan kas atau setara kas dapat diukur dengan
andal jika entitas dapat mengidentifikasi jumlah dan tanggal penerimaannya
dengan jelas.

Kedua kriteria tersebut harus terpenuhi sebelum pendapatan diakui dalam


laporan keuangan. Pengakuan pendapatan harus dilakukan dengan hati-hati dan
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga pengakuan
tersebut dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya kepada
pengguna laporan keuangan.

3.1 Pengukuran Pendapatan

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai


pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang
isinya sebagai berikut: “Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang
dapat diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan
tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima
atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat
volume yang diperbolehkan perusahaan”. Pengukuran pendapatan adalah proses
mengukur jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh suatu entitas pada periode
tertentu. Terdapat dua metode pengukuran pendapatan yang umum digunakan,
yaitu:

 Metode kas
20

Pada metode kas, pendapatan diukur berdasarkan penerimaan kas atau setara
kas yang diterima pada periode yang bersangkutan. Dalam metode ini,
pendapatan diakui saat entitas menerima pembayaran dari pelanggan atau
pihak yang berkepentingan lainnya.
 Metode akrual
Pada metode akrual, pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar pendapatan
yang diperoleh pada periode tersebut, tanpa memperhatikan penerimaan kas
atau setara kas yang diterima. Dalam metode ini, pendapatan diakui saat
terjadi penyerahan barang atau jasa dan entitas dapat mengukur nilai wajar
pendapatan yang dihasilkan.

Kedua metode pengukuran pendapatan memiliki keuntungan dan kerugian


masing-masing. Metode kas memungkinkan entitas untuk mengukur pendapatan
secara akurat dan sederhana, namun metode ini tidak menghasilkan informasi
mengenai pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima pembayaran.
Sedangkan, metode akrual menghasilkan informasi yang lebih lengkap mengenai
pendapatan yang dihasilkan dalam periode tersebut, namun metode ini
membutuhkan perhitungan yang lebih kompleks dan memerlukan penilaian yang
lebih subjektif dalam mengukur nilai wajar pendapatan. Berikut ini ada berbagai
macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:

 Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi
pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi
dan penjualan benar-benar terjadi.
 Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa
mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
 Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
 Harga pasar
21

Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya


penjualan, dan biaya penyerahan produk.
 Harga kesepakatan
Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap
jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

3.5 Pengungkapan Serta Penyajian Dari Pendapatan

Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan
yang bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan diakui pada saat
realisasinya atau sepanjang tahap (siklus) operasi. Merupakan salah satu komponen
penting dalam penyusunan laporan keuangan suatu entitas. Pengungkapan ini
mencakup informasi tentang sumber pendapatan, jumlah pendapatan, serta
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam mengakui dan mengukur pendapatan.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengungkapan dan
penyajian pendapatan dalam laporan keuangan:

 Pengungkapan kebijakan akuntansi


Entitas harus mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
mengakui dan mengukur pendapatan. Hal ini termasuk pengungkapan
mengenai metode pengukuran pendapatan yang digunakan (metode kas atau
metode akrual) dan pengungkapan mengenai kriteria pengakuan pendapatan.
 Pengungkapan jumlah pendapatan
Entitas harus mengungkapkan jumlah pendapatan yang dihasilkan pada
periode tertentu. Jumlah pendapatan ini dapat dijelaskan secara rinci, seperti
pendapatan dari penjualan barang atau jasa, pendapatan bunga, dan
pendapatan lainnya.
 Pengungkapan sumber pendapatan
Entitas juga harus mengungkapkan sumber pendapatan yang diperoleh,
seperti pendapatan dari pelanggan, pendapatan dari kerja sama, atau
pendapatan dari investasi.
 Pengungkapan risiko dan ketidakpastian
22

Entitas harus mengungkapkan risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan


pendapatan yang dihasilkan. Hal ini termasuk risiko kredit, risiko persaingan,
dan risiko lain yang dapat mempengaruhi jumlah dan kelangsungan
pendapatan.

Dalam penyajian pendapatan dalam laporan keuangan, pendapatan dapat


disajikan secara terpisah atau digabungkan dengan komponen lainnya dalam
laporan keuangan, seperti laba rugi atau laporan arus kas. Penyajian pendapatan
harus sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan harus memberikan
informasi yang relevan, dapat diandalkan, serta mudah dipahami oleh pengguna
laporan keuangan.

