Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN

PENDAPATAN, PENGHASILAN, DAN PENJUALAN

Dosen Pengampu : 1. Mediya Destalia, S.A.B., M.AB

2. Suroto, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

1. Anggi Seviani 2113031066


2. Mila Apriliana 2113031074
3. Monica Elma Agustina 2153031006
4. Noviliana Rahmawati 2113031064
5. Rajwa Wening 2113031004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas rahmat
dan inayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam
makalah ini, penulis membahas tentang Pendapatan, Penghasilan, Dan Penjualan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Perpajakan.


Dalam proses penyelesaian makalah ini, walaupun banyak kesulitan yang penulis
hadapi, namun berkat bimbingan, arahan, koreksi, dan saran, untuk itu rasa
terimakasih yang dalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan


makalah ini.
2. Ibu Mediya Destalia, S.A.B., M.AB dan bapak Suroto, S.Pd., M.Pd selaku
dosen mata kuliah yang telah memberi wawasan pada kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 3 Juni 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Manfaat Masalah ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1 Pengertian Pendapatan ............................................................................ 3
2.2 Pengakuan Pendapatan............................................................................ 3
2.3 Pengukuran Pendapatan .......................................................................... 4
2.4 Klasifikasi Pajak Atas Penghasilan ......................................................... 5
2.5 Penghasilan yang Termasuk Objek Pajak .............................................. 6
2.6 Penghasilan Bukan Objek Pajak ............................................................. 7
2.7 Pengertian Penjualan ............................................................................. 10
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan dan Volume Penjualan ............. 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
A. Kesimpulan ............................................................................................ 12
B. Saran....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 114-122), pendapatan
(income) berarti suatu penambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal. Ruang lingkup pendapatan ini diterapkan untuk sebagai berikut:
a. Penjualan barang (baik diproduksi maupun dibeli untuk dijual kembali).
b. Pemberian jasa.
c. Kontrak konstruksi.
d. Penggunaan aset oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, atau
dividen.

Nilai yang dipakai untuk mengukur pendapatan berkaitan dengan nilai/harga


yang disepakatidalam transaksi (nilai wajar). Nilai wajar tersebut tidak
termasuk pengurangan, seperti potongan perdagangan, potongan tunai atau
retur, pengurangan itu langsungdiperhitungkan langsung kepada pendapatan.

Menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), pengertian


penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP
yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Untuk
menentukan kapan penghasilan diterima/diperoleh, undang-undang perpajakan
menunjuk kepada metode pembukuan yang diselenggarakan oleh WP,
berdasarkan akrual atau kas basis. Pendekatan akrual mengakui penghasilan
pada saat diperoleh,sedangkan pendekatan kas mengakui penghasilan pada
saat diterima. Kedua metode tersebut, dalam hal tertentu menimbulkan
perbedaan waktu pengakuan penghasilan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendapatan ?
2. Bagaimana Pengakuan dari Pendapatan ?
3. Apa saja Pengukuran Pendapatan ?
4. Apa Klasifikasi pajak atas penghasilan ?
5. Apa saja penghasilan yang termasuk objek pajak?
6. Apa saja penghasilan bukan objek pajak?
7. Apa Pengertian Penjualan ?
8. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dan volume
penjualan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Pendapatan
2. Mengetahui Pengakuan dari Pendapatan
3. Mengetahui Pengukuran Pendapatan
4. Megetahui klasifikasi pajak atas penghasilan.
5. Mengetahui penghasilan yang termasuk objek pajak.
6. Mengetahui penghasilan bukan objek pajak
7. Mengetahui Pengertian Penjualan
8. Mengetahui . Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dan volume
penjualan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendapatan


Pendapatan adalah hasil dari kegiatan penjualan barang atau jasa di
sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Atau biaya yang dibebankan
kepada pelanggan atau konsumen atas harga barang atau jasa. Dalam kamus
besar bahasa indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya).
Sedangkan dalam dalam kamus manajemen pendapatan adalah uang yang
diterima oleh individu atas gaji, sewa, bunga, komisi, pengeluaran dan
keuntungan perusahaan danorganisasi lainnya.
Pendapatan adalah faktor terpenting atau memiliki dampak besar pada
seluruh siklus hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh
maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai biaya dan
kegiatan yang akan dilakukan perusahaan. Selain itu pendapatan juga akan
mempengaruhi laba rugi perusahaan dalam laporan laba rugi.
Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan

2.2 Pengakuan pendapatan


a) Pengakuan pendapatan menurut kerangka konseptual FASB Kerangka
konseptual fasb menunjukkan dua faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memutuskan kapan pendapatan dan keuntungan harus diakui
realisasi dan proses penghasilan.

Berikut adalah penjelasan dua faktor yang harusnya dipertimbangkan


dalam menentukan kapan Pendapatan seharusnya diakui , yaitu :

1. Telah direalisasi atau dapat direalisasi.


Pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika barang atau jasa
telah dipertukarkan dengan kas.
2. Telah dihasilkan atau telah terjadi

3
Pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi (earned)
apabila perusahaan telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan
untuk mendapatkan hak atas pendapatan tersebut.

b) Pengakuan pendapatan secara umum Kriteria pengakuan pendapatan


secara umum yang harus diketahui, antara lain:
1. Pengakuan ketika penjualan
Pendapatan diakui dalam kondisi langsung di mana terjadi proses
penerimaan pendapatan dan penerimaan barang atau jasa kepada
konsumen.
2. Pengakuan sebelum penyerahan
Kriteria pengakuan pendapatan ini berlangsung selama proses
produksi berjalan maupun setelah selesai produksi, contohnya
seperti sistem order dan purchase requisition dalam bidang
manufaktur dan retail.
3. Pengakuan setelah penyerahan
4. Pendapatan ini baru diakui setelah diterimanya uang pembayaran
sebagai hasil dari transaksi yang terjadi.
5. Pengakuan atas suatu transaksi khusus
Pengakuan pendapatan ini dapat dicontohkan seperti penjualan
waralaba atau franchise, serta barang konsinyasi.

2.3 Pengukuran pendapatan


Secara umum pengukuran pendapatan akan diakui secara:
1. Accounting
Pengakuan pendapatan secara accounting berarti bahwa pendapatan harus
dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara
proporsional dengan penyelesaian pekerjaan).
2. Critical event basis
Dalam metode ini yang diperhatikannya adalah kejadian-kejadian penting
dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis itu dapat berupa: pada

4
saat penjualan, pada saat selesainya proyek dan pada saat pembayaran
setelah dilakukan penjualan
3. The mathcing principle
Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukanpada priode
yang sama dengan priode pengakuan hasil. Pengukuran pendapatan
menurut ikatan akuntansi indonesia (IAI) psak no. 23 yaitu:
a. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau yang dapat diterima.
b. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau
pemakaian aktiva tersebut.
c. Imbalan berbentuk kas dan setara kas dan jumlah pendapatan
d. Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa
dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak
dianggap sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

2.4 Klasifikasi Pajak atas Penghasilan


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
(PPh) adalah peraturan perpajakan yang mengatur tentang pengenaan Pajak
Penghasilan kepada badan dan orang pribadi yang mulai berlaku sejak
tanggal 1 Januari 2009. Pajak penghasilan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008antara lain:
a. Pajak Penghasilan Orang Pribadi
b. Pajak Penghasilan Badan
c. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2)
d. Pajak Penghasilan Pasal 15
e. Pajak Penghasilan Pasal 21
f. Pajak Penghasilan Pasal 22
g. Pajak Penghasilan Pasal 23
h. Pajak Penghasilan Pasal 24
i. Pajak Penghasilan Pasal 25/29

5
2.5 Penghasilan yang Termasuk Objek Pajak
Menurut Pasal 4 ayat (1) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan
yang merupakan objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan
c. Laba usaha
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, termasuk:
1. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
2. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,
sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya
3. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama
dan dalam bentuk apa pun
4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak- pihak yang bersangkutan

6
5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh
hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau
permodalan dalam perusahaan pertambangan
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak
f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang
g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentuyang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
n. Premi asuransi
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak
q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan
s. Surplus Bank Indonesia.