3.6 Kebijakan Akuntansi Pendapatan

Kebijakan akuntansi pendapatan harus disajikan secara jelas dalam catatan


atas laporan keuangan dan harus mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku. Hal ini meliputi metode pengakuan dan pengukuran pendapatan yang
digunakan oleh entitas. Kebijakan akuntansi pendapatan merupakan kebijakan yang
digunakan oleh entitas untuk mengakui dan mengukur pendapatan dalam laporan
keuangannya. Beberapa kebijakan akuntansi yang sering digunakan dalam
mengakui pendapatan antara lain sebagai berikut:

 Metode pengakuan pendapatan


Entitas dapat menggunakan metode pengakuan pendapatan berdasarkan
metode kas atau metode akrual. Metode kas mengakui pendapatan saat
diterima kas atau setara kas, sedangkan metode akrual mengakui pendapatan
saat terjadi penyerahan barang atau jasa.
 Kriteria pengakuan pendapatan
Entitas harus memenuhi kriteria pengakuan pendapatan yang ditetapkan oleh
standar akuntansi yang berlaku. Kriteria ini meliputi penyerahan barang atau
jasa, jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal, dan ada kemungkinan
entitas menerima manfaat ekonomi dari penyerahan barang atau jasa tersebut.
 Pengakuan pendapatan terkait proyek
23

Jika entitas terlibat dalam proyek konstruksi atau pengembangan software,


maka entitas dapat menggunakan metode pengakuan pendapatan berdasarkan
persentase penyelesaian. Metode ini mengakui pendapatan berdasarkan
persentase proyek yang telah diselesaikan pada periode tertentu.
 Pengakuan pendapatan terkait kontrak jangka panjang
Jika entitas memiliki kontrak jangka panjang, entitas harus mengikuti
kebijakan akuntansi yang tepat dalam mengakui pendapatan yang terkait
dengan kontrak tersebut. Beberapa metode yang dapat digunakan adalah
metode persentase penyelesaian, metode waktu rata-rata, atau metode
penyelesaian kontrak.

Kebijakan akuntansi pendapatan harus disesuaikan dengan jenis usaha dan


karakteristik entitas. Entitas harus memastikan bahwa kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam mengakui pendapatan telah memenuhi persyaratan standar
akuntansi yang berlaku dan memberikan informasi yang relevan dan andal dalam
laporan keuangannya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Menurut Suwardjono (2020) pendapatan adalah arus masuk atau penambahan


kenaikan nilai ekonomi suatu entitas di masa yang akan datang yang berasal dari
penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan utama entitas. Pendapatan
adalah faktor penting dalam sebuah perusahaan karena menjadi tolok ukur maju
atau tidaknya sebuah perusahaan. Jika pendapatan semakin besar, maka perusahaan
tersebut tentu akan dinilai semakin maju. Begitupun sebaliknya.

Dari definisi dan teori pendapatan menurut para ahli diatas, dapat diketahui
karakteristik yang membentuk pengertian pendapatan, yaitu :
 Aliran masuk atau kenaikan aset adalah jumlah aset baru yang diterima dari
konsumen, aliran dari dana konsumen, kenaikan laba ekonomi, laba penjualan
aset.
 Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang terus menerus
adalah pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari
hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama
perusahaan.
 Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban dimana suatu entitas
mengalami kenaikan aset sebelumnya, misalnya menerima pembayaran
dimuka dari pelanggan, pengiriman barang, atau pelaksanaan jasa akan
mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Jadi kenaikan aset,
pendapatan dapat diartikan sebagai penurunan kewajiban.
 Suatu entitas maksudnya adalah pendapatan didefinisi sebagai kenaikkan aset
bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikkan aset tersebut akhirnya
berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih. Produk perusahaan
maksudnya dimana aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai
pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri. Produk fisik yang dihasilkan
oleh kegiatan usaha itulah yang merupakan pendapatan.

24
 Produk merupakan pencapaian dari tiap kegiatan produktif. Pendapatan
merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan
aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan.

Pertukaran produk, harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat


kedalam system pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah jika
jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak
independen. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa produk,
dimana pendapatan merupakan konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua
pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun

Pengakuan pendapatan adalah proses pengakuan atau pencatatan pendapatan


di dalam laporan keuangan suatu entitas pada periode yang bersangkutan. Ada dua
kriteria pengakuan pendapatan, yaitu:

 Terjadinya penyerahan barang atau jasa


Penyerahan barang atau jasa mengacu pada saat suatu entitas telah
menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak yang
berkepentingan lainnya. Penyerahan tersebut dapat terjadi secara fisik atau
secara hukum. Saat terjadinya penyerahan barang atau jasa, entitas dianggap
telah memenuhi kewajiban dan berhak atas pembayaran.
 Penerimaan kas atau setara kas telah terjadi atau dapat diukur dengan andal
Kriteria kedua adalah adanya penerimaan kas atau setara kas yang dapat
diukur dengan andal. Penerimaan kas atau setara kas dapat diukur dengan

25
26

andal jika entitas dapat mengidentifikasi jumlah dan tanggal penerimaannya


dengan jelas.

Pengukuran pendapatan adalah proses mengukur jumlah pendapatan yang


dihasilkan oleh suatu entitas pada periode tertentu. Terdapat dua metode
pengukuran pendapatan yang umum digunakan, yaitu:

 Metode kas
Pada metode kas, pendapatan diukur berdasarkan penerimaan kas atau setara
kas yang diterima pada periode yang bersangkutan. Dalam metode ini,
pendapatan diakui saat entitas menerima pembayaran dari pelanggan atau
pihak yang berkepentingan lainnya.
 Metode akrual
Pada metode akrual, pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar pendapatan
yang diperoleh pada periode tersebut, tanpa memperhatikan penerimaan kas
atau setara kas yang diterima. Dalam metode ini, pendapatan diakui saat
terjadi penyerahan barang atau jasa dan entitas dapat mengukur nilai wajar
pendapatan yang dihasilkan.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengungkapan dan
penyajian pendapatan dalam laporan keuangan:

 Pengungkapan kebijakan akuntansi


Entitas harus mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
mengakui dan mengukur pendapatan. Hal ini termasuk pengungkapan
mengenai metode pengukuran pendapatan yang digunakan (metode kas atau
metode akrual) dan pengungkapan mengenai kriteria pengakuan pendapatan.
 Pengungkapan jumlah pendapatan
Entitas harus mengungkapkan jumlah pendapatan yang dihasilkan pada
periode tertentu. Jumlah pendapatan ini dapat dijelaskan secara rinci, seperti
pendapatan dari penjualan barang atau jasa, pendapatan bunga, dan
pendapatan lainnya.
 Pengungkapan sumber pendapatan
27

Entitas juga harus mengungkapkan sumber pendapatan yang diperoleh,


seperti pendapatan dari pelanggan, pendapatan dari kerja sama, atau
pendapatan dari investasi.
 Pengungkapan risiko dan ketidakpastian
Entitas harus mengungkapkan risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan
pendapatan yang dihasilkan. Hal ini termasuk risiko kredit, risiko persaingan,
dan risiko lain yang dapat mempengaruhi jumlah dan kelangsungan
pendapatan.
28

DAFTAR PUSTAKA

https://www.idntimes.com/business/economy/yunisda-dwi-saputri/apa-itu-
pendapatan?page=all

https://www.google.com/search?q=ilustrasi+nilai+tambah+pendapatan+(pexels.co
m/Monstera)&rlz=1C1CHBD_enID1005ID1005&sxsrf=APwXEde8NUui_
s1o32Y_bonTSo2s2kaWFg:1683393003546&source=lnms&tbm=isch&sa=
X&ved=2ahUKEwiep_nPl-H-
AhUk8jgGHYcZCwkQ_AUoAXoECAEQAw&biw=1366&bih=635&dpr=
1

Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba


Empat, Jakarta.
M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Sinaja, Ester Junia. (2018). Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengakuan Pendapatan
Pada PT. Socfin Indonesia Medan. Universitas HKBP Nommensen, Medan
Suwardjono. (2020). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 7.
Yogyakarta: BPFE UGM.

Anda mungkin juga menyukai