2.6 Penghasilan Bukan Objek Pajak


Penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak, menurut pasal 4
ayat (3)UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 adalah sebagai berikut.

(3)Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:

7
a. (1) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. (2) Harta hibahan yang
diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat,
badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil,
yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan,sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan
b. Warisan
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau
sebagai pengganti penyertaan modal
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yangditerima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan
Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib
Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa
f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik
negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada
badan usaha yangdidirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia

8
dengan syarat: (1) dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan dan
(2) bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha
milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan
yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
dari jumlah modal yang disetor.
g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja
maupun pegawai
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif
j. Dihapus
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan
pasangan usaha tersebut:(1) merupakan perusahaan mikro, kecil,
menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha
yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, dan
(2) sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya,
yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu

9
paling lama 4(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan
n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

2.7 Pengertian Penjualan


Penjualan secara umum adalah kegiatan jual beli yang dijalankan oleh
dua belah pihak atau lebih dengan alat pembayaran yang sah. Penjualan ini
dapat dilakukan dengan berbagai metode,seperti penjualan langsung serta agen
penjualan.

Menurut (moekijat, 2011:488) definisi penjualan adalah suatu kegiatan


yang bertujuan untuk mencari pembeli, mempengaruhi serta memberikan
petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi
yang ditawarkan serta mengadakanperjanjian mengenai harga yang
menguntungkan untuk kedua belah pihak.

Menurut amin wijaya (2011: 92) penjualan adalah sebuah transaksi


pendapatan barang atau jasa yang dikirim pelanggan untuk imbalan kas suatu
kewajiban untuk membayar.

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Dan Volume Penjualan

Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa


faktor sebagai berikut:

1. Kondisi dan kemampuan penjual


Penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat
berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.
2. Kondisi pasar

10
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran
dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
3. Modal
Bentuk modal adalah uang atau barang yang digunakan untuk
menjalankan suatu usaha. Modal digunakan untuk menjalankan suatu
bisnis.
4. Kondisi organisasi perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh
bagian tersendiri
(bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang
penjualan.
5. Faktor lain
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian
hadiah, sering
mempengaruhi penjualan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain:

 Kualitas barang
Merupakan penarik para konsumen agar membeli produk yang ada
diperusahaan tersebut.
 Selera konsumen
Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat,
bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang kita perjualkan
berubah maka volume penjualan akan menurun.
 Servis terhadap pelanggan
Merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan
terhadap usaha dimanaTingkat persaingan semakin tajam.
 Persaingan menurunkan harga jual
Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan
keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya.

11
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Menurut Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)
adalah peraturan perpajakan yang mengatur tentang pengenaan Pajak
Penghasilan kepada badan dan orang pribadi yang mulai berlaku sejak
tanggal 1 Januari 2009. Pajak penghasilan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008antara lain pajak penghasilan orang pribadi, pajak
penghasilan badan, pajak penghasilan pasal 4 ayat (2), pajak penghasilan
pasal 15, pajak penghasilan pasal 21, pajak penghasilan pasal 22, pajak
penghasilan pasal 23, pajak penghasilan pasal 24, pajak penghasilan pasal
25/29, pajak penghasilan pasal 26
1.2 SARAN
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2016.Akuntansi Perpajakan, Edisi 3.


Jakarta:Salemba Empat.

Wibowopajak.com. (2020, 1 Februari). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008


TentangPajak Penghasilan (PPh). Diakses pada 1 Desember 2020, dari
https://www.wibowopajak.com/2012/02/undang-undang-nomor-36-
tahun-2008.html

Pajak.go.id. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Diakses pada 1 Desember


2020, dari https://www.pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-36-tahun-
2008

13

Anda mungkin juga menyukai